Seru juga Retno sudah tentu cukup rajin menulis buku yang diberitakan sangat positif menilai Suharto, tetapi ayahnya oleh Koran Tempo ditulis sebagai "bekas ajudan Soekarno". Apa ini salah tulis, salah cetak, "slip of tongue" atau malah penilaian yang jujur, dengan sadar dan disengaja tentang jejak langkah sang ayah itu?
Sekait hubungan kerjasama antara penguasa-kroni, yang bisa berdimensi hanya nasional namun bisa juga internasional, mungkin salah satu prinsipnya ialah siapa yang lebih dulu menerapkan "habis manis sepah dibuang" pada siapa. Salam, Bismo DG ----- Original Message ----- From: HKSIS To: HKSIS-Group Sent: Friday, April 27, 2007 10:10 AM Subject: [HKSIS] Fw: Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina ----- Original Message ----- From: Ivan Wibowo To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 27 April, 2007 12:08 Subject: [snb-milis] Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina Dasar nasib ..... kadang aman, kadang terancam .... Kamis, 26 April 2007 Koran Tempo Nasional Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat JAKARTA -- Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla diminta tak mudah memberi angin dan kepercayaan kepada para konglomerat yang tak jelas integritasnya dalam mengembangkan bisnisnya. "Pak Harto dulu jatuh gara-gara terlalu percaya kepada konglomerat," kata Retnowati Abdulgani, penulis buku Soeharto, the Life and Legacy of Indonesia's Second President, di Jakarta kemarin. Dalam buku yang diluncurkan kemarin itu, Retnowati menilai kekuasaan Soeharto jatuh karena terlalu memberikan peluang kepada pengusaha nonpribumi. Dalam tulisannya disebutkan para konglomerat menipu Soeharto dalam suatu konspirasi. Para pengusaha menggunakan dana bantuan likuiditas Bank Indonesia untuk memborong valuta asing, sehingga sendi perekonomian Orde Baru roboh. "Tingkat kesejahteraan berbeda mencolok antara pribumi dan nonpribumi sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dan gerakan reformasi," kata putri bekas ajudan Soekarno, almarhum Roeslan Abdulgani, ini. Retnowati meminta keluarga Presiden tidak terlibat bisnis dalam skala besar. Keterlibatan keluarga pejabat menyebabkan pengawasan profesional terhadap lembaga-lembaga bisnis amat kurang. "Pak Harto terlena dan tidak bisa mengendalikan para kroninya," katanya. Menurut menteri pada masa Orde Baru, Siswono Yudhohusodo, Soeharto terlalu terlena oleh rayuan para kroni dari kalangan pengusaha. Akibatnya, kata Siswono yang menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku tersebut kemarin, penguasa Orde Baru itu tak menyiapkan penggantinya. "Seperti Bung Karno, Soeharto naik (menjabat) dengan baik-baik tapi diturunkan dengan cara tidak baik," katanya. Soeharto, the Life and Legacy of Indonesia's Second President berisi tentang kelebihan dan kekurangan Soeharto pada masa pemerintahannya. Buku ini terbit setebal 376 halaman dalam bahasa Inggris. Penulis menyusun tulisannya di Singapura selama lima tahun sejak 2001. Retno pun mewawancarai langsung Soeharto dalam membuat tulisannya. ERWIN DARIYANTO koran