RE: [silatindonesia] IURAN BULANAN Sahabat Silat dan FP2STI

2009-06-07 Terurut Topik Abdul Khalik
Lebih bagus lagi bila no.rek yang diberikan bisa di transfer antar
bank..dengan kata lain ATM bersama..agar tidak merepotkan.

 

Abdul khalik



From: silatindonesia@yahoogroups.com
[mailto:silatindone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ezra purnama
Sent: Friday, June 05, 2009 10:36 PM
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Subject: [silatindonesia] IURAN BULANAN Sahabat Silat dan FP2STI

 






Yth. Kawan-kawan

Salam hormat, 

Sekedar mengingatkan kepada kawan-kawan semua. Untuk sumbangan atau
iuran bulanan ke rekening sahabat silat. Bulan ini June mohon jangan
dilupakan.

- bagi yang sudah transfer mohon absen di sini (cukup buat list nama)
- nominal tidak dibatasi tapi minimal Rp 10.000,-
- bagi yang lupa rek Sahabat SILAT ini : BCA 5700111778, an KIKI R dan
ALDA A

Moohon maaf saya mungkin tidak begitu update informasi di milist,
dikarenakan :
- Sedang diluar jangkauan internet di pedalaman Central Java
- Sedang ngerjain T-shirt edisi FP2STI joint with distro BANDUNG

Demikian tas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
 Hormat saya
Mas ezra

[Non-text portions of this message have been removed]





[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik M. Sopyan Sauri S.Pd
Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran 
Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun 
meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, 
Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.
 
Hormat kami,
 
http://padjadjarancimandepusat.blogspot.com


  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik Ian Samsudin
 
 
Sahabat silat :)
 
berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
 
 
Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
 

BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

Dari website KBN,  kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat  pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan 
sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali 
tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia 
jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis 
dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering 
berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia.

Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, 
belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain 
mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi 
mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid 
yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527.
 
Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 
sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah 
panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah 
menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H 
Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga 
memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung.

Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal 
Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah 
persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan 
Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, 
termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini
WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik yanweka
Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah palmerah 
kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. 

Salam




  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
  Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda






   
  Sahabat silat :)
   
  berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
  
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
   
   
  Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
   

  BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

  Dari website KBN,  kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

  Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat  pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

  Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

  Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
masih belia.

  Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

  Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

  Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, 
belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain 
mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi 
mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid 
yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527.
   
  Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 
sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah 
panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah 
menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H 
Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga 
memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung.

  Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal 
Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah 
persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan 
Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, 
termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini
  WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

  [Non-text portions of this message have been removed]




Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik Ekohadi
Sahabat Silat

Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si 
Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap...

Tetap Semangat 

Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
  Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda






   
  Sahabat silat :)
   
  berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
  
http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
   
   
  Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
   

  BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

  Dari website KBN,  kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

  Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat  pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

  Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

  Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
masih belia.

  Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

  Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

  Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, 
belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain 
mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi 
mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid 
yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527.
   
  Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 
sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah 
panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah 
menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H 
Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga 
memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung.

  Lantas apalagi yang bisa dilihat dan sejarah apalagi yang bisa diungkap soal 
Marunda, soal masjid Al Alam, juga tentang rumah panggung tadi, ditambah 
persoalan yang hingga kini masih melingkupi kawasan tersebut? Barangkali ajakan 
Komunitas Historia untuk merefleksi sejarah Jakarta di pesisir utara Jakarta, 
termasuk kawasan Marunda, bisa jadi alternatif liburan akhir pekan ini
  WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

  [Non-text portions of 

Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik Bony Setihabudi
Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan 
serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi 
beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin





From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM
Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita





Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran 
Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun 
meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, 
Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.
 
Hormat kami,
 
http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com

Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

[Non-text portions of this message have been removed]





  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik Ekohadi
Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan keluarga 
yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran

Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: Bony Setihabudi 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM
  Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita





  Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal 
perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang 
amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa 
beliau. Amiin

  
  From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM
  Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita

  Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran 
Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun 
meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, 
Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.
   
  Hormat kami,
   
  http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com

  Get your new Email address!
  Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
  http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

  [Non-text portions of this message have been removed]

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik eddi kurnianto
turut berduka cita.
semoga keluarga dan kerabat  yang ditinggalkan diberi ketabahan, rizqi dan
kekuatan meneruskan perjuangan beliau..

amin

2009/6/8 Ekohadi h...@mail.tempo.co.id



 Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan
 keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran

 Eko Hadi Sulistia


 - Original Message -
 From: Bony Setihabudi
 To: silatindonesia@yahoogroups.com silatindonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM
 Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

 Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal
 perbuatan serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang
 amal bagi beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa
 beliau. Amiin

 
 From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.comkelid_cimande%40yahoo.com
 
 To: silatindonesia@yahoogroups.com silatindonesia%40yahoogroups.com
 Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM
 Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita

 Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar
 Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72
 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD
 Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.

 Hormat kami,

 http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com

 Get your new Email address!
 Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
 http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]

 [Non-text portions of this message have been removed]

 [Non-text portions of this message have been removed]

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik paidi paidi
Innalillahi Wa Inna Lillahi rojiun

Terut berduka cita yang mendalam atas Berpulangnya ke Rahmatullah, Guru Besar 
Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari smoga Amal baik 
selama ini diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi 
keikhlasan dan ketabahan iman Amien...3x

Best Regards,
Paedi

--- Pada Sen, 8/6/09, M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com menulis:

Dari: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@yahoo.com
Topik: [silatindonesia] Berita Duka Cita
Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 8 Juni, 2009, 9:46 AM
















  
  Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar 
Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 
tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD 
Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.

 

Hormat kami,

 

http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com



Get your new Email address!

Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[silatindonesia] Re: Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik gusman_mi6
Turut bela sungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga amal ibadah beliau diterima 
Nya, dilipat gandakan amal kebainnya. Bagi keluarga yang ditinggalkan agar 
diberikan ketabahan dan kesabaran...aaamin ya robal alamin...

Gusman Jali

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, yoga putra setiawan mas_o_g...@... 
wrote:

 semoga segala amal ibadah beliau di terima di sisi Nya dan diberikan tempat 
 yang layak.., juga di berikan ketabahan pada keluarga yg ditinggalkan..., 
 amin...!
 
 --- On Sun, 6/7/09, M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@... wrote:
 
 From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cima...@...
 Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita
 To: silatindonesia@yahoogroups.com
 Date: Sunday, June 7, 2009, 9:46 PM
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar 
 Padjadjaran Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 
 tahun meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD 
 Cibinong, Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.
 
  
 
 Hormat kami,
 
  
 
 http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com
 
 
 
 Get your new Email address!
 
 Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
 
 http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
  
 
   
 
 
 
   

   
   
 
 
 
 
 
 
 
 
   
 
 
   
   
 
 
   
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik O'ong Maryono
Mas Eko 
 
Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran 
Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal 
yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. 


--- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote:


From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id
Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM








Sahabat Silat

Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si 
Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap...

Tetap Semangat 

Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: Ian Samsudin 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

Sahabat silat :)

berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. 
Belong.yang. Beken.di. Marunda


Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB


BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan 
sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali 
tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia 
jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis 
dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering 
berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia.

Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, 
belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain 
mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi 
mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid 
yang jadi markas pasukan Fatahillah dan dibangun pada 1527.

Adalah juragan Sero Haji Syafiuddin yang memelihara masjid di awal abad 20 
sehingga masjid itu tak berubah. Sekitar 250 m dari masjid terdapat rumah 
panggung yang dipercaya sebagai rumah Pitung atau setidaknya sang jawara pernah 
menginap di sana. Versi lain menyatakan rumah itu adalah rumah juragan H 
Syafiuddin yang pernah dirampok oleh Pitung. Apapun kisah versi lainnya, warga 
memilih percaya bahwa rumah panggung itu adalah rumah si Pitung.

Lantas 

Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik Ekohadi
Mas-kalau dari versi koran locomotif...mungkin bisa disharing disini, kan tidak 
semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk pengetahuan 
dan nambah wawasan..

Tetap Semangat

Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: O'ong Maryono 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda





  Mas Eko 
   
  Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran 
Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal 
yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. 

  --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote:

  From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM

  Sahabat Silat

  Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si 
Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap...

  Tetap Semangat 

  Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
  Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

  Sahabat silat :)

  berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
  http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. 
Belong.yang. Beken.di. Marunda

  Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB

  BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

  Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

  Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

  Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

  Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
masih belia.

  Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

  Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

  Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung bermain, 
belajar agama, belajar sembunyi dari opas dan kumpeni tapi versi lain 
mengatakan, Pitung hanya singgah sebentar di masjid itu. Beberapa versi 
mencatat, Pitung pernah tinggal baik di Kampung Marunda Pulo maupun di masjid 
yang jadi markas pasukan Fatahillah dan 

Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

2009-06-07 Terurut Topik O'ong Maryono
Assalamualikum w w
 
Segenap anggota Keluarga Pencak Silat Nusantara Thailand 
Ikut berduka cita, semoga keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi 
ketabahan, kekuatan. Amin
 
Wassalam
 
O'ong Maryono

--- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote:


From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id
Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, June 8, 2009, 11:13 AM








Turut berduka cita, semoga Amal Ibadah Beliau diterima di SisiNya dan keluarga 
yang ditinggalkan mendapat ketabahan dan kesabaran... .

Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: Bony Setihabudi 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 9:51 AM
Subject: Re: [silatindonesia] Berita Duka Cita

Saya dan keluarga turut berduka atas meninggalnya beliau semoga amal perbuatan 
serta ilmu-ilmu yang beliau ajarkan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi 
beliau. Semoga Allah SWT mengampunin segala kesalahan dan dosa beliau. Amiin

 _ _ __
From: M. Sopyan Sauri S.Pd kelid_cimande@ yahoo.com
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Sent: Monday, June 8, 2009 9:46:14 AM
Subject: [silatindonesia] Berita Duka Cita

Telah Berpulang ke Rahmatullah Ayahnda, Guru Tercinta, Guru Besar Padjadjaran 
Cimande : bapak Haji Tubagus Mochammad Djamhari, pada usia ke 72 tahun 
meninggal pada hari Jum'at, tanggal 5 Juni 2009 pukul 21.30 di RSUD Cibinong, 
Semoga Segala Amal Kebaikan beliau diterima disisi Allah SWT amin.

Hormat kami,

http://padjadjaranc imandepusat. blogspot. com

Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]

[Non-text portions of this message have been removed]
















[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik O'ong Maryono
Mas koran itu mengggunakan bahasa Melajoe koeno dan Belanda colonial sulit 
dimengerti.  

--- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote:


From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id
Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
To: silatindonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, June 8, 2009, 12:22 PM








Mas-kalau dari versi koran locomotif... mungkin bisa disharing disini, kan 
tidak semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk 
pengetahuan dan nambah wawasan..

Tetap Semangat

Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: O'ong Maryono 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM
Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

Mas Eko 

Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran 
Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal 
yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. 

--- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo. co.id wrote:

From: Ekohadi h...@mail.tempo. co.id
Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
To: silatindonesia@ yahoogroups. com
Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM

Sahabat Silat

Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si 
Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap...

Tetap Semangat 

Eko Hadi Sulistia

- Original Message - 
From: Ian Samsudin 
To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

Sahabat silat :)

berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. 
Belong.yang. Beken.di. Marunda

Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB

BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa perawakan 
sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama sekali 
tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan bahwa ia 
jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang dan tipis 
dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran Pitung sering 
berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu masih belia.

Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan pelor biasa, konon 
Pitung tewas ditembak peluru emas van Hinne. Warga pun berkabung kehilangan 
jawara kelahiran Rawa Belong ini. Makamnya pun dirahasiakan oleh Belanda. Konon 
makam Bang Pitung ada di Pal Tujuh, Palmerah.

Di Marunda juga terdapat masjid tua Al Alam. Masjid ini juga sering dikaitkan 
dengan Pitung. Ada yang menyebut masjid itu sebagai tempat Pitung 

Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik Ekohadi
Ok-kalau gitu dari hasil penelitian Mas Oong dengan bahan2 literatur dari luar, 
bagaimana sebenarnya Sosok Si Pitung tersebut. (he he he)

Tetap Semangat

Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: O'ong Maryono 
  To: silatindonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 12:25 PM
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda





  Mas koran itu mengggunakan bahasa Melajoe koeno dan Belanda colonial sulit 
dimengerti.  

  --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo.co.id wrote:

  From: Ekohadi h...@mail.tempo.co.id
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  To: silatindonesia@yahoogroups.com
  Date: Monday, June 8, 2009, 12:22 PM

  Mas-kalau dari versi koran locomotif... mungkin bisa disharing disini, kan 
tidak semua beli buku mas Oong dan bisa bahasa belanda he he heuntuk 
pengetahuan dan nambah wawasan..

  Tetap Semangat

  Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: O'ong Maryono 
  To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 12:17 PM
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

  Mas Eko 

  Ceritera Si Pitung versi Belanda yg saat itu juga dilaporlkan didalam koran 
Locomotif di Batavia sudah saya tulis dalam bukiu saya. Kalau ada versi lokal 
yg beranggapan Si Pitung adalah Robinhood Betawi silahkan, bagus bagus saja. 

  --- On Mon, 6/8/09, Ekohadi h...@mail.tempo. co.id wrote:

  From: Ekohadi h...@mail.tempo. co.id
  Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
  To: silatindonesia@ yahoogroups. com
  Date: Monday, June 8, 2009, 11:07 AM

  Sahabat Silat

  Mas Oong mungkin bisa Sharing versi dari Pihak Belanda, tentang sejarah Si 
Pitung sehingga bisa mendapat gambaran yang lengkap...

  Tetap Semangat 

  Eko Hadi Sulistia

  - Original Message - 
  From: Ian Samsudin 
  To: silatindonesia@ yahoogroups. com 
  Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
  Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

  Sahabat silat :)

  berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
  http://www.kompas. com/readkotatua/ xml/2009/ 06/06/15062886/ Jawara.Rawa. 
Belong.yang. Beken.di. Marunda

  Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB

  BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
memenuhi keperluan dalam negeri – selain juga untuk eskpor – dalam beberapa 
bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan Internasional Ali 
Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar muat.

  Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
berupa lahan Sarang Bango.

  Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu Kampung 
Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. Mengingat rumah 
si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, teringat kondisi 
kawasan secara keseluruhan – sebuah kawasan wisata sejarah yang bisa lebih 
ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang rumit dan sulit.

  Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri sebelum 
akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai rumah si 
Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya ilmu yang 
tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan sebagai 
sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, Jagoan yang 
Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.

  Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
masih belia.

  Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne (polisi 
Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah kakek 
nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh penjuru 
rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari arah dapur 
dan pamit pulang.

  Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh 

[silatindonesia] Re: Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda

2009-06-07 Terurut Topik gusman_mi6
Tepatnya depan sebelah kanan gedung Telkom Kemandoran (Palmerah) masuknya ke 
Sukabumi Ilir kali, makam kagak keurus berukuran 50x100cm, ditandai dengan 
peluran semen berantakan disekelilingnya. Makam dinaungi sekumpulan pohon bambu 
tua yang amat rimbun hampir menutupi 1/4 muka kantor Telkom. Sejatinya Telkom 
ingin mengembangkan kantornya, namun hal itu urung demi menghormati masyarakat 
Rawa Belong yang masih sering menziarahi, terutama pada awal puasa dan lebaran. 
Pihak Telkom memagari makam secara khusus terpisah dari kantor.

Pantai merupakan tempat strategis untuk para pelarian orang incaran Belanda 
pada masa itu, termasuk Marunda. Begitupun daerah pegunungan...

Ada ungkapan, sejarah adalah milik yang menang (yang berkuasa/pemerintah), 
selayaknya Jagoan Rawa Belong kembali ke kampung halamannya, bukan di Marunda. 
Penetapan Rumah H.Sapiuddin yang dianggap sebagai rumah Si Pitung adalah hasil 
keterpelesetan pemerintah pada masa orde baru dalam merangkai sejarah tokoh 
hero Betawi, sebagai penduduk natif ibu kota yang kala itu terpinggirkan.

Salam,

--- In silatindonesia@yahoogroups.com, Ekohadi h...@... wrote:

 Kalau ngak salah denger, dibawah menara Telkom Palmerah (pernah ditulis di 
 Kompas, cuma lupa penulis dan edisi berapa)...gman Mas Oong
 
 Tetap Semangat
 
 Eko Hadi Sulistia
 
   - Original Message - 
   From: yanweka 
   To: silatindonesia@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, June 08, 2009 11:03 AM
   Subject: Re: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
 
 
 
 
 
   Artikel yang ckp bagus, mengenai makamnya pitung itu katanya di daerah 
 palmerah kira2 dimana tuh, apakah sama dengan yang di Cingkrik Goning. 
 
