Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?

2009-06-10 Terurut Topik Vernichtung
Ah sudah biasa yg beginian, semuanya di negeri ini juga begini.


Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?

2009-06-10 Terurut Topik indriyanta s.
http://www.detikfinance.com/read/2009/06/10/132047/1145437/4/karen-tak-ada-tekanan-dari-siapapun


detikFinance » 
Ekonomi 

Rabu, 10/06/2009 13:26 WIB


Bantah Mundur


Karen: Tak Ada Tekanan dari Siapapun

Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance






Foto: Gagah/detikcom


<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a3db6179'
border='0' alt='' /></a>






Jakarta
- Dirut Pertamina Karen Agustiawan membantah adanya tekanan dari salah
satu capres yang meminta sumbangan dana kampanye. Karen pun tak
mempermasalahkan adanya komisaris Pertamina yang menjadi tim sukses
salah satu capres.

"Tidak pernah ada tekanan dari siapapun. Hubungan kami baik-baik saja. Baik 
dengan komisaris dan stakeholder," kata Karen di sela-sela rapat dengar 
pendapat Komisi VII dengan Pertamina di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6/2009).

Lalu apakah benar ada tim sukses yang meminta sumbangan?

"Tidak ada," tegasnya.

Sedangkan
untuk posisi komisaris Pertamina yang juga menjadi tim sukses salah
satu capres, Karen menegaskan hal itu sudah menjadi ranah Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu.
 
Sebelumnya Anggota Komisi VII Alvin Lie mengungkapkan
adanya kabar Karen sudah mengajukan surat pengunduran diri dari kursi
Dirut Pertamina. Karen dikabarkan mundur karena tidak kuat dengan
tekanan salah satu capres yang meminta sumbangan kampanye. Karen pun
membantah pengunduran dirinya maupun adanya tekanan politik dari pihak
tertentu.
(epi/lih)


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari 
browser ponsel anda! 





--- On Wed, 6/10/09, indriyanta s.  wrote:

From: indriyanta s. 
Subject: Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Wednesday, June 10, 2009, 12:31 AM





















http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/06/10/114235/alvin-lie-hanya-ingin-klarifikasi-ke-karen/



Ekonomi


 



10/06/2009 - 13:54

Alvin Lie Hanya Ingin Klarifikasi ke Karen

Akhirul Anwar




Alvin Lie
(inilah.com /Raya Abdullah)

 INILAH.COM,
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie mengaku hanya ingin
mendapatkan klarifikasi dari Karen Agustiawan apakah memang benar
mendapat tekanan dari Capres SBY dengan keterlibatan Sutanto di sana. 

"Saya dengar rumor yang kurang sedap. Saya hanya klarifikasi ke
Karen. Saya dengar sebelumnya ada kabar dari teman-teman dan kabar itu
bahwa Karena akan mundur karena ada tekanan politik. Salah satunya dari
koran nasional, ada yang menyebutkan itu," ujarnya disela-sela RDP
dengan Pertamina, Rabu (10/6).

Apalagi, lanjutnya, Komut Pertamina (Sutanto) jelas-jelas mendukung
capres SBY. "Nah saya khawatir Pertamina dimanfaatkan untuk kampanye.
Kalau Pertamina akan digunakan untuk itu BUMN lain bisa rusak dong,"
tegasnya. 

Menurutnya, dari dulu BUMN memang kerapkali menjadi sapi perah
politik. "Kalau memang mau jadi tim sukses berhentilah jadi komisaris.
Saya hanya mau klarifikasi secara langsung dan mengusulkan dalam
kesimpulan bahwa Pertamina tetap profesional dan apolitis," tandasnya.

Sebab, tambahnya, kalau diijinkan mendukung capres semua karyawan
dibebaskan juga. "Jadi saya hanya konfirmasi sebagai anggota DPR dalam
fungsi pengawasan ke Pertamina," tukasnya. [cms]
                    
    

--- On Tue, 6/9/09, brainfuchs  wrote:

From: brainfuchs 
Subject: Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Tuesday, June 9, 2009, 10:43 PM




















Sepertinya iya. Siapa capresnya?

http://www.detikfinance.com/read/2009/06/10/115305/1145366/4/karen-dikabarkan-mundur-dari-dirut-pertamina



Jakarta - Karen Agustiawan dikabark

Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?

2009-06-10 Terurut Topik indriyanta s.
http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/06/10/114235/alvin-lie-hanya-ingin-klarifikasi-ke-karen/



Ekonomi








10/06/2009 - 13:54

Alvin Lie Hanya Ingin Klarifikasi ke Karen

Akhirul Anwar




Alvin Lie
(inilah.com /Raya Abdullah)

 INILAH.COM,
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Alvin Lie mengaku hanya ingin
mendapatkan klarifikasi dari Karen Agustiawan apakah memang benar
mendapat tekanan dari Capres SBY dengan keterlibatan Sutanto di sana. 

"Saya dengar rumor yang kurang sedap. Saya hanya klarifikasi ke
Karen. Saya dengar sebelumnya ada kabar dari teman-teman dan kabar itu
bahwa Karena akan mundur karena ada tekanan politik. Salah satunya dari
koran nasional, ada yang menyebutkan itu," ujarnya disela-sela RDP
dengan Pertamina, Rabu (10/6).

Apalagi, lanjutnya, Komut Pertamina (Sutanto) jelas-jelas mendukung
capres SBY. "Nah saya khawatir Pertamina dimanfaatkan untuk kampanye.
Kalau Pertamina akan digunakan untuk itu BUMN lain bisa rusak dong,"
tegasnya. 

Menurutnya, dari dulu BUMN memang kerapkali menjadi sapi perah
politik. "Kalau memang mau jadi tim sukses berhentilah jadi komisaris.
Saya hanya mau klarifikasi secara langsung dan mengusulkan dalam
kesimpulan bahwa Pertamina tetap profesional dan apolitis," tandasnya.

Sebab, tambahnya, kalau diijinkan mendukung capres semua karyawan
dibebaskan juga. "Jadi saya hanya konfirmasi sebagai anggota DPR dalam
fungsi pengawasan ke Pertamina," tukasnya. [cms]



--- On Tue, 6/9/09, brainfuchs  wrote:

From: brainfuchs 
Subject: Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Tuesday, June 9, 2009, 10:43 PM





















Sepertinya iya. Siapa capresnya?

http://www.detikfinance.com/read/2009/06/10/115305/1145366/4/karen-dikabarkan-mundur-dari-dirut-pertamina



Jakarta - Karen Agustiawan dikabarkan sudah mengajukan
surat pengunduran diri dari posisi Dirut Pertamina. Berdasarkan kabar
yang beredar, Karen mengundurkan diri karena tidak sanggup atas tekanan
dari seorang capres yang meminta sumbangan dana kampanye.
 

Kabar ini diungkapkan anggota Komisi VII dari FPAN Alvin Lie dalam
rapat dengan Pertamina di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6/2009).
 

"Katanya Ibu Dirut sudah mengajukan surat pengunduran diri karena tidak
kuat dengan adanya tekanan-tekanan dari salah satu capres untuk
menyumbang dana kampanye," katanya.
 
 Menurut Alvin Lie, sikap Karen ini patut diberi tepuk tangan. Karen mencoba 
menjaga Pertamina agar bersih dari tekanan politik.
 
 "Kalau memang benar Ibu mengundurkan diri karena tidak tahan ditekan capres, 
maka saya salut," katanya.


 

Alvin menambahkan, Pertamina dan BUMN lainnya memang seharusnya bebas
dari tekanan pihak manapun, apalagi untuk menyumbang capres tertentu.
 

"Bukan saja harus ditolak, tapi juga dilawan. Jangan mengundurkan tapi
lawan itu kami akan dukung," kata Alvin Lie disambut tepuk tangan
peserta rapat lainnya.
 
 Karen yang hadir di rapat tersebut pun hanya tersenyum dan tidak memberikan 
komentar apapun.(lih/qom)




2009/6/8  
























  
  


JAKARTA - Perpanjangan masa penawaran 37,15 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA) 
hingga 5 Juni 2009 menimbulkan tanda tanya. Beredar kabar hal tersebut 
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi Pertamina, sebagai salah satu 
bidder, untuk mengajukan harga baru yang lebih tinggi dari penawar lainnya.



Sumber di jajaran PT Pertamina menyebutkan, ada campur tangan tingkat tinggi 
yang memanfaatkan momentum ini untuk menebalkan kocek dalam rangka mendanai 
biaya kampanye salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. Campur tangan 
itu menginginkan Elnusa dibeli dengan harga sangat tinggi. Benarkah?



Disebutkan sumber itu, jika benar Pertamina menambah harga penawarannya 
--disebut-sebut akan menjadi Rp451-455 dari sebelumnya Rp290--, maka selisih 
dari range harga tersebut akan ditransfer ke rekening kampanye salah s

Re: [ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?

2009-06-09 Terurut Topik brainfuchs
Sepertinya iya. Siapa capresnya?

http://www.detikfinance.com/read/2009/06/10/115305/1145366/4/karen-dikabarkan-mundur-dari-dirut-pertamina

*Jakarta* - Karen Agustiawan dikabarkan sudah mengajukan surat pengunduran
diri dari posisi Dirut Pertamina. Berdasarkan kabar yang beredar, Karen
mengundurkan diri karena tidak sanggup atas tekanan dari seorang capres yang
meminta sumbangan dana kampanye.

Kabar ini diungkapkan anggota Komisi VII dari FPAN Alvin Lie dalam rapat
dengan Pertamina di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6/2009).

"Katanya Ibu Dirut sudah mengajukan surat pengunduran diri karena tidak kuat
dengan adanya tekanan-tekanan dari salah satu capres untuk menyumbang dana
kampanye," katanya.

Menurut Alvin Lie, sikap Karen ini patut diberi tepuk tangan. Karen mencoba
menjaga Pertamina agar bersih dari tekanan politik.

"Kalau memang benar Ibu mengundurkan diri karena tidak tahan ditekan capres,
maka saya salut," katanya.

Alvin menambahkan, Pertamina dan BUMN lainnya memang seharusnya bebas dari
tekanan pihak manapun, apalagi untuk menyumbang capres tertentu.

"Bukan saja harus ditolak, tapi juga dilawan. Jangan mengundurkan tapi lawan
itu kami akan dukung," kata Alvin Lie disambut tepuk tangan peserta rapat
lainnya.

Karen yang hadir di rapat tersebut pun hanya tersenyum dan tidak memberikan
komentar apapun.*(lih/qom)



*
2009/6/8 

>
>
>
> JAKARTA - Perpanjangan masa penawaran 37,15 persen saham PT Elnusa Tbk
> (ELSA) hingga 5 Juni 2009 menimbulkan tanda tanya. Beredar kabar hal
> tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi Pertamina, sebagai
> salah satu bidder, untuk mengajukan harga baru yang lebih tinggi dari
> penawar lainnya.
>
> Sumber di jajaran PT Pertamina menyebutkan, ada campur tangan tingkat
> tinggi yang memanfaatkan momentum ini untuk menebalkan kocek dalam rangka
> mendanai biaya kampanye salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden.
> Campur tangan itu menginginkan Elnusa dibeli dengan harga sangat tinggi.
> Benarkah?
>
> Disebutkan sumber itu, jika benar Pertamina menambah harga penawarannya
> --disebut-sebut akan menjadi Rp451-455 dari sebelumnya Rp290--, maka selisih
> dari range harga tersebut akan ditransfer ke rekening kampanye salah satu
> pasangan capres.
>
> "Campur tangan tingkat tinggi itu sudah meminta Pertamina untuk menaikkan
> harga penawarannya," kata sumber tersebut kepada okezone, Jumat (5/6/2009).
>
> Mandiri Sekuritas dan Danareksa sebelumnya telah merilis nilai saham wajar
> ELSA di kisaran Rp293-Rp300 per saham. Hari ini, harga ELSA di bursa memang
> berada di kisaran Rp390-400 per lembar. Menurut sumber okezone, itu
> merupakan bagian dari konspirasi untuk terus mengerek harga hingga level
> Rp410-Rp420, jauh lebih tinggi dari valuasi Mandiri Sekuritas.
>
> Menurut sumber itu, sebenarnya Tridaya pada awalnya sudah akan melepas ELSA
> seharga Rp300-an per saham. Namun, kelompok tingkat tinggi tersebut meminta
> Tridaya memundurkan batas akhir masa penawaran menjadi 5 Juni, dan menjamin
> saham Elnusa akan dibeli Pertamina pada harga Rp451-455 per saham.
>
> "Selisih duit yang luar biasa besar itu nantinya menjadi ajang bancakan
> pihak-pihak tertentu dan juga akan mengalir tim kampanye salah satu pasangan
> presiden," tambah sumber itu.
>
> Memang wajar jika pemilik lama melepas sahamnya ke investor strategis
> dengan harga premium. Namun dalam kasus akusisi ELSA ini, mundurnya batas
> akhir dari 2 Juni menjadi 5 Juni sangat janggal.
>
> Selain itu harga premium penjualan saham selama ini rata-rata hanya naik di
> kisaran 20-30 persen dari harga pasar. "Artinya, kalau Pertamina menawar di
> harga Rp451 per saham, berarti harga premium ELSA hampir 100 persen. Inilah
> yang janggal," tegas dia.
>
> Saat dikonfirmasi mengenai rumor adanya tekanan terhadap direksi Pertamina,
> VP Communication Pertamina Basuki Trikora yang dihubungi sore kemarin
> mengatakan tidak ada desakan dari pihak manapun. Termasuk tidak ada tekanan
> untuk memperpanjang batas akhir penawaran dari Tridaya menjadi 5 Juni.
>
> "Nggak ada tekanan. Penundaan hanya karena proses saja. Waktunya dari
> tanggal 2 ke tanggal 5," pungkas Basuki.
>
> Menurut informasi yang diperoleh, pada saat Pertamina masih dipimpin Ari
> Soemarno, sedianya seluruh saham perusahaan minyak nasional itu akan
> melepaskan seluruh kepemilikan di perusahaan-perusahaan non-inti, termasuk
> Elnusa. Sebab persoalan yang muncul selama ini, setiap pemerintah menggelar
> lelang blok migas, Elnusa selalu kalah. Tentu saja hal itu adalah
> kemubaziran.
>
> Ari Soemarno yang dihubungi okezone menolak berkomentar mengenai adanya
> rencana (blue print) untuk mendivestasi seluruh saham Elnusa di masa dia
> menjabat. Dia juga enggan berkomentar mengenai rencana Pertamina membeli
> 37,15 persen saham Elnusa yang dimiliki Tridaya.
>
> "Sudahlah, blue print itu urusan direksi yang sekarang. Periode lama nggak
> ada urusan. Saya nggak mau komentar," kilah Ari.
>
> Mengenai itu, Basuki menegaskan Elnusa adalah perusahaan yang 

[ob] ELSA: Ada Capres di Balik Akuisisi?

2009-06-07 Terurut Topik datasahamku

JAKARTA - Perpanjangan masa penawaran 37,15 persen saham PT Elnusa Tbk (ELSA) 
hingga 5 Juni 2009 menimbulkan tanda tanya. Beredar kabar hal tersebut 
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi Pertamina, sebagai salah satu 
bidder, untuk mengajukan harga baru yang lebih tinggi dari penawar lainnya.

Sumber di jajaran PT Pertamina menyebutkan, ada campur tangan tingkat tinggi 
yang memanfaatkan momentum ini untuk menebalkan kocek dalam rangka mendanai 
biaya kampanye salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. Campur tangan 
itu menginginkan Elnusa dibeli dengan harga sangat tinggi. Benarkah?

Disebutkan sumber itu, jika benar Pertamina menambah harga penawarannya 
--disebut-sebut akan menjadi Rp451-455 dari sebelumnya Rp290--, maka selisih 
dari range harga tersebut akan ditransfer ke rekening kampanye salah satu
 pasangan capres.

"Campur tangan tingkat tinggi itu sudah meminta Pertamina untuk menaikkan harga 
penawarannya," kata sumber tersebut kepada okezone, Jumat (5/6/2009).

Mandiri Sekuritas dan Danareksa sebelumnya telah merilis nilai saham wajar ELSA 
di kisaran Rp293-Rp300 per saham. Hari ini, harga ELSA di bursa memang berada 
di kisaran Rp390-400 per lembar. Menurut sumber okezone, itu merupakan bagian 
dari konspirasi untuk terus mengerek harga hingga level Rp410-Rp420, jauh lebih 
tinggi dari valuasi Mandiri Sekuritas.

Menurut sumber itu, sebenarnya Tridaya pada awalnya sudah akan melepas ELSA 
seharga Rp300-an per saham. Namun, kelompok tingkat tinggi tersebut meminta 
Tridaya memundurkan batas akhir masa penawaran menjadi 5 Juni, dan menjamin 
saham Elnusa akan dibeli Pertamina pada harga Rp451-455 per saham.

"Selisih duit yang luar biasa besar itu nantinya menjadi ajang bancakan 
pihak-pihak tertentu dan juga akan mengalir tim
 kampanye salah satu pasangan presiden," tambah sumber itu.

Memang wajar jika pemilik lama melepas sahamnya ke investor strategis dengan 
harga premium. Namun dalam kasus akusisi ELSA ini, mundurnya batas akhir dari 2 
Juni menjadi 5 Juni sangat janggal.

Selain itu harga premium penjualan saham selama ini rata-rata hanya naik di 
kisaran 20-30 persen dari harga pasar. "Artinya, kalau Pertamina menawar di 
harga Rp451 per saham, berarti harga premium ELSA hampir 100 persen. Inilah 
yang janggal," tegas dia.

Saat dikonfirmasi mengenai rumor adanya tekanan terhadap direksi Pertamina, VP 
Communication Pertamina Basuki Trikora yang dihubungi sore kemarin mengatakan 
tidak ada desakan dari pihak manapun. Termasuk tidak ada tekanan untuk 
memperpanjang batas akhir penawaran dari Tridaya menjadi 5 Juni.

"Nggak ada tekanan. Penundaan hanya karena proses saja. Waktunya dari tanggal 2 
ke tanggal 5," pungkas Basuki.

Menurut informasi yang
 diperoleh, pada saat Pertamina masih dipimpin Ari Soemarno, sedianya seluruh 
saham perusahaan minyak nasional itu akan melepaskan seluruh kepemilikan di 
perusahaan-perusahaan non-inti, termasuk Elnusa. Sebab persoalan yang muncul 
selama ini, setiap pemerintah menggelar lelang blok migas, Elnusa selalu kalah. 
Tentu saja hal itu adalah kemubaziran.

Ari Soemarno yang dihubungi okezone menolak berkomentar mengenai adanya rencana 
(blue print) untuk mendivestasi seluruh saham Elnusa di masa dia menjabat. Dia 
juga enggan berkomentar mengenai rencana Pertamina membeli 37,15 persen saham 
Elnusa yang dimiliki Tridaya.

"Sudahlah, blue print itu urusan direksi yang sekarang. Periode lama nggak ada 
urusan. Saya nggak mau komentar," kilah Ari.

Mengenai itu, Basuki menegaskan Elnusa adalah perusahaan yang sangat sehat. 
Pertamina malah memberinya kesempatan untuk menjadi perusahaan terbuka karena 
memang berkinerja baik.

Siang tadi Menteri
 Negara BUMN Sofyan Djalil menyerahkan rencana pembelian saham ELSA kepada 
jajaran direksi dan komisaris Pertamina.

"Semua tergantung dari direksi dan komisaris, kalau harganya kemahalan kita 
tidak akan masuk," ungkap Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, usai salat Jumat 
di Gedung Kemenneg BUMN, Jakarta.

Dalam pandangan Sofyan, harga yang pantas adalah harga yang sebenarnya, bukan 
dilihat potensi keuntungan 10 tahun yang akan datang. "Di harga yang sekarang 
itu nggak boleh," tegasnya.