Al Imam Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah Penulis: Al Ustadz Zainul Arifin Beliau dilahirkan di Samarqand dan dibesarkan di Abi Warda, suatu tempat di daerah Khurasan. Tidak ada riwayat yang jelas tentang kapan beliau dilahirkan, hanya saja beliau pernah menyatakan usianya waktu itu telah mencapai 80 tahun, dan tidak ada gambaran yang pasti tentang permulaan kehidupan beliau. Sebagian riwayat ada yang menyebutkan bahwa dulunya beliau adalah seorang penyamun, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada beliau dengan sebab mendengar sebuah ayat dari Kitabullah. Disebutkan dalam Siyar Alam An-Nubala dari jalan Al-Fadhl bin Musa, beliau berkata: Adalah Al-Fudhail bin Iyadh dulunya seorang penyamun yang menghadang orang-orang di daerah antara Abu Warda dan Sirjis. Dan sebab taubat beliau adalah karena beliau pernah terpikat dengan seorang wanita, maka tatkala beliau tengah memanjat tembok guna melaksanakan hasratnya terhadap wanita tersebut, tiba-tiba saja beliau mendengar seseorang membaca ayat: أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَماَ نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَ يَكُوْنُوا كَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتاَبَ مِنْ قَبْلُ فَطاَلَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَكَثِيْرٌ مِنْهُمْ فاَسِقُوْنَ Belumkah datang waktunya bagi orang orang yang beriman untuk tunduk hati mereka guna mengingat Allah serta tunduk kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang orang yang sebelumnya telah turun Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras, dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasiq. (Al Hadid: 16) Maka tatkala mendengarnya beliau langsung berkata: Tentu saja wahai Rabbku. Sungguh telah tiba saatku (untuk bertaubat). Maka beliaupun kembali, dan pada malam itu ketika beliau tengah berlindung di balik reruntuhan bangunan, tiba-tiba saja di sana ada sekelompok orang yang sedang lewat. Sebagian mereka berkata: Kita jalan terus, dan sebagian yang lain berkata: Kita jalan terus sampai pagi, karena biasanya Al-Fudhail menghadang kita di jalan ini. Maka beliaupun berkata: Kemudian aku merenung dan berkata: Aku menjalani kemaksiatan-kemaksiatan di malam hari dan sebagian dari kaum muslimin di situ ketakutan kepadaku, dan tidaklah Allah menggiringku kepada mereka ini melainkan agar aku berhenti (dari kemaksiatan ini). Ya Allah, sungguh aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku itu dengan tinggal di Baitul Haram. Sungguh beliau telah menghabiskan satu masa di Kufah, lalu mencatat ilmu dari ulama di negeri itu, seperti Manshur, Al-Amasy, Atha bin As-Saaib serta Shafwan bin Salim dan juga dari ulama-ulama lainnya. Kemudian beliau menetap di Makkah. Dan adalah beliau memberi makan dirinya dan keluarganya dari hasil mengurus air di Makkah. Waktu itu beliau memiliki seekor unta yang beliau gunakan untuk mengangkut air dan menjual air tersebut guna memenuhi kebutuhan makanan beliau dan keluarganya. Beliau tidak mau menerima pemberian-pemberian dan juga hadiah-hadiah dari para raja dan pejabat lainnya, namun beliau pernah menerima pemberian dari Abdullah bin Al-Mubarak. Dan sebab dari penolakan beliau terhadap pemberian-pemberian para raja diduga karena keraguan beliau terhadap kehalalannya, sedang beliau sangat antusias agar tidak sampai memasuki perut beliau kecuali sesuatu yang halal. Beliau wafat di Makkah pada bulan Muharram tahun 187 H. (Diringkas dari Mawaizh lil Imam Al-Fudhail bin Iyadh, hal. 5-7) sumber : www.asysyariah.com ===============' Abu Amru Abdurrahman Al-Auzai Syaikhul Islam, Seorang Ulama dari Syam Siapakah al-Auzai? dan Bagaimana Nasabnya? Beliau adalah Abu Amru Abdurrahman bin Amru bin Muhammad al-Auzai ad-Dimasyqi, beliau adalah ulama dari Syam yang kemudian berpindah ke ke Beirut sampai wafatnya, yang mendapat julukan Syaikhul Islam. Beliau lahir tatkala sebagian para sahabat Nabi shollallohu alaihi wa sallam masih hidup. Al-Auzai merupakan nisbat kepada sebuah desa yang terkenal di kota Hamadan, Damsyiq yang bernama Al-Auza. Beliau lahir pada tahun 88 H, dikenal sebagai orang yang baik, utama, memiliki banyak ilmu, baik dalam bidang hadits maupun fikih, dan ucapan beliau dipakai sebagai hujah. Bagaimana Masa Mudanya? Al-Abbas bin al-Walid bercerita bahwa guru-gurunya berkata, bahwa al-Auzai bercerita, Ayahku meninggal ketika aku masih kecil. Pada suatu hari aku bermain-main dengan anak-anak sebayaku, maka lewatlah seseorang (dikenal sebagai seorang syaikh yang mulia dari Arab), lalu anak-anak lari ketika melihatnya, sedangkan aku tetap di tempat. Lantas Syaikh tersebut bertanya kepadaku, Kamu anak siapa?; maka saya menjawabnya. Kemudian dia berkata lagi, Wahai anak saudaraku, semoga Allah merahmati ayahmu. Lalu dia mengajakku kerumahnya, dan tinggal bersamanya sehingga aku baligh. Dia mengikutsertakan aku dalam dewan (kantor/mahkamah pengadilan) untuk bermusyawarah dan juga ketika pergi bersama rombongan ke Yamamah. Tatkala aku sampai di Yamamah, aku masuk ke dalam masjid jami. Pada waktu keluar masjid ada seorang temanku berkata kepadaku, Saya melihat Yahya bin Abi Katsir (salah seorang ulama Yamamah) kagum kepadamu; dan dia mengatakan, Tidaklah saya melihat di antara para utusan itu ada yang lebih mendapatkan petunjuk daripada pemuda itu! Al-Auzai berkata, Kemudian aku bermajelis dengannya dan menulis ilmu darinya hingga 14 atau 13 buku, kemudian terbakar semuanya. Beliau adalah orang yang pertama kali menulis buku ilmu di Syam. Beliau adalah orang yang menghidupkan malamnya dengan shalat lail, membaca al-Quran dan menangis. Bahkan sebagian penduduk kota Beirut bercerita bahwa pada suatu hari ibunya memasuki rumah al-Auzai dan memasuki kamar shalatnya, maka dia mendapati tempat shalatnya basah karena air mata tangisan malam harinya. Siapa Guru-Gurunya ? Beliau banyak belajar kepada para tabiin (yaitu orang-orang yang menuntut/menerima ilmu langsung dari para sahabat Rasululloh). Di antaranya adalah: Atha bin abi Rabbaah, Abu Jafar al-Baaqir, Qatadah, Bilal bin Saad, Az-Zuhri, Yahya bin Abu Katsir, Ismail bin Ubaidillah bin Abul Muhajir, Muthim bin al-Miqdam, Umar bin Hani, Muhammad bin Ibrahim, Salim bin Abdulloh, Syadad abu Ammar, Ikrimah bin Khalid, Alqomah bin Martsad, Muhammad bin Sirin, Mauimun bin Mihran, Nafi maula Ibnu Umar, dan masih banyak lagi dari para Tabiin dan yang lainnya. Al-Abbas anak dari al-Waliid bercerita, Tidaklah saya mengetahui keheranan ayahku terhadap sesuatu di dunia ini, sebagaimana keheranannya terhadap al-Auzai. Dahulu al-Auzai adalah anak yatim lagi miskin yang berada dalam pengasuhan ibunya. Beliau sering berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Wahai anakku, lanjut ayahnya raja-raja tidak mampu menjadikan dirinya orang yang beradab dan tidak juga anak-anaknya; sedangkan al-Auzai melatih dirinya untuk beradab. Tidaklah satu kalimat yang didengar darinya melainkan dijadikan hujah bagi orang yang mendengarnya untuk menetapkan sesuatu darinya; dan apabila menasehati manusia tentang hari kiamat, maka aku berkata pada diriku sendiri, Apakah engkau tidak melihat di dalam majelisnya hati yang tidak menangis? Siapakah Murid-Muridnya? Amat banyak penuntut ilmu yang belajar kepada beliau. Di antara murid-murid yang meriwayatkan dari beliau, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Syubah, Sufyan ats-Tsauri, Yunus bin Yazid, Malik, Ibnul Mubarok, Abu Ishaq al-Fazari, Yahya al-Qadhi, Yahya Al-Qaththan, Muhammad