[...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau
Assalamu'alaikum ww, Rancak juo du ide IA ITB ko sanak mbo Rajo Mantari, tapi disubaliak itu ado nan paralu ciek di bahas jo dimupakaik an basamo baa status kapamilikan kampuang/ruamah nangko apo sebagai pinjaman, samantaro atau salamonyo. Juo nan paralu di paralu di inok jo ditimbang-timbang adolah karano status danau Maninjau iko kawasan wisata baa pulo nantinyo sakiro pamarentah baniaik pulo mangambangan potensi danau iko, apo kampuang itu akan tamasuak dalam kawasan atau malah dihabihan baliak baa pulo statusnyo jo masyarakaik nan sadang manampati kampuang nan ado. Sudah tu kalo ado pulo masyarakaik di salingkuang danau nan lain apo dunsanak kito tu buliah pulo mambangunnyo (saroman karamba kini). Sakitu sakiro-kiro nan takana sasudah mambaco salinteh tulisan nan sanak Rajo Mantari kirinan. Wassalamu'alaikum ww Buyuang Batuduang Ameh (42) Nan Ba Bandera Sirah From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of Nofiardi Sent: Thursday, December 03, 2009 8:07 AM To: Rantau Subject: [...@ntau-net] Membangun Kampung Terapung di Maninjau GAGASAN IA-ITB UNTUK NAGARI TANJUNG SANI Membangun Kampung Terapung di Maninjau Rabu, 02/12/2009 20:21 WIB padangmedia.com - PADANG - Nagari Air! Inilah nagari impian yang tengah dicoba oleh Ikatan Alumni ITB untuk dijadikan perkampungan model terapung di Tanjung Sani Maninjau Kabupaten Agam. Tapi segala sesuatu ini masih dalam taraf konsep karena mesti dilengkapi dengan perencanaan non-teknis seperti masalah-masalah sosio-kultural, ekonomi dan sebagainya, ujar Zukri Saad dari IA-ITB Sumatera Barat ketika mempresentasikan gagasan besar itu di depan pegiat lingkungan di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unand Padang, siang tadi. Gagasan membangun perkampungan baru di atas permukaan air danau Maninjau dilahirkan para pengurus IA-ITB saat melaksanakan operasi tanggap darurat pascagempa Sumbar. IA-ITB kemudian mengambil basis di Tanjung Sani Maninjau. Masalah di Tanjung Sani sangat spesifik. Pascagempa nyaris lahan untuk bermukim makin menipis jumlahnya. Nagari yang terdiri dari 11 jorong itu tertimpa longsoran perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman tersebut. Sebenarnya tak hanya gempa ini saja yang pernah menimpa masyarakat di sini, sebelumnya beberapa kali galodo -banjir bandang-dan longsor pernah dialami masyarakat. Dan beberapa kali sudah dilaksanakan transmigrasi lokal ke Sawahlunto Sijunjung, tapi kemudian massyarakat kembali lagi ke kampung asalnya ini, tutur Zukri didamping Apris Hamid dan Harmen Nashar dari IA-ITB. Berdasarkan pengalaman itu dan penelitian para pengurus IA-ITB diperoleh kesimpulan bahwa transmigrasi bukan langkah yang tepat bagi penanganan korban pascagempa di Tanjung Sani. Kultur masyarakat yang terbiasa hidup dengan air danau, kemudian dipindahkan ke kawasan berhutan untuk bertani di lokasi translok membuat mereka tidak betah bertahan hidup, jadi mereka kembali lagi ke kampungnya, ujar Alfan Miko, Kepala LPM Unand yang juga sedang melakukan berbagai kegiatan dengan mahasiswa Unand dan UGM di Tanjung Sani. Gagasan Zukri dan IA-ITB itu didiskusi dalam suasana yang hangat dan sengit oleh para peserta. Terlihat yang hadir antara lain Ardinis Arbain, John Farlis, Hendri Martius, Jafri Nur, bahkan budayawan Edy Utama dan sejumlah akademisi Unand lainnya. Gagasan membangun Nagari Terapung ini secara sederhana adalah membangun perumahan berikut fasilitas umum dan sosial seperti pasar, rumah ibadah dan Puskesmas di atas air. Secara teknis kalangan ITB sudah mendesain bentuk rumah dan bangunan dengan kondisi diapungkan oleh ponton-ponton yang terbuat dari fiberglas. Kelak semua aktifitas masyarakat Tanjung Sani akan beralih dari darat ke rumah terapung di bibir pantai Barat Danau Maninjau ini. Secara teknis tidak ada lagi kendalanya, yang menjadi soal sekarang adalah persoalan non-teknis, antara