Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

Oleh : Syamsul Hidayat
Wakil Ketua Majelis Tabilgh PP Muhammadiyah
 
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=273875&kat_id=16
 
Sangat menarik Resonansi Republika (21/11) yang memuat tulisan Buya 
Syafii Maarif. Tulisan itu bermula dari jawaban atas pertanyaan melalui 
SMS yang beliau terima dari seorang jenderal polisi yang sedang bertugas 
di daerah konflik Poso. Sangat patut dan layak diapresiasi sikap Sang 
Jendral tersebut, begitu pula Buya Syafii dalam merespons permintaan 
tersebut.
 
Dalam rangka apresiasi kepada beliau berdua dan takzim kepada Buya Hamka 
rahimahullah, tulisan ini ingin menggaris bawahi apa yang dikemukakan 
oleh Buya Syafii maupun Buya Hamka. Namun, ada kutipan Syafii dari 
tafsir Hamka yang membuat Resonansi itu menyisakan pertanyaan. Di situ 
terlihat seolah-olah ayat 62 Al Baqarah dan ayat 69 Al Maidah beserta 
tafsir Buya Hamka mengisyaratkan pengakuan Alquran atas paham pluralisme 
agama.
 
Empat golongan
Sebagaimana Syafii Maarif, tulisan ini mencoba mengutip apa adanya 
pernyataan Buya Hamka yang dimuat dalam Tafsir Al Azhar, juz I halaman 
203 menurut versi yang penulis miliki: cetakan September 1987 terbitan 
Pustaka Panjimas Jakarta. Perbedaan posisi halaman dengan kutipan Buya 
Syafii, menurut hemat penulis lebih disebabkan oleh perbedaan edisi 
cetaknya.
 
Berikut kutipannya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman" (pangkal 
ayat 62). Yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman di sini adalah 
orang yang memeluk agama Islam, yang telah menyatakan percaya kepada 
Nabi Muhammad SAW dan tetaplah menjadi pengikutnya hingga Hari Kiamat. 
"Dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabiin", yaitu tiga 
golongan beragama yang percaya juga kepada Tuhan, tetapi telah dikenal 
dengan nama-nama yang demikian, "barang siapa yang beriman kepada 
Allah". Yaitu mengaku adanya Allah Yang Maha Esa dengan sebenar-benar 
pengakuan, mengkuti suruhanNya dan menghentikan larangannya, "dan Hari 
Kemudian dan beramal shaleh", yaitu hari akhirat, kepercayaan yang telah 
tertanam kepada Tuhan dan Hari Kemudian, mereka buktikan pula dengan 
mempertinggi mutu diri mereka. "Maka untuk mereka adalah ganjaran di 
sisi Tuhan mereka". Inilah janjian yang adil dari Tuhan kepada seluruh 
manusia, tidak pandang dalam agama yang mana mereka hidup atau merk apa 
yang diletakkan kepada diri mereka, namun mereka masing-masing akan 
mendapat ganjaran atau pahala di sisi Tuhan, sepadan dengan iman dan 
amal shalih yang telah mereka kerjakan itu. "Dan tidak ada ketakutan 
atas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita" (ujung ayat 62)
 
Demikianlah bunyi utuh dari tafsir ijmali (tafsir garis besar) yang 
ditulis Hamka atas ayat tersebut. Syafii Maarif, mengambil kesimpulan 
dari tafsir ijmali tersebut. Mungkin karena terbatasnya ruang Resonansi, 
aspek-aspek rinci yang dikemukakan oleh Buya Hamka dalam kutipan Syafii 
kurang mendapatkan porsi, padahal sangat penting.
 
