[media-dakwah] Tips 142: Betapa Hal Kecil Bisa Merubah Hidup Anda

2007-04-22 Terurut Topik OmPopa
*Berhentilah mengecilkan sesuatu hanya karena fenomena fisiknya. Mungkin
itu bisa merubah hidup Anda. *
*Ikhwan Sopa - Trainer*

*Tips 142:
Betapa Hal Kecil Bisa Merubah Hidup Anda *

*ANDA MUNGKIN SERING MEREMEHKAN*

Anda mungkin sudah sangat sering mendengar nasehat ini, api kecil adalah
kawan, api besar adalah lawan. Saat api masih kecil ia adalah energi yang
bersahabat dan menghangatkan. Akan tetapi, saat ia menjadi besar dan tidak
terkendali, ia akan menjadi malapetaka yang menyengsarakan. Anda, biasa
mencontohkannya dengan kebakaran.

Api yang kecil sering kita remehkan. Mungkin saja karena ia masih no harm,
cuma hangat dan sama sekali tidak panas. Api kecil kita remehkan hanya
karena ia bersahaja dan bersahabat. Terus begitu sampai semuanya sudah
terlambat. Itulah yang bisa terjadi sesungguhnya, yaitu sikap yang
meremehkan. Maka, tidak jarang kita mendengar musibah kebakaran, yang
terjadi hanya karena sepuntung rokok, setengah sisa lilin, atau sepercik
sulut dari colokan AC yang konslet.

Disadari atau tidak, kita juga sangat mungkin sering memandang sesuatu
dengan sebelah mata. Plastik kresek di tengah jalan. Botol air mineral yang
menyumbat selokan. Sedikit air menggenang di batok kelapa yang telentang.
Seulas oli yang merembes di sela-sela sil mesin kendaraan, dan sebagainya.

Bisa jadi, kita juga sering meremehkan apa yang ada pada orang lain. Orang
yang cacat, orang yang tidak mampu, orang yang berpenampilan buruk, orang
yang tak terdidik, orang yang ber-iq rendah, orang yang tidak bisa
menyebutkan huruf r dengan benar, orang yang tidak ngganteng, dan
sebagainya.

Bahkan disadari atau tidak, kita mungkin sudah terbiasa juga dalam
meremehkan, apa-apa yang ada pada diri dan di dalam jiwa kita. Bahwa Anda
perlu mencoba menulis, sebanyak Anda berbicara atau mendengar, Anda belum
tentu melakukannya. Bahwa kita perlu secara teratur berolahraga, kita
mungkin lebih memilih bergelung di pagi buta. Bahwa Anda perlu juga
berekreasi dan tidak terlalu gila dalam bekerja. Bahwa kita tidak perlu
terlalu banyak bagadang. Bahwa Anda musti selalu berpikiran positif. Bahwa
kita perlu untuk sering bersilaturahim. Bahwa Anda perlu ikhlas dan menerima
keadaan tanpa terlalu banyak bertanya, dan sebagainya.

Semua itu mungkin saja kita remehkan, sampai semuanya mulai terbuka. Terbuka
menyeruak dan menunjukkan sikap protesnya. Maka, mulailah tubuh Anda merasa
kurang fit. Hati Anda lebih mudah terguncang dan tergoyahkan. Fisik Anda
mulai melemah. Pikiran Anda mulai kacau. Iri dan dengki mulai menghinggapi.
Bermacam-macam implikasinya. Bagaimana dengan tekanan darah? Bagaimana
dengan kondisi jantung yang mungkin bisa menjadi lemah?

Kesadaran itu seperti hampir selalu terlambat datangnya. Sebabnya, hanya
karena kita telah terlanjur meremehkan dan menunda. Jika Anda tidak termasuk
dalam contoh di atas, ya syukurlah. Anda, bisa jadi sehat jiwa dan raga.
Congratulation!

*HAL KECIL BISA MERUBAH HIDUP ANDA*

Dua pertanyaan yang paling sering harus Saya jawab berkaitan dengan workshop
sehari Saya adalah:

Apakah satu hari bisa merubah hidup Saya?
Apakah perubahan itu akan permanen sifatnya?

Saya biasa menjawabnya dengan gambaran yang sederhana. Saya jelaskan sambil
bertanya, apakah satu detik bisa merubah hidup seseorang? Kemudian Saya
jawab sendiri, ya! Bagaimana hal itu bisa terjadi? Di sinilah Anda sering
lupa, karena sebenarnya jawaban pertanyaan itu selalu berseliweran di depan
mata Anda!

Bukan bermaksud mendoakan terjadinya musibah dan bencana, ini hanya gambaran
dan cerita.

Seseorang yang terbiasa berkendaraan di jalan tol, mungkin saja meremehkan
aktivitas berkendaranya. Jika tidak berhati-hati, kemelengannya akan
membawa celaka. Dan meleng itu, adalah jelas sebuah tanda meremehkannya.
Atau jikapun yang bersangkutan sudah cukup berupaya untuk selalu fokus dan
berkonsentrasi dengan kemudinya, mungkin saja tiba-tiba mobilnya pecah ban.
Sangat mungkin bukan? Berapa detikkah itu terjadi? Berubahkah hidupnya?
Berubahkah hidup keluarganya? Berubahkah hidup anak dan istri atau suaminya?


Sebuah pesawat yang terjun menghunjam ke laut dan terus merasuk sampai ke
dasarnya, berapa detik? Kapal yang tenggelam ke dasar laut, berapa menit?
Berubahkah kehidupan mereka, kehidupan sanak dan familinya? Ya! Hidup ini
tidak akan pernah sama lagi bagi mereka.

Tapi Pak Sopa, bukankah semua itu adalah persoalan besar dan bukan hal
kecilseperti yang Bapak maksud? Ya saudaraku, kita tidak bisa tidak,
akan
melihatnya sebagai sebuah peristiwa besar yang memilukan setiap hati dan
mata. Peristiwa kemanusiaan yang penuh tragedi dan bela sungkawa. Memang
itulah adanya.

Akan tetapi, bagaimanakah selama ini Anda melihatnya dengan kaca mata self
development, dari kacamata pengembangan diri Anda sebagai seorang
pembelajar? Anda mungkin lupa, atau bahkan Anda mungkin belum melihatnya.
Itulah yang terjadi, dan itulah yang mungkin sudah terlanjur menjadi
kebiasaan. Anda mungkin telah melupakan, bahwa itu bukan hanya peristiwa
sosial yang nyata, 

[media-dakwah] [Bagian 2] Kaidah Penerapan Sunnah

2007-04-22 Terurut Topik Abu Tilmidz
Kaidah Penerapan Sunnah
 
Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed
 
 
(Bagian 2)
 

Keshahihan Diroyat (Kebenaran Istimbath Hukum)


Perkara yang kedua, jika telah dipastikan keshahihan suatu hadits, kita harus 
meneliti pula makna yang dimaksudkan. Kita harus benar dalam mengambil hukum 
(istimbath hukum) dari hadits tersebut. Tentunya, harus kita ketahui bahwa yang 
paling tepat dalam melakukan istimbath hukum dan penerapannya terhadap sunnah 
adalah generasi pertama dan utama dari umat ini, yakni dari kalangan para 
Shahabat Radhiallahu 'anhum. 

Jangan sampai kita keliru dalam menafsirkan atau mengambil kesimpulan terhadap 
hadits-hadits yang shahih tersebut. Sebagai contoh, ada sebagian kaum muslimin 
yang menafsirkan kalimat khuruj fie sabilillah dengan mengembara yang 
diistilahkan oleh syaikhul Islam dengan siyahah. Beliau menjelaskan bahwa 
siyahah adalah perkara kebid’ahan kaum sufi. Padahal dalam Al Qur’an dan As 
Sunnah maksud kalimat “khuruj fie sabilillah” adalah jihad dan berperang di 
jalan Allah. 

Untuk itu, dalam masalah istimbath kita harus merujuk kepada mereka yang telah 
dipastikan kebenarannya dalam penerapan Qur’an dan as-Sunnah, yaitu generasi 
para shahabat, sebagaimana Allah berfirman:


Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan 
Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah 
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi 
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. 
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (at-Taubah: 100)

Dalam ayat ini Allah meridlai tiga golongan manusia yakni kaum Muhajirin, 
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan (baik). Hanya 
merekalah yang telah mendapatkan rekomendasi dan pujian dari Allah. Hal ini 
menunjukkan kalau mereka telah tepat dalam menerapkan al-Qur’an dan as-Sunnah 
dalam kehidupannya. 

Karena kita bukan dari kaum Muhajirin dan bukan pula kaum Anshar, maka 
hendaknya kita menjadi para pengikut mereka dengan ihsan (baik, red), baik 
dalam memahami, istimbath hukum, menafsirkan dan ataupun penerapannya agar kita 
termasuk dalam golongan yang diridlai-Nya. Barangsiapa yang tidak mau mengikuti 
mereka, berarti mereka telah menentang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam 
dan tidak mau mendengarkan ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam 
berikut:
Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian yang berikutnya, kemudian 
yang berikutnya. (HR. Bukhari Muslim)

Manusia yang terbaik adalah para shahabat, kemudian yang mengikuti mereka 
setelahnya (para tabi’in), kemudian yang mengikuti mereka (atba’ut tabi’in).

Para shahabat merupakan generasi yang telah dipastikan keimanan mereka dalam 
ucapan Allah Ta’ala :
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah 
(kaum muhajirin), dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi 
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin yakni kaum anshar), mereka itulah 
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki 
(nikmat) yang mulia. (al-Anfaal: 74)

Dengan demikian barangsiapa yang tidak mau mengikuti orang-orang yang beriman 
tersebut terancam dengan kesesatan di dunia dan adzab jahannam di akhirat. 
Allah tegaskan dalam firman-Nya:

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan 
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa 
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam 
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (an-Nisaa’: 115)

Oleh karena itu barangsiapa yang mengikuti mereka akan mendapatkan petunjuk, 
dan yang meninggalkannya terancam akan mendapatkan kesesatan. 


Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh 
mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka 
berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari 
mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah: 137)

Dalam ayat ini yang dimaksud kata ganti orang kedua yaitu “kalian” dalam ucapan 
Allah: “Jika mereka beriman seperti kalian beriman” adalah para shahabat. 
Artinya, jika mereka beriman seperti para shahabat beriman, maka dia akan 
mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar dan lurus. Namun sebaliknya jika 
mereka tidak mau mengikuti para shahabat, mereka akan terus berada dalam 
pertikaian dan perselisihan, menyimpang dari jalan yang lurus dan terjerumus ke 
dalam kesesatan dan kebid’ahan.

Para Perusak Sunnah


Mereka yang menyelisihi kaidah pertama dalam penerapan sunnah ini bukanlah 
orang yang termasuk menghidupan sunnah, tetapi justru mematikan sunnah. Karena 
mereka yang memakai hadits-hadits dlaif, maudlu’, palsu, dan sejenisnya justru 
menjatuhkan martabat sunnah nabawiyah. Karena riwayat-riwayat yang mungkar dan 
palsu tersebut adalah buatan manusia biasa yang banyak mengandung kesalahan, 

RE: [media-dakwah] Tanya Soal Aqiqah

2007-04-22 Terurut Topik Yaya Nugraha
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
 
Saya juga mau menambahkan pertanyaan  tentang Aqiqah.
 
 1. Bagaimana hukumnya kalo Aqiqah tidak dilaksanakan pada hari ke 7 dan
hari ke 40 setelah bayi lahir,
 sedangkan dilaksanakannya setelah saya menikah?
 2. Bagaimana hukumnya orang yang telah meninggal sama ahliwarisnya di
Aqiqahin?
 
Mungkin itu pertanyaan dari saya, mohon penjelasannya.
 
Terimakasih,
Wasalam
 
 Yaya 
 
 

-Original Message-
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Ahyar Junaedi
Sent: Thursday, April 19, 2007 1:23 PM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Tanya Soal Aqiqah



Ass.wr.wb.

Mohon pelajaran dari Saudara (i) ku tercinta...
Saya ingin melaksanakan Aqiqah anak saya yang pertama...
Mohon kiranya diberi informasi mengenai tatacara pelaksanaan Aqiqah
sesuai ajaran Rasulullah, apakah ada rukun-rukunnya...

Saya pernah membaca, bahwa aqiqah sebaiknya di adakan pada hari ke
tujuh.
Bagaimana jika pada hari ketujuh tersebut kita belum mempunyai dana
untuk melaksanakan aqiqah, apa hukumnya...??

Demikian, mohon kiranya ada yang berkenan meluangkan waktu untuk
menjawab pertanyaan saya...

Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih...
Semoga ilmu dari Saudara (i) menjadi amal yang bernilai pahala

Wass.wr.wb.

Ahyar



 

This message has been scanned by the Trend Micro InterScan Security
Module and found to be free of known security risks.



This message has been scanned by the Trend Micro InterScan Security
Module and found to be free of known security risks.





This message has been scanned by the Trend Micro InterScan Security Module and 
found to be free of known security risks.

This message has been scanned by the Trend Micro InterScan Security Module and 
found to be free of known security risks.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Seri 775 Perlunya Mazhalim dalam Sistem Organisasi Matrix

2007-04-22 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
775 Perlunya Mazhalim dalam Sistem Organisasi Matrix  

Ada dua istilah yang tidak begitu lazim didengar dalam khalayak ramai, yaitu 
mazhalim dan matrix. 
-- Mazhalim adalah sebuah lembaga dalam struktur Negara Islam Madinah pada 
zaman RasuluLlah SAW. Mazhalim ini mempunyai wewenang untuk mengawasi,  
mencegah dan menghukum aparatur negara yang menzhalimi penduduk.  
-- Matrix adalah apa saja yang terdiri atas baris dan kolom. Dalam turnamen 
olah raga, matrix ini tidak asing bagi panitia penyelenggara. Dalam turnamen 
sepak bola misalnya kesebelasan A, B, C, D dst dalam pool N disusun menurut 
baris dan kolom. Pertandingan A lawan B misalnya hasilnya seri, sehingga kedua 
kesebelasan itu masing-masing dapat nilai 1. Maka ditelusuri arah baris dari A 
yang berpotongan dengan arah kolom dari B dan pada kotak perpotongan itu 
dibubuhkan angka 1. Demikian pula ditelusuri arah baris dari B yang berpotongan 
dengan arah kolom dari A dan pada kotak perpotongan itu juga dibubuhkan angka 1.
-- Organisasi Matrix adalah organisasi yang terdiri dari dua aliran yang 
masing-masing dituliskan dalam baris dan kolom. Dahulu, pada waktu Prof. Ahmad 
Amiruddin, yang mantan Gubernur Sulawesi Selatan, masih menjabat Rektor 
Universitas Hasanuddin (Unhas), berdasar atas keputusan Musyawarah di 
Watampone, Unhas diubah struktur organisasinya menjadi Struktur Matrix dalam 
aliran Program Pendidikan pada baris dan Sumberdaya pada kolom. Setiap dosen 
punya dua bos, yaitu bertanggung jawab dalam aliran Program kepada Ketua 
Program Pendidikan dan juga bertanggungjawab dalam aliran Sumberdaya kepada 
Ketua Jurusan. Para Ketua Program dikepalai Dekan Kajian dan para Ketua Jurusan 
dikepalai oleh Dekan Fakultas. 

(Bertanggugnjawab kepada dua bos adalah unik, sebab dalam perahu hanya ada 
seorang Nakoda. Namun dalam sejarah pernah terjadi kasus Rua KaraEng se're 
ata, dua Raja satu rakyat, yaitu Kerajaan Kembar Gowa-Tallo, yang dikenal 
sebagai Kerajaan Makassar).

Kembali pada sistem organisasi Matrix dari Unhas itu. Aliran Program Pendidikan 
mengurusi kurikulum yang relevan dengan pembangunan, memonitor dan mengevaluasi 
perkuliahan, yang dilakukan oleh Ketua Program Pendidikan. Ketua-Ketua Program 
Pendidikan seperti dikemukakan di atas, dikepalai oleh Dekan Kajian. Aliran 
sumberdaya dikepalai oleh Dekan Fakultas yang membawahkan (mengatasi, bukan 
membawahi) Ketua-Ketua Jurusan yang bertanggung-jawab atas Sumberdaya. Kalau 
Program Pendidikan membina mahasiswa, maka Sumberdaya membina Dosen dan membina 
Ilmu. Kegiatan penelitian dalam aliran Program Pendidikan dalam rangka membina 
mahasiswa, sedangkan kegiatan penelitian dalam aliran Sumberdaya ialah membina 
ilmu. Seperti dikatakan di atas setiap dosen mempunyai dua bos, yaitu 
bertanggung-jawab kepada Ketua Program Pendidikan tentang lancarnya perkuliahan 
yang bahannya sesuai dengan SAP, sedangkan kepada Ketua Jurusan 
bertanggungjawab dalam hal ilmu yang dibinanya. 

Dengan Organisasi Matrix ini hilanglah sekat atau kapling jurusan-jurusan dalam 
intern fakultas dan kapling fakultas dalam intern universitas. Mahasiswa 
program pendidikan Teknik Mesin misalnya jika mau kuliah Hukum Milik 
Perindustrian harus 
mendatangi Fakultas Hukum pada jurusan yang membina mata ajaran yang 
bersangkutan. Mahasiswa Program Pendidikan Teknik Mesin menganggap Fakultas 
Hukum adalah fakutasnya pula, menganggap Fakultas Ekonomi fakultasnya pula 
karena di Fakultas Ekonomi ia shopping mata ajaran Manajemen Industri.

Dalam Organisasi Matrix di samping lancarnya proses komunikasi saling 
berkenalan, berlangsung pula prinsip mahasiswa mendatangi ilmu. Dalam 
organisasi yang bukan Organisasi Matrix mahasiswa tersekat dalam jurusan dan 
fakultasnya, ilmu mendatangi mahasiswa, karena ilmu itu dibawa oleh dosen dari 
luar kapling. Sayang sekali Oganisasi Matrix ini tidak dikenal  dalam 
organisasi rutin yang baku tetapi kaku. Organisasi Matrix di Unhas setelah 
berlangsung beberapa tahun dibubarkan , karena bertentangan dengan Peraturan 
Pemerintah, perihal pembentukan organisasi universitas. Maka Pemerintah dan DPR 
perlu menelurkan undang-undang yang pada pokoknya sistem organisasi Perguruan 
Tinggi itu dalam semangat otonomi daerah memberikan kebebasan pada Lembaga 
Perguruan Tinggi untuk memilih sistem organisasi yang disukainya. Kalau di 
Makassar ini dengan maraknya tawuran mahasiswa antar fakultas, sudah sangat 
mendesak Organisasi Matrix ini diterapkan. 

***

Adapun perkara pembantaian mahasiwa di IPDN perlu diterapkan organisasi matrix 
dalam aliran Sumberdaya + Program dalam satu aliran dan Mazhalim pada aliran 
lain. Para dosen juga mempunyai dua bos, yaitu dalam aliran Sumberdaya + 
Program kepada Ketua Jurusan dalam hal pembinaan ilmu dan pembinaan perkuliahan 
dan dalam aliran Mazhalim kepada Ketua Mazhalim berupa  perpanjangan tangan 
mazhalim dalam hal melapor jika terjadi tindak kekerasan 

Re: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

2007-04-22 Terurut Topik Ica Harahap
namun kenyataannya..mba ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica 
dengan mereka yg katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt 
itu lah salafy:)

Makanya aku tuh nanya dulu tentang salafy lebih lanjut ke Bu Hana
sebelum melakukan penilaian, gitu loh Buu Jadi pada saat ini
sebenernya aku belum melakukan penilaian secara sepihak 
tapi aku tuh sedang mencari tau seperti apa ajaran salafy yang sebenernya...
aku kutip lagi ya salah satu statementku :
Mohon maaf, ga bermaksud menyinggung perasaan siapapun
 hanya ingin mencari tahu seperti apa ajaran Salafy
 yang sebenar-benarnya...

Alhamdulillah jawaban secara lengkap dan cukup memuaskan
aku dah dapet dari Pak Abu jum'at kemaren

Pada akhirnya aku bisa menilai bagaimana cara dakwah Salafy
sebenernya, siapa saja orang yang benar2 memahami
dan menjalankan ajaran tersebut secara baik dan siapa saja orang
yang cuma ngaku2 salafy tapi cara dakwahnya tidak
seperti cara dakwah salafy yang sesungguhnya... gitu deh kira2...

Ok, thanx buat Bu Hana dan Pak Abu yang telah menjawab
rasa penasaranku... Jazakumullah...

suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote:  
hmm..aku ngerti, bahwa pertanyaan itu bukan ditujukan padaku, tapi
 kepada orang salafy yg mba ica temui kan..? namun kenyataannya..mba
 ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica dengan mereka yg
 katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt itu lah
 salafy:)
 
 gini..jika aku memposisikan diriku sebagai seorang murid dari guru
 salaf, sesungguhnya aku sedang bicara atas nama seorang murid yg
 mempunyai guru salaf. hmm..jika mba ica boleh menilai salaf hanya
 karena diskusi dengan orang yg mengaku salaf, akupun boleh menolak
 bahwa tidak begitu dgn ajaran salaf. 
 
 hmm..guru kami dalam satu pengajian mempunyai murid lebih kurang dari
 20 orang. dari 20 orang itu, akan mempunyai pemahaman yg beraneka
 ragam, walaupun apa yg disampaikan oleh guru kita adalah sama. karena
 itu semua tergantung kemampuan individu dalam menerima pelajaran,
 maupun kemampuan tiap individu yg berbeda dalam menangkap penjelasan. 
 
 begitupun dengan orang tua kita dalam mendidik anak2nya, walaupun apa
 yg diajarkan oleh ortu kita sama namun tetap saja, antara anak yg
 satu dgn yg lainnya pasti berbeda2.
 
 untuk urusan bid'ah memang salaf sangat menjaganya agar tidak jatuh ke
 dalam bi'ah, dan sangat tegas dengan ajaran2 yg membuat sunnah2 baru,
 yaitu dgn maksud menjaga kemurnian ajaran Rasulullah. dalam menetapkan
  hukumpun yg selalu diambil adalah dari al-qur'an dan hadist2 yg
 terjamin ke shahihannya. hmm..aku sanksi di pengajian2 luar salaf,
 sang guru mau mempraktekkan gimana wudhu nya Rasulullah maupun
 sholatnya Rasulullah. karena selama banyak pengajian yg aku ikutin,
 hanya dipengajian salaf saja sang guru mau mempraktekkan wudhu dan
 sholat Rasulullah.:) rasanya pengajian2 lain sudah melupakan hal2 yg
 dianggap sepele ini, tapi tidak bagi pengajian salaf. dan yg pertama
 kali diperkenalkan oleh mereka adalah apa itu tauhid.
 
 hmm..guruku sering berkata gini andai kalian melihat salah seorang
 dari saudara kalian yg sedang menyembah2 patung, jangan dulu dikatakan
  eehh..kamu sesat tuch..?tapi katakan baik2, bahwa perbuatan yg sedang
 kamu lakukan adalah perbuatan orang yg lakukan syirik. karena bisa
 jadi orang itu belum tahu, atau tidak mengerti itu yg pernah diberi
 tahu ke kita. 
 atau aku sering diskusi sama guru salafku, dan ceritakan semua
 perkembangan JIL saat ini, beliau hanya bilang sungguh perbuatan itu
 sudah keluar dari islam lalu aku protes lagi sama guruku gini lalu
 kenapa MUI tidak mau memfatwa bahwa JIL itu kafir aja? lalu jawab
 beliau percuma difatwa kafir, kalau tidak dibarengi dengan membunuh.
 jadi nda mudah lakukan itu, karena negara kita tidak mendukung syariat
 islam
 
 segitu dulu ya..nanti sambung lagi, kalau mba ica masih penasaran.
 hmm..mungkin aku lebih cerewet dibandingkan dengan murid2 guruku yg
 lain, karena bila aku belum mendapatkan jawaban atau ada jawaban yg
 tidak masuk dikepalaku, biasanya aku terus debat sama guru ngajiku:)
 ya..berhubung..aku yg paling cerewet, mungkin aku murid yg paling
 diingat oleh beliau. dan mungkin karena aku tidak hanya banyak
 bertanya pada guru ngaji salafku aja, tapi banyak sekali orang2 yg aku
 anggap mampu menjawab semua pertanyaanku dan selalu aku ajak diskusi.
 ya..jadinya aku fleksible gini dech..*_^
 
 salam
 hana
 
 --- In media-dakwah@yahoogroups.com, Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sekarang aku mau tanya sama mba ica..apa pernah aku (yg katanya punya
   guru yg salaf) memaksa para members disini untuk ikutin pemahamanku??
  kan berkali2 aku bilang..setiap tidak ada lagi kesamaan pendapat yaitu
  lakukan apa yg menurut kalian baik, karena aku berlepas diri dari
  semua keinginan kalian atau di awal setiap aku diskusi selalu aku
  bilang kita share aja ya..andaikan mau diterima itu terserah dan
  ditolakpun terserah, karena aku lepas dari keduanya
  
  Noup... 

[media-dakwah] Fw: HIBURAN PARA DA'I 22...WINTER UMAT ISLAM

2007-04-22 Terurut Topik kosasih _
- Forwarded Message 
From: abdullah alaussie (via Multiply) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, April 22, 2007 8:14:26 AM
Subject: HIBURAN PARA DA'I 22...WINTER UMAT ISLAM


abdullahalaussie
This blog entry was sent by [EMAIL PROTECTED] through the Multiply web site. To 
add a comment, join Multiply if you haven't already (don't worry, it doesn't 
cost anything).

Click thumbnails to enlarge. 



HIBURAN PARA DA'I 22...WINTER UMAT ISLAMSep 17, '06 7:17 AM
for everyone





MUSIM WINTER UMAT ISLAM
 
Town Hall-Hunter Hill, Gladsvile bridge.
20/5/06,  01.45  pm
 
Duhai Rabbi… 
Duhai Dzat Yang Maha Mengetahui
Yang tersembunyi dan terang-terangan
Yang paling baik dan paling buruk
Yang paling benar dan paling bathil
Izinkanlah hamba mengungkapkan
Izinkanlah hamba berkeluhkesah
Izinkanlah hamba mengadu
Segala kegelisahan diri hamba
Tentang realita diri dan umat islam saat ini
 
ya Rabb…
Agama-Mu kini dihinakan
Agama-Mu kini direndahkan
Agama-Mu kini dilecehkan
Agama-Mu kini dicacimaki
Bukan hanya oleh musuh-musuh-Nya
Namun juga oleh sebagian besar penganutnya
Yang kebanyakan tidak menyadarinya
Yang kebanyakan tidak mengetahuinya
Yang kebanyakan tidak memahaminya
Yang kebanyakan tidak menghayatinya
Yang kebanyakan tidak meyakininya
Yang kebanyakan tidak mengamalkannya
Yang kebnyakan tidak mendakwahkannya
 
ya Rabb...
Umat Islam kini dihinakan
palestina, bosnia, indonesia menangis
moro, dan umat islam dibelahan bumi-Mu lainnya
mereka semuanya menangis dan menjerit
Bukan hanya oleh musuh-musuh nyatanya
Namun juga oleh sebagian besar penganutnya
Yang kebanyakan tidak menyadarinya
Yang kebanyakan tidak mengetahuinya
Yang kebanyakan tidak memahaminya
Yang kebanyakan tidak menghayatinya
Yang kebanyakan tidak meyakininya
Yang kebanyakan tidak mengamalkannya
Yang kebanyakan tidak mendakwahkannya
 
Duhai Rabbi…
sedikit hamba-hamba-Mu yang menyadari semua itu
sedikit hamba-hamba-Mu yang menangisi realita itu
 
lebih sedikit lagi  hamba-hamba-Mu yang berbicara
tentang tantangan eksternal musuh-musuh islam
kavitalisme, sosialisme, marxisme, komunisme 
hedonisme, materialisme, darwinisme, freudisme
leninisme, stalinisme, nasionalisme, chauvinisme
individualisme, taoisme, maoisme, platoisme,
aristoteleisme, leberalisme, pluralisme, feminisme
serta external isme-isme sesat dan menyesatkan lainnya
 
Namun sangat sedikit lagi dari hamba-hamba-Mu
Yang berbicara tentang tantangan internal islam 
kebid'ahan, kekhurafatan, kesyirikan, ketakhayulan
 
Duhai Rabbi…
Ampunilah hamba dan kedua orang tua hamba 
serta umat islam dimanapun berada
berikanlah kekuatan, kemudahan
kesabaran, ketawakalan, keistiqomahan
dan kemenangan kepada hamba-hamba-Mu
didalam menjalani semua ujian ini.
 
masukkanlah kami kedalam kelompok hamba-hamba-Mu
yang senantiasa mencintai-Mu dan Engkaupun mencintai-Nya
yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas segala ujian-Mu
 
masukkanlah kami kedalam hamba-hamba-Mu
yang senantiasa saling mencintai karena-Mu
yang senantiasa tertanam benih itsar ( persaudaraan islam tertinggi )
didalam taman hati, jiwa dan akal kami
yang senantiasa memelihara dan berupaya merealisasikannya
kedalam bentuk amal shalih nyata kehidupan kami
 
masukkanlah kami kedalam hamba-hamba-Mu
yang Engkau berikan kepahaman agama-Mu
dan senantiasa teguh diatas-Nya
serta beruasaha mengamalkan dan mendakwahkannya
 
masukkanlah kami kedalam hamba-hamba-Mu
yang senantiasa memegang prinsip-prinsip dasar
islam adalah agama kami
Allah adalah tujuan kami
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam adalah teladan kami
al quran dan as sunnah adalah pedoman kami
ahlussunnah wal jama'ah adalah manhaj kami
salafiyah adalah pemahaman kami
al khilafah 'ala minhajin nubuwah adalah pemerintahan ideal kami
jihad adalah jalan hidup kami
dakwah ilallah adalah kafilah dakwah kami
ukhuwah islamiyah adalah bingkai persaudaraan kami
saksiyah islamiyah adalah kepribadian kami
tasfiyah wa tarbiyah adalah program kami
'isy kariman aumut syahidan adalah misi kami
syurga penuh ridha-Mu adalah visi kami
 
sehingga terasa indah segala ujian-Mu ini
sehingga terasa bahagia diri-diri ini
indah dan bahagia tidak hanya dalam berjuang menempuhi segala ujian-Mu.
namun terlebih indah dan bahagia lagi didalam memaknai ujian-Mu
 
Walhamdulillahirabbil’alamin
washsholatu wasalamu 'ala rasulillah
wa alihi wa shohbihi wa man tabi'ahum
biihsani ila yaumiddin.
 
Wallahu’alam bishshowwab
ma'rakah sydney, Town Hall-Hunter Hill, Gladsvile bridge.
20/5/06,  01.45  pm
 
Ash shabbaru al atsary
 
Tags: hiburan da'i



Add a reply:

  


 


Multiply Inc, 6001 Park of Commerce, Boca Raton, FL 33487, USA
We haven't added your email address to any lists, nor will we share it with 
anyone at any time. 
Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click here

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: 

[media-dakwah] ..:: Ringkasan Buku: Thaharah Nabi - Tuntunan Bersuci Lengkap

2007-04-22 Terurut Topik Chandraleka
... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com



Judul: Thaharah Nabi - Tuntunan Bersuci Lengkap
Penulis : Dr. Sa'id bin Ali bin Wahb Al Qahthani
Penerjemah  : Abu Shafiya
Penerbit   : Media Hidayah - Yogyakarta
Cetakan   : Pertama, Juni 2004
Halaman   : 192 halaman


Buku ini cukup ringkas dan padat yang memuat hal hal yang perlu diketahui
oleh seorang muslim tentang masalah thaharah. Inilah yang dibahas dalam buku
ini.