   Salam
 
   - Original Message - 
   From: Ian Samsudin 
   To: silatindonesia@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, June 08, 2009 10:58 AM
   Subject: [silatindonesia] Jawara rawabelong yang ngetop di Marunda
 
   Sahabat silat :)
 
   berikut ada tulisan yang diambil dari kompas.com yaitu :
   
 http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/06/06/15062886/Jawara.Rawa.Belong.yang.Beken.di.Marunda
 
 
   Sabtu, 6 Juni 2009 | 15:06 WIB
 
 
   BEBERAPA waktu lalu Pemprov DKI Jakarta menyatakan akan membangun Kawasan 
 Ekonomi Khusus (KEK) di Marunda, Jakarta Utara. Pembangunan KEK dimaksudkan 
 untuk meningkatkan Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Tujuannya tak lain untuk 
 memenuhi keperluan dalam negeri †selain juga untuk eskpor †dalam 
 beberapa bidang seperti alat telekomunikasi dan elektronik. Pelabuhan 
 Internasional Ali Sadikin pun akan segera dibangun untuk memudahkan bongkar 
 muat.
 
   Dari website KBN, kawasan Marunda adalah seluas 413,8 ha terletak di tepi 
 pantai Utara Jakarta, sekitar 3 km dari Pelabuhan Tanjungpriuk, terdiri dari 
 118,0 ha berstatus berikat dan 287,2 ha berstatus non berikat, serta 8,6 ha 
 berupa lahan Sarang Bango.
 
   Menyebut Marunda, teringat kampung-kampung nelayan yang tersisa yaitu 
 Kampung Marunda Pulo dan Marunda Besar, teringat pula rumah si Pitung. 
 Mengingat rumah si Pitung tentu teringat pula kondisi rumah penduduk di sana, 
 teringat kondisi kawasan secara keseluruhan †sebuah kawasan wisata sejarah 
 yang bisa lebih ditingkatkan. Akses menuju kawasan ini pun masih terbilang 
 rumit dan sulit.
 
   Kisah “Robin Hood” Betawi ini saja, bisa jadi hal menarik tersendiri 
 sebelum akhirnya orang penasaran untuk melihat bangunan yang diyakini sebagai 
 rumah si Pitung di Marunda. Jawara Betawi ini hidup dari abad 19 dan punya 
 ilmu yang tinggi yang membuat ia bisa menghilang. Si pitung juga digambarkan 
 sebagai sosok yang tinggi besar. Tapi penuturan Tanu Trh dalam “Si Pitung, 
 Jagoan yang Bisa Menghilang” merontokkan gambaran itu.
 
   Menurut Tanu, almarhumah ibunya pernah bercerita tentang Pitung bahwa 
 perawakan sang jawara itu kecil dan tidak tinggi. Tampang si Pitung juga sama 
 sekali tidak menarik perhatian orang, demikian pula sikapnya tak menunjukkan 
 bahwa ia jagoan. Ciri khas yang betul adanya adalah sepasang cambang panjang 
 dan tipis dengan ujung melingkar ke depan. Sang ibu bisa bercerita lantaran 
 Pitung sering berkunjung ke rumah kakek dan nenek Tanu, tentu ketika si ibu 
 masih belia.
 
   Dalam tulisan yang diterbitkan Intisari itu Tanu juga mengutip ibunya yang 
 melihat sendiri bagaimana Pitung “menghilang” saat Schout van Hinne 
 (polisi Belanda yang ditugaskan menangkap Pitung) tiba-tiba mendatangi rumah 
 kakek nenek Tanu. Meski sudah menggeledah hingga ke dapur dan ke seluruh 
 penjuru rumah, Pitung tak ditemukan. Begitu Hinne pergi, Pitung muncul dari 
 arah dapur dan pamit pulang.
 
   Sementara itu Alwi Shahab, penulis buku Robin Hood Betawi mengatakan, salah 
 satu ilmu kesaktian yang dipelajari Pitung disebut Rawa Rontek yaitu gabungan 
 antara tarekat Islam dan jampi-jampi Betawi. Ilmu itulah, konon, yang membuat 
 Pitung bisa menghilang atau tak terlihat oleh lawannya. Pitung akhirnya tewas 
 oleh pelor panas kumpeni pada Oktober 1893. Bahkan bukan