19-PERKARA YANG MERUSAK AMAL

 1. Kufur, Syirik, Murtad, dan Nifaq.

  Wahai  orang Muslim, wahai hamba Allah! Ketahuilah, siapa yang mati dalam
keadaan  kafir  atau  musyrik atau murtad, maka segala amal yang baik tidak
ada  manfaatnya  untuk  mendekatkan  diri  kepada  Allah, seperti shadaqah,
silaturrahim,  berbuat  baik  kepada  tetangga  dan  lain-lainnya. Sebab di
antara syarat taqarrub adalah mengetahui siapa yang didekati. Sementara itu
orang  kafir  tidak  begitu.  Maka secara spontan amalnya menjadi rusak dan
sia-sia.

  Allah  berfirman:  "Barangsiapa  yang murtad diantara kamu dari agamanya,
maka  mereka  itulah  yang  sia-sia  amalannya di dunia dan di akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya" [Al-Baqarah: 217].

  "Barang  siapa  yang  kafir  sesudah  beriman (tidak menerima hukum-hukum
Islam),  maka  hapuslah  amalannya dan ia pada akhirat termasuk orang-orang
yang merugi." [Al-Maidah: 5].

  "Dan  sesunggunya  telah  diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'." [Az-Zumar: 65].

  Allah   juga   berfirman,   mengabarkan   tentang  keadaan  semua  rasul:
"Seandainya  mereka  mempersekutukan  Allah,  niscaya  leyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am: 88].

  Dan   juga   sabda   Rasulullah  saw:  "Apabila  orang-orang  mengumpulan
orang-orang  yang  terdahulu  dan orang-orang yang kemudian untuk satu hari
dan tiada keraguan di dalamnya, maka ada penyeru yang berseru: 'Barangsiapa
telah  menyekutukan  seseorang  dalam suatu amalan yang mestinya dikerjakan
karena  Allah,  lalu  dia minta pahala di sisi-Nya, maka sesungguhnya Allah
adalah   yang   paling   tidak  membutuhkan  untuk  dipersekutukan'."  [HR.
At-Tirmidzi 3154, Ibnu Majah 4203, Ahmad 4/215, Ibnu Hibban 7301, hasan].

 2. Riya'.

  Celaan terhadap riya' telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Firman
Allah:  "...  seperti  orang  yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada
manusia  dan  dia  tidak  beriman  kepada  Allah  dan  hari  kemudian. Maka
perumpamaan  orang  itu  sperti  batu  yang  licin dan diatasnya ada tanah,
kemudian  batu  itu  mejadilah  bersih  (tidak  bertanah). Mereka itu tidak
menguasai  sesuatu  sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." [ Al-Baqarah: 264].

  Rasullullah  saw  bersabda:  "Sesungguhnya  yang aku paling takutkan atas
kamu  sekalian  ialah  syirik kecil, yaitu riya'. Allah berfirman pada hari
kiamat,  tatkala  memberikan  balasan terhadap amal-amal manusia, 'Pergilah
kepada  orang-orang  yang  dulu  kamu berbuat riya' di dunia, lalu lihatlah
apakah  kamu  mendapatkan  balasan  bagi  mereka?"  [HR.  Ahmad 5/428, 429,
shahih].

  Maka  dari  itu  jauhilah  riya', karena ia merupakan bencana amat jahat,
yang  bisa  menggugurkan  amal dan menjadikannya sia-sia. Ketahuilah, bahwa
orang-orang  yang riya' adalah pertama kali menjadi santapan neraka, karena
mereka telah menikmati hasil perbuatannya di dunia, sehingga tidak ada yang
menyisa di akhirat.

  Ya  Allah,  sucikanlah  hati  kami  dari  nifaq  dan amal kami yang riya'
teguhkanlah  kami  pada  jalan-Mu  yang lurus, agar datang keyakinan kepada
kami.

  3. Menyebut-Nyebut Shadaqah dan Menyakiti Orang Yang Diberi.

  Allah   berfirman:   "Hai   orang-orang   yang   beriman   jangalah  kamu
menghilangkan  (pahala)  shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima)." [Al-Baqarah: 264].

