http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/22/08273643/Investor.Heran.Indonesia.Masih.Fokus.Politik.Saja

Selasa, 22 Desember 2009 | 08:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia perlu mewaspadai perkembangan ekonomi
pada triwulan I tahun 2010 berkenaan dengan kondisi politik yang terus
memanas, terutama terkait kasus Bank Century. Kondisi ini bisa
mendorong investor asing setiap saat bisa menarik dananya ke negara
yang lebih menjanjikan.

Investor asing saat ini sudah meraup keuntungan yang lumayan tinggi.
Apabila pergolakan politik terus berlanjut, mereka bisa memindahkan
dananya ke negara yang jauh lebih menjanjikan, negara yang lebih
serius memperbaiki perekonomiannya.

”Investor heran mengapa Indonesia masih saja fokus pada masalah
politik. Padahal, pemilihan umum sudah berlalu. Indonesia seharusnya
mulai serius pada penanganan ekonomi karena negara lain sudah pulih
jauh lebih cepat,” ungkap Direktur PT Mandiri Sekuritas sekaligus
Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara, di Jakarta, Senin
(21/12), pada seminar ”Indonesia Economic Outlook 2010” yang digelar
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Menurut Mirza, berlarut-larutnya masalah politik Bank Century mulai
mengganggu perencanaan anggaran belanja modal korporasi di Indonesia.
Padahal, dari sisi kebijakan, penyelamatan Bank Century tidak bisa
dipersalahkan sebab kondisi yang mendorong kebijakan itu sangat
berbeda dengan saat ini.

Pada triwulan IV-2008, nilai tukar rupiah ada di level Rp 12.000-Rp
13.000 per dollar AS hingga triwulan I-2009. Biaya penerbitan obligasi
rupiah yang ditunjukkan dengan tingkat imbal hasilnya melonjak dari
9,7 persen ke 20 persen. Begitu juga imbal hasil obligasi valuta asing
mencapai 16 persen, jauh di atas normal, yakni 7-7,5 persen.

”Sepanjang untuk mencari ’penumpang gelap’ dalam penyelamatan Century
silakan dicari. Namun, kebijakannya (penyelamatan Century) sudah
benar. Ini berlaku untuk siapa pun menteri keuangannya karena saya
bukan ekonom politisi,” ujar Mirza.

Mirza mengatakan, aksi investor asing perlu diwaspadai karena dana
asing dalam Surat Utang Negara sudah Rp 150 triliun atau setara 15
miliar dollar AS. Tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia sudah Rp 48
triliun atau 4,8 miliar dollar AS. Penarikan oleh investor bisa
berdampak luar biasa.

Pada seminar yang sama, Ketua Fokus Group Koordinasi Fiskal dan
Moneter Pengurus Pusat ISEI Sri Adiningsih mengatakan, pergulatan
politik di dalam negeri menyebabkan Indonesia tidak mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi secara luar biasa. Padahal, Indonesia bersama
China dan India adalah tiga negara yang masih mencatatkan pertumbuhan
positif. (OIN)




Editor: Edj

Sumber : Kompas Cetak


------------------------------------

+ +
+ + + + +
Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus 
kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
+ + + + +
+ +Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    obrolan-bandar-dig...@yahoogroups.com 
    obrolan-bandar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    obrolan-bandar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke