RE: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, ....... (RALAT MEDC)

2006-01-27 Terurut Topik Fadjar





Pak 
Eka, mohon bocorannya untuk analis meeting MEDC hari ini. 

thanks

  -Original Message-From: 
  obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
  Behalf Of EKA SUWANDANASent: Thursday, January 26, 2006 6:58 
  PMTo: obrolan-bandar@yahoogroups.comSubject: Re: 
  [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, ... (RALAT MEDC)
  Jum'at ini MEDCO sedang undang beberapa analis, antisipasi LapKeu 
  2005.
  
  Ini BEJ jangan samakan dgn NYSE (ada news bagus langsung naik), transaksi 
  semu bisa terjadi di saham manapun dgn berbagai motivasi, ada yg legal, 
  illegal, yg sembunyi-sembunyi, dsb.
  Contoh HMSP waktu masih di tangan Michael Sampoerna, selalu terobsesi 
  menaikan harga sahamnya, bahkan dgn stock split, buy back. Kabarnya 
  obsesi mereka ingin masuk Forbes (tercapai nggak sih?).
  Ada yg TIDAK mau harga sahamnya melejit di atas harga wajar, misal GGRM, 
  dulu JPMorgan Investor ritelmengusulkan stock split, ditolak 
  terus.
  Ada juga saham yg setiap tahunnya undervalued, atau selalu telat 
  mengikuti harga wajarnya walaupun sahamnya naik dan earning nya naik, that was 
  BLTA, it was always 1 year behind. Baru sekarang di buy back sesudah stock 
  split, karena butuh utk penerbitan CB.
  Utk pengusaha yg butuh pinjam uang entah dari luar negri atau penerbitan 
  obligasi, biasanya mereka sekuat tenaga utk menaikan harga saham sesuai harga 
  wajar demi investor rating yg baik. Motif MEDC saya nggak tahu?
  Yg paling aman relatively safe, BUMN. Kecuali kalo BUMN-nya mau di 
  jual.
  Gimana pendapat anda? Tapi feeling saya MEDC bakal tembus 4000 dan 
  bertahan, ada invinsible hand yg jaga supaya tidak jatuh ke bawah 3750. Lihat 
  saja volume harian kecil. 
  Tahun 2005 lalu mulai dari awal tahun saya posting terus menerus supaya 
  BUY ANTM akan tembus 3000 bahkan bakal 4000, saya tunggu satu tahun sampai 
  terlealsir. Soalnya sudah saya hitung tambahan earning FENI III-nya. Malah KIM 
  ENG suruh jual di 2800saya malah nambah. BAHKAN dir keuangan -nya ANTM 
  sampai berkali-kali menjelaskan bahwa dgn FENI III akan ada penambahan output 
  ferronickel hampir 300%, tetap harga tidak naik(sepertinya beliau bingung juga 
  saat itu?).Kalo di guyur saya juga sering takut salah hitung, hitung 
  ulang..tapi optimisme  knowledge saya ternyata berhasil. Sebenernya 
  bursa saham tempatnya orang optimis. Kalo pesimis seperti kawan saya , dia 
  selalu ikut si kuning F(bandar asing), sering di bodohi juga tuh!
  
  
  
  
  James Arifin [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
Waktu MEDCO masih di level 1300, saya bertemu dengan salah seorang 
tangan kanan Sugiharto (CFO MEDCO waktu itu) di Singapore. Saat itu saya 
katakan kok saham MEDCO memble begitu padahal dari analisa saya waktu itu 
mestinya sudah naik. Saat itu beliau hanya bilang tunggu saja dalam waktu 2 
minggu ke depan ... weleh .. weleh .. dua minggu kemudian saham MEDCO turun 
dulu dan kemudian rally hingga ke level harga sekarang. 

Inti dari informasi ini adalah bila emiten ada target yang ingin 
dicapai maka persoalan kecil bagi mereka untuk menaikkan hingga 100%. Saat 
ini beliau sudah menjadi staf ahli Menneg BUMN so nggak ada bocoran lagi. 

On 1/25/06, EKA 
SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: 

  Terima Kasih atas tanggapan posting medc, saya. Setelah 
  menimbang-nimbang, ini komentar saya terakhir, saham MEDC punya harga 
  wajar utk tahun 2005 di kisaran 4100-4200 (biasanya kejadiannya di atas 
  itu, tapi setelah saya tunggu sampai tahun baru nggak kejadian), utk 
  pembelian gas yg kontraknya di ttd-kemarin. Saya sudah hitung ulang ada 
  penambahan revenues, sekitar 50-60 jt USD mulai tahun 2007, atau tambahan 
  laba bersih sekitar 20-30jt USD. Setelah di hitung ulang dan baca ulang 
  berita2 kemarin , growth-nya MEDC termasuk moderate. Puncak -nya bakal 
  terlihat di FYE2007. Nanti bulan Maret 2006 bakal ada lagi penandatanganan 
  jual beli gas. Kita hitung lagi. 
  Kebanyakan analis tahun lalu, hampir sepakat memasang target 
  4800, dgn metoda penghitungan yg canggih versi mereka pun desember lalu 
  nggak ada yg kejadian.
  
  harga saham MEDCO loncat tahun 2004 dari 1500 ke harga 3000-an, itu 
  juga sepertinya dikarenakan dual listing di eropa, dimana PER perusahaan 
  minyak di hargai 12-15x.James Arifin  
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Kasus paling menarik mengenai masalah reserve bisa dilihat pada 
kasus ExxonMobil di Arun yang awalnya P1 reservenya diklaim cukup besar 
untuk mendukung sales hingga beberapa tahun ke depan untuk Arun LNG, 
tapi nyatanya saat ini Arun mengalami production shortfall sehingga 
komitmen LNG dari Arun tidak dapat dipenuhi. Itu contoh kasus bahwa 
reserve yang awalnya diklaim P1 bisa saja ternyata tidak sama dengan 
prediksi atau sertifikasinya. 

Anyway, untuk long term

Re: [obrolan-bandar] Kenaikan TDL, ....... (RALAT MEDC)

