apakah hari ini kita profit taking dulu mengingat Dow telah koreksi begitu juga 
dengan regional??
Sell sebagian biar nanti bisa avg down bila IHSG Turun...


Saham-saham di Wall Street melemah oleh profit taking atas saham-saham 
teknologi. Namun index futures menguat setelah keluarnya hasil stress test atas 
bank-bank besar AS.

Pada perdagangan Kamis (7/5/2009), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 
ditutup merosot 102,43 poin (1,2%) ke level 8.409,85. Indeks Standard & Poor's 
500 juga turun 12,14 poin (1,32%) ke level 907,39, Nasdaq turun 42,86 poin 
(2,44%) ke level 1.716,24. 

Saham International Business Machines Corp (IBM) tercatat turun hingga 2% dan 
menjadi salah satu penyeret Dow Jones. Sementara Apple juga turun 2,6% dan 
menekan Nasdaq. 

Saham teknologi lain yang ikut turun adalah Hewlett-Packard yang turun 5%, 
Qualcomm turun 3,2%, Cisco System turun 3,4%.

Saham-saham perbankan juga mendapat tekanan pada sesi reguler, dengan KBW Bank 
Index turun hingga 3,5%. Namun setelah penutupan perdagangan dan ada pengumuman 
hasil stress test, saham-saham perbankan bergerak menguat. 

Citigroup naik 6,6% untuk future, setelah pada sesi regular turun 1,3%. 
Kenaikan saham Citigroup terjadi karena bank besar tersebut ternyata hanya 
membutuhkan tambahan modal US$ 5,5 miliar.

Sementara saham Bank of America juga menguat 6,8% usai bel penutupan berbunyi. 
Penguatan terjadi setelah hasil stress test menunjukkan Bank of America 
membutuhkan tambahan modal US$ 33,9 miliar atau sejalan dengan perkiraan.

"Hasil itu mestinya mengakhiri kekhawatiran akan terjadinya kegagalan atau 
nasionalisasi," ujar Eric Kuby, chief investment officer dari Northstar 
Investment Management Corp seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/5/2009).

Namun saham Welss Fargo justru melemah 7,8% selama sesi reguler, setelah bank 
tersebut mengumumkan penawaran umum saham hingga US$ 6 miliar guna memenuhi 
kebutuhan modal.

Selama sesi reguler, investor khawatir lemahnya permintaan akan surat utang 
pemerintah dapat meningkatkan biaya modal dan memukul kesempatan pemulihan 
ekonomi AS. Harga surat utang AS turun sehingga imbal hasil atau yield surat 
utang AS berjangka 20 tahun berada di titik tertingginya sejak November.

Dalam lelang surat utang pemerintah AS atau US Treasury senilai US$ 14 miliar, 
hasilnya di bawah rata-rata permintaan dari investor yang meminta yield tinggi.

"Lelang surat utang adalah kabar besar karena sekarang hal in menunjukkan bahwa 
kemungkinan China tidak menginginkan surat utang kita. Jika biaya modal AS 
menjadi lebih mahal, maka resesi bisa berlangsung lebih lama," ujar Joe 
Saluzzi, co manager Themis Trading.

Seperti diketahui, China merupakan salah satu pemegang US Treasury terbesar.

Perdagangan berjalan cukup aktif, di New York Stock Exchange mencapai 1,97 
miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang sebesar 1,49 miliar. Sementara di 
Nasdaq, transaksi mencapai 3,22 miliar, di atas rata-rata tahun lalu yang 
sebanyak 2,28 miliar.




      

Kirim email ke