Bahasan Pertama
Pengertian Thaharah dan Macam macamnya

Bahasan Kedua
Macam macam Najis

Bahasan Ketiga
Amalan amalan yang Termasuk Fitrah

Bahasan Keempat
Adab Buang Air

Bahasan Kelima
Wudhu

Bahasan Keenam
Mengusap Khuf, Serban, dan Gips

Bahasan Ketujuh
Mandi

Bahasan Kedelapan
Tayamum

Bahasan Kesembilan
Haidh, Nifas, Istihadhah, dan Gangguan Kencing Terus




Kemudian di sini saya kutipkan salah satu pembahasannya -yaitu pembahasan
ketiga- yang semoga bermanfaat buat kaum muslimin. Yaitu tentang Amalan yang
termasuk fitrah. Saya bawakan dengan meringkasnya dan tidak menyertakan
sebagian footnote yang ada di buku tersebut.



[Amalan Amalan yang Termasuk Fitrah]

Fitrah di sini artinya amalan amalan atau perbuatan perbuatan. Para ulama
berkata, Fitrah ialah amalan amalan yang biasa dilakukan oleh para nabi
'alaihimush shalatu wa sallam. Tidak diragukan lagi, amalan amalan tersebut
ada yang hukumnya wajib dan ada yang sunnah.

Amalan amalan yang termasuk fitrah adalah sebagai berikut:


1. KHITAN
Khitan ialah memotong kulup (kulit yang menutup pucuk penis) sehingga pucuk
penis tersebut terlihat. Ini bagi laki laki. Adapun khitan bagi perempuan
ialah memotong bagian atas daging yang berbentuk seperti jengger ayam yang
terletak di bagian atas lubang vagina. Dianjurkan untuk tidak memotong
keseluruhan daging tersebut, karena hal itu akan mengurangi kenikmatan
ketika bersenggama. Ini berdasarkan perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam yang disampaikan kepada tukang khitan perempuan di Madinah:

Bila kamu mengkhitan seorang perempuan, potonglah sedikit saja, jangan kamu
potong sampai habis, karena hal itu bisa membuat wajah berseri dan lebih
terasa nikmat ketika bersenggama. (Hadits ini diriwayatkan ole habu Dawud
(IV/368) dan Al Baihaqi. Lafazh di atas adalah yang terdapat dalam riwayat
AL Baihaqi. Al Haitsami menyebutkan hadits tersebut dalam kitab Al Majma'
(V/172). AL Albani menyebutkan banyak jalur periwayatan hadits tersebut. Dan
dia berkata, Kesimpulannya, hadits ini shahih dengan banyaknya jalur
periwayatan dan adanya beberapa hadits pendukung. Wallahu'alam. Lihat juga
kitab Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah (II/357).

Khitan hukumnya wajib bagi laki laki dan sunnah bagi perempuan, menurut
pendapat yang benar di antara beberapa pendapat ulama.


2. MENCUKUR BULU KEMALUAN


3. MENCABUT BULU KETIAK


4. MENGGUNTING KUKU


5. MEMANGKAS KUMIS
Memangkas kumis hukumnya wajib. Memangkas kumis termasuk fitrah berdasarkan
hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Lima hal yang termasuk fitrah: (1)khitan, (2)mencukur bulu kemaluan,
(3)mencabut bulu ketiak, (4)memotong kuku, dan (5)memotong kumis. (Hadits
ini diriwayatkan oleh Al Bukhari yang disyarah dalam kitab Fathul Bari
(X/334) dan Muslim (I/221).)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan batas paling lama
seseorang dibolehkan membiarkan bulu bulu tersebut. Anas radhiyallahu'anhu
pernah berkata:

Kami diberi batasan waktu dalam memotong kumis, memotong kuku, mencabut
bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan, yaitu agar bulu bulu tersebut tidak
dibiarkan lebih dari empat puluh malam. (HR. Muslim (I/222) dan An Nasai.).


6. MEMANJANGKAN JENGGOT
Memanjangkan jenggot hukumnya wajib. Ini berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda:
Selisihilah orang orang musyrik, yaitu lebatkanlah jenggot dan pangkaslah
kumis! (HR. Al Bukhari yang disyarah dalam kitab Fathul Bari (X/349) dan
Muslim (I/222).).


Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
Pangkaslah kumis dan panjangkanlah jenggot! Selisihilah orang orang
majusi! (HR. Muslim I/222).


Dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
Pangkas habislah kumis dan lebatkanlah jenggot! (HR. Al Bukhari yang
disyarah di kitab Fathul Bari (X/351) dan Muslim (I/222).).


Dalam sebuah hadits disebutkan ancaman bagi orang yang tidak mau memangkas
kumisnya. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radhiyallahu'anhu bahwa Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang tidak memangkas sebagian kumisnya maka bukan termasuk
golongan kami. (HR. At Tirmidzi (V/93) hadits no. 2761. Hadits ini dinilai
shahih oleh Al Albani dalam kitab Shahih An Nasai (I/5) dan kitab Shahih Al
Jami' hadits no. 6409).).


7. BERSIWAK
Kita 

[media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

2007-04-22 Terurut Topik suhana032003
oke dech mba ica..akupun malu mengaku2 sebagai murid seorang guru
salaf, toch..kenyataannya aku nda sesopan mereka2, pada saat
menanggapi komentar2 miring ttg salaf=:) mungkin karena aku terbiasa
spontan dan ekspresi langsung pada saat menanggapi apa yg harus aku
tanggapi. tapi guru2 salafku itu sopan sekali dan santai sekali dalam
mejawab komentar2 miring pada salaf:)

waktu pertama kali ngajar kita, mata sang guru selalu diarahkan ke
langit2 atau ke jalan tanpa mau melihat ke arah kita sesekali. tapi
saat itu juga diprotes sama kita2 yg suka jahil

pak..kenapa bapak kalau lagi ngajar kita, matanya selalu ke atas..?

ya..karena menjaga agar tidak terjadi hal2 yg menyebabkan maksiat..
jawabnya santai

tapi bapak kaga sopan..?mosok kita didepan ngeliatnya ke atas
sich..?berarti ilmu bapak belum cukup dong..untuk sekedar melihat kita
dan tidak terjadi maksiat..hehehehe

guruku hanya senyum2 saja waktu itu, mungkin sambil mikir kali ya..dah
itu, mulai dech..sesekali berani liat2 ke arah kita pada saat ada yg
bertanya..dan komentar salah seorang temanku yg ternyata kenal juga
dengan guru ngajiku itu gini

kalau sampai terjadi perubahan sama beliau, berarti hana harus
tanggung jawab tuch..?! hehehe

yg aku tahu..mereka sopan2 sekali, tidak spt aku yg suka ceplas ceplos
seenaknya. ada salah satu guru salaf ku, baru dengar suaraku lewat
telphon aja dah ketawa2 beliau, karena sebelumnya spt biasa beliau
mancing2 lewat sms, dan beliau tahu sekali kalau aku nda puas langsung
telphon dan disana beliau lagi ketawa2 dengerin reaksiku. sedangkan
beliau nanggapinnya sopan dan halus banget. Padahal intinya..beliau
mau mancing supaya bisa puas nasehatin dan kasih wejangan aja buatku
biar aku telphon2. hehehe

oke dech..aku juga nda berani mengaku2 salaf, karena ceplas ceplosku
dan nda sopanku ini masih suka nda ke kontrol:)

salam
hana





--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote:

 namun kenyataannya..mba ica juga nda boleh..hanya karena diskusi
mba ica dengan mereka yg katanya salafy lalu mba ica mempunyai
penilaian bahwa spt itu lah salafy:)
 
 Makanya aku tuh nanya dulu tentang salafy lebih lanjut ke Bu Hana
 sebelum melakukan penilaian, gitu loh Buu Jadi pada saat ini
 sebenernya aku belum melakukan penilaian secara sepihak 
 tapi aku tuh sedang mencari tau seperti apa ajaran salafy yang
sebenernya...
 aku kutip lagi ya salah satu statementku :
 Mohon maaf, ga bermaksud menyinggung perasaan siapapun
  hanya ingin mencari tahu seperti apa ajaran Salafy
  yang sebenar-benarnya...
 
 Alhamdulillah jawaban secara lengkap dan cukup memuaskan
 aku dah dapet dari Pak Abu jum'at kemaren
 
 Pada akhirnya aku bisa menilai bagaimana cara dakwah Salafy
 sebenernya, siapa saja orang yang benar2 memahami
 dan menjalankan ajaran tersebut secara baik dan siapa saja orang
 yang cuma ngaku2 salafy tapi cara dakwahnya tidak
 seperti cara dakwah salafy yang sesungguhnya... gitu deh kira2...
 
 Ok, thanx buat Bu Hana dan Pak Abu yang telah menjawab
 rasa penasaranku... Jazakumullah...
 
 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
hmm..aku ngerti, bahwa pertanyaan itu bukan ditujukan padaku, tapi
  kepada orang salafy yg mba ica temui kan..? namun kenyataannya..mba
  ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica dengan mereka yg
  katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt itu lah
  salafy:)
  
  gini..jika aku memposisikan diriku sebagai seorang murid dari guru
  salaf, sesungguhnya aku sedang bicara atas nama seorang murid yg
  mempunyai guru salaf. hmm..jika mba ica boleh menilai salaf hanya
  karena diskusi dengan orang yg mengaku salaf, akupun boleh menolak
  bahwa tidak begitu dgn ajaran salaf. 
  
  hmm..guru kami dalam satu pengajian mempunyai murid lebih kurang dari
  20 orang. dari 20 orang itu, akan mempunyai pemahaman yg beraneka
  ragam, walaupun apa yg disampaikan oleh guru kita adalah sama. karena
  itu semua tergantung kemampuan individu dalam menerima pelajaran,
  maupun kemampuan tiap individu yg berbeda dalam menangkap penjelasan. 
  
  begitupun dengan orang tua kita dalam mendidik anak2nya, walaupun apa
  yg diajarkan oleh ortu kita sama namun tetap saja, antara anak yg
  satu dgn yg lainnya pasti berbeda2.
  
  untuk urusan bid'ah memang salaf sangat menjaganya agar tidak jatuh ke
  dalam bi'ah, dan sangat tegas dengan ajaran2 yg membuat sunnah2 baru,
  yaitu dgn maksud menjaga kemurnian ajaran Rasulullah. dalam menetapkan
   hukumpun yg selalu diambil adalah dari al-qur'an dan hadist2 yg
  terjamin ke shahihannya. hmm..aku sanksi di pengajian2 luar salaf,
  sang guru mau mempraktekkan gimana wudhu nya Rasulullah maupun
  sholatnya Rasulullah. karena selama banyak pengajian yg aku ikutin,
  hanya dipengajian salaf saja sang guru mau mempraktekkan wudhu dan
  sholat Rasulullah.:) rasanya pengajian2 lain sudah melupakan hal2 yg
  dianggap sepele ini, tapi tidak bagi pengajian salaf. dan yg pertama
  kali diperkenalkan oleh mereka 

[media-dakwah] Zuhud

2007-04-22 Terurut Topik Ica Harahap
  Zuhud   Oleh: Tim dakwatuna.com
   
  
Zuhud adalah salah satu akhlak utama seorang muslim. 
  Terutama saat di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk 
  meraih dunia dengan segala macam perbendaharaannnya. Apakah itu 
  kekuasaan, harta, kedudukan, dan segala fasilitas lainnya. Karenanya, 
  zuhud adalah karakteristik dasar yang membedakan antara seorang 
  mukmin sejati dengan mukmin awam. Jika tidak memiliki keistimewaan 
  dengan karakteristik ini, seorang mukmin tidak dapat dibedakan lagi 
  dari manusia kebanyakan yang terkena fitnah dunia.
   