2006-01-24 Terurut Topik EKA SUWANDANA



Terima Kasih atas tanggapan posting medc, saya. Setelah menimbang-nimbang, ini komentar saya terakhir, saham MEDC punya harga wajar utk tahun 2005 di kisaran 4100-4200 (biasanya kejadiannya di atas itu, tapi setelah saya tunggu sampai tahun baru nggak kejadian), utk pembelian gas yg kontraknya di ttd-kemarin. Saya sudah hitung ulang ada penambahan revenues, sekitar 50-60 jt USD mulai tahun 2007, atau tambahan laba bersih sekitar 20-30jt USD. Setelah di hitung ulang dan baca ulang berita2 kemarin , growth-nya MEDC termasuk moderate. Puncak -nya bakal terlihat di FYE2007. Nanti bulan Maret 2006 bakal ada lagi penandatanganan jual beli gas. Kita hitung lagi.  Kebanyakan analis tahun lalu, hampir sepakat memasang target 4800, dgn metoda penghitungan yg canggih versi mereka pun desember lalu nggak ada yg kejadian.harga saham MEDCO loncat tahun 2004 dari 1500 ke harga 3000-an, itu juga sepertinya dikarenakan dual listing di eropa,
 dimana PER perusahaan minyak di hargai 12-15x.James Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:Kasus paling menarik mengenai masalah reserve bisa dilihat pada kasus ExxonMobil di Arun yang awalnya P1 reservenya diklaim cukup besar untuk mendukung sales hingga beberapa tahun ke depan untuk Arun LNG, tapi nyatanya saat ini Arun mengalami production shortfall sehingga komitmen LNG dari Arun tidak dapat dipenuhi. Itu contoh kasus bahwa reserve yang awalnya diklaim P1 bisa saja ternyata tidak sama dengan prediksi atau sertifikasinya. Anyway, untuk long term sih MEDC termasuk stock yang bagus tapi yah mesti hati2 baca laporan keuangannya terutama mengenai prospek di masa depan karena terus terang dunia minyak dan gas adalah dunia yang penuh khayalan bergelimang uang.   On
 1/24/06, Hari Anggono [EMAIL PROTECTED] wrote: Walah2 ... semangat banget ngebahasMEDCO ... semua cadangan yg mereka gembar-gemborkan itu masih samar2 ...  Saya pernah mengerjakan studi Donggi yg katanya 2.5TCF itu, nggak ada tuh sampe 1 TCF benernya ...  Senoro-nya MEDCO juga paling 1 TCF P1 ...  Mangkanya walopun ada isu2 unitisasi Pertamina-MEDCO, tetep aja rencananya jalan di tempat ...  Itu pinter2nya orang mau naekin saham, naek pangkat (di sisi Pertamina), dst ...Semoga aja orang pada percaya, jadi kita juga ikutan senang ... heheheheKata Bill, teman sebelah meja saya, " ... too many bandits r having fun in oil business .."  Kali termasuk George Bush+Dick Cheney dan
 Halliburtonnya ... :pSalam,-hari-On 1/24/06, James Arifin [EMAIL PROTECTED]  wrote: Senoro/Toili bukan milik MEDC semuanya karena kontraknya TAC. Mesti dilihat dahulu base TAC agreementnya apa sehingga baru bisa divaluasi berapa value field tersebut untuk MEDCO. Pembuatan pipa dari Sulawesi belum dengar tuh ada rencana tersebut, setahu saya MEDC plan untuk buat mid-size LNG Plant. Cadangan sebesar 3 TCF tersebut kalau semuanya P1 dan akan diproduksi sebesar 600 MMscfd maka dalam waktu 13 tahun saja sudah habis. Biaya pembuatan pipa Kalimantan - Java membutuhkan dana US$ 1.2 billion
 jadi biaya pembuatan pipa dari Sulawesi lebih mahal lagi.Sekarang pertanyaannya berapa sih P1 dari 3TCF tersebut? Lapangan Tangguh yang memiliki reserve P1= 14 TCF sampai saat ini masih ribet itung-itungan investasinya apalagi kalau reservenya 3 TCF.Sebesar apapun reservenya kalau nggak ada buyers, maka gas tidak ada nilainya makanya banyak gas di offshore Sumatera yang masih diflare saja.  On 1/24/06, wondo aja [EMAIL PROTECTED]  wrote:   Dear Pak EKA;Sebagai informasi tambahan:  MEDCO juga
 punya cadangan gas yang besar di SENORO/TOILI (Sulawesi) sebesar kira 3 TCF (Trillion Cubic Feet), yang kalau digabungkan dengan dengan DONGGI milik Pertamina 2.5 TCF merupakan cadangan gas yang sangat besar di Sulawesi. Saat ini sedang dilakukan studi bagaimana mengalirkan gas itu ke Jawa, mungkin bisa mencapai kapasitas pipa 600 MMSCFD (hampir sama dengan yang ada di SSWJ I  II saat ini)Supaya lebih jelas lihat attachment yang saya kirim, ini merupakan status cadangan lapangan milik MEDCO per January 1, 2004  peace  wondo :_)EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote:Sorry cadangan gas-nyaMEDC 400.000 Juta Kaki Kubik,
 jadi 400 bcf siap pakai. Yg belum dikembangkan 157bcf.  Ada tambahan segera cadangan siap pakai dari BLOK A ACEH milik Connoco  EXON sebesar 400-500bcf yg sedang di bid oleh MEDC dan ENRG.EKA SUWANDANA  [EMAIL PROTECTED] wrote:Sebetulnya harga natural GAs, akan ikut di belakang harga Crude Oil. Saat penutupan jum'at kemarin harga Natural gas di kisaran : 9,2 USD/MMBTU (BISNIS INDONESIA, BURSA  UANG, NYMEX), utk domestik di kisaran 2,5 USD/MMBTU. Tapi setiap kontrak habis disesuaikan , MEDCO masih ada jual ke PLN di harga 1,4 USD/MMBTU. Saya pernah tanya ke orang medco, kenapa jualan ke PGN, dan PLN harganya beda jauh. Dia jelaskan soalnya di salurkan dgn pipa yg sudah dibangun bukan oleh mereka. So Cost-nya almost
 nothing, maka dari itu Amerada, Connoco juga ikutan jual ke PGN di harga 2,4 - 2,7 USD/mmbtu.