http://gatra.com/artikel.php?id=112408
Mahasiswa RI Beri Kontribusi pada Australia

Brisbane, 21 Pebruari 2008 10:04
Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb, seusai bertemu
Wakil Perdana Menteri Australia/Menteri Pendidikan Australia mengungkapkan,
mereka membicarakan pentingnya pertukaran mahasiswa secara lebih berimbang
di antara kedua negara karena hal ini akan sangat mendukung penguatan
hubungan bilateral untuk jangka panjang.

Hamzah Thayeb, Kamis pagi, diterima Wakil PM Julia Gillard, selama sekitar
setengah jam. Dalam kunjungan kehormatan yang berlangsung di kantornya yang
berada di gedung Parlemen Canberra itu, Dubes Thayeb didampingi Atase
Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, Dr.R.Agus Sartono, MBA.

Seusai pertemuan itu, kepada *Antara* yang menghubunginya dari Brisbane,
Dubes Hamzah Thayeb, mengatakan, ia juga membicarakan soal penambahan jumlah
beasiswa bagi Indonesia karena dari sekitar 16 ribu pelajar dan mahasiswa
Indonesia yang belajar di Australia, hanya sekitar 900-an orang yang
merupakan penerima beasiswa sedangkan sisanya membiayai sendiri sekolah dan
kuliah mereka.

"Jumlah orang-orang Indonesia yang membiayai sendiri sekolahnya di Australia
ini tidak sedikit. Artinya mereka turut memberi kontribusi yang cukup besar
bagi perekonomian Australia," katanya.

Selain itu, alangkah baiknya jika Pemerintah Australia juga menyediakan
beasiswa bagi warganya untuk bisa melanjutkan studi di berbagai lembaga
pendidikan tinggi di Indonesia karena kehadiran mereka itu akan sangat
mendukung tumbuh-berkembangnya hubungan antarmasyarakat (people-to-people)
kedua negara.

Para mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia itu nantinya akan lebih
mengenal budaya, sifat, dan pola fikir orang-orang Indonesia sehingga akan
semakin tumbuh pengertian yang lebih baik dalam hubungan kedua negara,
katanya.

Para mahasiswa Australia yang akan belajar di Indonesia ini bisa jadi
termasuk di antara orang-orang yang akan menggantikan para Indonesianis dari
generasi lama yang masih berkiprah di lembaga-lembaga kajian dan pendidikan
tinggi di Australia.

Dubes THamzah hayeb mengatakan, masalah ini sebenarnya sudah sering ia
singgung dalam pertemuan dengan para pejabat pemerintah Australia lainnya
dengan harapan hal ini menjadi pertimbangan mereka mengingat manfaatnya yang
besar bagi peningkatan dan penguatan hubungan kedua bangsa dalam jangka
panjang.

"Menguatnya hubungan bilateral itu tidak datang dengan sendirinya melainkan
dari kerja keras kita bersama," katanya.

Menjawab pertanyaan tentang masalah nota kesepahaman (MoU) mengenai
peningkatan kerja sama kedua negara di bidang pendidikan, Dubes Thayeb
mengatakan, ia sempat menyinggung hal itu dalam pertemuan dengan Wakil PM
Australia itu.

MoU itu sedang dalam tahap penyelesaian namun jika bisa segera rampung akan
lebih baik. Para menteri pendidikan kedua negara bisa menandatanganinya
sebelum pertemuan tingkat menteri Indonesia-Australia dilangsungkan di
Canberra Juni 2008, katanya.

Julia Gillard merupakan anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri Kevin
Rudd dengan jabatan yang luas karena selain menjabat Wakil Perdana Menteri
dan Menteri Pendidikan, maka ia juga merupakan Menteri Ketenagakerjaan dan
Hubungan Tempat Kerja, serta Menteri urusan Inklusi Sosial. *[TMA, Ant]*

-- 
Best regards,
Sulistiono Kertawacana

Kirim email ke