[Mayapada Prana] OOT: KOMITMEN

2013-04-17 Terurut Topik Iswardeni
*Ditulis Oleh Her Suharyanto
Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namanya, yang tinggal di perumahan di 
pinggiran Jakarta.
Suatu pagi dia keluar rumah dengan mobil untuk mengantar istrinya ke terminal 
shuttle bus yang menghubungkan perumahan kami dengan sejumlah lokasi strategis 
di Jakarta. Teman ini sendiri seorang pekerja 
freelance yang sibuk, tapi selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke 
sekolah dan istrinya ke terminal, khususnya kalau tidak ada pekerjaan di luar 
kota atau luar negeri.
Begitu roda mobilnya berputar, dia melihat Irma, tetangganya, baru saja menutup 
pintu pagar. Tumben berangkat pagi, begitu pikir teman saya. Biasanya Irma 
berangkat siang. Belum sempat melihat Beni, Irma sudah melambai ke arah tukang 
ojek yang mangkal di ujung tikungan. Sedetik kemudian, mobil Beni sudah berada 
di dekat Irma. Esther, istri Beni, langsung heboh berhai-hai dengan Irma. Dan 
apa yang terjadi?
“Gue nebeng aja ya, ke terminal s
huttle bus…” teriaknya. Kemudian dia berteriak kepada si tukang ojek, “Pak, 
maaf ya… nggak jadi.”
Mobil pun bergerak. Tetapi sekejap kemudian Beni sempat beradu pandang dengan 
si tukang ojek. Ada rasa kecewa sekaligus rasa jengkel di mata tukang ojek itu. 
Bukankah juga ada sebersit rasa benci dalam tatapan itu? Begitu pikir Beni. 
Cara tukang ojek itu memandang terus terbayang di kepala Beni. Tiba-tiba saja 
dia merasa bersalah telah merampas rejeki tukang ojek. Padahal jangan-jangan 
Irma adalah calon penumpang pertamanya, yang akan memberinya uang untuk membeli 
beras hari ini. Jangan-jangan dia sudah menunggu penumpang sejak subuh. 
Jangan-jangan sampai sore nanti dia tidak dapat penumpang…
Terganggu dengan rasa bersalah itu, Beni memutuskan untuk menemui tukang ojek 
yang sering mangkal di dekat rumahnya itu. Dia menyiapkan uang sepuluh ribu 
rupiah untuk “ganti rugi plus”. Sebab tarif normal dari bloknya ke terminal 
shuttle bus adalah enam ribu rupiah.
Di tikungan dekat rumahnya tukang ojek itu masih di sana, Ketika Beni lewat, 
mata tukang ojek itu memandangnya . Beni menerjemahkan pandangan itu sebagai 
teriakan, “Kamu sudah merampas rejeki anak istriku.”
Maka Beni memilih tak menunda waktu. Begitu memarkir mobil, dia langsung 
mendekati si tukang ojek. Dengan setulus hati dia minta maaf, dan bermaksud 
memberi uang “ganti rugi plus” itu kepada si tukang ojek.
Namun reaksi si tukang ojek sungguh di luar perkiraannya.
“Kantongin aja deh pak,” katanya dengan wajah dingin.
Tentu saja Beni kaget bukan main. Tapi dia berusaha tenang, dan terus berusaha 
bicara baik-baik dengan si tukang ojek. Dia yakin, si tukang ojek pasti akan 
memahami dan menerima niat baiknya. Hanya harus sabar.
Benar, lama kelamaan si tukang ojek mau buka mulut, bahkan kemudian cenderung 
curhat. Selama ini, katanya, dia merasa warga kompleks Beni, terutama kaum ibu, 
cenderung menghindari dirinya. Kalau ada pilihan, warga kompleks, begitu 
istilah yang dia pakai, akan memilih tukang ojek lain, dan menghindari dirinya.
“Mungkin karena tampang saya sangar, Pak. Tapi mau gimana lagi, tampang saya 
memang begini,” katanya.
Tetapi hal itu tidak membuatnya surut langkah. Sebaliknya, dia justru berpikir 
bagaimana cara membuat para ibu dan remaja putri di kompleks itu merasa nyaman 
memakai jasanya. Wajah boleh sangar, tetapi sebagai penyedia jasa dia ingin 
profesional… begitulah kira-kira kalau kata-katanya diterjemahkan dalam bahasa 
bisnis.
Menurut si tukang ojek, satu-satunya cara untuk menunjukkan bahwa dia tidak 
berbeda dengan tukang ojek lain, bahkan lebih baik, adalah metode experiential 
(ini bahasa saya). Ketika ada ibu-ibu yang terpaksa, karena tidak ada pilihan 
lain, untuk memakai jasanya, dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk 
membuktikan bahwa yang sangar hanya wajahnya.
“Saya usahakan bawa motor setenang mungkin, nggak ngebut,” katanya. Dia juga 
akan memancing penumpangnya dengan obrolan ringan. Kalau penumpangnya senang 
ngobrol dia akan meladeni sekaligus untuk menunjukkan jati dirinya. Tapi kalau 
sang penumpang tidak suka ngobrol, dia akan diam, tetapi dia akan menjaga 
kesopanan dan keramahannya. “Saya satu-satunya tukang ojek yang nggak pasang 
tarif,” katanya.
Beni menjadi lebih paham. Tukang ojek itu kecewa bukan semata-mata kehilangan 
uang enam ribu rupiah, tetapi kehilangan peluang melakukan experiential 
marketing dengan pelanggan potensialnya. “Ibu itu belum pernah pakai saya…” 
tuturnya.
Maka Beni kemudian bilang, “Pak, tolong ini terima saja. Cuman ini. Tapi saya 
janji, saya akan bilang ke ibu-ibu kompleks ini tentang siapa sebenarnya Bapak.”
Beni memenuhi janjinya. Sasaran promosi pertamanya adalah Esther, kemudian 
Irma, dan kemudian dua orang ini menjadi seperti aktivis MLM yang haus 
downline. Dan cerita bermuara pada happy-ending, walau ini bukan bagian dari 
cerita film Hollywood.
(Her Suharyanto, 
h...@jurutulis.com)


Powered by Telkomsel BlackBerry®



*** Jual Hajar Jahanam Cair Anti Ejakulasi Dini ***

[Mayapada Prana] OOT: LEPAS DAN BUANG

2013-04-17 Terurut Topik Iswardeni
WSukmoro(y)Motivator Yes! I am Possible ({}): [TuLIPBerhasil®] Sobat, usahlah 
kau bawa perasaan bersalah dan kekecewaanmu ke mana diri Anda pergi. 
Tinggalkanlah! Lepaslah! Letakan semua itu sebagai alas seperti batu pijakan 
bagi lompatan Anda untuk menuju aksi tindakan berikutnya, Sahabatku :) 
SENYUMlah, Sobat :) Semoga hari ini Anda beroleh Sukses Luar Biasa!!! *Salam 
Kamis Berdaya Sukses :)
Iswardeni: Betul sekali thks, itu seperti membawa sampah yg semakin membusuk 
dan bau. Juga merusak si pembawa.

Powered by Telkomsel BlackBerry®



*** Jual Hajar Jahanam Cair Anti Ejakulasi Dini ***
http://agenhajarjahanam.net/

*** Jual DVD Pembesaran Alat Vital Pria ***
http://www.rahasiaotak.com/?p=3476



Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://asia.groups.yahoo.com/group/mayapadaprana/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mayapadaprana-dig...@yahoogroups.com 
mayapadaprana-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
mayapadaprana-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://asia.docs.yahoo.com/info/terms

-- 

--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup Mayapada Prana dari 
Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke mayapadaprana+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.