  Apalagi seorang dai. Jika orang banyak mengatakan dia ”sama saja”, 
  tentu nilai-nilai yang didakwahinya tidak akan membekas ke dalam hati 
  orang-orang yang didakwahinya. Dakwahnya layu sebelum berkembang. 
  Karena itu, setiap mukmin, terutama para dai, harus menjadikan zuhud 
  sebagai perhiasan jati dirinya. Rasulullah saw. bersabda,”Zuhudlah 
  terhadap apa yang ada di dunia, maka Allah akan mencintaimu. 
  Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di sisi manusia, maka manusia
   pun akan mencintaimu” (HR Ibnu Majah, tabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
   
  Makna dan Hakikat Zuhud
   
  Makna dan hakikat zuhud banyak diungkap Al-Qur’an, hadits, 
  dan para ulama. Misalnya surat Al-Hadiid ayat 20-23 berikut ini.
  “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah 
  permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah 
  antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, 
  seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian 
  tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian 
  menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan 
  dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah 
  kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) 
  ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, 
  yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan 
  Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa 
  yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. 
  Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada 
  dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) 
  sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah 
  mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan 
  berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu 
  jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. 
  Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong 
  lagi membanggakan diri.”
   
  Ayat di atas tidak menyebutkan kata zuhud, tetapi mengungkapkan 
  tentang makna dan hakikat zuhud. Ayat ini menerangkan tentang 
  hakikat dunia yang sementara dan hakikat akhirat yang kekal. 
  Kemudian menganjurkan orang-orang beriman untuk berlomba
  meraih ampunan dari Allah dan surga-Nya di akhirat.
   
  Selanjutnya Allah menyebutkan tentang musibah yang menimpa 
  manusia adalah ketetapan Allah dan bagaimana orang-orang beriman 
  harus menyikapi musibah tersebut. Sikap yang benar adalah agar tidak 
  mudah berduka terhadap musibah dan apa saja yang luput dari jangkauan 
  tangan. Selain itu, orang yang beriman juga tidak terlalu gembira sehingga 
  hilang kesadaran terhadap apa yang didapatkan. Begitulah metodologi 
  Al-Qur’an ketika berbicara tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang 
  mengarahkan manusia untuk bersikap zuhud.
   
  Dari ayat itu juga, kita mendapat pelajaran bahwa akhlak zuhud 
  tidak mungkin diraih kecuali dengan mengetahui hakikat dunia
  –yang bersifat sementara, cepat berubah, rendah, hina dan bahayanya 
  ketika manusia mencintanya– dan hakikat akhirat –yang bersifat kekal, 
  baik kenikmatannya maupun penderitaannya.
   
  Demikian juga ketika Rasulullah saw., ingin membawa para sahabatnya 
  pada sikap zuhud, beliau memberikan panduan bagaimana seharusnya 
  orang-orang beriman menyikapi kehidupannya di dunia. 
  Rasulullah bersabda, ”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing 
  atau musafir.”(HR Bukhari). 
   
  Selanjutnya Rasulullah mencontohkan langsung kepada para sahabat 
  dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang 
  paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah, 
  paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak 
  mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan 
  kenikmatan dunia. Kehidupan Rasulullah saw. sangat sederhana dan 
  bersahaja. Beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat 
  dan keridhaan Allah swt. 
   
  Ibnu Mas’ud ra. melihat Rasulullah saw. tidur di atas kain tikar yang 
  lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, 
  ”Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau saya ambilkan 
  untukmu kasur?” Maka Rasulullah saw. menjawab, ”Untuk apa dunia itu! 
  Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak 
  di bawah pohon, kemudian pergi dan 

[media-dakwah] [UNDANGAN] Muslim Tionghoa Indonesia, Sejarah dan Perkembangan, Dinamika Budaya serta Peran Strategisnya

2007-04-22 Terurut Topik Reza Ervani
Mohon bantuan publikasi.
   Jika anda mengenal rekan-rekan mualaf,  atau orang-orang yang baru mengenal 
Islam. Atau siapapun yang ingin  melihat indahnya Islam di berbagai budaya yang 
ada di dunia, atau yang  sekedar tertarik tentang Budaya.

Terima Kasih

Salam,
Reza Ervani

  Forum 
Ilmu I Milist Reza Ervani

Muslim Tionghoa Indonesia,   Sejarah dan   Perkembangan,   Dinamika Budaya 
serta   PeranStrategisnya
   
Sabtu, 28 April 2007, 
  09.00 - 13.00 WIB

Gedung PPSDMS Nurul Fikri, 
  Jln. Lenteng Agung Raya No. 20 Srengseng Sawah
Jakarta Selatan 12640

Nara Sumber Utama :
H. Syarif Tanudjaja,  SH
(Tan Lip Siang)
  
Kabid Dakwah, Pendidikan  Kebudayaan
PENGURUS HARIAN DEWAN PIMPINAN PUSAT
  PEMBINA IMAN   TAUHID ISLAM
  d/h PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) 
  PERIODE 2005 - 2010
  
  Materi   Tambahan Setelah Sholat Dzuhur:
  Dinamika Islam di Singapura
  (disampaikan oleh peserta dari Singapura)
  

Pendaftaran via sms   :
  Ketik FI (spasi)  Nama (spasi) Asal Tempat
kirim ke   0818648142
atau via email ke : [EMAIL PROTECTED]
  
Investasi Kebersamaan Rp. 50.000,-
  Transfer ke 130 000 50 59 590   
  Bank   Mandiri KC Siliwangi, Bandung 
  a.n. Marini   Roestiana
  Konfirmasi pembayaran ke 0818648142
  
Tempat terbatas hanya untuk 50 orang
Nama-nama yang telah mendaftar akan dimuat secara berkala di milist 
http://groups.yahoo.com/group/rezaervani
  blog : http://rezaervani.blogspot.com
   
  
Kerjasama   dan Sponsorship
  Reza Ervani 0818648142
  [EMAIL PROTECTED]

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] CARA PEMBAGIAN WARISAN

2007-04-22 Terurut Topik warjiya.whfg
Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
 
 
Afwan, mau Tanya…?
1. Bagaiman cara membagi warisan, dengan ahli waris 7 orang anak
perempuan 2 orang anak laki-laki.
2.Kapan waktunya warisan dibagikan bolehkah selagi orang tuanya masih
hidup, atau salah satunya meninggal atau harus meninggal ke dua-duanya
(orang tuanya)
 
terimakasih,
 
 
Ali Hakim

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.446 / Virus Database: 269.5.5/769 - Release Date: 4/19/2007
5:56 PM
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[media-dakwah] Belajar Islam yang Benar

2007-04-22 Terurut Topik A Nizami
Belajar Islam yang Benar

Assalamu’alaikum wr wb,
Beberapa waktu lalu ada yang menanyakan, siapakah yang
Islamnya paling benar? Jika ada harap japri ke dia.

Menurut saya tidak ada manusia saat ini yang bisa
mengklaim dia Islamnya paling benar. Tapi sebagai
Muslim kita wajib mengakui bahwa Allah Maha Benar, Al
Qur’an adalah benar, dan Muhammad Rasulullah juga
benar.

Kita juga harus yakin bahwa sumber agama Islam adalah
Al Qur'an dan Hadits yang sahih (yang dloif/maudlu
ditolak):

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.  [An
Nisaa:59]

Sabda Rasulullah Saw: Aku tinggalkan padamu dua hal,
yang tidak akan sesat kamu selama berpegang teguh
kepada keduanya, yaitu Kitabullah dan sunnah
Nabi-Nya.(HR Ibnu 'Abdilbarri)

Oleh karena dalam belajar Islam, kita harus mengetahui
dalilnya. Misalnya jika ada orang yang bilang bahwa
Islam itu terdiri dari Iman (Tauhid), Islam (Fiqih),
dan Tasawuf, kita tidak bisa taqlid atau membebek
begitu saja. Tanya apa dalilnya? Tanya surat Al Qur’an
ayat berapa yang mendukung pernyataan itu. Jika tak
ada, tanya hadits manakah (misalnya: HR Bukhari atau
Muslim) yang memuat pernyataan itu.

Tidak bisa kita membebek begitu saja:
„Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.“ [Al Israa’:36]

„Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib
mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.“ [At
Taubah:31]

Ayat di atas menjelaskan kesesatan kaum Yahudi dan
Nasrani karena: mereka mematuhi ajaran-ajaran
orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi
buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu
menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
Mereka mengikuti ulamanya tanpa dalil. Sehingga begitu
para ulamanya menyatakan Yesus anak Tuhan atau
mengadakan bid’ah, para ummatnya mengikuti begitu
saja. Ulama mereka kan lebih alim. Begitu pikirannya.

Kembali pada Tawasuf, di Al Qur’an mau pun hadits
tidak ada disebut kata tasawuf. Bahkan kata Tasawuf
itu sama sekali bukan berasal dari bahasa Arab. Dalil
Tasawuf pun kebanyakan justru kisah-kisah/mimpi orang
yang dianggap sufi atau wali yang sering bertentangan
dengan ajaran Islam.

Paham Tasawuf seperti Wihdatul Wujud (bersatunya
manusia dengan Allah) itu menyesatkan. Al Hallaj
mengaku sebagai Allah. Ana al Haq (Akulah Allah)
begitu katanya. Demikian pula tokoh sufi lain seperti
Syekh Siti Jenar yang mengaku sebagai Allah. Terakhir
Ahmad Dhani, Dewa, dalam lagunya Satu berkata Aku
ini adalah diriMu (Allah). Mungkin orang sufi
berpendapat itu karena teramat dekatnya mereka dengan
Allah sehingga sampai mengaku sebagai Allah. Padahal
Nabi Muhammad SAW yang merupakan manusia sempurna dan
paling dekat kepada Allah SWT tidak pernah sekalipun
mengaku sebagai Allah. Bukankah Nabi dan ummat Islam
selalu berkata Iyyaka na'budu (kepadaMu kami
menyembah)? Itulah salah satu arogansi sufi. Mengaku
Tuhan seperti Fir'aun. Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar
difatwa sesat dan dihukum mati oleh para ulama.

Sufi Abu Yazid al-Bustami (meninggal diBistam,Iran,261
H/874 M.) Dia adalah pendiri tarekat Naqsyabandiyah.
Mengaku berguru pada Imam Ja'far padahal dia baru
lahir 40 tahun setelah Imam Ja'far meninggal dunia.
Pada suatu waktu dalam pengembaraannya, setelah shalat
Subuh Yazid Al-Bustami berkata kepada orang-orang yang
mengikutinya,Innii ana Allah laa ilaaha illaa ana
fa`budnii (Sesungguhnya aku ini adalah Allah,tiada
Tuhan melainkan aku, maka sembahlah aku). Mendengar
kata-kata itu, orang-orang yang menyertainya
mengatakan bahwa al-Bustami telah gila.Menurut
pandangan para sufi, ketika mengucapkan kata-kata
itu,al-Bustami sedang berada dalam keadaan ittihad,
suatu maqam (tingkatan) tertinggi dalam paham tasawuf.

Al-Bustami juga pernah mengucapkan kata-kata,Subhani,
subhani, ma a`dhama sya`ni (mahasuci aku,mahasuci aku,
alangkah maha agungnya aku). Nah jika Nabi
mengajarkan dzikir Subhanallahu (Maha Suci Allah),
maka syekh Tasawuf mengajarkan dzikir Subhani (Maha
Suci aku). Ini jelas kesombongan yang besar yang
dibenci Allah:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
[Luqman:18]

Al-Bustami juga berkata,Laisa fi al-jubbah illa Allah
(tidak ada didalam jubah ini kecuali Allah).

Itulah satu contoh kesesatan jika kita mempelajari
ilmu agama yang 

[media-dakwah] Pelajaran Berinfak

2007-04-22 Terurut Topik Ica Harahap
  Pelajaran Berinfak  21 Apr 07 08:06 WIB
  Oleh Bayu Gawtama
   
  


Semenjak kedua putri saya mengenal uang dan sedikit memahami 
  nilai serta kegunaannya, sejak saat itulah saya mulai mengajarkan 
  dua hal; menabung dan berinfak. Meski hanya beberapa jenis satuan
  mata uang saja yang dimengertinya, terutama untuk satuan di bawah 
  lima ribu rupiah, menabung dan berifak semestinya memang menjadi 
  kebiasaan untuk mereka.
   
  Dari dua kebiasaan yang sedang ditanamkan itu, hanya satu yang bisa 
  dimengerti oleh kedua putri saya, yakni soal menabung. Ya, mereka 
  mengerti betul bahwa menabung akan membuat ia memiliki uang yang 
  cukup untuk membeli sesuatu. Misalnya, ketika mereka hendak membeli 
  mainan tertentu dengan harga yang sedikit lebih mahal. Maka serta merta 
  mereka akan menanyakan berapa jumlah tabungan yang ada, atau setidaknya 
  langsung membuka penutup kaleng ‘celengan’ miliki mereka masing-masing 
  kemudian menghitungnya.
   
  Bagaimana dengan satu kebiasaan lagi? Tentang berinfak. Selama ini saya 
  akui sedikit bingung untuk memberikan penjelasan yang bisa diterima logika 
  sepasang anak di bawah usia enam tahun tentang manfaat berinfak. Baik, 
  saya sudah mengajarkan dan mencontohkan langsung bagaimana berinfak, 
  kepada siapa dan untuk apa berinfak. Tetapi pertanyaan-pertanyaan polos 
  mereka membuat saya berkeyakinan bahwa mereka belum benar-benar 
  mengerti tentang infak. Misalnya, pernah suatu kali saya mengajarkan 
  langsung agar mereka memberikan sejumlah uang untuk anak yatim. 
  Kemudian mereka berujar, “Memang Ayahnya nggak kerja? Kok kita 
  yang ngasih uang?”
   
  Atau ketika seseorang yang kami persilahkan untuk makan di rumah kami, 
  tiba-tiba saja putri kedua saya berseloroh polos, “Memang ibunya di rumah 
  nggak masak ya?” Tentu saja kami harus meminta maaf teramat sangat 
  kepadanya, khawatir perasaannya terluka oleh kalimat si kecil itu.
   
  Anak-anak tidak cukup memahami kalimat, “Allah senang kalau kita bisa 
  membantu orang lain” atau terlebih kalimat, “Berinfak itu, untungnya buat 
kita. 
  Kita akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda dengan berinfak”. Meski 
  kalimat-kalimat tersebut sudah saya ubah menjadi kalimat yang lebih pas dan 
  lebih bisa dipahami untuk usia mereka, tetap saja kesimpulan mereka 
  tidak berubah. Bahwa menabung lebih baik daripada berinfak. Dalam 
  batas pikiran mereka, menabung sama dengan menyimpan dan 
  mengumpulkan uang. Uangnya terlihat, tidak berkurang dan terus 
  bertambah sehingga suatu saat bisa digunakan untuk membeli sesuatu 
  yang diinginkan.
   
  Tetapi berinfak, mereka lebih melihatnya sebagai ‘membuang’ uang, 
  atau memberikan uang secara cuma-cuma kepada fakir miskin, pengemis, 
  anak yatim atau kaum dhuafa (lemah) lainnya yang sangat membutuhkan. 
  Anak-anak pun tidak mampu menangkap manfaat langsung dari berinfak. 
  Misalnya ketika pada satu kesempatan mereka meminta sejumlah uang 
  untuk jajan, kemudian saya bilang uangnya sudah habis, lantas mereka 
  berkata, “Tadi uangnya dikasih tukang minta-minta sih…” Nah, dalam 
  perspektif mereka, berinfak itu merugikan.
   
  Setelah sekian lama, akhirnya saya mulai bisa menemukan sedikit cara 
  memberikan pemahaman tentang berinfak kepada kedua putri saya. 
  Suatu hari saya membelikan mereka mainan saat pulang dari kantor. 
  Mereka sangat bahagia mendapatkan mainan itu, namun cukup kritis 
  untuk bertanya, “Katanya Abi nggak punya uang? Kok bisa beliin mainan?”
   
  Di sinilah kesempatan pelajaran berinfak itu datang. Lalu saya mengajaknya 
  berdialog, “masih ingat nggak waktu teteh sama dede ngasih uang ke tukang 
  minta-minta kemarin?” mereka pun mengangguk. “Nah, karena teteh dan dede 
  sudah baik sama tukang minta-minta itu, Allah sayang sama kita. Uang yang 
  Abi pakai untuk membeli mainan ini, hadiah dari Allah karena memberi 
  uang untuk tukang minta-minta”.
   
  Begitu seterusnya, setiap kali saya membelikan apapun untuk anak-anak. 
  Selalu menjelaskan, bahwa ini hadiah dari Allah karena sudah berinfak. 
  Hingga suatu hari, saya merasa mereka sudah mulai memahami ketika 
  mendengar anak saya berkata, “pasti hadiah dari Allah” saat saya 
  membawakan lagi sesuatu untuknya. Kemudian mereka pun mengingat-ingat, 
  beberapa hari lalu baru saja memberi uang kepada petugas pengumpul 
  infak masjid di jalan raya.
   
  ***
   
  Berinfak sesungguhnya pun menabung. Menabung, hanya sejumlah yang 
  ditabunglah yang didapat. Tetapi berinfak, yang didapat kembali jauh 
  lebih banyak dari yang kita berikan. Berinfak, tidak (hanya) berbunga, 
  bahkan berbuah. Buahnya sangat manis untuk dinikmati, dan takkan 
  pernah habis karena akan terus bertambah dan bertambah. (Gaw)
   
   
  http://www.eramuslim.com/atk/oim/7420140341-pelajaran-berinfak.htm
  
   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been 

RE: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

2007-04-22 Terurut Topik Ketut Junaedi
Assalamu'alaykum wr wb,

 

Saya rasa tentang Dakwah Salafiyah sudah dikupas tuntas di Majalah
Al-Furqon edisi Bulan Maret 2007

Untuk menambahi dari apa yg disampaikan Mbak Hana dan mbak Ica...

 

Wassalamu'alaykum wr wb

 

KETUT JUNAEDI

 

 

 

 

  _  

From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of suhana032003
Sent: Monday, April 23, 2007 9:49 AM
To: media-dakwah@yahoogroups.com
Subject: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

 

oke dech mba ica..akupun malu mengaku2 sebagai murid seorang guru
salaf, toch..kenyataannya aku nda sesopan mereka2, pada saat
menanggapi komentar2 miring ttg salaf=:) mungkin karena aku terbiasa
spontan dan ekspresi langsung pada saat menanggapi apa yg harus aku
tanggapi. tapi guru2 salafku itu sopan sekali dan santai sekali dalam
mejawab komentar2 miring pada salaf:)

waktu pertama kali ngajar kita, mata sang guru selalu diarahkan ke
langit2 atau ke jalan tanpa mau melihat ke arah kita sesekali. tapi
saat itu juga diprotes sama kita2 yg suka jahil

pak..kenapa bapak kalau lagi ngajar kita, matanya selalu ke atas..?

ya..karena menjaga agar tidak terjadi hal2 yg menyebabkan maksiat..
jawabnya santai

tapi bapak kaga sopan..?mosok kita didepan ngeliatnya ke atas
sich..?berarti ilmu bapak belum cukup dong..untuk sekedar melihat kita
dan tidak terjadi maksiat..hehehehe

guruku hanya senyum2 saja waktu itu, mungkin sambil mikir kali ya..dah
itu, mulai dech..sesekali berani liat2 ke arah kita pada saat ada yg
bertanya..dan komentar salah seorang temanku yg ternyata kenal juga
dengan guru ngajiku itu gini

kalau sampai terjadi perubahan sama beliau, berarti hana harus
tanggung jawab tuch..?! hehehe

yg aku tahu..mereka sopan2 sekali, tidak spt aku yg suka ceplas ceplos
seenaknya. ada salah satu guru salaf ku, baru dengar suaraku lewat
telphon aja dah ketawa2 beliau, karena sebelumnya spt biasa beliau
mancing2 lewat sms, dan beliau tahu sekali kalau aku nda puas langsung
telphon dan disana beliau lagi ketawa2 dengerin reaksiku. sedangkan
beliau nanggapinnya sopan dan halus banget. Padahal intinya..beliau
mau mancing supaya bisa puas nasehatin dan kasih wejangan aja buatku
biar aku telphon2. hehehe

oke dech..aku juga nda berani mengaku2 salaf, karena ceplas ceplosku
dan nda sopanku ini masih suka nda ke kontrol:)

salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com
mailto:media-dakwah%40yahoogroups.com , Ica Harahap [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 namun kenyataannya..mba ica juga nda boleh..hanya karena diskusi
mba ica dengan mereka yg katanya salafy lalu mba ica mempunyai
penilaian bahwa spt itu lah salafy:)
 
 Makanya aku tuh nanya dulu tentang salafy lebih lanjut ke Bu Hana
 sebelum melakukan penilaian, gitu loh Buu Jadi pada saat ini
 sebenernya aku belum melakukan penilaian secara sepihak 
 tapi aku tuh sedang mencari tau seperti apa ajaran salafy yang
sebenernya...
 aku kutip lagi ya salah satu statementku :
 Mohon maaf, ga bermaksud menyinggung perasaan siapapun
 hanya ingin mencari tahu seperti apa ajaran Salafy
 yang sebenar-benarnya...
 
