Re: [obrolan-bandar] Analisa DE: In God We Trust, In Commodity We Profit

2008-01-05 Terurut Topik Rei
Pak DE, as always EXCELLENT! Teruskan ya analisa2nya, BANYAK yg senang lho.

Dean Earwicker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  God holds our fortune in His 
hand, it depends on us whether we want to reach and take it, or not. Rejeki, 
jodoh dan umur ada di tangan Tuhan, makanya jangan diam saja. Kejar dan sambut 
dari tangan-Nya.

Kalau kata Aa Gym, berdoa dan ihtiar. Selama kita berbuat baik dengan sesama, 
saling membantu dengan ikhlas, pasti nanti ada balasannya dari Yang Maha Adil. 
Ya ibaratnya kalau mau dapat istri yang cantik, minimal anda harus rajin mandi, 
sikat gigi dan gaul (gak nyambung ya..hehe). Ibaratnya kalau mau sehat, ya 
jangan merokok dan rajin olah raga. It's all about Risk & Reward. Tidak perlu 
ambil gelar CFA untuk belajar risk & reward. Pelajari saja dari kehidupan 
sehari-hari. 

Ok, now back to business..

Saya lihat, walaupun hari ini bursa hijau, tapi sepertinya tidak banyak yang 
happy ya? Sekilas terlihat masih ada FEAR yang mengganjal di lubuk hati? 
Apalagi dow dan nikkei juga semakin bau saja (tapi saya pribadi lebih senang 
benchmark ihsg ke ^bsesn dan ^bvsp) 

Jadi Februari ada kekhawatiran akan crash? Mungkin karena banyak lapkeu tahunan 
keluar di bulan tsb, dan hasilnya (dikhawatirkan) kurang baik. Tapi masa iya 
sih jelek semua? Atau akan ada aksi Sell on News ? Secara historis awal tahun 
memang begitu.

Dilihat dari pergerakan indeks hari ini murni ditopang oleh sektor Agri (+5%!)  
dan mining (+3%), plus property (+2%). Yang menarik adalah sektor property, 
karena ini termasuk sektor yang macet setelah Agustus lalu, akibat krisis di 
US. Sentimen positif datang dari pemerintah yang ingin memotong pajak (? 
beritanya saya lupa, silakan cek di koran) 

Agri dan mining ditopang karena kenaikan harga komoditi (note: harga <> value). 
Disini kejelian kita bisa dilatih. IHSG sudah berkali-kali dihantam badai, tapi 
bangkit kembali, tentunya kita bisa menganalisa (dari data historis) saham yang 
memiliki sensitifitas ( BETA) yang beragam. Hati-hati, karena harga komoditas 
di patok dalam USD, dan USD melemah terus, jadi secara VALUE mungkin tidak naik.

Jika ada crash, kita mesti tahu saham mana yang mesti dipungut, dengan cara 
mengetahui dari penyebab crash tersebut.

Saham tambang/agri sangat sensitif dengan harga komoditi. Saham bank, property 
sensitif dengan kurs dan rate. Saham energy sensitif dengan minyak. Saham telco 
sensitif dengan regulasi. Dsb.. jadi selalu perhatikan faktor-faktor eksternal. 

Jadi -misalnya- terjadi Systemic Crash (semua saham turun tanpa melihat 
fundamental emiten), maka ada beberapa saham yang cepat rebound, ada yang stay 
di bottom/sideways.

Contohnya pada kasus Agustus lalu, semua saham turun tanpa pandang bulu. 
Setelah itu market realize bahwa tidak semua saham terpengaruh oleh subprime 
crisis, maka mining dan agri langsung rebound, sementara bank dan property 
-walaupun rebound- tapi tidak sedahsyat mining+agri. Kenapa? Karena bank dan 
property sensitif thd perubahan suku bunga dan kurs.

Case by case, lama-lama kita terbiasa untuk mengendalikan fear dan greed bila 
kita dapat mengenal sifat-sifat dari saham/sektor dari saham yang kita punya, 
dan pada akhirnya semua kembali ke Fundamental.

Oh btw, saya attach BIG PICTURE dari IHSG dua tahun terakhir. Kalau tembus 
<2600 maka ada kans ke 2300 (!), jika melihat data historis. Mengingat banyak 
sekali serigala yang ingin barang murah, hal ini bisa saja dibuat terjadi. Kita 
tidak bisa mendukung atau menolak keinginan mereka, jadi go with the flow saja 
. Believe me, yang berharap IHSG crash itu banyak. Siapa yang gak mau masuk ke 
2nd best performing market in the world (by country) dengan regulasi yang 
relatif longgar. 

Makanya saya agak kaget Jumat ternyata market justru melawan arus? Sentimen 
harga komoditi yang meroket sepertinya masih mewarnai bursa Jumat kemarin. 
Apakah dapat bertahan next week? next month? Kedua sektor ini sangat rawan 
profit taking.

Harap hati-hati apabila harga minyak turun ke level <$90, sangat mungkin harga 
komoditas seperti CPO dan Coal akan turun juga. US is a big energy eater, and 
it's slowing down. 

Demikian ulasan saya, mohon dikoreksi jika ada yang kurang dan semoga bisa 
membantu rekan-rekan yang sedang gundah gulana. Have fun, and have a nice 
weekend.

Regards,
DE

Note:

Ada yang tanya apakah DE pernah nyangkut/cut loss? Jawabannya: ya pernah lah :) 
Sekarang nih DEWA lagi nyangkut. Juga pernah cutloss di TMPI, LCGP dan TLKM 
(porto trading). Rata-rata akibat salah timing (TA), kecuali TMPI yang 
jelas-jelas penjahat :). 

Apakah DE pernah cuan? Ya pernah sekali-sekali kalau lagi hokie.

 Well, you win some, you lose some. That's the game.








 

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

Re: [obrolan-bandar] Analisa DE: In God We Trust, In Commodity We Profit

2008-01-05 Terurut Topik Eddy S. Purnomo

Pak DE,

Bravo Pak. 

Saya pengen comment FAQ (Frequently Ask Question) dalam dunia trading, "APAKAH 
BAPAK/IBU PERNAH NYANGKUT, CUTLOSS, RUGI?". 

Jawabnya: Ada dua type trader yang tidak pernah nyangkut atau rugi :

1.Trader yang tidak pernah trading sama sekali, not 
even once.

2.Berarti Trader tersebut adalah PEMBOHONG BESAR. 

Jadi kalau ketemu 2 (dua) type trader yang model begini (yang ngakunya tidak 
pernah nyangkut, rugi, cutloss), biasanya lalu dia akan sangat ingin memberikan 
tips, pencerahan, rekomendasi, komentar dll.

   Well... Jangan pernah percaya dengan segala 
tips, pencerahan, rekomendasi, komentar dll yang dia berikan. Kan sekarang kita 
sudah tau dia bahwa dia itu either  "Never Trade-Trader" or "Pembohong Besar". 
Kalau kita masih mau percaya or taking his/her words into consideration, that 
should strongly means that "we are in a wrong business" atau bisa berarti kita 
adalah DAMNED IDIOT. 

Get my point!!

Salam.



  - Original Message - 
  From: Dean Earwicker 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 05, 2008 3:42 PM
  Subject: [obrolan-bandar] Analisa DE: In God We Trust, In Commodity We Profit


  God holds our fortune in His hand, it depends on us whether we want to reach 
and take it, or not. Rejeki, jodoh dan umur ada di tangan Tuhan, makanya jangan 
diam saja. Kejar dan sambut dari tangan-Nya.

  Kalau kata Aa Gym, berdoa dan ihtiar. Selama kita berbuat baik dengan sesama, 
saling membantu dengan ikhlas, pasti nanti ada balasannya dari Yang Maha Adil. 
Ya ibaratnya kalau mau dapat istri yang cantik, minimal anda harus rajin mandi, 
sikat gigi dan gaul (gak nyambung ya..hehe). Ibaratnya kalau mau sehat, ya 
jangan merokok dan rajin olah raga. It's all about Risk & Reward. Tidak perlu 
ambil gelar CFA untuk belajar risk & reward. Pelajari saja dari kehidupan 
sehari-hari. 

  Ok, now back to business..

  Saya lihat, walaupun hari ini bursa hijau, tapi sepertinya tidak banyak yang 
happy ya? Sekilas terlihat masih ada FEAR yang mengganjal di lubuk hati? 
Apalagi dow dan nikkei juga semakin bau saja (tapi saya pribadi lebih senang 
benchmark ihsg ke ^bsesn dan ^bvsp) 

  Jadi Februari ada kekhawatiran akan crash? Mungkin karena banyak lapkeu 
tahunan keluar di bulan tsb, dan hasilnya (dikhawatirkan) kurang baik. Tapi 
masa iya sih jelek semua? Atau akan ada aksi Sell on News ? Secara historis 
awal tahun memang begitu.

  Dilihat dari pergerakan indeks hari ini murni ditopang oleh sektor Agri 
(+5%!)  dan mining (+3%), plus property (+2%). Yang menarik adalah sektor 
property, karena ini termasuk sektor yang macet setelah Agustus lalu, akibat 
krisis di US. Sentimen positif datang dari pemerintah yang ingin memotong pajak 
(? beritanya saya lupa, silakan cek di koran) 

  Agri dan mining ditopang karena kenaikan harga komoditi (note: harga <> 
value). Disini kejelian kita bisa dilatih. IHSG sudah berkali-kali dihantam 
badai, tapi bangkit kembali, tentunya kita bisa menganalisa (dari data 
historis) saham yang memiliki sensitifitas ( BETA) yang beragam. Hati-hati, 
karena harga komoditas di patok dalam USD, dan USD melemah terus, jadi secara 
VALUE mungkin tidak naik.

  Jika ada crash, kita mesti tahu saham mana yang mesti dipungut, dengan cara 
mengetahui dari penyebab crash tersebut.

  Saham tambang/agri sangat sensitif dengan harga komoditi. Saham bank, 
property sensitif dengan kurs dan rate. Saham energy sensitif dengan minyak. 
Saham telco sensitif dengan regulasi. Dsb.. jadi selalu perhatikan 
faktor-faktor eksternal. 

  Jadi -misalnya- terjadi Systemic Crash (semua saham turun tanpa melihat 
fundamental emiten), maka ada beberapa saham yang cepat rebound, ada yang stay 
di bottom/sideways.

  Contohnya pada kasus Agustus lalu, semua saham turun tanpa pandang bulu. 
Setelah itu market realize bahwa tidak semua saham terpengaruh oleh subprime 
crisis, maka mining dan agri langsung rebound, sementara bank dan property 
-walaupun rebound- tapi tidak sedahsyat mining+agri. Kenapa? Karena bank dan 
property sensitif thd perubahan suku bunga dan kurs.

  Case by case, lama-lama kita terbiasa untuk mengendalikan fear dan greed bila 
kita dapat mengenal sifat-sifat dari saham/sektor dari saham yang kita punya, 
dan pada akhirnya semua kembali ke Fundamental.

  Oh btw, saya attach BIG PICTURE dari IHSG dua tahun terakhir. Kalau tembus 
<2600 maka ada kans ke 2300 (!), jika melihat data historis. Mengingat banyak 
sekali serigala yang ingin barang murah, hal ini bisa saja dibuat terjadi. Kita 
tidak bisa mendukung atau menolak keinginan mereka, jadi go with the flow saja 
. Believe me, yang berharap IHSG crash itu banyak. Siapa yang gak mau masuk ke 
2nd best performing market in the world (by country) dengan regulasi yang 
relatif longgar. 

  Makanya saya agak kaget Jumat ternyata mar