Ide Men ’Talmud’ kan Al Qur’an
   
  Oleh : Budi Aribowo
   
  Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan konsep talmudisme yaitu konsep 
memperbaharui Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a. s. agar sesuai 
dengan perkembangan zaman yang kemudian dihubungkan dengan apa yang terjadi 
pada saat ini di Indonesia, khususnya ide – ide untuk kembali meredefinisikan 
Al Qur’an dengan tujuan humanisme dan perkembangan ilmu pengetahuan (baca : JIL 
! atau Jaringan Islam Liberal).  Dan apa yang dilakukan oleh orang – orang ini  
menurut kaca mata penulis sudah pernah dilakukan oleh para pendeta – pendeta 
Yahudi terhadap Kitab Taurat sejak kurang lebih ratusan tahun bahkan ribuan 
tahun yang silam hingga sekarang.
   
  Sejarah Yahudi
   
  Untuk menyegarkan ingatan kita akan Bangsa Yahudi yang nantinya kepada bangsa 
ini diturunkan 3 kitab suci yang terkenal yaitu Taurat, Zabur dan Injil oleh 
Tuhan Yang Maha Esa maka penulis mencoba membawa kepada catatan sejarah kira – 
kira 2000 tahun sebelum Masehi.  Sejarah Bangsa Yahudi dimulai ketika Ibrahim, 
ayahandanya, Siti Sarah dan beberapa keluarga dekat  berimigrasi dari daerah Ur 
dengan menyeberang Sungai Eufrat (Asal mula ungkapan Hebrew atau Ibrani yang 
artinya menyeberang) lalu menuju ke arah Barat Laut yang menuju ke daerah 
Heran.  Daerah Ur saat ini berada jauh di Selatan kota Baghdad yang menjadi 
Ibukota Irak dan daerah Heran saat ini merupakan wilayah Selatan Negara Turki.  
Di daerah Heran inilah Ibrahim diangkat menjadi Nabi oleh Allah SWT yang oleh 
orang Yahudi disebut sebagai Jehovah.
   
  Selama 400 tahun (kurang lebih sampai dengan 1600 SM) Nabi Ibrahim as. dan 
keturunannya hidup secara nomaden tanpa memiliki negara atau daerah tersendiri 
di daerah Kanaan (masih di Selatan Turki) atau yang sekarang disebut Palestina. 
 Sampai kemudian keturunan Nabi Ibrahim as. yaitu Nabi Yusuf as menjadi 
pembantu raja dan membawa kesebelas saudara – saudaranya ke daerah Mesir.  
Sampai disinilah istilah Israel (yang artinya orang yang berjalan di malam 
hari) mulai diperkenalkan yang biasanya dianalogikan kepada Nabi Yusuf as dan 
kesebelas saudaranya dan kemudian kepada keturunannya.
   
  Sekitar tahun 1200 SM Nabi Musa membawa keluar Bani Israel dari Mesir melalui 
Laut Merah hingga sampai ke Gurun Sinai dimana Nabi Musa menerima wahyu dari 
Allah SWT.  Sejak exodus dari Mesir hingga saat ini secara resmi Yahudi 
menyebut diri mereka sendiri sebagai bangsa Israel (sebagai istilah lain dari 
ibrani atau Hebrew).  Selanjutnya di bawah kepemimpinan Nabi Musa, selama 40 
tahun Bani Israel melakukan pengembaraan dan mempelajari undang – undang yang 
didakwahkan oleh pemimpin mereka, Nabi Musa,  yaitu Taurat atau mereka 
menyebutnya dengan Torah.
   
  Kira – kira pada tahun 1000 SM, para pemuka – pemuka Bani Israel meminta 
kepada seorang Nabi Bani Israel untuk mengangkat seorang raja untuk memimpin 
perang melawan Jaluth (Goliath) seorang raja yang lalim, yang kemudian oleh 
Allah SWT ditunjuklah Thalut (Saul) menjadi Raja bani Israel yang pertama yang 
mana kemudian hal ini tidak disukai oleh para pemuka Bani Israel karena raja 
yang baru itu bukan dari golongan mereka (lihat QS 2 : 246 – 251).  Thalut 
(Saul) memimpin tentaranya menghadapi Jaluth (Goliath) yang kemudian dibunuh 
oleh Nabi Daud (David) yang masuk dalam rombongan tentara tersebut.
   
