[indo-marxist] Pernyataan Sikap PRP: Krisis Global mengorbankan rakyat pekerja!!!
PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN RAKYAT PEKERJA Rakyat Pekerja dikorbanka untuk menyelamatkan diri kapitalis keluar dari krisis !!! Negara harus melindungi hak berpolitik rakyat pekerja !!! STOP PHK kepada rakyat pekerja !!! Salam rakyat pekerja, Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi krisis ekonomi yang disebabkan oleh para kapitalis di dunia. Untuk menyelamatkan dirinya, pemerintah Indonesia melalui para menterinya mengeluarkan SKB 4 Menteri yang berisikan kesepakatan untuk tidak memberlakukan satu standarisasi upah minimum di satu wilayaht tertentu (yang biasa dikenal dengan UMP/UMK), dengan kata lain Pemerintah melepaskan tanggung jawab dalam penentuan upah untuk kaum buruh Indonesia. KRISIS GLOBAL adalah alasan utama dari Pemerintah untuk melepaskan tanggung jawabnya ini. Kapitalis sedang mengalami krisis dan kita RAKYAT PEKERJA dijadikan tumbal untuk menutupi krisis kapitalisme. Agar para pengusaha Indonesia tidak bangkrut, maka harus ada penekanan terhadap biaya produksi, dan biaya produksi yang paling bisa di tekan serendah-rendahnya adalah upah buruh jika dibanding dengan menurunkan biaya bahan mentah, biaya perawatan mesin, biaya listrik, biaya BBM dan bahkan biaya siluman yang besarnya melebihi upah buruh. Bahkan kalau perlu dilakukanlah PHK massal untuk menyelamatkan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh para kapitalis. Yang jelas rakyat pekerja hanya dijadikan korban dari krisis global ini. Seluruh keputusan ekonomi politik yang dibuat selama ini (baik di Amerika maupun di Indonesia dan juga negara-negara kapitalis lainnya) yang sekarang ini mengakibatkan krisis, TIDAK DIBUAT OLEH KAUM BURUH melainkan oleh Segelintir Orang yang MERUPAKAN ANTEK KAUM PEMODAL. Untuk memperlancar agar rakyat pekerja tidak memiliki kapasitas untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada masa krisis ini, pemberangusan terhadap kebebasan rakyat pekerja untuk berpolitik dan berorganisasi pun dilakukan. Terakhir adalah upaya pembubaran Kongres Gabungan Serikat Buruh Nusantara (GSBN) SBA KASBI di Makassar oleh aparat TNI AU. Kongres GSBN yang tadinya akan dilaksanakan di Wisma Drigantara, sebuah penginapan yang dikelola TNI AU, tiba-tiba saja dibubarkan secara paksa oleh aparat TNI AU dibantu oleh Polisi Militer. Alasan pembubarannya pun dikarenakan ada ketakutan dari aparat TNI AU atau pemerintah terhadap pembicaraan buruh yang akan meluas kemana-mana. Artinya memang, pemerintah kapitalis saat ini mengupayakan agar rakyat pekerja tidak membicarakan sedikitpun mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa ini. Hal ini jelas merupakan pemberangusan hak-hak berpolitik rakyat pekerja oleh pemerintah kapitalis. Sebelumnya bahkan upaya penolakan rakyat pekerja terhadap berjalannya SKB 4 Menteri selalu saja dihadapi dengan represif. Penangkapan pun dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap Andik, salah satu kader PRP Surabaya ketika melaksanakan aksi penolakan SKB 4 Menteri di Surabaya. SKB 4 Menteri hanyalah “jembatan” bagi pemerintah kapitalis dan pengusaha untuk melancarkan PHK massal bagi buruh-buruhnya. Ancaman PHK oleh kapitalis jika SKB 4 Menteri tidak dijalankan, menjadi satu bukti kuat bahwa ini hanyalah merupakan akal-akalan pemilik modal dan pemerintah kapitalisme untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari krisis global yang