RELATIVISME HANYA UNTUK ORANG2 YG BERFIKIRAN RELATIVE, TAPI TIDAK BERLAKU UNTUK ORANG2 YG BERFIKIRAN ABSOLUTE
Hehehe..aku jadi pingin ketawa2 sendiri dengan orang2 yg menyebarkan pemikiran RELATIVISME dalam BERAGAMA, yg sebenarnya secara nda langsung mengakui akan ke relativan-nya dalam berfikir. Hmm..atau dalam kata lain mengakui keterbatasannya ataupun kebodohannya, karena merasa tidak mampu untuk berfikiran luas, kemudian menyebarkan pemikiran relativisme adalah cara berfikir gaya orang modern dalam beragama. Hehehe..kecian..kalau merasa terbatas/relative /bodoh mbok ya..nda usah di sebarkan knape..?malu2in aza..merasa berfikiran relative, koq bangga??hehehe Aku jadi ingat komentarku pada guruku waktu itu, bapak percaya nda..kalau orang2 yg berpegangan teguh pada Al-quran dan Hadist Rasul serta menjalankannya dengan benar, ilmunya itu bisa menembus langit dan bumi..? dan beliau hanya mengangguk dan berkomentar iya..orang2 spt itu, ilmunya tak berbatas Lhaa iyalaaah..bagaimana mungkin orang2 yg berfikiran relative itu mampu menembus suatu ilmu yg mutlak?? Bila sudah mengeset cara berfikir dan menggunakan metode relative spt hermeneutika yg memang relative?:) Hmm..menurutku Hermeneutika adalah suatu metode yg hanya bisa digunakan untuk menganalisa sesuatu yg sifatnya relative spt bible dan merupakan produk manusia. Sedangkan Hermeneutika tidak akan pernah mampu menganalisa sesuatu yg sifatnya mutlak spt Al-Quran. Intinya yg relative hanya bisa digunakan pada sesuatu yg diciptakan oleh manusia, tapi yg relative tidak akan mampu mengungkap kebenaran yg menciptkan manusia, atau yg diciptakan oleh sesuatu yg sifatnya mutlak bila tidak menggunakan metode yg tepat dan mutlak pula sifanya. (bingung..bingung dech..hehehe) Lalu..bagaimana cara untuk mengungkap dan memahami al-quran yg merupakan produk Maha Mutlak (Allah) yg absolute dari dulu, sekarang dan akan datang, dimana kebenarannya selalu absolute..!! ya tentunya..menggunakan metode yg diajarkan oleh si pembuat produk absolute dong?? dimana memahami makna Al-quran, dengan menyandingkan ayat dengan ayat, atau menjawab ayat dengan hadist, atau menjawab ayat dengan sunnah para sahabat. Bagaimana mungkin mereka akan memahami kebenaran absolute yg diajarkan dalam islam, bila mereka sudah menolak bagian dari kebenaran itu sendiri yg terdapat pada sosok pribadi Rasulullah SAW, sebagai sosok yg paling mengerti tentang Allah dan tidak ada satupun yg keluar dari mulutnya dan tercermin dari sikapnya melainkan semua wahyu dan atas petunjuk Allah yg memiliki kemutlakan itu?? Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An Najm: 4) Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka diberi peringatan" (Al Anbiyaa': 45) Jadi relativisme hanya berlaku untuk orang2 yg serba relative dan membatasi pemikirannya sendiri dengan metode yg dibuat oleh sesuatu yg nisbi spt manusia. Hehehe Tapi Relativisme tidak berlaku bagi jiwa2 yg tidak terikat dan terbatas oleh apapun kecuali atas kehendal Allah SWT. (bingung..bingung dech..hehehe) Contoh : Laki2/perempuan dikatakan baliq (dewasa) dalam islam yaitu pada saat si laki2 mimpi basah dan wanita haid. Dan argumen ini bukti absolute bahwa laki2 dan wanita yg sudah baliq itu 99.9% akan mampu menghamili/dihamili. Tapi..ukuran layak menikah (dewasa) ala barat dan non muslim yg mengatakan kelayakan menikah karena batasan umur yaitu antara 25-30 thn, ini pemikiran relative. Karena belum tentu orang yg berusia 25-30 thn itu mampu menghamili/dihamili, jika ternyata mandul or apalagi belum baliq??hehehe..jadi..non muslim yg mengatakan suatu kekurangan Rasulullah menikahi Aisyah karena usianya yg masih sedikit itu jelas pemikiran relative, sama spt kita mengatakan haramnya menikah sesama jenis dan diakui sebagai kebaikan oleh mereka. Tapi..kalau Aisyah dinikahi oleh Rasul dalam keadaan sudah baliq, walaupun usianya masih sedikit, ini baru Absolute!! Karena orang yg sudah baliq, berarti sudah siap untuk dibuahi dan membuahi. Sedangkan urusan jadi or tidaknya janin baru dech..relative. hehehe Tapi syarat menikah karena batasan umur itu belum tentu (relative) bisa dibuahi or membuahi. Jadi..pemikiran Prof.Dr.Amin Abdullah, Dr. Nurcholis Madjid, Prof.Dr.Nasr Hamid Abu Zayd, apalagi Ulil Absar Abdala adalah contoh orang2 yg relative/terbatas/bodoh, karena belum terbukti secara nyata sepak terjangnya secara menyeleruh di muka bumi ini kecuali hanya sebatas pada lingkup orang2 yg berpikiran relative pula. Tapi Muhammad SAW, Abu Bakar, Umar Khattab, Ustman, Ali, Khalid, dll adalah figur orang2 yg berfikiran Absolute dan sudah terbukti keabsolutannya dan sepak terjangnya di muka bumi dan diakui kecerdasannya oleh pihak lawan dan lawan. Yup!! Allah sudah menghinakan orang2 yg relative pada sosok yg sederhana namun cerdas dan terbukti bahwa kecerdasan dalam berfikir itu tidak bisa dipelajari atau diukur dengan panjangnya deretan tingkat pendidikan akademis, but merupakan bakat dan kemampuan yg diberikan oleh Yg Maha Absolute (Allah) kepada siapa saja yg dikehendakiNya. Afwan..pemikiran ini hanya mampu dipahami oleh orang2 yg berpikiran luas dan menyakini kebenaran absolute, sedangkan bagi orang2 yg merasa relative/terbatas/bodoh, jangan memaksakan untuk memahaminya, atau anda akan merasa bertambah kebodohan anda!! Kecuali ikut menggunakan metode absolute yg diajarkan dalam Islam. Hmm..orang yg menyebarkan pemikiran Relative itu aneh??? Satu sisi meneriakkan kebebasan berfikir, tapi sisi lain minder dan menyakini akan keterbatasan pemikirannya dengan menyebarkan ide RELATIVISME/terbatas/bodoh dalam BERAGAMA. ABCD aahh..booo..capeee..dechhh Salam hana ____________________________________________________________________________________ Want to start your own business? Learn how on Yahoo! Small Business. http://smallbusiness.yahoo.com/r-index