Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: Mengapa Kita Perlu Meniru Barat? Hukum rajam Fiqh
mbak Naila Syahida ysh., Kasus Rajam ini bermasalah karena tidak ada dalam AlQuran sehingga banyak pendapat. Pendapat yang mainstream itu seperti yang mbak Naila bilang. Tapi pendapat itu bagi banyak ulama dan sebagian orang, termasuk saya, bermasalah. Mungkin perlu dilihat sejarah munculnya hadits-hadits tersebut. Beberaa argumennya adalah: - bahwa hukuman rajam, jika memang terjadi pada jaman Rasulullah itu, itu terjadi sebelum muncul ayat dera dan penjara. - hadits-hadits itu karena membuat hal baru yang tidak ada di dalam AlQuran, nggak lulus tes matan dan diragukan, walaupun itu hadits-nya shahih sekalipun.. Karena Nabi itu tidak pernah membuat hal yang tidak ada di dalam AlQuran, beliau hanya memberikan teladan dan contoh ttg apa yang sudah ada di dalam AlQuran, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi nggak usah pusing atau tegang mbak, kita di sini berdiskusi baik-baik kok. Kalo ada yang agak tinggi tensinya, itu karena dia punya masalah pribadi saja ;-) WaSalam Ary - Original Message - From: Naila Syahida [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 18, 2005 4:32 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: Mengapa Kita Perlu Meniru Barat? Hukum rajam Fiqh Hukum Rajam Tidak pernah dilakukan Rasul? saya agak jenuh membaca diskusi yg muter-muter, ditambah kata-kata yang kurang pantas sesama muslim, namun saya ingin ikutan dong? 1) Hukum rajam itu haq, saya belum pernah membaca ada satu kitab pun yang menolaknya, saya baca di CD maktabah al fiqh wa ushulihi (berisi lebih dari 902 jilid kitab fiqh Ushul dari berbagai madzhab) aneh kalau ini dikatakan tidak pernah dilakukan nabi. Banyak riwayat shahih , ada yg dari Ibnu Abbas, Umar bin Khattab, Abdullah bin umar, abdullah bin abi aufa dll, dan ini salah satu dari riwayat tersebut: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a dan Zaid bin Khalid al-Juhani r.a kedua-duanya berkata: Sesungguhnya seorang lelaki dari kabilah al-A'rab datang kepada Rasulullah s.a.w dan berkata: Wahai Rasulullah! Aku datang kepadamu supaya kamu memutuskan hukuman atasku berpandukan kitab Allah. Kemudian berkata pula seorang yang lain (yang menjadi lawannya) dia itu lebih banyak ilmu darinya. Baiklah, hukumlah antara kami berdasarkan Kitab Allah, wahai Rasulullah! Sekarang izinkanlah aku untuk menjelaskannya kepadamu. Rasulullah s.a.w bersabda: Katakanlah. Dia pun bercerita: Sesungguhnya anakku telah menjadi pelayan orang ini, Suatu hari anakku telah melakukan zina dengan isterinya. Aku mendapat khabar bahwa anakku itu mesti dihukum rajam. Aku akan menebusnya dengan seratus ekor kambing dan seorang hamba perempuan. Ketika hal itu aku tanyakan kepada salah seorang yang alim, aku diberitahu bahwa anakku itu hanya dikenakan hukuman sebanyak seratus kali pukulan dan diasingkan selama setahun dan isteri orang inilah yang mesti dihukum rajam. Mendengar penjelasan itu, Rasulullah s.a.w lalu bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya aku akan memutuskan hukuman ke atas kamu berpandukan kitab Allah. Seratus ekor kambing dan hamba perempuan tadi harus dikembalikan dan anakmu mesti dihukum pukul sebanyak seratus kali pukulan serta diasingkan selama setahun. Sekarang pergilah kepada isteri orang ini, wahai Unais! Jika dia mengaku, maka jatuhkanlah hukuman rajam ke atasnya. Maka Unais pun datang menemui wanita tersebut dan ternyata dia mengakui atas perbuatannya itu. Maka sesuai dengan perintah dari Rasulullah s.a.w maka wanita itupun dijatuhi hukuman rajam. (Riwayat Bukhari, hadits no 2147, 2455, 2498, 2523, 6143, dst, Shahih Muslim hadits no3210, Sunan At Tirmidzi hadits no 1353, Sunan An Nasa'i hadits no.5315,5316, Sunan Abu Dawud hadits no.3855 Sunan Ibnu Majah hadits no. 2539 Musnad Imam Ahmad Juz 4/115, Muwattho' Imam Malik, hadits no 1293, Ad Darimi No. 2214) dg alasan apa ini ditolak? kenapa pak chojim 'mendhoifkan' hadits ttg rajam, belajar hadits dimana beliau? lebih baik kita menahan diri sebelum menulis sesuatu kita pelajari betul-betul lah. maaf kalau ada yg tersinggung 2) hukum Syariat, Fiqh dan Ushul Fiqh: Hukum syariat (Syari'at Islam) adalah seruan as Syâri' (Allah--tertuang dalam Al Qur'an dan As Sunnah) yang berkaitan dengan perbuatan hamba. Definisi lain -tapi tidak jauh berbeda--lihat 'Ali bin Muhammad Al 'Amidi (w. 631 H), Al Ihkam fii Ushulil Ahkam juz 1 hal 135. Jadi setiap ada nash/ayat/hadits yang berkaitan dg perbuatan manusia, disitulah terletak hukum syari'at, bisa hukum taklifi (wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram) atau hukum wadh'i (syarat, sebab, mani', dst) Ilmu fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara' praktis yang digali dari dalil-dalilnya yang rinci, (Prof. A.Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh hal 1), jadi wajibnya sholat itu fiqh, wajibnya puasa itu fiqh, dst makanya ada istilah fiqh sholat, dst. walaupun secara bahasa fiqh itu artinya faham..., namun tatkala ada makna bahasa dan makna istilah maka --kalau tanpa indikasi
RE: [wanita-muslimah] Re: Fw: Mengapa Kita Perlu Meniru Barat? Hukum rajam Fiqh
Mbak Naila yang baik dan tidak mau muter-muter, Jika kita menyadari bahwa dasar hukum agama Islam itu Alquran dan Assunah, maka tentunya Alquran harus kita tempatkan dalam urutan nomor wahid, dong. Bukankah ketika kita membaca Albaqarah:2 disebutkan bahwa Kitab ini tiada keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa? Jadi, bilamana Alquran tidak ditambahi dan dikurangi, maka isinya Alquran itu haqq dan tidak diperdebatkan kesahihannya! Bila kita membaca QS 2:185, disebutkan bahwa Alquran itu merupakan petunjuk bagi manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, dan juga sebagai alfurqan (pembeda barang yang haq dengan yang palsu). Mengapa sampeyan ragu terhadap ayat Alquran? SEJARAH HUKUM RAJAM Hukum rajam itu semula diberlakukan oleh kaum Yahudi. Dan, ketika hukum tentang rajam ini belum diturunkan dalam kitab Alquran, maka hukum rajam inilah yang diberlakukan Rasul. Sebagaimana kiblat, semula ya kiblatnya orang Yahudi (secara lahiriahnya begitu). Namun, pada tahun II H turunlah ayat yang memerintahkan umat Islam untuk berkiblat ke Ka'bah. Ayat tentang penghukuman zina baru diturunkan pada tahun V/VI H yaitu pada QS 24: 2-4. Jadi, hadis tentang perajaman itu tidak bisa dipahami berdasarkan isinya semata. Kita juga harus cek kebenaran waktu kejadiannya. Bila kita mendalami ilmu tafsir Alquran, akan diketahui bahwa pelaksanaan rajam itu sebelum ayat Alquran tentang hukuman bagi pezina diturunkan. Setelah turun ayat itu, hukum rajam tidak diberlakukan. Coba, Mbak Naila berpikiran jernih. Dikemanakan ayat QS 24:2-4 itu bila rajam masih diterapkan? Bukankah meninggalkan Alquran bagi muslim dan menggantikannya dengan Hadis itu sama dengan melanggar Allah? Bukankah derajad Hadis untuk menghukumi sesuatu itu harus mutawatir? Dan, itu pun tidak mungkin bertentangan dengan Alquran. Dus, siapa yang menggunakan hati, ilmu dan iman? Yang menggunakan hati, ilmu, dan iman sejati itu ialah orang-orang yang menempatkan Alquran di atas Hadis --yang notabene diperselisihkan kekuatannya. Simaklah dengan jeli QS 2:2 dan 2:185. Masih ragu-ragu? Jadi, meski Hadis itu diriwayatkan oleh Bukhari cs, tapi dari sudut matan bertentangan dengan QS 24:2-4. Makanya hadis-hadis tentang rajam itu dhaif dari sudut matan! Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Naila Syahida Sent: Monday, July 18, 2005 9:32 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: Mengapa Kita Perlu Meniru Barat? Hukum rajam Fiqh Hukum Rajam Tidak pernah dilakukan Rasul? saya agak jenuh membaca diskusi yg muter-muter, ditambah kata-kata yang kurang pantas sesama muslim, namun saya ingin ikutan dong? 1) Hukum rajam itu haq, saya belum pernah membaca ada satu kitab pun yang menolaknya, saya baca di CD maktabah al fiqh wa ushulihi (berisi lebih dari 902 jilid kitab fiqh Ushul dari berbagai madzhab) aneh kalau ini dikatakan tidak pernah dilakukan nabi. Banyak riwayat shahih , ada yg dari Ibnu Abbas, Umar bin Khattab, Abdullah bin umar, abdullah bin abi aufa dll, dan ini salah satu dari riwayat tersebut: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a dan Zaid bin Khalid al-Juhani r.a kedua-duanya berkata: Sesungguhnya seorang lelaki dari kabilah al-A'rab datang kepada Rasulullah s.a.w dan berkata: Wahai Rasulullah! Aku datang kepadamu supaya kamu memutuskan hukuman atasku berpandukan kitab Allah. Kemudian berkata pula seorang yang lain (yang menjadi lawannya) dia itu lebih banyak ilmu darinya. Baiklah, hukumlah antara kami berdasarkan Kitab Allah, wahai Rasulullah! Sekarang izinkanlah aku untuk menjelaskannya kepadamu. Rasulullah s.a.w bersabda: Katakanlah. Dia pun bercerita: Sesungguhnya anakku telah menjadi pelayan orang ini, Suatu hari anakku telah melakukan zina dengan isterinya. Aku mendapat khabar bahwa anakku itu mesti dihukum rajam. Aku akan menebusnya dengan seratus ekor kambing dan seorang hamba perempuan. Ketika hal itu aku tanyakan kepada salah seorang yang alim, aku diberitahu bahwa anakku itu hanya dikenakan hukuman sebanyak seratus kali pukulan dan diasingkan selama setahun dan isteri orang inilah yang mesti dihukum rajam. Mendengar penjelasan itu, Rasulullah s.a.w lalu bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya aku akan memutuskan hukuman ke atas kamu berpandukan kitab Allah. Seratus ekor kambing dan hamba perempuan tadi harus dikembalikan dan anakmu mesti dihukum pukul sebanyak seratus kali pukulan serta diasingkan selama setahun. Sekarang pergilah kepada isteri orang ini, wahai Unais! Jika dia mengaku, maka jatuhkanlah hukuman rajam ke atasnya. Maka Unais pun datang menemui wanita tersebut dan ternyata dia mengakui atas perbuatannya itu. Maka sesuai dengan perintah dari Rasulullah s.a.w maka wanita itupun dijatuhi hukuman rajam. (Riwayat Bukhari, hadits no 2147, 2455, 2498, 2523, 6143, dst, Shahih Muslim hadits no3210, Sunan At Tirmidzi hadits no 1353, Sunan An
[wanita-muslimah] Pernikahan Nabi Adam --- Cinta II [3]
Cinta II [3] Rosululloh bersabda, Hari Jum'at adalah hari untuk menjalin Shillaturrohmi dan pernikahan Mengapa demikian ya Rosululloh Karena dahulu para Nabi menikah pada hari Jum'at Pernikahan Nabi Adam Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Alloh menempatkan Adam di surga pada hari Jum'at, begitu juga mengeluarkan Adam dari surga juga pada hari Jum'at. Pada hari Jum'at itu pula, do'a taubat Adam di kabulkan oleh Alloh. Setelah penciptaan Adam, Kemudian penciptaan lawan jenisnya, Mulailah rasa cinta itu masuk ke dalam hati Adam, Bagaimana tidak, Yang dicintai Adam adalah makhluk paling indah yang ada waktu itu, Alloh telah memakaikan tujuh puluh perhiasan surgawi padanya. Siapakah engkau ?, tanya Adam Aku diciptakan Alloh untukmu Kalau begitu kemarilah ! Tidak, engkaulah yang kesini Adam bangkit mendekatinya, Alloh berfirman, Hai Adam, bersabarlah! Ia belum halal sebelum engkau menikahinya Kemudian Alloh menitahkan segenap penghuni surga untuk menghias surga serta mempersiapkan aneka hidangan untuk memeriahkan acara pernikahan Adam dengan calon isterinya. Para malaikat langit berkumpul di bawah pohon Thuba, Kemudian Alloh menikahkan mereka berdua. Segala puji hanya bagi-Ku. Keagungan adalah pakaianKu. Kebanggaan diri adalah selendangKu. Keindahan adalah WajahKu. Kelembutan adalah perhiasanKu. Makhluk-makhluk adalah abdiKu. Dan pernikahan adalah bagian dari rahasiaKu. Aku nikahkan Adam dan calon istrinya, Dan Kujadikan para malaikat dan para penghuni surga sebagai saksi Adam bertanya, Ya Tuhanku, apa mas kawin yang harus kuberikan kepadanya ? Apakah Emas, perak atau intan kumala ? Bukan, jawab Robbul izzati Kalau begitu, apa? Mas kawinmu adalah membaca sholawat sepuluh kali kepada RosulKu, Muhammad, penutup para Rosul dan penghulu sekalian Nabi. Cinta Adam dan Cinta isterinya resmi sudah salam huttaqi www.huttaqi.com [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Fwd: Marilah Berzakat.... (program santunan kesehatan PortalInfaq)
Note: forwarded message attached. - Start your day with Yahoo! - make it your home page [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Melajang, komentar ?
Wah mbak Herni Nurbayanti kelihatannya berusaha bikin jarak nich. Barangkali takut dikira satu blok aliansi dengan Sato. Pujian itu pantas kok. Pujian dari seorang sekularis bagi pandangan sekuler. Bukan pujian yang ada maunye, ah sudzon hehehe ... kecuali kalau memang berharap begitu. HAHAHAHA .. --- herni sn [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas sato, Ada pujian yg sebenarnya utk meng- encourage/mendorong, tapi ada pujian yg ada maunye, yee. Kalau ngobrolin seks, pasti dah 'uwak' satu ini ngasih komentar (abah dlm bahasa padang apaan sih? Apa jangan2 mas sato ini orang batak ya?). Mungkin beliau meyangka saya satu 'aliran', padahal gak. Utk memperjelas lagi perbedaan posisi saya sama uda sato, 'overdramatized' thd seks bisa diwujudkan dlm bentuk 'penabuan/penjelek2an' atau sebaliknya 'peng-agung- an' thd seks. Buat saya, dua2nya sama2 overdramatized yg keliwatan sehingga tidak memberikan informasi yg tepat mengenai seks sendiri. Dua2nya berujung kepada 'sikap jijik' thd seks, menganggap seks sbg sesuatu yg kotor dan kita merasa malu terhadapnya atau sebaliknya menganggap seks sbg sesuatu yg ruuaaar biasa (atau biasa di luar?) dan otaknya full of seks. Padahal, seks bagian dari hidup. Nothing more, nothing less. Soal seks sbg nafsu, ya emang manusia punya nafsu-nafsu. Seks cuma menjadi bagian dari si nafsu yg kita miliki. Maksute, ya biasa2 aja gitu lho. Jangan 'malu2' atau sebaliknya 'malu2in' thd seks. Sama halnya dng posisi thd jilbab. Mas sato menganggap itu sbg bentuk pengekangan. Di sisi lain, ada mereka yg menganggap jilbab sbg bentuk kesalehan, ketaqwaan dll. Dan jelas, saya sbg pribadi, tidak berada dalam 2 posisi itu. Kenapa tidak pada ke-2 posisi itu, baik dlm soal seks dan jilbab? Itu kaitannya ma otonomi yg kemarin disebut2. Kedua posisi itu, meski keliatan 'berseberangan' tapi sebenarnya sama2 menempatkan perempuan sbg obyek pemikirannya. Akhirnya, perempuan tidak diberi pilihan/otonomi. Kalaupun perempuan punya 'pilihan' saya pikir pilihannya dibuat secara tidak sadar, krn pilihan itu pada dasarnya dibuat oleh dorongan2 di luar dirinya, yg dibilang mekanismenya mirip invisible hand. Dan kalaupun ada yg namanya 'pilihan' ujung2nya pasti soal surga-neraka (ala masing2 'kubu'). 'Surga' bagi kubu yg satu bisa dianggap 'neraka' bagi pihak di kubu lain. Makanya gak ada ruang bagi perempuan utk menyuarakan pikirannya dia sendiri atau menentukan perilakunya sendiri. Setiap 'pilihan' yg dibuatnya selalu didorong oleh si mekanisme invisible hand yg mengatur dan mengawasi pilihan2 itu. (mungkin daku kurang pandai dlm menjelaskannya, maap) Wassalam, -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sato Sakaki Sent: Tuesday, July 12, 2005 5:23 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Melajang, komentar ? Hehehe komentar Mbak Herni Nurbayanti yang jitu juga benar-benar menggelitik, karena itu tidak saya biarkan berlalu begitu saja. I like it. Bravo Herni! A Plus! Hehehehe --- herni sn [EMAIL PROTECTED] wrote: Bahwa semua aspek hidup kita harap selalu didasari dng semangat spiritual yg menjadi nafasnya, saya setuju. Tapi bahwa perkawinan simply dilihat sbg sarana penyaluran biologis dan memperbanyak keturunan anak, maaf saya ndak setuju. Berarti perkawinan mengubah laki2 dan perempuan sbg pabrik membuat anak. Bulan madu merupakan PBA, Program Bikin Anak :-D. (Lebih repot bila ada 'demand' tertentu soal jenis kelamin si anak. Yg ada, penganten barunya belajar posisi2 tertentu yg katanya topcer menghasilkan anak laki2 atau perempuan, hehehehe...) Padahal, kenapa tidak seks dinikmati as seks antara keduanya sbg proses intim and nothing more. Seks sbg rekreasi boleh juga dong? :-) Bahwa kita perlu punya perhatian mendalam thd generasi mendatang, saya setuju. Tapi bahwa kemudian hal itu dimengerti dan dibatasi hanya pada keturunan kita atau menjadikan 'memiliki keturunan' dari darah sendiri sbg suatu kewajiban, saya ndak setuju. Kriteria 'beragama' pun harus diperjelas. Kalau 'beragama' secara 'menyeramkan' dan kemudian menjadikan 