lain kesiapan masyarakat, perubahan kultur, sampai penerimaan masyarakat untuk hidup dalam habit yang baru. Ini perlu social engineering lebih intensif, kata Zukri. Saat ini sekitar 3.802 orang (+/- 700 KK) warga Tanjung Sani masih berdiam di pengungsian. Setidaknya dibutuhkan 700 rumah dan infrastruktur pendukung, fasos dan fasum untuk bisa memulihkan kehidupan masyaraiat setempat seperti semula. Sementara Hendri Martius memperingatkan agar kalau gagasan ini jadi diimplementasikan, hendaknya benar-benar serius dipikirkan segi-segi non-teknisnya itu agar tidak menimbulkan kerugian besar. Ia bahkan mencontohkan Pasar Amur yang dibangun tanpa mempertimbangkan segi non-teknisnya. Jadinya, ya, seperti yang kita lihat, gagal dan menimbulkan kerugian, kata Hendri. Zukri dan kawan-kawan para penggagas berjanji akan memperkaya lagi konsep ini dengan berbagai pendapat yang sudah disumbangkan para akademisi Unand. Dalam waktu dekat ini focus group discussion (FGD) akan dilakukan lagi dengan pejabat Pemkab Agam dan pejabat Pemprov Sumatera Barat. Jika ini jadi diimplementasikan
[...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau
Kalau soal kampung terapung lah banyak contohnyo..apo lai berbahan fiber tantu labiah tahan karano biasonyo dari kayu jo batuang sajo. Tapi. Nan lah banyak disungai atau lauik sahinggo sirkulasi aianyo lai indak bamasalah Kalau dibuek di danau dengan segala fasos dan fasumnya lah diperhitungkan daya dukungnyo. Atau nanti ado pulo quotanyo. Sahinggo indak panuah danau tu dek kampuang nntinyo. Salam TR Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nofiardi nofia...@pec-tech.com Date: Thu, 3 Dec 2009 08:07:29 To: RantauRantauNet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Membangun Kampung Terapung di Maninjau GAGASAN IA-ITB UNTUK NAGARI TANJUNG SANI Membangun Kampung Terapung di Maninjau Rabu, 02/12/2009 20:21 WIB padangmedia.com - PADANG - Nagari Air! Inilah nagari impian yang tengah dicoba oleh Ikatan Alumni ITB untuk dijadikan perkampungan model terapung di Tanjung Sani Maninjau Kabupaten Agam. Tapi segala sesuatu ini masih dalam taraf konsep karena mesti dilengkapi dengan perencanaan non-teknis seperti masalah-masalah sosio-kultural, ekonomi dan sebagainya, ujar Zukri Saad dari IA-ITB Sumatera Barat ketika mempresentasikan gagasan besar itu di depan pegiat lingkungan di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unand Padang, siang tadi. Gagasan membangun perkampungan baru di atas permukaan air danau Maninjau dilahirkan para pengurus IA-ITB saat melaksanakan operasi tanggap darurat pascagempa Sumbar. IA-ITB kemudian mengambil basis di Tanjung Sani Maninjau. Masalah di Tanjung Sani sangat spesifik. Pascagempa nyaris lahan untuk bermukim makin menipis jumlahnya. Nagari yang terdiri dari 11 jorong itu tertimpa longsoran perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman tersebut. Sebenarnya tak hanya gempa ini saja yang pernah menimpa masyarakat di sini, sebelumnya beberapa kali galodo -banjir bandang-dan longsor pernah dialami masyarakat. Dan beberapa kali sudah dilaksanakan transmigrasi lokal ke Sawahlunto Sijunjung, tapi kemudian massyarakat kembali lagi ke kampung asalnya ini, tutur Zukri didamping Apris Hamid dan Harmen Nashar dari IA-ITB. Berdasarkan pengalaman itu dan penelitian para pengurus IA-ITB diperoleh kesimpulan bahwa transmigrasi bukan langkah yang tepat bagi penanganan korban pascagempa di Tanjung Sani. Kultur masyarakat yang terbiasa hidup dengan air danau, kemudian dipindahkan ke kawasan berhutan untuk bertani di lokasi translok membuat mereka tidak betah bertahan hidup, jadi mereka kembali lagi ke kampungnya, ujar Alfan Miko, Kepala LPM Unand yang juga sedang melakukan berbagai kegiatan dengan mahasiswa Unand dan UGM di Tanjung Sani. Gagasan Zukri dan IA-ITB itu didiskusi dalam suasana yang hangat dan sengit oleh para peserta. Terlihat yang hadir antara lain Ardinis Arbain, John Farlis, Hendri Martius, Jafri Nur, bahkan budayawan Edy Utama dan sejumlah akademisi Unand lainnya. Gagasan membangun Nagari Terapung ini secara sederhana adalah membangun perumahan berikut fasilitas umum dan sosial seperti pasar, rumah ibadah dan Puskesmas di atas air. Secara teknis kalangan ITB sudah mendesain bentuk rumah dan bangunan dengan kondisi diapungkan oleh ponton-ponton yang terbuat dari fiberglas. Kelak semua aktifitas masyarakat Tanjung Sani akan beralih dari darat ke rumah terapung di bibir pantai Barat Danau Maninjau ini. Secara teknis tidak ada lagi kendalanya, yang menjadi soal sekarang adalah persoalan non-teknis, antara lain kesiapan masyarakat, perubahan kultur, sampai penerimaan masyarakat untuk hidup dalam habit yang baru. Ini perlu social engineering lebih intensif, kata Zukri. Saat ini sekitar 3.802 orang (+/- 700 KK) warga Tanjung Sani masih berdiam di pengungsian. Setidaknya dibutuhkan 700 rumah dan infrastruktur pendukung, fasos dan fasum untuk bisa memulihkan kehidupan masyaraiat setempat seperti semula. Sementara Hendri Martius memperingatkan agar kalau gagasan ini jadi diimplementasikan, hendaknya benar-benar serius dipikirkan segi-segi non-teknisnya itu agar tidak menimbulkan kerugian besar. Ia bahkan mencontohkan Pasar Amur yang dibangun tanpa mempertimbangkan segi non-teknisnya. Jadinya, ya, seperti yang kita lihat, gagal dan menimbulkan kerugian, kata Hendri. Zukri dan kawan-kawan para penggagas berjanji akan memperkaya lagi konsep ini dengan berbagai pendapat yang sudah disumbangkan para akademisi Unand. Dalam waktu dekat ini focus group discussion (FGD) akan dilakukan lagi dengan pejabat Pemkab Agam dan pejabat Pemprov Sumatera Barat. Jika ini jadi diimplementasikan dan didukung pemerintah dengan pengalokasian anggaran, maka ini yang pertama di dunia, ujar Zukri. (eko) http://www.padangmedia.com/?mod=beritaid=58602 The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or
[...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau
Pak TR Batua tu harus diperhitungkan dengan matang dan dikaji secara konfrehensif dari barbagai sudut bidang dan ilmu pengetahuan Daya dukung, ekosistim danau, masalah sosial, dan tak kalah penting limbah2 rumah tangga yang akan mencemari danau tersebut Kesadaran masyarakat awak masih randah kok lah manyangkuik masalah iko, ambo yakin danau takambang jadi tong sampah masyarakat main campakan sajo limbah2 rumah tangga di rumah terapung tu sarupo plastik, kertas, minyak dan oli bekas, mancuci motor bisa jadi mangganti oli masin motor tampek oli dari plastik dan oli bekas baleak peak di aia danau Lalu limbah kotor manusia sendiri dan limbah dapur rumah terapung Jadi memang harus HATI HATI bana kok ka mambuek rumah terapung di danau maninjau dengan ekosistimnya serta daya dukungnya terbatas tentu sangat berbeda sekali dengan model2 rumah terapung di Sungai2 besar di Kalimantan Wass-Jepe Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: taufiqras...@gmail.com Date: Thu, 3 Dec 2009 02:54:40 To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau Kalau soal kampung terapung lah banyak contohnyo..apo lai berbahan fiber tantu labiah tahan karano biasonyo dari kayu jo batuang sajo. Tapi. Nan lah banyak disungai atau lauik sahinggo sirkulasi aianyo lai indak bamasalah Kalau dibuek di danau dengan segala fasos dan fasumnya lah diperhitungkan daya dukungnyo. Atau nanti ado pulo quotanyo. Sahinggo indak panuah danau tu dek kampuang nntinyo. Salam TR Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nofiardi nofia...@pec-tech.com Date: Thu, 3 Dec 2009 08:07:29 To: RantauRantauNet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Membangun Kampung Terapung di Maninjau GAGASAN IA-ITB UNTUK NAGARI TANJUNG SANI Membangun Kampung Terapung di Maninjau Rabu, 02/12/2009 20:21 WIB padangmedia.com - PADANG - Nagari Air! Inilah nagari impian yang tengah dicoba oleh Ikatan Alumni ITB untuk dijadikan perkampungan model terapung di Tanjung Sani Maninjau Kabupaten Agam. Tapi segala sesuatu ini masih dalam taraf konsep karena mesti dilengkapi dengan perencanaan non-teknis seperti masalah-masalah sosio-kultural, ekonomi dan sebagainya, ujar Zukri Saad dari IA-ITB Sumatera Barat ketika mempresentasikan gagasan besar itu di depan pegiat lingkungan di Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unand Padang, siang tadi. Gagasan membangun perkampungan baru di atas permukaan air danau Maninjau dilahirkan para pengurus IA-ITB saat melaksanakan operasi tanggap darurat pascagempa Sumbar. IA-ITB kemudian mengambil basis di Tanjung Sani Maninjau. Masalah di Tanjung Sani sangat spesifik. Pascagempa nyaris lahan untuk bermukim makin menipis jumlahnya. Nagari yang terdiri dari 11 jorong itu tertimpa longsoran perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman tersebut. Sebenarnya tak hanya gempa ini saja yang pernah menimpa masyarakat di sini, sebelumnya beberapa kali galodo -banjir bandang-dan longsor pernah dialami masyarakat. Dan beberapa kali sudah dilaksanakan transmigrasi lokal ke Sawahlunto Sijunjung, tapi kemudian massyarakat kembali lagi ke kampung asalnya ini, tutur Zukri didamping Apris Hamid dan Harmen Nashar dari IA-ITB. Berdasarkan pengalaman itu dan penelitian para pengurus IA-ITB diperoleh kesimpulan bahwa transmigrasi bukan langkah yang tepat bagi penanganan korban pascagempa di Tanjung Sani. Kultur masyarakat yang terbiasa hidup dengan air danau, kemudian dipindahkan ke kawasan berhutan untuk bertani di lokasi translok membuat mereka tidak betah bertahan hidup, jadi mereka kembali lagi ke kampungnya, ujar Alfan Miko, Kepala LPM Unand yang juga sedang melakukan berbagai kegiatan dengan mahasiswa Unand dan UGM di Tanjung Sani. Gagasan Zukri dan IA-ITB itu didiskusi dalam suasana yang hangat dan sengit oleh para peserta. Terlihat yang hadir antara lain Ardinis Arbain, John Farlis, Hendri Martius, Jafri Nur, bahkan budayawan Edy Utama dan sejumlah akademisi Unand lainnya. Gagasan membangun Nagari Terapung ini secara sederhana adalah membangun perumahan berikut fasilitas umum dan sosial seperti pasar, rumah ibadah dan Puskesmas di atas air. Secara teknis kalangan ITB sudah mendesain bentuk rumah dan bangunan dengan kondisi diapungkan oleh ponton-ponton yang terbuat dari fiberglas. Kelak semua aktifitas masyarakat Tanjung Sani akan beralih dari darat ke rumah terapung di bibir pantai Barat Danau Maninjau ini. Secara teknis tidak ada lagi kendalanya, yang menjadi soal sekarang adalah persoalan non-teknis, antara lain kesiapan masyarakat, perubahan kultur, sampai penerimaan masyarakat untuk hidup dalam habit yang baru. Ini perlu social engineering lebih intensif, kata Zukri. Saat ini sekitar 3.802 orang (+/- 700 KK) warga Tanjung Sani masih berdiam di pengungsian. Setidaknya dibutuhkan 700 rumah dan infrastruktur pendukung, fasos dan fasum untuk bisa
[...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau
Sanak Berpayung Emas, Memang harus dikaji semua aspek: sosial, lingkungan, keamanan, kesehatan, tata ruang, pemanfaatan jangka panjang, dll. Kalau perlu buat dulu percontohan sebelum dibuat secara massal. Jangan proyek berjalan, pemanfaatan tidak maksimal, anggran terkuras, akhirnya ditinggal menjadi limbah/ sampah yg akan merusak danau. Pemda Agam harusnya dapat pelajaran dari Pasar Amor. Salam, Nofiardi RM 42+ From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of Madahar (madahar) Sent: Thursday, December 03, 2009 8:51 AM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau Assalamu'alaikum ww, Rancak juo du ide IA ITB ko sanak mbo Rajo Mantari, tapi disubaliak itu ado nan paralu ciek di bahas jo dimupakaik an basamo baa status kapamilikan kampuang/ruamah nangko apo sebagai pinjaman, samantaro atau salamonyo. Juo nan paralu di paralu di inok jo ditimbang-timbang adolah karano status danau