From: Ihsan Hariadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, December 10, 1999 12:09 PM
Subject: [ITB] lembah silikon india
Date : Thu, 09 Dec 1999 17:35:55 +0100
To : [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
From : Indratmoko Poerwantofwd-er : ihsan hariadi
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [HFI] Beginilah Cara India Membangun Lembah Silikon
Alberson Weldison
Pemerintah India mendorong habis-habisan industri teknologi
informasinya. Jenius-jenius TI pun bermunculan. Ya, merekalah fajar baru
bagi masa depan perekonomian negeri miskin itu.
Nasrullah Idris
---
Salah satu tonggak untuk mendirikan "industri teknologi informasi" yang
kompetitif secara global adalah keinginan kuat untuk mencari rute atau
sistem yang tidak terpikirkan atau belum dilakukan berbagai perusahaan
serupa mana pun di dunia ini, serta tetap dalam kerangka pertimbangan
ergonomis, disain faktor, dan ekonomis. Karena di salah kunci untuk
menghasilkan jenius-jenius TI sebagaimana yang dimaksud.
ILUSTRASI : Kalau ke LN mengambil spesialisasi Windows 3,1, misalkan,
kemudian setelah mengambil gelar Ph.D mendirikan pabrik software yang
sepadan di Indonesia, apalagi sama berkat lisensi, wah bisa berabe. Karena
ketika pebrik itu berjalan sampai mengalami masa bulan madu, telah muncul
software dengan fungsi yang sama, tetapi mempunyai kelebihan di berbagai
hal, yakni Windows 95. Akibatnya ya apalagi kalau bukan bangkrut.
Celakanya kalau moda beasiswa ke LN sampai investasi pabrik tersebut
diperoleh dari IMF. Siapa yang mau bayar?
Alberson Weldison
---
Namun, untuk urusan tekonologi informasi (TI), India tam paknya tak mau
main-main. Ada semacam kesepakatan tak tertulis antara partai yang
berkuasa dan kelompok opisisi untuk senantiasa peduli terhadap perkembangan
industri TI.
Nasrullah Idris
---
Peduli terhadap perkembangan itu disertai pula oleh kesadaran di antara
mereka (oposisi maupun pemerintah) bahwa budaya menyontek hanya akan
menjadikan perkembangan teknologi di India akan terasa semu.
Kita harus hati-hati dalam hal ini. Jangan sampai lengah. Salah-salah
maka industri software di Indonesia akan diserbu oleh tenaga asing bidang
Teknologi Informasi dari India, yang gejalanya sudah mulai terasa sejak
sekarang. Adanya serbuan 5000 dokter spesialis dari Bangladesh/Pilipina ke
Indonesia hendaknya dijadikan cermin.
Namun kekhawatiran itu akan mungkin terwujud kalau pakar kita masih
lebih mementingkan mental dagang ketimbang mental industri.
Alberson Weldison
Pesatnya perkembangan industri TI di India tak lepas dari kenyataan
bahwa negeri itu merupakan pasar software terbesar di dunia.
Nasrullah Idris
---
Bukan itu saja. Tetapi juga tidak terlepas dari apresiasi teknologi
informasi itu sendiri dalam bentuk yang sangat sederhana dengan contoh dan
bahasa yang sederhana, sehingga masyarakat mampu mencernanya untuk kemudian
mengasosiasikannya ke berbagai hal, yang gilirannya memotivasi mereka untuk
menindaklanjutinya dalam berbagai inovatif dan riset.
Sedangkan di Indonesia ... istilah teknologi informasi itu sendiri
masih merupakan istilah yang belum merakyat. Bayangan sebagian besar orang
terhadap istilah ini masih menyangkut hal-hal yang glamour, pelik, atau
eksklusif. Padahal esensi dari istilah itu sendiri justru sedikit-banyak
terkandung pada pemikiran mereka.
Alberson Weldison
Resep sukses India membangun kota digital, menurut Seurebh Kumar, staf
Kedubes India di Jakarta, pertama, sudah lama India mem bangun semacam
center of excellence di dunia pendidikan. Dunia TI merupakan salah satu
prioritasnya, antara lain dengan memperbanyak pusat unggulan serta mengirim
mahasiswa sebanyak-banyaknya ke AS, "tanah leluhur" TI.
Nasrullah Idris
---
Namun basicnya tetap pada kemampuan meninjau suatu sudut ke sudut lain
seputar software yang memberikan nilai tambah, nilai kompetitif, dan nilai
ekonomi. Apa yang dipelajari di US ditekankan untuk sekedar referensi.
Salam,
Nasrullah Idris
Kedua, para insinyur TI India yang
pada 1980-an hingga awal 1990-an menyemuti perusahaan dan univer-
sitas di AS atau Eropa kini pulang kampung bekerja sebagai profe-
sional atau berwirausaha. Ketiga, industri TI bukan termasuk
industri padat modal, tapi knowledge based industry. Dan, tak ka-
lah penting, kemampuan berbahasa Inggris. "Anda tahu, literatur
ilmu teknik dan komputer semuanya menggunakan bahasa Inggris. Dan
hampir semua kaum terdidik di India berbahasa Inggris," kata
Kumar.
Dewang Mehta mengungkapkan, India punya sekitar 100 ribu profe-
sional komputer di AS. Hotmail, Cyrus Logic dan Computer Associ-