[media-dakwah] Playboy versi Indonesia mulai dapat dukungan
Seperti yang kita duga, para pendukung Playboy menggunakan alasan seni dan estetika untuk melpangkan jalan terbitnya majalah porno itu. Haruskah kita berdiam diri.. Penerbitan 'Playboy' Edisi Indonesia Harus Dilihat Substansinya Media Indonesia, Senin 16 Januari 2006 JAKARTA--MIOL: Penolakan terhadap rencana penerbitan majalah Playboy versi bahasa Indonesia harus melihat substansi materi atau isi dari majalah itu. Yang harus dilihat dari majalah Playboy itu adalah apakah sekadar ekploitasi pornografi dan pornoaksi ataukah sebagai wahana estetika serta pendidikan seksualitas. Sekretaris Eksekutif pada Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Komisi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo Pr kepada ANTARA, Senin, mengemukakan pendapat tersebut. Harus ada kriteria yang jelas antara pornografi, pornoaksi maupun sebuah karya seni, ia menegaskan. Jangan langsung menolak karena harus melihat dulu apa kriteria pornografi, pornoaksi, maupun karya estetika. Kita harus melihat pada materi yang ditampilkan majalah itu serta kerangka dasarnya, jika hanya berupa eksploitasi tubuh maka harus ditolak tetapi jika merupakan estetika atau karya seni dan pendidikan seksualitas maka perlu dipertimbangkan lagi, katanya. Menurut dia, jika itu merupakan karya seni atau pendidikan seksualitas, maka pasar majalah itupun juga harus jelas yakni orang dewasa dan harus dilihat melalui kerangka pemikiran orang dewasa. Bisa jadi edisi yang terbit di Indonesia akan berbeda dengan majalah yang terbit di Amerika, karena disesuaikan dengan kondisi dan budaya Indonesia, ujarnya. Dia menambahkan, isi majalah itu harus dilihat dari beberapa sisi yakni apakah menampilkan erros atau nafsu birahi ataukah estetika dari dimensi keindahan tubuh manusia. Persoalan pornografi atau porno aksi juga tidak melulu masalah seksualitas. Jika dahulu ada pemahaman bahwa tubuh adalah penjara jiwa, padahal saat ini tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang utuh karena seks menyangkut perbedaan jenis kelamin, katanya. Menurut dia, perlu ada semacam transparansi yaitu pengelola majalah menyampikan rencana isi secara terbuka sebelum edisi perdana Playboy versi bahasa Indonesia itu terbit dan baru kemudian masyarakat dapat menilai dan menanggapi isi majalah itu. Persoalannya kita harus tahu apakah majalah itu dikelola secara profesional, jika memang khusus untuk bacaan dewasa maka peredarannya juga harus ditujukan pada kelompok usia tersebut. Itu tergantung dari moralitas kita. Meskipun ditutupi, orang tetap akan mencari, sambungnya. Benny mengemukakan, pada saat ini yang lebih penting adalah upaya memperkenalkan pendidikan seksualitas pada masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup. Jika tidak, dikhawatirkan akan berbahaya untuk bangsa, katanya. Majalah Playboy versi bahasa Indonesia dikabarkan akan terbit pada Maret 2006.(Ant/OL-03) - Yahoo! Photos Showcase holiday pictures in hardcover Photo Books. You design it and well bind it! [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [media-dakwah] Playboy versi Indonesia mulai dapat dukungan
Maklum bagi mereka masuk Neraka juga adalah seni. Karena patokan seni bukan halal-haram dalam agama tapi prinsip yg penting indah dan laku dijual. Maka Agamapun siap dijual yusuf rinaldy [EMAIL PROTECTED]To: media dakwah oo.com media-dakwah@yahoogroups.com Sent by: cc: [EMAIL PROTECTED]Subject: [media-dakwah] Playboy versi groups.comIndonesia mulai dapat dukungan 01/16/2006 04:04 PM Seperti yang kita duga, para pendukung Playboy menggunakan alasan seni dan estetika untuk melpangkan jalan terbitnya majalah porno itu. Haruskah kita berdiam diri.. Penerbitan 'Playboy' Edisi Indonesia Harus Dilihat Substansinya Media Indonesia, Senin 16 Januari 2006 JAKARTA--MIOL: Penolakan terhadap rencana penerbitan majalah Playboy versi bahasa Indonesia harus melihat substansi materi atau isi dari majalah itu. Yang harus dilihat dari majalah Playboy itu adalah apakah sekadar ekploitasi pornografi dan pornoaksi ataukah sebagai wahana estetika serta pendidikan seksualitas. Sekretaris Eksekutif pada Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Komisi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo Pr kepada ANTARA, Senin, mengemukakan pendapat tersebut. Harus ada kriteria yang jelas antara pornografi, pornoaksi maupun sebuah karya seni, ia menegaskan. Jangan langsung menolak karena harus melihat dulu apa kriteria pornografi, pornoaksi, maupun karya estetika. Kita harus melihat pada materi yang ditampilkan majalah itu serta kerangka dasarnya, jika hanya berupa eksploitasi tubuh maka harus ditolak tetapi jika merupakan estetika atau karya seni dan pendidikan seksualitas maka perlu dipertimbangkan lagi, katanya. Menurut dia, jika itu merupakan karya seni atau pendidikan seksualitas, maka pasar majalah itupun juga harus jelas yakni orang dewasa dan harus dilihat melalui kerangka pemikiran orang dewasa. Bisa jadi edisi yang terbit di Indonesia akan berbeda dengan majalah yang terbit di Amerika, karena disesuaikan dengan kondisi dan budaya Indonesia, ujarnya. Dia menambahkan, isi majalah itu harus dilihat dari beberapa sisi yakni apakah menampilkan erros atau nafsu birahi ataukah estetika dari dimensi keindahan tubuh manusia. Persoalan pornografi atau porno aksi juga tidak melulu masalah seksualitas. Jika dahulu ada pemahaman bahwa tubuh adalah penjara jiwa, padahal saat ini tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang utuh karena seks menyangkut perbedaan jenis kelamin, katanya. Menurut dia, perlu ada semacam transparansi yaitu pengelola majalah menyampikan rencana isi secara terbuka sebelum edisi perdana Playboy versi bahasa Indonesia itu terbit dan baru kemudian masyarakat dapat menilai dan menanggapi isi majalah itu. Persoalannya kita harus tahu apakah majalah itu dikelola secara profesional, jika memang khusus untuk bacaan dewasa maka peredarannya juga harus ditujukan pada kelompok usia tersebut. Itu tergantung dari moralitas kita. Meskipun ditutupi, orang tetap akan mencari, sambungnya. Benny mengemukakan, pada saat ini yang lebih penting adalah upaya memperkenalkan pendidikan seksualitas pada masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup. Jika tidak, dikhawatirkan akan berbahaya untuk bangsa, katanya. Majalah Playboy versi bahasa Indonesia dikabarkan akan terbit pada Maret 2006.(Ant/OL-03) - Yahoo! Photos ? Showcase holiday pictures in hardcover Photo Books. You design it and we'll bind it! [Non-text portions of this message have been removed] Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM ~- Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke