[media-dakwah] Tanya Jawab : Menolak jadi istri kedua

2007-01-03 Terurut Topik suryati
Menolak Jadi Istri Kedua   
  Ass, ustadz yang dirahmati Allah, saya pernah diminta seorang pria untuk 
menjadi istri keduanya atas persetujuan istrinya, bahkan istrinya yang meminta 
saya secara langsung via telepon. Saya sendiri belum pernah bertemu dengan pria 
tersebut ataupun istrinya. Jika melihat profil pria tersebut, subhanallah... 
sangatlah shalih bahkan menurut saya beliau lebih cocok disebut seorang ustadz 
(tilawahnya saja 5 juz per hari). 
   
  Saya kemudian memilih mundur karena tidak ada kemantapan dan pihak keluarga 
pun tidak setuju. Syar'ikah alasan saya memilih mundur? Saya takut dengan 
sebuah hadits yang menyatakan akan terjadi fitnah jika kita menolak laki-laki 
shalih yang datang pada kita. Alhamdulillah pria tersebut sekarang sudah 
menikah (yang kedua) tapi ana takut dengan ancaman hadits tersebut, apalagi 
mengingat usia saya (25). Bagaimana caranya agar saya tetap ikhlas dan sabar 
serta tidak trauma dengan masalah tersebut? Jazakallah.
   
  Wass.
  
   
  Sumi Resminawati

  salamah_smi at eramuslim.com 
  Jawaban  Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
  Menerima atau menolak pinangan dari seseorang sama-sama hak seorang wanita. 
Bahkan pinangan Sa'ad bin Abi Waqqash ra. kepada janda mendiang Mutsanna bin 
Haritsah tidak langsung diterima. Kecuali setelah melalui berbagai proses 
panjang yang tidak mudah.
  Ketika seorang wanita merasa tidak sreg dengan keadaan laki-laki yang 
meminangnya, tidak ada yang salah. Baik alasan itu bersifat syar'i, maupun 
bersifat pribadi. Sebab ketika seorang wanita memutuskan untuk menerima 
pinangan itu, resikonya jelas. Yaitu untuk selanjutnya, dirinya hidup di bawah 
suaminya. Dia harus hidup bersamanya, taat, tunduk dan patuh kepada suaminya. 
Bahkan surganya ditentukan oleh bagaimana sikapnya kepada suaminya.
   
  Kalau seorang wanita merasa tidak nyaman dengan seorang calon suami, tentu di 
masa berikutnya akan menjadi problem berat. Dan ini adalah soal selera, di mana 
Islam justru sangat memperhatikan kebebasan seorang wanita untuk memiliki 
selera dengan tipe laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.
   
  Di dalam syariah Islam, seorang ayah dilarang untuk untuk memaksakan jodoh 
untuk anak wanitanya. Apalagi sekedar seorang calon suami, di mana lamarannya 
itu sangat tergantung dari penerimaan pihak calon istri. Maka calon istri punya 
hak dan wewenang sepenuhnya untuk menerima sebuah lamaran atau menolaknya. Baik 
dengan alasan yang masuk akal bagi pelamar maupun tidak. Sebab bisa saja faktor 
penolakannya itu merupakan hal yang tidak ingin disebutkan secara terbuka.
   
  Adapun hadits yang menyebutkan akan terjadi fitnah bila seorang wanita 
menolak lamaran laki-laki yang shalih, tentu harus dipahami dengan lengkap dan 
jernih. Hadits itu bukan dalam posisi untuk menetapkan bahwa sebuah lamaran 
dari laki-laki yang shalih itu haram ditolak. Tidak demikian kandungan hukumnya.
   
  Sebab kalau demikian, bagaimana dengan lamaran seorang laki-laki shalih 
kepada seorang puteri raja atau pembesar, di mana kedua tidak sekufu atau 
memang tidak saling cocok satu dengan yang lain? Apakah puteri raja itu berdosa 
bila menolak lamaran dari seorang yang tidak disukainya?
   
   
  Bahkan di dalam syariah Islam, seorang wanita yang sudah menikah namun merasa 
tidak cocok dengan suaminya, masih punya hak untuk bercerai dari suaminya. Apa 
lagi baru sekedar lamaran dari laki-laki yang sudah punya istri pula.

  
   
  Dari Ibnu Abbas ra.: Sesungguhnya istri Tsabit bin Qais datang kepada 
Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, Aku tidak mencelanya (Tsabit) 
dalam hal akhlaknya maupun agamanya, akan tetapi aku benci kekufuran (karena 
tidak mampu menunaikan kewajibannya) dalam Islam. Maka Rasulullah SAW berkata 
padanya, Apakah kamu mengembalikan pada suamimu kebunnya? Wanita itu 
menjawab, Ya. Maka Rasulullah SAW berkata kepada Tsabit, Terimalah kebun 
tersebut dan ceraikanlah ia 1 kali talak. (HR Bukhori, Nasa'y dan Ibnu Majah. 
Nailul Authar 6/246)
   
  Agar tidak menjadi fitnah, tentu ada cara penolakan yang halus dan lembut, 
tanpa menyinggung perasaan, namun si pelamar itu bisa menerima intisarinya, 
yaitu penolakan. Sehingga fitnah yang dikawatirkan itu tidak perlu terjadi.
   
  Wallahu 'alam bishshawab, wasssalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
   
  Ahmad Sarwat, Lc.


Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu 
memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan)

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Air mata dan Cinta

2007-01-03 Terurut Topik suryati
  AIR MATA  CINTA 
  Oleh : Aulia Agus Iswar
   
  Katanya nih, cinta bikin apa yg dicintai itu bener-bener masuk ke lubuk 
hati. Bicara lubuk hati, apalagi yg terdalam, pasti berkaitan banget ama yg 
namanya kelembutan. Hati tuh lembuuuttt banget. Kalo dah kayak gini nich, cinta 
itu deket ama yang namanya air mata, nangis dech... Makanya, orang yg lagi 
jatuh cinta, bakal gampang nangis kalo inget ama yg dicintainye, ya kagak? 
Ngaku dech!
   
  Ngomong-ngomong soal nangis nich, A'a BOY punya cerita. Cerita ini cerita 
jadul. Ada 2 cerita.
   
  Cerita pertama. Dulu, ada negeri kafir yg mo nyerang negeri Islam. Ketua 
kafir itu atur siasat. Sebelum nyerang, diselidiki dulu negeri Islam itu. So, 
si ketua ngutus seorang mata-mata ke negeri Islam itu. Si mata-mata tadi nyamar 
jadi orang Islam. Trus dia masuk ke negeri Islam itu. Tampangnya pokoke Islam 
banget dah, pake janggut segala kali! Tiba-tiba dia ngeliat ada seorang anak 
muda yg lagi nangis di pojokan dinding. Penasaran, si mata-mata tadi ngedeketin 
tuh anak muda. Trus dia nanya :  Kenapa kamu nangis? Jawab anak muda tadi : 
Aku nangis karena tadi aku ketinggalan shalat berjama'ah di masjid. Kagetlah 
si mata-mata. Trus dia balik ke negerinya dan laporan ke ketua. Dia nyeritain 
apa yg diliatnya di negeri Islam. Trus kata ketua : OK, kita jangan nyerang 
Islam dulu. Tunggu kalo saatnya dah tepat.
   
  Cerita kedua. Sebetulnya ini lanjutan dari cerita pertama tadi. Beberapa 
tahun kemudian, diutus lagi dech mata-mata. Then, si mata-mata nyamar jadi 
orang Islam. Pokoknya kayak cerita pertama. Trus dia ngeliat ada anak muda yg 
nangis lagi duduk. Si mata-mata ngedatengin tuh anak trus nanya : Kenapa kamu 
nangis? Jawab si anak muda :  Aku nangis karena baru aja ditinggal ama 
kekasihku? Ngedenger jawaban kayak gini, si mata-mata balik ke negerinya. Dia 
lapor ke ketua tentang apa yg diliatnya di negeri Islam. Trus, sang ketua 
berkata : OK, saatnya kita serang mereka! 
   
  Bener, negeri kafir kemudian nyerang negeri Islam tadi . Dan apa yg terjadi, 
soddara-soddara? Maka, hancur-lebur dan luluh-lantaklah negeri Islam itu. Masya 
Allah...
  Kenapa hayo koq bisa kayak gitu? Ketua kafir tadi ngeliat kalo yg pertama, 
pemuda-pemuda Islam-nya sholeh-sholeh. Mereka cinta benget ama Allah. 
Sampe-sampe mereka sedih  nangis gara-gara ketinggalan shalat berjama'ah di 
masjid. So, kalo negeri kafir nyerang saat itu, pasti orang kafir kalah.
   
  Trus, setelah beberapa tahun, ada yg berubah di negeri Islam itu. Anak-anak 
mudanya dah ga sholeh lagi (atw mungkin kurang sholeh kali ya...). Ini bisa 
diliat ada anak muda Islam yg nangis gara-gara ditinggal pacarnya. Pasti, 
hari-harinya dihabisin bwt kekasihnya, bwt nemenin, bwt mikirin, en bwt-bwt yg 
laen. Knapa waktunya kagak dihabisin bwt Allah  Islam yak? Ini pertanda kalo 
negeri Islam tadi dah lemah. Ini dia saatnya buat nyerang.  
  Gitu, Pren. Generasi yg pertama nangis ngeluarin air mata (ya iyalah, masak 
ngeluarin ingus) gara-gara cinta ama Allah. Generasi yg kedua nangis ngeluarin 
air mata (air mata buaya bukan ya?) gara-gara cinta ama pacarnya.
   
  Nah, Pren, air mata kita termasuk yg mana nich? Kalo kita nangis gara-gara 
siapa hayo?? Yg jelas bukan gara-gara A'a BOY! Hwehehe.. Moga2 air mata  
nangis kita hanya karena Allah! (a2i)
   
  TAHUKAH KAMU?
  KECEPATAN CAHAYA
   
  ...Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut 
perhitunganmu. [Q.S. Al Hajj : 47]
  Satu hari seperti 1000 tahun. Dgn menggunakan hitungan ini, kita dapat 
merumuskan bahwa rumus kecepatan cahaya itu c=3x100.000. Al Quran keren kan?
  



Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu 
memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan)

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] Pemerintah Islam di Somalia Lenyap

2007-01-03 Terurut Topik A Nizami
Saya lihat tulisan mas KRISTIANTO ini sangat su'u zhon
terhadap Muslim dan membela AS.


--- danny kristianto [EMAIL PROTECTED]
wrote:
   Tapi menurut yang aku baca dan tonton di media
 massa.
   kronologis secara umum seperti ini.

   Pemerintahan Islam itu juga mengkudeta
 pemerintahan sebelumnya yg otoriter.
   tapi ketika mereka berkuasa, kebijakan mereka jadi
 aneh.
   alih2 segera memikirkan masalah ekonomi dan
 kesejahteraan negara.
   Spt kita tahu, Somalia termasuk negara miskin.

   Tapi mereka malah membunuhi musuh2 politiknya.
   akibatnya, terjadi aliran pengungsian ke Ethiopia
 (letak negara ini langsung berseberangan dgn
 Somalia).

Ini berita dari media massa yang netral atau media
massa Barat yang didominasi Yahudi dan Kristen?

49. Al Hujuraat 

PERATURAN-PERATURAN TENTANG PERGAULAN UMAT ISLAM
Bagaimana menghadapi berita yang dibawa orang fasik 

6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.  

Media AP saja menyatakan bahwa banyak orang Somalia
yang menghormati Pemerintahan Islam kok bisa2nya
menilai pemerintah Islam Somalia begitu buruk.

 The Islamic group's strict interpretation of Islam
 drew comparisons to the former Taliban regime in 
 Afghanistan, although many Somalis credited the
 council with bringing a semblance of order to the
 country. 

Padahal kita tahu media massa Barat sering melakukan
misinformasi terhadap ummat Islam seperti pemberitaan
adanya senjata pemusnah massal di Iraq yang ternyata
tidak benar.

   Maksud aku gini rekan,
   ketika umat Muslim diberikan kekuasaan oleh Allah
 SWT,
   kenapa ya jadi tidak digunakan untuk memikirkan
 kesejahteraan rakyatnya.
   Kekuasaan itu adalah Cobaan dari Allah SWT.
   Nafsu PAN Islamisme, mungkin juga godaan dari
 Allah SWT.
   sehingga yang ada adalah seperti ini.

Bisa2nya melakukan penilaian begitu buruk/su'u zhon
terhadap ummat Islam atau Pemerintahan Islam. Bukankah
pemerintahan sekuler yang didukung Barat sekarang
malah lebih parah?

   Amerika, sebetulnya mendukung rezim Muslim.

Ini adalah satu kebohongan. Begitu pemerintah Islam
Iran berdiri, AS segera mempersenjatai Iraq untuk
menyerang Iran. Begitu pula Afghanistan dan Somalia
diserang karena mereka memakai Islam sebagai dasar
negara.

   Kenapa Saddam Hussein tidak fokus mensejahterakan
 rakyatnya.
   padahal dia didukung Amerika (saat itu).

Nah benarkan AS mendukung Saddam untuk menyerang
Pemerintahan Islam di Iran.

   dalam skala kecil,
   pak Nurmahmudi sang walikota  Depok.
   ketika dia berkuasa, kenapa malah dia konon
 memasukkan orang2 PKS dalam struktur pemerintahan
 daerah.
   mestinya benahi dulu perkonomian dan fasilitas
 publik di depok.

Inilah su'u zhon yang mengandalkan kata KONON yang
tidak jelas.

Karenanya saudara KRISTIANTO saya ban dari milis ini.
   -Danny-




   
 
 A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Assalamu'alaikum wr wb,
 Inilah bukti bagaimana orang-orang kafir tidak
 menyukai ummat Islam menjalankan syariat agama
 Islam.
 Ketika negara Islam berkuasa di Somalia, AS segera
 mendukung Ethiopia yang pemerintahan dan militernya
 dikuasai Kristen untuk menyerbu dan menjatuhkan
 pemerintahan Islam di Somalia.
 
 2. Al Baqarah 
 120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
 senang
 kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
 Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
 petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu
 mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang
 kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung
 dan
 penolong bagimu. 
 
 Wassalam

http://news.yahoo.com/s/ap/20070103/ap_on_re_af/somalia
 Islamic reign apparently over in Somalia By
 ELIZABETH
 A. KENNEDY, Associated Press Writer 
 1 hour, 11 minutes ago
 
 
 MOGADISHU, Somalia - For hundreds of young men, the
 promise of a brighter future and the Somali
 government's victory over a fundamentalist Islamic
 movement were symbolized by a flickering blue screen
 in a dusty Mogadishu movie theater. 
 
 ADVERTISEMENT
 
 This is freedom and entertainment, Ahmed Abdi Ali
 said Tuesday as an Indian movie about a torrid love
 triangle played — the kind of film that was banned
 by
 the Muslim militants. The Islamic courts are gone.
 
 For the first time in more than a decade, an
 internationally recognized government is operating
 in
 Mogadishu after driving out the Islamic courts
 movement that wanted to rule Somalia by the Quran.
 Although trouble is always lurking in this violent,
 gun-infested country, the reign of the widely feared
 Islamic courts appears to be over.
 
 The group had imposed its strict interpretation of
 Islam on Mogadishu and much of southern Somalia
 since
 it took power in June, banning movies and Western
 music and terrifying residents into submission with
 the threat of floggings and public executions

RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu

2007-01-03 Terurut Topik Al-Badruuni Enterprise
Pak Saeful,
   
  Saya kira wajar masih ada perbedaan diantara kaum Muslim. Dan saya sendiri 
tidak bisa memungkiri masih banyak saudara-saudara kita yang beda pendapat 
karena memang masing-masing punya dalil yang absah. Namun dengan semakin 
seringnya kita berdialog,saya yakin perbedaan-perbedaan tersebut akan menjadi 
rahmat sehingga Allah SWT kembali menunjukkan kebesaran-Nya sehingga semakin 
terbuka oleh kita ilmu-Nya yang benar.
   
  Salam,
  (Ahmad)

Saeful B [EMAIL PROTECTED] wrote:


v\:* {behavior:url(#default#VML);}  o\:* {behavior:url(#default#VML);}  
w\:* {behavior:url(#default#VML);}  .shape {behavior:url(#default#VML);}
Terima kasih juga pak Ahmad
  Dan sebagai informasi, tanpa ada maksud apapun dan hanya sebatas bertukar 
pikiran semata, saya melaksanakan  
  sholat Iedul Adha pada hari Minggu 23 Des kemarin.  Alhamdulilah, pada hari 
sebelumnya saya tetap melaksanakan 
  puasa sunnah meskipun ada 1 (satu) Mesjid diwilayah  saya sedang melaksanakan 
sholat dimaksud ketika saya
  hendak menuju pasar tradisional.
   
  Agar maklum, semoga kita diberikan rahmat dan ridho oleh Alloh SWT……..amien 
ya robbal alamien.
   
  Wassalam,
  Saeful Bachri
   
   
   
  -Original Message-
From: Al-Badruuni Enterprise [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, January 03, 2007 9:20 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; 'Roosdiana'; media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI Minggu
   
Thanks pak Saeful.

 

Secara garis besar,pertanyaan ini sudah terjawab pada reply email saya 
kepada Sdr Nurzamzam.

---

Permasalahan utama adalah ikhtilaaful mathaali' (perbedaan mathla/tempat 
terbitnya hilal)yang sering dijadikan dalil mengenai bolehnya terjadi perbedaan 
awal puasa,Idul Fitri dan Idul Adha. Padahal ketiga hadits diatas jelas 
mengikat dan ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. lafazh-lafazh dalam 
hadits-hadits tersebut bersifat umum. Dhamir jama'ah (kata ganti berupa wawu 
jama') yang terdapat dalam kalimat berpuasalah kalian (#1589;#1615; 
#1608;# 1618;#1605; #1615;# 1608;#1618; #1575;) dan dan berbukalah 
kalian (#1608;#1614; #1571;# 1614;#1601; #1618;# 1591;#1616; #1585;# 
1615;#1608; #1618;# 1575;), tertuju untuk seluruh kaum muslimin. Sedangkan 
lafazh melihat hilal (#1585;#1615; #1572;# 1618;#1610; #1614;# 
1578;#1616; #1607;# 1616;) adalah isim jinsi yang di-idhafat-kan 
(disandarkan) pada dhamir (kata ganti). Ini menunjukkan bahwa ru'yatuI hilal 
yang dimaksud, adalah ru'yat dari siapa saja. 

Rasul SAW juga pernah menerima kesaksian penduduk dari luar Madinah dimana 
mereka melihat hilal lebih dahulu (sedangkan di Madinah,hilal tertutup 
awan),lalu Rasul SAW memerintahkan segera berbuka.
Hilal Syawal tertutup oleh mendung/awan atas (penglihatan) kami, sehingga 
kamipun berpuasa pada pagi harinya. Lalu datanglah satu rombongan (kafilah) 
pada petang hari (menjelang maghrib), kemudian mereka bersaksi di hadapan 
Rasulullah SAW bahwa mereka telah melihat hilal (bulan sabit) pada hari 
sebelumnya. Maka Nabi saw memerintahkan mereka (penduduk Madinah) untuk 
langsung berbuka dan melaksanakan shalat Idul Fitri keesokan harinya. (HR. 
Ahmad, Abu Dawud, An Nasa' i, dan Ibnu Majah. Lihat Nailul Authar, jilid IV, 
hal 211).
---

 

Jadi,memang kita lebih dulu dari Arab 4 jam. Info hasil rukyatul hilal bisa 
didapat sekitar jam 10-11 malam waktu Indonesia. Sehingga esok harinya kita 
sudah bisa masuk awal bulan baru lebih awal.

 

Salam,

(Ahmad)


Saeful B [EMAIL PROTECTED] wrote:

Saya tertarik dengan tulisan Pak Ahmad, Perbedaan waktu Indonesia 
dan
Arab 4 Jam!?

Jika putara bumi 360 derajat dengan jumlah waktu 24 jam sehingga 1 jam
= 15 derajat
sehingga jarak antara Indonesia dan Arab 15 derajat x 4 = 60 derajat
atau 1/6 belahan bumi!
Bisa dibayangkan bahwa penentuan hilal PASTI akan berbeda di Indonesia
dengan di ARAB!.

Kita menghitung tanggalan Komariah -bukan versi Arab melainkan
berpedoman pada Peredaran Bulan
yang penampilannya TENTU berbeda antara bumi Indonesia dengan bumi Arab
ketika Matahari Terbenam.

Semoga bermanfaat.

Salam,
Saeful 



-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Roosdiana
Sent: Wednesday, December 27, 2006 9:24 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: RE: [media-dakwah] Re: [ppiindia] Saudi Idul Adha Sabtu, RI
Minggu

Yang sudah pasti puasa Arafah ya harus hari Jum'at, saat jemaah haji
wukuf.
Kalau hari Sabtu puasa apa? 

Roosdiana

-Original Message-
From: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com [mailto:media-dakwah@
mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com yahoogroups.com]
On Behalf Of Al-Badruuni Enterprise
Sent: Tuesday, December 26, 2006 10:36 AM
To: [EMAIL PROTECTED] mailto:ppiindia%40yahoogroups.com s.com
Cc: media-dakwah@ mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Re: 

[media-dakwah] Confessions of an Economic Hit Man : How the U.S. Uses Globalization to Cheat Poor Countries Out of Trillions

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

Confessions of an Economic Hit Man

How the U.S. Uses Globalization to Cheat Poor Countries Out of Trillions

We speak with John Perkins, a former respected member of the international 
banking community. In his book Confessions of an Economic Hit Man he 
describes how as a highly paid professional, he helped the U.S. cheat poor 
countries around the globe out of trillions of dollars by lending them more 
money than they could possibly repay and then take over their economies.

*

RUSH TRANSCRIPT

AMY GOODMAN: John Perkins joins us now in our firehouse studio. Welcome to 
Democracy Now!

JOHN PERKINS: Thank you, Amy. It’s great to be here.

AMY GOODMAN: It’s good to have you with us. Okay, explain this term, 
“economic hit man,” e.h.m., as you call it.

JOHN PERKINS: Basically what we were trained to do and what our job is to 
do is to build up the American empire. To bring -- to create situations 
where as many resources as possible flow into this country, to our 
corporations, and our government, and in fact we’ve been very successful. 
We’ve built the largest empire in the history of the world. It's been done 
over the last 50 years since World War II with very little military might, 
actually. It's only in rare instances like Iraq where the military comes in 
as a last resort. This empire, unlike any other in the history of the 
world, has been built primarily through economic manipulation, through 
cheating, through fraud, through seducing people into our way of life, 
through the economic hit men. I was very much a part of that.

AMY GOODMAN: How did you become one? Who did you work for?

JOHN PERKINS: Well, I was initially recruited while I was in business 
school back in the late sixties by the National Security Agency, the 
nation's largest and least understood spy organization; but ultimately I 
worked for private corporations. The first real economic hit man was back 
in the early 1950's, Kermit Roosevelt, the grandson of Teddy, who overthrew 
of government of Iran, a democratically elected government, Mossadegh’s 
government who was Time's magazine person of the year; and he was so 
successful at doing this without any bloodshed -- well, there was a little 
bloodshed, but no military intervention, just spending millions of dollars 
and replaced Mossadegh with the Shah of Iran. At that point, we understood 
that this idea of economic hit man was an extremely good one. We didn't 
have to worry about the threat of war with Russia when we did it this way. 
The problem with that was that Roosevelt was a C.I.A. agent. He was a 
government employee. Had he been caught, we would have been in a lot of 
trouble. It would have been very embarrassing. So, at that point, the 
decision was made to use organizations like the C.I.A. and the N.S.A. to 
recruit potential economic hit men like me and then send us to work for 
private consulting companies, engineering firms, construction companies, so 
that if we were caught, there would be no connection with the government.

