Assalamualaikum,

Astaghfirullah .......

Wassalam,

----- Original Message ----- 
From: "Iwal" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Media Dakwah" <media-dakwah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, April 19, 2006 12:07 PM
Subject: [media-dakwah] [Fwd: [IKA17-MKS] Mohon ditanggapi dengan pikiran 
terbuka]


> Assalamu 'alaikum wr.wb.
>
> Salah seorang rekan kami punya pemikiran seperti di bawah.. Kami tidak
> bisa menanggapinya karena keterbatasan ilmu...
> Mohon pencerahan saudara2ku di milis media-dakwah ini.
>
> Wassalamu 'alaikum
>
> -------- Original Message --------
> Subject: [IKA17-MKS] Mohon ditanggapi dengan pikiran terbuka
> Date: Tue, 18 Apr 2006 13:32:02 -0000
> From: Azriel F. Beta <[EMAIL PROTECTED]>
> Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
> To: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
> Assalamu Alaikum Wr.Wb
> Sebelum kawan2 semua membaca uraian berikut, mohon agar pikiran
> kawan2 terlebih dahulu dibuka.
> Sebenarnya saya belum puas dengan diskusi sebelumnya (DEWA + YAHUDI)
> menyangkut "kesakralan AL-Qur'an". Jadi sekali lagi saya akan
> mengemukakan pendapat saya di sini.
> Saya ingin mempertanyakan kembali benarkah "Al-Qur'an" itu sempurna?
> Sebelumnya saya akan kemukakan dulu pendapat seorang ilmuwan Islam
> (saya lupa namanya):realitas Al-Qur'an sesungguhnya ada dua:
> *Al-Qur'an sebagai teks (kita sebut mushaf)
> *Al-Qur'an sebagai wacana
> Al-Qur'an sebagai wacana adalah fenomena yang dinamis, sementara
> Mushaf adalah fenomena teks. Dalam Mushaf, yang penting adalah teks
> itu sendiri. Sementara yang menjadi poros perhatian Al-Qur'an sebagai
> wacana adalah soal kenyataan, realitas. Dalam fakta sejarah proses
> pewahyuan, Al-Qur'an merupakan fenomena yang dialogis, dinamis, debat-
> sanggah dan mengikuti mekanisme take and give, receive and reject.
> Posisi inilah yang tidak dapat dijangkau oleh teks yang mati. Maka
> ketika realitas Al-Qur'an yang begitu dinamis dan demokratis itu
> kemudian "dibonsai" dalam bentuk "Mushaf", yang terjadi adalah
> reduksi besar2-an atas nilai, makna, dan wawasan Al-Qur'an.Kenapa?
> Karena kata2 tidak bisa mewadahi realita.Teks tidak mampu menampung
> konteks. Konteks selalu hidup sementara teks adalah mati.
> Menyadari realitas yg demikian, kita umat Islam bukannya melakukan
> kritik diri, bahkan sebaliknya membela mati2an otoritas dan supremasi
> teks Al-Qur'an seraya mengembar-gemborkannya sebagai teks yang
> otentik, original one, made in Tuhan. Ini adalah bagian dari lelucon
> yang tidak lucu dari umat yang katanya "umat terbaik" itu.
> Kenapa teks menempati supremasi begitu tinggi dalam Islam?Ini sangat
> terkait dengan "wawasan teologis" kita yang menganggap Tuhan
> berbicara langsung kepada manusia melalui Nabi yang kemudian menjadi
> Al-Qur'an (baca : Mushaf Al-Qur'an).
> Wawasan teologis ini berdiri tegak di atas asumsi yang juga lucu :
> semakin harfiah kita memahami Firman Tuhan semakin dekat kita kepada-
> Nya, sebaliknya semakin kita bermain-main dengan ta'wil dan
> penafsiran non literal maka semakin jauh kita dari kehendak-Nya yang
> benar.
> Ketika Al-Qur'an dibukukan dan diresmikan dalam lembaran-lembaran,
> maka yang tercatat hanyalah teks teks Al-Qur'an, akan tetapi konteks
> yang melekat pada saat wahyu diturunkan tidak ikut tercatat di
> dalamnya. Proses pembukuan ini tentu saja telah mereduksi Al-Qur'an
> menjadi sebuah teks mati belaka. Sungguh tepat ungkapan Khalifah
> Ali : :Sesungguhnya Al-Qur'an itu hanya teks mati, hanya manusialah
> yang membuatnya bicara"
> Dengan demikian, jelaslah bahwa pandangan yang berpegang pada
> supremasi teks serta mengabaikan konteks dan akal adalah pandangan
> yang wajib dikoreksi karena mengandung kesalahan metodologis dan
> epistemologis yang sangat mendasar. Tetapi uniknya, pandangan inilah
> yang mempunyai banyak pengikut. Lihatlah jamaah2 pengajian, dari yang
> eksekutif sampai kelas ekonomi selalu dibanjiri massa. Acara santapan
> rohani selalu gegap-gempita, apalagi yang ceramah dai sekelas Aa Gym,
> forum Indonesia Berdzikir oleh Arifin Ilham, dll. Ribuan umat Islam
> datang berbondong2, kemudian membaca ayat2 Al-Qur'an sambil menangis
> tersedu2. Apalagi jika sang ustadz membimbing dengan gaya
> sedikit "theatrical" semakin menambah suasana haru, persis
> seperti "teater spiritual".Luar Biasa!
> Sementara kajian yang lebih mengandalkan sikap kritis, yang
> mengandalkan keberanian akal untuk berpikir, sangat sepi
> pengunjung.Sungguh ironis.
> Mungkin karena fenomena inilah maka sosiolog sekelas Peter Berger
> pernah mengatakan : masyarakat modern cenderung untuk mencari spirit
> keTuhanan.
> Tetapi benarkah bahwa pencarian spirit keTuhanan itu dengan proses
> ritualistik, bukan misalnya melalui proses humanistik?Saya pernah
> membaca di mailist ini, tentang wujud penjajahan baru berkedok
> bantuan kemanusiaan. Benarkah dibalik tindakan mereka itu ada maksud
> terselubung?Atau murni karena rasa kemanusiaan? Kemudian, benarkah
> bahwa kaum liberal yang menafsirkan teks secara non-literal berarti
> jauh dari kehendaknya?Sebaliknya, apakah kaum fundamentalis yang
> mensakralkan Mushaf adalah yang paling dekat dengan-Nya.
> Jika pertanyaan2 ini diajukan kepada Tuhan kelak di akhirat, mungkin
> Dia hanya akan tersenyum simpul sambil menunjukkan surga-Nya yang
> maha luas, yang di dalamnya telah banyak yang menunggu, diantaranya:
> Muhammad, Jesus, Umar, Gandhi, Mother Teresa, Sidharta Gautama, Romo
> Mangun, Syekh Siti Jenar, Udin, Baharuddin Lopa, dan Munir
>
>
>
>
>
>
> Stefanie.Com
> (Seventeen Fans n' Alumnies Community)
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> YAHOO! GROUPS LINKS
>
>    *  Visit your group "IKA17-MKS
>      <http://groups.yahoo.com/group/IKA17-MKS>" on the web.
>
>    *  To unsubscribe from this group, send an email to:
>       [EMAIL PROTECTED]
>      <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>
>    *  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
>      Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
>
>
>
>
> ___________________________________________________________
> Switch an email account to Yahoo! Mail, you could win FIFA World Cup 
> tickets. http://uk.mail.yahoo.com
>
>
>
>
> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
> Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
> 







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke