Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-17 Terurut Topik Vernichtung
Sebenarnya ada satu hal yg blm dibahas ditulisan anda, penyangkalan
keadaan. Sebagai contoh ada kenalan saya yg usahanya sudah mau ditutup
karena penurunan omzet yg luar biasa (dialami oleh rata2 pemilik usaha
didaerah ia buka usaha). Tapi bagi dia yg namanya beli bb jalan terus
karena dilingkungan pergaulannya pada memakai bb. Ini hanya sebuah
contoh dari apa yg saya lihat disekitar saya.

Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah sampai kapan penyangkalan
keadaan/gaya hidup yg begini dapat bertahan? Sampai berapa lama gaya
gali lubang utk tutup lubang dapat berlangsung dan apa yg akan terjadi
kalau bubble ini meletus?

Saya yakin efeknya akan sangat terasa kalau pergerakan ekonomi sektor
riil tidak dapat berbalik arah dalam waktu kurang dari setahun ini.

Btw saya tidak masuk dalam satupun dari 15 fakta tsb, mau ganti laptop
yg sudah uzur saja masih dipikir2 lagi padahal laptopnya dipakai utk
trading.

On 3/17/09, Yudizz y_d...@mail2web.com wrote:
 Hello Pak DW.

 Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi
 untuk nulis buku berikutnya ya?

 Regards,
 Yudizz

 Send from My BlackBearish
 powerred by AXIS, GSM Yang Baik


 --- original message ---
 From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com
 Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
 Date: 17th March 2009
 Time: 10:58:54 am

 Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada
 daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya.
 Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP.

 Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana
 mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati
 kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white
 collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama

 Salam
 DW




 
 From: Iman widgetena...@gmail.com
 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM
 Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making


 Setuju pak.

 Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau
 ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama
 bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua
 dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga
 sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda).

 Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota,
 semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia.
 Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di
 Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak
 beda sama negara miskin di Asia/Afrika.

 Iman



 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com

 Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan
 ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda
 berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah
 gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

 Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN
 itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya
 economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di
 bawah UMR.

 Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata
 kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

 * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake
 telepon  SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

 * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook
 doang.

 WELCOME TO INDONESIA..! !!

 Regards,
 Yudizz

 Send from My BlackBearish
 powerred by AXIS, GSM Yang Baik








 

 + +
 + + + + +
 Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
 kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
 + + + + +
 + +Yahoo! Groups Links





-- 
Sent from my mobile device


Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-17 Terurut Topik Yudizz
Hmm, ada qoutes bagus hari ini : DENIAL (Penyangkalan)

Buat apa laptop mahal2 cuma dipake buka Facebook doang. Laptop saya jelek2 gini 
masih bisa buat cari makan. Teman saya malah cuma modal PC Pentium 4 yang 
bulukan sudah bisa jadi hacker.

Seorang pendekar tidak akan disegani hanya karena pedangnya bagus, tapi karena 
SKILL BERPEDANGnya.

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik


--- original message ---
From: Vernichtung gambler@gmail.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Date: 17th March 2009
Time: 4:57:01 pm

Sebenarnya ada satu hal yg blm dibahas ditulisan anda, penyangkalan
keadaan. Sebagai contoh ada kenalan saya yg usahanya sudah mau ditutup
karena penurunan omzet yg luar biasa (dialami oleh rata2 pemilik usaha
didaerah ia buka usaha). Tapi bagi dia yg namanya beli bb jalan terus
karena dilingkungan pergaulannya pada memakai bb. Ini hanya sebuah
contoh dari apa yg saya lihat disekitar saya.

Yang jadi pertanyaan bagi saya adalah sampai kapan penyangkalan
keadaan/gaya hidup yg begini dapat bertahan? Sampai berapa lama gaya
gali lubang utk tutup lubang dapat berlangsung dan apa yg akan terjadi
kalau bubble ini meletus?

Saya yakin efeknya akan sangat terasa kalau pergerakan ekonomi sektor
riil tidak dapat berbalik arah dalam waktu kurang dari setahun ini.

Btw saya tidak masuk dalam satupun dari 15 fakta tsb, mau ganti laptop
yg sudah uzur saja masih dipikir2 lagi padahal laptopnya dipakai utk
trading.

On 3/17/09, Yudizz y_d...@mail2web.com wrote:
 Hello Pak DW.

 Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi
 untuk nulis buku berikutnya ya?

 Regards,
 Yudizz

 Send from My BlackBearish
 powerred by AXIS, GSM Yang Baik


 --- original message ---
 From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com
 Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
 Date: 17th March 2009
 Time: 10:58:54 am

 Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada
 daerah kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya.
 Untuk mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP.

 Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana
 mengelola hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati
 kemajuan ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white
 collar ga ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama

 Salam
 DW




 
 From: Iman widgetena...@gmail.com
 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM
 Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making


 Setuju pak.

 Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau
 ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama
 bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua
 dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga
 sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda).

 Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota,
 semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia.
 Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di
 Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak
 beda sama negara miskin di Asia/Afrika.

 Iman



 2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com

 Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan
 ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda
 berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah
 gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

 Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN
 itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya
 economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di
 bawah UMR.

 Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata
 kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

 * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake
 telepon  SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

 * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook
 doang.

 WELCOME TO INDONESIA..! !!

 Regards,
 Yudizz

 Send from My BlackBearish
 powerred by AXIS, GSM Yang Baik








 

 + +
 + + + + +
 Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
 kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
 + + + + +
 + +Yahoo! Groups Links





-- 
Sent from my mobile device


[obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Hanif Mantiq

Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:

Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry

Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.
Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari
2009

Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual
135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar
2.040 unit tahun 2009

Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008

Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet
sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira
kira 300 ribuan

Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan
dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan
diminati

Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000
unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d
100 juta rupiah

Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari
sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar

Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta
International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,
(7/3), ludes.

Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009

Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota
untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun
telah ludes terjual

Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14
ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan
mencapai Rp5,556 triliun.

Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia
(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen
property dari Indonesia

Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)
optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari
tahun 2008 yaitu 74T

Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,
mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x
dari tahun 2007


  



RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Andy
Saya kurang ngerti maksud dari posting ini apa, mungkin saya salah, tapi
yg saya tangkap, fakta2 mencoba untuk menyangkal bahwa Indonesia dalam
krisis. Atau mungkin pelaku2 tsb disebut ignorant? I just don't get it!
 
Pak, itu semua yg anda tulis ditotal hasilnya berapa percent dari GDP
kita?
 
Itu orang semua dijumlah, represent how many percent from our
population?
 
Dari 15 so called fakta krisis yg anda tulis, berapa banyak yang anda
sendiri beli?
 
Apakah anda membeli BB atau mungkin beli apartemen utk investasi atau
mungkin punya Internet connection via First Media (135rb / bln
unlimited) atau anda punya LCD TV di rumah atau anda ikut nonton JAva
Jazz atau mungkin juga beli ORI 004 untuk diversifikasi atau bahkan beli
emas batangan karena harganya naik terus?
 
Apakah itu menurut anda telah membuat anda one of the have di indonesia
yg konsumtif?
 
I think everybody have their own needs.
 
 

-Original Message-
From: obrolan-bandar@yahoogroups.com
[mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of Hanif Mantiq
Sent: Monday, March 16, 2009 11:02 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making




Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:

Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini
telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry

Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.
Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari
2009

Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual
135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar
2.040 unit tahun 2009

Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan
apartemen mencapai 8.200 unit selama tahun 2008

Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet
sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira
kira 300 ribuan

Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan
dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan
diminati

Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000
unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d
100 juta rupiah

Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari
sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar

Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta
International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,
(7/3), ludes.

Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun
2009

Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota
untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun
telah ludes terjual

Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14
ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan
mencapai Rp5,556 triliun.

Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia
(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen
property dari Indonesia

Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)
optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari
tahun 2008 yaitu 74T

Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,
mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x
dari tahun 2007







RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Yudizz
Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, 
tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di 
tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir 
Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG-AN itu 
makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya economic 
booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di bawah UMR.

Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.

WELCOME TO INDONESIA..!!!

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik


--- original message ---
From: Hanif Mantiq hanif_man...@yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Date: 16th March 2009
Time: 11:02:34 pm


Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:

Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry

Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.
Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari
2009

Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual
135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar
2.040 unit tahun 2009

Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008

Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet
sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira
kira 300 ribuan

Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan
dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan
diminati

Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000
unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d
100 juta rupiah

Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari
sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar

Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta
International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,
(7/3), ludes.

Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009

Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota
untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun
telah ludes terjual

Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14
ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan
mencapai Rp5,556 triliun.

Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia
(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen
property dari Indonesia

Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)
optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari
tahun 2008 yaitu 74T

Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,
mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x
dari tahun 2007


  



RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik dario kurniawan
Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan di sana...
Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake ngantri pula, 
padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara ekonomi dibanding 
barat dan tengah.
Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen antri..yg penting 
barang tersedia aja.
Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai atas..masih kok 
orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli masih ok sampe 
sekarang.

Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA kredit bank..mereka 
bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu berat karena 
incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat approval kredit 
banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan mereka tetap lancar 
dibayar rutin hingga saat ini.
Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai bayarnya agak 
seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih tinggi. Rata2 
cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya bank masih 
confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon hingga 500 
juta kepada perorangan.
Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini.

Dario Amran

--- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis:

Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com
Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM












Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan 
pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. 
Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan 
di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.



Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.



Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?



* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.



* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.



WELCOME TO INDONESIA..! !!



Regards,

Yudizz



Send from My BlackBearish

powerred by AXIS, GSM Yang Baik



--- original message ---

From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com

Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

Date: 16th March 2009

Time: 11:02:34 pm



Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:



Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry



Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.

Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari

2009



Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual

135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar

2.040 unit tahun 2009



Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008



Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet

sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira

kira 300 ribuan



Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan

dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan

diminati



Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000

unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d

100 juta rupiah



Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari

sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar



Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta

International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,

(7/3), ludes.



Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009



Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota

untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun

telah ludes terjual



Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14

ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan

mencapai Rp5,556 triliun.



Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia

(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen

property dari Indonesia



Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)

optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari

tahun 2008 yaitu 74T



Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,

mencatatkan pendapatan selama 2008

RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik artomoro9
ini sama aja dengan orang yang bisa beli mobil rollsroyce Phantom EWB RWD 4-Dr 
Sedan V12  atau  lamborghini  Murcielago LP640 4WD 2-Dr Roadster V12 tapi cuma 
nampang di garasi doang, takut keserempet bajaj, ha ha ha..

jadi mending naek bajaj aja, gak takut keserempet rollroyce.. cuma gak bisa 
lewat sudirman...hehehe...


canda.com



--- Pada Sen, 16/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis:

Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com
Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 16 Maret, 2009, 5:34 PM












Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan 
pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. 
Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan 
di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.



Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.



Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?



* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.



* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.



WELCOME TO INDONESIA..! !!



Regards,

Yudizz



Send from My BlackBearish

powerred by AXIS, GSM Yang Baik



--- original message ---

From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com

Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

Date: 16th March 2009

Time: 11:02:34 pm



Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:



Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry



Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.

Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari

2009



Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual

135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar

2.040 unit tahun 2009



Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008



Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet

sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira

kira 300 ribuan



Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan

dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan

diminati



Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000

unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d

100 juta rupiah



Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari

sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar



Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta

International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,

(7/3), ludes.



Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009



Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota

untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun

telah ludes terjual



Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14

ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan

mencapai Rp5,556 triliun.



Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia

(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen

property dari Indonesia



Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)

optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari

tahun 2008 yaitu 74T



Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,

mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x

dari tahun 2007




 

  




 

















  Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Kabu Nusi

Kalau mau ke Sudirman bisa naik 'oranye' yg gedean (metromini) Pak, dijamin 
pada minggir semua kalo butuh lewat kenceng   

beneran.com



--- On Tue, 3/17/09, artomoro9 artomo...@yahoo.co.id wrote:

From: artomoro9 artomo...@yahoo.co.id
Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Tuesday, March 17, 2009, 12:59 AM














ini sama aja dengan orang yang bisa beli mobil rollsroyce Phantom EWB RWD 4-Dr 
Sedan V12  atau  lamborghini  Murcielago LP640 4WD 2-Dr Roadster V12 tapi cuma 
nampang di garasi doang, takut keserempet bajaj, ha ha ha..

jadi mending naek bajaj aja, gak takut keserempet rollroyce.. cuma gak bisa 
lewat sudirman...hehehe...


canda.com



--- Pada Sen,
 16/3/09, Yudizz y_d...@mail2web.com menulis:

Dari: Yudizz y_d...@mail2web.com
Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 16 Maret, 2009, 5:34 PM









Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan 
pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. 
Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan 
di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.



Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.



Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?



* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.



* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.



WELCOME TO INDONESIA..! !!



Regards,

Yudizz



Send from My BlackBearish

powerred by AXIS, GSM Yang Baik



--- original message ---

From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com

Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

Date: 16th March 2009

Time: 11:02:34 pm



Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:



Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry



Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.

Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari

2009



Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual

135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar

2.040 unit tahun 2009



Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008



Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet

sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira

kira 300 ribuan



Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan

dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan

diminati



Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000

unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d

100 juta rupiah



Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari

sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar



Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta

International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,

(7/3), ludes.



Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009



Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota

untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun

telah ludes terjual



Fakta krisis 12: Penjualan sukuk ritel berhasil menambah lebih dari 14

ribu investor baru. Jumlah nominal sukuk ritel yang diterbitkan

mencapai Rp5,556 triliun.



Fakta krisis 13 : Ketua Umum Asosiasi Realestat Broker Indonesia

(AREBI) Darmadi Dharmawangsa Mereka (Singapura) memburu konsumen

property dari Indonesia



Fakta krisis 14: Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI)

optimistis dana kelolaan industri reksadana tumbuh 15 s/d 20% dari

tahun 2008 yaitu 74T



Fakta Krisis 15: PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk,

mencatatkan pendapatan selama 2008 sebesar Rp2,9 triliun atau naik 2x

dari tahun 2007




 

  


 



Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! 
 Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah
















 




  

RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik sabil mubarak
Kalo saya kok lebih setuju sama pernyataannya pak Yudizz ya...Buat saya 
pemerataan ekonomi itu lebih menunjukkan sebuah kemajuan ekonomi dari suatu 
negara di banding dengan angka GDP,terutama di Indonesia.
Seandainya angka GDP menunjukkan kenaikan bahkan sampai dengan seratus persen 
sekalipun,tapi kalo yang menikmati cuma segelintir orang apa bisa disebut 
ekonomi kita sudah maju?Kalo menurut saya sih belum...
 
 
just My opinion

--- On Mon, 3/16/09, dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id wrote:

From: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id
Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Monday, March 16, 2009, 8:53 PM










Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan di sana...
Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake ngantri pula, 
padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara ekonomi dibanding 
barat dan tengah.
Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen antri..yg penting 
barang tersedia aja.
Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai atas..masih kok 
orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli masih ok sampe 
sekarang.

Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA kredit bank..mereka 
bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu berat karena 
incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat approval kredit 
banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan mereka tetap lancar 
dibayar rutin hingga saat ini.
Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai bayarnya agak 
seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih tinggi. Rata2 
cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya bank masih 
confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon hingga 500 
juta kepada perorangan.
Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini.

Dario Amran

--- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web. com menulis:


Dari: Yudizz y_d...@mail2web. com
Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM




Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, 
tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di 
tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir 
Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.

Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.

WELCOME TO INDONESIA..! !!

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik

--- original message ---
From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com
Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Date: 16th March 2009
Time: 11:02:34 pm

Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the have one di 
indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:

Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang hingga kini telah 
menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry

Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 10 juta.
Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke telkomsel Februari
2009

Fakta Krisis 3: Bulan Januari 2009 lalu, Mercedes Benz mampu menjual
135 unit Mercedes Benz kelas mobil passenger.Target penjualan sebesar
2.040 unit tahun 2009

Fakta krisis 4: Dari total 8.400 unit yang tersedia, permintaan apartemen 
mencapai 8.200 unit selama tahun 2008

Fakta krisis 5: Hingga 2009, First Media menargetkan mampu menggaet
sejuta pelanggan internet dan TV berlangganan. Bayaran bulannya kira
kira 300 ribuan

Fakta krisis 6: Komite BRTI Heru Sutadi penurunan kualitas layanan
dikarenakan pengguna datacard (IM2 Indosat) begitu cepat tumbuh dan
diminati

Fakta krisis 7: Tahun 2008 TV LCD di Indonesia akan mencapai 415.000
unit naik sekitar 100% dibandingkan 2007. Harga/unit dimulai dari 5 s/d
100 juta rupiah

Fakta krisis 8 : Focus Realty, Michael J Supit Yang banyak dicari
sekarang adalah unit properti dengan harga tinggi sekitar Rp 4 miliar

Fakta krisis 9 : Tiket pertunjukan musisi Jason Mraz untuk Jakarta
International Java Jazz Festival 2009 pada Jumat, (6/3), dan Sabtu,
(7/3), ludes.

Fakta Krisis 10: Penjualan notebook diprediksi capai 100.000 unit tahun 2009

Fakta krisis 11: Bank Mandiri mengajukan permintaan tambahan kuota
untuk penjualan ORI seri 004. Jatah ORI Mandiri sebesar Rp 1,5

Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Iman
Setuju pak.

Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau
ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama
bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua
dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS). Kalau pensiun juga
sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda).

Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota,
semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia.
Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di
Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak
beda sama negara miskin di Asia/Afrika.


Iman

2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web.com

   Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan
 ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda
 berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah
 gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

 Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG-AN
 itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya
 economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di
 bawah UMR.

 Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata
 kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

 * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake
 telepon  SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

 * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook
 doang.

 WELCOME TO INDONESIA..!!!

 Regards,
 Yudizz

 Send from My BlackBearish
 powerred by AXIS, GSM Yang Baik



Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik inderawidi
kalo menurut saya, yang makan gaji (kayak saya) gak akan merasakan krisis
kenapa? ya kan gajinya sama aja sebelum  sesudah krisis
harga juga belum naik signifikan

yang pusing kan yang usaha sendiri
karena berita negatif, kita yg makan gaji jadi ngirit

nah, baru kerasa pusing kalo ada gelombang PHK
ya ini juga gak pusing kalo 2 bulan udah dpt kerja lagi, hehe


  - Original Message - 
  From: sabil mubarak 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, March 17, 2009 8:57 AM
  Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making


Kalo saya kok lebih setuju sama pernyataannya pak Yudizz ya...Buat saya 
pemerataan ekonomi itu lebih menunjukkan sebuah kemajuan ekonomi dari suatu 
negara di banding dengan angka GDP,terutama di Indonesia.
Seandainya angka GDP menunjukkan kenaikan bahkan sampai dengan seratus 
persen sekalipun,tapi kalo yang menikmati cuma segelintir orang apa bisa 
disebut ekonomi kita sudah maju?Kalo menurut saya sih belum...


just My opinion

--- On Mon, 3/16/09, dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id wrote:

  From: dario kurniawan darioamran1...@yahoo.co.id
  Subject: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
  Date: Monday, March 16, 2009, 8:53 PM


Beli galon aqua di Batam 30 ribu dibeli juga sama semua lapisan 
di sana...
Harga Bensin di Papua 7500-8000/liter dibeli juga tuh..pake 
ngantri pula, padahal indonesia timur termasuk kawasan yg tertinggal secara 
ekonomi dibanding barat dan tengah.
Harga minyak tanah 3000-4000 ayo aja dibeli sampe jirigen 
antri..yg penting barang tersedia aja.
Jakarta masih stabil macetnya...di mal level menengah sampai 
atas..masih kok orang nenteng bungkusan plastik/ belanja2an artinya daya beli 
masih ok sampe sekarang.

Tanya teman kiri kanan yang bidang kerjanya pemberian KTA 
kredit bank..mereka bilang justru saat ini marketing KTA ga perlu kerja terlalu 
berat karena incoming nasabah datang tiap hari sejak Q2 tahun 2008, tingkat 
approval kredit banyak disetujui karena memang layak dikasih, dan cicilan 
mereka tetap lancar dibayar rutin hingga saat ini.
Justru NPL mulai naik itu akibat tunggakan korporasi yang mulai 
bayarnya agak seret karena cicilannya dibanding konsumsi perorangan tentu lebih 
tinggi. Rata2 cicilan 2 juta/bulan masih sanggup dipenuhi nasabah. Sepertinya 
bank masih confidence dengan pemberian kredit seperti KTA yang maksimal plafon 
hingga 500 juta kepada perorangan.
Mudah2an tetap seperti itu sepanjang 2009 ini.

Dario Amran

--- Pada Sel, 17/3/09, Yudizz y_d...@mail2web. com menulis:


  Dari: Yudizz y_d...@mail2web. com
  Topik: RE: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
  Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
  Tanggal: Selasa, 17 Maret, 2009, 7:34 AM


  Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan 
pertumbuhan ekonomi, tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. 
Cobalah Anda berkendara di tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan 
di tengah gurun pasir Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

  Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada 
KE-NJOMPLANG- AN itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang 
menikmati manisnya economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang 
hidup dengan upah di bawah UMR.

  Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, 
namun ternyata kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau 
bukti?

  * Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya 
cuma dipake telepon  SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

  * Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat 
buka Facebook doang.

  WELCOME TO INDONESIA..! !!

  Regards,
  Yudizz

  Send from My BlackBearish
  powerred by AXIS, GSM Yang Baik

  --- original message ---
  From: Hanif Mantiq hanif_mantiq@ yahoo.com
  Subject: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
  Date: 16th March 2009
  Time: 11:02:34 pm

  Fakta seputaran krisis hasil googling di internet bahwa the 
have one di indonesia itu masih konsumtif, adalah sebagai beikut:

  Fakta Krisis 1 : Indonesia termasuk negara di dunia yang 
hingga kini telah menyerap ratusan ribu perangkat BlackBerry

  Fakta Krisis 2: Iphone 3G dibandrol dengan harga berkisar Rp 
10 juta.
  Lebih dari 17 ribu orang telah mendaftar pre oder ke 
telkomsel Februari
  2009

  Fakta Krisis

Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Desmond Wira
Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah 
kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk 
mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. 

Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola 
hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan 
ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga 
ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama

Salam
DW





From: Iman widgetena...@gmail.com
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM
Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making


Setuju pak.

Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau 
ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama 
bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua 
dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga 
sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda).

Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, 
semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. 
Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di 
Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak 
beda sama negara miskin di Asia/Afrika.

Iman



2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com

Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, 
tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di 
tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir 
Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.

Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.

WELCOME TO INDONESIA..! !!

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik


   


  

Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making

2009-03-16 Terurut Topik Yudizz
Hello Pak DW.

Habis nulis buku kok lama nggak nongol di OB. Lagi bertapa cari inspirasi untuk 
nulis buku berikutnya ya?

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik


--- original message ---
From: Desmond Wira desmondw...@yahoo.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making
Date: 17th March 2009
Time: 10:58:54 am

Indikator kemajuan ekonomi tetap saja GDP. Dalam suatu negara pasti ada daerah 
kaya dan daerah miskin, yang punya sumber daya dan yang tidak punya. Untuk 
mengukur secara riil kuantitas ya paling mudah memang GDP. 

Sedangkan pemerataan itu seharusnya jadi fungsi pemerintah. Bagaimana mengelola 
hasil kemajuan ekonomi. Sehingga daerah miskin juga ikut menikmati kemajuan 
ekonomi. Seperti istilah Pak Iman, yang kerja kasar sama yang white collar ga 
ada bedanya, semua punya jaminan sosial yang sama

Salam
DW





From: Iman widgetena...@gmail.com
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, March 17, 2009 9:49:25 AM
Subject: Re: [obrolan-bandar] Indonesia: crisis in making


Setuju pak.

Di sini (UK), yang kerja kasar sama yang white collar ga ada bedanya. Kalau 
ngantor ya sama-sama pakai bus atau tube. Kalau natalan/tahun baru sama-sama 
bisa liburan ke luar negeri. Tiap ada matchday, barengan nonton bola. Semua 
dapat benefit dari pemerintah (misal kesehatan/NHS) . Kalau pensiun juga 
sama-sama dapat tunjangan yang lumayan (walau jumlahnya tentu beda).

Soal fasilitas umum, semua juga standar. Mau di pelosok, mau di tengah kota, 
semuanya sama-sama bagus dan terawat baik. Beda dengan di Indonesia. 
Sudirman-Thamrin rasanya seperti New York atau London yang salah ditaruh di 
Asia Tenggara. Tapi begitu nengok ke bantaran kali, rasanya (maaf) udah gak 
beda sama negara miskin di Asia/Afrika.

Iman



2009/3/17 Yudizz y_d...@mail2web. com

Indikator kemajuan ekonomi suatu bangsa sebenarnya bukan pertumbuhan ekonomi, 
tapi PEMERATAAN. Contoh paling gampang, di Amerika. Cobalah Anda berkendara di 
tengah kota New York, lalu bandingkan dengan jalanan di tengah gurun pasir 
Nevada. Saya berani garansi, aspal di sana sama mulusnya.

Di Indonesia pemerataan itu tidak pernah terwujud, yang ada KE-NJOMPLANG- AN 
itu makin hari makin lebar. Sebagian kecil orang memang menikmati manisnya 
economic booming, sementara yang lainnya harus berjuang hidup dengan upah di 
bawah UMR.

Bangsa kita sebenarnya belum siap memasuki era Kapitalisme, namun ternyata 
kuatnya pengaruh dari luar membuat kita ikut2an LATAH juga. Mau bukti?

* Di Indonesia, orang latah2an pake BlackBerry, ujung2nya cuma dipake telepon  
SMS doang. Boro2 push email, punya alamat email aja nggak.

* Beli laptop Macbook Pro yang $2000, tapi cuma dipake buat buka Facebook doang.

WELCOME TO INDONESIA..! !!

Regards,
Yudizz

Send from My BlackBearish
powerred by AXIS, GSM Yang Baik