Re: [R@ntau-Net] islam dan demokrasi )
Wa'alaikum salam wr.wb. Mak Basrihasan, honestly I am just trying to present my point of view, dalam rangka kepedulian terhadap terpuruknya Islam ditengah berpolarisasinya pemikiran Islam secara tekstual dan konstektual Sebenarnya kalau kita mau membuka hati terhadap perbedaan penafsiran dan fikiran yang jernih, maka diskusi2 agama dalam milis ini akan menjadi bermanfaat. apapun juga kesimpulan dari pemikiran2 yang dibawa kesini, maka sebaiknya kita tetap memprioritaskan akhlaqul kharimah dan keikhlasan dalam berIslam, semata mata demi mencari ridho Allah swt. apalagi bagi kita yang secara individu sehari hari berinteraksi dalam komunitas plural, sudah seharusnyalah kita juga bersikap adil dan tulus terhadap sesama manusia, menjauhkan sikap pre-judice (su'uzhon) atau apriori (zalim). Insya Allah dengan sikap ini individu2 muslim akan merasakan indahnya keimanan dan sejuknya berislam sehingga kita semua bisa merepresentasikan rahmatan lil alamin yang kita dambakan tersebut. Ichwan2 yang ada dimilis ini saya yakini datang dari berbagai lapisan umur, latar belakang pendidikan dan pengalaman yang bervariasi..., maka sungguh terlalu tinggi hati rasanya kalau kita menganggap orang lain lebih kurang pengetahuannya atau keislamannya dari kita. Yang bisa kita perbuat adalah berdiskusi dengan sikap saling mengisi, jika ada yang keliru kita perbaiki bersama, namun jangan sekali kali kita berniat menggurui seseorang disini..., terlalu naive kalau punya fikiran seperti itu. Label bisa dipasang dimana saja...sesuai dengan keinginan penjual, tidak bedanya dengan label terorisme yang dipasang oleh barat untuk umat islam..., namun ini cuma masalah siapa yang menggiring opini, tetap saja hati nurani dan fikiran kita masing masing yang akan menilai siapa yang teroris, siapa yang fanatik, siapa yang taqlid membabi buta. wassalam Adrisman - Original Message - From: "basrihasan" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, February 19, 2004 10:29 PM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi ) > Assalamu'alaikum wr. wb. > > Menariksekali interpretasi sanak Adrisman tentang demokrasi dalam Islam, > honestly there is no difference with me, konsekuensinya ialah kita ini > di cap sebagai pandangan Islam Liberal, apa boleh buat. > Karena demokrasi itu adalah kebaikan yang dihasilkan oleh ummat manusia, > yang telah diridhoi Allah SWT, tentunya itu adalah sunatullah juga. > Tinggal menjelaskan kepada ichwan yang masih bersikap skriptualis, > rantaunet ini hakikatnya media untuk itu. > Salam > > SBN > > - Original Message - > From: adeer <[EMAIL PROTECTED]> > To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) > <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Friday, February 20, 2004 7:42 AM > Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi ) > > > > Wa'alaikum salam wr.wb. > > > > uni evi yang baik, terima kasih ya sudah mengganti subjectnya dengan > tepat, > > memang kita sering lupa mengganti yang satu ini padahal obrolan mah udah > > kemana mana. > > senang juga kita bisa berbincang bincang lagi sambil sejenak lari dari > > rutinitas hidup sehari hari. walau uda tahu ini topic sensitip banget, > tapi > > mungkin nggak apa apa kita membicarakannya mumpung mau dekat > > pemilu...heheh...:) > > sesuai saran sanak Irdam mari kita batasi pembicaraan kita hanya pada > Islam > > dan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dan bukan membicarakan aqidah > atau > > ketauhidan (let's keep it among ourself). > > > > apa yang uni gambarkan tentang model pemerintahan di medina yang didirikan > > oleh rasulullah saw itu adalah tepat sekali sebagai suatu bukti bahwa > nilai2 > > demokrasi memang ada dalam islam, dewan shura (consultation) bisa > > diinterpretasikan sebagai bagian dari democratic principle dan membai'at > > pemimpin secara langsung (individu) adalah juga bagian dari democratic > > principle. > > Namun mengacu kepada political system dalam Islam yang berdasarkan kepada > 3 > > principles (Tauhid, risalah dan khilafat), maka kita akan menemukan > jawaban > > yang berbeda dikalangan umat muslim sendiri tentang demokrasi, bila kita > > bertanya kepada muslim fundamentalist maka sudah tentu jawabannya adalah > NO, > > demokrasi tidak ada tempat dalam islam., karena kaum fundamentalist > > menginterpretasikan risalah dan rule of God secara literal dan tak ada > ruang > > untuk berkonsultatif. > > Kaum fundamentalist umumnya adalah ulama2 tradisionil yang mempunyai > sejarah > > hak memonopoli dalam menginterpretasikan Islam dan doktrin2nya. > > Kebalikannya dari kaum fundamen
Re: [R@ntau-Net] islam dan demokrasi )
Wa'alaikum salam wr.wb. uni evi yang baik, terima kasih ya sudah mengganti subjectnya dengan tepat, memang kita sering lupa mengganti yang satu ini padahal obrolan mah udah kemana mana. senang juga kita bisa berbincang bincang lagi sambil sejenak lari dari rutinitas hidup sehari hari. walau uda tahu ini topic sensitip banget, tapi mungkin nggak apa apa kita membicarakannya mumpung mau dekat pemilu...heheh...:) sesuai saran sanak Irdam mari kita batasi pembicaraan kita hanya pada Islam dan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dan bukan membicarakan aqidah atau ketauhidan (let's keep it among ourself). apa yang uni gambarkan tentang model pemerintahan di medina yang didirikan oleh rasulullah saw itu adalah tepat sekali sebagai suatu bukti bahwa nilai2 demokrasi memang ada dalam islam, dewan shura (consultation) bisa diinterpretasikan sebagai bagian dari democratic principle dan membai'at pemimpin secara langsung (individu) adalah juga bagian dari democratic principle. Namun mengacu kepada political system dalam Islam yang berdasarkan kepada 3 principles (Tauhid, risalah dan khilafat), maka kita akan menemukan jawaban yang berbeda dikalangan umat muslim sendiri tentang demokrasi, bila kita bertanya kepada muslim fundamentalist maka sudah tentu jawabannya adalah NO, demokrasi tidak ada tempat dalam islam., karena kaum fundamentalist menginterpretasikan risalah dan rule of God secara literal dan tak ada ruang untuk berkonsultatif. Kaum fundamentalist umumnya adalah ulama2 tradisionil yang mempunyai sejarah hak memonopoli dalam menginterpretasikan Islam dan doktrin2nya. Kebalikannya dari kaum fundamentalist adalah kaum Islamist yang sedikit lebih flexible pandangannya terhadap syaria'ah Islam terutama menyangkut segi memandang Islam terhadap negara, society dan economic. Sekalipun banyak para pemikir2 Islam yang telah mengupas dan membuat analysis tentang syaria'h Islam seperti Imam Shafi'i, Hanbali, AlGhazali dan masih banyak lagi yang lainnya, namun mereka2 ini lebih condong menganalisa dan menulis terhadap aspek2 theologis dan sedikit sekali yang menyangkut dimensi politik. Sehingga sebenarnya tak ada political philosophy secara concrete yang pernah dikembangkan berdasarkan Syari'ah Islam sampai saat ini (as far as I know...heheh...)., tidak salah kalau dikatakan Isalamic political thought masih tetap purely speculative. Maka benar juga kata uni kita tidak bakal menemukan nilai2 demokratis di negara2 Islam yang melaksanakan syari'ah Islam seperti negara2 timur tengah saat ini, dari 46 negara yang tergabung kedalam negara2 Islam tersebut, mungkin cuma Republic Turki yang bisa mewakili negara demokrasi berdasarkan pemahaman Barat. Lantas kalau begitu apakah tidak mungkin syaria'ah law sekaligus demokratic diterapkan dinegara Indonesia ini...? Jawabannya adalah tergantung seberapa banyak kaum fundamentalist atau islamist yang mengusung partai2 yang ikut pemilu nanti...? kalau banyakan fundamentalist, maka lihatlah negara2 timur tengah yang jadi contohnya, satu yang mungkin berbeda adalah negara kita terlalu miskin untuk bisa berbuat seperti negara saudagar minyak tersebut, salah2 negara kita akan jatuh lagi kedalam tangan militer seperti pakistan dan libya karena kemiskinan berpotensi untuk tidak berjalannya syari'ah law. Bila kaum islamist yang lebih banyak, mungkin kita masih bisa berharap seperti negara malaysia kelak..., walau juga masih tetap dibutuhkan nyali yang besar dari pemimpin2 kita kelak untuk mengadili para koruptor. uni dan sanak semuanya, sudah menjelang sore disini..., insya Allah kita sambung lagi lain kali. Mungkin kita nanti bisa mengupas seperti apakah sebenarnya syari'ah law yang begitu ditakuti orang2 tersebut dan seperti apakah demokrasi yang begitu digandrungi manusia sejagad. wassalam. Adrisman nb: sanak Irdam atau sanak lainnya silahkan bergabung kalau tertarik dan nggak sibuk. . - Original Message - From: " -- (*o*) --" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, February 19, 2004 4:42 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] islam dan demokrasi ) da ad, saya belum tahu benar apakah untuk melihat hubungan islam dg negara yg memiliki nilai2 demokratis atau tidak bisa dilihat pada negara2 Islam moderen yg masih menjalankan tradisi otoritas raja seperti yg dijalankan oleh arab saudi maroko dan jordan spt sekarang. menurut saya, yg paling pas untuk melihat bahwa negara islam itu adalah negara teokratik yg demokratis, mau atau tidak, kita harus menengok pada negara kota madina yg didirikan rasullullah. semasa rasul hidup negara madina dijalan berdasarkan prinsip shura. meskipun ada perbedaan substansial antara dewan shura dg parlementarisme seperti yg terdapat dalam negara2 moderen demokratis, secara prinsip, shura ini bisa dianggap sebagai bukti pertama dari demokrasi islam. bahkan setelah nabi wafat dikeluarkan lagi 2 prinsip kekuasaan islam yg demokratis: ikhtiyar (seleksi) dan bay'a (su
Re: Re[2]: [R@ntau-Net] Sentuhan Kepemimpinan ( 2 )
Assalamu'alaikum wr.wb. Uni Evi, Mak Basri Hasan serta sanak dipalanta. Bicara mengenai Islam dan Demokrasi memang pembicaraan yang menarik untuk dikaji, disatu sisi berbicara mengenai Islam tidak bisa dipisahkan dari unsur teologisnya, sedangkan bicara demokrasi adalah gagasan sekuler suatu bentuk pemerintahan yang tak membutuhkan gagasan teologis. Gagasan demokrasi dalam pilihan suatu negara memang terbukti cukup manjur dalam membawa peradaban manusia ini menjadi lebih maju dan mempromote hak hak dasar manusia bila dibandingkan dengan gagasan bentuk negara lain, komunis salahsatu contohnya. Lantas apakah Islam itu berdemokrasi atau tidak..?, ini adalah pertanyaan yang enteng2 sulit dan jawabannya juga akan bervariasi tergantung kepada siapa kita bertanya. Jelas kalau kita melihat Negara Islam yang banyak dipraktekkan dinegara negara Arab dan dilihat oleh kacamata umum (barat), maka Islam memang tidak demokratis.., parameter yang pasti adalah bahwa perpindahan tampuk kepemimpinan (Emir) berdasarkan garis keturunan, dan unsur2 Nepotisme sangat kuat didalamnya. Saya tidak mendalami banyak negara2 teluk ini, tapi satu yang saya tahu negara Qatar, mulai dari Emir sampai mentri2nya adalah bertalian darah satu sama lain. Tapi seperti juga yang diungkapkan oleh uni Evi, rasulullah sewaktu di Medinah juga sudah mempraktek kan nilai2 demokrasi dan saya yakin tak ada satupun diantara kita yang akan mengatakan Rasulullah adalah seorang diktator. Substansi Islam dan Demokrasi tidak bisa dipisahkan secara kaku, kaum intelektuil Islam harus bisa mentrasformatifkan teology Islam ini agar bisa memberi ruang kebebasan agar kelak bisa menyerap perkembangan jaman. Termasuk didalamnya kita harus bisa melihat syariat2 Islam itu secara proporsional, mengkaji nilai2 historis sehingga dapat ditemukan mana yang sungguh2 perenal dan mana yang bersifat spacial dan temporal. Sehingga kita bisa membedakan yang mutlak dan relatif dan tidak memutlak kan keduanya yang cenderung menjadi ciri khas orang2 Islam secara keseluruhan. Ringkasnya secara teori Islam seharusnya memandang demokrasi sebagai bagian penting dalam peradaban manusia yang memang sudah teruji keberhasilannya, Islam dan Demokrasi tidak bisa dipisahkan karena mempunyai tujuan yang sama memajukan peradaban manusia. Kehidupan muslim ummah tidak bisa dipisahkan dari syari'at Islam, namun menerapkan syari'at Islam di Indonesia tanpa menilai kajian2 historis hanya akan membenturkan umat Islam dengan nilai2 demokrasi itu sendiri. uni Evi dan sanak sekalian lain kali kita sambung lagi... wassalam Adrisman > >From: "basrihasan" <[EMAIL PROTECTED]> > > > >Dino, > > > >Urang "Islam" tu kayaknya seperti junta militer Myanmar, mula-mula anti > >demokrasi, lama-lama ngikut juga karena tidak punya alternatif yang bisa > >dibaok katangah. > >Baa kana di Yangoon kini, lagi ujan nggak? > >Salam > > > >SBN > > > >- Original Message - > >From: "dino anthonio" <[EMAIL PROTECTED]> > > > > > > > dear da ad dan tuan sinaro, > > > > > > > > boleh ikutan soal islam dan demokrasi? > > > > > > > > menurut pendapat saya, terlalu naif bila seseorang memandang bahwa > >konsep demokrasi adalah kebebasan tanpa batas. seingat saya dalam pelajaran > >pmp di smp dulu saja, guru berkali-dali menjejali kita dg kata demos > >artinya > >rakyat dan kratos artinya berkuasa, jadi demokrasi yg berasal dari bahasa > >yunani ini maksudnya adalah goverment rule by the people. > > > > > > > > > > > > > Uni GM, > > > > > > demokrasi kan bisa juga berarti: lagi DEMO di KERASI ...:) > > > > > > eh eh..pagi2 sudah ikut2an fulitik nih, ngupi dulu ah... > > > > > > wass, > > > > > > da.33.politico non grata. > > _ > Take off on a romantic weekend or a family adventure to these great U.S. > locations. http://special.msn.com/local/hotdestinations.armx > > > Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: > http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net > Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Puisi Cinta ( FW )
hai sanak Heri..., awak sasuku ruponyo, mudah mudahan selain sasuku awak lai pulo saiman... memang ini suatu pertanyaan yang bagus dan memang sudah seharusnya kita orang islam mulai belajar bagaimana seharusnya mengaplikasikan ajaran agama itu dalam kehidupan sehari hari. kasih sayang memang sifatnya universal, bahkan kasih sayang itu tidak cuma dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia, tapi juga dimiliki oleh oleh makhluk lain (binatang). kita memang bebas mengungkapkan rasa kasih sayang kita kepada orang yang dikasihi..., misalnya kepada istri kita yang tercinta... suatu kali teman saya dengan tergopoh gopoh mengatakan pada saya bahwa tetangganya yang muslim telah mempraktekkan kelakuan orang kafir... dengan terheran heran saya bertanya "praktek apa yang dia telah lakukan...?" katanya temannya itu selalu membawa setangkai bunga merah kerumahnya.(tindakan yang umum dilakukan oleh orang barat untuk menunjukkan cintanya atau ucapan tanda minta maaf). dengan terheran heran saya balik memandang teman ini..dalam hati saya berkata " man you better watch yourself before you watch somebody's back ". menunjukkan rasa cinta pada yang kita kasihi bukanlah semata milik kaum nasrani..., tapi juga milik kita kaum muslimin..., tak ada yang salah dengan membawa setangkai bunga..., memberi sepotong coklat...sebagai tanda ungkapan tanda cinta... Bisa dilakukan kapan saja sekehendak hati kita..., kita bisa membuat valentine day tiap hari kalau mau. yang perlu diingat adalah janganlah valentine day itu dijadikan semacam ritual, sama seperti halnya merayakan hari ulang tahun..., karena ini memang tidak ada dalam sunah rasul..., kalau dianggap sebagai ritual maka akan jatuh kedalam hukum bid'ah yang sangat tidak kita inginkan. wassalam Adrisman Y. Tanjung - Original Message - From: Tanjuang Heri To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Sent: Tuesday, February 17, 2004 6:53 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Puisi Cinta ( FW ) sanak, bukan ambo ingn protes sanak fankha berpuisi cinta, tapi cuman pengen tanyo, kok berpuisi cinta buliah , ndak diharamkan tapi ber " valentine day" kok dikutuak / diharamkan ? ( ado postingan di siko nan mambahas maslah iko). Apo sagalo nan dimulai dek kaum nasrani, islam harus mengharamkan membabi buta? sedangkan kasih sayang bukankah universal? rangtabiang Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net