Dalam tafsir yang lebih rinci yang tercantum halaman 203-210, Hamka 
menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut terdapat nama dari empat golongan, 
yaitu: (1) golongan orang beriman, (2) orang-orang yang jadi Yahudi, (3) 
orang Nasrani dan (4) orang-orang Shabiin. Golongan pertama adalah 
orang-orang yang telah terlebih dahulu menyatakan percaya kepada segala 
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kelompok kedua adalah 
orang-orang yang jadi Yahudi, yakni yang memeluk agama Yahudi.
 
Demikian juga kelompok ketiga, sering dihubungkan dengan tempat 
kelahiran Isa Al Masih, yaitu kampung Nazaret atau disebut juga Nasiroh. 
Dan kelompok keempat yaitu Shabiin, yakni orang yang berpindah-pindah 
dari agama asalnya. Dalam ayat tersebut, kata Hamka, keempat golongan 
tersebut dikumpulkan menjadi satu, bahwa mereka semua akan mendapatkan 
ganjaran dari Allah, terbebas dari rasa ketakutan dan duka cita, apabila 
benar-benar mereka beriman kepada Allah, Hari Akhir, dan beramal saleh.
 
Menurut Buya Hamka, ayat ini dakwah kepada penegakan nilai-nilai agama 
sebagai hakikat beragama. Beragama bukan sekadar klaim kebenaran melalui 
mulut dan tidak dibuktikan dengan keyakinan yang kokoh dan perbuatan 
amal saleh.
 
Selanjutnya ayat ini menerangkan tentang keimanan kepada Allah dan Hari 
Akhir. Iman kepada Allah, meniscayakan keimanan kepada wahyu-wahyu yang 
diturunkan Allah kepada para rasul-Nya, tidak membeda-bedakan di antara 
satu Rasul dengan Rasul yang lain, percaya kepada keempat kitab yang 
telah diturunkan Allah.
 
Dakwah dan toleransi
Buya Syafii dalam kajian tersebut menghubungkan dengan ayat 69 Surat Al 
Maidah, yang memiliki redaksi mirip. Lengkapnya dalam terjemahan Buya 
Hamka berbunyi: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang 
Yahudi, dan (begitu juga) orang Shabi'un dan Nasara, barang siapa yang 
beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan dia pun mengamalkan yang 
saleh. Maka tidaklah ada ketakutan dan tidaklah mereka akan berduka 
cita". (Tafsir Al Azhar, Juz VI: hlm 312). Namun, karena keterbatasan 
tempat pula, agaknya, Buya Syafii belum memuat bagaimana Buya Hamka 
menafsirkan ayat ini, dan implikasinya dalam konteks dakwah dan 
toleransi beragama.
 
Sangat menarik, Buya Hamka menafsirkan ayat ini dengan menggunakan 
pendekatan munasabah al ayat, yakni menghubungkan ayat yang dikaji 
dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Pada ayat-ayat sebelumnya 
(67-68 Al Maidah), Allah menegaskan kembali perintah kepada Rasul untuk 
menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Di antara dakwah yang 
wajib dikerjakan oleh Rasulullah, begitu juga para pengikutnya, adalah 
ajakan kepada Ahlul Kitab (Yahudi-Nasrani) untuk kembali menegakkan 
ajaran agama Allah yang benar. (Juz VI, hlm 313).
 
Setelah itu Hamka menjelaskan bahwa Al-Maidah ayat 69 mengajarkan 
prinsip toleransi yang sangat agung dalam Islam. Artinya memeluk agama 
adalah merupakan hak asasi. Mengakhiri tafsir atas Al Ma'idah ayat 69, 
Buya Hamka mengatakan, "Inilah salah satu ayat yang mengandung toleransi 
besar dalam Islam. Terdapatlah di sini, bahwa Islam membuka dada yang 
lapang bagi sekalian orang yang ingin mendekati Tuhan dengan penuh iman 
dan amal saleh. Bahkan orang-orang yang telah mengaku beriman sendiri, 
orang-orang yang telah mengucapkan dua kalimah Syahadat dan iman pun 
harus turut membuktikan imannya dengan amal saleh."



--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke