[media-dakwah] Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW

2005-10-27 Terurut Topik Mustofa
Ustadz Menjawab
Diasuh oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc.


Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW
Publikasi: 28/09/2005 10:38 WIB
Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Ustadz ini pertanyaan yang ke 2 kalinya yang belum dijawab. Apakah hukumnya
bagi seorang muslim yang melecehkan Rasulullah SAW. Artinya dia nggak
percaya hadits/sunnah, semuanya dianggap karangan manusia saja (seperti
novel, dongeng dan lain-lain) dan dia hanya mendasarkan segala sesuatu
tentang Islam kepada ayat-ayat Al-Qur'an saja. Apakah ini yang disebut
Inkarus Sunnah? Apakah berarti syahadatnya tidak sah dan bisa diangap
kafir/murtad juga? Bagaimana cara menasihatnya? Jazakallah.

Jawad Satuju

Jawaban:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du

Mengingkari sunnah Rasulullah SAW sama saja dengan mengingkari Al-Qur'an
Al-Kariem. Sebab sunnah beliau itu bersumber dari wahyu juga, mirip dengan
Al-Qur'an. Hanya berbeda statusnya saja.

Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS An-Najm: 3)

Karena itu ulama sudah berijma' bahwa orang yang mengingkari sunnah
termasuk kufur dari agama Islam. Meski dia melakukan rangkain ibadah formal
seperti shalat, puasa dan ritual-ritual tertentu lainnya. Di dalam
Al-Qur'an ada perintah yang teramat jelas dan langsung datang dari Allah
SWT untuk mentaati Rasulullah SAW, baik dengan cara menjalankan perintahnya
atau meninggalkan larangannya.

...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS Al-Hasyr: 7)

Dan ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul-Nya, jika kamu
berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan
terang. (QS At-Taghabun: 12)

Mentaati Rasulullah SAW itu tidak mungkin dilakukan kecuali kita membaca
riwayat tentang apa yang pernah beliau perintahkan. Semua riwayat tentang
apa saja yang beliau telah canangkan adalah sunnah itu sendiri. Meski kita
tidak hidup sezaman dan sewilayah dengan sosok beliau, namun riwayat
tentang beliau tetap abadi. Ada jutaan riwayat hadits yang telah diabadikan
dalam kitab-kitab hadits. Dari jutaan itu, para ulama yang profesional
telah mengklasifikasi lagi sesuai dengan kekuatan jalur periwayatannya.
Memang tidak semua riwayat itu shahih, ada sebagian yang lemah, terputus
bahkan palsu.

Tetapi melakukan generalisasi bahwa semua hadits itu palsu adalah sebuah
kecerobohan fatal. Sebab tidak semua hadits palsu, masing banyak yang
shahih bahkan mencapai derajat mutawatir. Biasanya, mereka yang suka
menafikan keshahihan seluruh hadits, tidak lain merupakan korban-korban
penyesatan orientalis jahat. Para orientalis itu mengarang asumsi-asumsi
yang tidak berdasar, lalu melemparkannya kepada orang-orang bodoh dari
kalangan umat Islam, sehingga muncul keraguan di hati mereka.

Padahal proses penyeleksian dan kritik terhadap hadits, justru sangat
mengagumkan sejarah. Belum pernah dalam sejarah peradaban manusia, ada
proses penyeleksian hadits yang sedemikian dahsyat. Sistematika yang
dikembangkan oleh para muhadditsin sedemikian canggih, sehingga mustahil
ada sebuah hadits palsu yang bisa lolos. Jangankan yang palsu, yang
benar-benar hadits pun bila sampai kepada kita lewat jalur perawi yang
kurang punya sifat dhabith dan adil, akan segera dieliminasi dari daftar
hadits shahih. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim termasuk di antara tokoh
penting dalam masalah ini. Mereka berhasil menyeleksi dengan sangat ketat
puluhan ribu hadits menjadi hanya sekitar beberapa ribu saja. Yang lolos
seleksi dimasukkan ke dalam satu kitab tersendiri dan diberi nama
as-shahih.

Bila umat Islam ingin menemukan hadits yang 100% shahih tanpa ada tambahan
catatan apapun, bisa langsung merujuk kepada kitab shahih mereka, baik
shahih Bukhari ataupun shahih Muslim. Sedangkan kitab susunan imam lainnya,
bukan berarti tidak shahih. Banyak sekali hadits shahih di dalam
kitab-kitab mereka, namun memang ada kemungkinan ada terselip yang tidak
mencapai derajat shahih, mungkin hasan atau bahkan bisa juga dha'if.

Jadi kita bersyukur bahwa di masa lalu para ulama telah berhasil melakukan
karya besar dan monumental. Karya seperti ini tidak akan kita temukan dalam
sejarah agama manapun. Dan oleh karena itu, karya seperti ini menjadi salah
satu keunikan agama Islam, yang menjadi umatnya bisa tetap menjalankan apa
yang diperintahkan nabinya. Pemeluk agama lain seperti Yahudi, Nasrani,
Sabiin dan lainnya, jelas tidak punya sumber yang valid tentang ajaran nabi
mereka. Tidak ada jaminan bahwa yang sekarang diklaim sebagai perkataan
Yesus, memang benar-benar perkataannya, bukan kata-kata palsu rekaan pihak
tertentu.

Sedangkan buat umat Islam, bisa dengan mudah mengecek apakah memang benar
perkataan tersebut dari beliau ataukah hanya sesuatu yang dipalsukan. Semua
cukup dengan membuka kitab hadits, maka kita bisa langsung melihat 

[media-dakwah] Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW

2005-10-27 Terurut Topik Mustofa

Ustadz Menjawab
Diasuh oleh Ust. Ahmad Sarwat, Lc.


Tidak Percaya Sunnah Rasulullah SAW
Publikasi: 28/09/2005 10:38 WIB
Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Ustadz ini pertanyaan yang ke 2 kalinya yang belum dijawab. Apakah hukumnya
bagi seorang muslim yang melecehkan Rasulullah SAW. Artinya dia nggak
percaya hadits/sunnah, semuanya dianggap karangan manusia saja (seperti
novel, dongeng dan lain-lain) dan dia hanya mendasarkan segala sesuatu
tentang Islam kepada ayat-ayat Al-Qur'an saja. Apakah ini yang disebut
Inkarus Sunnah? Apakah berarti syahadatnya tidak sah dan bisa diangap
kafir/murtad juga? Bagaimana cara menasihatnya? Jazakallah.

Jawad Satuju

Jawaban:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du

Mengingkari sunnah Rasulullah SAW sama saja dengan mengingkari Al-Qur'an
Al-Kariem. Sebab sunnah beliau itu bersumber dari wahyu juga, mirip dengan
Al-Qur'an. Hanya berbeda statusnya saja.

Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan. (QS An-Najm: 3)

Karena itu ulama sudah berijma' bahwa orang yang mengingkari sunnah
termasuk kufur dari agama Islam. Meski dia melakukan rangkain ibadah formal
seperti shalat, puasa dan ritual-ritual tertentu lainnya. Di dalam
Al-Qur'an ada perintah yang teramat jelas dan langsung datang dari Allah
SWT untuk mentaati Rasulullah SAW, baik dengan cara menjalankan perintahnya
atau meninggalkan larangannya.

...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (QS Al-Hasyr: 7)

Dan ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul-Nya, jika kamu
berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan
terang. (QS At-Taghabun: 12)

Mentaati Rasulullah SAW itu tidak mungkin dilakukan kecuali kita membaca
riwayat tentang apa yang pernah beliau perintahkan. Semua riwayat tentang
apa saja yang beliau telah canangkan adalah sunnah itu sendiri. Meski kita
tidak hidup sezaman dan sewilayah dengan sosok beliau, namun riwayat
tentang beliau tetap abadi. Ada jutaan riwayat hadits yang telah diabadikan
dalam kitab-kitab hadits. Dari jutaan itu, para ulama yang profesional
telah mengklasifikasi lagi sesuai dengan kekuatan jalur periwayatannya.
Memang tidak semua riwayat itu shahih, ada sebagian yang lemah, terputus
bahkan palsu.

Tetapi melakukan generalisasi bahwa semua hadits itu palsu adalah sebuah
kecerobohan fatal. Sebab tidak semua hadits palsu, masing banyak yang
shahih bahkan mencapai derajat mutawatir. Biasanya, mereka yang suka
menafikan keshahihan seluruh hadits, tidak lain merupakan korban-korban
penyesatan orientalis jahat. Para orientalis itu mengarang asumsi-asumsi
yang tidak berdasar, lalu melemparkannya kepada orang-orang bodoh dari
kalangan umat Islam, sehingga muncul keraguan di hati mereka.

Padahal proses penyeleksian dan kritik terhadap hadits, justru sangat
mengagumkan sejarah. Belum pernah dalam sejarah peradaban manusia, ada
proses penyeleksian hadits yang sedemikian dahsyat. Sistematika yang
dikembangkan oleh para muhadditsin sedemikian canggih, sehingga mustahil
ada sebuah hadits palsu yang bisa lolos. Jangankan yang palsu, yang
benar-benar hadits pun bila sampai kepada kita lewat jalur perawi yang
kurang punya sifat dhabith dan adil, akan segera dieliminasi dari daftar
hadits shahih. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim termasuk di antara tokoh
penting dalam masalah ini. Mereka berhasil menyeleksi dengan sangat ketat
puluhan ribu hadits menjadi hanya sekitar beberapa ribu saja. Yang lolos
seleksi dimasukkan ke dalam satu kitab tersendiri dan diberi nama
as-shahih.

Bila umat Islam ingin menemukan hadits yang 100% shahih tanpa ada tambahan
catatan apapun, bisa langsung merujuk kepada kitab shahih mereka, baik
shahih Bukhari ataupun shahih Muslim. Sedangkan kitab susunan imam lainnya,
bukan berarti tidak shahih. Banyak sekali hadits shahih di dalam
kitab-kitab mereka, namun memang ada kemungkinan ada terselip yang tidak
mencapai derajat shahih, mungkin hasan atau bahkan bisa juga dha'if.

Jadi kita bersyukur bahwa di masa lalu para ulama telah berhasil melakukan
karya besar dan monumental. Karya seperti ini tidak akan kita temukan dalam
sejarah agama manapun. Dan oleh karena itu, karya seperti ini menjadi salah
satu keunikan agama Islam, yang menjadi umatnya bisa tetap menjalankan apa
yang diperintahkan nabinya. Pemeluk agama lain seperti Yahudi, Nasrani,
Sabiin dan lainnya, jelas tidak punya sumber yang valid tentang ajaran nabi
mereka. Tidak ada jaminan bahwa yang sekarang diklaim sebagai perkataan
Yesus, memang benar-benar perkataannya, bukan kata-kata palsu rekaan pihak
tertentu.

Sedangkan buat umat Islam, bisa dengan mudah mengecek apakah memang benar
perkataan tersebut dari beliau ataukah hanya sesuatu yang dipalsukan. Semua
cukup dengan membuka kitab hadits, maka kita bisa langsung