Waalaykumussalam Wr.Wb.
Subhanalalloh, Alhamdulillah, Astaghfirullohal’adziim,
Allohuma sholiwasalim wabarik’ala sayyidina Muhammadin
wa’ala ali sayyidina Muhammad, robbi sohri shodri
wayasirli amri, ammaba’du.
Alhamdulillahirobbil’alamiin atas nikmatNYA sehingga
saya  bisa menjumpai saudaraku, mas Handriyanto dan
saudaraku semuanya dalam kondisi sehat dan dalam
lindungan rohmat Alloh SWT, setelah libur yang
menyenangkan , silaturohim kepada handai taulan
dikampung halaman.

Taqoballahu mina wa minkum, taqoballahu yaa Kariim,
mohon maaf atas kesalahan dan kehilafan kami
sekeluarga pada saudaraku semua.

Mas Handri yang selalu dirohmati Alloh SWT, pertama
saya haturkan terima kasih yang banyak, atas kiriman
tulisan yang sangat bagus, sangat tertata, dan isinya,
faa insya Alloh sangat bermanfaat bagi kita semua,
yang mau berusaha mengambil manfaat, dan hikmah akan
IlmuNYA Alloh ta’ala yang begitu luasnya, begitu
dalamnya,ibarat tujuh lautan dan tujuh dunia digunakan
sebagai pena dan tintanya, tidaklah akan cukup untuk
menuliskannya, semoga kita semua  ditolong, dibimbing
dan dikaruniai rohmat, hidayah, barokah dan
inayyahNYA, untuk memehami sebagian ILMUNYA,  amiin.

Dan semoga, insyAlloh, jerih payah Mas Handri ini
dalam menulis yang begitu panjang, serial 1 sampai 10,
akan dicatat Alloh sebagai amal sholih bagi mas,
amiin.
( Mas Handri ini di Sumatra sebagai dosen to mas ?
paling tidak, pengajar Ilmu Agama ya Mas ?
subhanalloh…..)

Mas Handri yang dirohmati Alloh, sebelumnya mohon
maaf, baru sekarang aku menulis balasan ini,
wahh…..buat baca surat mas, gak cukup seminggu
mas….he-he-he….apalagi, maknanya kan bueraaat….abot
cak…
Dalam membalas ini, saya hanya akan menulis atau
menambah untuk hal-hal yang mungkin agak berbeda dalam
memahami, dan untuk hal yang sudah kita fahami dengan
sama, tidak akan saya tulis.

Dengan sependek pengetahuan saya dalam berdiskusi,
semoga Alloh mau menolong untuk menetapkan kita
bersama didalam shiroothol mustaqiimNYA dalam memahami
akan ILMUNYA ini nanti, amiin.

Mas Handri, tentang keutamaan dan kewajiban menuntut
ilmu Syar’I, saya sepakat dengan mas akan pentingnya
hal ini
.
Tambahan dari saya, adalah :

Ilmu Syar’I itu tiddak hanya ilmu dhohir saja, namun
juga mengandung Ilmu Syar’I secara bathin, sebagai
contoh :

Sholat, secara lahir syar’inya adalah dimulai dengan
Takbirotul Ikhrom , dan diakhiri hingga salam lengkap
dengan bacaan dan gerakannya. Secara bathinnya,
diantaranya adalah ikhlasnya niat melakukan sholat,
dan khusyu’ dalam sholat, membersihkan dari was-was
ketika sholat, dan sebagainya.

Firman Alloh ini sebagai satu  contoh yaitu  QS
Tho-haa ayat 14 : “ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah
Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Disini ada perintah syar’I secara dhahir dan secara
Bathin, bahwa sholat itu harus didirikan untuk
mengingat ( secara bathin) kepada Alloh.

Salah satu firmanNYA masalah ini  juga tergambar pada
QS Al A’roof ayat 26.: “ Hai anak Adam, sesungguhnya
Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
`auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian
itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. “

Nah, KETAQWAAN ( Pakaian TAQWA) adalah masuk pada
kategori Ilmu Syar’I yang bathin. Pakaian TAQWA hanya
bisa diidentifikasi dengan bathin kita, qolbu kita,
hati Nurani kita.

Sering kita melupakan terhadap Syari’at Bathin ini,
karena lebih senang dan menyukai hal-hal yang Ilmu
Syar’I yang bersifat Dhohir saja. Padahal, Islam itu
terdiri tiga pokok, ISLAM, IMAN, dan IHSAN. Semoga
kita terhindar dari yang sedemikian (hanya satu bagian
yang dipelajari), amiin.

Syariat-syariat bathin yang merupakan perintah atau
anjuran diantaranya adalah Ikhlas, Sabar, Syukur,
Wira’I (hati-hati) , Malu, Tawakal, Khusyu’, Qona’ah ,
dan sebagainya.

Sedangkan Syariat bathin yang dilarang atau dihimbau
untuk ditinggalkan diantaranya  Ujub, Takabur,
Sombong, Riya’ , Hasud, Iri dengki, Amarah, Namimah,
Bakhil (Pelit) , Rakus atao Thoma’, dan sebagainya.

Saudaraku yang aku sayangi, semoga kita tidak
meninggalkan mempelajari Ilmu Syar’I ini, baik yang
dhahir (biasa dikenal dengan Ilmu Fiqih dan Ushul
Fiqihnya) , maupun Ilmu Syar’I Bathin (biasa dikenal
dengan Ilmu Akhlak atau Tassawuf) , karena Rosululloh
SAW  dan para Sahabat Beliau, Para Tabi’in maupun Para
Tabi’ut-Tabi’in mencontohkan semua itu secara lengkap,
tidak sepotong-sepotong.

Imam Malik berkata : Orang yang bertassawuf tetapi
tidak berFiqih, maka orang tersebut ZINDIQ, sedangkan
orang yang berfiqih dan tidak bertassawuf maka dia
bisa menjadi orang yang FASIQ, Adapun orang yang
berFIQIH dan berTASSAWUF, dia lebih mencapai sebuah
kebenaran . ( Semoga Alloh merohmati beliau, amiin)

Mas Handriyanto, tambahan juga dari saya, Hujjatul
Islam, Al Imam Al Ghozali mendefinisikan Ilmu Syari’ah
ini sebagi Ilmu yang terpuji dan membaginya menjadi 4
bagian , yaitu :

Yang pertama USHUL (POKOK) yaitu yang ada pada 
Kitabulloh Azza wajjalla, Sunnah Rosululloh SAW, Ijma’
, dan peninggalan para Shabat (Atsar sahabat).

Yang kedua FURU’ (CABANG) yaitu apa yang difahamkan
dari USHUL diatas.
Furu’ ini bermuara pada 2 macam, yaitu kesatu : yang
menyangkut kepentingan duniawi, ini termuat dalam
kitab-kitab Fiqih dari para Ulama Fiqih sebagai
penanggung jawabnya. Kedua adalah yang menyangkut
kepentingan Akhirat, yaitu yang berisi hal-hal keadaan
hati, budi pekerti terpuji dan tercela, hal yang
diridloi dan dibenci Alloh, ini termuat dalam
kitab-kitab Akhlak / tassawuf , ulama-ulama ahli
akhlak adalah penanggung jawabnya.

Ketiga adalah MUKADIMAH ( PENGANTAR) , yaitu Ilmu yang
merupakan ALAT seperti Ilmu Bahasa, Tata Bahasa.

Keempat adalah PENYEMPURNA, yaitu mengenai Ilmu Al
Qur’an seperti yang berhubungan dengan kata-katanya
semacam Qiro’ah (cara membaca), Makhroj Hurufnya, juga
pengertian terkait dengan hukumnya seperti mengetahui
yang nasikh dan mansukh, yang umum dan yang khusus
maknanya, yang nash dan yang dhohir, serta cara
menggunakan sebagian ayat terhadap sebagian ayat
lainnya. Juga ilmu ushul fiqih sebagai pelengkap
Sunnah Nabi SAW. Dalam masalah ilmu penyempurna Hadits
Nabi dan Atsar Sahabat, adalah ilmu mengenai
Perawi-perawi , namanya, kepribadiannya, umurnya, dan
sebagainya, juga yang berhubungan dengan musnad .

Itulah saudaraku, Ilmu-ilmu Syar’I yang terpuji yang
hukumnya fardhu kifayyah bagi kita untuk
mempelajarinya, semoga Alloh menolong memberi
kesempatan dan bimbingan agar kita dapat mempelajari
ilmu-ilmu tadi, setidaknya saat ini sudah kita mulai,
amiin.

Mas Handri yang baik, Rosululloh SAW bersabda : “ Ilmu
itu adalah Gudang-gudang, Anak kuncinya adalah
PERTANYAAN. Dari itu bertanyalah. Sesungguhnya diberi
pahala pada bertanya itu empat orang, yatiu : Penanya,
Yang Berilmu, Pendengar, dan Yang Suka kepada Mereka
yang Tiga tersebut tadi “ ( HR Abu Na’im dari Sahabat
Ali )

Juga Nabi SAW bersabda : “ Suatu bab dari Ilmu yang
dipelajari seseorang, adalah lebih baik baginya dari
pada dunia dan isinya “ ( HR Ibnu Hibban dan Ibnu
Abdul Birri, dari Al Hasan Al Bashari)

Makanya mas, aku mohon maaf lhooo….., akibat aku
bertanya jadi membuat mas Handri membuka kitab dan
menulis yang saaaaangguuuuatttt puanjanggggg…….,
semoga Alloh SWT akan menetapkan dan menjadikannya
pahala bagi Mas yang nilainya lebih baik dari dunia
seisinya, amiin. 

Mas Handriyanto, tambahan lagi, selain Ilmu Syari’ah ,
ada juga Ilmu Yang Bukan Syari’ah.
Ilmu yang Bukan Syari’ah ini ada Ilmu yang terpuji dan
wajib dipelajari juga yaitu Ilmu yang berhubungan
dengan urusan kepentingan duniawi seperti berhitung (
Matematika ), Kedokteran, dan sebagainya.

Disamping itu, Ilmu Bukan Syari’ah ini ada yang
tercela, yaitu diantaranya adalah Ilmu Sihir,
mantera-mantera, Ilmu Tenung, dan sebagainya.

Juga ada Ilmu yang dibolehkan, yaitu Ilmu tentang
Pantun/syair yang tidak cabul, berita-berita sejarah,
dan sebagainya.

 Sekian dulu ya Mas,  tambahan dari saya, mohon maaf
jika ada kekeliruan, hanya Alloh SWT yang maha Benar,
semoga Alloh SWT menolong dan menetapkan kita untuk
memahami IlmuNYA dan menganugerahi kita dengan IlmuNYA
yang lurus dan bermanfaat, amiin.

Oh iya mas, kita semua sangat sepakat untuk menjauhi
perbuatan Bid’ah, namun, saya kok agak gimana gitu,
ketika mas sangat mudah untuk mendengungkan “Ulama
Bid’ah , Ahli Bid’ah “,  mohon bantuan Mas, sudilah
kiranya nanti didetailkan lagi tentang makna hal ini,
Bid’ah yang bagaimana yang mas Maksud ? Perbuatan apa
saja yang kiranya mas anggap Bid’ah ? hal ini saya
ulangi lagi, karena banyak pengertian tentang Bid’ah
ini oleh para Ulama, dan juga , mungkin kita bisa
belajar bersama dan mengurai perbuatan-perbuatan yang
mas anggap bid’ah tadi, siapa tahu, ternyata ada ilmu
dan Nash yang shah yang mendasarinya sesuai Al Qur’an
dan hadits Nabi SAW, sehingga kita terhindar dari
perbuatan Menuduh Hal Jelek kepada saudara kita yang
lain, karena jika sampai kita melakukan hal sedemikian
itu, sangat berat lho adzab Alloh nantinya yang akan
menimpa kita.

Mas Handri yang baik, tambahan pertanyaan dari saya,
mas kan mengutip hadits dan atsar perihal Ahli Bid’ah
berikut ini :
====================
Akan tetapi pantas disayangkan, pada zaman ini kita
melihat fenomena pengambilan ilmu dari para ahli
bid’ah marak di mana-mana, padahal perbuatan tersebut
sangat ditentang oleh para ulama Sataf. Maka benarlah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , yang telah
memberitakan bahwa hal itu merupakan salah satu di
antara tanda-tanda dekatnya kiamat. 
Beliau bersabda :
“ Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah,
ilmu diambil dari orang-orang kecil (yaitu ahli
bid’ah). 
 Riwayat Ibnu ( Mubarak, al Lalikai, dan al Khaththib
al Baghdadi. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani di
dalam Shohih al Jami’ ash Shaghir, no. 2203, dan
Syaikh Salim al Hilali dalam kitab Hilyatul ‘Alim,
hlm. 81.

Imam Ibnul Mubarak Rohimahullah. ditanya : “Siapakah
orang-orang kecil itu?” 
Betiau menjawab: 
“Orang-orang yang berbicara dengan fikiran mereka.
Adapun shaghir (anak kecil) 
yang meriwayatkan dari kabir (orang tua, Ahlus
Sunnah), maka dia bukan shoghir (ahil bid’ah).  Lihat
Jami’ Bayanil ‘Ilmi, hlm. 246.
=================================

Nah, yang saya ingin tanyakan adalah : Apa itu
FIKIRAN, apa itu AKAL, apa itu NAFSU, dan apa itu
QOLBU, dan apa itu RUH dan  JIWA. ( mas Handri, semua
istilah ini ada dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW
lho…)
Juga, bagaimana susunan kesemuanya itu pada diri
manusia, dan apa hubungannya satu dengan lainnya ?
Kemudian, jika kita telah kembali kehadirat Illahi,
mana dari kesemuanya itu yang akan dimintai
pertanggung jawaban oleh Alloh SWT ? Kenapa yang
berbicara dengan fikiran disebut ahli bid’ah ? Dimana
posisi dan fungsi  akal dan fikiran ketika mencari
Ilmu ? Apa seharusnya yang harus menjadi dasar ketika
bicara, dimana  fikiran ketika itu ?

Whuallaaahhhh….kok nanya lagi yo mas Handri, mohon
maaf lho, kok saya jadi tambah ngrepoti ………..semoga
Alloh yang akan membalas budi baik dan amal shalih mas
Handriyanto.

Udah dulu ya Mas, salam hormat dan sayang buat
keluarga mas semua, khususnya buat nanda Fahmi di
rantau dari aku dan keluargaku, semoga Alloh nanti
bisa mempertemukan kita, kalaupun tidak di dunia,
semoga kelak disorgaNYA , amiin.

Subhaanakallohuma Wabihamdika Asyhaduanlaailahaillaa
anta Astaghfiruka wa'atubuilayka.

Wassalamualaykum warohmatullohi wabarokatuhu,

dodi indra
========================
Bismillahirrohmaanirrohiim
Cinta Tanah Air Bagian Dari Iman
(Akhirot Tanah Air Haqiqi)
10
____________________________

Bersambung kejawaban untuk email bagian-2
============================================
--- handri yanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
>   Segala puji hanya milik bagi Allah Jalla Jalaluhu,
> kita memujiNya, meminta pertolonganNya, memohon
> ampunanNya dan kita meminta perlindungan kepadaNya
> dari kejelekan diri dan amal kita. Barang siapa yang
> diberi petunjuk oleh Allah Jalla Jalaluhu maka tidak
> ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan
> barang siapa yang disesatkanNya, maka tidak ada
> seorang pun yang dapat memberi petunjuk. Aku
> bersaksi tidak ada sesembahan yang benar kecuali
> Allah Jalla Jalaluhu, tiada sekutu bagiNya, dan aku
> bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa
> sallam adalah hamba dan utusanNya.
>   Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah
> Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk
>   adalah petunjuk Muhammad shalallahu 'alaihi
> wasallam. Seburuk-buruk perkara
>   adalah perkara yang diada-adakan. Setiap perkara
> yang diada-adakan adalah
>   bid'ah. Setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap
> kesesatan ada di neraka.
>    
>   Sebelumnya saya mengucapkan Taqobalallohu mina wa
> minkum. Mudah-mudahan amal ibadah kita pada bulan
> Ramadhan diterima Allah Tabaroka wa ta’ala dan kita
> bisa dipertemukan pada bulan Ramadhan tahun depan.
> Amin.
>    
>   Pada kesempatan ini juga saya selaku pribadi yang
> selalu tidak terlepas dari salah dan dosa, bila
> selama dalam pergaulan didalam millis sempat
> menyinggung saudara- saudaraku kaum muslimin saya
> meminta ma’af atas kekasaran dan ketidak patutan
> yang telah saya lakukan baik yang disadari atau
> tidak disadari.  Marilah kita jalin persatuan kaum
> Muslimin dengan menegakkan Tauhid dan menegakkan
> Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
>    
>   Mas Dodi, sampai bertemu kembali di kesempatan
> yang muliya ini. Mudah-mudahan antum dan keluarga
> sehat dan segar kembali habis mudik lebaran. Insya
> Allah ya Mas.
>    
>   Melanjutkan pertanyaan antum tentang beberapa
> Minggu yang lalu , berikut saya sampaikan jawaban
> dari pertanyaan Mas Dodi. Mohon ma’af bila ditemukan
> kekurangan kekurangan, ini dikarenakan adalah
> keterbatasan saya yang masih dalam taraf Thullabul
> illmiy. Kiranya bila ditemukan kesalahan , saya
> berharap dari saudara-saudaraku Fillah bisa
> memberikan koreksi . Mudah- mudahan diskusi ini bisa
> bermanfaat khususnya buat diri saya dan buat Mas
> Dodi serta bagi saudaraku kaum muslimin.
>    
>   Saya mau menekankan kembali tentang keutamaan
> Menuntut Ilmu Syar’i.
>   Betul sekali apa yang disampaikan Mas Dodi bahwa
> menuntut ilmu adalah kewajiban bagi tiap kaum
> Muslimin Muslimat mulai dari buaian hingga akhir
> hayat.
>    
>   Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju
> kebahagiaan yang abadi.
>   Seorang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu
> syar’i. 
>   Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
>    
>   “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” 
>    HR. Ibnu Majah (no. 224) dari Shahabat Anas bin
> Malik Radhiyallahu 'anhu, lihat Shahiih al-Jamii’ish
> Shaghiir (no. 3913). Diriwayatkan pula dari beberapa
> Shahabat seperti ‘Ali, Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, Ibnu
> Mas’ud, Abu Sa’id al-Khudri, Husain bin ‘Ali
> Radhiyallahu 'anhum oleh imam-imam ahli hadits
> lainnya dengan sanad yang shahih. Lihat kitab
> Takhriij Musykilatul Faqr (no. 86) oleh Syaikh
> Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. IV/ Al-Maktab
> al-Islami, th. 1414 H.
>    
>   Menuntut ilmu adalah jalan menuju Surga.
>   Rasulullah  bersabda: 
>    “...Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam
> rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
> dirinya dengannya jalan menuju Surga.” HR. Muslim
> (no. 2699) dan selainnya, dari Shahabat Abu Hurairah
> Radhiyallahu 'anhu.
>    
>   Kewajiban apakah yang harus kita laksanakan kepada
> Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan
> karunia-Nya kepada kita? Jawabannya, karena Allah
> Azza wa Jalla telah memberikan karunia-Nya kepada
> kita dengan petunjuk ke dalam Islam, maka bukti
> terima kasih kita yang paling baik adalah dengan
> ber-ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla secara
> ikhlas, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
> menjauhkan segala bentuk kesyirikan, ittiba’
> (mengikuti) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
> sallam serta taat kepada Allah Azza wa Jalla dan
> Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dengan
> hal itu kita menjadi muslim yang benar. Oleh karena
> itu, agar menjadi seorang muslim yang benar, kita
> harus menuntut ilmu syar’i. Kita harus belajar agama
> Islam karena Islam adalah ilmu dan amal shalih.
> Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh
> Allah Azza wa Jalla dengan membawa keduanya.
>    
>   Allah Azza wa Jalla berfirman.
>    
>   "Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan
> petunjuk (Al-Qur-an) dan agama yang benar untuk
> diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang
> musyrik tidak menyukai.” [At-Taubah: 33]
>    
>   Allah Azza wa Jalla juga berfirman.
>    
>   "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa
> petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya
> terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai
> saksi.” [Al-Fat-h: 28]
>    
>   Juga lihat Ash-Shaaff ayat 9.
>   Yang dimaksud dengan  (petunjuk) adalah ilmu yang
> bermanfaat, dan  (agama yang benar) adalah amal
> shalih. Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad
> Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan
> kebenaran dari kebathilan, menjelaskan Nama-Nama
> Allah, Sifat-Sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya,
> hukum-hukum dan berita yang datang dari-Nya, serta
> memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, ruh
> dan jasad. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
> memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata
> karena Allah Azza wa Jalla, mencintai-Nya,
> ber-akhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih
> dan beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau
> Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perbuatan
> syirik, amal dan akhlak buruk yang membahaya-kan
> hati dan badan juga dunia dan akhirat. ]. Lihat
> kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan fii Tafsiiril
> Kalaamil Mannaan (hal. 295-296) oleh Syaikh
> ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di (wafat th. 1376 H),
> cet. Muassasah ar-Risalah, th. 1417 H.
>    
>   Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat
> Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan menuntut
> ilmu syar’i. Menuntut ilmu merupakan jalan yang
> lurus (ash-Shirathal Mustaqim) untuk memahami antara
> yang haq dan yang bathil, antara yang ma’ruf dan
> yang mungkar, antara yang bermanfaat dan yang
> mudharat (membahayakan), dan menuntut ilmu akan
> membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
>    
>   Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan
> menyata-kan ke-Islamannya tanpa memahami dan
> mengamalkannya. Pernyataannya itu haruslah
> dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari
> Islam. ( 1) 
>    
>     Sebuah kebenaran dalam Agama , tidaklah dilihat
> dari 
>   -> Banyaknya jumlah orang yang melaksanakan 
>   -> Banyaknya jasa yang diberikan
>   -> Banyaknya ilmu yang dimilkinya sampai bergelar
> Lc, M A, DR sekalipun
>   -> Sikap seseorang yang berlemah lembut
>   -> Bagaimana seseorang itu merangkai kata dengan
> baik.
>    
>   Alangkah terpujinya apabila kebenaran itu hanya
> dipandang dari Al Qur'an dan As Sunnah , dengan
> pemahaman yang benar yang menjadi pedoman hidup
> setiap muslim
>   tentunya dengan bimbingan para 'Ulama Ahlus Sunnah
> -semoga Allah Ta'ala merahmati dan menjaga mereka
> semua- 
>    
>   Al Haq ibarat barang yang hilang dari seorang
> mu'min barang siapa yang mendapatkannya maka
> ambillah dia.
>    
> 
>   Mas Dodi said : Tambahan saya, akan lebih baik,
> jika yang kita kaji, tidak saja yang kita senangi,
> atau kita panuti aja para Ulamanya tersebut, namun
> juga para ulama lainnya, baik  sefaham maupun,
> tidak, ekstrimnya malah  yang bermusuhan.Pemahaman
> saya, adalah meniru cara Alloh SWT dan RosulNYA.
> Alloh dalam firman-firmanNYA, serta
>   Hadits-hadits Nabi SAW, adalah menyampaikan secara
> berimbang, baik yang baik untuk dikerjakan, maupun
> yang jelek untuk dihindari, semuanya disampaikan
> untuk
>   ditafakuri oleh kita , HambaNYA yang mau berfikir.
>      
> 
>    
>   Jawab : Mas Dodi yang saya hormati, dalam hal
> mengakaji suatu  pendapat atau perkataan ulama mana
> saja  sah-sah saja tetapi haruslah dengan perincian.
>   1. Bila perkataan ataupun pendapat ulama tersebut
> selaras dengan Kitabullah dan Sunnah yang sahih (
> atau lebih umumnya yang disebut ulama ahlu sunnah
> wal 
=== message truncated ===


================================  
Bismillaahirrohmaanirrohiim  
CINTA TANAH AIR BAGIAN DARI IMAN  
Akhirat Tanah Air Haqiqi  
10  
--------------------------------


 
____________________________________________________________________________________
Sponsored Link

Compare mortgage rates for today. 
Get up to 5 free quotes. 
Www2.nextag.com

Kirim email ke