  Ketahuilah  wahai  hamba  Allah!  Jika engkau menshadaqahkan harta karena
mengharap  balasa  dari  orang  yang  engkau  beri, maka engkau tidak adakn
mendapatkan  keridhaan  Allah.  Begitu  pula  jika engkau menshadaqahkannya
karena terpaksa dan menyebut-nyebut pemberianmu kepada orang lain.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang
wajib  dan  yang  sunat  dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang
tua,  menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir." [HR. Ibnu Abi Ashim
323, Ath-Thabrany 7547, hasan].

  Abu  Bakar  Al-Warraq  berkata,  "Kebaikan  yang paling baik, pada setiap
waktu adalah perbuatan yang tidak dilanjuti dengan menyebut-nyebutnya."

  Allah  berfirman:  "Perkataan  baik  dan  pemberian  maaf lebih baik dari
shadaqah  yang  diiringi  dengan  sesuatu  yang  menyakitkan  (perasaan  si
penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." [Al-Baqarah: 263].

  4. Mendustakan Takdir.

  Ketahuilah  wahai  orang  Mukmin,  iman  seorang hamba tidak dianggap sah
kecuali  dia beriman kepada takdir Allah, baik maupun buruk. Dia juga harus
tahu bahwa bencana yang menimpanya bukan unutk menyalahkannya, dan apa yang
membuatnya  salah bukan untuk menimpakan bencana kepadanya. Semua ketentuan
sudah  ditetapkan dan ditulis di Mushhaf yang hanya dikethaui Allah semata,
sebelum  suatu  peristiwa  benar-benar  terjadi dan sebelum Dia menciptakan
alam.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang
wajib  dan  yang  sunat  dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang
tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

  Dan  sabda  beliau  yang  lain:  "Andaikata Allah mengadzab semua penhuni
langit  dan bumi-Nya, maka Dia tidak zhalim terhadap mereka. Dan, andaikata
Allah  merahmati  mereka,  maka  rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka dari
amal-amal  mereka.  Andaikata engkau membelanjakan emas seperti gunung Uhud
di  jalan  Allah,  maka  Allah  tidak  akan menerima amalmu sehingga engkau
beriman  kepada  takdir,  dan engkau tahu bahwa bencana yang menimpamu, dan
apa yang membuatmu salah bukan untuk menimpakan bencana kepadamu. Andaikata
engkau  mati  tidak  seperti  ini, maka engkau akan masuk neraka." [HR. Abu
Daud 4699, Ibnu Majah 77, Ahmad 5/183, 185, 189, shahih].

  5. Meninggalkan Shalat Ashar.

  Allah  memperingatkan  manusia  agar  tidak  meninggalkan shalatul-wustha
(shalat  ashar)  karena  dilalaikan  harta,  keluarga atau keduniaan. Allah
mengkhususkan  bagi pelakunya dengan ancaman keras, khususnya shalat ashar.
Firman-Nya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang
yang lalai dari shalatnya." [Al-Ma'un: 4-5].

  Rasulullah   saw   bersabda:   "Orang  tidak  mengerjakan  shalat  ashar,
seakan-akan  dia  ditinggalkan  sendirian oleh keluarga dan hartanya." [HR.
Al-Bukhari 2/30, Muslim 626]

  Dari  Abu  Al-Malih,  atau  Amir  bin  Usamah  bin  Umair Al-Hadzaly, dia
berkata,  "Kami  bersama  Buraidah  dalam suatu perperangan pada suatu hari
yang mendung. Lalu ia berkata, 'Segeralah melaksanakan shalat ashar, karena
Nabi  saw  pernah  berkata:  "Barangsiapa  meninggalkan  shalat ashar, maka
amalnya telah lenyap." [HR. Al-Bukhari 2/31, 66].

  6. Bersumpah Bahwa Allah Tidak Mengampuni Seseorang

  Dari  Jundab  ra  sesungguhnya Rasulullah saw mengisahkan tentang seorang
laki-laki  yang  berkata,  "Demi  Allah, Allah tidak akan mengampuni Fulan.
Padahal  Allah  telah berfirman, 'Siapa yang bersumpah kepada-Ku, bahwa aku
tidak  mengampuni  Fulan,  maka aku mengampuni Fulan itu dan menyia-nyiakan
amalnya (orang yang bersumpah)." [HR. Muslim 16/174].

  Ketahuilah,  bahwa  memutuskan  manusia dari rahmat Allah merupakan sebab
bertambahnya kedurhakaan orang yang durhaka. Karena dia merasa yakin, pintu
rahmat  Ilahi  sudah ditutup di hadapannya, sehingga dia semakin menyimpang
jauh  dan  durhaka,  hanya karena dia hendak memuaskan nafsunya. Allah akan
mengadzabnya dengan adzab yang tidak diberikan kepada orang lain.

  Bukanlah  sudah  selayaknya  jika  Allah menghapus pahala amal orang yang
menutup  pintu  kebaikan  dan membuka pintu keburukan, sebagai balasan yang
setimpal baginya?

  7. Mempersulit Rasulullah, dengan Perkataan maupun Perbuatan.

  Allah   berfirman:   "Hai   orang-orang   yang  beriman,  janganlah  kamu
meninggikan  suaramu  lebih  dari  suara  Nabi,  dan janganlah kamu berkata
kepadanya  dengan  suara  keras  sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu
terhadap  sebagian  yang  lainm  supaya  tidak menghapus (pahala) amalanmu,
sedang kamu tidak menyadarinya." [Al-Hujurat: 2].

  Dari  Anas  bin  Malik ra, tatkala ayat ini turun maka Tsabit bin Qais di
rumahnya,  seraya  berkata, "Pahala amalku telah terhapus, dan aku termasuk
penghuni neraka." Dia juga menghidari Nabi saw. Lalu beliau bertanya kepada
Sa'd bin Mu'adz, "Wahai Abu Amr, mengapa Tsabit mengeluh?"

  Sa'd  menjawab,  "Dia  sedang  menyendiri  dan  saya tidak tahu kalau dia
sedang mengeluh."

  Lalu   Sa'd   mendatangi   Tsabit  dan  mengabarkan  apa  yang  dikatakan
Rasulullah.  Maka  Tsabit  berkata,  "Ayat  ini  telah turun, sedang engkau
sekalian  tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya di hadapan
Rasulullah. Berarti aku termasuk penghuni neraka."

  Sa'd  menyampaikan hal ini kepada beliau, lalu beliau berkata, "Bahwa dia
termauk penghuni surga." [HR. Al-Bukhari 6/260, Muslim 2/133-134].

  Dengan  hadits  ini jelaslah bahwa mengeraskan suara yang dapat menghapus
pahala  amal  adalah  suara  yang  menggangu Rasulullah, menentang perintah
beliau,  tidak  taat  dan  tidak  mengikuti  beliau,  baik perkataan maupun
perbuatan.

  Allah  berfirman:  "Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan
Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." [Muhammad: 33].

  8. Melakukan Bid'ah Dalam Agama.

  Melakukan  bid'ah  akan  mengugurkan amal dan menghapus pahala. Dalam hal
ini  Rasulullah  saw  bersabda:  "Barangsiapa yang menciptakan sesuatu yang
baru  dalam  agama  kami  ini  yang  tidak termasuk bagian darinya, maka ia
tertolak."

  Dalam  riwayat  lain disebutkan: "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan
yang  tidak  termasuk agama kami, maka ia tertolak." [HR. Al-Bukhari 5/301,
Muslim 12/16].

