hmm..untuk cerita hadist yg pertama, akupun pernah membaca, mendengar
dan diceritakan oleh guru hadistku dan itu hadist shahih, tapi untuk
cerita ke dua, aku belum pernah mendengar dan aku rasa ada kejanggalan
dalam riwayat cerita kedua itu. Karena rasanya tidak mungkin Ali ra,
menyerahkan dirinya untuk dibunuh hanya untuk memenuhi syarat seorang
pemuda yg mencintai seorang gadis dan berniat untuk memilikinya namun
harus terlebih dahulu membunuh imam Ali, dan Ali begitu saja
menyerahkan lehernya untuk dipenggal, rasanya tidak mungkin.

hmm..karena tidak mungkin, Imam Ali akan membiarkan begitu saja
seseorang mencintai orang lain melebihi cintanya kepada Allah, hingga
rela melakukan dosa besar (membunuh), dan atas nama cintapun, kita
tahu kalau Imam Ali lebih mencintai Allah dan RasulNya, ketimbang
harus menyerahkan dirinya untuk dibunuh kepada orang yg melakukan
kemusyrikan secara samar kepada Allah.

jadi perlu diwaspadai cerita2 spt itu, yg dicampur dengan riwayat
shahih, karena banyak sekali orang2 thoriqoh yg senang membuat cerita2
 dan seolah2 menyerupai hadist. 

bisa berikan dalil hadist riwayat siapakah cerita ke dua itu??



salam
hana



--- In media-dakwah@yahoogroups.com, sumarah wahyudi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Imam Ali r.a., khalifah terakhir dari al-khulafa' ar-rasyidun, Singa
Allah, lambang ilmu pengetahuan, kedermawanan dan kesetiaan, ayah dari
cucu-cucu Rasulullah saw., adalah juga dikenal sebagai prajurit yang
tak terkalahkan pada masanya. Pada suatu peperangan, beliu telah
menangkap seorang tentara dan pisau belati telah diletakkan di leher
musuhnya. Tiba-tiba orang kafir, musuhnya tersebut, meludahi wajah
beliu. Seketika itu juga Imam Ali berdiri, menarik belatinya, dan
berkata kepada orang tersebut, "Membunuhmu adalah kurang bijaksana
bagiku. Pergilah!" Orang itu, yang telah menyelamatkan nyawanya
sendiri, dengan meludahi wajah Singa Allah yang terpuji, terkejut dan
merasa kagum. "Wahai Ali," dia berkata, "Aku sudah tak berdaya, dan
kau hampir saja membunuhku. Aku telah menghinamu dan sekarang engkau
bebaskan aku. Mengapa?" "Ketika engkau meludahi wajahku," Jawab Imam
Ali, "Hal itu menimbulkan kemarahan pribadiku. Jika aku membunuhmu
berati itu tidak kulakukan demi Allah,
>  tetpi hanya untuk memenuhi nafsuku. Dan aku menjadi seorang
pembunuh. Sekarang engkau bebas untuk pergi." Tentara musuh itu
tergerak hatinya. karena ketulusan hati yang ditunjukkan oleh Imam
Ali, ia memeluk agama Islam pada saat itu juga.


>   Pada pertempuran yang lain dalam melawan  orang-orang kafir, Imam
Ali menghadapi prajurit muda yang gagah berani telah bergerak untuk
menyerangnya. Hati Imam Ali berseru, "Wahai anak muda, apakah engkau
tidak mengetahui siapa aku? Akulah Ali yang tak terkalahkan. Tak
seorangpun dapat meloloskan diri dari sabetan pedangku. Pergilah dan
selamatkan dirimu!" Pemuda itu tetap mendekatinya dengan pedang
terhunus di tangannya. "Mengapa engkau ingin menyerang aku?" Tanya
Imam Ali, "Dan mengapa engkau ingin mati?"
>   Pemuda itu menjawab, "Aku mencintai seorang gadis yang berjanji
bahwa ia bersedia menjadi miliku bila aku membunuhmu."
>   "Tepai bagaimana kalau engkau yang mati?" Tanya Imam Ali.
>   "Apakah yang lebih baik daripada mati demi seorang yang kita
cintai?" Jawabnya, "Setidaknya, tidakkah aku diringankan dari beban
penderitaan cinta?"
>   Mendengar jawaban ini, Imam Ali menjatuhkan pedangnya,
menanggalkan topi bajanya, dan merentangkan lehernya seperti seekor
domba korban.
>   Dihadapkan pada reaksi seperti itu, cinta dalam hati pemuda itu
beralih kepada Imam Ali dan kepada satu-satunya yang dicintai Imam
Ali, yakni Alahh SWT.
>   http://groups.yahoo.com//group/Santriwati_Jambi/join
>    
> 
>               
> ---------------------------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke