Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Sebenarnya ada satu hal yg blm dibahas ditulisan anda, penyangkalan keadaan. Sebagai contoh ada kenalan saya yg usahanya sudah mau ditutup karena penurunan omzet yg luar biasa (dialami oleh rata2 pemilik usaha didaerah ia buka usaha). Tapi bagi dia yg namanya beli bb jalan terus karena dilingkungan pergaulannya pada memakai bb. Ini hanya sebuah contoh dari apa yg saya lihat disekitar saya. Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah sampai kapan penyangkalan keadaan/gaya hidup yg begini dapat bertahan? Sampai berapa lama gaya gali lubang utk tutup lubang dapat berlangsung dan apa yg akan terjadi kalau bubble ini meletus? Saya yakin efeknya akan sangat terasa kalau pergerakan ekonomi sektor riil tidak dapat berbalik arah dalam waktu kurang dari setahun ini. Btw saya tidak masuk dalam satupun dari 15 fakta tsb, mau ganti laptop yg sudah uzur saja masih dipikir2 lagi padahal laptopnya dipakai utk trading. On 3/17/09, Yudizz y_d...@mail2web.com wrote: Hello Pak DW. Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi untuk nulis buku berikutnya ya? Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 17th March 2009 Time: 10:58:54 am Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama Salam DW From: Iman widgetena...@gmail.com To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Setuju pak. Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda). Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak beda sama negara miskin di Asia/Afrika. Iman 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + +Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device
Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Hmm, ada qoutes bagus hari ini : DENIAL (Penyangkalan) Buat apa laptop mahal2 cuma dipake buka Facebook doang. Laptop saya jelek2 gini masih bisa buat cari makan. Teman saya malah cuma modal PC Pentium 4 yang bulukan sudah bisa jadi hacker. Seorang pendekar tidak akan disegani hanya karena pedangnya bagus, tapi karena SKILL BERPEDANGnya. Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Vernichtung gambler@gmail.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 17th March 2009 Time: 4:57:01 pm Sebenarnya ada satu hal yg blm dibahas ditulisan anda, penyangkalan keadaan. Sebagai contoh ada kenalan saya yg usahanya sudah mau ditutup karena penurunan omzet yg luar biasa (dialami oleh rata2 pemilik usaha didaerah ia buka usaha). Tapi bagi dia yg namanya beli bb jalan terus karena dilingkungan pergaulannya pada memakai bb. Ini hanya sebuah contoh dari apa yg saya lihat disekitar saya. Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah sampai kapan penyangkalan keadaan/gaya hidup yg begini dapat bertahan? Sampai berapa lama gaya gali lubang utk tutup lubang dapat berlangsung dan apa yg akan terjadi kalau bubble ini meletus? Saya yakin efeknya akan sangat terasa kalau pergerakan ekonomi sektor riil tidak dapat berbalik arah dalam waktu kurang dari setahun ini. Btw saya tidak masuk dalam satupun dari 15 fakta tsb, mau ganti laptop yg sudah uzur saja masih dipikir2 lagi padahal laptopnya dipakai utk trading. On 3/17/09, Yudizz y_d...@mail2web.com wrote: Hello Pak DW. Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi untuk nulis buku berikutnya ya? Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 17th March 2009 Time: 10:58:54 am Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama Salam DW From: Iman widgetena...@gmail.com To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Setuju pak. Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda). Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak beda sama negara miskin di Asia/Afrika. Iman 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + +Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device
[obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x dari tahun 2007
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Saya kurang ngerti maksud dari posting ini apa, mungkin saya salah, tapi yg saya tangkap, fakta2 mencoba untuk menyangkal bahwa Indonesia dalam krisis. Atau mungkin pelaku2 tsb disebut ignorant? I just don't get it! Pak, itu semua yg anda tulis ditotal hasilnya berapa percent dari GDP kita? Itu orang semua dijumlah, represent how many percent from our population? Dari 15 so called fakta krisis yg anda tulis, berapa banyak yang anda sendiri beli? Apakah anda membeli BB atau mungkin beli apartemen utk investasi atau mungkin punya Internet connection via First Media (135rb / bln unlimited) atau anda punya LCD TV di rumah atau anda ikut nonton JAva Jazz atau mungkin juga beli ORI 004 untuk diversifikasi atau bahkan beli emas batangan karena harganya naik terus? Apakah itu menurut anda telah membuat anda one of the have di indonesia yg konsumtif? I think everybody have their own needs. -Original Message- From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of Hanif Mantiq Sent: Monday, March 16, 2009 11:02 PM To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x dari tahun 2007
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG-AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..!!! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_man...@yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x dari tahun 2007
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan di sana... Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake ngantri pula, padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara ekonomi dibanding barat dan tengah. Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen antri..yg penting barang tersedia aja. Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai atas..masih kok orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli masih ok sampe sekarang. Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA kredit bank..mereka bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu berat karena incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat approval kredit banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan mereka tetap lancar dibayar rutin hingga saat ini. Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai bayarnya agak seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih tinggi. Rata2 cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya bank masih confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon hingga 500 juta kepada perorangan. Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini. Dario Amran --- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis: Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
ini sama aja dengan orang yang bisa beli mobil rollsroyce Phantom EWB RWD 4-Dr Sedan V12 atau lamborghini Murcielago LP640 4WD 2-Dr Roadster V12 tapi cuma nampang di garasi doang, takut keserempet bajaj, ha ha ha.. jadi mending naek bajaj aja, gak takut keserempet rollroyce.. cuma gak bisa lewat sudirman...hehehe... canda.com --- Pada Sen, 16/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis: Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 16 Maret, 2009, 5:34 PM Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x dari tahun 2007 Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kalau mau ke Sudirman bisa naik 'oranye' yg gedean (metromini) Pak, dijamin pada minggir semua kalo butuh lewat kenceng beneran.com --- On Tue, 3/17/09, artomoro9 artomo...@yahoo.co.id wrote: From: artomoro9 artomo...@yahoo.co.id Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Tuesday, March 17, 2009, 12:59 AM ini sama aja dengan orang yang bisa beli mobil rollsroyce Phantom EWB RWD 4-Dr Sedan V12 atau lamborghini Murcielago LP640 4WD 2-Dr Roadster V12 tapi cuma nampang di garasi doang, takut keserempet bajaj, ha ha ha.. jadi mending naek bajaj aja, gak takut keserempet rollroyce.. cuma gak bisa lewat sudirman...hehehe... canda.com --- Pada Sen, 16/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis: Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 16 Maret, 2009, 5:34 PM Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun telah ludes terjual Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14 ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan mencapai Rp5,556 triliun. Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia (AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen property dari Indonesia Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari tahun 2008 yaitu 74T Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk, mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x dari tahun 2007 Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah
RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kalo saya kok lebih setuju sama pernyataannya pak Yudizz ya...Buat saya pemerataan ekonomi itu lebih menunjukkan sebuah kemajuan ekonomi dari suatu negara di banding dengan angka GDP,terutama di Indonesia. Seandainya angka GDP menunjukkan kenaikan bahkan sampai dengan seratus persen sekalipun,tapi kalo yang menikmati cuma segelintir orang apa bisa disebut ekonomi kita sudah maju?Kalo menurut saya sih belum... just My opinion --- On Mon, 3/16/09, dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id wrote: From: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Monday, March 16, 2009, 8:53 PM Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan di sana... Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake ngantri pula, padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara ekonomi dibanding barat dan tengah. Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen antri..yg penting barang tersedia aja. Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai atas..masih kok orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli masih ok sampe sekarang. Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA kredit bank..mereka bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu berat karena incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat approval kredit banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan mereka tetap lancar dibayar rutin hingga saat ini. Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai bayarnya agak seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih tinggi. Rata2 cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya bank masih confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon hingga 500 juta kepada perorangan. Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini. Dario Amran --- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web. com menulis: Dari: Yudizz y_d...@mail2web. com Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual 135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar 2.040 unit tahun 2009 Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008 Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira kira 300 ribuan Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan diminati Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000 unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d 100 juta rupiah Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu, (7/3), ludes. Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009 Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5
Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Setuju pak. Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS). Kalau pensiun juga sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda). Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak beda sama negara miskin di Asia/Afrika. Iman 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web.com Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG-AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..!!! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik
Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
kalo menurut saya, yang makan gaji (kayak saya) gak akan merasakan krisis kenapa? ya kan gajinya sama aja sebelum sesudah krisis harga juga belum naik signifikan yang pusing kan yang usaha sendiri karena berita negatif, kita yg makan gaji jadi ngirit nah, baru kerasa pusing kalo ada gelombang PHK ya ini juga gak pusing kalo 2 bulan udah dpt kerja lagi, hehe - Original Message - From: sabil mubarak To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 17, 2009 8:57 AM Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kalo saya kok lebih setuju sama pernyataannya pak Yudizz ya...Buat saya pemerataan ekonomi itu lebih menunjukkan sebuah kemajuan ekonomi dari suatu negara di banding dengan angka GDP,terutama di Indonesia. Seandainya angka GDP menunjukkan kenaikan bahkan sampai dengan seratus persen sekalipun,tapi kalo yang menikmati cuma segelintir orang apa bisa disebut ekonomi kita sudah maju?Kalo menurut saya sih belum... just My opinion --- On Mon, 3/16/09, dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id wrote: From: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Monday, March 16, 2009, 8:53 PM Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan di sana... Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake ngantri pula, padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara ekonomi dibanding barat dan tengah. Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen antri..yg penting barang tersedia aja. Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai atas..masih kok orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli masih ok sampe sekarang. Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA kredit bank..mereka bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu berat karena incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat approval kredit banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan mereka tetap lancar dibayar rutin hingga saat ini. Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai bayarnya agak seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih tinggi. Rata2 cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya bank masih confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon hingga 500 juta kepada perorangan. Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini. Dario Amran --- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web. com menulis: Dari: Yudizz y_d...@mail2web. com Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 16th March 2009 Time: 11:02:34 pm Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut: Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta. Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari 2009 Fakta Krisis
Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama Salam DW From: Iman widgetena...@gmail.com To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Setuju pak. Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda). Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak beda sama negara miskin di Asia/Afrika. Iman 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik
Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Hello Pak DW. Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi untuk nulis buku berikutnya ya? Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik --- original message --- From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Date: 17th March 2009 Time: 10:58:54 am Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama Salam DW From: Iman widgetena...@gmail.com To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making Setuju pak. Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda). Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak beda sama negara miskin di Asia/Afrika. Iman 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya. Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR. Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti? * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak. * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang. WELCOME TO INDONESIA..! !! Regards, Yudizz Send from My BlackBearish powerred by AXIS, GSM Yang Baik