RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik Agus Safudi - HRD
Assalamu'alaikum wr. wb.

-Original Message-
From: Pitho [mailto:[EMAIL PROTECTED]
yup, saya agak sepakat dengan pendapat saudara AFR. Dan jangan salah salah,
Primagama sekarang lebih cenderung mengarah ke bisnis daripada pendidikan,
kenapa saya katakan seperti itu, karena bimbel di primagama termasuk mahal,
jadi saudara-saudara kita yang  tidak mampu merupakan hal mustahil utk ikut
bimbingan disana.

Mas Pitho, kalo urusan mahal mah, bukan cuman yang konvensional, yang 
berlabelkan
Islam juga banyak yang mahal, lha wong masuk salah satu TK berlabel Islam 
bayarnya
ada yang lebih dari 2 juta, bahkan ada yang sampe 4,5 juta, itu TK. Tapi mungkin
mereka punya alasan tersendiri kenapa harus pasang tarif sedemikian rupa (khusus
Primagama , bukan saya belain lho, wong saya gak ada kaitannya...)
Makanya orang Islam itu harus mampu, mampu usaha sendiri, mampu bantuin 
sodaranya
yang belum mampu, ngono lho mas..

- Original Message -
From: AFR [EMAIL PROTECTED]
 artikel spt ini bisa cukup bagus mensemangati org
 setidaknya agr hidup ini jgn putus asa dgn kekurangan
 thd yg lain walau sbenarya kekurangan itu bukanlah
 kekurangan scr hakiki, tapi kurang mesyukuri ni'mat
 Allah SWT.

Betul mas setuju saya, La in syakartum, la aziy danakum, wa la in kafartum inna
adzabiy la syadiid (QS Ibrahim : 7)

 bg si mata satu (dajjal?), yaitu org yg melihat dgn
 cara sepihak, hanya akan mengatakan sukses sesiapa dgn
 usahanya tapi mereka tak peduli dgn usahanya itu baik
 atw buruk.

Disitulah bedanya antara Islam dan Kafir (non-Islam), kalo
non-Islam hanya profit oriented semata, sementara dalam
Islam kaidah La dhororo wa la dhiroro, harus dipenuhi.

 contoh,
 pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat,
 kalau diwawancarai bisa juga merendah hati bahwa dulu
 dirinya begitu gigih lakukan ini-itu hingga skrg
 'sukses'. tapi ya sukses yg begitu arah.

Kalo menurut saya mah pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat
yang disebut antum itu gak pantes dibilang pengusaha, sama halnya seperti
WTS dibilang Pekerja SK, sementara definisi kerja atawa usaha dalam
Islam itu apa?.


 maaf,
 ini bukan hendak membiaskan tujuan artikel itu
 disampaikan, tapi dgn tulus ingin lbh mengajak pd
 temans Muslim agr jgn turut terbawa menilai ssorg itu
 sukses semata dari materinya saja, tapi perhatikan
 juga usaha apa  bgmana meraihnya.

Saya maafin mas Fahru(hehehe...) sama mas, saya juga cuman sekedar
menggugah, mengajak, kalo non-Muslim bisa kenapa Muslim gak bisa.
Dan saya yakin sodara-sodara di isnet sudah paham bahwa Islam bukan
cuman orientasi pada materi semata, tapi juga bukan menafikan materi,
itulah yang pernah saya tulis kaidah Input Process Output itu mesti
nyambung/berkaitan

Berkaitan dengan rangsangan dari luar, saya fikir kita ini terbagi
menjadi 3 bagian:
1. Menolak (bereaksi)begitu ada aksi dari luar, dengan beriring nya waktu
lambat laun baru bisa menerima.
2. Menerima (menelan) bulat-bulat, setelah tahu mudharat baru nyesel.
3. Diam saja tanpa reaksi, sambil diam dia berfikir, obsevasi, analisa
kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan dengan hal tsb.

Nah, kita ini yang mana??

Wassalamu'alaikum wr. wb.

a.s.







 salam,
 Fahru
 --- Agus Safudi - HRD [EMAIL PROTECTED] wrote:


 
  Thursday, 03 February 2005
 
 
 
  Berikut ini dipaparkan beberapa kutipan Purdi E
  Chandra, pendiri Primagama dan Entrepreneur
  University yang menjadi pembicara utama dalam
  seminar yang mengangkat tema gila, maka setiap
  ungkapan yang dikemukakan Purdi terasa gila dan
  membuat peserta tertawa.
 
 
 
 http://www.purdiechandra.com/images/stories/purdiphoto09.jpg
  Saya masuk kuliah di empat universitas tapi tidak
  selesaikan kuliah. Tapi saya juga heran kenapa bisa
  dirikan Primagama, sebuah lembaga bimbingan belajar
  terbesar di Indonesia yang cabangnya sampai ratusan.
 
  Padahal saya tidak terlalu pintar-pintar amat.
  Makanya saya berpikir kalau kita terlalu pintar
  menyebabkan terlalu banyak pertimbangan, yang
  akhirnya tak ada sama sekali yang bisa dikerjakan.
  Makanya mungkin alangkah baiknya anak kita jangan
  terlalu pintar (hadirin tertawa). Anak saya yang di
  SMP ranking 11 langsung minta mobil. Ini sudah luar
  biasa dibandingkan sebelumnya yang ranking 20-an.
  Dia juga mau jadi pengusaha. Lihat saja banyak orang
  pintar tapi tidak mau kerja.
 
 
  Untuk mau menjadi pengusaha jangan terlalu banyak
  pertimbangan. Laksanakan saja niat itu dan tunggu
  hasilnya. Coba lihat pakar akuntansi tidak mau
  berusaha karena apa. Yah itu tadi karena mereka
  belum berusaha sudah takut jadi pengusaha, karena
  mereka sudah mempelajari dulu hitung-hitungan
  menjadi pengusaha yang mengerikan makanya mereka
  takut sebelum berusaha.
 
  Lalu kenapa orang mau jadi pengusaha. Saya kira Jaya
  Setiabudi sudah memaparkan banyak tadi. Yah jadi
  pengusaha itu misalnya gini, saya merasa tiap hari
  kerjanya apa. Paling kalau ada yang mau
  ditandatangani baru muncul. Makanya yang perlu
  diketahui calon pengusaha 

RE: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram?

2005-08-14 Terurut Topik Hermanto
Assalaamu'alaikum wr wb.

A Nizami,
Judulnya sangat menarik,
tetapi membacanya sangat membingungkan.
mana yg pendapat A Nizami, dan mana pendapat ustadz (ustadz siapa?) yg lain.
Saya saran saja,
bagaimana kalau dipecah-pecah emailnya shg membacanya jadi enak.

Wassalaamu'alaikum wr wb.
HM.


-Original Message-
From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 12, 2005 6:20 PM
To: is-lam
Subject: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram?


Assalamu'alaikum wr wb,

Baru-baru ini MUI berfatwa bahwa kepiting adalah
halal. Sesungguhnya, halal-haramnya kepiting sangat
kontroversial di kalangan ulama.

Imam Syafi'ie dan Imam Hanafie mengharamkannya dengan
alasan hidup di dua alam dan termasuk binatang kotor.

Sementara Imam Maliki dan Imam Hambali
menghalalkannya. Imam Maliki berpendapat binatang yang
kotor/menjijikan seperti kodok, serangga, boleh
dimakan selama tidak ada ayat Al Qur'an dan Hadits
yang melarangnya secara jelas.

MUI menghalalkannya karena menurut pendapat Dr.
Sulistiono (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
IPB) kepiting hanya bisa hidup di air saja. Atau bukan
makhluk yang hidup di dua alam.

Saya pribadi condong kepada pendapat yang menyatakan
bahwa kepiting itu haram. Alasannya sebagai berikut:

Pertama, masalah halal-haramnya kepiting
kontroversial. Sebagian menyatakan haram, sebagian
halal. Jumlahnya nyaris berimbang. Ini jelas
mutasyabihat. Dan meninggalkan hal yang mutasyabihat
(remang-remang) adalah ciri orang yang beriman:

Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah
jelas; dan di antara keduanya ada hal-hal yang
musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halas
haramnya), kebanyakan manusia tidak mengetahui
hukumnya. Barang siapa hati-hati dari perkara syubhat
sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga
dirinya... (HR. Muslim). 

Kedua, pendapat yang menyatakan kepiting adalah
binatang laut, oleh karenanya halal karena semua
binatang laut adalah halal kurang tepat. Alasannya,
sebagaimana yang tercantum dalam fatwa MUI:

Pada dasarnya hukum tentang sesuatu adalah boleh
sampai ada dalil yang mengharamkannya

Nah tidak semua binatang laut halal. Umumnya yang
dinyatakan halal itu adalah ikan laut. 
Hadis Nabi : Laut itu suci airnya dan halal
bangkai (ikan)-nya (HR. Khat-iisa11)

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda,Memakan hewan yang punya taring (buas)
adalah haram. 

Begitu juga kalajengking yang berbisa dan beracun,
bukan termasuk jenis yang halal dimakan. Contohnya
lainnya adalah lipan, ular berbisa, lebah dan
sejenisnya. Termasuk apa yang dihasilkan dari hewan
itu bila beracun. 

Dalilnya adalah firman Allah SWT : 
Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. 

Namun Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah menjelaskan bahwa
keharaman hewan yang beracun ini terbatas kepada
mereka yang memang bisa keracunan atau memberi
mudharat. 

Dari penjelasan di atas, tentu hewan laut yang beracun
seperti Fugu atau bisa membahayakan manusia misalnya
hiu yang bisa mematikan nelayan yang menangkapnya bisa
haram hukumnya.

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang
telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat
Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.  [
An Nahl:114]

Allah meminta kita bukan cuma memakan makanan yang
halal, tapi juga baik. Tidak kotor/menjijikan atau
membahayakan manusia.

Selain itu, pendapat MUI yang menghalalkan kepiting
hanya karena tidak hidup di dua alam pun masih tanda
tanya. Pertama nara sumbernya tidak yakin semua
kepiting hanya hidup di satu alam. Nah jika orang yang
dianggap ahli saja masih ragu-ragu, bagaimana mungkin
orang awam bisa membedakan kepiting mana yang hidup di
satu alam dan di dua alam?

Berikut kutipan dari Republika:

Sepanjang pengetahuan dan literatur yang ada, kata
Sulistiono, kepiting tidak bernafas dengan paru-paru.
Dengan demikian kepiting tidak bisa hidup tanpa adanya
air/kelembaban. Namun dengan sifat hati-hati Dr Ir
Sulistio menyarankan agar dalam menetapkan fatwa
kepiting tidak dilakukan secara keseluruhan, mengingat
banyaknya spesies kepiting di seluruh dunia. 

Sulistiono sendiri secara jujur mengakui tidak semua
kepiting dikategorikan halal. Untuk itu komisi fatwa
menetapkan fatwa mengenai empat kepiting yang disebut
Sulistiono. Sedangkan kepiting jenis lain masih
menunggu pemaparan lain dari Sulistiono. 
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5id=99897kat_id=1
05kat_id1=147kat_id2=218

===

Menurut pengamatan saya sendiri, kepiting dapat hidup
beberapa jam di darat, sebab kebetulan ketika ke
pantai saya sering melihat kepiting merayap di pantai
yang yang kering.

Satu artikel menunjukkan kepiting bisa hidup di dua
tempat:
==
CRAB A LIL' ATTITUDE
By Marsha Pardee
Although terrestrial, the land crabs are nevertheless
coastal in distribution, for the females must return
to the sea to release their spawn. To be able to live
on land, the crab's gills have had to become more like
lungs. Land crab gills occupy cavities that have

RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik AFR

menanggapi ini

 Berkaitan dengan rangsangan dari luar, saya fikir
 kita ini terbagi
 menjadi 3 bagian:
 1. Menolak (bereaksi)begitu ada aksi dari luar,
 dengan beriring nya waktu
 lambat laun baru bisa menerima.

pilihan buat kaum ortodoks yg beku pemahamannya thd
Islam.

 2. Menerima (menelan) bulat-bulat, setelah tahu
 mudharat baru nyesel.

na 'udzubullahi min dzalik.

 3. Diam DULU tanpa reaksi, sambil diam dia berfikir,
 obsevasi, analisa kemudian memutuskan apa yang harus

 dilakukan dengan hal tsb.

ini muslim yg cerdik. mereka sama2 manusia spt kaum
muslim, dmkian sbliknya. bedanya mereka tak/kurang
peduli ada kehidupan sesudah mati.


 Nah, kita ini yang mana??

mari berjeli-ria ngadepi sepak terjang di kehidupan
dunya. sebab di akhirat tak ada lagi usaha yg diakui
nilainya kecuali nerima ganjaran dr amalan skrng.




salam,
Fahru




Start your day with Yahoo! - make it your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs 
 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] Jadi PengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik AFR

--- Agus Safudi - HRD [EMAIL PROTECTED] wrote:
  contoh,
  pengusaha judi/germo/bar elite di kampung2 barat,
  kalau diwawancarai bisa juga merendah hati bahwa
 dulu
  dirinya begitu gigih lakukan ini-itu hingga skrg
  'sukses'. tapi ya sukses yg begitu arah.
 
 Kalo menurut saya mah pengusaha judi/germo/bar
 elite di kampung2 barat
 yang disebut antum itu gak pantes dibilang
 pengusaha, sama halnya seperti
 WTS dibilang Pekerja SK, sementara definisi kerja
 atawa usaha dalam
 Islam itu apa?.
 

saya mah nggak ngelihat beda pengusaha jujur/curang,
toh sama-sama berusaha utk sesuatu dgn caranya
sendiri. yg jadi concern saya itu kalo diwawancarai,
sikap rendah hati  kegigihannya itu bisa jadi alat
penipu betapa kemunkaran itu bisa nampak baik kalau
disampaikan dgn kerendah-hatian juga.

PSK juga dpt dgn lirih demi makan, yg dgn resah 
desahnya knapa berdagang pelayanan. akhirnyalah ada
org ma'lum brgkali. atw lalu ikut membeli? hahahaha
...
 
byk org sukses yg 'ngawur' berfatwa. dulu Sukarno
pernah 'debat' dgn M. Nasir ttg nyuci najis pake sbun
saja cukup, sementara syari'at dgn 7 kali dgn tanah.

gimana juga jgn pernah terlena dgn ucapan/nasehat org
besar/dibesarkan oleh media kecuali nasehatnya tak
salahi aturan agama, sekalipun mereka org kafir! 

mungkin sikap yg cukup fair bersikap pd agr tak
tertanam benci?


salam,
Fahru

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] FW: [Klub Pengembangan Kepribadian] JadiPengusahaTakHarus Pintar

2005-08-14 Terurut Topik Agus Safudi - HRD

-Original Message-
From: AFR [mailto:[EMAIL PROTECTED]
saya mah nggak ngelihat beda pengusaha jujur/curang,
toh sama-sama berusaha utk sesuatu dgn caranya
sendiri. yg jadi concern saya itu kalo diwawancarai,
sikap rendah hati  kegigihannya itu bisa jadi alat
penipu betapa kemunkaran itu bisa nampak baik kalau
disampaikan dgn kerendah-hatian juga.

Itulah pentingnya umat Islam itu tahu 'kemasan', karena
isi itu kan terbungkus rapat oleh kemasannya, kalo kemasannya
syar'i, insya Alloh isinya juga syar'i.

PSK juga dpt dgn lirih demi makan, yg dgn resah 
desahnya knapa berdagang pelayanan. akhirnyalah ada
org ma'lum brgkali. atw lalu ikut membeli? hahahaha
...
 
H.. gitu ya mas, padahal kata bang napi kalo diqiyaskan,
Maksiat itu bukan cuman sekedar niat, tapi adanya kesempatan
untuk melakukannya, nah yang begituan itukan merupakan
fasilitas yang memungkinkan agar kesempatan itu terlaksana,
hehehe..

byk org sukses yg 'ngawur' berfatwa. dulu Sukarno
pernah 'debat' dgn M. Nasir ttg nyuci najis pake sbun
saja cukup, sementara syari'at dgn 7 kali dgn tanah.

Beliau-beliau ini memang sangat 'disayangkan pemahaman
Islamnya'.

gimana juga jgn pernah terlena dgn ucapan/nasehat org
besar/dibesarkan oleh media kecuali nasehatnya tak
salahi aturan agama, sekalipun mereka org kafir! 

Betul mas, kalopun tidak ada dalam nash, tapi hal itu
demi kemaslahatan ummat dan TIDAK BERTENTANGAN dengan
SYARI'AT, makna-makna yang muncul tidak bertentangan
dengan nash-nash yang ada why not??

Wassalamu'alaikum wr. wb.

a.s.

NB: Diskusi nya jadi ngelantur kemana-mana yah, gak sesuai
lagi dengan judul, apa disudahi saja??

___
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram?

2005-08-14 Terurut Topik A Nizami
wa'alaikum salam wr wb,

betul saya bukan ahli fiqih (bisa benar, bisa salah).
di sini saya sekedar sharing dari informasi yang saya
dapat.
MUI menghalalkan kepiting dgn alasan binatang tsb
tidak hidup di dua alam dari keterangan seorang ahli.

sementara saya sebagai orang awam sering melihat
kepiting bergerak gesit di pantai selama berjam2 (jadi
saya menganggap kepiting hidup di 2 alam). saya juga
melihat kepiting2 tsb berenang kembali ke arah laut.
Selain itu ayat Al Qur'an yang menganjurkan
meninggalkan hal yang mutasyabihat membuat saya
meninggalkan apa yang diharamkan oleh sebagian ulama
(seperti imam Syafi'e dan imam Hanafi yang
mengharamkannya)

untuk yang lain, informasi/artikel lain terdapat
setelah ucapan wassalam. dan terkadang saya copy
paste kutipan tsb di bagian tulisan saya (maaf,
soalnya buru2)

wassalam

--- muazjunaidi [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Sayangnya pak nizami tidak dikenal ahli fiqh.  Jadi
 ketetapan hukum baru
 berlaku untuk diri sendiri.
 
 Bagi saya, untuk diri saya makan durian haram,
 karena banyak mudharatnya. he
 he
 
 
 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of
 A Nizami
 Sent: 12 Agustus 2005 18:20
 To: is-lam
 Subject: [is-lam] Kepiting: Halal atau Haram?
 
 
 Assalamu'alaikum wr wb,
 
 Baru-baru ini MUI berfatwa bahwa kepiting adalah
 halal. Sesungguhnya, halal-haramnya kepiting sangat
 kontroversial di kalangan ulama.
 
 Imam Syafi'ie dan Imam Hanafie mengharamkannya
 dengan
 alasan hidup di dua alam dan termasuk binatang
 kotor.
 
 Sementara Imam Maliki dan Imam Hambali
 menghalalkannya. Imam Maliki berpendapat binatang
 yang
 kotor/menjijikan seperti kodok, serangga, boleh
 dimakan selama tidak ada ayat Al Qur'an dan Hadits
 yang melarangnya secara jelas.
 
 MUI menghalalkannya karena menurut pendapat Dr.
 Sulistiono (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu
 Kelautan
 IPB) kepiting hanya bisa hidup di air saja. Atau
 bukan
 makhluk yang hidup di dua alam.
 
 Saya pribadi condong kepada pendapat yang menyatakan
 bahwa kepiting itu haram. Alasannya sebagai berikut:
 
 Pertama, masalah halal-haramnya kepiting
 kontroversial. Sebagian menyatakan haram, sebagian
 halal. Jumlahnya nyaris berimbang. Ini jelas
 mutasyabihat. Dan meninggalkan hal yang mutasyabihat
 (remang-remang) adalah ciri orang yang beriman:
 
 Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah
 jelas; dan di antara keduanya ada hal-hal yang
 musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halas
 haramnya), kebanyakan manusia tidak mengetahui
 hukumnya. Barang siapa hati-hati dari perkara
 syubhat
 sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga
 dirinya... (HR. Muslim).
 
 Kedua, pendapat yang menyatakan kepiting adalah
 binatang laut, oleh karenanya halal karena semua
 binatang laut adalah halal kurang tepat. Alasannya,
 sebagaimana yang tercantum dalam fatwa MUI:
 
 Pada dasarnya hukum tentang sesuatu adalah boleh
 sampai ada dalil yang mengharamkannya
 
 Nah tidak semua binatang laut halal. Umumnya yang
 dinyatakan halal itu adalah ikan laut.
 Hadis Nabi : Laut itu suci airnya dan halal
 bangkai (ikan)-nya (HR. Khat-iisa11)
 
 Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :
 
 Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
 bersabda,Memakan hewan yang punya taring (buas)
 adalah haram.
 
 Begitu juga kalajengking yang berbisa dan beracun,
 bukan termasuk jenis yang halal dimakan. Contohnya
 lainnya adalah lipan, ular berbisa, lebah dan
 sejenisnya. Termasuk apa yang dihasilkan dari hewan
 itu bila beracun.
 
 Dalilnya adalah firman Allah SWT :
 Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri.
 
 Namun Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah menjelaskan
 bahwa
 keharaman hewan yang beracun ini terbatas kepada
 mereka yang memang bisa keracunan atau memberi
 mudharat.
 
 Dari penjelasan di atas, tentu hewan laut yang
 beracun
 seperti Fugu atau bisa membahayakan manusia misalnya
 hiu yang bisa mematikan nelayan yang menangkapnya
 bisa
 haram hukumnya.
 
 Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang
 telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
 nikmat
 Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. 
 [
 An Nahl:114]
 
 Allah meminta kita bukan cuma memakan makanan yang
 halal, tapi juga baik. Tidak kotor/menjijikan atau
 membahayakan manusia.
 
 Selain itu, pendapat MUI yang menghalalkan kepiting
 hanya karena tidak hidup di dua alam pun masih tanda
 tanya. Pertama nara sumbernya tidak yakin semua
 kepiting hanya hidup di satu alam. Nah jika orang
 yang
 dianggap ahli saja masih ragu-ragu, bagaimana
 mungkin
 orang awam bisa membedakan kepiting mana yang hidup
 di
 satu alam dan di dua alam?
 
 Berikut kutipan dari Republika:
 
 Sepanjang pengetahuan dan literatur yang ada, kata
 Sulistiono, kepiting tidak bernafas dengan
 paru-paru.
 Dengan demikian kepiting tidak bisa hidup tanpa
 adanya
 air/kelembaban. Namun dengan sifat hati-hati Dr Ir
 Sulistio menyarankan agar dalam menetapkan fatwa
 kepiting tidak dilakukan secara keseluruhan,
 mengingat
 banyaknya spesies kepiting di