'agama' sbg dasar argumentasi/dalih pemikirannya itu, buat saya tidak bisa dibilang 'beragama' bisa jadi sebaliknya, 'tidak beragama'. Tapi bahwa suami-istri selayaknya menyamakan 'persepsi' dlm memandang 'agama dan bagaimana beragama', saya setuju. Soal 'kepuasan seks', itu kan yg disebut2 sbg 'orgasme' ya? Dan ujung2nya disebut seks is the ultimate apalah. Maksute, seks= 1% enak, 99% enak sekali :-)). Mungkin kalau ditelusuri lebih dalam, banyak cara utk 'orgasme'. Sama halnya dng banyak jalan menuju roma (ini asbun). Mungkin selama ini kurang kreatif aja, sehingga satu2nya jalan utk mencapai orgasme harus intercourse dulu. Setidaknya itu kata dokter dan pakar2 seks jaman
Re: [wanita-muslimah] RE: hukuman pezina
Lha anda kan yang bawa 'ayat' dan hadis itu jadi kewajiban anda membawakannya disini.Sekali lagi saya tanya , ayat yang anda sebut itu ada di surat apa ayat berapa, jawab yang tegas , karena bila ayat itu tidak pernah ada dalam Al Qur'an anda melakukan hal yang serius .Nggak perlu lah pakai jurus mbulet.Kalau anda ini benar ada ayat itu di Al Qur'an kan nggak bakalan sulit menjawabnya , tapi karena tidak ada , anda pakai jurus pendekar mabuk . Anda menuduh saya menghina Islam , menuduh pak Chodzim memakai cara Goldziher dalam menafsirkan Al Qur'an .Anda sendiri apa kelakuannya disini, bawa-bawa ayat palsu yang tidak pernah ada dalam Al Qur'an.Lalu bawa-bawa hadis yang menuduh mushaf Ustmani tidak lengkap.Kelakuan anda inilah yang lebih layak disebut pengikut Goldziher.Jadi tidak salah kan kalau saya mengatakan anda lebih liberal dari JIL karena JIL saja tidak pernah ngomong begitu.Nggak perlu main-main dengan teori nasikh mansukh , anak tsanawiyah aja sudah belajar , jadi nggak bakalan bisa dibohongin sama orang taqlid membabi buta semacam anda. Dan anda juga menolak penerapan hukum islam oleh negara dalam masalah perkawinan dengan alasan pernikahan urusan agama bukan negara.Bukankah ini adalah doktrin kaum sekuler yang menyatakan agama harus dipisahkan dari negara , negara tidak berhak mencampuri urusan agama dan sebaliknya. Jadi jelas kan anda ini bukan saja seorang pembohong besar , tapi juga seorang liberal dan sekuler. - Original Message - From: Dadang Fahmi (QA) [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 18, 2005 8:50 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: hukuman pezina Coba rekan2 millist perhatikan postingan he-man wujud karakternya, dia nuduh JIL, sekularis dll pada saya, lucu deh. He-man saya sering menyampaikan pada anda janganlah penuh kebencian pada saat berdiskusi tidak akan mencerahkan apalagi penuh dengan caian, makian, tuduhan dll prilaku yang tidak islami, semoga He-man mendapat hidayah...amin Silahkan cari sendiri ayat dan hadits itu. Tulisan itu sudah cukup jelas bagi mereka yang beriman. Wassalam WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Mohon Bantuannya - Kuesioner program S-3 (Doktor)
Mohon maaf apabila Anda pernah mendapatkan email ini sebelumnya. Nama saya I Ketut Murti, sedang mengambil program S-3 (PhD) bidang hukum dari Adelaide University, Australia. Studi saya ini sempat tertunda selama 2 tahun lebih, dan baru pada bulan Juni 2005 dapat saya lanjutkan kembali. Saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi responden dari kuesioner yang sedang saya laksanakan. Kuesionner ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan terms and conditions yang digunakan dalam belanja online. Sebagai ucapan terima kasih, ada sedikit hadiah yang akan diundi. Untuk lebih jelasnya, dan untuk mengisi kuesioner tersebut, mohon diklik link di bawah ini: http://www.geocities.com/iketutmurti Kuesioner akan dapat Anda jawab langsung melalui website di atas. Terima kasih atas bantuan Anda untuk mengisi kuesioner tersebut. Salam dari Adelaide, I Ketut Murti PhD Candidate Law School The University of Adelaide North Terrace SA 5005 Australia Ph. 61 8 82676693 e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Launching Buku Demokrasi Keintiman
