RE: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAG....Re: SINAR dan CAHAYA......

2005-09-14 Terurut Topik si Nung
On 14 Sep 2005, at 8:47, Hermanto wrote:

 Ass. Pa' Soedardjo,
 
 Bapak menulis sbb:
 TERJEMAHAN DEPAG
 Inti permasalahan yang saya hadapi adalah, apakah terjemahan
 Al Qur'an dari Departemen Agama perlu dikoreksi lagi?.
 Apakah ada terjemahan Al Qur'an  dari Depag revisi terakhir
 yang on-line?
 
 Hermanto:
 Oleh karena itulah dibutuhkannya tafsir.
 Karena tarjamah adalah mereka-reka arti sebuah ayat secara
 singkat. Tarjamah Al Quran pake bahasa apapun akan banyak
 mengalami pembiasan makna. Jika akan detail, maka diperlukan
 tafsir.  Bahkan orang Arab sendiri (yg nota bene sebahasa dg
 Al Quran) masih memerlukan tafsir. Tetapi tafsir juga sangat
 subjectif, sehingga makin beragam tafsir yg dibaca, insya
 Allah makin luas wawasan kita terhadap ayat tersebut.
 
 Ayat Al Quran itu bisa dipandang dari sudut mana saja.
 Indah sekali memang.
 

ini sepertinya analog pendapatnya pak quraish shihab :)
beliau mengibaratkan bagai kilauan cahaya yang 
dipantulkan oleh sang intan
cmiiw

sekalian numpang nanya untuk pak soedardjo, pak 
hermanto, juga kawan-kawan yang lain :)

semasa rasululllah saw,
bagaimana kondisi penulisan ayat-ayat al qur'an,
1. apakah pada saat itu sudah dikenal tanda-tanda waqaf 
(pemberhentian dll) juga titik-titik pada huruf tertentu ?

2. bayangin saja ada headline di koran yang bertuliskan :)
saya suka kamu suka sekali

apa pengaruhnya (terhadap persepsi yg timbul)
 bila headline tersebut di-edit dulu semisal :)
a. saya suka kamu, suk sekali
b. saya suka, kamu suka sekali

demikian,

tia

sinung



 Wass.
 Hermanto.
 
 
 -Original Message-
 From: SOEDARDJO [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, September 14, 2005 6:04 AM
 To: Milis is-lam
 Subject: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAGRe: SINAR dan
 CAHAYA..
 
 
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAG....Re: SINAR dan CAHAYA......

2005-09-14 Terurut Topik IPD Wiska Susetio



Alhamdulillah,

Mbak Tia siNung,

 1. Setahu saya tanda-tanda harokah dan tasydid, serta pemberhentian seperti
 huruf lam-alif kecil, huruf tho kecil, dsb itu inovasi baru pasca Rosulullah
 sholallaahu 'alaihi wa sallam untuk memudahkan orang-orang non Arab dalam
 mempelajari Qur'an.

 2. Transfer bacaan Qur'an juga dilakukan secara audio melalui para syaikh
 hafizh. Dengan transfer secara audio, maka tempat pemberhentian, panjang
 pendek, intonasi dsb bisa ikut tertransfer. Memang ada sedikit perbedaan
 bacaan, namun yang masyur ada tujuh yang disebut Qiroatus sab'ah. Meskipun ada
 perbedaan arti tapi secara konteks mengerucut (konvergen) ke satu makna terkait
 tidak menyimpang jauh sehingga tidak berhubungan (divergen). Selain itu juga
 dilakukan standarisasi bacaan untuk menjaga dari penyimpangan yang divergen.
 Contoh perbedaan bacaan, disurah Al Fatihah : ada yang membaca Maaliki
 yaumiddin (maa panjang) dan ada pula yang membaca maliki yaumiddin (ma pendek),
 sedang artinya masih berkisar pada penguasa, raja.

 Wallahu 'alam,

 = Wizh =




Please respond to Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org

To:   Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org
cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv)

Subject:  RE: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAGRe: SINAR dan CAHAYA..





sekalian numpang nanya untuk pak soedardjo, pak
hermanto, juga kawan-kawan yang lain :)

semasa rasululllah saw,
bagaimana kondisi penulisan ayat-ayat al qur'an,
1. apakah pada saat itu sudah dikenal tanda-tanda waqaf
(pemberhentian dll) juga titik-titik pada huruf tertentu ?

2. bayangin saja ada headline di koran yang bertuliskan :)
saya suka kamu suka sekali

apa pengaruhnya (terhadap persepsi yg timbul)
 bila headline tersebut di-edit dulu semisal :)
a. saya suka kamu, suk sekali
b. saya suka, kamu suka sekali

demikian,

tia

sinung



___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


RE: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAG....Re: SINAR dan CAHAYA......

2005-09-13 Terurut Topik Hermanto
Ass. Pa' Soedardjo,

Bapak menulis sbb:
TERJEMAHAN DEPAG
Inti permasalahan yang saya hadapi adalah, apakah terjemahan Al Qur'an
dari Departemen Agama perlu dikoreksi lagi?. Apakah ada terjemahan Al
Qur'an  dari Depag revisi terakhir yang on-line?

Hermanto:
Oleh karena itulah dibutuhkannya tafsir.
Karena tarjamah adalah mereka-reka arti sebuah ayat secara singkat.
Tarjamah Al Quran pake bahasa apapun akan banyak mengalami pembiasan makna.
Jika akan detail, maka diperlukan tafsir.  Bahkan orang Arab sendiri (yg
nota bene
sebahasa dg Al Quran) masih memerlukan tafsir.
Tetapi tafsir juga sangat subjectif, sehingga makin beragam tafsir yg
dibaca,
insya Allah makin luas wawasan kita terhadap ayat tersebut.

Ayat Al Quran itu bisa dipandang dari sudut mana saja.
Indah sekali memang.

Wass.
Hermanto.


-Original Message-
From: SOEDARDJO [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 14, 2005 6:04 AM
To: Milis is-lam
Subject: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAGRe: SINAR dan CAHAYA..


Assalamu'alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh,

Terima kasih atas penjelasan bapak WIZH
Ada sebagian yang benar dari yang dikemukakan oleh Bapak WIZH.

Kata teman saya, kata kunci SINAR, itu adalah SUMBER (Ray,photon) dan
sebagainya. CAHAYA (beam,light) adalah bagian SINAR YANG TAMPAK dengan
KASAT MATA, atau bantuan alat, prisma dan sebagainya.

Tapi lebih jelasnya, untuk mengetahui apa itu SINAR atau CAHAYA, dapat di
klik di http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya

Apakah ayat ini perintah dari Alloh, agar nabi Muhammad mengatakan kepada
mereka (kaum musyrikin?), agar jangan menyembah selain Alloh, dan
memberitahukan bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Alloh yang menyampaikan
ancaman dan khabar gembira dari Alloh?

Maaf, sebagian teman saya masih ribed dengan terjemahan dari DEPAG tersebut.
Terima kasih atas pencerahannya.
wassalam soedardjo

dst (deleted)
___
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam


Re: [is-lam] Surat HUD 2 DEPAG....Re: SINAR dan CAHAYA......

2005-09-13 Terurut Topik IPD Wiska Susetio



Wa'alaikum salam warohmatullaahi wa barokaatuh.

Alhamdulillah,

Pak Soedarjo ysh.,

Wah kalau tidak puas soal terjemahan sih barangkali lebih baik langsung belajar
bahasa Arab dan tafsir Qur'an. Bagaimanapun proses penterjemahan itu mengandung
unsur pendekatan, sebab belum tentu setiap kata dalam Qur'an (bahasa Arab)
memiliki padanan yang pas dalam bahasa lainnya. Pun bila dianalisa dari tata
bahasanya sangat mungkin ada rahasia-rahasia yang hilang pada terjemahannya.
Alhamdulillah umat Islam dikaruniai mushhaf dalam bahasa aslinya sehingga tidak
perlu ribed dengan melesetnya makna karena penterjemahan seperti dialami
rekan-rekan Nashrani.

Saya pribadi berhusnuzhon bahwa tim penterjemah Depag telah berupaya sekuat
tenaga dengan mempertimbangkan tafsir-tafsir yang mu'tabar. Kalau dibandingkan
dengan diri pribadi yang disuruh menterjemahkan bisa jadi galatnya jauh lebih
banyak selain kemampuan bahasa Arabnya juga masih belepotan.

