Re: SISTEM PENDIDiKAN NASIONAL (Re: Sekedar usulan)

1999-05-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

Untuk daeng Ida, saya usulkan dua tindakan untuk menghadapi email bung Jaya,
yaitu sabar dan smile. Sabar dalam menghadapi omelannya dan smile untuk
menanggapi gurauannya (yang kadang-kadang cukup lucu juga...he...he..).
Untuk bung Jaya, saya tidak punya usulan, karena selama ini saya memahami bahwa
bung lebih tahan banting dari saya dalam berdiskusi dengan teman-teman lainnya
:)

FNU Brawijaya wrote:

  Dear Bung Jaya,
 
  Nampaknya anda 'senang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
  semoga diskusi ini tidak terhambat oleh sinism.
 
  salam,
 
  ida

 My dearest mbak Ida,

 Nampaknya anda 'sedang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
 semoga diskusi ini tidak sekedar lancar karena hanya melihat pendapat
 yg senada.

 My dearest mbak Ida, pluralisme pendapat di milis ini masih jauh lebih
 kecil dari pluralisme di tanah air. Bandingannya adalah 577 : 210 juta.
 Untuk mencapai kata sepakat sambil menjunjung demokrasi adalah
 sulit. Mbak Ida sudah terjebak satu kali, yaitu saat pertama mbak hendak
 membuat kelompok kecil (karena ngambek dengan komentar saya).
 Pada saat itu, langkah anda persis yg dilakukan oleh Sukarno yang
 kehilangan kesabaran, sehingga menghasilkan "demokrasi terpimpin"
 di tahun 1950-an itu. Hal ini terjadi lagi pada jaman Suharto.
 Langkah pemenangan Golkar (dengan sasaran perolehan suara 90%)
 kan untuk memudahkan pencapaian kata mufakat secara cepat.
 Inilah harga dari demokrasi ini, sayangnya mbak sebagai calon
 politikus ulung yang ingin melakukan reformasi malah melakukan
 hal yg sama dengan yang mau direformasi. Bukankah suatu ironi?

 Makanya dengan terpaksa jumlah keahlian embak saya kurangi 1 point.
 Tadinya 1000 macam menjadi 999 buah keahlian. Tapi jangan kawatir,
 999 buah kan jauh lebih banyak dari keahlian saya yg cuman 3 buah saja.
 Mau tahu keahlian saya; (1) kritik nggak mutu, (2) komentar nggak mutu;
 dan (3) bikin mbak Ida merengut. Hehehe..

 Eh, sorry lho kalau pedes, soalnya kita semua di milis ini kan sayang dengan
 embak (Iya endak rekan-rekan..hehe).

 Salam,
 Jaya

 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire

\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)



Re: SISTEM PENDIDiKAN NASIONAL (Re: Sekedar usulan)

1999-05-12 Terurut Topik FNU Brawijaya

Hehehe. harus tahan banting dong wong bener ane kok Daripada
tahan merengut. Kalo omelan saya nggak bener ya tinggal tunjukin. Kalo males ya
diam saja juga boleh Pusing amat menghadapi orang troy satu itu
rak gitu tho?


Blucer Rajagukguk wrote:

 Untuk daeng Ida, saya usulkan dua tindakan untuk menghadapi email bung Jaya,
 yaitu sabar dan smile. Sabar dalam menghadapi omelannya dan smile untuk
 menanggapi gurauannya (yang kadang-kadang cukup lucu juga...he...he..).
 Untuk bung Jaya, saya tidak punya usulan, karena selama ini saya memahami bahwa
 bung lebih tahan banting dari saya dalam berdiskusi dengan teman-teman lainnya
 :)

 FNU Brawijaya wrote:

   Dear Bung Jaya,
  
   Nampaknya anda 'senang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
   semoga diskusi ini tidak terhambat oleh sinism.
  
   salam,
  
   ida
 
  My dearest mbak Ida,
 
  Nampaknya anda 'sedang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
  semoga diskusi ini tidak sekedar lancar karena hanya melihat pendapat
  yg senada.
 
  My dearest mbak Ida, pluralisme pendapat di milis ini masih jauh lebih
  kecil dari pluralisme di tanah air. Bandingannya adalah 577 : 210 juta.
  Untuk mencapai kata sepakat sambil menjunjung demokrasi adalah
  sulit. Mbak Ida sudah terjebak satu kali, yaitu saat pertama mbak hendak
  membuat kelompok kecil (karena ngambek dengan komentar saya).
  Pada saat itu, langkah anda persis yg dilakukan oleh Sukarno yang
  kehilangan kesabaran, sehingga menghasilkan "demokrasi terpimpin"
  di tahun 1950-an itu. Hal ini terjadi lagi pada jaman Suharto.
  Langkah pemenangan Golkar (dengan sasaran perolehan suara 90%)
  kan untuk memudahkan pencapaian kata mufakat secara cepat.
  Inilah harga dari demokrasi ini, sayangnya mbak sebagai calon
  politikus ulung yang ingin melakukan reformasi malah melakukan
  hal yg sama dengan yang mau direformasi. Bukankah suatu ironi?
 
  Makanya dengan terpaksa jumlah keahlian embak saya kurangi 1 point.
  Tadinya 1000 macam menjadi 999 buah keahlian. Tapi jangan kawatir,
  999 buah kan jauh lebih banyak dari keahlian saya yg cuman 3 buah saja.
  Mau tahu keahlian saya; (1) kritik nggak mutu, (2) komentar nggak mutu;
  dan (3) bikin mbak Ida merengut. Hehehe..
 
  Eh, sorry lho kalau pedes, soalnya kita semua di milis ini kan sayang dengan
  embak (Iya endak rekan-rekan..hehe).

--
Salam,
Jaya


-- I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: SISTEM PENDIDiKAN NASIONAL (Re: Sekedar usulan)

1999-05-12 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

1. Enggak ada yang bilang salah.
2. Siapa yang pusing, khan sudah tahu obatnya :)
3. Eh ngomel lagi, ngomel lagi..he...he.

FNU Brawijaya wrote:

 Hehehe. harus tahan banting dong wong bener ane kok Daripada
 tahan merengut. Kalo omelan saya nggak bener ya tinggal tunjukin. Kalo males ya
 diam saja juga boleh Pusing amat menghadapi orang troy satu itu
 rak gitu tho?

 Blucer Rajagukguk wrote:

  Untuk daeng Ida, saya usulkan dua tindakan untuk menghadapi email bung Jaya,
  yaitu sabar dan smile. Sabar dalam menghadapi omelannya dan smile untuk
  menanggapi gurauannya (yang kadang-kadang cukup lucu juga...he...he..).
  Untuk bung Jaya, saya tidak punya usulan, karena selama ini saya memahami bahwa
  bung lebih tahan banting dari saya dalam berdiskusi dengan teman-teman lainnya
  :)
 
  FNU Brawijaya wrote:
 
Dear Bung Jaya,
   
Nampaknya anda 'senang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
semoga diskusi ini tidak terhambat oleh sinism.
   
salam,
   
ida
  
   My dearest mbak Ida,
  
   Nampaknya anda 'sedang' membuat kesimpulan tanpa data. By the way,
   semoga diskusi ini tidak sekedar lancar karena hanya melihat pendapat
   yg senada.
  
   My dearest mbak Ida, pluralisme pendapat di milis ini masih jauh lebih
   kecil dari pluralisme di tanah air. Bandingannya adalah 577 : 210 juta.
   Untuk mencapai kata sepakat sambil menjunjung demokrasi adalah
   sulit. Mbak Ida sudah terjebak satu kali, yaitu saat pertama mbak hendak
   membuat kelompok kecil (karena ngambek dengan komentar saya).
   Pada saat itu, langkah anda persis yg dilakukan oleh Sukarno yang
   kehilangan kesabaran, sehingga menghasilkan "demokrasi terpimpin"
   di tahun 1950-an itu. Hal ini terjadi lagi pada jaman Suharto.
   Langkah pemenangan Golkar (dengan sasaran perolehan suara 90%)
   kan untuk memudahkan pencapaian kata mufakat secara cepat.
   Inilah harga dari demokrasi ini, sayangnya mbak sebagai calon
   politikus ulung yang ingin melakukan reformasi malah melakukan
   hal yg sama dengan yang mau direformasi. Bukankah suatu ironi?
  
   Makanya dengan terpaksa jumlah keahlian embak saya kurangi 1 point.
   Tadinya 1000 macam menjadi 999 buah keahlian. Tapi jangan kawatir,
   999 buah kan jauh lebih banyak dari keahlian saya yg cuman 3 buah saja.
   Mau tahu keahlian saya; (1) kritik nggak mutu, (2) komentar nggak mutu;
   dan (3) bikin mbak Ida merengut. Hehehe..
  
   Eh, sorry lho kalau pedes, soalnya kita semua di milis ini kan sayang dengan
   embak (Iya endak rekan-rekan..hehe).

 --
 Salam,
 Jaya

 -- I disapprove of what you say, but I will
 defend to death your right to say it. - Voltaire

\\\|///
  \\  - -  //
   (  @ @  )
 oOOo-(_)-oOOo---
 FNU Brawijaya
 Dept of Civil Engineering
 Rensselaer Polytechnic Institute
 mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Oooo
oooO (   )
   (   )  ) /
\ (  (_/
 \_)