 Alhamdulillah jawaban secara lengkap dan cukup memuaskan
 aku dah dapet dari Pak Abu jum'at kemaren
 
 Pada akhirnya aku bisa menilai bagaimana cara dakwah Salafy
 sebenernya, siapa saja orang yang benar2 memahami
 dan menjalankan ajaran tersebut secara baik dan siapa saja orang
 yang cuma ngaku2 salafy tapi cara dakwahnya tidak
 seperti cara dakwah salafy yang sesungguhnya... gitu deh kira2...
 
 Ok, thanx buat Bu Hana dan Pak Abu yang telah menjawab
 rasa penasaranku... Jazakumullah...
 
 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: 
hmm..aku ngerti, bahwa pertanyaan itu bukan ditujukan padaku, tapi
 kepada orang salafy yg mba ica temui kan..? namun kenyataannya..mba
 ica juga nda boleh..hanya karena diskusi mba ica dengan mereka yg
 katanya salafy lalu mba ica mempunyai penilaian bahwa spt itu lah
 salafy:)
 
 gini..jika aku memposisikan diriku sebagai seorang murid dari guru
 salaf, sesungguhnya aku sedang bicara atas nama seorang murid yg
 mempunyai guru salaf. hmm..jika mba ica boleh menilai salaf hanya
 karena diskusi dengan orang yg mengaku salaf, akupun boleh menolak
 bahwa tidak begitu dgn ajaran salaf. 
 
 hmm..guru kami dalam satu pengajian mempunyai murid lebih kurang dari
 20 orang. dari 20 orang itu, akan mempunyai pemahaman yg beraneka
 ragam, walaupun apa yg disampaikan oleh guru kita adalah sama. karena
 itu semua tergantung kemampuan individu dalam menerima pelajaran,
 maupun kemampuan tiap individu yg berbeda dalam menangkap penjelasan. 
 
 begitupun dengan orang tua kita dalam mendidik anak2nya, walaupun apa
 yg diajarkan oleh ortu kita sama namun tetap saja, antara anak yg
 satu dgn yg lainnya pasti berbeda2.
 
 untuk urusan bid'ah memang salaf sangat menjaganya agar tidak jatuh ke
 dalam bi'ah, dan sangat tegas dengan ajaran2 yg membuat sunnah2 baru,
 yaitu dgn maksud menjaga kemurnian ajaran Rasulullah. dalam menetapkan
 hukumpun yg selalu diambil adalah dari al-qur'an dan 

[media-dakwah] Re: Salafy

2007-04-22 Terurut Topik suhana hana
wa'alaykum salam wr.wb

hmm..aku nda kenal dengan nama2 yg kamu sebutkan itu:)
menurutku mungkin tegas aja dan bukan galak:) karena untuk hal2 yg menyalahi 
ajaran Rasulullah, spt biasanya orang2 salaf itu tegas sekali untuk melarang 
dan katakan tidak untuk sesuatu yg memang tidak boleh dikerjakan dan tidak 
pernah dikerjakan oleh Rasulullah dan sahabat.

hmm..aku juga bermanis2 hanya pada sesama saudaraku yg muslim dan yg tidak 
sedang berusaha merusak ajaran Rasulullah:) tapi kalau sama orang kafir or 
musyrikin yg suka buat kerusakan dan mengatasnamakan islam, aku akan terlihat 
keras dan kasar sekali dimata mereka. karena benarlah firman Allah. karena 
memang begitulah sifat2 orang mukmin.

(Al Fath: 29)  Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama 
dengan dia  adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih  sayang 
sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan  sujud mencari karunia Allah dan 
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada  muka mereka dari bekas 
sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat  mereka dalam Taurat dan sifat-sifat 
mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman  yang mengeluarkan tunasnya maka 
tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu  menjadi besarlah dia dan tegak 
lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan  hati penanam-penanamnya 
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir  (dengan kekuatan 
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang  beriman dan 
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang  besar. 

karena bagiku memang benarlah firman Allah yg mengatakan :

(Al Mujaadilah : 22) Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan 
hari akhirat,  saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah 
dan  Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau  
saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah  
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan  
pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya  mereka ke dalam 
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di  dalamnya. Allah 
ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap  (limpahan 
rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa  sesungguhnya 
hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

karena sifat2 orang salaf itu tidak spt sifat2 orang tasawuf, yg suka berkasih 
sayang dengan para penentang Allah dengan dalih toleransi, walaupun jelas2 
mereka menghina dan merusak islam, tapi bagi orang tasawuf,  adalah kedamaian 
yg sebatas pandangan mata mereka yg dangkal sekali dan karena kebodohan mereka 
yg tidak membaca firman2 Allah akan tabiat orang kafir dan musyrikin. agar kita 
bersikap lunak dan mengikuti keinginan mereka, spt yg sudah banyak dilakukan 
oleh orang2 tasawuf terhadap orang2 kafir dan musyrikin selama ini.

(Al Qalam: 9)Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka 
bersikap lunak (pula  kepadamu). 
 
dan kita juga tidak membaca firman Allah yg mengatakan :

(Al Maa'idah:54) Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang 
murtad dari  agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah 
mencintai  mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut 
terhadap orang yang mukmin, yang  bersikap keras  terhadap orang-orang kafir, 
yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut  kepada celaan orang yang 
suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya  kepada siapa yang 
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi  Maha Mengetahui. 

Subhanallah..sesungguhnya maha benarlah segala firmanNya..


salam
hana


Haryanto (PSDM) [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum wr. wb.

Mbak Hana gimana dengan Salafy-nya Luqman Baabduh, Umar As Sewed dll

Karena saya bingung, mereka kok galak2 banget ya

Coba deh mbak Hana masuk website-nya Salafy.or.id

Terima kasih ya... mbak atas infonya

Wassalamu 'alaikum wr. wb.


   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] Re: Salafiyyun Menepis Tuduhan Dusta

2007-04-22 Terurut Topik bambang guridno
Pengertian Salafi
 
RasuluLlah SAW bersabda; “Sebaik-baik generasi adalah
generasiku, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian
mereka yang mengikuti mereka. Kemudian, setelah kamu
ada orang-orang yang bersaksi tanpa diminta untuk
melakukannya, mereka berkhianat dan tidak bisa
dipercaya, mereka bersumpah dan tidak memenuhinya”
[Al Bukhari dan Muslim] 

Dengan tujuan untuk memahami apa yang dimaksud dengan
istilah Salafi sangat penting untuk menjelaskan
perbedaan antara istilah berikut; As salaf, As
Salafiyyah dan As Salafi. 

1.  Kata As Salaf di cirikan pada sebuah era,
dalam bentuk jamak disebut Al Aslaaf.Ayat dibawah ini
menggunakan kata Salaf untuk pengerti secara tepat: 

“Dan Firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata:
Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku
dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku;
maka apakah kamu tidak melihat (nya)? Bukankah aku
lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir
tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Mengapa tidak
dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat
datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya. Maka
Firaun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu)
lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya
mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka
membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami
tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami
jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi
orang-orang yang kemudian. [QS Al Zukhruf, 43, 51-56] 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh
binatang buruan, ketika kamu sedang ihram.  Barang
siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka
dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak
seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut
putusan dua orang yang adil di antara kamu, sebagai
had-ya yang di bawa sampai ke Kakbah, atau (dendanya)
membayar kafarat dengan memberi makan orang-orang
miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang
dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat yang
buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa
yang telah lalu. Dan barang siapa yang kembali
mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya. Allah
Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.”
[QS Al Ma’idah, 5: 95] 

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah
dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah
lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan
dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang
ditempuh).” [QS An Nisaa’, 4: 22] 

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” [QS Al Baqarah, 2: 275] 

“Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu;
anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang
perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki;
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua);
anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur
dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka
tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” [QS An Nisaa’, 4: 23] 

As Salaf secara bahasa adalah lawan dari khalaf yang
berarti era sebelumnya dan sesudahnya. As Salaf
terbagi menjadi dua era; 

-As Salafus Salih Ini adalah adalah golongan yang
pertama dalam Ummat ini seperti Aadam, Nuh, Ibrahim,
Musa, ‘Isa (as) dan lainnya serta RasuluLlah Muhammad
SAW beserta Shahabat-shahabatnya ra. 

-As Salafut Taalih Ini termasuk seperti Iblis dan
Fir’aun sebagaimana Allah SWT menyebutkannya dalam
Qur’an. 

2.  Istilah As Salafiyyah adalah karekteristik
pada sebuah manhaj, pluralnya disebut salafiyun. Kata
ini diambil dari kata kerja Salafa yang berarti apa
saja yang telah selesai, telah berlalu atau yang telah
dimulai. 

Istilah As Salafiyyah adalah sinonim dari apa yang
disebut standar Islam (merujuk pada buku Standar Islam
pada bab 1 oleh Syeikh Omar Bakri Muhammad)
sebagaimana itu menujuk pada manhaj mengikuti Qur’an
dan Sunnah berdasarkan dengan pemahaman Shahabah. 

As Salafiyyah adalah standard dan itu bukan suatu
karakter kelompok atau seseorang, 

[media-dakwah] Ulama Wajib Berpolitik

2007-04-22 Terurut Topik gunawan

Ulama Wajib Berpolitik
Dari Redaksi April 1st, 2007 

Dulu di antara tradisi para ulama adalah mengoreksi dan mengawal penguasa untuk 
menerapkan hukum Allah. Mereka mengikhlaskan niat dan pernyataan mereka 
membekas di hati. Sebaliknya sekarang, terdapat penguasa yang tamak, namun 
ulama hanya diam. Andai mereka berbicara, pernyataannya berbeda dengan 
perbuatannya sehingga tidak mencapai keberhasilan. 

Kerusakan masyarakat itu adalah akibat kerusakan penguasa dan kerusakan 
penguasa itu adalah akibat kerusakan ulama. Kerusakan ulama adalah akibat 
digenggam cinta harta dan jabatan. Siapa saja yang digenggam oleh cinta dunia, 
niscaya dia tidak mampu menguasai ‘kerikilnya’; bagaimana lagi dapat 
mengingatkan penguasa dan para pembesar. (Al-Ghazali, Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn, 
VII/92).

Subhânallâh! Berabad-abad yang lampau, Imam al-Ghazali telah mengingatkan kita 
tentang peran penting ulama dalam mengoreksi dan menjaga penguasa untuk 
menerapkan hukum-hukum Allah Swt.

Sebagaimana kita ketahui, masyarakat dan negara yang tidak diatur oleh hukum 
Allah Swt. dipastikan akan menuai kehancuran. Dengan sangat jelas Allah Swt. 
berfirman (yang artinya): Telah nyata kerusakan (fasad) di daratan dan di 
lautan akibat ulah tangan manusia (QS ar-Rum [21]: 41). Dalam berbagai kitab 
tafsir disebutkan, yang dimaksud akibat ulah tangan manusia adalah akibat 
kemaksiatan mereka, sementara yang disebut maksiat adalah setiap pelanggaran 
terhadap hukum Allah Swt. Karena itu, masyarakat dan negara yang tidak 
melaksanakan hukum Allah Swt. akan menuai kehancuran.


Hanya oleh negaralah hukum-hukum Allah Swt. bisa dilaksanakan seluruhnya. Tanpa 
penerapan syariah Islam oleh negara, umat Islam akan dikuasai oleh para 
penguasa zalim; umat tidak bisa lagi diurus secara benar; umat pun tidak lagi 
memiliki penjaga yang benar-benar melindunginya. Kehancuran itu akan terjadi 
kalau ulama hanya diam tidak melakukan koreksi terhadap penguasa yang 
menyimpang. Seperti yang disebut oleh Imam al-Ghazali di atas, kalau penguasa 
menyimpang, masyarakatnya pasti akan hancur.
Tugas mengoreksi penguasa ini memang berat. Tugas ini bisa menuai penderitaan 
berupa tindakan kejam dari penguasa. Namun, tugas ini sangat mulia. Rasulullah 
saw. bahkan menyebut aktivitas mengoreksi penguasa ini sebagai afdhal al-jihâd 
(jihad yang paling utama):  اَفْضَلُ اْلجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ 
سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Jihad yang paling utama adalah menyatakan  keadilan (menyampaikan kebenaran) di 
hadapan penguasa jahat. (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi). Aktivitas mengoreksi 
penguasa agar hukum Allah tetap terjaga dan terpelihara jelas aktivitas 
politik. Bahkan inilah aktivitas politik sejati dalam pandangan Islam, yakni 
aktivitas politik yang berporos pada upaya pengaturan urusan-urusan umat dengan 
syariah Islam. Aktivitas politik sejati ini, yakni mengatur urusan umat, adalah 
aktivitas utama para nabi, termasuk Rasulullah saw., dan para Khalifah penerus 
Beliau, sebagaimana sabda Beliau:«كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ 
اْلأَنْبِيَاءُ. كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ, وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ 
بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ فَتَكْثُرُ.
Dulu Bani Israel diurusi oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia 
digantikan oleh nabi yang lain. Namun,  sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku. 
Yang ada adalah para khalifah dan mereka banyak. (HR Muslim).

Jadi, jelaslah bagi kita, bahwa politik (sâsa-yasûsu-siyâsat[an]) dalam 
pengertian sejatinya—yakni mengatur urusan-urusan umat berdasarkan syariah 
Islam—adalah wajib. Politik sejati ini akan terbengkalai kalau para ulama 
mendiamkan para penguasa yang mengabaikan rakyat. Karena itu, mengoreksi 
penguasa—yang merupakan bagian terbesar dari aktivitas amar makruf nahi 
mungkar—menjadi wajib pula hukumnya. Kewajiban ini dipertegas oleh Rasulullah 
saw. melalui sabdanya:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ 
الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ 
ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ

Demi Zat Yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, kalian harus melakukan amar 
makruf nahi mungkar atau Allah akan menimpakan azab atas kalian, kemudian 
kalian berdoa kepada-Nya, lalu doa kalian tidak akan dikabulkan. (HR 
at-Tirmidzi).

Dengan demikian, upaya memisahkan ulama dan politik jelas merupakan upaya 
memperlemah umat dan negara. Inilah justru yang merupakan strategi penting 
penjajah. Dengan ide sekularismenya, mereka memisahkan agama—termasuk 
ulamanya—dari politik. Sebab, mereka sangat tahu persis, kalau ulama 
berpolitik, umat akan terjaga, karena para penguasa ada yang mengoreksi. 
Politik yang dimaksud di sini tentu adalah politik sejati yang didasarkan pada 
pelaksanaan seluruh hukum Allah Swt. dalam mengatur urusan umat, bukan politik 
kotor. Politik kotor justru menjadikan ulama sebatas makelar politikus jahat, 
sekadar sebagai vote getter bagi para penguasa jahat, dan hanya menjadi alat 
legitimasi kejahatan 

[media-dakwah] Merindukan Ulama Pewaris Nabi

2007-04-22 Terurut Topik gunawan
Merindukan Ulama Pewaris Nabi
Fokus April 1st, 2007 
M. Amien Rais, dalam Cakralawa Islam, (1999) memberikan contoh kecil sikap 
ulama yang menganggap politik tidak harus dikaitkan dengan moralitas. Suatu 
saat, ia bertanya kepada seseorang yang dikenal sebagi kiai-politikus tentang 
kepindahannya dari satu parpol ke parpol yang lain. Jawabannya ternyata 
mengejutkan. Katanya, politik itu merupakan urusan dunia yang hanya main-main 
dan permainan saja; sambil mengucapkan dengan fasih firman Allah Swt.: Wa mâ 
hadzihi al-hayât ad-dunyâ illâ lahw[un] wa lâ'ib[un] (Tiadalah  kehidupan dunia 
ini kecuali main-main  dan permainan belaka) (QS al-Ankabut [29]: 64).


Cerita kecil ini merupakan salah satu cerminan pandangan yang menyedihkan dari 
sebagian  ulama. Secara tidak sadar, sang ulama sebenarnya sudah terjebak 
dengan pemikiran sekular, yang memisahkan agama dari kehidupan politik. Jadilah 
politik menjadi kehilangan pedoman. Prinsip asal meraih kekuasaan; 
mempertahankan kekuasaan menjadi lebih dominan dibandingkan dengan prinsip 
mengurus rakyat berdasarkan syariah.


Jebakan sekularisme ini juga bisa tampak dari pandangan beberapa ulama yang 
justru menghindar sama sekali dari dunia politik. Muncul anggapan bahwa politik 
itu kotor, sementara agama itu bersih; tidak pantas ulama memasuki dunia kotor 
seperti itu. Ulama seharusnya ada di masjid, pesantren dan majelis taklim. 
Kajian politik-seperti mengoreksi kebijakan penguasa yang membuat rakyat 
menderita atau intervensi asing yang mengancam negara-di masjid-masjid atau di 
majelis-mejelis taklim pun dianggap mengotori agama. Islam akhirnya disempitkan 
sebatas moralitas (akhlak) atau ibadah  ritual seperti shalat, zakat, shaum 
atau haji. Yang lebih menyedihkan, ulama seperti ini justru akrab dengan 
penguasa tanpa memberikan kritik terhadap kezalimannya. Jadilah sang ulama 
menjadi sebatas 'tukang doa' bagi penguasa, yang secara tidak langsung 
memberikan legitimasi terhadap kezalimannya.


Sistem sekular yang diadopsi oleh negara selama ini berperan besar 
mengkerdilkan peran ulama. Pendapat ini antara lain dilontarkan oleh MR Kurnia  
dari Lajnah Siyasiyah HTI. Menurutnya, selama  ini ulama dipisahkan dari peran 
politiknya. Selama 350 tahun masa penjajahan, ditambah lebih dari 60 tahun 
pasca kemerdekaan, Islam dan ulama dimarjinalkan. Dimunculkanlah anggapan bahwa 
politik itu kotor. Padahal politik  Islam itu jernih dan mulia karena 
mengurusi urusan rakyat dengan syariah, tegasnya.


Sistem sekular juga telah membuat ulama menjadi semacam 'tukang cuci'. Kalau 
ada kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat atau pejabat, akhlak yang rusak, 
yang disalahkan ulama. Padahal penyebabnya justru karena penerapan sistem 
sekular dan pejabat yang tidak amanah. Bagaimana mungkin menyalahkan ulama 
atau agama, sementara aturan agama dicampakkan dan ulama dimarjinalkan? Yang 
harus diisalahkan justru adalah sistem sekularnya, tegas Kurnia.


Terang saja fatwa ulama atau nasihat ulama tidak cukup untuk menyelesaikan 
persoalan karena tidak memiliki kekuatan hukum. Jadilah nasihat atau fatwa 
sekedar pilihan, bisa dipakai atau dibuang sesuai dengan kepentingan penguasa. 
Selama hukumnya bukan berdasarkan syariah Islam, fatwa atau pendapat yang 
berdasarkan syariah Islam tidak akan dipakai, yang ada adalah asas manfaat, 
lanjut Kurnia.


Sayangnya, ulama yang terjun ke politik pun tidak mencerminkan aktivitas 
politik Islam yang sebenarnya. Alih-alih membawa perubahan dalam sistem 
politik, sang ulama justru terseret arus;  berprilaku tidak jauh berbeda dengan 
politisi sekular lainnya. Kondisi seperti ini semakin menyebabkan ulama 
kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Muncullah kemudian pernyataan yang 
salah, Begitulah kalau ulama terjun ke politik. Seharusnya ulama itu ngurus 
pesantren atau masjid saja.


Di sisi lain, ulama tidak jarang dipakai oleh penguasa untuk membenarkan 
tindakannya  atau dimanfaatkan politisi untuk meraih suara. Setiap menjelang 
Pemilu atau Pilkada ulama dibujuk dengan tawaran kekuasaan atau harta untuk 
mendukung calon tertentu. Memang, ada yang menolak tawaran ini, namun banyak 
juga yang menerimanya tanpa melihat apakah sang calon pantas dipilih 
berdasarkan syariah Islam atau tidak. Tragisnya, setelah mereka terpilih, sang 
ulama pun ditinggalkan. 


Pihak asing juga memanfaatkan peran ulama. Ulama tertentu dipakai untuk 
menyuarakan kepentingan dan kebijakan asing. Mereka banyak dilibatkan untuk 
menyuarakan liberalisasi ajaran Islam. Ilmu ulama kemudian dipakai untuk 
memutarbalikkan ayat al-Quran agar sejalan dengan kepentingan Barat. Muncullah 
pendapat dari sang ulama yang tidak lebih merupakan corong asing seperti, 
tidak ada negara Islam, atau negara tidak wajib menerapkan syariah Islam, 
dll. Pikiran-pikiran sekular ini kemudian dihiasi dengan ayat-ayat al-Quran 
ataupun hadis sehingga seakan-akan berasal dari Islam.


Dalam perang melawan terorisme yang merupakan agenda AS, ulama pun dipakai. 
Dengan memfaatkan