Re: Gebyar BCA di Indosiar

1999-10-26 Terurut Topik Budi Haryanto

Yth. Sdr. Ichal,

Apapun pandangan anda terhadap orang 'cacat' itu terserah anda dan memang
hak anda, seperti juga yang telah dilakukan Bagito.

Saya hanya menyampaikan pandangan saya dan ketidak setujuan saya terhadap
perilaku mempermainkan dan menghina cacat fisik seseorang. Bagi saya,
orang-orang yang permisif dan melakukan hal tersebut adalah telah
kehilangan sebagian nuraninya. Kalau ia orang 'normal', tentulah ia arogan
terhadap kesempurnaan fisiknya.

Terhadap yang satu ini, saya tidak akan pernah bersikap flexibel.

Kalau soal tabok-tabokan, kalau menemukan seorang yang cacat kaki lalu
cobalah menirukan jalannya di depannya. Saya pingin dengar, apakah mereka
mempunyai mental yang seperti anda kira dan bisa memaklumi anda (atau
bahkan tertawa...?), atau kepala anda yang babak belur dilempar dia dan
dipukulin orang lain.

Bagaimanapun, kita punya pandangan masing-masing soal ini. Bagi saya ini
adalah masalah prinsip. Terserah kalau anda menganggap ini bukanlah hal
yang serius. Saya tidak akan mengikuti pandangan anda.

Saya pikir hal ini tidak perlu lagi didiskusikan, karena Gus Dur dan warga
NU sendiri sudah memaafkan kekhilafan Bagito. Dan, in general, bangsa
Indonesia telah mendapatkan pengalaman dari hal ini, yaitu sebagian pro dan
sebagian kontra.

Salam,
Budi



Re: [Re: Gebyar BCA di Indosiar]

1999-10-26 Terurut Topik Rizal Az

Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yth. Sdr. Ichal,

Apapun pandangan anda terhadap orang 'cacat' itu terserah anda dan memang
hak anda, seperti juga yang telah dilakukan Bagito.

Yah disini loe salah tangkap point gue, dan sedikit lari dari original
argument-nya. Argument yang pertamaaa kali itu adalah BAGITO dengan Gus Dur.
Argument gue selalu melihat ini. Yang gue liat BAGITO itu Pelawak, GUS DUR
adalah public figure. Sama seperti pelawak sini yang becandain Stevie Wonder.
Pelawak itu pelawak, Stevie Wonder itu public figure. Buat gue ini normal2
aja, selama engga' kita bawa keluar. Gue khan udah bilang di e-mail gue yang
sebelumnya, kalau gue juga engga' condoned kalau kita memperolok disabled
person, dan geu respect mereka kok , sama seperti gue respect any other
person.

Saya hanya menyampaikan pandangan saya dan ketidak setujuan saya terhadap
perilaku mempermainkan dan menghina cacat fisik seseorang. Bagi saya,
orang-orang yang permisif dan melakukan hal tersebut adalah telah
kehilangan sebagian nuraninya. Kalau ia orang 'normal', tentulah ia arogan
terhadap kesempurnaan fisiknya.

Terhadap yang satu ini, saya tidak akan pernah bersikap flexibel.

Kalau soal tabok-tabokan, kalau menemukan seorang yang cacat kaki lalu
cobalah menirukan jalannya di depannya. Saya pingin dengar, apakah mereka
mempunyai mental yang seperti anda kira dan bisa memaklumi anda (atau
bahkan tertawa...?), atau kepala anda yang babak belur dilempar dia dan
dipukulin orang lain.


Jelas lah gue pasti di gebukin orang kalau gue ngikutin jalannya orang
pincang. Kalau gue ngeliat pelawak ngikutin gaya'nya Stevie Wonder (yang
buta=cacat) dan lucu, pasti gue ketawa, tapi kalau gue ngikutin gaya Stevie
Wonder, yang ada gue juga pasti dipukulin orang karena di anggap menghina dan
engga' lucu!!!. 
Loe harus lihat masalahnya dulu dong. Yang gue lihat, loe ngeliat scope-nya
terlalu broad, gue ngeliat-nya specific. You got to understand, kalau mereka
ini Comedian/Entertainer, bukan memperolok orang, kalau gue yang gitu baru gue
dibakar sama banser NU...:).

Bagaimanapun, kita punya pandangan masing-masing soal ini. Bagi saya ini
adalah masalah prinsip. Terserah kalau anda menganggap ini bukanlah hal
yang serius. Saya tidak akan mengikuti pandangan anda.

Gue sangat menghargai kalau ini prinsip buat loe, but don't get me wrong,
guepun berprinsip sama dengan loe. Perbedaannya gue sama loe, gue engga'
kasihan ngeliat orang cacat, bukan karena gue mati rasa atau hilang sebagian
naruni gue atau merasa arogan, tapi gue engga' ngeliat mereka cacat!.
Contohnya yah, gue pernah pergi main ski, terus gue ngeliat orang lumpuh main
ski, gue langsung samperin dia dan gue ajak balapan. Gue engga' ngeliat kalau
gue bisa ngalahin dia, hanya karena dia lumpuh. Yang ada memang bener, gue
kalah toh sama dia, DAN bukan gue ngalah sama dia atau gue yang bodoh engga'
bisa main ski. Sekarang loe pikir deh, bukannya lebih baik begitu untuk gue
dan dia, daripada gue ngerasa kasihan sama dia, jadi kelakuan gue fake
terhadap dia??.

Saya pikir hal ini tidak perlu lagi didiskusikan, karena Gus Dur dan warga
NU sendiri sudah memaafkan kekhilafan Bagito. Dan, in general, bangsa
Indonesia telah mendapatkan pengalaman dari hal ini, yaitu sebagian pro dan
sebagian kontra.

Ini seperti balesan e-mail gue tadi, tentang orang yang berjiwa besar. Cinta
deh gue sama Gus Dur !!!, karena engga' ada Pejabat di Indonesia yang tahan
"dimainin", di sentil dikit aja marah...:). Lihat dong Habibie, dia admit
khan, kalau ada artikel di tempo tentang dia yang dia engga' suka, terus di
buang majalahnya sama dia. Itu contoh pemimpin Indonesia, engga' mau terima
salah, kritik, kaku !!!, you know they're like that? because they're too damn
uptight!!!. Tapi Gus Dur... dia berjiwa besar, dia tau kalau itu cuma guyonan,
jadi di ma'afkan sama dia...

Gue cuma berharap loe at least liat point2 gue, dan loe pikirin, mana yang
lebih baik, kasihan seperti loe (dengan alasan2 yang loe kasih di e-mail loe
yang sebelumnya) atau seperti gue (yang menganggap mereka seperti kita juga,
engga' cacat). 

Karena pada hakekatnya, kalau ada terdapat cacat di tubuh kita, anggota badan
yang lain akan meng-increase their capability, untuk mengurangi kekurangan
tadi. Contohnya orang buta, pendengarannya tajam sekali, orang cacat kaki,
tangannya kuat sekali, orang cacat mental, tapi lukisanya bagus sekali. Ini
adalah sebagian karunia Allah terhadap mereka2, untuk menjaga supaya orang2
itu tidak "down", dan tetap bisa melakukan pekerjaan mereka sehari2, tanpa
adanya rasa malu, minder, depress, seperti yang loe bilang itu.

Perasaan loe itu justru mencerminkan ke aroganan orang yang mempunyai tubuh
sempurna, iya engga' sih?? think about it.

Kalau loe masih engga' bisa ngeliat dari kacamata gue, memang kita hidup di
dunia yang berbeda kalau gitu...:).

Good luck deh,
Ichal

Salam,
Budi



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account