Re: [media-dakwah] RENUNGAN AKAL

2007-01-15 Terurut Topik Akmal_Hasan/Artajasa . ARTAJASA
Bagaimanakah proses mencari kebenaran bagi akal yang belum menemukan 
Al-Qur'an dan Hadist?
Apakah harus didahului dengan adanya hidayah Allah SWT?

Mohon penjelasannya.


Salam,
Akmal H





suhana hana <[EMAIL PROTECTED]> 
Sent by: media-dakwah@yahoogroups.com
01/15/2007 03:16 PM

To
media-dakwah@yahoogroups.com
cc

Subject
[media-dakwah] RENUNGAN AKAL






Assalamu'alaikum wr.wb

ini tulisan lamaku hasil renungan tentang akal, moga
nda basi.. :)

hmm..menarik kalau bicara masalah akal.
dengan akal manusia bisa menjadi baik, benar dan
cerdas bila potensi akal disandarkan or ditundukkan
kepada hukum Allah dan sunnah Rasul. tapi..dengan akal
manusiapun bisa menjadi, jahat, salah, sombong, bodoh
dan dungu, bila akal dijadikan sandaran penuh akan
semua masalah dalam hidupnya.

“Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik
dan buruk) (TQS. Al-Balad [90]:10)

fungsi akal hanya digunakan untuk menimbang perbuatan
baik dan buruk menurut ukuran akal yg menggunakannya,
jika perbuatan baik dan buruk disandarkan menurut
ukuran akalnya, jelas semua bersifat relatif dan tidak
mutlak. maka disinilah terjadi pertentangan antara
akal manusia yg satu dengan manusia yg lain.

hmm..harusnya akal digunakan untuk mencari kebenaran
yg sudah diberitakan dalam Firman Allah dan RasulNya
dan bukan mencari pertentangan atas semua berita yg
sudah di firmankanNya. andai seseorang belum menemukan
makna berita yg dituliskan dalam Al-qur'an, layaknya
seorang hamba yg belum menemukan, seharusnya diam
yaitu kami dengar dan kami taat. 

hmm..aku teringat kata2 seorang "cendikiawan muslim"
yg mengatakan :

“Iblis kelak akan masuk surga, bahkan di tempat yang
tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada
Allah saja, dan inilah tauhid yang murni.” 

hmm..dia mengclaim iblis akan masuk surga berdasarkan
akalnya, padahal

"Kami berfirman kepada para malaikat "sujudlah kamu
kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabur dan adalah ia teramsuk golongan
orang2 yg kafir" (Al-Baqarah : 34)

hmm..Allah telah mengclaim iblis termasuk orang2 yg
kafir.dan orang kafir tempatnya adalah neraka yg
menyala2.

"sesungguhnya orang2 yg kafir dan mati sedang mereka
tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima
dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas yg sebanyak itu.
bagi mereka itulah siksa yg pedih dan sekali-kali
tidak memperoleh penolong" (Ali'Imran : 91)

hmm..akal cendekiawan yg mengatakan iblis menempati
syurga tertinggi karena ketauhidan murninya sungguh
bertentangan dengan firman Allah. karena Tauhid bukan
sekedar bentuk penyembahan, tapi dibarengi dengan
bentuk ketaatan, sedangkan iblis tidak taat pada
Allah.

hmm..aku sering berfikir kenapa Allah or Rasul berkata
"derajat manusia yg bertaqwa akan melebihi derajat
seorang malaikat, tapi..derajat manusia yg menuruti
hawa nafsunya, dia akan lebih hina dari binatang
melata" 

bagiku perkataan Allah or Rasul tidak akan pernah
salah, dan aku selalu menggunakan akalku untuk
membenarkan perkataan Allah dan mencari jawabannya,
kenapa Allah bisa berkata spt itu?? dan perkataan itu
pasti benar:)

yup!!perkataan itu benar. Iblis hanya mau menyembah
kepada Allah, tapi Iblis tidak taat kepada Allah
(karena menolak perintah Allah untuk menyembah adam)
sedangkan Malaikat hanya mau menyembah kepada Allah
dan Malaikatpun hanya taat kepada Allah. jadi yg murni
bentuk ketauhidannya adalah Malaikat dan bukan Iblis.

hmm..aku mikir lagi, jelas aja malaikat bisa
memurnikan ketauhidannya, karena Malaikat tidak
dilengkapi Hawa nafsu oleh Allah.:)tapi
manusia??dilengkapi oleh hawa nafsu dan akal. 

hmm..disinilah perbedaan itu. karena hawa nafsu
sifatnya selalu mengajak kepada keinginan diri untuk
memenuhi kebutuhannya, sedangkan akal diberikan Allah
adalah sebagai pelengkap untuk menimbang2 apakah
keinginannya itu perlu dituruti or tidak dituruti
(menimbang baik dan buruk yg bersifat relatif:)

Yup!! pada saat manusia menuruti hawa nafsunya dan
menyandarkan kepada akalnya yg bersifat relatif, maka
disinilah manusia sering jatuh pada kesalahan. dan
andai manusia sudah hilang akalnya dan hanya tersisa
hawa nafsunya, disinilah hinanya manusia melebihi
binatang melata. Dan apabila manusia mempunyai
kekuatan akal tanpa dilandasi dengan keimanan,
disinilah sifat manusia yg spt iblis (sombong).
tapi..andai manusia menahan hawa nafsunya dan
menundukkan akalnya pada semua firman Allah dan
RasulNya, maka disinilah ketinggian derajat manusia
melebihi malaikat.:)karena mampu menahan hawa nafsu
(yg tidak dimiliki oleh malaikat) dan menundukkan
akalnya akan semua firman Allah dan RasulNya. dan
kuncinya adalah ilmu yg benar dan didasari oleh
kejujuran, keikhlasan dan kepasrahan dengan penuh
ketundukkan (kami dengar dan kami taat)

Hmm..aku juga sering berpikir, kenapa guruku selalu
bilang padaku untuk memilih bahan bacaan dan memilih
semua yg ingin aku pikirkan (tidak semua

Re: [media-dakwah] RENUNGAN AKAL

2007-01-15 Terurut Topik Hasbiyanto
Wass Wr Wb

Mbak Hana,
Kalau nulis koq sering  ada huruf  hmm  hmm  hmm ini apa
artinya

Wassalam,


>>> suhana hana <[EMAIL PROTECTED]> 1/15/2007 4:16:04 PM >>>
Assalamu'alaikum wr.wb

ini tulisan lamaku hasil renungan tentang akal, moga
nda basi.. :)


hmm..menarik kalau bicara masalah akal.
dengan akal manusia bisa menjadi baik, benar dan
cerdas bila potensi akal disandarkan or ditundukkan
kepada hukum Allah dan sunnah Rasul. tapi..dengan akal
manusiapun bisa menjadi, jahat, salah, sombong, bodoh
dan dungu, bila akal dijadikan sandaran penuh akan
semua masalah dalam hidupnya.

"Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik
dan buruk) (TQS. Al-Balad [90]:10)

fungsi akal hanya digunakan untuk menimbang perbuatan
baik dan buruk menurut ukuran akal yg menggunakannya,
jika perbuatan baik dan buruk disandarkan menurut
ukuran akalnya, jelas semua bersifat relatif dan tidak
mutlak. maka disinilah terjadi pertentangan antara
akal manusia yg satu dengan manusia yg lain.

hmm..harusnya akal digunakan untuk mencari kebenaran
yg sudah diberitakan dalam Firman Allah dan RasulNya
dan bukan mencari pertentangan atas semua berita yg
sudah di firmankanNya. andai seseorang belum menemukan
makna berita yg dituliskan dalam Al-qur'an, layaknya
seorang hamba yg belum menemukan, seharusnya diam
yaitu kami dengar dan kami taat. 

hmm..aku teringat kata2 seorang "cendikiawan muslim"
yg mengatakan :

"Iblis kelak akan masuk surga, bahkan di tempat yang
tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada
Allah saja, dan inilah tauhid yang murni." 

hmm..dia mengclaim iblis akan masuk surga berdasarkan
akalnya, padahal

"Kami berfirman kepada para malaikat "sujudlah kamu
kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabur dan adalah ia teramsuk golongan
orang2 yg kafir" (Al-Baqarah : 34)

hmm..Allah telah mengclaim iblis termasuk orang2 yg
kafir.dan orang kafir tempatnya adalah neraka yg
menyala2.

"sesungguhnya orang2 yg kafir dan mati sedang mereka
tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima
dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas yg sebanyak itu.
bagi mereka itulah siksa yg pedih dan sekali-kali
tidak memperoleh penolong" (Ali'Imran : 91)

hmm..akal cendekiawan yg mengatakan iblis menempati
syurga tertinggi karena ketauhidan murninya sungguh
bertentangan dengan firman Allah. karena Tauhid bukan
sekedar bentuk penyembahan, tapi dibarengi dengan
bentuk ketaatan, sedangkan iblis tidak taat pada
Allah.

hmm..aku sering berfikir kenapa Allah or Rasul berkata
"derajat manusia yg bertaqwa akan melebihi derajat
seorang malaikat, tapi..derajat manusia yg menuruti
hawa nafsunya, dia akan lebih hina dari binatang
melata" 

bagiku perkataan Allah or Rasul tidak akan pernah
salah, dan aku selalu menggunakan akalku untuk
membenarkan perkataan Allah dan mencari jawabannya,
kenapa Allah bisa berkata spt itu?? dan perkataan itu
pasti benar:)

yup!!perkataan itu benar. Iblis hanya mau menyembah
kepada Allah, tapi Iblis tidak taat kepada Allah
(karena menolak perintah Allah untuk menyembah adam)
sedangkan Malaikat hanya mau menyembah kepada Allah
dan Malaikatpun hanya taat kepada Allah. jadi yg murni
bentuk ketauhidannya adalah Malaikat dan bukan Iblis.

hmm..aku mikir lagi, jelas aja malaikat bisa
memurnikan ketauhidannya, karena Malaikat tidak
dilengkapi Hawa nafsu oleh Allah.:)tapi
manusia??dilengkapi oleh hawa nafsu dan akal. 

hmm..disinilah perbedaan itu. karena hawa nafsu
sifatnya selalu mengajak kepada keinginan diri untuk
memenuhi kebutuhannya, sedangkan akal diberikan Allah
adalah sebagai pelengkap untuk menimbang2 apakah
keinginannya itu perlu dituruti or tidak dituruti
(menimbang baik dan buruk yg bersifat relatif:)

Yup!! pada saat manusia menuruti hawa nafsunya dan
menyandarkan kepada akalnya yg bersifat relatif, maka
disinilah manusia sering jatuh pada kesalahan. dan
andai manusia sudah hilang akalnya dan hanya tersisa
hawa nafsunya, disinilah hinanya manusia melebihi
binatang melata. Dan apabila manusia mempunyai
kekuatan akal tanpa dilandasi dengan keimanan,
disinilah sifat manusia yg spt iblis (sombong).
tapi..andai manusia menahan hawa nafsunya dan
menundukkan akalnya pada semua firman Allah dan
RasulNya, maka disinilah ketinggian derajat manusia
melebihi malaikat.:)karena mampu menahan hawa nafsu
(yg tidak dimiliki oleh malaikat) dan menundukkan
akalnya akan semua firman Allah dan RasulNya. dan
kuncinya adalah ilmu yg benar dan didasari oleh
kejujuran, keikhlasan dan kepasrahan dengan penuh
ketundukkan (kami dengar dan kami taat)

Hmm..aku juga sering berpikir, kenapa guruku selalu
bilang padaku untuk memilih bahan bacaan dan memilih
semua yg ingin aku pikirkan (tidak semua harus dibaca
dan tidak semua harus dipikirkan)kata beliau, "bisa
pecah lama2 itu kepala kamu.." aku suka mikir..kenapa
beliau berkata spt itu?? Ternyata terbukti lagi
ditempat kami bekerja seorang peneliti yg menurutku
sudah maksimal kemampuan otaknya untuk menampung

[media-dakwah] RENUNGAN AKAL

2007-01-15 Terurut Topik suhana hana
Assalamu'alaikum wr.wb

ini tulisan lamaku hasil renungan tentang akal, moga
nda basi.. :)


hmm..menarik kalau bicara masalah akal.
dengan akal manusia bisa menjadi baik, benar dan
cerdas bila potensi akal disandarkan or ditundukkan
kepada hukum Allah dan sunnah Rasul. tapi..dengan akal
manusiapun bisa menjadi, jahat, salah, sombong, bodoh
dan dungu, bila akal dijadikan sandaran penuh akan
semua masalah dalam hidupnya.

“Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik
dan buruk) (TQS. Al-Balad [90]:10)

fungsi akal hanya digunakan untuk menimbang perbuatan
baik dan buruk menurut ukuran akal yg menggunakannya,
jika perbuatan baik dan buruk disandarkan menurut
ukuran akalnya, jelas semua bersifat relatif dan tidak
mutlak. maka disinilah terjadi pertentangan antara
akal manusia yg satu dengan manusia yg lain.

hmm..harusnya akal digunakan untuk mencari kebenaran
yg sudah diberitakan dalam Firman Allah dan RasulNya
dan bukan mencari pertentangan atas semua berita yg
sudah di firmankanNya. andai seseorang belum menemukan
makna berita yg dituliskan dalam Al-qur'an, layaknya
seorang hamba yg belum menemukan, seharusnya diam
yaitu kami dengar dan kami taat. 

hmm..aku teringat kata2 seorang "cendikiawan muslim"
yg mengatakan :

“Iblis kelak akan masuk surga, bahkan di tempat yang
tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada
Allah saja, dan inilah tauhid yang murni.” 

hmm..dia mengclaim iblis akan masuk surga berdasarkan
akalnya, padahal

"Kami berfirman kepada para malaikat "sujudlah kamu
kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia
enggan dan takabur dan adalah ia teramsuk golongan
orang2 yg kafir" (Al-Baqarah : 34)

hmm..Allah telah mengclaim iblis termasuk orang2 yg
kafir.dan orang kafir tempatnya adalah neraka yg
menyala2.

"sesungguhnya orang2 yg kafir dan mati sedang mereka
tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima
dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi,
walaupun dia menebus diri dengan emas yg sebanyak itu.
bagi mereka itulah siksa yg pedih dan sekali-kali
tidak memperoleh penolong" (Ali'Imran : 91)

hmm..akal cendekiawan yg mengatakan iblis menempati
syurga tertinggi karena ketauhidan murninya sungguh
bertentangan dengan firman Allah. karena Tauhid bukan
sekedar bentuk penyembahan, tapi dibarengi dengan
bentuk ketaatan, sedangkan iblis tidak taat pada
Allah.

hmm..aku sering berfikir kenapa Allah or Rasul berkata
"derajat manusia yg bertaqwa akan melebihi derajat
seorang malaikat, tapi..derajat manusia yg menuruti
hawa nafsunya, dia akan lebih hina dari binatang
melata" 

bagiku perkataan Allah or Rasul tidak akan pernah
salah, dan aku selalu menggunakan akalku untuk
membenarkan perkataan Allah dan mencari jawabannya,
kenapa Allah bisa berkata spt itu?? dan perkataan itu
pasti benar:)

yup!!perkataan itu benar. Iblis hanya mau menyembah
kepada Allah, tapi Iblis tidak taat kepada Allah
(karena menolak perintah Allah untuk menyembah adam)
sedangkan Malaikat hanya mau menyembah kepada Allah
dan Malaikatpun hanya taat kepada Allah. jadi yg murni
bentuk ketauhidannya adalah Malaikat dan bukan Iblis.

hmm..aku mikir lagi, jelas aja malaikat bisa
memurnikan ketauhidannya, karena Malaikat tidak
dilengkapi Hawa nafsu oleh Allah.:)tapi
manusia??dilengkapi oleh hawa nafsu dan akal. 

hmm..disinilah perbedaan itu. karena hawa nafsu
sifatnya selalu mengajak kepada keinginan diri untuk
memenuhi kebutuhannya, sedangkan akal diberikan Allah
adalah sebagai pelengkap untuk menimbang2 apakah
keinginannya itu perlu dituruti or tidak dituruti
(menimbang baik dan buruk yg bersifat relatif:)

Yup!! pada saat manusia menuruti hawa nafsunya dan
menyandarkan kepada akalnya yg bersifat relatif, maka
disinilah manusia sering jatuh pada kesalahan. dan
andai manusia sudah hilang akalnya dan hanya tersisa
hawa nafsunya, disinilah hinanya manusia melebihi
binatang melata. Dan apabila manusia mempunyai
kekuatan akal tanpa dilandasi dengan keimanan,
disinilah sifat manusia yg spt iblis (sombong).
tapi..andai manusia menahan hawa nafsunya dan
menundukkan akalnya pada semua firman Allah dan
RasulNya, maka disinilah ketinggian derajat manusia
melebihi malaikat.:)karena mampu menahan hawa nafsu
(yg tidak dimiliki oleh malaikat) dan menundukkan
akalnya akan semua firman Allah dan RasulNya. dan
kuncinya adalah ilmu yg benar dan didasari oleh
kejujuran, keikhlasan dan kepasrahan dengan penuh
ketundukkan (kami dengar dan kami taat)

Hmm..aku juga sering berpikir, kenapa guruku selalu
bilang padaku untuk memilih bahan bacaan dan memilih
semua yg ingin aku pikirkan (tidak semua harus dibaca
dan tidak semua harus dipikirkan)kata beliau, “bisa
pecah lama2 itu kepala kamu..” aku suka mikir..kenapa
beliau berkata spt itu?? Ternyata terbukti lagi
ditempat kami bekerja seorang peneliti yg menurutku
sudah maksimal kemampuan otaknya untuk menampung
semua, ya..akhirnya hilang semua ingatan yg ada
dikepalanya, hingga saat inipun..jangankan untuk
memikirkan penelitiannya?? Mengingat abjad dah huruf
aja dia sudah tidak