sampai-sampai rapat kegiatan WILIS di Masjid Arroyyan tidak maksimal dari
peserta (undangan) pengurus dan panitia khususnya.
info : kegiatan WILIS diundur menjadi tgl 20-21 Agustus 2006 (mudah-mudahan
tidak bentrok dengan kegiatan Porseni).
- Original Message -
From: A. Yahya Sjarifuddin [EMAIL PROTECTED]
To: jamaah@arroyyan.com
Sent: Tuesday, July 04, 2006 10:37 AM
Subject: [Ar-Royyan-4477] [Fwd: [taqlim-cbn] pernah ngebayangin ??]
Original Message
Subject: [taqlim-cbn] pernah ngebayangin ??
Date: Sun, 2 Jul 2006 21:11:26 +0700
From: Untung R [EMAIL PROTECTED]
hanya pertanyaan ringan...
'pernah ngebayangin ?? '
jangan sampai, hebohnya event piala dunia, melenakan kita
akan saudara2 kita yang ada dibelahan bumi lainnya. di yogya,
di sinjai, dan terutama di palestina. mereka yang sedang berjuang,
berjuang untuk dapat tetap hidup
jadi 'pernah ngebayangin??' klo kejadian di bawah ini terjadi
di keluarga kita ?? terjadi pada anak2 kita, terjadi pada keponakan kita?
pada sepupu kita, atau..pada...anggota keluarga kita yang lainnya.
bagaimana rasanya kehilangan anggota keluarga terdekat kita melalui
kezaliman yang dilakukan oleh mereka yang menyukai islam ini menjadi
jaya, dan mereka membenci ummat islam.
klo udah 'ngebayangin', yuk kita bantu saudara2 kita di palestina, yang
saat ini sedang mengalami kezaliman yang luar biasa dari sebuah institusi
negara teroris, yaitu israel dan dibantu oleh amerika serikat. terserah
mau bantu make apa, doa, dana... atau yg lainnya. yang penting..
tunjukkan, jika kita peduli...dan bersimpati terhadap mereka...
agar kelak, kepedulian kita ini dapat menjadi salah satu amalan kebaikan,
dan penambah pahala buat kita untuk kehidupan di akhirat kelak, di
pengadilan
yang diselenggarakan oleh ALLAH SWT
===
laporan dana untuk palestina yang berhasil terkumpul dari komunitas
taqlim-cbn
pada bulan juni yang lalu sebesar Rp 520.000,00. disalurkan melalui KISPA
terima kasih untuk para donatur.
insya ALLAH, ALLAH akan membalas dengan yang lebih baik lagi dari yang
telah
diinfakkan.
breaking news*
Pagi Hari 28 Juni, Kisah Seorang Anak Perempuan Ghaza
Jumat, 30 Jun 06 15:24 WIB
Kirim teman
Rawi kebingungan berlari ke semua sudut ruangan. Ia berusaha mencari
kelompok anak-anak seusianya yang berhamburan lari karena mendengar
dentuman ledakan berulangkali terdengar sangat memekakkan telinga.
Tembakan tank, misil dan granat yang dilontarkan Israel dalam operasi
“Hujan di Musim Semi” di Ghaza, membuat anak-anak tidak tahu apa yang
harus mereka lakukan.
Rawi, adalah seorang anak perempuan yang usianya belum sampai 6 tahun.
Ia tidak lebih baik dari puluhan anak-anak yang disergap kengerian
luar biasa oleh dentuman ledakan, hingga tangan-tangan kecilnya harus
menutup telinganya setiap kali terdengar dentuman bom diiringi getaran
tempat kaki mereka berdiri. Kegemparan yang terjadi pada pagi hari
itu, membuat Rawi terjatuh dan berusaha bangun lalu terjatuh lagi. Ia
lalu berjalan lama sekali mencari keluarganya yang hilang, untuk
mendapat rasa aman dari ketakutan yang tidak begitu ia mengerti.
Keluarga Rawi mengungsi dalam situasi ketakutan di antara dentuman
ledakan, hingga Rawi tertinggal. Rawi kemudian bergabung dengan
kelompok pengungsi dari kota Syauka, Timur Rafah. Di sanalah ia
bertemu dengan sang ibu bersama dua orang saudaranya, Ahmad dan
Muhammad. Di tangannya yang kecil, ia membantu dua adiknya yang
kehausan dan membawakan mereka sebuah botol berisi air.
Sang ibu, terlebih lagi Rawi, sama sekali tidak mengerti dengan
situasi tiba-tiba yang dialaminya. Sang ibu, memang mendengar dari
siaran radio tentang operasi “Hujan di Musim Semi”. Tapi ia tetap saja
bertanya, “Kenapa tank-tank dan pesawat tempur Israel datang ke desa
kami?”
Rawi masih ingat bagaimana suasana rumah dan desanya, juga mainannya
yang ia tinggalkan dan tidak tahu lagi bagaimana kondisinya sekarang.
Ke tempat-tempat seperti inilah, lokasi jatuhnya bom dan misil Israel
yang dimuntahkan pasukan udara maupun tentara angkatan darat Israel.
Penduduk Ghaza, tak memiliki senjata apapun kecuali teriakan dan air
mata, untuk mengungkapkan kepedihannya akibat agresi militer Israel
yang terus menerus mengancam kehidupan mereka.
Sang ibu bercerita, “Tiba-tiba saja sejumlah tank masuk mendekat rumah
kami. Lalu kami menyaksikan pemandangan mengerikan dan kami
berhamburan keluar rumah untuk memelihara nyawa kami dan anak-anak
kami. Kami kini mengungsi dan tidak ada tempat untuk kami.” Bukan
hanya tempat, karena mereka kini tidak lagi mendapat aliran listrik
dan otomatis sulit memperoleh air bersih. Itu karena Angkatan Udara
Israel telah membombardir instalasi listrik Ghaza.
Keluarga Rawi hanya satu dari ratusan keluarga Palestina lain yang
kondisinya tidak jauh berbeda. Mereka semua lari mengungsi dengan
penuh ketakutan dan ancaman tembakan serta ledakan bom. Hari Rabu
(28/6), Israel telah mengerahkan pasukan perangnya besar-besaran untuk
memasuki Ghaza, demi