Kalau mengenai ayat QS. Hud : 2, lafazh arabnya kalau ditransliterasikan adalah
sbb :

An laa ta'buduu illa-Allah innii lakum minhu nadziirun wa basyiirun

Analisa (mudah-mudahan bukan utak atik gathuk)  :

An Laa : agar tidak

ta'buduu : kamu (jamak) menyembah. Berarti yang disuruh tidak boleh menyembah
ialah semua yang bisa membaca Qur'an (disambungkan dengan ayat sebelumnya),
artinya tidak hanya orang musyrik atau kaumnya Nabi Muhammad sholallaahu 'alaihi
wa sallam pada saat itu saja.

illa-Allah : kecuali Allah

innii : sesungguhnya aku. Siapakah *aku* disini ? Kemungkinannya bisa Allah Azza
wa Jalla, Nabi Muhammad sholallaahu 'alaihi wa sallam, atau oknum lain. Karena
masih pertanyaan, berarti mesti dilihat analisa selanjutnya.

lakum : bagimu (jamak). Kalau disambungkan dengan *ta'buduu* diatas berarti sang
*aku* tadi adalah buat semua yang bisa membaca Qur'an. Berarti tidak mungkin
sang *aku* tadi oknum lain selain Muhammad sholallaahu 'alaihi wa sallam, sebab
manusia yang mungkin dikhususkan untuk yang membaca Qur'an tadi hanyalah Nabi
Muhammad.

minhu : darinya (atauNya). Berarti tidak mungkin sang *aku* itu Allah Azza wa
Jalla, sebab Allah Dzat Al Awwal yang Qodim tidak memerlukan asal. Berarti
pilihannya tinggal Nabi Muhammad sholallaahu 'alaihi wa sallam sebagai sang
*aku* pada kata *innii* di atas. Kemudian ada pertanyaan juga, *nya* disini
merujuk kepada Allah Azza wa Jalla atau kepada Qur'an (ayat pertama) ? Rasanya
yang paling tepat adalah merujuk kepada Allah Azza wa Jalla sebab Qur'an tidak
bisa menghasilkan manusia. Allah lah yang menciptakan manusia.

Berarti lafazh *inni lakum minhu* barangkali lebih pas diterjemahkan
*sesungguhnya aku (Muhammad) adalah buatmu (manusia) dari Allah*

Kalimat ini dilengkapi dengan keterangan nadziirun (pemberi peringatan) wa
basyiirun (pemberi kabar gembira). Apakah nadziirun dan basyiirun di sini
merujuk kepada peringatannya dan kabar gembiranya ataukah pemberi peringatan dan
kabar gembira ? Bisa dilihat di dalam ayat-ayat yang lain (metode tafsir bil
ma'tsur), seperti Al Baqoroh : 119, Al Maidah : 19, Al A'rof : 188, bahwa
istilah nadziirun dan basyiirun merujuk kepada jabatan yang disandang rosulullah
sholallaahu 'alaihi wa sallam.

Sehingga rasanya cocok-cocok saja terjemahan Depag : *agar kamu tidak menyembah
selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah
pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,*

Semoga sebagian teman bapak tidak ribed lagi.

Wallaahu 'alam,

I Putu Dwi Wiska Susetio




Please respond to [EMAIL PROTECTED]; Please respond to Milis is-lam
  is-lam@milis.isnet.org

To:   Milis is-lam is-lam@milis.isnet.org
cc:(bcc: IPD Wiska Susetio/QA/domino_srv)

Subject:  [is-lam] Surat HUD 2 DEPAGRe: SINAR dan CAHAYA..



Assalamu'alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh,


TERJEMAHAN DEPAG
Inti permasalahan yang saya hadapi adalah, apakah terjemahan Al Qur'an
dari Departemen Agama perlu dikoreksi lagi?. Apakah ada terjemahan Al
Qur'an  dari Depag revisi terakhir yang on-line?

Coba kita perhatikan untuk Surat HUD ayat 2
(http://www.geocities.com/CapeCanaveral/3304/html/adzd5zfs.htm)

(11:2)

agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah
pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,

Dari terjemahan tersebut, siapakah AKU? apakah Nabi Muhammad?. apakah Alloh?

Siapa yang berkata atau berfirman pada ayat tersebut?.

Apakah pengertiannya bahwa Alloh berfirman, agar Nabi Muhammad bersabda
kepada kaumnya bahwa Nabi Muhammad tersebut pemberi peringatan dan pembawa
khabar gembira kepada kaumnya yang berasal dari Alloh (artinya peringatan
dan khabar gembira tersebut berasal dari Alloh SWT).

Apakah ayat ini perintah dari Alloh, agar nabi Muhammad mengatakan kepada
mereka (kaum musyrikin?), agar jangan menyembah selain Alloh, dan
memberitahukan bahwa Nabi Muhammad adalah Utusan Alloh yang menyampaikan
ancaman dan khabar gembira dari Alloh?

Maaf, sebagian teman saya masih ribed dengan terjemahan dari DEPAG tersebut.
Terima kasih