[sekolah2000] RE: [telematika] Re: Porno apa perlu di bahas ?
Wah melihatnya harus dari sisi positifnya dong, bukan negatifnya. Internet ini pusat dari segala informasi jadi tidak bisa di batasi. Sebaiknya masalah ini bisa dilihat dari sisi yang lebih dewasa dan wajar. pembatasan dinilai dari bagaimana penguna internet saja. jadi ngak usah terlalu di permasalahkan. -Original Message- From: Donny B.U. [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Rabu, Februari 27, 2002 9:30 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; APKOMINDO-list Subject: [telematika] Re: Porno apa perlu di bahas ? ya beda pak konteksnya. konten pornonya memang tidak perlu dibahas, tetapi citra yang ditimbulkan oleh pornografi itu sangat perlu dibahas. itu kalau kita masih concern dengan peningkatan penetrasi internet di kalangan orang awam non pengguna IT. saya kemarin diskusi dengan Mr Peter Doyle dari FCC saya tanya, FCC apakah concern dengan pornografi di media massa. dia bilang ya, dan FCC melarang media massa (TV dan radio) memuat pornografi. dia menegaskan pula bahwa memang ada aturan2 tertentu, misalnya jam tayang dsb. memang ada problem, katanya, mengenai kriteria pornografi. FCC memiliki kriteria baku tentang pornografi, tetapi sulit ketika diimplementasikan. lalu mengapa hanya TV dan radio? karena kedua media massa itulah yang eksposurenya lebih luas, karena lebih terdapat di setiap rumah tangga. jadi fcc tidak terlalu ngurusin pornografi di internet. itu saya setuju, karena angka penetrasi internet di amerika sudah cukup tinggi. jadi di amerika, usaha orang2 IT (internet) di sana adalah bukan fokus pada peningkatan penetrasi, tetapi sudah pada diversifikasi teknologi. nah kita di indonesia kan beda. kita selain berusaha meningkatkan penetrasi internet, juga sembari melakukan diversifikasi. yang melakukan diversifikasi ya tentu mikirnya bagaimana agar teknologi bisa tercipta dengan biaya murah dan menyebar secara luas. sedangkan yang tengah teriak2 mau meningkatkan penetrasi internet (IT), itu kudu dibarengi dengan citra barang yang dijualnya, dalam hal ini Internet. saya coba kutipkan e-mailnya pak hidayat yah. === Buat kita yang di Indonesia, saya kira Internet masih sehat jadi tak perlu di bahas atau di heboh kan ... Paling keselip ... seperti di milis genetika ini sampai beberapa kali diposting penawaran gambar porno, apa ada yang klik ? Rasanya juga nggak... === itu buat kita yang di indonesia atau buat kita yang sudah menggunakan IT di Indonesia? karena kalau buat kita di indonesia, berarti kita berbicara sekian ratus juta penduduk indonesia. padahal yang punya telepon hanya 3 persen, yang punya internet hanya 1 persen, dan yang punya komputer hanya sekian persen (berapa persen ya tepatnya?). jadi gak bisa kita mengeneralisir situasi-kondisi-pengalaman-pemahaman kita orang IT kepada masyarakat indonesia. akhirnya, khan diperkirakan internet masih sehat. itu perkiraan kita orang IT ataukah mereka orang awam non pengguna IT ? kalau penduduk indonesia yang mayoritas orang awam IT itu menganggap internet itu masih sehat, mengapa ada gejala2 sweeping warnet? mengapa orang media (arswendo) melarikan pornografi ke Internet? mengapa media massa lebih laku menjual sisi pornografi di internet? dll. dll. nah soal keselip di milis, itu kita berbicara soal kita yang sudah menggunakan internet. jadi bagi kita-kita orang IT, (mungkin) sudah bosenlah dengan pornografi dalam bentuk web, e-mail, dll. jadi kalo ada yang ngirim, udah males aja nge-kliknya. iya itu benar, tetapi sekali lagi, itu berbicara soal kita yang sudah menggunakan IT, kita yang sudah menggunakan Internet, kita yang sudah tahu caranya berlangganan milis, kita yang sudah tau sisi positip dan negatifnya internet. jadi saya coba kembalikan pada konteksnya, kita janganlah berpikir dari sudut pandang kita sebagai orang IT yang sudah tau apa itu internet. kalau memang niat kita jualan internet, berarti kita harus menggunakan kacamata calon konsumen. kita kalau jualan barang khan seharusnya tidak berkata pak/bu, ini barang bagus lho. saya sudah makai ini beberapa kali, dan bermanfaat bagi saya. akan jauh lebih baik kalau berbicara dari kepentingan konsumen, pak/bu, barang ini akan bisa membantu anda dalam melakukan ini/itu, silakan ibu/bapak coba dahulu. jadi porno apa perlu di bahas? kalau konteksnya adalah kontennya, tentu tidak! saya tidak membahas soal konten pornografi. karena yang namanya konten, itu tentu baru muncul kalau di akses. dan yang mengaksesnya adalah mereka yang sudah memegang komputer dan internet! tapi kalau konteksnya adalah citranya, tentu harus dibahas!. karena bagaimana orang awam mau kenal atau dekat dengan Internet, kalau yang ramai dia dengar atau yang dia dengar pertama kali tentang internet adalah hal-hal yang negatif. bisa saja sih kita berkata, ah itu belum terjadi kok. di indonesia internet masih sehat-sehat saja. apa kita perlu nunggu dulu terjadi baru kita reaktif? mengapa kita tidak giat melakukan promosi2 sebagai tindakan
[sekolah2000] Re: [telematika] Re: Porno apa perlu di bahas ?
Mas Donny BU, pornografi dibahas atau tidak, tergantung pada konteks. saya setuju banget dekh. lagian, kemarin dulu kan ada tuuh edaran MUI yang memakai standard internal kaumnya. Jadi disamaratakan untuk semua kalangan juga enggak pas (di Irian atau Papua, kan bisa-bisa porno banget pakai standarnya MUI). Lha yang perlu disepahamin, porno memang ada, tetapi tidak bisa ngebuang pornografi dari masyarakat. (konon itu merupakan profesi tertua). Pembatasan akses, pengaturan temapt penjualan dan perlindungan anak dari materi porno dan ketentuan jam tayang. saya juga setuju dengan pak Hidayat. Perlunya menyadarkan masyarakat, bahwa pornografi bukan tanggungjawab Pemerintah. Itu pada ukuran standar kelaurga dan masyarakat lingkungan. Pengaturan jangan sampai mereka bertindak diluar jalur hukum, misalnya mentang-mentang enggak setuju, lantas ngelabarak tuh sarang yang diisukan pornografi. Serahkan pada hukum, jika hukumnya enggak sesuai lagi ya dirubah tukh aturan hukumnya. Pokoknya enggak usah dibikin ruwet atau diabaikan sama sekali. Biasalah, jalan ditengah! bsp --- Donny B.U. [EMAIL PROTECTED] wrote: ya beda pak konteksnya. konten pornonya memang tidak perlu dibahas, tetapi citra yang ditimbulkan oleh pornografi itu sangat perlu dibahas. itu kalau kita masih concern dengan peningkatan penetrasi internet di kalangan orang awam non pengguna IT. saya kemarin diskusi dengan Mr Peter Doyle dari FCC saya tanya, FCC apakah concern dengan pornografi di media massa. dia bilang ya, dan FCC melarang media massa (TV dan radio) memuat pornografi. dia menegaskan pula bahwa memang ada aturan2 tertentu, misalnya jam tayang dsb. memang ada problem, katanya, mengenai kriteria pornografi. FCC memiliki kriteria baku tentang pornografi, tetapi sulit ketika diimplementasikan. lalu mengapa hanya TV dan radio? karena kedua media massa itulah yang eksposurenya lebih luas, karena lebih terdapat di setiap rumah tangga. jadi fcc tidak terlalu ngurusin pornografi di internet. itu saya setuju, karena angka penetrasi internet di amerika sudah cukup tinggi. jadi di amerika, usaha orang2 IT (internet) di sana adalah bukan fokus pada peningkatan penetrasi, tetapi sudah pada diversifikasi teknologi. nah kita di indonesia kan beda. kita selain berusaha meningkatkan penetrasi internet, juga sembari melakukan diversifikasi. yang melakukan diversifikasi ya tentu mikirnya bagaimana agar teknologi bisa tercipta dengan biaya murah dan menyebar secara luas. sedangkan yang tengah teriak2 mau meningkatkan penetrasi internet (IT), itu kudu dibarengi dengan citra barang yang dijualnya, dalam hal ini Internet. saya coba kutipkan e-mailnya pak hidayat yah. === Buat kita yang di Indonesia, saya kira Internet masih sehat jadi tak perlu di bahas atau di heboh kan ... Paling keselip ... seperti di milis genetika ini sampai beberapa kali diposting penawaran gambar porno, apa ada yang klik ? Rasanya juga nggak... === itu buat kita yang di indonesia atau buat kita yang sudah menggunakan IT di Indonesia? karena kalau buat kita di indonesia, berarti kita berbicara sekian ratus juta penduduk indonesia. padahal yang punya telepon hanya 3 persen, yang punya internet hanya 1 persen, dan yang punya komputer hanya sekian persen (berapa persen ya tepatnya?). jadi gak bisa kita mengeneralisir situasi-kondisi-pengalaman-pemahaman kita orang IT kepada masyarakat indonesia. akhirnya, khan diperkirakan internet masih sehat. itu perkiraan kita orang IT ataukah mereka orang awam non pengguna IT ? kalau penduduk indonesia yang mayoritas orang awam IT itu menganggap internet itu masih sehat, mengapa ada gejala2 sweeping warnet? mengapa orang media (arswendo) melarikan pornografi ke Internet? mengapa media massa lebih laku menjual sisi pornografi di internet? dll. dll. nah soal keselip di milis, itu kita berbicara soal kita yang sudah menggunakan internet. jadi bagi kita-kita orang IT, (mungkin) sudah bosenlah dengan pornografi dalam bentuk web, e-mail, dll. jadi kalo ada yang ngirim, udah males aja nge-kliknya. iya itu benar, tetapi sekali lagi, itu berbicara soal kita yang sudah menggunakan IT, kita yang sudah menggunakan Internet, kita yang sudah tahu caranya berlangganan milis, kita yang sudah tau sisi positip dan negatifnya internet. jadi saya coba kembalikan pada konteksnya, kita janganlah berpikir dari sudut pandang kita sebagai orang IT yang sudah tau apa itu internet. kalau memang niat kita jualan internet, berarti kita harus menggunakan kacamata calon konsumen. kita kalau jualan barang khan seharusnya tidak berkata pak/bu, ini barang bagus lho. saya sudah makai ini beberapa kali, dan bermanfaat bagi saya. akan jauh lebih baik kalau berbicara dari kepentingan konsumen, pak/bu, barang ini akan bisa membantu anda dalam melakukan ini/itu, silakan ibu/bapak coba dahulu. jadi porno apa perlu di bahas? kalau konteksnya adalah kontennya,