On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena
cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea cable.Harga bandwidth domestik juga tidak murah. Contohnya, jalur fiber INDOSAT Jakarta - Surabaya 1Mbps = 17juta rupiah per bulan.
Nah skrg gimana caranya si TLK atau ISAT bisa sewa OC3 atau OC48 daricgk ke sin,phi,chennai atau sydney dengan harga hanya 5,000 per month.Kedua perusahaan adalah perusahaan publik, sementara pemegang saham mayoritas Indosat adalah perusahaan Singapura. Indosat sekarang fokus ke bisnis selular 'kan?
http://www.indosat.com/Content.asp?mid=6 Sementara Telkom berharap peningkatan pendapatan 20% tahun ini berkat pelanggan telepon (selular maupun fixed).Bisnis ini gak terlalu butuh bandwidth internasional.
Bagaimana strategi Internet kedua perusahaan? Apa kita bisa berharap keduanya mau investasi bentang kabel internasional besar-besaran sementara fokusnya ke bisnis telepon domestik? Atau kita berharap saja kepada NTT/VERIO yang sudah ada di Indonesia?
-- husnihttp://jaringan.info/