Saham-saham di Wall Street melonjak setelah keluarnya data yang menunjukkan 
resesi di AS tak lagi mengganas. Pernyataan dari Bank Sentral AS (Federal 
Reserve) turut memberi sentimen positif.

Data yang dirilis Departemen Perdagangan AS, Gros Domestic Product (GDP) memang 
turun hingga 6,1% secara year on year pada kuartal I-2009. 

Namun data belanja konsumen menunjukkan kenaikan tajam hingga 2,2%. Dan data 
inilah yang menjadi sentimen positif mengingat belanja konsumen menyumbang dua 
pertiga dari aktivitas ekonomi AS. Pada kuartal IV-2008, belanja konsumen 
anjlok hingga 4,3%.

The Fed menambah sentimen positif setelah memberikan komentar sejuk bagi pasar. 
The Fed menyatakan bahwa proyeksi perekonomian sudah membaik secara perlahan 
dibandingkan pada pertemuan terakhir mereka pada Maret. 

"Ini adalah bacaan yang baik pada perekonomian, dan ini baik untuk 
saham-saham," ujar Rick Campagna, manajer portofolio dari Provident Investment 
Council seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/4/2009).

"Investor mendapatkan pelipur lara dari konsumsi masyarakat yang melonjak 
melebihi ekspektasi di tengah laporan GDP yang merosot melebihi ekspektasi," 
ujar analisis dari Charles Schwab  Co seperti dikutip dari AFP.

Pada perdagangan Rabu (29/4/2009), indeks Dow Jones industrial average (DJIA) 
ditutup menguat hingga 168,78 poin (2,11%0 ke level 8.185,73. Indeks Standard & 
Poor's 500 juga menguat 18,48 poin (2,16%) ke level 873,64 dan Nasdaq menguat 
38,13 poin (2,28%) ke level 1.711,94.

Sepanjang perdagangan, Wal-Mart menjadi pemimpin penguatan Dow Jones. Saham 
peritel terbesar AS itu tercatat menguat hingga 4,1%.

Saham-saham sektor energi juga mendapatkan dukungan dari naiknya lagi harga 
minyak mentah dunia hingga di atas US$ 50 per barel. Saham Exxon Mobil naik 
hingga 2%, Chevron naik 2,4%.

Perdagangan berjalan cukup moderat, di New York Stock Exchange mencapai 1,48 
miliar, sedikit di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 1,49 miliar. 
Sementara di Nasdaq, transaksi mencapai 2,40 miliar, di atas rata-rata tahun 
lalu yang sebanyak 2,28 miliar.




      

Kirim email ke