menimpanya. Dan jalan yang dipakai oleh pemerintah kapitalis dan pemilik modal untuk menyelamatkan dirinya adalah dengan mengorbankan para rakyat pekerja. Maka dari itu seharusnya rakyat pekerja mulai menaikkan tuntutannya bukan hanya menolak SKB 4 Menteri dan menaikkan upah. Rakyat pekerja harus berani mengajukan tuntutan untuk mengelola perusahaan-perusahaan di bawah kontrol rakyat pekerja. Karena dengan cara inilah, rakyat pekerja juga akan mendapatkan jaminan tidak PHK oleh para pemilik modal. Dengan pengelolaan industri nasional yang dikontrol oleh rakyat pekerja, maka rakyat pekerja juga akan mengembangkan industria nasional tersebut menjadi kuat dan menjamin keberadaan buruh di industri tersebut. Maka darii tu, Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap: Memprotes keras pembubaran Kongres GSBN oleh aparat TNI AU dan Polisi Militer serta penangkapan terhadap kader PRP Surabaya. Hal ini merupakan upaya pemberangusan hak-hak berpolitik rakyat pekerja oleh pemerintah kapitalis.Menolak SKB 4 Menteri, karena ini hanyalah akal-akalan pemerintah kapitalis dan pemilik modal untuk melancarkan PHK massal. PHK massal ini merupakan upaya penyelamatan para pemilik modal dari krisis global. Menyerukan kepada seluruh rakyat pekerja untuk mengambilalih serta mengelola industri nasional di tangan rakyat pekerja.Sosialisme adalah jalan satu-satunya untuk keluar dari krisis global yang disebabkan oleh para kapitalis saat ini. Jakarta, 1 Desember 2008 Komite Pusat Perhimpunan Rakyat Pekerja Sekretaris Jenderal Irwansyah Komite Pusat Perhimpunan
[indo-marxist] Fw: [R-Mania] RE-SEARCH
--- On Sun, 11/30/08, audifax - [EMAIL PROTECTED] wrote: From: audifax - [EMAIL PROTECTED] Subject: [R-Mania] RE-SEARCH To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Sunday, November 30, 2008, 7:48 AM Judul buku : Re-Search: Sebuah Pengantar untuk Mencari-Ulang Metode Penelitian dalam Psikologi Penulis : Audifax Penerbit : Jalasutra Cetakan : I, Desember 2008 ISBN : 602-8252-07- 7 Jumlah Halaman : xxviii + 448 hlm; 15 x 21 cm Harga : Rp. 69.000,- RISET [Research] atau yang dikenal juga dengan penelitian adalah sebuah kegiatan ilmiah yang seringkali menyulitkan, terutama pada mahasiswa yang mengerjakan skripsi atau mata kuliah metodologi penelitian. Tak jarang mereka telah mampu menyelesaikan seluruh perkuliahan, namun gagal memeroleh gelar sarjana hanya karena tak mampu mengerjakan skripsi. Fakta itulah yang mendorong penulis untuk membuat semacam literatur yang dapat memberi kontribusi bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam penelitian. Literatur itulah yang kemudian terbit menjadi buku berjudul Re-Search: Sebuah pengantar untuk Mencari-Ulang Metode Penelitian dalam Psikologi Materi dalam buku ini sengaja disusun untuk memberi inspirasi pada kebuntuan yang mungkin terjadi dalam mengerjakan penelitian atau ketidaktahuan langkah apa yang mesti diambil ketika akan melakukan penelitian. Banyak kebuntuan, stagnasi, ketaktahuan yang dialami peneliti, terutama penelitian skripsi. Ini karena umumnya mereka belum memiliki wawasan akan alternatif-alternat if dalam sebuah penelitian. Di sinilah peran dari buku ini bagi penelitian-peneliti an yang Anda lakukan, yaitu memberi wawasan seluas-luasnya akan apa yang bisa dan mungkin dilakukan dalam sebuah penelitian. Daftar Isi Tentang Penulis Sebuah Pencarian, sebuah pertemuan Sebuah Pencarian Ulang Kata Pengantar oleh Deden Himawan, Dosen Psikologi Transpersonal dan Statistik di Bandung Membangun Paradigma Baru dalam Psikologi Pengantar BAGIAN I: PEMAHAMAN MENGENAI PENELITIAN 1. Apa itu Riset? Syarat sebuah riset 2. Bagaimana Menemukan Permasalahan Riset? Tujuan Riset 3. Paradigma Penelitian Paradigma sebagai konstruksi dalam pemikiran kita Positivist postpositivist Critical Theory Constructivism Positivis Kritikal Interpretivisme Fakta Sosial Perilaku Sosial Definisi Sosial 4. Teori, Berteori dan Riset Berteori Teori dan Riset Berteori dari suatu hasil Riset 5. Metodologi Apa itu variabel? Populasi Teknik Sampling Pemahaman seputar Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif Perdebatan seputar Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif Pertimbangan pemikiran di balik Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif Penggabungan Pendekatan Kuantitatif- Kualitatif 6. Data dan Analisisnya Data Teknik Pengambilan Data Focus Group Discussion Brainstorming Decoding Session Analisis Data Kuantitatif Analisis Data Kualitatif Pembahasan Data Kualitatif Pembahasan Data Kuantitatif 7. Kesimpulan Penelitian BAGIAN 2: ISU FILOSOFIS, KONSEP, PERDEBATAN DAN PELBAGAI TIPE/PENDEKATAN ANALISIS DALAM RISET 8. Polling Tahap-tahap polling Besar Sampel Akurasi hasil Polling Merumuskan Pertanyaan Pendekatan Statistik dalam Polling Menginterpretasi Data Kilasan Kelebihan-Kelemahan Polling 9. Riset Survey Penghitungan Statistik dalam Survey Desain Penelitian Survey Kilasan Kelebihan-Kelemahan Survey 10. Studi Kasus Kesahihan penelitian Desain dan Aplikasi Kilasan Kelebihan-Kelemahan Studi Kasus 11. Grounded Theory Pengkodean Terbuka (Open Coding) Pengkodean Aksial (Axial Coding) Pengkodean Selektif (Selective Coding) Kepekaan Teoritis Penggunaan Literatur Literatur Teknis Literatur Non-Teknis Kilasan Kelebihan-Kelemahan Grounded Theory 12. Action Research Prinsip Action Research Kapan Action Research bisa digunakan? Kilasan Kelebihan-Kelemahan
[indo-marxist] Manuver Politik Aktivis
Monday, 01 December 2008 Para aktivis kini menggemari politik.Dalam literatur politik Indonesia, masuknya aktivis ke dunia politik memang sudah lama berlangsung. Semenjak angkatan 1966 hingga angkatan 1998, tak sedikit aktivis yang telah menjadi politikus. Begitu juga para anggota DPR kini pun sesungguhnya mantan aktivis yang dibesarkan oleh Kelompok Cipayung (PMII, HMI, GMNI, PMKRI, GMKI) dan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus yang lahir tahun 1990-an. Tarik Ulur Wajah Aktivis Namun eksodus besar-besaran para aktivis ke dunia politik dalam Pemilu 2009 ini menjadi fenomena menarik untuk dicermati dari dua sudut pandang berbeda. Di satu sisi politik praktis bagi para aktivis adalah lawan yang musti dikontrol melalui kerja-kerja ekstraparlementer. Pilihan politik mereka adalah politik moral di mana mereka melakukan aktivitas mengontrol kebijakan yang hadir dari politik praktis. Telah menjadi common sense dalam kognisi mereka bahwa aksi-aksi sosial yang berbasis politik moral bertolak belakang dengan aksi struktural berbasis politik praktis. Karenanya, praksis politik yang dipraktikkan para politikus cenderung berlawanan dengan politik moral yang mereka mainkan. Demokrasi,bagi para aktivis,akan berjalan di tempat jika kontrol dari gerakan luar parlemen lemah.Gerakan oposisi tak harus berada di dalam struktur politik,melainkan harus eksis di tengah masyarakat secara kultural. Di sini, politikus dan aktivis ibarat minyak dan air yang meski pun samasama cair tak bisa disatukan. Meskipun sama-sama berpolitik, masingmasing seolah tak dapat diakurkan. Di sisi lain,mindset politik yang diperagakan para aktivis dalam pelbagai aktivitas kritik kebijakan menjadikan mereka terbiasa bergelut dan bergulat dengan wacana politik dan demokrasi.Kondisi ini mendidik mereka berposisi politis saat berhadapan dengan sistem kekuasaan.Kebiasaan berpolitik ala aktivis ini pada gilirannya akan menempa mereka menjadi politikus jalanan yang pada prinsipnya mempunyai corak serupa dengan politikus parpolsebagai sama- sama berpolitik. Senada dengan keyakinan bahwa dinamika aktivisme yang hadir dari rahim institusi kemahasiswaan merupakan miniatur sistem politik Indonesia. Di saat yang sama,seiring tingginya literasi politik dan khazanah demokrasi yang mereka miliki, kesadaran muncul bahwa berperan serta dalam menata demokrasi mutlak melalui parpol. Sisi pertama menghadirkan kelompok aktivis yang menolak bergabung dengan parpol. Bagi mereka,beberapa gelintir orang (aktivis) yang masuk dalam pusaran ketimpangan sistemik struktur politik akan terbawa arus menjadi pelaku-pelaku ketimpangan. Kelompok ini sering menyajikan fakta para aktivis 1966 yang awalnya sedemikian kritis dan menjadi motor gerakan saat berada di luar parlemen ternyata mengalami nasib serupa saat duduk di kursi parlemen. Idealisme akan terkikis oleh mentalitas korup kekuasaan.Karena itu,bagi kelompok ini, apa pun yang berbau partai politik hanya akan memburamkan orientasi perjuangan mereka. Dari sisi kedua muncul kelompok aktivis yang kompromis dengan politik praktis.Muncul pergeseran corak berpikir, dari alergi politik praktis menjadi harusberpolitik.Selain pemahaman tentang signifikansi parpol bagi demokrasi, masuknya kelompok ini ke dalam parpol distimulasi oleh makna perubahan. Perubahan yang telah digapai pada era 1998 dengan tumbangnya rezim Orde Baru hanyalah preambul yang mesti dilanjutkan dan dikawal.Dalam proses selanjutnya, transisi demokrasi pasca-1998 tak berjalan sesuai keinginan mereka.Hal itu karena tak ada kelompok aktivis yang mengawal perubahandidalamstrukturpolitik. Masuk ke dalam struktural politik praktis dan memerankan diri sebagai politikus menjadi semacam cara untuk mengubah dari dalam (inward changing),sebab perubahan yang diusahakan dari luar struktur (outward changing) tak pernah mampu menyentuh substansi perubahan itu sendiri. Mengubah dari Dalam Perbedaan cara pandang dan pilihan gerakan dua kelompok aktivis ini menunjukkan betapa sulit mencari format isu bersama (common issues) untuk diusung sebagai agenda mengawal reformasi. Menurut beberapa kalangan,keutuhan gerakan dan cara pandang saat menggulingkan rezim Orde Baru hanyalah romantisme masa lalu yang tak bisa diulang.Keutuhan itu mutlak dimotivasi oleh hadirnya musuh bersama (common enemy) sehingga potensi perbedaan cara pandang ini untuk sementara dapat diakurkan. Pasca-1998 perlahan terjadi proses degradasi. Mulailah muncul fragmen-fragmen gerakan yang tak hanya berbeda, tetapi bahkan bertolak belakang. Seiring dengan itu,muncul stigma bahwa gelombang aktivisme kini hanyalah kaki tangan para pihak berkepentingan. Tak adanya common issuesdan common enemy lantas memunculkan opsi lain,yaitu mengubah stagnasi dan ketimpangan dengan memerankan diri sebagai pemain, bukan pengamat ataupun pengkritik.Opsi ini mesti diperhatikan oleh para aktornya. Pertama, meneguhkan orientasi perjuangan politik. Sebagaimana argumentasi mereka saat masuk ke parpol,