AMY GOODMAN: Okay. Explain the company you worked for.

JOHN PERKINS: Well, the company I worked for was a company named Chas. T. 
Main in Boston, Massachusetts. We were about 2,000 employees, and I became 
its chief economist. I ended up having fifty people working for me. But my 
real job was deal-making. It was giving loans to other countries, huge 
loans, much bigger than they could possibly repay. One of the conditions of 
the loan–let's say a $1 billion to a country like Indonesia or Ecuador–and 
this country would then have to give ninety percent of that loan back to a 
U.S. company, or U.S. companies, to build the infrastructure–a Halliburton 
or a Bechtel. These were big ones. Those companies would then go in and 
build an electrical system or ports or highways, and these would basically 
serve just a few of the very wealthiest families in those countries. The 
poor people in those countries would be stuck ultimately with this amazing 
debt that they couldn’t possibly repay. A country today like Ecuador owes 
over fifty percent of its national budget just to pay down its debt. And it 
really can’t do it. So, we literally have them over a barrel. So, when we 
want more oil, we go to Ecuador and say, “Look, you're not able to repay 
your debts, therefore give our oil companies your Amazon rain forest, which 
are filled with oil.” And today we're going in and destroying Amazonian 
rain forests, forcing Ecuador to give them to us because they’ve 
accumulated all this debt. So we make this big loan, most of it comes back 
to the United States, the country is left with the debt plus lots of 
interest, and they basically become our servants, our slaves. It's an 
empire. There's no two ways about it. It’s a huge empire. It's been 
extremely successful.

AMY GOODMAN: We're talking to John 

[media-dakwah] Non-Muslim celebrations ‘eclipse Eid’ : Christmas and New Years Celebrations Eclipse Eid in Muslim Countries

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

Non-Muslim celebrations 'eclipse Eid' : Christmas and New Years 
Celebrations Eclipse Eid in Muslim Countries
[]

Published: Saturday, 30 December, 2006, 10:56 AM Doha Time

Staff Reporter

AS THE New Year, Christmas and Eid al-Adha fall during the same period this 
year, some Qatar residents are of the opinion that the Eid has been 
overshadowed by non-Muslim festivals.

According to a report in a local Arabic daily, these people blamed the 
department stores in Doha for what they called total neglect of Eid 
al-Adha and its related festivities.

Mariam al-Nazer said that department stores were used to vying with one 
another for displaying their goods, gifts and decorations for Christmas and 
New Year. I am not surprised at all by such practices as we are used to 
that. For Eid al-Adha they would only put up small posters saying 'Eid 
Mubarak', al-Nazer said.

Ehab Bayoumi said Islamic festivals are celebrated only at a limited level. 
I do not see such dazzling lights and decorations for any Islamic 
occasion. They are exclusively for non-Muslim ones, Bayoumi said.

Our Eids are now confined to routine rituals and have become like a habit 
which does not exceed buying new clothes, he said.

Hamid al-Manai criticised the practice of highlighting non-Muslim festivals 
at the expense of Eids. It has led to an inverted situation where 
non-Muslim occasions overshadow Muslim ones.

However, al-Manai held Muslims responsible for such social trends. Muslims 
have contributed so much to the propaganda and promotion of the New Year 
parties. Most of the customers buying candles, decoration trees and 
coloured balls are Muslims, he said, adding that the majority of Muslims 
are more keen on celebrating New Year Eve than any Islamic occasion.

Some of my friends are used to giving New Year parties in their houses 
where they invite their relatives and friends, he said.

Nora Salman Abdul Aziz said that Muslims constitute the majority of those 
participating in the New Year eve parties held in hotels. I do not mind 
Muslims congratulating Christians on their festivals by sending messages or 
cards. This would promote mutual kindness which is ordained by Islam, she 
said, while stressing that Muslims should not take part in the non-Muslim 
practices such as putting lights out at midnight on New Year Eve or buying 
Christmas trees.

I have never seen a Christian who joined the Muslims on Eid al-Adha by 
slaughtering a lamb and distributing its meat, she added.

Nihad Mousa said that Muslims are now exchanging greetings like Merry 
Christmas among themselves.

It seems that some people have forgotten that we live in a Muslim dominant 
community, she said.

She blamed the people in charge of malls and stores for such practices. 
They are vying to showcase and glorify Christmas and New Year by putting 
Christmas trees on display. It seems that stores are always fully prepared 
for the Christmas and New Year festivals while Eid al-Adha is not 
considered at all, she said.

I think that Eid al-Adha has been offered as a sacrifice for the New Year 
and Christmas this year, she said, adding that some Muslims have begun 
decorating their houses with Christmas trees.

source:
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=125280version=1template_id=36parent_id=16

===



-muslim voice-
__
BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW  

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Hijacking Eid and Hanging Saddam

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

Hijacking Eid and Hanging Saddam

Timing and Hostile Repartee Creates Further Division

By http://www.iraqslogger.com/index.php/writer/14/Nir_RosenNIR ROSEN 
12/31/2006 2:17 PM ET

Saddam Hussein became the first modern Arab dictator to die violently since 
Egypt's Anwar Sadat in 1981. Saddam's hanging at the hands of chubby Iraqi 
men wearing ski masks is likely to be perceived by many as an American 
execution and as part of a trend of American missteps contributing to 
sectarian tensions in Iraq and the region. The trial of Saddam was viewed 
by detractors as an event stage-managed by the Americans. According to 
Human Rights Watch, the Iraqi judges and lawyers involved in prosecuting 
Saddam were ill prepared and relied on their American advisers. American 
minders shut off the microphones and ordered the translators to halt 
whenever they disapproved of what was being said by the defendants.

The important Muslim holiday of Eid al Adha was due to begin over the 
weekend. For Sunnis it began on Saturday the 30th of December. For Shias it 
begins on Sunday the 31st. According to tradition in Mecca, battles are 
suspended during the Hajj period so that pilgrims can safely march to 
Mecca. This practice even predated Islam and Muslims preserved this 
tradition, calling this period 'Al Ashur al Hurm,' or the months of truce. 
By hanging Saddam on the Sunni Eid the Americans and the Iraqi government 
were in effect saying that only the Shia Eid had legitimacy. Sunnis were 
irate that Shia traditions were given primacy (as they are more and more in 
Iraq these days) and that Shias disrespected the tradition and killed 
Saddam on this day. Because the Iraqi constitution itself prohibits 
executions from being carried out on Eid, the Iraqi government had to 
officially declare that Eid did not begin until Sunday the 31st. It was a 
striking decision, virtually declaring that Iraq is now a Shia state. Eid 
al Adha is the festival of the sacrifice of the sheep. Some may perceive it 
as the day Saddam was sacrificed.

Saddam had been in American custody and was handed over to Iraqis just 
before his execution. It is therefore hard to dismiss the perception that 
the Americans could have waited, because in the end it is they who have the 
final say over such events in Iraq. Iraqi officials have consistently 
publicly complained that they have no authority and the Americans control 
the Iraqi police and the Army. It is therefore unusual that Iraqis would 
suddenly regain sovereignty for this important event. For many Sunnis and 
Arabs in the region, this appears to be one president ordering the death of 
another president. It was possibly a message to Sunnis, a warning. The 
Americans often equated Saddam with the Sunni resistance to the occupation. 
By killing Saddam they were killing what they believed was the symbol of 
the Sunni resistance, expecting them to realize their cause was hopeless. 
Sunnis could perceive the execution, and its timing, as a message to them: 
We are killing you. But Saddam's death might now liberate the Sunni 
resistance from association with Saddam and the Baathists. They can now 
more plausibly claim that they are fighting for national liberation and not 
out of support for the former regime as their American and Iraqi government 
opponents have so often claimed. A lack of a hood (victims normally do not 
have a choice to wear a hood) a scarf to prevent rope burn for the soon to 
be distributed photo, a hallmark of US We Got Him psyops tactics. Even 
the US plane that flew him to his final resting spot seems to indicate US 
management.

The unofficial video of the execution, filmed on the mobile cell phone of 
one of the officials present is sure to further inflame sectarianism, 
because it is clearly a Shia execution. Men are heard talking, one of them 
is called Ali. As the executioners argue over how to best position the rope 
on his neck Saddam calls out to god, saying, ya Allah. Referring to 
Shias, one official says those who pray for Muhamad and the family of 
Muhamad have won! Others triumphantly respond in the Shia chant: Our God 
prays for Muhamad and the family of Muhamad. Others then add the part 
chanted by supporters of Muqtada al Sadr: And speed his (the Mahdi's) 
return! And damn his enemies! And make his son victorious! Muqtada! 
Muqtada! Muqtada!

Saddam then smiles and says something mocking about Muqtada. Muqtada! It 
is this... but the rest is blocked by the voices of officials saying ila 
jahanam, or go to Hell. Saddam looks down and says Is this your 
manhood...? As the rope is put around Saddam's neck somebody shouts long 
live Muhamad Baqir al Sadr! referring to an important Shia cleric who 
founded the Dawa Party and was also Muqtada's relative. Baqir al Sadr was 
executed by Saddam in 1980. He is venerated by all 

[media-dakwah] Former Saddam judge says execution violates Iraqi law

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===


Former Saddam judge says execution violates Iraqi law

http://www.hindustantimes.com/news/181_1885354,00050004.htmPress Trust of 
India


Sulaimaniyah, January 1, 2007

The first chief judge who presided over Saddam Hussein's trial for crimes 
against humanity said on Monday that the late dictator's execution by the 
Iraqi government was illegal.

Rizkar Mohammed Amin, who later resigned as the trial's chief judge, said 
Iraqi law banned executions during the Eid al-Adha festival period that 
marks the end of the annual Hajj pilgrimage.

The four-day Feast of the Sacrifice began for Iraqi Sunnis on Saturday - 
the day Saddam was hanged in Baghdad - and on Sunday for Shiites.

Amin also claimed that Iraqi law stipulates an execution must be carried 
out 30 days after the appeal court's decision on the sentencing, which in 
this case upheld the death sentence of Saddam.

But in ratifying the death sentence on December 26, the appeals chamber 
insisted that the law stipulated the sentence be implemented within 30 days.

Amin resigned as chief judge of the Dujail trial following political 
pressure amid accusations that he was lenient with Saddam and occasionally 
allowed the late dictator to carry out outbursts in court.

Saddam was hanged on Saturday in a Shia district of Baghdad after he was 
found guilty of executing 148 Shiite villagers from Dujail in the 1980s 
where he escaped an assassination bid.

He was buried on Sunday in his home village of Awja. Iraq's National 
Security Adviser Mowaffaq al-Rubaie denied that Saddam was executed on Eid 
al-Adha, in an interview with CNN just hours after the hanging.

source:
http://www.hindustantimes.com/news/181_1885354,00050004.htm

===



Iraqi Prime Minister Nouri al-Maliki (formerly Jawad al-Maliki) broke the 
Iraqi law when he ordered killing of Saddam without Iraqi President's signature

http://www.indiadaily.com/editorial/14980.aspIndia Daily, NJ

Media Release


Jan. 1, 2007

It was a sad day. Americans delivered Saddam to the 'so called Irqi 
authorities'. A vedeo footage from a cell phone exposed the real nature of 
the Iraqi Government. The killing of Saddam was nothing but a clear 
manifestation of revenge.

According to CNN, Iraqi law requires that Kurd President of Iraq (Talabani) 
must sign the order of execution of Saddam. He refused to sign when he 
learnt Sadr Killers will be killing Saddam. Iraqi Prime Minister Nouri 
al-Maliki (formerly Jawad al-Maliki) a disciple of Iranian Shiite Moqtada 
Al-Sadr found a new method to get Saddam killed by 'Sadr killers'. He 
decided to break the Iraqi law. The decision was made that no signature of 
the President will be needed.

According to CNN, Saddam was handed over to 'Sadr killers'. Prime Minister 
Nouri al-Maliki personally supervised the killing. Iranian Shiite Al-Sadr 
people took care of the rest chanting 'Moqtada, Moqtada, Moqtada!' The 
video was actually taken for the Shiites especially the Sadr people to see. 
It was leaked. It was badly leaked to the Internet. According to CNN, it is 
now clear why the Iraqi 'Government' cut off all audio in its official 
version. The revengeful Shiites chants are not something world will tolerate!

The world today is astonished at the American action. But one thing is for 
certain - the video shows exactly what kind of Government is in Iraq! If 
the Prime Minister can break the law and kill the former President, what do 
you expect in Iraq?

source:
http://www.indiadaily.com/editorial/14980.asp

===



Saddam's execution: Questions

http://canadawatch.org/articles2/saddams-execution.htmLech Biegalski, 
Canada Watch

January 1, 2007

According to the official reports, the execution was witnessed by 14 
members of Iraqi government. This means that the voices, we hear in the 
video, belong either to the three executioners, or to Saddam Hussein, or to 
the members of the Iraqi government. If this is true, then:

* Who and why shouted, Long live Muhamad Baqir al Sadr!, and then, 
Muqtada, Muqtada, Muqtada? Why would members of Iraqi government want to 
do this? This does not make any sense. If they didn't, who did? Was the 
execution contracted out to the Mahdi Army? Who contracted it out, 
Americans or the Iraqi government? Why?
* Why the chanting, we hear in the video, sounds like a bunch of young 
guys from the street, rather than distinguished members of the 
government? One would expect members of the government to behave in a more 
professional way.
* Why the three executioners look, dress, and act like civilian 
guerrilla fighters rather than professional officers that would be expected 
to carry out a sentence of such historical and political importance in 
front of the members of the government?
* Who recorded the cell phone video and published it on internet fully 
knowing that this would 

[media-dakwah] Breaking News: Muqtada among hooded men who hanged Saddam

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===


Breaking News: Muqtada among hooded men who hanged Saddam

http://truth-about-iraqis2.blogspot.com/2007/01/breaking-news-muqtada-among-hooded-men.htmlTruth
 
About Iraqis

http://www.uruknet.de/pic.php?f=the-monster.jpg
the-monster.jpg






Breaking News:

US media and columnists reported that the men who hanged Saddam Hussein 
were portly. Some were chubby, fat.

News has emerged from Iraq mere hours ago that one of those men wearing a 
balaclava was the criminal Muqtada Sadr, leader of the murderous Mehdi band 
of rogue rapists and torturers.

Sadr, who the US once wanted dead or alive.

Sadr, the man behind all the death squads, all the raping, all the torture, 
all the death squads.

In any case, the death of Saddam is backfiring faster than the US 
government can control it.

Saddam Hussein, according to the Iraqis inside the country, is now being 
called the Imam of the muqawama - resistance.

Long live the patriotic resistance of Iraq.

Long live the patriotic citizens of Iraq.

source:
http://truth-about-iraqis2.blogspot.com/2007/01/breaking-news-muqtada-among-hooded-men.html

===



-muslim voice-
__
BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW  

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] MORALITAS PASAR

2007-01-03 Terurut Topik Merza Gamal
MORALITAS PASAR  KESEJAHTERAAN
   
   
  Banyak pihak beranggapan mewujudkan cita-cita kesejahteraan masyarakat 
sebagai manusia yang saling bersaudara dan sama-sama diciptakan oleh satu 
Tuhan, saat ini, hanyalah sebuah impian. Hal itu terjadi karena adanya 
penolakan menggunakan mekanisme filter yang disediakan oleh penilaian berbasis 
moral, di samping makin melemahnya perasaan sosial yang diserukan agama. 
Peningkatan moral dan solidaritas sosial tidak mungkin dapat dilakukan tanpa 
adanya kesakralan moral yang diberikan oleh agama. Para ahli mengakui, bahwa 
agama-agama cenderung memperkuat rasa kewajiban sosial dalam diri pemeluknya 
daripada menghancurkan. Sepanjang sejarah umat manusia tidak ditemukan contoh 
signifikan yang menunjukkan, bahwa suatu masyarakat yang berhasil memelihara 
kehidupan moral tanpa bantuan agama.  
   
  Ajaran ekonomi yang dilandaskan nilai-nilai agama akan menjadikan tujuan 
kesejahteraan kehidupan yang meningkatkan jiwa dan ruhani manusia menuju kepada 
Tuhannya. Menurut Yusuf Qardhawi (1994), sesungguhnya manusia jika kebutuhan 
hidup pribadi dan keluarganya telah terpenuhi serta merta merasa aman terhadap 
diri dan rezekinya, maka mereka akan hidup dengan penuh ketenangan, beribadah 
dengan khusyu’ kepada Tuhannya yang telah memberi mereka makan, sehingga 
terbebas dari kelaparan dan memberi keamanan kepada mereka dari rasa takut. 
Dibutuhkan sebuah kesadaran, bahwa manusia diciptakan bukan untuk keperluan 
ekonomi, tetapi sebaliknya masalah ekonomi yang diciptakan untuk kepentingan 
manusia.
   
  Islam, sebagai ajaran universal, sesungguhnya ingin mendirikan suatu pasar 
yang manusiawi, di mana orang yang besar mengasihi orang kecil, orang yang kuat 
membimbing yang lemah, orang yang bodoh belajar dari yang pintar, dan 
orang-orang bebas menegur orang yang nakal dan zalim sebagaimana nilai-nilai 
utama yang diberikan Allah kepada umat manusia berdasarkan Al Qur’an Surah 
al-Anbiyaa ayat 107. Berbeda dengan pasar yang islami, menurut Qardhawi (1994), 
pasar yang berada di bawah naungan peradaban materialisme mencerminkan sebuah 
miniatur hutan rimba, di mana orang yang kuat memangsa yang lemah, orang yang 
besar menginjak-injak yang kecil. Orang yang bisa bertahan dan menang hanyalah 
orang yang paling kuat dan kejam, bukan orang yang paling baik dan ideal. 
Dengan demikian sulit membayangkan bahwa kesejahteraan akan dapat diperoleh 
dari sistem pasar dalam peradaban materialisme.
   
  Untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang berkeadilan harus ada suatu 
sistem pasar yang sehat. Pasar itu sebenarnya adalah sebuah mekanisme yang 
canggih, namun gampang dirusak, untuk menata kehidupan ekonomi, sehingga setiap 
pribadi memberikan sumbangannya bagi keseluruhan dan juga memenuhi 
kebutuhannnya sendiri dengan kebebasan penuh untuk melakukan pilihan 
pribadinya. Pasar yang sehat menggalakkan keragaman, prakarsa dan kreativitas 
pribadi, dan upaya-upaya yang produktif (Korten, 2002).
   
  Pasar yang sehat sangat tergantung pada kesadaran para pesertanya, sehingga 
harus ada persyaratan agar masyarakat umum menjatuhkan sanksi terhadap orang 
yang tidak menghormati hak dan kebutuhan orang lain, serta mengekang secara 
sukarela dorongan pribadi mereka untuk melampaui batas. Apabila tidak ada suatu 
budaya etika dan aturan-aturan publik yang memadai, maka pasar gampang sekali 
dirusak. Pasar yang sehat, tidak berfungsi dengan paham individualisme ekstrem 
dan kerakusan kapitalisme yang semena-mena, dan juga tidak berfungsi lewat 
penindasan oleh hierarki dan yang tidak mementingkan diri sama sekali, seperti 
dalam komunisme. Kedua faham tersebut merupakan penyakit yang amat parah. 
   
  Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat didefinisikan 
hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi juga memasukkan 
tujuan-tujuan kemanusiaan dan keruhanian. Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya 
mencakup masalah kesejahteraan ekonomi, melainkan juga mencakup permasalahan 
persaudaraan manusia dan keadilan sosial-ekonomi, kesucian kehidupan, 
kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan kebahagiaan, serta 
keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat.
   
  Ajaran Islam, sama sekali, tidak pernah melupakan unsur materi dalam 
kehidupan dunia. Materi penting bagi kemakmuran, kemajuan umat manusia, 
realisasi kehidupan yang baik bagi setiap manuisa, dan membantu manusia 
melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan. Namun demikian, walaupun kehidupan 
ekonomi yang baik merupakan tujuan Islam yang dicita-citakan, bukan merupakan 
tujuan akhir. Kehidupan ekonomi yang baik, pada hakikatnya merupakan sarana 
untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih jauh. Hal ini merupakan 
perbedaan yang sangat esensial antara ajaran Islam dengan faham materialisme 
yang dianut oleh kaum Komunis ataupun para Sekuleristik. 
   
  Menurut Qardhawi, ideologi-ideologi materialisme bertumbuh kepada pemenuhan 
nafsu yang tidak terlepas dari ruang lingkup kepentingan 

[media-dakwah] ... Ringkasan Buku: 52 Persoalan Sekitar Hukum Haid ...

2007-01-03 Terurut Topik Chandraleka
... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com



Judul asli  : 52 Su'alan 'an Ahkamil Haidh fis Shalat was Shiyam wal
Hajj
Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
Edisi Indonesia : 52 Persoalan Sekitar Hukum Haid
Penerjemah  : Muhammad Yusuf Harun
Penerbit: Darul Haq - Jakarta
Cetakan : VII, Maret 2006
Halaman : vii + 72



Buku ini cukup ringkas, memuat persoalan persoalan darah kebiasaan wanita.
Yang dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu:
- Hukum Hukum Haid dalam Shalat dan Puasa
- Hukum Hukum Kesucian dalam Shalat
- Hukum Hukum Haid dalam Haji dan Umrah

Kesemuanya disusun dalam bentuk soal jawab.
Mengingat ringkasnya pembahasan, saya kira dapat selesai dibaca dalam sekali
duduk saja.

Berikut saya kutipkan sebagian yang ada dari buku tersebut sebagai gambaran
isi bukunya. Dan saya kira juga bermanfaat buat kaum muslimin yang membaca
ringkasan buku ini. Pertanyaan dan jawaban tidak saya ringkas tetapi saya
kutip seperti apa yang ada di buku tersebut.



[2]
Soal:
Bagi wanita nifas, bila telah suci sebelum empat puluh hari, apakah wajib
baginya berpuasa dan shalat?

Jawab:
Ya, bilamana wanita nifas telah suci sebelum 40 hari maka wajib baginya
berpuasa bila pada bulan Ramadhan, dan wajib shalat, serta boleh bagi suami
untuk menggaulinya karena dia dalam keadaan suci, tidak ada lagi sesuatu
yang mencegah dari kewajiban berpuasa maupun kewajiban shalat dan boleh
digauli.


[4]
Soal:
Seorang wantia yang haid atau nifas bila suci sebelum fajar, tetapi belum
mandi kecuali setelah fajar, apakah puasanya sah atau tidak?

Jawab:
Ya, sah puasa wanita haid yang suci sebelum fajar dan belum mandi kecuali
setelah terbit fajar. Juga wanita nifas, karena pada saat itu dia termasuk
wanita yang berhak ikut berpuasa, keadaannya serupa dengan orang yang wajib
mandi jinabat, tatkala fajar terbit dia masih dalam keadaan junub dan belum
mandi, maka puasanya adalah sah. Berdasarkan firman Allah subhanahu wa
Ta'ala:

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan
Allah untukmu, dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. (Al Baqarah: 187).

Jika Allah mengizinkan untuk menggaulinya hingga nyata fajar, berarti mandi
tidak terjadi kecuali setelah terbit fajar. Dan berdasarkan hadits Aisyah
radhiyallahu'anha:

Bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam suatu pagi pernah dalam keadaan
junub karena menggauli istrinya, sedangkan beliau pun berpuasa.

Artinya: bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak mandi junub kecuali
setelah terbit fajar.


[5]
Soal:
Apabila seorang wanita merasakan adanya darah tapi belum keluar sebelum
terbenam matahari, atau merasakan sakitnya datang bulan, apakah sah puasanya
pada hari itu atau wajib melakukan qadha?

Jawab:
Apabila seorang wanita yang masih dalam keadaan suci merasakan tanda tanda
akan datangnya haid, sedang ia dalam keadaan puasa, tetapi belum keluar
kecuali setelah terbenam matahari; atau merasakan sakitnya haid tetapi belum
keluar kecuali setelah terbenam matahari, maka sah puasanya pada hari itu
dan tidak wajib mengulangi jika puasa fardhu, atau tidak sia sia pahalanya
jika puasa sunat.


[15]
Soal:
Apakah wanita haid harus mengganti pakaiannya setelah suci, padahal
pakaiannya itu tidak terkena darah atau barang najis?

Jawab:
Tidak harus baginya hal tersebut karena haid tidak menjadikan badan najis,
tetapi darah haid menjadikan najis bagian yang terkenanya saja. Karena itu
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyuruh wanita yang pakaiannya terkena
darah haid agar mencuci darah itu dan shalat dengan pakaiannya tadi.


[16]
Soal:
Ada wanita yang ketika datang bulan Ramadhan berikutnya belum menyelesaikan
tanggungan puasa dari bulan Ramadhan yang lalu. Apa yang mesti ia lakukan?

Jawab:
Wajib baginya bertaubat kepada Allah dari perbuatan ini. Karena tidak boleh
bagi siapa saja yang mempunyai tanggungan qadha' puasa Ramadhan,
mengerjakannya nanti sampai datang bulan Ramadhan berikutnya tanpa ada
halangan. Berdasarkan hadits dari Aisyah radhiyallahu'anha:

Pernah aku mempunyai tanggungan puasa Ramadhan aku tidak bisa menggantinya
kecuali pada bulan Sya'ban.

Ini menunjukkan, tanggungan puasa tidak boleh dikerjakan nanti setelah bulan
Ramadhan yang kedua. Maka, hendaklah ia bertaubat kepada Allah dari
perbuatannya dan mengganti puasa yang ditinggalkannya sesudah Ramadhan yang
kedua.


[17]
Soal:
Jika seorang wanita mengalami haid pada pk. 01.00 siang umpamanya dan dia
belum mengerjakan shalat Zhuhur, apakah dia harus mengqadha' shalat Zhuhur
ini setelah suci?

Jawab:
Terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama dalam masalah ini. Ada yang
berpendapat, dia tidak harus mengqadha' shalat itu karena dia tidak
meremehkan, juga tidak berdosa karena boleh baginya mengerjakan shalat
sampai pada akhir waktunya. Ada lagi pendapat yang mengatakan, dia harus
mengqadha' shalat itu, berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam:

Barangsiapa mendapatkan satu rakaat dari 

[media-dakwah] (OOT) Kawasan Perampok Penumpang Taksi Cari Mangsa

2007-01-03 Terurut Topik Syarief \ayiep\ Hidayatullah
Inilah Kawasan Perampok Penumpang Taksi Cari Mangsa
Nala Edwin - detikcom
   
  Jakarta - Kejahatan atas penumpang taksi tidak terhitung lagi. Para korban 
hanya bisa pasrah dan menerima nasib apes barang-barangnya dirampas begal. Agar 
tidak menjadi korban, waspadai daerah-daerah yang menjadi favorit para perampok 
taksi mencari mangsa.
   
  Mereka beraksi di Plaza Senayan, Ratu Plaza, sepanjang jalan Rasuna Said 
(Kuningan) dan jalan Casablanca, jelas Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol 
Carlo Brix Tewu di Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 
(3/01/2007).
   
  Selain itu para perampok ini lebih senang memilih korban dari kalangan 
perempuan yang pulang kerja di sore hari. Jika ada sopir taksi yang menolak 
mengantarkan penumpang, biasanya lanjut Carlo, mereka sedang menunggu korban.
   
  Mereka juga memilih-milih korban. Kalau ada sopir taksi yang ngetem di satu 
tempat dan menolak penumpang, itu patut diwaspadai. Karena mereka lagi menunggu 
sasaran yang pas, imbuh Carlo.
   
  Polda Metro Jaya, lanjut Carlo, sudah menerima dua laporan dengan modus 
seperti ini. Korban pertama berinisia IT naik taksi dari Jl Panglima Polim, 
Blok M menuju Bintaro. Tapi baru di sampai di sekitar Singapore School, Jakarta 
Selatan, taksinya dibajak oleh kelompok ini. Dia kehilangan uang Rp 2,8 juta 
berikut perhiasan dan ATM, urai Carlo. (bal/nrl)

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] US Terrorize The World - 14 Dhul-Hijjah 1427 H (4.1.07)

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

Fox News on Bush: He snorts, the cocaine decides

http://mparent.blogspot.com/2007/01/fox-news-on-bush-he-snorts-cocaine.html

===

Fox News reporter says Bush admitted using cocaine, then retreats, citing, 
'questions'

As political media buzzed about whether or not Senator Barack Obama's 
admission eleven years ago that he used cocaine as a teenager would hurt 
his political prospects, Fox News ran a segment on Obama's Cocaine 
Confession. Their conversation took an unusual turn, however, when Fox 
reporter Kirian Chetry said President Bush had also admitted to using cocaine.
http://www.rawstory.com/news/2006/Fox_News_reporter_stumbles_on_Bushs_0103.html

===

Ellison will Take Oath on Thomas Jefferson’s Copy of the Koran

Rep.-elect Keith Ellison, the first Muslim elected to Congress, found 
himself under attack last month when he announced he’d take his oath of 
office on the Koran — especially from Virginia Rep. Virgil Goode, who 
called it a threat to American values.

Yet the holy book at tomorrow’s ceremony has an unassailably all-American 
provenance. We’ve learned that the new congressman — in a savvy bit of 
political symbolism — will hold the personal copy once owned by Thomas 
Jefferson.

Suck it, all you hate mongering neo-cons!
http://www.teambio.org/2007/01/ellison-will-take-oath-on-thomas-jeffersons-copy-of-the-koran/

===

US will be defeated in Afghanistan: former CIA hand

A former senior CIA operative who tracked Osama bin Laden for 10 long years 
foresees an apparent American defeat in Afghanistan.

Michael Sheuer said the way ahead in Afghanistan and along the 
Afghanistan-Pakistan border ultimately would lead to the defeat of US and 
NATO forces and the demise of the Karzai government.
http://www.hindustantimes.com/news/181_1884520,00050001.htm

===

The Americans Can Never be Trusted

The mendacious mutual recriminations between US officials and the rulers of 
Baghdad, regarding the way former President Saddam Hussein was executed, 
condemns and holds Washington culpable for the timing, the way the barbaric 
act was carried out, and the fact that it was shown to the people. 
Washington could have adhered to the implementation of the new Iraqi 
Constitution, which stipulates that three persons ratify the death 
sentence, and which prohibits the execution of the sentence during 
holidays, but it condoned the way the Constitution was adopted, in the 
sense that 'we did not order it and it does not harm us', and replaced the 
Constitution, justice and humanitarian senses with dependence on the 
opinion of the religious authorities and intolerance.
http://english.daralhayat.com/opinion/OPED/01-2007/Article-20070103-e7e1a4d2-c0a8-10ed-0095-49af774131a7/story.html

===

Saddam Hussein becomes an Arab folk hero

Obviously and of course, Saddam Hussein belongs in the lowest circle of 
Dante's Hell, and now, that's where he is. And most of the awful things 
we've been told about his years in power were true. But what haven't we 
been told?

Simply put, Saddam Hussein's brutal reign was made by the USA. He worked 
for the CIA before be became politically prominent in Iraq. He was one of 
America's closet Mideast allies during the 1980s, and received substantial 
US military and financial aid.

When you hear references to his tyranny, his cruelty, the accounts are 
generally true -- he was one hell of a bastard. The 'unknown news', though, 
is that at the peak of Saddam's tyranny and cruelty, the Reagan 
administration didn't just tolerate having Saddam in charge of Iraq, they 
funded and armed his regime. He was America's ally, just like several of 
the world's most despotic bastards are America's allies now.

When he said Iraq had disarmed, it was true.
http://www.unknownnews.org/061230a-hh.html

===

Hussein -- terrorist or terrorized?

SOMEONE has to say it: The hanging of Saddam Hussein was an act of 
barbarism that makes a mockery of President Bush's claim it was an 
important milestone on Iraq's course to becoming a democracy.

Instead, the rushed, illegal and unruly execution of a former U.S. ally 
after his conviction in a kangaroo court blurred the line between terrorist 
and terrorized as effectively as Hussein's own evil propaganda ever did.
http://sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/c/a/2007/01/03/EDGC7N745G1.DTL

===

Saddam Hussein execution: A sectarian lynching

A video of the final minutes of Saddam Hussein, released to the Arab media 
late Saturday and widely broadcast around the world, demonstrates that the 
execution of the former Iraqi president was an act of sectarian vengeance 
by the Shiite Muslim groups placed in power by the US invasion of the country.

The video, apparently made using the cell phone of one of the guards or 
official witnesses in the death chamber, records the last fragments of 
conversation between

[media-dakwah] Malam Muhasabah menuju qolbun Salim - ke 21

2007-01-03 Terurut Topik suryati
Semoga bermanfaat..maaf bagi yang tidak berkenan
   
  ---
   
   
  Malam Muhasabah Menuju Qolbun Salim - Ke-21
Tuesday, 02 January 2007   
20 Januari 2007 / 1 Muharram 1428 H
Sabtu-Ahad Pukul 18:00 s/d 06:00 WIB (Menginap)
Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
 
Special Tema :
Perang Pemikiran (Ghawzul Fikr)
  
Bersama :
- Dr. Satori Ismail
- Ust. Ikhsan Hakim
- Ust. Ahmad Sahal LC
 
Acara :
- Kajian Tematis 
- Dialog Interaktif 
- Qiyamullail
- Muhasabah
- Dzikir Al-Ma'tsurat

Info :
Sekretariat DT Jakarta : 021-7235258 (Sdri. Yayah), Yanie : 081317683906, 
MQS Hotline : 021-70145049, Septi : 08159490701, Anto : 08161403641
 

Yathie 
(Dalam seribu temen belum tentu wujud seorang sahabat, karena PERSAHABATAN itu 
memerlukan kejujuran yang merupakan kebahagiaan dalam kehidupan)

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Re: BUKU ISLAM???...

2007-01-03 Terurut Topik Hasbiyanto
Saya sering merasa was was untuk membeli buku-2 agama islam. Masalahnya
karena sekarang ini banyak buku-2  yang dijual dan beredar yang isinya
menimbulkan kerancuan dan sering terjadi perbedaan antara buku satu
dengan buku yang lainnya.

Dapatkah Bapak-2 memberikan  kepada saya, buku-2 terbitan mana saja dan
karangan siapa saja, yang bagus dan bisa dipertanggung jawabkan. 

Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalam,
Hasbiyanto

 Chandraleka [EMAIL PROTECTED] 1/4/2007 11:29 AM 
... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com 



Judul asli  : 52 Su'alan 'an Ahkamil Haidh fis Shalat was Shiyam
wal
Hajj
Penulis : Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
Edisi Indonesia : 52 Persoalan Sekitar Hukum Haid
Penerjemah  : Muhammad Yusuf Harun
Penerbit: Darul Haq - Jakarta
Cetakan : VII, Maret 2006
Halaman : vii + 72



Buku ini cukup ringkas, memuat persoalan persoalan darah kebiasaan
wanita.
Yang dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu:
- Hukum Hukum Haid dalam Shalat dan Puasa
- Hukum Hukum Kesucian dalam Shalat
- Hukum Hukum Haid dalam Haji dan Umrah

Kesemuanya disusun dalam bentuk soal jawab.
Mengingat ringkasnya pembahasan, saya kira dapat selesai dibaca dalam
sekali
duduk saja.

Berikut saya kutipkan sebagian yang ada dari buku tersebut sebagai
gambaran
isi bukunya. Dan saya kira juga bermanfaat buat kaum muslimin yang
membaca
ringkasan buku ini. Pertanyaan dan jawaban tidak saya ringkas tetapi
saya
kutip seperti apa yang ada di buku tersebut.



[2]
Soal:
Bagi wanita nifas, bila telah suci sebelum empat puluh hari, apakah
wajib
baginya berpuasa dan shalat?

Jawab:
Ya, bilamana wanita nifas telah suci sebelum 40 hari maka wajib
baginya
berpuasa bila pada bulan Ramadhan, dan wajib shalat, serta boleh bagi
suami
untuk menggaulinya karena dia dalam keadaan suci, tidak ada lagi
sesuatu
yang mencegah dari kewajiban berpuasa maupun kewajiban shalat dan
boleh
digauli.


[4]
Soal:
Seorang wantia yang haid atau nifas bila suci sebelum fajar, tetapi
belum
mandi kecuali setelah fajar, apakah puasanya sah atau tidak?

Jawab:
Ya, sah puasa wanita haid yang suci sebelum fajar dan belum mandi
kecuali
setelah terbit fajar. Juga wanita nifas, karena pada saat itu dia
termasuk
wanita yang berhak ikut berpuasa, keadaannya serupa dengan orang yang
wajib
mandi jinabat, tatkala fajar terbit dia masih dalam keadaan junub dan
belum
mandi, maka puasanya adalah sah. Berdasarkan firman Allah subhanahu wa
Ta'ala:

Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan
Allah untukmu, dan makan minumlah hingga jelas bagimu benang putih
dari
benang hitam, yaitu fajar. (Al Baqarah: 187).

Jika Allah mengizinkan untuk menggaulinya hingga nyata fajar, berarti
mandi
tidak terjadi kecuali setelah terbit fajar. Dan berdasarkan hadits
Aisyah
radhiyallahu'anha:

Bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam suatu pagi pernah dalam
keadaan
junub karena menggauli istrinya, sedangkan beliau pun berpuasa.

Artinya: bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tidak mandi junub
kecuali
setelah terbit fajar.


[5]
Soal:
Apabila seorang wanita merasakan adanya darah tapi belum keluar
sebelum
terbenam matahari, atau merasakan sakitnya datang bulan, apakah sah
puasanya
pada hari itu atau wajib melakukan qadha?

Jawab:
Apabila seorang wanita yang masih dalam keadaan suci merasakan tanda
tanda
akan datangnya haid, sedang ia dalam keadaan puasa, tetapi belum
keluar
kecuali setelah terbenam matahari; atau merasakan sakitnya haid tetapi
belum
keluar kecuali setelah terbenam matahari, maka sah puasanya pada hari
itu
dan tidak wajib mengulangi jika puasa fardhu, atau tidak sia sia
pahalanya
jika puasa sunat.


[15]
Soal:
Apakah wanita haid harus mengganti pakaiannya setelah suci, padahal
pakaiannya itu tidak terkena darah atau barang najis?

Jawab:
Tidak harus baginya hal tersebut karena haid tidak menjadikan badan
najis,
tetapi darah haid menjadikan najis bagian yang terkenanya saja. Karena
itu
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyuruh wanita yang pakaiannya
terkena
darah haid agar mencuci darah itu dan shalat dengan pakaiannya tadi.


[16]
Soal:
Ada wanita yang ketika datang bulan Ramadhan berikutnya belum
menyelesaikan
tanggungan puasa dari bulan Ramadhan yang lalu. Apa yang mesti ia
lakukan?

Jawab:
Wajib baginya bertaubat kepada Allah dari perbuatan ini. Karena tidak
boleh
bagi siapa saja yang mempunyai tanggungan qadha' puasa Ramadhan,
mengerjakannya nanti sampai datang bulan Ramadhan berikutnya tanpa ada
halangan. Berdasarkan hadits dari Aisyah radhiyallahu'anha:

Pernah aku mempunyai tanggungan puasa Ramadhan aku tidak bisa
menggantinya
kecuali pada bulan Sya'ban.

Ini menunjukkan, tanggungan puasa tidak boleh dikerjakan nanti setelah
bulan
Ramadhan yang kedua. Maka, hendaklah ia bertaubat kepada Allah dari
perbuatannya dan mengganti puasa yang ditinggalkannya sesudah Ramadhan
yang
kedua.


[17]
Soal:
Jika seorang wanita mengalami haid pada pk. 01.00 siang umpamanya dan
dia
belum mengerjakan shalat Zhuhur, 

[media-dakwah] Re: [permatasunnah] Laporan Pembelian Buku untuk G1000B Gelombang Keempat

2007-01-03 Terurut Topik suhana hana
Assalamu'alaikum wr.wb.
   
  berikut laporan pembelian satu paket buku gelombang ke 4.
  kepada para donatur sebelumnya diucapkan jazakallahu khairon katsiron..
   
  salam
  hana

Budi Ari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Visit Your Group 
  Yahoo! Avatars
  Express Yourself
  Show your style in
  Messenger  more.

Yahoo! Mail
  Next gen email?
  Try the all-new
  Yahoo! Mail Beta.

Y! Messenger
  Instant smiles
  Share photos while
  you IM friends.



  .
Pembelian Buku Gelombang 4
  

  Berikut daftar buku yang dibeli untuk Gelombang 4 :
  


 Buku Pelajaran Aqidah, Abu Umar Ibrahim dan Ummu Umar Nabila, Hikmah Anak 
Shalih, 1 buah @ Rp. 5.850,-
  
 Aku Cinta Rasul ShallallaHu #8216;alaiHi wa sallam, Abu Usamah Masykur, 
Darul Ilmi, 1 buah @ Rp. 5.525,-
  
 Anak Shalih Rajin Berdoa, Ummu #8216;Abdirrahman Syifa#8217;, Darul 
Ilmi, 1 buah @ Rp. 6.175,-
  
 Jawaban Tepat Anak Hebat Jilid 1, Abu Faqih Muhammad Ibnu #8216;Ali 
#8216;Umar al Jombangi, Hikmah Anak Shalih, 1 buah @ Rp. 4.225,-
  
 Cahaya Bakti #8216;Tuk Abi dan Ummi, Abu Faqih Muhammad Ibnu #8216;Ali 
#8216;Umar al Jombangu, Hikmah Ahlus Sunnah, 1 buah @ Rp. 4.550,-
  
 Buku Paket Aqidah Seri Pertama, Hikmah Ahlus Sunnah, 1 buah @ Rp. 10.725,-
  
 Kisah-kisah Pilihan Untuk Anak Muslim Seri 1, Ummu Usamah #8216;Aliyyah 
dan Ummu Mu#8217;adz Rofi#8217;ah, 1 buah @ Rp. 6.175,-
  
 Kisah-kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri 2, Ummu Usamah #8216;Aliyyah 
dan Ummu Mu#8217;adz Rofi#8217;ah, Darul Ilmi, 1 buah @ Rp. 9.425,-
  
 Kisah-kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri 3, Abu Muhammad Miftah, Darul 
Ilmi, 1 buah @ Rp. 8.450,-
  
 Ayo Shalat, Abu #8216;Umar #8216;Urwah, Darul Ilmi, 1 buah @ Rp. 8.450,-
  
 Inilah Kisah Pengantar Tidur, Pustaka Ibnu Katsir, 1 buah @ Rp. 15.600,-
  
 Inilah Aqidahmu, Pustaka Ibnu Katsir, 1 buah @ Rp. 15.600,-
  
 Inilah Tata Cara Shalat sesuai Nabi ShallallaHu #8216;alaiHi wa Sallam, 
Pustaka Ibnu Katsir, 1 buah @ Rp. 15.600,-
  
 Berbaktilah Kepada Kedua Orang Tuamu, Pustaka Ibnu Katsir, 1 buah @ Rp. 
15.600,-
  
 Inilah Amalan-amalan di Bulan Ramadhan, Pustaka Ibnu Katsir, 1 buah @ Rp. 
15.600,-

  

  Sehingga demikian Total Pembelian adalah Rp. 147.550,-
  

  Demikianlah buku-buku yang telah kami beli pada tanggal 1 Januari 2007, dan 
kepada para muhsinin dan donatur kami ucapkan JazakumullaHu khairan, semoga 
Allah Ta#8217;ala membalas amal ibadah Bapak dan Ibu Semua dengan balasan yang 
berlipat ganda.
  

  Tim Pembelian dan Pendistribusian G1000B
  Budi Aribowo
  

  



  Allah Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni 
dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang 
dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah 
berbuat dosa yang besar (QS. An Nisaa' : 48)
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jibril 
berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam 
keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk 
surga' (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari]




  __
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

 


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Saddam Hussein execution: A sectarian lynching

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===


Saddam Hussein execution: A sectarian lynching

http://www.wsws.org/articles/2007/jan2007/sadh-j03.shtmlPatrick Martin

3 January 2007

A video of the final minutes of Saddam Hussein, released to the Arab media 
late Saturday and widely broadcast around the world, demonstrates that the 
execution of the former Iraqi president was an act of sectarian vengeance 
by the Shiite Muslim groups placed in power by the US invasion of the country.

The video, apparently made using the cell phone of one of the guards or 
official witnesses in the death chamber, records the last fragments of 
conversation between Hussein and his hooded executioners, who were 
apparently loyal to the Shiite radical clergyman Moqtada al-Sadr, head of 
the most powerful militia force in Iraq, the Mahdi Army.

Several of the executioners and witnesses began chanting the name of the 
Shiite leader, Moqtada, Moqtada, Moqtada, as the noose was slipped around 
Hussein’s neck. He responded with surprise, and then a scornful retort, 
Moqtada? Is this how real men behave?

Other onlookers chanted the name of Moqtada al-Sadr’s father­a co-founder 
of the Dawa Party, one of the backers of Prime Minister Nouri al-Maliki­and 
one shouted, Go to hell, to which Hussein responded that those 
responsible for his execution had erected a gallows of shame.

Even the judge who had ratified the death sentence, Munir Haddad, 
reproached the sectarian outburst by the Shiite guards, telling them, 
Please no! The man is about to die. The video then concludes with grisly 
footage of the trapdoor opening and Hussein plunging to his death, his neck 
broken and his body swinging.

Beyond the events recorded on the video, the very fact that Mahdi Army 
loyalists were among the guards in the death chamber and could record the 
proceedings without hindrance has enormous political significance. It 
demonstrates the extent to which the US-backed Iraqi regime has become the 
instrument of factions in the sectarian conflict raging throughout much of 
Iraq.

For nearly a year, Sunni Muslims, Christians, secular Iraqis and others 
targeted by Shiite death squads have been hunted down, tortured and 
murdered. Most of these atrocities have begun with the seizure of the 
victims by armed members of the Iraqi police and military­the very forces 
the Bush administration claims it has been training to fight terrorism.

By Monday, with the digital recording circulating throughout Iraq and the 
entire Arab and Muslim world, it was clear that for the Maliki government 
and the US occupation regime the execution had become a political debacle. 
Thousands of Sunnis marched in protest demonstrations in Tikrit, Mosul and 
cities and towns throughout Anbar province. In Samarra, where the bombing 
of the Shiite Golden Mosque last February touched off the sectarian 
warfare, Sunnis marched through the shattered structure with a coffin 
representing Saddam Hussein’s.

The Maliki government, in a belated effort to distance itself from the 
images of Shiite triumphalism, ordered an investigation into how the video 
was shot in the death chamber and how it was distributed. But at least one 
eyewitness, one of the prosecutors in Hussein’s trial, said that the cell 
phone was brought in by a top government official, whom he would not name, 
not by a guard, and that the recording of the final altercation between the 
guards and Hussein was done quite openly.

Detailed reports in the US media conceded that the execution had backfired 
on the Bush administration. An account published in the New York Times 
Monday observed that it would be difficult for the White House to 
disassociate itself from the rushed execution of the former president, 
since the hanging took place at a US-controlled military facility in 
Baghdad, and Hussein remained in US custody until he was handed over to the 
executioners.

The article, co-authored by John Burns, the Times bureau chief in Baghdad 
and one of the most avid apologists for the war, noted that Iraq’s new 
Shiite rulers . . . seemed bent on turning the execution and its aftermath 
into a new nightmare for the Sunni minority privileged under Mr. Hussein.

The Times reported that US officials in Iraq were privately incensed at 
the dead-of-night rush to the gallows, and had repeatedly urged the Maliki 
government to delay the execution by a few weeks in order to conform to 
provisions in the Iraqi constitution and legal code, requiring approval of 
the hanging by the three-member Iraqi presidency, and barring executions 
during the celebration of Id al-Adha, a Muslim religious holiday.

The timing was perhaps the most brazenly sectarian aspect of the execution, 
since Saturday is the first day of Id al-Adha, according to the Sunni 
practice, while the holiday begins on Sunday for Shiites. One official 
effectively 

[media-dakwah] US will be defeated in Afghanistan

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

US will be defeated in Afghanistan: former CIA hand

Indo-Asian News Service

Washington/Islamabad, December 31, 2006


A former senior CIA operative who tracked Osama bin Laden for 10 long years 
foresees an apparent American defeat in Afghanistan.

Michael Sheuer said the way ahead in Afghanistan and along the 
Afghanistan-Pakistan border ultimately would lead to the defeat of US and 
NATO forces and the demise of the Karzai government.

Scheuer told the Daily Times in Washington that by failing to accomplish 
the only mission that had to be accomplished in Afghanistan, the US was now 
faced with a growing insurgency that probably already outnumbered the 
combined US-NATO forces.

But he has handsome words of praise for Pakistan President Pervez 
Musharraf. The US has seldom found an ally better than Musharraf, who has 
acted to advance US interests even while jeopardizing his own, Sheuer 
observed.

Some of Musharraf's actions, like sending Pakistani troops to tribal areas, 
were clearly against Pakistan's interests and have brought his country 
to the brink of a civil war, he said.

By not abandoning the Cold War practice of trying to find foreigners to do 
America's dirty work, we have blithely assumed that Musharraf's Pakistan 
is an American proxy, with national-security interests that mirror those of 
the US, he said.

The truth is that virtually none of the many things Musharraf has done to 
assist the US in Afghanistan has been in Pakistan's national interest; 
indeed, by sending the Pakistani Army into the Pashtun regions he brought 
his country to the brink of civil war.

His praise for Musharraf was in sharp contrast to criticism from most 
American think tanks who, while crediting the president with working to 
fight terrorism, accuse him of either not doing enough or serving the 
interests of the Pakistani Pushtuns who support the Taliban and host 
foreign and Al-Qaeda fighters.

The September 1 agreement that Musharraf's regime signed with the tribals 
in North Waziristan has worked precisely in that direction and incensed 
Afghan President Hamid Karzai.

Musharaf had also worked to rescue Pakistani nationals fighting alongside 
the Taliban, when the latter's regime fell, allowing in the process many 
key Taliban and Al-Qaeda hands to escape, they have said.

However, Sheuer takes a peep into American history to draw an analogy about 
Musharraf's role.

In future years, when America's defeat in Afghanistan is apparent, and if 
he survives, Musharraf would be able to reflect on his relationship with 
President (George W) Bush and say - as president Lincoln said about Union 
General McClellan - 'Poor George, I did all I could to help him, but he 
proved unable to do anything to help himself'.

source:
http://www.hindustantimes.com/news/181_1884520,00050001.htm

===



-muslim voice-
__
BECAUSE YOU HAVE THE RIGHT TO KNOW  

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] 9/11 : FBI files detail Guantánamo torture tactics

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===


FBI files detail Guantánamo torture tactics

Mark Tran
Wednesday January 3, 2007
http://www.guardian.co.uk/Guardian Unlimited


A detainee's arm hangs outside his cell at Camp Delta in Guanta

A detainee's arm hangs outside his cell at Camp Delta in Guantanamo Bay. 
Photograph: Mike Brown/EPA


Captives at Guantánamo Bay were chained hand and foot in a fetal position 
to the floor for 18 hours or more, urinating and defecating on themselves, 
an FBI report has revealed.

The accounts of mistreatment were contained in FBI documents 
http://foia.fbi.gov/guantanamo/detainees.pdfreleased yesterday (pdf) as 
part of a lawsuit involving the American Civil Liberties Union, a civil 
liberties group.

In the 2004 inquiry, the FBI asked nearly 500 employees who had served at 
Guantánamo Bay to report possible mistreatment by law enforcement or 
military personnel. Twenty-six incidents were reported, some of which had 
emerged in earlier document releases.

Besides being shackled to the floor, detainees were subjected to extremes 
of temperature. One witness said he saw a barefoot detainee shaking with 
cold because the air conditioning had bought the temperature close to freezing.

On another occasion, the air conditioning was off in an unventilated room, 
making the temperature over 38C (100F) and a detainee lay almost 
unconscious on the floor with a pile of hair next to him. He had apparently 
been pulling out his hair throughout the night.

In October 2002, one interrogator squatted over a copy of the Qur'an during 
intensive questioning of a Muslim prisoner, who was incensed by the 
tactic, according to an FBI agent.

On another occasion, an agent was asked by a civilian contractor to come 
and see something.

There was an unknown bearded longhaired d (detainee) gagged w/duct tape 
that had covered much of his head, the FBI document said.

When the FBI officer asked if the detainee had spit at interrogators, the 
contractor laughingly replied that d had been chanting the Qur'an 
non-stop. No answer how they planned to remove the duct tape, the report said.

After an erroneous report of Qur'an abuse prompted deadly protests overseas 
in 2005, the US military conducted an investigation that confirmed five 
incidents of intentional and unintentional mishandling of the book at the 
detention facility.

It acknowledged that soldiers and interrogators had kicked the Qur'an, had 
stood on it and, in one case, had inadvertently sprayed urine on a copy.

An FBI agent called W also heard that female interrogators would sometimes 
wet their hands and touch detainees' faces in order to disrupt their 
prayers. Such actions would make some Muslims consider themselves unclean 
so they would stop praying.

The detention of terrorist suspects at Guantánamo Bay has been strongly 
criticised by human rights groups. In a rebuff for the Bush administration, 
the US supreme court last year rejected its claims that detainees at the 
facility were not entitled to the protection under the Geneva convention.

The department of defence consequently issued a memo stating that prisoners 
would in the future be entitled to such protection. As of November 2006, 
out of 775 detainees who have been brought to Guantánamo, approximately 340 
had been released, leaving 435 detainees.

Of those 435, 110 have been labelled as ready for release. Of the other 
325, only about 70 will face trial by military commissions, criminal courts 
run by the US armed forces. That leaves about 250 who may be held indefinitely.

source:
http://www.guardian.co.uk/guantanamo/story/0,,1981955,00.html

===


FBI report details Guantanamo torture

An FBI report details harsh conditions and techniques witnessed


An FBI report details harsh conditions and techniques witnessed by agents 
at Guantanamo Bay. (Reuters)


An internal FBI report appears to contradict assurances by US President 
George W Bush that prisoners are treated humanely at Guantanamo Bay.

Released under Freedom of Information laws, the report details the harsh 
conditions and techniques witnessed by some FBI employees at the detention 
centre.

Several staff reportedly witnessed detainees with their hands and feet 
chained to the floor in cells without a chair, food or water.

In another reported incident, a detainee had his head wrapped in sticky 
tape for chanting verses from the Koran.

There are also reports of detainees being kept awake days on end with 
strobe lighting and loud music.

The FBI says none of its agents have been involved in the abuse.

The documents were released in response to a request by the American Civil 
Liberties Union.

President Bush has repeatedly stated that America does not condone torture 
and treats prisoners humanely.



Enemy combatants

The US Government is holding hundreds of what it describes as enemy 
combatants at 

[media-dakwah] Saddam Hussein becomes an Arab folk hero

2007-01-03 Terurut Topik muslim insuffer

http://musliminsuffer.wordpress.com/


bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem
In the Name of Allah, the Compassionate, the Merciful



=== News Update ===

Saddam Hussein becomes an Arab folk hero

by Helen  Harry Highwater, Unknown News

Dec. 30, 2006


Obviously and of course, Saddam Hussein belongs in the lowest circle of 
Dante's Hell, and now, that's where he is. And most of the awful things 
we've been told about his years in power were true. But what haven't we 
been told?

Simply put, Saddam Hussein's brutal reign was made by the USA. He worked 
for the CIA before be became politically prominent in Iraq. He was one of 
America's closet Mideast allies during the 1980s, and received substantial 
US military and financial aid.

When you hear references to his tyranny, his cruelty, the accounts are 
generally true -- he was one hell of a bastard. The 'unknown news', though, 
is that at the peak of Saddam's tyranny and cruelty, the Reagan 
administration didn't just tolerate having Saddam in charge of Iraq, they 
funded and armed his regime. He was America's ally, just like several of 
the world's most despotic bastards are America's allies now.

When he said Iraq had disarmed, it was true.

When the Americans and Brits attacked and occupied Iraq, it wasn't 
necessary. As thousands of Americans and hundreds of thousands of Iraqis 
have been killed, it's been nothing but a waste of life.

And once captured, Saddam could have faced justice in an international 
tribunal, but if he had, there were all sorts of true stories he could have 
told about American complicity in his crimes. So instead he was given an 
obviously rigged trial in an Iraqi court, surrounded by American soldiers 
and overseen by American authorities, and then he was executed -- on the 
first day of the Islamic holy days Eid ul-Adha, for a little added insult 
to Muslims around the world.

And of course, now that Saddam Hussein is dead, his tyranny becomes 
irrelevant. What's been accomplished by the war and occupation of Iraq, and 
the trial and execution of Saddam Hussein, is only this: We've made a 
madman into a folk hero. A tyrant has been re-cast as a victim.

It won't be long before Saddam's crimes will be forgotten by most in Iraq 
and the Middle East -- but songs will be sung, legends told, movies made 
about his American-controlled kangaroo trial and execution, and future 
generations of angry insurrection will be inspired.

[]


© by the author.

source:
http://www.unknownnews.org/061230a-hh.html

===

Saddam can never be allowed a fair trial

by Eric S. Margolis, Toronto Sun

July 31, 2003

If put on public trial, Saddam Hussein would have a field day revealing the 
embarrassing alliance between his brutal regime and Washington:

• CIA's role in bringing the Ba'ath Party to power in a 1958 coup, opening 
the way for Saddam to take control.

• US, Israeli, Iranian destabilization of Iraq during the 1970's by fueling 
Kurdish rebellion. Washington's egging on the aggressive Shah of Iran in 
the Shatt al-Arab waterway dispute, a primary cause of the Iran-Iraq War.

• US secretly urging Iraq to invade Iran in 1980 to overthrow that nation's 
revolutionary Islamic government.

• Covert supply of Saddam's war machine by the US and Britain during the 
eight-year Iran-Iraq conflict: biological warfare programs and germ feeder 
stocks, poison gas manufacturing plants and raw materials. Billions in aid, 
routed through the US Department of Agriculture, Italy's Banco del Lavoro, 
and the shady bank, BCCI. Heavy artillery, munitions, spare parts, trucks, 
field hospitals, and electronics.

Equally important, the US Defense Intelligence Agency and CIA operated 
offices in Baghdad that provided Iraq with satellite intelligence data on 
Iranian troop deployments that provided decisive in the war's titanic 
battles at Basra, Majnoon, and Faw.

• The murky role played by Washington just before Iraq's 1990 invasion of 
Kuwait. The US Ambassador told Saddam `the US takes no position in Arab 
border disputes.' Was this a trap to lure Saddam to invade Kuwait, then 
crush his army, or simple diplomatic bungling? Saddam could supply the 
awkward answers.

In short, Saddam was one of America's closet Mideast allies during the 
1980's, a major recipient of US military and financial aid. Saddam's 
killing of large numbers of Kurds and Shia rebels occurred while he was a 
key US ally. Washington remained mute at the time. When Bush I called on 
Kurds and Shia to revolt in 1991, the US watched impassively as Saddam 
slaughtered the poorly-armed rebels.

Better a bullet-riddled Saddam, or one executed by a military kangaroo 
court in Guantanamo, or hanged by the new, American- installed `Vichy' 
Iraqi regime in Baghdad.

Saddam should be handed over by the US to the UN War Crimes Tribunal in the 
Hague that is currently trying Serbia's Slobodan Milosevic and other 
accused Balkan war criminals. After all, it was Washington that engineered 
Milosevic's delivery 

[media-dakwah] Fwd: Dimana jaringan informasi ummah ? was: Media massa tertipu: Lokasi jatuhny

2007-01-03 Terurut Topik Eko Budhi S, Ghifari.Org
--- In [EMAIL PROTECTED], Eko Budhi S, Ghifari.Org
[EMAIL PROTECTED] wrote:

On Wed, 2007-01-03 at 13:25, IrwanK wrote:
 Quote:
 
  Informasi lainnya menyebutkan, kabar bohong itu tersebar dari
  masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman, terbang
 ke
  Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke Kapolda,
  Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)

Assalamu'alaikum

Ini satu case study paling anyar bahwa TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI yang canggih tanpa alur kerja SISTEM INFORMASI yang dirancang
dgn baik,
akan menghasilkan suatu CHAOS,
atau setidaknya banjir informasi dan informasi yang tidak berguna ...

Teknologi informasi dan komunikasi seperti HP dgn sms, bahkan video
call,
juga Internet, TV dll terbukti sangat cepat menyebarkan berita. Bahkan
tiap detik bisa ada perkembangan.

Sayangnya, secara ironis : Tidak Ada Sistem yang Memantau Kualitas
Berita. SDM yang dimiliki saat ini tidak dipersenjatai secara cukup,
kecuali untuk melakukan forwarding, copy-paste ...

Kasus berita Adam Air adalah satu hal. Kasus penyebaran berita ttg
terrorisme adalah hal lain yg lebih sistematis, dimana tidak ada media
kita yang sebenarnya mengakses informasi dari tangan pertama ...

Belum lagi, Internet memungkinkan partisipasi terbuka dan bebas, bahkan
tanpa identitas. Seorang yang anti-Islam, misalnya, bisa saja membuat
website sangat bagus, seolah ttg Islam, dan menyebarkan ilmu-ilmu yg
sesat dan menyesatkan ttg Islam ...

Orang-orang bisa, secara teknologi BISA, membuat website ttg Nahdatul
Ulama, misalnya. Meskipun dia sama sekali bukan anggotanya.

Membangun masyarakat Indonesia akan merupakan satu masalah sistematis
kalau kita tidak mulai memikirkan bagaimana membangun suatu sistem
informasi yg baik.
Again, it is not about TEKNOLOGI INFORMASI, KOMUNIKASI DAN KOMPUTER.
Atau tepatnya NOT ONLY. Krn bagaimanapun teknologi justru seharusnya
menjadi Strength point.

Berbagai pihak jelas sangat dibutuhkan untuk memikirkan masalah ini.
Karena jelas ini masalah yg belum ditemukan solusi-nya. Hanya saja,
duduk bersama-sama, mudah-mudahan menghasilkan kumpulan ide-ide kecil
yang jika dipadukan bisa memperbaiki keadaan.

Berbagai pihak, termasuk wartawan, remaja masjid, pengelola media,
aktivis LSM, pejabat pemerintah, sangat diharapkan. Selain tentunya
pakar-pakar Teknologi Informasi sendiri.

Saya ingin mengundang ke milis khusus membahas strategi manajemen
informasi ini di 

[EMAIL PROTECTED]

Tentu saja ini agenda jangka panjang, tidak bisa diharapkan masalah
seperti ini bakal selesai satu atau beberapa bulan ...

Wassalamu'alaikum




Eko Budhi S

On Wed, 2007-01-03 at 13:25, IrwanK wrote:
 Quote:
 
  Informasi lainnya menyebutkan, kabar bohong itu tersebar dari
  masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman, terbang
 ke
  Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke Kapolda,
  Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)
 
 Ini merupakan teguran sekaligus kritik keras terhadap MenHub atas
 ke-tergesa-gesa-an
 melakukan konferensi pers atas suatu kabar yang belum dikroscek.
 Bagaimanapun juga mestinya kabar yang sampai ke atas sudah dikroscek
 terlebih dahulu
 oleh jalur info dari bawah.. Dari kabar di atas, filter pertama
 harusnya dilakukan oleh Dandim 
 dan Polres setempat (Polman).
 
 Seorang teman menganalogikan bagaimana karyawanlah yang harusnya
 melakukan kroscek 
 sebelum suatu kabar tiba di meja Direksi.. Rasanya kurang logis kalau
 Direksi sendiri yang 
 langsung turun tangan melakukan kroscek.. 
 
 Apakah ini kesengajaan pihak tertentu untuk memperburuk suasana atau
 justru mengambil 
 keuntungan (mis: menyelamatkan muka pihak tertentu dengan
 menghembuskan update/
 info secepat mungkin - meskipun itu cuma HOAX/Bohong)? Klo pake logika
 penyelidikan 
 (kata film holywood), siapa yang diuntungkan dan siapa yang bisa
 'ditembak' dari kejadian 
 ini, kan bisa dilihat..
 
 Masalahnya hoax yang seperti ini sulit ditemukan contohnya di
 internet.. karena merupakan
 hoax baru.. :-p
 
 Wallahu alam.. CMIIW..
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 
 On 1/3/07, wrote:
  
  http://analisadaily.com/0-8.htm
  
  melihat polanya :)
  besok-besok alamatnya akan menjadi :
  
  http://analisadaily.com/2007/Januari/3/0-8.htm
  
  
  Tragedi AdamAir 
  Orang se-Indonesia Kena Tipu 
  
  Jakarta, (Analisa)
  
  Jangan tertawa geli. Sebab ini sebuah tragedi. Orang
 se-Indonesia,
  dari presiden hingga rakyat biasa telah kena tipu. Kabar
 penemuan
  lokasi pesawat AdamAir ternyata isapan jempol. Siapa aktor
  pembohongnya?
  
  Ketika pesawat AdamAir dinyatakan telah ditemukan di Desa
 Ranguan,
  Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar, tentu itu
 sungguh
  menggembirakan. Setidaknya satu pekerjaan besar telah
 berhasil, yaitu
  

[media-dakwah] Undangan Pertemuan TV Islam

2007-01-03 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,
Insya Allah tanggal 27 Januari di Depok akan diadakan
pertemuan antara praktisi TV Muslim dan PH Muslim.

Bagi rekan2 yang mempunyai PH dan ingin bergabung
silahkan kontak ana di [EMAIL PROTECTED] dengan data
sbb:

1. Nama:
2. HP:
3. Nama PH:
Wassalam

===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


[media-dakwah] Semburan Lumpu Lapindo masih akan terus berlanjut..2r

2007-01-03 Terurut Topik Ahmadi Agung
 
Judul : Bencana Lumpur lapindo masih akan terus berlanjut 2.
Oleh : AL-Pacitan

Di abad  teknologi canggih seperti saat ini, semakin di anggap sebuah kelaziman 
jika terjadi berbagai bencana alam akan segera di atasi dng berbagai cara dng 
menggunakan teknologi canggih, bukan langsung berfikir secara agama...

Semua itu terjadi karena di era yg katanya modern ini manusia semakin banyak yg 
mempunyai keyakinan bahwa semua bencana alam apapun bentuknya adalah hanya 
peristiwa alam biasa, TIDAK ADA hubungan-nya dng hal-hal yg bersifat rohani  
keagamaan

Sehingga cara yg di tempuh untuk mengatasi berbagai bencana alam, manusia 
sering melakukan-nya dng secara BEBAS, se-enak - enaknya, menurut seleranya 
masing-masing, melupakan unsur-unsur ke - TUHANAN  agama bahkan TIDAK MAU 
menurut dng aturan agama, karena semua bencana alam yg terjadi selalu di anggap 
sebagai sebuah peristiwa alam biasa  TIDAK ADA hubungan-nya dng TUHAN

Anehnya, walaupun berbagai bencana alam telah di coba diatasi dng berbagai cara 
dng mengerahkan teknologi canggih dan TIDAK membawa hasil, tapi manusia masih 
saja tetap TIDAK MAU merenungkan, instrofeksi diri dan kembali pada 
TUHAN-nya..

Justru akhirnya dng berbagai macam bencana alam yg terjadi, kita lihat banyak 
manusia justru malah semakin jauh meninggalkan ajaran agama, mereka malahan 
banyak yg melakukan perbuatan-perbuatan SYIRIK yg membuat ALLAH SWT semakin 
MURKA...

Seperti yg terjadi dalam Bencana Semburan Lumpur lapindo

Setelah Pemerintah mengerahkan teknologi canggih untuk mengatasi bencana Lumpur 
Lapindo tidak membuahkan hasil, masyarakat  Pemerintah bukan-nya SADAR, NGACA 
DIRI  Kembali ke ajaran Agama yg benar, tapi masyarakat  Pemerintah kelihatan 
menjadi semakin kalap  kehilangan akal sehat mereka.

Mereka melakukan bermacam-macam perbuatan SESAT  ritual-ritual MUSYRIK 
bercampur dng perbuatan KEJAM yg AMAT di BENCI oleh ALLAH swt seperti ritual 
SESAT  KEJAM menceburkan anak sapi hidup-hidup ke dalam semburan Lupur panas 
lapindo, dng keyakinan  harapan bahwa perbuatan-perbuatan KEJAM  SESAT yg 
mereka lakukan akan membuat bencana Lumpur Lapindo berhenti...

Entah sudah berapa puluh Paranormal alias Para DUKUN yg di undang, baik di 
undang resmi dari pemerintah maupun di undang oleh inisiatif masyarakat 
setempat sendiri untuk mengatasi Bencana Lumpur lapindo tersebut

Jangankan Berhenti, tapi justru Bencana semburan Lumpur panas lapindo semakin 
GANAS  semakin menjadi-jadi, bahkan perbuatan-perbuatan SYIRIK yg telah 
pemerintah  masyarakat lakukan TERBUKTI telah menimbulkan Bencana-bencana baru 
yg lain bermunculan.

Tapi semua itu tidak menjadikan Pemerintahkebanyakan manusia INSYAF, SADAR 
DIRI akan kesalahan-kesalahan yg mereka lakukan, bahkan malah sebaliknya, 
masyarakat benar-benar malah menjadi tambah tersesat  kehilangan akal sehat 
mereka...

BUKTINYA

Manusia BEJAD seperti Maria Eva yg rekaman vcd aksi BEJAD-nya dng anggota DPR 
tersebar kemana-mana, bukan-nya di TOLAK saat datang ke sidoarjo, tapi malah di 
elu-elukan bak dewi penyelamat oleh para Korban bencana semburan lumpur lapindo 
saat perempuan BEJAD ini berkunjung ke Sidoarjo.. ASTAGFIRULLOHAL'AZIIM, 
NA'UZUBILLAHIMIZDALIK.

Pemerintah ( sebut SBY ) selaku Amir, selaku Pemimpin Umat, bukan-nya mengajak 
seluruh Umat untuk SADAR  INSYAF akan kesalahan-kesalahan-nya  memerintahkan 
masyarakat untuk menghentikan semua Perbuatan MUSYRIK  SESAT  memohon ampun 
apada ALLAH SWT, tapi Pemerintah malah membiarkan semua perbuatan-perbuatan 
MUSYRIK  SESAT yg selalu Masyarakat lakukan...

Bahkan Pemerintah sendiri yg malah justru sering mem-fasilitasi semua 
perbuatan-perbuatan SESAT yg sering di lakukan oleh masyarakat tersebut, 
Duh.

Bukan-nya berharap  mendo'akan, tapi dng melihat apa yg telah di lakukan oleh 
Pemerintah  kebanyakan masyarakat saat ini, TUNGGU saja...

Krisis ekonomi, bencana-bencana besar  mengerikan yg akan membawa banyak 
korban PASTI akan terus berlanjut  terjadi di Bumi Pertiwi ini.

SELESAI...

Salam
AL-Pacitan

 

 

 


-- 
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.



[Non-text portions of this message have been removed]