Assalamu'alaikum wr.wb.
 
Pak MS Ka'ban baru saja risau, gara-gara pengamat yang ngomong tanpa data, alias katanya. Sebenarnya kita sudah lama risau Pak, berlarutnya masalah kita ini di Indonesia kan karena orang banyak bicara dan sedikit kerja, alias banyak yang jadi pengamat. Kalau Bapak risau, kami tak tau lagi apa nak dikatakan Pak, antah risau macam mana lagi kami ini.
 
Mudah-mudahan perjuangan Bapak mendapat ridho dari Allah swt. Hanya itu lah yang dapat kami sampaikan. Karena, sebagaimana Bapak ketahui, negeri kami Sumbar ini tak banyak uang tersedia untuk bisa digunakan menjadi "pambali gulo-gulo" guna memperlancar urusan spin-off itu.
 
Kiranya Allah swt. mengabulkan segala permintaan dan apa yang kita usahakan dijalanNya.
 
Wassalam,
dn
 
 
Senin, 19/11/2001 08.07 WIB

Komisi IX Dukung Maklumat Masyarakat Sumbar


M.S. Ka’ban yang juga Sekjen DPP PBB ini juga mengungkapkan kerisauannya terhadap pengamat yang banyak berkomentar soal spin off Semen Padang, tetapi pengamat tersebut tidak memahami persoalan. Akibatnya, komen-tar pengamat cendrung menimbulkan salah tafsir bagi lapisan masyarakat lainnya. Karenanya, Ka’ban meminta agar pengamat bisa menahan diri berkomentar jika tidak mengetahui suatu persoalan secara jelas.

Temui Penandatangan Maklumat

Usai mengunjungi pabrik, bertemu dengan direksi dan karyawan PT Semen Padang, anggota Komisi IX ini melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat Sumbar yang ikut menandatangani Maklumat 31 Oktober itu bertempat di Hotel Bumiminang, Padang.

Hadir dalam pertemuan itu Ketua LKAAM H.K.R. Dt. P. Simulie, Buya H.Mas’oed Abidin, Ketua MUI Prof. Dr. Mansur Malik, Wakil Sekretaris ICMI Drs. Shofwan Karim Elha, MA yang juga Ketua PW Muhammadiyah Sumbar, Ketua Bundo Kanduang Rky Nurainas Abizar, Sekretaris KNPI Yul Akhyari Sastra, S.H., serta sejumlah anggota Forum Perjuangan Masya-rakat Minangkabau/Sumatra Barat untuk Pengembalian PT Semen Padang. Dalam pertemuan itu juga hadir salah seorang Komisaris PT SP Djusril Djusan.

Dari pertemuan tersebut, para anggota Komisi IX tersebut mengaku dapat memahami latar belakang dari lahirnya Maklumat 31 Oktober itu sebagai klimak dari perjuangan yang telah berlangsung sejak tahun 1995 silam.

Sebagaimana diketahui, Komisi IX DPR-RI pada tanggal 11 Oktober yang lalu telah memutuskan dalam Komisi untuk mendesak pemerintah membatalkan put option 51 persen saham PT Semen Gresik kepada Cemex dan meminta segera dilaksanakannya spin off PT Semen Padang dari PT Semen Gresik.

Keputusan Komisi IX itu sudah ditindak-lanjuti oleh pimpinan DP-RI lewat surat tanggal 19 Oktober yang ditujukan kepada Presiden dan Menteri Terkait, agar melaksaaan keputusan Komisi IX tersebut.

“Kenyataannya, pemerintah bertindak lam-ban, hingga akhirnya keluar Maklumat Masyarakat Sumatra Barat itu,” kata Syofyan Usman.

Setelah bertemu dengan para tokoh masya-rakat tersebut, para anggota Komisi IX ini menyatakan tekadnya untuk terus memper-juangkan tuntutan tersebut. “Kami melihat, masyarakat dan pemerintah Sumatra Barat sudah melakukan langkah-langkah yang bijaksana, karena itu kami juga akan meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah ini dengan arif dan bijaksana pula,” kata M.S. Ka’ban, anggota Tim Komisi IX itu.

Penekanan senada juga disampaikan Achyar Muchlis yang berasal dari Fraksi Golkar daerah pemilihan Jawa Timur. “Seingat saya, di Komisi IX tidak ada orang Minang, kecuali turunannya. Jadi dijamin perjuangan kami mendukung aspirasi dan tuntutan masyarakat Sumatra Barat ini adalah murni tanpa ada kepentingan-kepentingan sempit seperti kedaerahan dan sebagainya,” kata Achyar Muchlis.

Baik Ka’ban’ Sofyan dan anggota Komisi IX lainnya, berjanji akan membawa persoalan ini ke dalam rapat interen komisi, seteah itu akan mendesak pemerintah secepatnya mela-kukan penyelesaian. “Kami tetap berada di belakang perjuangan Bapak-bapak dan Ibu,” katanya kepada para tokoh masyarakat dan penandatangan Maklumat yang hadir waktu itu.

Mereka berjanji untuk mendesak pemerintah segera membatalkan put option dan merealisa-sikan spin off. “Kita akan menjelaskan persoalan ini sejernih mungkin kepada pemerintah, perjuangan spin off sama sekali bukan untuk kepentingan orang Sumbar, melainkan untuk ke pentingan nasional,” kata Ka’ban.(hen)

Kirim email ke