Re: [R@ntau-Net] 891 Siswa SMK Dhuafa Terancam* Gedung Sekolah DitarikPemprov

2004-06-23 Terurut Topik bandaro

Siswa di SMK Dhuafa tu, gratis.

Rantaunet Foundation menyumbang  YBNI sacaro rutin sejak duo tahun 
lalu. Mulai  Mei 2004  RF menyumbang Rp 150 ribu/bln

Ambo jo mak Sati ateh namo Rantaunet pernah berkunjung ke SMK tsb.

mak Ban
~



RaNK MaRoLa wrote:
 
 891 Siswa SMK Dhuafa Terancam* Gedung Sekolah Ditarik Pemprov
 By padangekspres, Selasa, 22-Juni-2004, 02:35:49 WIB
 
 Padang, Padek-Sebanyak 891 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dhuafa di
 bawah naungan Yayasan Bakti Nusantara Isafat (YBNI), terancam tidak bisa
 melaksanakan proses belajar mengajar (PBM).


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] 891 Siswa SMK Dhuafa Terancam* Gedung Sekolah DitarikPemprov

2004-06-22 Terurut Topik RM Risan
Terimakasih untuk Rank Marola yang telah mengkopikan berita yang perlu kita
cermati dari Sumbar. Berita ini sangat menyedihkan pertama dari hanya
diberikan waktu 2 tahun untuk menyelenggarakan dan mengevaluasi sebuah
program pendidikan yang biasanya memerlukan waktu lama sampai bisa dinilai
dengan baik keberadaannya. Kedua, kalau benar pemda kita masih saja sulit
untuk ditemui untuk memperhatikan pendidikan dan mau memahami segala
permasalahan yang ada - seperti dilaporkan, kapan kita bisa segera mengejar
ketertinggalan kita untuk memberdayakan sumber daya manusia?

Sepertinya ada masalah yang mendasar disini, disatu sisi kita menghendaki
adanya otonomi. Tetapi disisi lain, masih saja daerah tidak siap untuk
bertindak dengan baik dan mau mendengarkan segala masalah dan sanggup
menganalisa untuk bisa mengambil keputusan dengan baik. Semuanya ini
berkaitan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan SDM, yang dengan
kata lain adalah kebutuhan untuk meningkatkan proses pendidikan.

Mudah-mudahan ada yang kita bisa lakukan yang sejalan dengan usaha
meningkatkan pendidikan. Mudah-mudahan pula pemerintahan kedepan akan lebih
memperhatikan pendidikan, seperti janjinya kelima-limanya capres dan
cawapres.

Wasslam,
Ridwan




- Original Message -
From: RaNK MaRoLa [EMAIL PROTECTED]
To: KaRaNTau [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, June 22, 2004 11:56 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] 891 Siswa SMK Dhuafa Terancam* Gedung Sekolah
DitarikPemprov


 891 Siswa SMK Dhuafa Terancam* Gedung Sekolah Ditarik Pemprov
 By padangekspres, Selasa, 22-Juni-2004, 02:35:49 WIB

 Padang, Padek-Sebanyak 891 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dhuafa di
 bawah naungan Yayasan Bakti Nusantara Isafat (YBNI), terancam tidak bisa
 melaksanakan proses belajar mengajar (PBM).

 Pasalnya, gedung sekolah yang selama ini mereka tempati (Ex Asrama
Transito
 Departemen Transmigrasi di Jalan S Parman), akan diambil oleh Pemerintah
 Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar), dan digunakan untuk keperluan
 lain.

 Gedung tersebut adalah milik Pemprov Sumbar, yang dipinjampakaikan kepada
 YBNI, selama dua tahun, terhitung sejak 31 Maret 2001, sebagaimana yang
 dituangkan dalam berita acara, antara Pemprov Sumbar dengan YBNI.

 Berdasarakan Surat Sekretariat Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumbar Nomor:
 011/143/V/Perl-2004 perihal pengembalian Asrama Transito kepada Pemprov
 Sumbar, tertanggal 31 Mei 2004, YBNI harus mengembalikan gedung kepada
 Pemprov Sumbar, paling lama satu bulan sejak surat Sekda disampaikan.
 Berarti, paling lama akhir Juni pihak YBNI harus meninggalkan gedung itu.

 Persoalan pengembalian gedung ini, Senin (21/6) dibahas dalam hearing DPRD
 Sumbar melalui Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat bersama eksekutif, dan
 pihak YBNI. Hadir pada hearing yang dipimpin Sekretaris Komisi E DPRD
Sumbar
 Marfendi itu, Asisten III Daniwar Djalil, Asisten IV Asrul Masud, bersama
 staf lainnya, dan Ketua YBNI Ibrahim bersama pengurus YBNI dan staf
pengajar
 di SMK Dhuafa.

 Dalam acara dengar pendapat yang berlangsung sekitar beberapa jam itu,
 diambil keputusan, selama belum ada solusi atau pemindahan tempat yang
 jelas, Pemprov tidak boleh begitu saja memerintahkan pengembalian gedung
 tersebut. Pokoknya, selama belum ada solusi yang jelas, tidak boleh ada
 gangguan terhadap proses belajar mengajar di SMK Dhuafa. Ini adalah
masalah
 pendidikan, yang perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab kita
bersama,
 tegas Marfendi.

 Ketua Umum YBNI Ibrahim, kepada wartawan usai hearing menjelaskan, sejauh
 ini pihaknya tidak tahu harus membawa ke mana ratusan siswanya. Karena
itu,
 ia mengaku ingin bertemu langsung dengan Gubernur Sumbar, untuk
menyampaikan
 keluhan tersebut. Dipaparkan Ibrahim, gedung yang sekarang ditempati
sebagai
 tempat belajar yang jauh dari layak itu, merupakan tindak lanjut dari
 kesepakatan YBNI, dengan Gubernur Sumbar dalam berita acara Nomor:
 03/BA/III-2001.

 Pada pasal (1) berita acara yang ditandatangani Ibrahim dan Gubernur
Sumbar
 Zainal Bakar, disebutkan pihak pertama (gubernur atas nama Pemprov Sumbar)
 menyerahkan secara pinjam pakai gedung dimaksud, kepada pihak kedua
(Ibrahim
 atas nama YBNI) untuk selanjutnya dikelola oleh pihak kedua. Selanjutnya
 pada pasal (2) disebutkan, pinjam pakai gedung milik Pemprov Sumbar
tersebut
 diberi limitasi selama 2 tahun, setelah itu dilakukan evaluasi apakah
perlu
 dilanjutkan atau dihentikan (disesuaikan dengan kondisi saat itu).

 Tapi setelah limitasi, tidak ada pembicaraan atau evaluasi, pada hal kita
 YBNI sangat membutuhkan gedung itu sebagai tempat belajar anak-anak. Kalau
 diambil, ke mana semua siswa yang tidak berpunya itu akan pindah. Pemprov
 dan semua pihak kita harapkan menyikapi persoalan ini sebagai tanggung
 jawab, bukan hanya sebatas kasihan, ungkap Ibrahim mengeluh.

 Sekaitan dengan itulah, ia mengaku akan berusaha menemui langsung Gubernur
 Sumbar, hari ini. Bahkan atas inisitaif siswa, direncanakan mereka akan
 menggelar aksi damai ke kantor