[media-dakwah] Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW
Ustadz Menjawab Diasuh oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc. Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW Publikasi: 28/09/2005 10:38 WIB Assalamu'alaykum Wr. Wb. Ustadz ini pertanyaan yang ke 2 kalinya yang belum dijawab. Apakah hukumnya bagi seorang muslim yang melecehkan Rasulullah SAW. Artinya dia nggak percaya hadits/sunnah, semuanya dianggap karangan manusia saja (seperti novel, dongeng dan lain-lain) dan dia hanya mendasarkan segala sesuatu tentang Islam kepada ayat-ayat Al-Qur'an saja. Apakah ini yang disebut Inkarus Sunnah? Apakah berarti syahadatnya tidak sah dan bisa diangap kafir/murtad juga? Bagaimana cara menasihatnya? Jazakallah. Jawad Satuju Jawaban: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du Mengingkari sunnah Rasulullah SAW sama saja dengan mengingkari Al-Qur'an Al-Kariem. Sebab sunnah beliau itu bersumber dari wahyu juga, mirip dengan Al-Qur'an. Hanya berbeda statusnya saja. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS An-Najm: 3) Karena itu ulama sudah berijma' bahwa orang yang mengingkari sunnah termasuk kufur dari agama Islam. Meski dia melakukan rangkain ibadah formal seperti shalat, puasa dan ritual-ritual tertentu lainnya. Di dalam Al-Qur'an ada perintah yang teramat jelas dan langsung datang dari Allah SWT untuk mentaati Rasulullah SAW, baik dengan cara menjalankan perintahnya atau meninggalkan larangannya. ...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS Al-Hasyr: 7) Dan ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang. (QS At-Taghabun: 12) Mentaati Rasulullah SAW itu tidak mungkin dilakukan kecuali kita membaca riwayat tentang apa yang pernah beliau perintahkan. Semua riwayat tentang apa saja yang beliau telah canangkan adalah sunnah itu sendiri. Meski kita tidak hidup sezaman dan sewilayah dengan sosok beliau, namun riwayat tentang beliau tetap abadi. Ada jutaan riwayat hadits yang telah diabadikan dalam kitab-kitab hadits. Dari jutaan itu, para ulama yang profesional telah mengklasifikasi lagi sesuai dengan kekuatan jalur periwayatannya. Memang tidak semua riwayat itu shahih, ada sebagian yang lemah, terputus bahkan palsu. Tetapi melakukan generalisasi bahwa semua hadits itu palsu adalah sebuah kecerobohan fatal. Sebab tidak semua hadits palsu, masing banyak yang shahih bahkan mencapai derajat mutawatir. Biasanya, mereka yang suka menafikan keshahihan seluruh hadits, tidak lain merupakan korban-korban penyesatan orientalis jahat. Para orientalis itu mengarang asumsi-asumsi yang tidak berdasar, lalu melemparkannya kepada orang-orang bodoh dari kalangan umat Islam, sehingga muncul keraguan di hati mereka. Padahal proses penyeleksian dan kritik terhadap hadits, justru sangat mengagumkan sejarah. Belum pernah dalam sejarah peradaban manusia, ada proses penyeleksian hadits yang sedemikian dahsyat. Sistematika yang dikembangkan oleh para muhadditsin sedemikian canggih, sehingga mustahil ada sebuah hadits palsu yang bisa lolos. Jangankan yang palsu, yang benar-benar hadits pun bila sampai kepada kita lewat jalur perawi yang kurang punya sifat dhabith dan adil, akan segera dieliminasi dari daftar hadits shahih. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim termasuk di antara tokoh penting dalam masalah ini. Mereka berhasil menyeleksi dengan sangat ketat puluhan ribu hadits menjadi hanya sekitar beberapa ribu saja. Yang lolos seleksi dimasukkan ke dalam satu kitab tersendiri dan diberi nama as-shahih. Bila umat Islam ingin menemukan hadits yang 100% shahih tanpa ada tambahan catatan apapun, bisa langsung merujuk kepada kitab shahih mereka, baik shahih Bukhari ataupun shahih Muslim. Sedangkan kitab susunan imam lainnya, bukan berarti tidak shahih. Banyak sekali hadits shahih di dalam kitab-kitab mereka, namun memang ada kemungkinan ada terselip yang tidak mencapai derajat shahih, mungkin hasan atau bahkan bisa juga dha'if. Jadi kita bersyukur bahwa di masa lalu para ulama telah berhasil melakukan karya besar dan monumental. Karya seperti ini tidak akan kita temukan dalam sejarah agama manapun. Dan oleh karena itu, karya seperti ini menjadi salah satu keunikan agama Islam, yang menjadi umatnya bisa tetap menjalankan apa yang diperintahkan nabinya. Pemeluk agama lain seperti Yahudi, Nasrani, Sabiin dan lainnya, jelas tidak punya sumber yang valid tentang ajaran nabi mereka. Tidak ada jaminan bahwa yang sekarang diklaim sebagai perkataan Yesus, memang benar-benar perkataannya, bukan kata-kata palsu rekaan pihak tertentu. Sedangkan buat umat Islam, bisa dengan mudah mengecek apakah memang benar perkataan tersebut dari beliau ataukah hanya sesuatu yang dipalsukan. Semua cukup dengan membuka kitab hadits, maka kita bisa langsung melihat
[media-dakwah] Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW
Ustadz Menjawab Diasuh oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc. Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW Publikasi: 28/09/2005 10:38 WIB Assalamu'alaykum Wr. Wb. Ustadz ini pertanyaan yang ke 2 kalinya yang belum dijawab. Apakah hukumnya bagi seorang muslim yang melecehkan Rasulullah SAW. Artinya dia nggak percaya hadits/sunnah, semuanya dianggap karangan manusia saja (seperti novel, dongeng dan lain-lain) dan dia hanya mendasarkan segala sesuatu tentang Islam kepada ayat-ayat Al-Qur'an saja. Apakah ini yang disebut Inkarus Sunnah? Apakah berarti syahadatnya tidak sah dan bisa diangap kafir/murtad juga? Bagaimana cara menasihatnya? Jazakallah. Jawad Satuju Jawaban: Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du Mengingkari sunnah Rasulullah SAW sama saja dengan mengingkari Al-Qur'an Al-Kariem. Sebab sunnah beliau itu bersumber dari wahyu juga, mirip dengan Al-Qur'an. Hanya berbeda statusnya saja. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS An-Najm: 3) Karena itu ulama sudah berijma' bahwa orang yang mengingkari sunnah termasuk kufur dari agama Islam. Meski dia melakukan rangkain ibadah formal seperti shalat, puasa dan ritual-ritual tertentu lainnya. Di dalam Al-Qur'an ada perintah yang teramat jelas dan langsung datang dari Allah SWT untuk mentaati Rasulullah SAW, baik dengan cara menjalankan perintahnya atau meninggalkan larangannya. ...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS Al-Hasyr: 7) Dan ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang. (QS At-Taghabun: 12) Mentaati Rasulullah SAW itu tidak mungkin dilakukan kecuali kita membaca riwayat tentang apa yang pernah beliau perintahkan. Semua riwayat tentang apa saja yang beliau telah canangkan adalah sunnah itu sendiri. Meski kita tidak hidup sezaman dan sewilayah dengan sosok beliau, namun riwayat tentang beliau tetap abadi. Ada jutaan riwayat hadits yang telah diabadikan dalam kitab-kitab hadits. Dari jutaan itu, para ulama yang profesional telah mengklasifikasi lagi sesuai dengan kekuatan jalur periwayatannya. Memang tidak semua riwayat itu shahih, ada sebagian yang lemah, terputus bahkan palsu. Tetapi melakukan generalisasi bahwa semua hadits itu palsu adalah sebuah kecerobohan fatal. Sebab tidak semua hadits palsu, masing banyak yang shahih bahkan mencapai derajat mutawatir. Biasanya, mereka yang suka menafikan keshahihan seluruh hadits, tidak lain merupakan korban-korban penyesatan orientalis jahat. Para orientalis itu mengarang asumsi-asumsi yang tidak berdasar, lalu melemparkannya kepada orang-orang bodoh dari kalangan umat Islam, sehingga muncul keraguan di hati mereka. Padahal proses penyeleksian dan kritik terhadap hadits, justru sangat mengagumkan sejarah. Belum pernah dalam sejarah peradaban manusia, ada proses penyeleksian hadits yang sedemikian dahsyat. Sistematika yang dikembangkan oleh para muhadditsin sedemikian canggih, sehingga mustahil ada sebuah hadits palsu yang bisa lolos. Jangankan yang palsu, yang benar-benar hadits pun bila sampai kepada kita lewat jalur perawi yang kurang punya sifat dhabith dan adil, akan segera dieliminasi dari daftar hadits shahih. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim termasuk di antara tokoh penting dalam masalah ini. Mereka berhasil menyeleksi dengan sangat ketat puluhan ribu hadits menjadi hanya sekitar beberapa ribu saja. Yang lolos seleksi dimasukkan ke dalam satu kitab tersendiri dan diberi nama as-shahih. Bila umat Islam ingin menemukan hadits yang 100% shahih tanpa ada tambahan catatan apapun, bisa langsung merujuk kepada kitab shahih mereka, baik shahih Bukhari ataupun shahih Muslim. Sedangkan kitab susunan imam lainnya, bukan berarti tidak shahih. Banyak sekali hadits shahih di dalam kitab-kitab mereka, namun memang ada kemungkinan ada terselip yang tidak mencapai derajat shahih, mungkin hasan atau bahkan bisa juga dha'if. Jadi kita bersyukur bahwa di masa lalu para ulama telah berhasil melakukan karya besar dan monumental. Karya seperti ini tidak akan kita temukan dalam sejarah agama manapun. Dan oleh karena itu, karya seperti ini menjadi salah satu keunikan agama Islam, yang menjadi umatnya bisa tetap menjalankan apa yang diperintahkan nabinya. Pemeluk agama lain seperti Yahudi, Nasrani, Sabiin dan lainnya, jelas tidak punya sumber yang valid tentang ajaran nabi mereka. Tidak ada jaminan bahwa yang sekarang diklaim sebagai perkataan Yesus, memang benar-benar perkataannya, bukan kata-kata palsu rekaan pihak tertentu. Sedangkan buat umat Islam, bisa dengan mudah mengecek apakah memang benar perkataan tersebut dari beliau ataukah hanya sesuatu yang dipalsukan. Semua cukup dengan membuka kitab hadits, maka kita bisa langsung