  9. Melanggar Hal-Hal Yang Diharamkan Allah Secara Sembunyi-Sembunyi.

  Dari  Tsauban  ra,  dari  Nabi  saw,  beliau  bersabda: "Benar-benar akan
kuberitahukan  tentang orang-orang dari umatku yang datang pada hari kiamat
dengan  membawa  beberapa  kebaikan  seperti  gunung  Tihamah yang berwarna
putih,  lalu  Allah  menjadikan  kebaikan-kebaikan  itu  sebagai  debu yang
berhamburan".  Tsauban  berkata,  "Wahai  Rasulullah,  sebutkan sifat-sifat
mereka  kepada  kami  dan  jelaskan  kepada  kami, agar kami tidak termasuk
diantara   mereka,   sedang  kami  tidak  mengetahuiny".  Beliau  bersabda:
"Sesungguhnya mereka itu juga saudara dan dari jenismu. Mereka shalat malam
seperti  yang  kamu  kerjakan.  Hanya  saja  mereka adalah orang-orang yang
apabila  berada sendirian dengan hal-hal yang diharamkan Allah maka, mereka
melanggarnya." [HR. Ibnu Majah 4245, shahih].

  10. Merasa Gembira Jika Ada Orang Mukmin Terbunuh.

  Darah orang Muslim itu dilindungi. Maka seseorang tidak boleh menumpahkan
darahnya menurut hak Islam.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Barangsiapa  membunuh seorang Mukmin lalu ia
merasa  senag  terhadap  pembunuhannya  itu, maka Allah tidak akan menerima
ibadah yang wajib dan yang sunat darinya." [HR. Abu Daud 4270, shahih].

  11. Menetap Bersama Orang-Orang Musyrik Di Wilayah Perperangan.

  Dari  Bahz  bin  Hakim,  dari  ayahnya,  dari kakeknya, dia berkata: "Aku
berkata,  'wahai  Nabi  Allah,  aku  tidak pernah mendatangimu sehingga aku
menjalin  persahabatan  lebih  banyak  dari jumlah jari-jari tangan? Apakah
sekarang  aku tidak boleh mendatangimu dan mendatangi agamamu? Sesungguhnya
aku  dulu adalah orang yang tidak pernah melalaikan sesuatu pun kecuali apa
yang  diajarkan  Allah  dan  Rasul-Nya kepadaku, dan sesungguhnya aku ingin
bertanya atas ridha Allah, dengan apa Rabb-mu mengutusmu kepada kami?"

  Beliau menjawab, "Dengan Islam."

  "Apakah tanda-tanda Islam itu?", Dia bertanya.

  Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengucapkan: 'Aku berserah diri kepada
Allah',  hendaklah  engkau  bergantung  kepada-Nya,  mendirikan  shalat dan
mengeluarkan  zakat.  Setiap  orang Muslim atas orang Muslim lainnya adalah
haram (menyakiti), keduanya adalah saudara dan saling menolong. Allah tidak
akan  menerima  suatu  amalan  dari  orang  Muslim setelah dia masuk Islam,
sehingga   dia   meninggalkan  orang-orang  kafir  untuk  bergabung  dengan
orang-orang  Muslim." [HR. An-Nasa'i 5/82-83, Ibnu Majah 2536, Ahmad 5/4-5,
hasan].

  12. Mendatangi Dukun dan Peramal.

  Beliau  saw  mengancam  orang-orang yang mendatangi dukun dan sejenisnya,
lalu  meminta sesuatu kepadanya, bahwa shalatnya tidak akan diterima selama
empat  puluh  hari.  Beliau  bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal lalu
bertanya  tentang  sesuatu  kepadanya,  maka  shalatnya tidak akan diterima
selama empat puluh hari." [HR. Muslim 14/227].

  Ancaman ini diperuntukkan bagi orang yang mendatangi dukun dan menanyakan
sesuatu  kepadanya.  Sedangkan orang yang membenarkannya, maka dia dianggap
sebagai  orang  yang mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw.
Beliau   bersabda:   "Barangsiapa   mendatangi   peramal  atau  dukun  lalu
membenarkan  apa  yang  dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang
diturunkan  kepada  Muhammad  saw."  [HR.  Muslim 135, Abu Daud 3904, Ahmad
2/408-476].

  13. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.

  Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti
kepada  keduanya.  Dia memperingatkan, mendurhakai keduanya dan mengingkari
kelebihan  keduanya  dalam  pendidikan merupakan dosa besar dan melenyapkan
pahala  amal.  Rasulullah  saw  bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima
ibadah  yang  wajib  dan  yang  sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka
kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

  14. Meminum Khamr.

  Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa meminum khamr, maka shalatnya tidak
diterima  selama  empat  puluh  pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah
mengampuninya.  Jika  dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima
(lagi)  selama  empat  puluh  pagi  (hari).  Jika dia bertaubat, maka Allah
mengampuninya.  Jika  dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima
(lagi)  selama  empat  puluh  pagi  (hari).  Jika dia bertaubat, maka Allah
mengampuninya.  Jika  dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima
(lagi)  selama  empat  puluh  pagi  (hari). Dan, jika mengulanginya keempat
kalinya,  maka  shalatnya  tidak  diterima  (lagi)  selama empat puluh pagi
(hari).   Jika  dia  bertaubat  maka  Allah  tidak  mengampuninya  dan  Dia
mengguyurnya  dengan  air  sungai al-khabal." Ada yang bertanya, "Wahai Abu
Abdurrahman  (Nabi),  apakah  sungai  al-khabal itu?" Beliau menjawab, "Air
sungai dari nanah para penghuni neraka." [HR. At-Tirmidzi 1862, shahih].

  15. Perkataan Dusta dan Palsu.

  Rasulullah  saw bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu
dan  pelaksaannya,  maka Allah tidak mempunyai kebutuhan untuk meninggalkan
makanan dan minumannya." [HR. Al-Bukhari 4/16, 10/473].

  Di  dalam  hadits  ini terkandung dalil perkataan palsu dan pengamalannya
dapat meleyapkan pahala puasa.

  16.  Memelihara  Anjing,  Kecuali  Anjing  Pelacak, Penunggu Tanaman atau
Berburu.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Barangsiapa  memelihara  seekor anjing, maka
pahala  amalnya  dikurangi setiap hari satu qirath (dalam riwayat lain: dua
qirath) kecuali anjang untuk menjaga tanaman atau pun anjing pelacak." [HR.
Al-Bukhari 6/360, Muslim 10, 240].

  17. Wanita Yang Nusyuz, Hingga Kembali Menaati Suaminya.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Dua  orang  yang  shalatnya  tidak  melebihi
kepalanya,  yaitu  hamba  sahaya yang lari dari tuannya hingga kembali lagi
kepadanya dan wanita yang mendurhakai suaminya hingga kembali lagi."


 18. Orang Yang Menjadi Imam Suatu Kaum dan Mereka Benci Kepadanya.

  Rasulullah  saw  bersabda:  "Tiga  orang  yang  shalatnya  tidak melebihi
telinga  mereka,  yaitu  hamba  sahaya  yang lari dari tuannya sehingga dia
kembali  yaitu  hamba  sahaya  yang lari dari tuannya sehingga dia kembali,
wanita  yang  semalaman  suaminya  dalam  keadaan marah kepadanya, dan imam
suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya." [HR. At-Tirmidzi 360, shahih].

  Ada  kisah  yang dinukil dari Manshur, dia berkata: "Kami pernah bertanya
tentang  masalah  imam.  Maka  ada yang menjawab, "Yang dimaksud hadits ini
adalah  imam  yang  zhalim.  Sedangkan  imam  yang  menegakkan Sunnah, maka
dosanya kembali kepada orang-orang yang membencinya."

  19.  Orang  Muslim  Mejauhi  Saudaranya  Sesama  Muslim Tanpa Alasan Yang
Dibenarkan Syariat.

  Dari  Abu  Hurairah ra, seungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Pintu-pintu
surga  dibuka  pada  hari  Senin  dan  Kamis,  lalu setiap hamba yang tidak
menyekutukan  sesuatu  dengan  Allah  akan diampuni, kecuali seseorang yang
antara   dirinya   dan  saudaranya  terdapat  permusuhan.  Lalu  dikatakan:
'Lihatlah  dua  orang  ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini
hingga  keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai.
Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai." [HR. Muslim 16/122, 123].

  (  Salim Al-Hilaly )


_________________

Kirim email ke