bin Katsir, Muhammad bin Syuaib dan masih banyak lagi. Bagaiman Perkataan Para Ulama Tentang al-Auzai? Ummayyah berkata, Sungguh telah terkumpul pada diri al-Auzai sebagai ahli ibadah, berilmu dan perkataan yang benar. Imam Malik berkata, Al-Auzai adalah seorang imam yang diikuti. Dan tatkala ats-Tsauri dan al-Auzai keluar dari majelis; Imam Malik berkata, Salah satu dari keduanya itu lebih banyak ilmunya dari temannya. Dan salah seorang dari keduanya tidak pantas menjadi Imam dan satunya lagi pantas menjadi Imam (maksudnya al-Auzai). Ibnul Mubarok berkata, Kalau saya disuruh memilih pemimpin untuk umat ini, maka saya akan memilih Sufyan ats-Tsauri dan al-Auzai. Dan jika disuruh memilih di antara keduanya, maka saya akan memilih al-Auzai karena dia lebih lembut. Hal seperti ini juga dikatakan Abu Usamah. Abdurrahman bin Mahdi berkata, Manusia pada zaman mereka merujuk kepada empat orang: Hamad bin Zaid di Bashrah, Sufyan ats-Tsauri di Kufah, Imam Malik di Hijaz dan al-Auzai di Syam. Imam Syafii berkata, Tidaklah saya melihat seorang laki-laki yang ilmu fiqihnya sebagaimana ilmu haditsnya daripada al-Auzai. Sekretaris al-Manshur berkata, Tatkala al-Manshur diberi kitab-kitab karya al-Auzai maka kami kagum terhadap kitab-kitabnya. Al-Manshur tidak sanggup menyalin sendiri kitab-kitab al-Auzai, Karenanya disalinkan untuknya beberapa buku, kemudian diberikan kepadanya. Maka dia banyak memperhatikan isinya dan memuji kebagusan ungkapan-ungkapan yang digunakan Al-Auzai. Al-Walid bin Muslim bercerita, Saya bersemangat sekali mendengarkan ilmu dari al-Auzai. Sehingga aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan al-Auzai berada di sampingnya. Kemudian aku bertanya kepada Rasulullah, Kepada siapa aku harus mengambil ilmu? Kemudian Rasululloh menjawab, Kepada lelaki ini sambil menunjuk ke arah al-Auzai. Dan tidaklah aku melihat seseorang yang lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah dari al-Auzai. Bagaimana Pengajaran al-Auzai? Abu Ishaq al-Fazari meriwayatkan dari al-Auzai, ada 5 perkara yang para sahabat konsisten di dalamnya, yaitu senantiasa berjamaah (tidak berpecah belah), mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Quran dan berjihad fi sabilillah. Bisyr bin Bakar bertanya kepada al-Auzai, Wahai Abu Amru (kunyah dari al-Auzai), seorang lelaki mendengarkan hadits dari Nabi yang terdapat kesalahan di dalamnya, apakah harus membenarkan dengan bahasa Arab? Beliau menjawab, Ya, karena Rasulullah tidaklah berbicara kecuali dengan bahasa Arab. Dan tidak mengapa memperbaiki kekeliruan dan kesalahan dalam hadits. Al-Auzai ditanya perihal khusyu di dalam shalat, beliau menjawab, Menundukkan pandangan, merendahkan diri di hadapan Alloh, melunakkan hati yaitu takut kepada Allah. Al-Auzai berkata, Barangsiapa yang lebih banyak mengingat kematian maka kehidupan cukup mudah baginya (mencari bekal dengan beramal shalih). Dan barangsiapa berucap dengan ilmunya maka dia akan sedikit bicara. Al-Auzai berkata, Barangsiapa yang lama dalam shalat malam, maka Allah akan memudahkan urusannya dan menaunginya pada hari kiamat. Muhammad bin al-Auzai berkata, ayahku menasehatiku, Wahai anakku, seandainya kita menerima setiap yang dikatakan manusia, maka hampir-hampir mereka itu menghinakan kita. Al-Walid mendengar al-Auzai berkata, Wajib atasmu untuk berpegang teguh dengan atsar (teladan) para salaf meskipun manusia menjauhimu. Dan jauhilah kebanyakan pendapat orang-orang meskipun mereka menghiasinya dengan perkataan yang indah. Sesungguhnya perkara yang benar itu akan nampak/jelas dan kamu berada di dalam jalan yang lurus. Al-Auzai memberi nasehat kepada Baqiyah bin al-Walid, Wahai Baqiyah, janganlah kamu menyebut/membicarakan salah seorang dari sahabat Nabi kecuali kabaikannya. Wahai Baqiyah, ilmu itu apa-apa yang datang dari sahabat Nabi, maka yang datang dari selain mereka bukan merupakan ilmu. Dan berkata, Tidak akan terkumpul kecintaan Ali dan Utsman kecuali hanya pada diri seorang Mumin. Muhammad bin Katsir mendengar al-Auzai berkata, Kami dan para tabiin berkata, Sesungguhnya Allah itu berada di atas Arsy-Nya, kita beriman sebagaimana berita tersebut datang dalam sunnah tentang sifat-sifat-Nya. Al-Walid bin Mazid mendengar al-Auzai berkata, Apabila Allah menghendaki suatu kaum kejelekan, maka Allah akan membukakan baginya pintu berdebat dan enggan untuk beramal. Dan juga berkata, Sesungguhnya orang Mumin itu sedikit bicara banyak beramal dan orang munafiq itu banyak bicara dan sedikit beramal. Abdullah bin Ali adalah raja yang zalim, banyak menumpahkan darah, keras kepala, meskipun demikian, Imam al-Auzai tetap berani dalam menyampaikan kebenaran sebagaimana yang kalian saksikan. Tidak sebagaimana akhlaq para ulama jahat yang menganggap baik sesuatu perkara di hadapan pimpinannya meskipun perkara tersebut kezaliman dan sia-sia, mereka membalik yang batil menjadi haq - semoga Allah membinasakan mereka- atau mereka diam (terhadap kemungkaran) meskipun sebenarnya mampu menyampaikan kebenaran. Al-Manshur meminta al-Auzai menuliskan nasehat untuknya. Maka beliau menulis, Ammaa badu, wajib atasmu untuk bertaqwa kepada Allah, bertawadhulah maka Allah akan mengangkatmu pada hari di mana Allah akan merendahkan orang-orang yang sombong di dunia tanpa haq Muhammad bin Syuaib mendengar Al-Auzai berkata, Barang siapa memanfaatkan ketergelinciran ulama, maka dia akan keluar dari agama Islam. Al-Auzai berkata, Tidaklah seseorang membuat bidah melainkan akan hilang kewaraannya. [Wara adalah menjaga diri dari hal-hal yang dilarang dan sia-sia.] Ibnu Mazid mendengar al-Auzai berkata, Celakalah orang yang belajar dan faham agama Islam tanpa amal ibadah, dan celaka pula orang yang menghalalkan keharaman dengan syubhat-syubhat (kerancuan-kerancuan). Muhammad bin Abdul Wahab bercerita, Saya dan teman-teman sedang bersama Abu Ishaq al-Fazari. Lalu ada seseorang menyebut-nyebut tentang al-Auzai. Maka beliau berkata, Dia adalah seorang lelaki yang sungguh ajaib keadaannya. Jika ditanya tentang suatu perkara yang di sana ada atsar (ungkapan dan pendapat para sahabat dan dua generasi sesudahnya), maka dia menjawab sebagaimana dalam atsar tersebut. Dia tidak mendahului atsar tersebut dan tidak pula mengeyampingkannya. Al-Auzai ditanya tentang pakaian berwarna hitam, maka beliau menjawab, Janganlah dipakai untuk berihram, jangan pula untuk mengkafani mayit, dan jangan dipakai pada waktu pesta pernikahan. Kapan Wafatnya? Muhammad bin Ubaid sedang bersama Sufyan ats-Tsauri ketika datang seorang laki-laki, dia berkata, Saya bermimpi raihanah (tumbuhan berbau harum) yang berasal dari daerah Maghrib diangkat Mendengar hal itu Sufyan ats-Tsauri menimpali, Jika mimpimu benar maka sungguh al-Auzai telah wafat. Maka mereka menulis surat menanyakan hal itu, dan ternyata memang benar demikian. Sebab kematiannya, bahwa setelah beliau menyelesaikan pekerjaannya mengecat sesuatu dengan cat berwarna, kemudian masuk kamar mandi yang ada di rumahnya; sementara istrinya masuk bersamanya dengan membawa tabung yang berisi arang agar beliau tidak kedinginan di dalamnya. Istrinya menutup pintu kamar mandi tersebut. Ketika asap arang itu menyebar, beliau menjadi lemas. Beliau berusaha membuka pintu, tetapi tidak bisa. Kemudian beliau terjatuh, dan kami menemukannya dalam keadaan tangan menghitam dan menghadap ke arah kiblat. Abu Mushir berkata tentang kematian al-Auzai, bahwa ketika dia berada dikamar mandi, istrinya menutup pintu kamar mandi tersebut tanpa sengaja, sehingga hal itulah yang menjadi penyebab kematiannya. Karenanya Said bin Abdul Aziz memerintahkan istri al-Auzai untuk membebaskan seorang budak. Al-Auzai tidak meninggalkan harta warisan melainkan uang sebanyak 6 dinar. Beliau meninggal pada tahun 153 H, dan kebanyakan ulama berkata bahwa beliau meninggal pada tahun 157 H di bulan Shafar. Diambil dari majalah Fatawa. ===============' Al Qosim bin Muhammad Tabi'in Amanah dari Madinah Penulis : Al Ustad Ahmad Hamdani Al-Qasim yang banyak meriwayatkan hadits dari Aisyah, Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Aslam -bekas budak Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma-, merupakan seorang tabiin yang tsiqah (amanah). Wajar jika kemudian Umar bin Abdul Aziz yang dikenal sebagai khalifah kelima yang adil, tertarik akan keamanahannya. Ia berkata, Seandainya aku punya sedikit kekuasaan, aku akan jadikan Al-Qasim sebagai khalifah. Al-Qasim kecil sabar menjalani takdir Allah sebagai anak yatim dalam tarbiyah istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Aisyah radhiallahu 'anha. Al-Qasim, yang menurut Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu 'anhuma adalah cucu Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu 'anhu yang paling mirip dengan kakeknya ini, mengatakan: Aisyah adalah seorang mufti wanita dari jaman Abu Bakar, Umar, Utsman dan seterusnya sampai ia meninggal. Aku senantiasa bersimpuh menimba ilmu darinya dan juga duduk belajar kepada Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan Ibnu Umar. Ini adalah ungkapan yang mengisyaratkan antusiasnya terhadap ilmu din (agama) meskipun menanggung beban hidup berat sebagai anak yatim. Ayyub, salah seorang ulama hadits, berkata, Aku tidak melihat seorang pun yang lebih utama darinya. Ia tidak mau mengambil uang yang halal untuknya senilai seratus ribu dinar. Ini adalah ungkapan seorang alim yang menunjukkan sifat wara dan keutamaan Al-Qasim. Bahkan kehati-hatiannya dalam berfatwa, ia katakan sendiri, Seseorang hidup dengan kebodohan setelah mengetahui hak Allah, lebih baik baginya daripada ia mengatakan apa-apa yang ia tidak mengetahuinya. Adapun ketinggian ilmunya dinyatakan oleh beberapa ulama, di antaranya: Anaknya, Abdurrahman bin Al-Qasim, berkata, Ia adalah manusia paling utama di jamannya. Abdurrahman bin Abiz-Zinad berkata, Aku tidak melihat seorang yang lebih tahu tentang As Sunnah daripada Al-Qasim bin Muhammad, dan seseorang tidak dianggap lelaki hingga ia mengetahui As Sunnah, tak seorang pun yang lebih jenius akalnya darinya. Khalid bin Nazar (menceritakan, red) dari Ibnu Uyainah, katanya: Orang yang paling mengetahui hadits Aisyah ada tiga: Al-Qasim bin Muhammad, Urwah bin Az-Zubair, dan Amrah binti Abdirrahman. Ia pun memiliki banyak hikmah yang ia ucapkan. Al-Imam Malik berkata, Al-Qasim didatangi seorang penguasa Madinah yang akan menanyakan sesuatu, lalu Al-Qasim berkata, Berkata dengan ilmu termasuk memuliakan diri sendiri. Al-Qasim juga berkata, Allah menjadikan (bagi) kejujuran, (dengan) kebaikan yang akan datang sebagai ganti dari-Nya. Sebelum meninggal, Al-Qasim berwasiat kepada salah seorang anaknya, Ratakanlah kuburku dan taburilah dengan tanah serta janganlah kamu menyebut-nyebut keadaanku demikian dan demikian. Al-Qasim, seorang tokoh tabiin besar yang buta matanya di akhir kehidupannya, wafat pada masa kekhalifahan Yazid bin Abdil Malik bin Marwan, dalam usia 71 tahun. Tepatnya pada tahun 107 H, sewaktu menunaikan ibadah umrah bersama Hisyam bin Abdil Malik di perbatasan antara kota Madinah dan Makkah. Walllahu alam.
--------------------------------- Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question on Yahoo! Answers. [Non-text portions of this message have been removed]