Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
ORANG-ORANG YANG CURANG
 
Sesungguhnya akan ada siksaan yang sangat dahsyat bagi orang-orang yang curang. Yang dimaksud dengan "orang-orang yang curang" di sini ialah orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang.  Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,  dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Mari kita renungkan, mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang curang pada bidang-bidang di bawah ini:
·       Sebagai pegawai, selalu mengurangi jam kerja kita : datang terlambat, pulang lebih cepat, dll.
·       Sebagai pegawai, selalu mengubah-ubah harga dari pembelian yang dipercayakan kepada kita : membeli barang, membayar jasa, membayar kwitansi hotel, rumah sakit, makanan & minuman, dll.
·       Sebagai pegawai, menilai orang lain dengan penilaian yang berdasarkan suka atau tidak suka, iri hati, dengki, dll. Misalnya : tidak mau bekerja sama dengan atasan untuk kebaikan bersama, menilai bawahan secara bohong, melebih-lebihkan nilai pekerjaan sendiri, mengurangi nilai pekerjaan bawahan, dll.
·       Sebagai pedagang, mengurangi timbangan dari yang seharusnya.
·       Sebagai pedagang, menyembunyikan keburukan barang yang dijual
·       Sebagai pedagang, berbohong kepada pembeli tentang harga jual.
·       Sebagai hamba Allah, tidak mau mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut dipatuhi.
·       Sebagai hamba Allah, enggan atau tidak mau memberikan hak Allah
·       Sebagai hamba Allah, tidak mau bersyukur dan memohon hanya kepada Allah
·       Sebagai pemimpin menganggap dirinya berkuasa dan minta selalu dilayani, padahal hanya mengemban amanah sebagai pelayan kaumnya atau rakyatnya atau anggotanya atau pegawainya.
·       Sebagai rakyat atau anggota lainnya, menganggap diri seperti raja yang zalim yang tidak mau mengerti kebutuhan dan kondisi organisasinya.

Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,  pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam ?

Yakinlah, kita pasti akan menghadap Allah, Tuhan yang telah menciptakan kita dan menempatkan kita di bumi ini untuk suatu tugas dan dalam waktu tertentu dan kelak akan dipanggil pulang menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas tersebut.

Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu ? (Ialah) kitab yang bertulis.

Sungguh sangat merugi dan sangat menderitalah pada hari itu orang-orang yang mendustakan,  (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan. Mereka tak percaya akan ada hari pembalasan. Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,  yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu".

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Percayalah, sekali-kali tidak (Maksudnya: sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Allah), sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka.

Selanjutnya, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Setelah itu, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kami dustakan".

Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi orang-orang yang berbakti. Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin. Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu ? (Yaitu) kitab yang bertulis,  yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).

Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni'matan yang besar (syurga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan dalam keadaan santai dan berbahagia sambil menikmati pemandangan yang indah-indah.

Kamu akan dapat mengetahui dari wajah mereka, kesenangan mereka yang penuh keni'matan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang steril karena dilak . Laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,  (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah, Tuhan yang mereka cintai dan yang Maha Sayang kepada mereka.

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.   Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.

Mereka inilah, yang oleh orang zaman reformasi di Indonesia disebut sebagai orang berkolusi dalam korupsi. Mereka selalu bekerjasama dalam melakukan kecurangan, seolah-olah merekalah yang paling berkuasa pada saat itu dan tidak akan ada yang bisa menghakimi mereka. Ingatlah, Allah pasti akan menghakimi mereka dengan seadil-adilnya. Allah adalah hakim yang Maha Adil.

Dan apabila mereka melihat orang-orang mu'min, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mu'min. Mereka khawatir terhadap orang mukmin karena kejujuran dan ketulusan orang mukmin dalam mematuhi seluruh ajaran dan petunjuk tuhan mereka. Itulah yang terjadi pada diri orang-orang yang curang itu.

Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Bagi Anda yang mengaku beragama Islam, jangan bergembira dulu dan menyangka bahwa Anda tidak termasuk di dalam kelompok orang kafir ini. Sebab orang yang disebut kafir itu bukanlah hanya orang yang tidak beragama Islam saja, tetapi juga mereka yang mengaku beragama Islam tetapi enggan atau tidak mau atau belum mau melaksanakan ajaran Islam dengan senang hati hanya karena taat dan senang kepada Allah tuhan mereka, mereka juga masuk dalam golongan itu.

Adakah kita termasuk di dalam kelompok ini ? Jika ya, marilah kita segera tinggalkan hal itu, sebelum datang suatu waktu di mana taubat kita tidak diterima lagi oleh Allah.

Kita ini adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali pulang, maka milik kita pun hanyalah Allah, sebab Dia-lah yang tidak akan pernah hilang atau pun mati.

Syaifuddin Ma’rifatullah - Aceh.
Referensi: Al-Qur’an Surat Al-Muthaffifin[83] ayat 1-36.