   
  Diaspora Bangsa Israel
   
  Setelah kematian Thaluth, Bani Israel dipimpin oleh Nabi Daud (David) dan 
kemudian dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman (Solomon) dengan damai sampai kemudian 
anak daripada Sulaiman yang bernama Rehoboam memimpin Bani Israel pada tahun 
931 SM.  Namun disayangkan Rehoboam merupakan Raja yang sombong dan arogan, dan 
di dalam sejarah Bangsa Yahudi diceritakan pertemuan historis Rehoboam dengan 
tetua Bani Israel yang lain yang bernama Jeroboam yang berakibat terpecahnya 
Bani Israel menjadi 2 negara tidak sampai 1 tahun meninggalnya Nabi Sulaiman.  
Jeroboam memimpin 10 suku dari Bani Israel menuju Utara dan disebut sebagai 
Kerajaan Israel dengan ibukota Bethel (Samaria) sementara Rehoboam memimpin 2 
suku yang tersisa dan disebut sebagai Kerajaan Judah dengan ibukota Yerusalem.
   
  Untuk memagari rakyatnya agar tidak terpengaruh oleh Kerajaan Judah di 
Selatan.  Jeroboam membangun kuil peribadatan sendiri bagi rakyatnya.  Termasuk 
sebagai salah satu dendam relijius Jeroboam adalah membuat kitab sendiri dengan 
mengganti kata Jehovah (God) yang dikenal dengan nama dokumen “ J “ dengan kata 
Elohim (Lord) yang nantinya dikenal dengan nama dokumen “E”.
   
  Setelah mengalami berbagai tribulasi Kerajaan Israel (Utara) pada tahun 722 
SM dihancurkan oleh Sargon II dari Assyria dan ibukota Samaria berhasil 
ditundukan.  Peristiwa penghancuran Samaria oleh tentara Assyria dikenal dengan 
peristiwa 10 suku Bani Israel yang hilang.  Begitu pula dengan Kerajaan Judah 
(Selatan) yang pada tahun 586 SM berhasil dihancurkan oleh tentara Babylonia 
dibawah pimpinan Nebuchadnezzar.  Kota Yerusalem adalah kota yang dihancurkan 
oleh tentara Babylonia termasuk Kuil (Haikal) Sulaiman  yang menyisakan sebuah 
tembok yang saat ini terkenal dengan tembok ratapan.  Babylonia pada masa 
tersebut juga berhasil mengalahkan Kerajaan Assyria.  Pada zaman tersebutlah 
Bani Israel tercerai - berai di seluruh imperium Babylonia atau mengalami 
Diaspora yang pertama kali.  Ada yang exodus dengan sendirinya atau ada juga 
yang dijual sebagai budak dan hanya sedikit yang bertahan di Yerusalem.
   
  Tahun 539 SM Cyrus The Great dari kerajaan Persia berhasil mengalahkan 
Babylonia.  Kekuasan Persia terbentang dari Sungai Indus ke Laut tengah dan 
dari Kaukasus hingga ke lautan Hindia termasuk di dalamnya Yerusalem.  Menurut 
Dimont (2002, hal 51), Cyrus mengambil sebuah tindakan yang secara harfiah 
mempesonakan bangsa Yahudi  yaitu ia memberikan izin bagi bangsa Yahudi untuk 
kembali Yerusalem atau ke tanah air mereka.  Termasuk di dalam rombongan yang 
mengikuti exodus yahudi kembali Yerusalem adalah Uzair (Ezra) tahun 458 SM 
seorang juru tulis istana Persia yang bagi bani Israel adalah Nabi yang baru 
(coba lihat QS 9 : 30 tentang Uzair).
   
  Tahun 334 SM Alexander The Great seorang bangsa Yunani dari Macedonia 
memimpin puluhan ribu tentaranya menghancurkan Imperium Persia dan masuk ke 
Yerusalem tahun 332 SM.  Dengan kekalahan bangsa Persia maka otomatis Yerusalem 
menjadi bagian dari Kekuasan bangsa Yunani.  Imperium Yunani memberikan 
pencerahan kepada negara – negara jajahannya yaitu dengan menyebarkan 
kebudayaan Yunani, Helenisme.  Termasuk di dalamnya terhadap bangsa Yahudi yang 
sangat terpengaruh oleh kebudayaan tersebut.
   
   
  Benih Talmudisme
   
  Uzair setelah melakukan eksodus ke Yerusalem membuat beberapa gebrakan baru 
terhadap pembentukan karakter Yahudi.  Dibawah pimpinannya ia memerintahkan 
para pendeta dan sarjana Yahudi untuk menyusun ulang aturan atau hukum Musa 
yang tersebar ke berbagai tempat selama hampir 500 tahun termasuk di dalamnya 
dokumen “J” dan dokumen “E”.  Dari hasil penyusunan ulang tersebut maka 
berhasil disusun 5 buah kitab Musa : Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers dan 
Deuteronomy (Kelimanya dikatakan sebagai Pentateuch).
   
  Karena terlalu lama tercerai berai hampir sebagian besar orang Yahudi tidak 
dapat menggunakan bahasa Ibrani  dan bahasa yang digunakan pada saat itu adalah 
bahasa Aramaic yang merupakan salah satu akar bahasa Semitik   Untuk 
menerjemahkan kitab – kitab tersebut maka diundanglah orang – orang yang ahli 
bahasa Ibrani.  Lalu dibuatlah sebuah lembaga pengajaran dan pernerjemahan yang 
disebut Midrash (Eksposisi).
   
  Ekspositor atau orang yang berada di dalam Midrash merupakan orang yang 
paling dihormati pada setiap komunitas Yahudi dan Midrash ini merupakan cikal 
bakal dari yeshiva (akademi) di awal era Kristen (mungkin anda sering melihat 
tulisan Ivy League yang merupakan suatu komunitas elit di Universitas – 
universitas besar di Eropa dan Amerika Serikat seperti Harvard, Cambridge, 
Oxford, Sorbone dan sebagainya maka itu asal muasalnya dari istilah yeshiva 
ini).  
   
  Dengan telah tersusunnya pentateuch dan agar bangsa ini agar bangsa ini tidak 
melupakan undang – undang Musa maka Uzair mendekritkan bahwa pentateuch harus 
dibaca dalam setiap sinagog sepanjang tahun pada hari Sabtu dan dua kali dalam 
satu minggu.  Segera setelah setiap tahun baru Yahudi, pembacaan dimulai lagi 
dari bab pertama Kitab Genesis (Dimont, 2002, hal 55).
   
  Seiring dengan berjalannya waktu rupanya pentateuch yang disusun oleh Uzair 
dan para pendetanya dirasakan tidak up to date lagi oleh bani Israel.  
Sebagaimana yang ditulis Dimont (2002, hal 138) bahwa kehidupan tidak berhenti 
karena perintah Uzair … Karena tampaknya hukum Musa tidak menjawab kebutuhan – 
kebutuhan yang baru, pertanyaannya menjadi : Haruskah bangsa Yahudi membuang 
Taurat yang tampaknya sudah ketinggalan zaman (out-moded) ataukah mereka 
menyusutkan kehidupan sampai limit – limitnya.
   
  Bangsa Yahudi tidak menutup cara hidup mereka atau membuang Taurat.  Mereka 
mengintepretasi ulang Undang – undang Musa dengan cara yang sama  bangsa 
Amerika mana kala  melaksanakan amandemen atau intepretasi kembali terhadap 
konstitusi, dalam rangka menanggulangi masalah – masalah baru.  Ketimbang 
menekan tantangan baru ke pola masa lalu, bangsa Yahudi menampilkan pola – pola 
baru guna menyesuaikan dengan kondisi – kondisi baru.
   
  Kemudian Dimont (2002) pada halaman berikutnya (139) menukil pernyataan 
sebagian besar pernyataan pendeta Yahudi bahwa tentunya, jika Tuhan memberikan 
Tauratnya kepada manusia, Dia bermaksud bahwa semua solusi berada di dalamnya 
dan jika manusia tidak merasakan kebenaran total seketika itu juga, ini bukan 
berarti bahwa Taurat kurang dalam, tetapi manusia itu sendirilah yang kurang 
mempunyai kedalaman wawasan.
   
  Inilah benih – benih talmudisme yang mulai dilakukan oleh para ulama Yahudi 
yaitu meredefinisikan Kitab atau undang – undang Musa dalam rangka jalan 
pencarian manusia kepada kehendak Tuhan yang masih akan berkembang hingga 
sekarang.
   
  Perkembangan Talmudisme
   
  Talmudisme secara signifikan berkembang ketika Yunani mulai melakukan 
ekspansi ke Timur Tengah sekitar abad ke IV Sebelum Masehi.  Mereka membawa 
kebudayaan Yunani (Helenisme) kepada kehidupan bangsa Yahudi.  Para pemuda 
Yahudi mempelajari pikiran – pikiran Platonis, Socrates, logika Aristoteles, 
Hipocrates, sains Euclidian dan lainnya yang sudah berkembang satu abad 
sebelumnya yang kemudian mereka masukan sebagai kerangka berfikir untuk 
mengartikan Taurat.  Metoda yang mereka lakukan ini biasanya disebut Mishna 
(repetisi) atau menyaring pemikiran Yunani kedalam Yahudi, metode ini diartikan 
dengan bahasa yang sederhana yaitu bangsa Yahudi mengenakan sebuah mantel atau 
jubah filsafat Yunani yang diberi nama Talmudisme. (Dimont, 2002, hal 61)
   
  Selain mempelajari pemikiran, eksistensi helenistik juga berkembang kepada 
tingkah laku adat – istiadat kehidupan masyarakat sehari – hari bangsa Yahudi.  
Bangsa Yahudi diperkenalkan dengan kabaret, konser – konser, gymnasium, teater, 
permainan gulat, minuman keras, sex bebas dan lainnya (sebagaimana yang terjadi 
kepada sebagian besar pemuda Islam saat ini) sehingga mereka lupa akan 
eksistensi mereka sebagai umat Nabi Musa.  Namun ada sebagian kaum Yahudi yang 
mempertahankan nilai, pemikiran dan ajaran Nabi Musa namun jumlah mereka 
semakin lama semakin minoritas.  Biasanya mereka disebut golongan Hasidiah atau 
golongan orang saleh (baca : konservatif).
   
  Di saat inilah fungsi Talmudisme atau Mishna digunakan.  Bagaimana perubahan 
yang cukup besar pada seluruh sendi kehidupan Yahudi akibat pengaruh helenisme 
“disahkan” menjadi bagian dari kehidupan orang Yahudi sehari – hari.  Termasuk 
di dalamnya nilai – nilai humanisme yang berakar pada filsafat Yunani terutama 
Socrates (bahwa pada diri manusia terpendam jawaban mengenai berbagai persoalan 
dalam dunia nyata) dan juga sains.
   
  Lambat – laun popularitas Mishna ini sangat meresahkan sebagian pendeta 
Yahudi yang konservatif.  Mereka takut Mishna ini akan menjadi rival Taurat di 
masa yang akan datang dan kemudian mereka akan memuliakan deduksi (silogisme) 
yang sesuai dengan filsafat Yunani.  Untuk menanggulangi hal ini maka para 
pendeta Yahudi yang setuju dengan Mishna, memberikan dan mengajari  Mishna 
kepada murid - muridnya dengan cara membisikannya kuping dan inilah yang 
kemudian dikenal dengan nama Hukum Lisan Pertama (Hukum Lisan kedua tentang 
Qobalisme*).
   
  Ketika tahun 70 M pasukan Romawi berhasil menaklukan Yerusalem di bawah 
pimpinan Titus,  seorang pendeta Yahudi yang bernama Ben Zakai khawatir akan 
hilangnya tradisi hukum lisan ini.  Maka dari situlah dibentuk akademi – 
akademi (yeshiva) untuk melanggengkan ajaran Mishna ini terutama yeshiva yang 
berada di Babylonia.
   
  Dengan tradisi Mishna ini diceritakan bahwa pahlawan dalam legenda Yahudi 
menjadi orang yang dengan intelektualitasnya membunuh naga – naga kebodohan 
ketimbang ksatria yang hebat dengan pedangnya membunuh monster – monster 
kekejaman.  Buta huruf dianggap sebagai hal yang memalukan dan yang bodoh 
dipandang rendah.  Dan para pendeta Yahudi mulai berfikir bahwa seorang anak 
haram jadah yang pintar lebih utama daripada seorang keturunan keluarga 
bangsawan yang tak terpelajar.  Bahkan para ibu – ibu yang hamil berkerumun di 
seputar yeshiva untuk mendapatkan cahaya ilmu pengetahuan (Dimont, 2002, hal 
141)
   
  Abad ke VI Masehi Persia di bawah panji zoroastrianisme (majusi) berhasil 
mendapatkan kemenangan kemenangan politis dan militer atas Romawi.  Mereka 
melanjutkan perang sucinya kepada Yahudi dan Nasrani.  Para pendeta Yahudi 
khawatir dengan kondisi perang ini akan mengakibatkan tersapu bersihnya para 
pendeta Yahudi yang berarti tradisi Mishna pun akan hilang.  Maka pada abad itu 
pula Mishna mulai disusun dalam bentuk tulisan dan tugas ini memakan waktu 
hampir 200 tahun.  Teks kombinasi antara Taurat dan Mishna inilah yang disebut 
dengan Talmud.
   
  Talmud yang pertama kali disusun ini sebanyak 35 jilid (15.000 halaman folio) 
dan terdiri daripada 3 Bab Utama yaitu hukum (Halacha), etika & moral (Aggada) 
serta kisah – kisah (Midrash).  Karena bab hukum dan etika banyak sekali 
berhadapan dengan fase kehidupan manusia, sangat tidak mengherankan jika kita 
mendapati Talmud menyinggung sains, kedokteran, astronomi, ekonomi dan 
pemerintahan    Kandungan – kandungan di dalam Talmud membuka cakrawala 
intelektual kaum Yahudi disamping mereka boleh menambahkan dan membuang isinya 
jika dirasa tidak tepat secara deduktif.
   
  Dengan tradisi Talmud yang berkembang pada setiap keluarga Yahudi bahkan 
semenjak kecil maka kemudian sejarah mencatat bahwa sejak dulu terutama sejak 
pada abad pertengahan atau pada masa kebangkitan Renaisance hingga sekarang, 
orang - orang dengan intelektualitas yang baik yang menguasai bermacam bidang 
ilmu terutama di Eropa dan Amerika biasanya berasal dari keluarga Yahudi.  Kita 
dapat lihat orang – orang besar seperti Freud, Marx, Einstein dan bahkan 12 % 
peraih nobel adalah orang Yahudi.
   
  Namun walaupun mereka memiliki intelektual – intelektual kelas dunia namun 
intepretasi ulang terhadap Taurat berdasarkan konsep talmudisme sungguh 
mengkhawatirkan.  Contoh : Yahudi diajarkan tidak memakan hewan yang tidak 
berkuku belah dan tidak memamah biak.  Namun mereka melakukan konspirasi 
terhadap hewan babi.  Babi menurut mereka berkualifikasi pada yang pertama – 
tidak berkuku belah – namun tidak berkualifikasi pada aturan kedua – tidak 
memamah biak.  Dari konspirasi ini banyak sekali orang – orang Yahudi yang 
kemudian makan roti dengan isi daging babi di kedai – kedai hamburger di 
Amerika Serikat.  
   
  Contoh lain yaitu cerita yang dikisahkan di dalam Al Qur’an yaitu tentang 
nelayan yahudi, bagaimana ikan – ikan itu hanya muncul pada hari Sabtu 
sementara mereka dilarang bekerja lalu mereka memasang jaring pada hari Jum’at 
dan kemudian diambil pada hari Minggu.  
   
  Contoh ketiga pada tahun 1900 M yeshiva menentukan bahwa naik mobil itu 
adalah bekerja sementara itu Taurat melarang Yahudi bekerja di hari Sabtu,  
maka ketika itu banyak sekali Yahudi pergi ke sinagog pada hari Sabtu dengan 
berjalan kaki dan ini sangat memberatkan bagi yahudi yang tinggal jauh sekali 
dari sinagog namun kemudian yeshiva meralat aturan ini  Dan contoh – contoh 
lain yang menurut penulis semuanya akal – akalan (ingat filsafat Yunani yang 
mempertuhankan akal) yang bertujuan memuaskan nafsu atau keinginan manusia itu 
sendiri.  Dan yang paling parah ide tentang ‘talmudisme’ ditularkan ke seluruh 
dunia dengan kedok humanisme dan sains termasuk ke umat Islam
   
  Jika Sejarah Berulang
     
  Dari berbagai penjelasan di atas yang sifatnya lebih historis maka penulis 
memprediksikan  jika ada gagasan atau pendapat yang meredefinisikan Al Qur’an 
yang sesuai dengan perkembangan zaman menjadi sebuah hukum positif yang 
diterapkan di negeri ini maka mungkin, sekali lagi mungkin, Indonesia akan 
memiliki orang – orang dengan kualitas intelektual yang cukup tinggi, karena 
orang – orang yang seperti itu akan mempertuhankan akal dan mendahului akal 
terhadap yang lain (termasuk keimanan).
   
  Namun nanti pada saat yang bersamaan kita juga akan melihat banyak orang 
Islam yang : memakan daging babi, meminum khamr dengan alasan kesehatan, 
menghalalkan riba dengan hujah menguntungkan, melegalkan prostitusi, durhaka 
kepada orang tua, menikah tanpa wali dan saksi, mengganti salam dengan good 
morning, mengganti potong tangan dengan penjara, punya media “permainan laki – 
laki” karena hujahnya yang haram melihat aslinya bukan fotonya,  melokalisasi 
judi dengan hujah memberikan devisa (mashlahat), sholat boleh dalam hati dengan 
hujah fungsi sholat adalah dzikir (eling), kalau puasa boleh merokok karena 
rokok bukan makan dan minum, zakat boleh pakai uang korupsi dengan hujah hasil 
korupsinya akan dibersihkan dan sebagainya.
   
  Tentunya kita mengetahui bahwa sejarah akan berulang, jika saat ini ada yang 
melakukan revitalisasi atau pendefinisian ulang atau ‘talmudisme’ terhadap Al 
Qur’an Kitab Allah SWT, maka sebetulnya sejarah juga telah membuktikan 
kegagalan – kegagalan usaha tersebut.  Dari bagaimana sikap Abu Bakar memerangi 
orang yang masih shalat tapi menolak membayar zakat (bayangkan jika hal ini 
dibiarkan), keteguhan sikap Imam Ahmad yang dipenjara oleh aliran Mu’tazilah 
karena menolak mengatakan bahwa Al Qur’an adalah Makhluk, isu jilbab beracun, 
hingga isu terorisme,  orisinalitas Al Qur’an yang sudah bertahan selama kurang 
lebih 1500 tahun masehi akan tetap dijaga oleh pejuang – pejuangnya yang 
istiqomah  hingga hari kiamat terjadi.  Ribuan tahun ke depan umat Islam akan 
tetap mengharamkan babi, para muslimah tetap menggunakan jilbab, para ulamanya 
tetap mengharamkan khamr dan judi, membayar zakat … Sesungguhnya Kami telah 
menurunkan Adz Dzikra dan sesungguhnya Kamilah yang memeliharanya (QS 15
 : 9).
   
  Maraji’
   
  1.      Max J. Dimont, Kisah Hidup Bangsa Yahudi, Masaseni, Oktober 2002
  2.      Z. A. Maulani, Zionisme, Dasaseta, Jakarta, Juli 2002, Edisi Kedua
   



      KuHanyaOrangBiasa 
   
  MURNIKAN TAUHID, TEGAKAN SUNNAH
   
  Dari Abu Dzar ra., Rasulullah SAW bersabda, "Jibril berkata kepadaku, 
'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal dunia dalam keadaan tidak 
menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka pasti dia masuk surga'" (HR. 
Bukhari - Muslim) [Hadits ini terdapat pada Kitab Shahih Bukhari dan Kitab 
Riyadush Shalihin]




                
---------------------------------
 Yahoo! Personals
 Single? There's someone we'd like you to meet.
 Lots of someones, actually. Try Yahoo! Personals

[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke