--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "pangerantop1" <pangeranc...@...> wrote:
>
> Jakarta, Strategydesk - Cemas dengan nasib nilai tukar dollar di masa 
> mendatang, Cina berniat mengevaluasi kebijakan cadangan devisanya, paling 
> tidak menurut salah satu pejabatnya. Cheng Siwei, mantan Wakil Ketua  Komite 
> Tetap, yang kini menjabat salah satu lembaga energi alternatif, mengatakan 
> bahwa Beijing cemas dengan program super longgar the Fed. Ia mengatakan bahwa 
> pihaknya berharap akan ada perubahan kebijakan seiring membaiknya ekonomi. 
> Menurutnya, bila mereka (the Fed) terus mencetak uang untuk membeli obligasi, 
> maka inflasi bisa tak terkendali, dan setelah 1-2 tahun, nilai tukar dollar 
> akan merosot tajam. Oleh karena itu, Cina perlu mendiversifikasikan cadangan 
> devisanya ke euro, yen, atau aset lainnya.  Cheng mengatakan bahwa kebijakan 
> longgar the Fed memicu penggelembungan aset di Cina. Menurutnya, bila Cina 
> menaikan suku bunga, uang panas akan membanjirinya. Jadi, Cina harus menunggu 
> AS untuk menaikan rate-nya. Menurut pengamat, meski ucapan satu pejabat belum 
> tentu mencerminkan satu kebijakan di Cina, Beijing sejak berbulan-bulan 
> mengeluhkan masalah dollar. Bahkan sebagian pengamat meyakini Cina sudah 
> mulai melakukan diversifikasi.  Cadangan devisa Cina mencapai lebih dari $2 
> triliun, terbesar di dunia. Menurut Cheng, emas sepertinya alternatif yang 
> tepat, namun ketika Cina membeli, harga naik. Jadi, perlu berhati-hati dalam 
> membeli agar tidak mengagetkan pasar. Pernyataan itu mengindikasikan bahwa 
> Cina menjadi faktor penggerak di pasar emas. Pernyataan itu juga sesuai 
> dengan apa yang di katakana oleh pengamat selama ini,  yaitu setiap pasar 
> emas mulai jatuh, selalu ada kekuatan besar misterius yang datang. Pelaku 
> pasar sudah lama mencurigai itu Cina. Bahkan menurut data baru-baru ini, 
> Beijing telah menambah cadangan emasnya menjadi 1054 ton.
>


Kirim email ke