Re: Ethnic cleansing di Aceh

1999-01-17 Terurut Topik priadi

 Tidak ada satu resep cespleng yang  dalam sekali tepuk mampu mengurai
masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus
merupakan paket
menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada.

1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan
pelanggaran HAM
dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan
darurat militer untuk saat ini
adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal
ini harus ditentang.

2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan
berbagai kepentingan
yang juga bertanggung jawab  terhadap berlarut-larutnya teror terhadap
masyarakat Aceh maupun pendatang. Justru pemerintah Indonesia harus mampu
mengungkap kelompok kelompok, yang dari aksi-aksinya, tidak mungkin
dilakukan masyarakat biasa. Baik dari pihak "luar" atau ops-ops intelejen
yang lepas kontrol.

3.Memenuhi tuntutan keadilan bagi rakyat aceh. Adili $oeharto, benny, try
dll karena dosa dosa mereka thd rakyat aceh. Juga harus diambil langkah
antisipasi dan tegas apabila ternyata masih ada beberapa orang
maupun institusi resmi (?!) di Jakarta yang masih "bermain" di Aceh.

4. Sosialisasi  ide-ide otonomi daerah atau federalisme beserta semua ekses
yang mungkin akan timbul setelahnya. Juga perimbangan keuangan pusat-daerah
dalam kerangka desentralisasi.

5.Apresiasi yang lebih tinggi terhadap latar belakang budaya maupun sejarah
Aceh. Juga perhatian khusus
terhadap pengembangan SDMnya.

Semua langkah-langkah ini mendesak untuk segera dilakukan (terutama point
tiga) mengingat temperatur
konflik sudah sedemikian tinggi dan masing-masing pihak semakin siap untuk
memainkan "kartu kekerasan"
dengan masing-masing argumennya.
BTW...bung Jeffrey..pernyataan anda ttg LSM kok sering tendensius
yaa..;-)
tapi PERMIAS list harus bersukur punya penulis yang produktif dan mempunyai
opini yang jelas seperti bung
Jeffrey ini.

salam hangat

deddy priadi

- Original Message -
From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 19, 1999 3:26 PM
Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh


 Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di
 Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau
Tanjung
 Priok dan Semanggi. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik
 murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan
 tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan
 masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan
 bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan
oleh
 AGAM dibantu oleh LSM-LSM.

 Nanti setelah kaum pendatang itu jauh dari Aceh maka jawaban jujur dari
 mereka akan keluar. Bebas dari ancaman kelompok AGAM yg menyusup ke Medan
 tempo hari. Silakan dibaca lagi berita Waspada kemarin bagaimana seorang
 pria AGAM berusaha meluruskan jawaban polos dari pengungsi bahwa yang
 mengancam mereka adalah orang-orang bersenjata tak dikenal. Itu adalah
bukti
 bahwa terjadi praktek pengalihan kesalahan oleh AGAM kepada TNI.

 Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan
 mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:)


 Jeffrey Anjasmara

 '--
 From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
 Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800
 
 Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang
 bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai.
 
 Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah
 tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama
 ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang
 membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI,
dan
 yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi
di
 Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb.
 
 Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena
 chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan
 menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut.
 
 Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku
 pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan?
 
 
 
 On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39   . Brawijaya wrote:
  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
  Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM
  Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
  
  
  
  
  
   Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh
sekarang
   di Aceh adalah kemunafikan!
 

Re: [Re: Ethnic cleansing di Aceh]

1999-01-17 Terurut Topik Rizal Az

   Seharusnya kita cari tuh orang2 yang asli dari Aceh tembak langsung Amrik.
Kita tanya apa yang sebenarnya terjadi di Aceh. Dengan begitu forum ini bisa
lebih productive untuk menyumbang pikiran kita untuk pemerintah. Karena gue
ngerasa ngeroyokin Muhammad Nahar (termasuk gue..:)). Kaya'nya kurang fair
juga. Masak diseluruh Amerika engga' bisa sih ngedapatin 1 orang Aceh, yang
asli Aceh, dan ngerti soal Aceh.
Engga' ada yah moderator yang bisa ngurusin ini???. Karena terus terang gue
sangat...sangat interested dengan "apa sih yang dimauin rakyat Aceh?".
Dan gue juga pingin tau apa sebenarnya yang terjadi. Koran buat gue itu
sangat2 bias, dan kaya'nya kok beritanya kurang detail gitu.
Karena kita2 engga' ada yang mau kejadian Tim2 terulang lagi. Gimana kalau
anda2 yang pro-kemerdekaan Aceh (Mr. M.Nahar), segera ngumpulin teman2nya,
suruh konek ke Permias@, dan kita bikin forum...
Sorry nih bukannya maksud ngelangkahin siapa2, cuma pingin liat sesuatu yang
kongkrit gitu + kalau seandainya dari sini kita dapatkan jalan tengah, mungkin
bisa membantu (mungkin...). Toh kita2 juga yang akan memimpin bangsa, coba aja
kita main role-playing game sekali2...:)).

Untuk Dedi, engga' bisa dielaborate lebih banyak?. Apa ini, kemelut, yang
sebenarnya dialami oleh rakyat Aceh?

1. Seberapa mengerikannya sih pembantaian itu?
2. Yang ini... mungkin hanya Tuhan yang tahu.
3. Yang ini prosesnya lama, problemnya udah sampai di leher, yang ada kalau
ngurusin ginian (apalagi bawa Moerdani ke meja hijau), Acehnya udah
kelaut
4. Ini udah dibahas mba' Ida and YS.
5. Ini yang susah, dan memang ini yang mereka mau?


   Ngurusin Soeharto, apalagi Benny Moerdani, itu sama aja kita membubarkan
negara kita. Karena proses yang akan berlangsung sangat lama untuk mengadili
kajahatan yang sudah berlangsung sangat lama. By the time kita mau mulai
mengadili, yang ada rakyatnya udah pada diriin negara baru, karena engga'
sabar, dan karena menurut rakyat biasa, pemerintah bertele2.
Ngurusin hartanya Soeharto ada engga' kelar2, ngurusin kejahatan "perang" lagi
+ include Jendral2 yang boleh dibilang "untouchable" lagi.

Problem2 yang ada diatas adalah problem yang "orang Jawa" pikir, itu problem
yang dirasakan rakyat Aceh sekarang. Seandainya itu pun benar,a da engga'
garansi dari pihak Aceh, kalau pemerintah melakukan apa yang mereka tuntut.
Aceh engga' akan pisah? kalau ada mungkin lebih enak jalannya, tapi kalau
engga'? udah cape2, hasilnya percuma...

Reaksi gue (sebagai orang awam) terhadap GAM itu adalah, mereka egoist,
oppurtunis, ular, mereka engga' peduli barang seujung rambutpun tentang
perjuangan mahasiswa. Buktinya:
1. Dengan mengklaim untuk pisah (merdeka menurut mereka), secara engga'
langsung mereka mengencingi perjuangan mahasiswa2 yang berjuang menurunkan
ORBA, untuk menaikan kesejahteraan bangsa. 
2. Dengan ngasih ancaman bahwa GD akan diusir begitu tiba diAceh, ngasih liat
kalau mereka mempunyai "agenda" sendiri, dan kemungkinan GD datang kesana akan
merusak "rencana" mereka.
3. Dengan mengusir rakyat yang bukan Aceh, itu usaha memurnikan suku, yang
kalau kita perangi, juga tidak akan dikecam oleh negara2 lain. 
Ini adalah bangsa Aria, in the earlier form. Jangan samapi Hitler muncul
lagi.
4. Dengan berbagai kecurangan mereka bilang pertama kali kalau mereka tidak
mau merdeka, tapi sekarang mereka ingin merdeka. Mereka membikin pernyataan
anti-jawa, sekarang mereka bilang anti-pemerintah yang berada di jawa. Apa
kita bisa percaya dengan orang2 seperti ini?, siapa yang ada dibalik GAM ini?
yang pasti ada seorang juru bicara yang memperhatikan reaksi masyarakat, dan
mereka2 ini yang jadi penasihat2 GAM, supaya bisa dilihat oleh dunia
International, kalau mereka itu tertindas oleh RI (lewat TNI). Tapi sayang
GAM, bukan Fretilin, yang cukup pintar dan sabar. Ini yang membuat mereka
tidak terlalu mendapat banyak simpati, baik dari dalam maupun dari luar +
mereka islam dan bukan daerah jajahan...:)).

Gue rasa banyak yang sependapat dengan gue, dan kalau di adakan referndum
nasional, mereka akan kalah total (tapi sebelum referendum, sebaiknya diadakan
survey nasional dahulu...:)).

Bagi orang2 Aceh yang pro Aceh merdeka, ada tanggapan engga'?  
Is it true?...
Is it not? ...
who knows???...

.-Ichal-. 



priadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Tidak ada satu resep cespleng yang  dalam sekali tepuk mampu mengurai
masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus
merupakan paket
menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada.

1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan
pelanggaran HAM
dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan
darurat militer untuk saat ini
adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal
ini harus ditentang.

2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan
berbagai kepentingan
yang juga bertanggung jawab  terhadap berlarut-larutnya teror terhadap
masyarakat Aceh maupun