Maninjau iko kawasan wisata baa pulo nantinyo sakiro pamarentah baniaik pulo mangambangan potensi danau iko, apo kampuang itu akan tamasuak dalam kawasan atau malah dihabihan baliak baa pulo statusnyo jo masyarakaik nan sadang manampati kampuang nan ado. Sudah tu kalo ado pulo masyarakaik di salingkuang danau nan lain apo dunsanak kito tu buliah pulo mambangunnyo (saroman karamba kini). Sakitu sakiro-kiro nan takana sasudah mambaco salinteh tulisan nan sanak Rajo Mantari kirinan. Wassalamu'alaikum ww Buyuang Batuduang Ameh (42) Nan Ba Bandera Sirah The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~-~--~~~---~--~~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur Lokasi pada setiap posting - Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama === Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~--~~~~--~~--~--~---
[...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau
Yang saya heran, kenapa masyarakatnya di pindah ke Sawahlunto yang karakter dan kondisi alamnya berbeda jauh dengan Maninjau. Kenapa tidak di sekitar Agam, Lubuk Basung dan sekitarnya. Sehingga masyarakat Tanjung Sani masih bisa tetap berkebuan dan berladang serat mencari hidup di tanah ulayatnya. Entah kenapa saya ngeri membayangkan kalau nanti pemukiman terapung ini terealisir, bagimana dengan sampah2nya, sedangkan masyarakat ktia belum siap dan belum disiplin untuk masalah pembuangan ini. Apalagi orientasi PEMDA dan pihakt erkait masih sebatas proyek pembangunan, belum pada tahap maitenance yangs ering ditingalkan begitu proyek sudah selesai. Maaf, saya bukan ahli tata kota atau sipil, jadi cuma bisa cuap-cuap sebatas pengetahuan di kepala saja. Salam Bot Sosani Piliang Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream www.botsosani.wordpress.com Hp. 08123885300 --- On Wed, 12/2/09, Nofiardi nofia...@pec-tech.com wrote: From: Nofiardi nofia...@pec-tech.com Subject: [...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau To: rantaunet@googlegroups.com Date: Wednesday, December 2, 2009, 10:10 PM Sanak “ Berpayung Emas”, Memang harus dikaji semua aspek: sosial, lingkungan, keamanan, kesehatan, tata ruang, pemanfaatan jangka panjang, dll. Kalau perlu buat dulu percontohan sebelum dibuat secara massal. Jangan proyek berjalan, pemanfaatan tidak maksimal, anggran terkuras, akhirnya ditinggal menjadi limbah/ sampah yg akan merusak danau. Pemda Agam harusnya dapat pelajaran dari Pasar Amor. Salam, Nofiardi RM 42+ From: rantaunet@googlegroups.com [mailto: rantaunet@googlegroups.com ] On Behalf Of Madahar (madahar) Sent: Thursday, December 03, 2009 8:51 AM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Re: Membangun Kampung Terapung di Maninjau Assalamu’alaikum ww, Rancak juo du ide IA ITB ko sanak mbo Rajo Mantari, tapi disubaliak itu ado nan paralu ciek di bahas jo dimupakaik an basamo baa status kapamilikan kampuang/ruamah nangko apo sebagai pinjaman, samantaro atau salamonyo. Juo nan paralu di paralu di inok jo ditimbang-timbang adolah karano status danau Maninjau iko kawasan wisata baa pulo nantinyo sakiro pamarentah baniaik pulo mangambangan potensi danau iko, apo kampuang itu akan tamasuak dalam kawasan atau malah dihabihan baliak baa pulo statusnyo jo masyarakaik nan sadang manampati kampuang nan ado. Sudah tu kalo ado pulo masyarakaik di salingkuang danau nan lain apo dunsanak kito tu buliah pulo mambangunnyo (saroman karamba kini). Sakitu sakiro-kiro nan takana sasudah mambaco salinteh tulisan nan sanak Rajo Mantari kirinan. Wassalamu’alaikum ww Buyuang Batuduang Ameh (42) Nan Ba Bandera Sirah The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~-~--~~~---~--~~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ === UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur Lokasi pada setiap posting - Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama === Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~--~~~~--~~--~--~---