Undangan Bedah Buku Demokrasi Keintiman Hari Jumat, 22 Juli 2005 Pukul 13.30-16.00 WIB Di Gedung Media Centre Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat Telp. 021-34833919/20 Narasumber: - Pdt. Esther (sekjen Parwati) Agama-agama dan Seksualitas Mainstream (Terpusat) - Faqihuddin (Fahmina Institute): Politik Identitas dan Poligami di Era Globalisasi - Syarifah (Kriminologi UI): Kritik Feminis atas Institusi Heteroseksualitas (Compulsary Heterosexuality) - Nursyahbani Katjasungkana (Anggota DPR RI): Upaya Mewujudkan Hak-hak Seksual Perempuan Sebagai ISu HAM di Tengah Arus Konservatisme: Tantangan Bagi Gerakan Perempuan di Indonesia Saat Ini Moderator: Ayu Utami (Penulis) Penyelenggara: LBH Apik Jakarta, Asian KArtini Network, KPI bersama Penerbit Buku LKiS === Sekretariat ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) Jl. Cempaka Putih Barat XXI No. 34 Jakarta Pusat 10520 Telp. 021-42802349 / 42802350 Faks. 021-4227243 Email: [EMAIL PROTECTED] Beragama untuk Perdamaian Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Gawat Kristenisasi Incar Akhwat
ya..ya..ya dalam hadis shahih pun diceritakan nabi meludahi kedua tangannya dan mengusapkan ke wajahnya , juga dalam hadis shahih diceritakan nabi mencelup lalat ke air lalu diminum. Makanya saya bilang juga orang-orang harokah/fundies ini jauh lebih berbahaya dan lebih jauh menyimpang daripada kelompok JIL.Setelah kemarin Eramuslim bawa-bawa ayat palsu dan menuduh Al Qur'an mushaf Ustmani tidak lengkap , sekarang mereka merendahkan nabi s.a.w lagi. Jadi apa bedanya mereka ini dengan Jusfiq Hadjar. Pokoknya shahih harus diterima , mengkritisi berarti kafir walaupun hadis itu cenderung merendahkan nabinya sendiri.Seakan-akan aspek penerimaan hadis cuma dari sanad saja. J.P Coen dulu tidak mempan disantet , apa menurut anda J.P Coen ini jauh lebih hebat dari nabi ummat islam. - Original Message - From: Nabiel Almusawa [EMAIL PROTECTED] To: He-Man [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: Ferry Hadary [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 19, 2005 6:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Gawat Kristenisasi Incar Akhwat Nabi SAW pun dlm hadits shahih pernah terkena sihir, apakah nabi SAW juga bodoh dan tipis imannya? - Original Message - From: He-Man [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Cc: Ferry Hadary [EMAIL PROTECTED]; Nabiel Fuad Almusawa [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 18, 2005 5:04 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Gawat Kristenisasi Incar Akhwat Orang bodoh pun bakal tau ini cuma cerita isapan jempol , kecuali buat penggemar teori konspirasi.Mana pakai bumbu penyedap berupa cerita sihir dan jin lagi.Berarti orang harokah ini imannya tipis sekali sampai gampang banget terpengaruh sihir, kalau orang ibadahnya bagus pertahananannya juga bagus .Jadi cerita Sabili ini pada dasarnya cuma mendangkalkan aqidah ummat islam aja , orang harokah kan suka membanggakan ibadah mereka getol tapi ternyata nggak ada apa-apanya dengan sihir.. .Ajaran orang harokah ini makin lama makin menyimpang dari agama, kru Sabili ini kebanyakan nonton hantu di TV makanya doyan ngehayal yang nggak-nggak.Suka ngata-ngatain kelompok islam lain suka syirik lha mereka sendiri dengan cerita ini apa nggak syirik yang luar biasa .Seperti biasa orang harokah selalu percaya 100 % pada cerita Sabili ini , dan sudah dipastikan mereka saat ini sudah menyekutukan Allah dengan Jin/Setan. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Fw: [mediacare] *Workshop: mengintegrasikan Perspektif Gender dalam RUU Perlindungan Saksi*
Dari tetangga: - Original Message - From: Una Koalisi Perempuan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 19, 2005 4:34 PM Subject: [mediacare] *Workshop: mengintegrasikan Perspektif Gender dalam RUU Perlindungan Saksi* Jakarta, 19 Juli 2005 No. : 462/KNAKTP/RHM/RH/VII/05 Lamp. : --- Hal : Workshop: mengintegrasikan Perspektif Gender dalam RUU Perlindungan Saksi Kepada yang terhormat Anggota Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan Anggota Koalisi Perlindungan Saksi Anggota Jaringan Kerja Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Teman-teman dari Organisasi/Lembaga di Bidang Hak-hak Perempuan Teman-teman dari Organisasi/Lembaga di Bidang Hak Asasi Manusia Dengan hormat, Adanya Undang-Undang Perlindungan Saksi adalah hal yang sangat penting. Realitasnya ketiadaan Undang-Undang ini telah menimbulkan dampak banyaknya Kasus-kasus Pelanggaran HAM tidak dapat diproses dan Korban tidak mendapatkan Keadilan. Ketiadaan Undang-Undang yang memberi perlindungan terhadap keselamatan Saksi menyebabkan Korban enggan dan takut bersaksi di Pengadilan sementara Pelaku bebas berkeliaran. Bahkan Korban khususnya perempuan dan anak rentan menjadi target kekerasan (upaya balas dendam) ketika menjadi Saksi dari Kasus Kekerasan yang mereka alami. Akibatnya seringkali Kasus Kekerasan terhadap Anak-anak tidak dapat diproses sampai tuntas Perempuan mengalami situasi yang khas dan spesifik dalam proses penanganan Kasus Pidana. Para Perempuan yang mengalami Kekerasan baik yang diposisikan sebagai Korban maupun yang diposisikan sebagai Pelaku (Perempuan yang pada awalnya merupakan Korban Kekerasan) mengalami situasi yang sulit: merasa malu, tertekan dan merasa berdosa, psikologis Korban atau Pelaku terganggu, ragu-ragu untuk untuk menyampaikan apa yang dialaminya, pesimis apakah orang lain percaya apa yang diceritakannya, tidak percaya diri, takut cemoohan orang, trauma karena harus mengulang hal-hal yang sama, takut membayangkan proses Peradilan, takut apakah Pengadilan melindunginya atau semakin menyulitkannya. Perempuan Korban Kekerasan yang diposisikan sebagai Korban juga mengalami situasi yang sulit: tidak tahu harus melapor ke mana, takut atas intimidasi Pelaku, ingin menyelesaikan segera masalahnya dan tidak ingin mengingat lagi apa yang sudah dialaminya, merasa terguncang dan tertekan ketika mengetahui Terdakwa/Pelaku dibebaskan atau diberi Hukuman yang ringan, takut balas dendam dari Terdakwa/Terpidana jika mereka telah bebas dari Hukum. Perempuan Korban Kekerasan yang ditempatkan sebagai Pelaku juga mengalami situasi yang sulit: menyalahkan diri sendiri dan merasa pantas mendapatkan hukuman, sangat percaya terhadap teman-temannya yang berada satu sel dengan dirinya mengenai proses Pemeriksaan Perkara di Pengadilan, tidak mengetahui Haknya untuk mendapat Bantuan Hukum cuma-cuma. Karena itu Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan dan Koalisi Perlindungan Saksi mengundang Ibu/Bapak/Saudara untuk menghadiri Workshop: mengintegrasikan Perspektif Gender dalam Rancang Undang-Undang Perlindungan Saksi, pada: Hari, Tanggal: Senin, 25 Juli 2005 Waktu : 12.00 - 17.00 WIB Tempat : Komnas Perempuan Atas Kehadiran dan Bantuannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, R. Husna Mulya Divisi Reformasi Hukum dan Kebijakan Untuk Informasi dapat menghubungi: m Candra 3903963 m Lina 081808326094, 92701331 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com Klik: http://mediacare.blogspot.com Untuk berlangganan, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS Dan YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group mediacare on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA-s = FOCUS ON ACEH +PEACE MAP+ , 19.07.05.doc
=== IBRAHIM ISA'S - FOCUS ON ACEH PEACE MAP 2 === 19 JULY, 2005. --- Aceh's new deal --- Only democratic approaches can end regional conflicts --- TNI to Withdraw Troops Within Three Months Aceh's new deal, Jakarta Post Editorial, 19 July 2005) There will be peace. A bold statement indeed from Minister of Justice and Human Rights Hamid Awaluddin at the conclusion of the Aceh peace negotiations in Helsinki. Free Aceh Movement (GAM) spokesman Bakhtiar Abdullah also expressed a degree of confidence that the peace process would be successful. History will inevitably decide whether Hamid, Bakhtiar and other delegates in Helsinki will be remembered as heroic peacemakers or merely as pawns of darker forces in the perpetual politicking surrounding Aceh. This is not the first time peace seems at hand. In the past repeated promises were made and broken. Pledges were declared and forgotten and decades of goodwill ended in more suffering and loss. Just over 24 months ago, the government declared martial law in the province and began one of the biggest military offenses since the invasion of East Timor in 1976. Now under a new regime it is offering peace under a rather restricted political format. Unlike in previous negotiations, there was an air of urgency and necessity to the five rounds of talks, which began earlier in the year. The Dec. 26 tsunami, which killed about 130,000 people in Aceh, prompted negotiators to bend and compromise further than each side had ever been willing to do before. And so Sunday's announcement of a draft peace agreement set to be formally signed next month is very much a product of the fear of a second tsunami -- a wave of hunger, widespread poverty and impoverishment -- if aid and reconstruction is delayed by the continuing political conflict between GAM and Indonesian forces. One way or another, GAM's willingness to drop its demands for independence, and the perseverance of the government in continuing the talks has been crafted by the giant tsunami waves. Though the circumstances that prompted the agreement were tragic, the silver lining is that the accord is now on the verge of being signed. Details about the agreement remain scant and will not be made public until the formal signing next month. But the overall outline envisages amnesty for rebels forces, disarmament of rebels and the withdrawal of soldiers from the province. One of the most delicate issues during the negotiation that will continue to be a sensitive point of debate is the question of political participation and representation for GAM. The government initially rejected GAM's demands for a local political party. Fortunately with some diplomacy a compromise was reached. Just exactly what that compromise is has not been revealed because it is likely to be used as ammunition by the peace spoilers to undermine the settlement. Peace in Aceh should not be scuttled based on a law that erroneously perpetuates the domination of Jakarta-based parties. Such laws can be changed and should not stand in the way of a peace which has been wanting for decades. The first and last stretches of a journey are always the toughest. In the next month there will be enemies of the process, concerned with vested short-term political interests rather than the welfare of Acehnese or the peace of mind of Indonesians. They will not immediately make themselves apparent, unless public sentiment turns in their favor. These are people who will misuse nationalist dogma and clothe themselves in rhetoric, glories and the lies in our history books. It is these people that the Indonesian people, Acehnese and rebel forces should unite to fight. They are the real enemy, the foes of peace. Patience and forgiveness should also be readied in abundant supply for the coming year. A period of adjustment is always necessary in any new arrangement. There will no doubt be misunderstandings and disputes over the implementation of the peace agreement. We should not let the technicalities, however, jeopardize the bigger objective of peace. Only democratic approaches can end regional conflicts Aguswandi, London Honest and open-minded talk about Aceh and West Papua is rare in Indonesia. Yet some Indonesians recently came together in London to have just such a conversation. Students from the Indonesian Student Association organized an event to discuss both conflicts. It was a kind of people-to-people discussion. The conclusion reached was that only democratic and peaceful approaches, not military ones, would find solutions. An appropriate and apposite conclusion will always be found when discussions of conflicts reach beyond established and orthodox thinking.
[wanita-muslimah] Re: Pendapat pribadi soal korupsi, madani dan politik
Fundamentalisme hanya menjurus kepada kehancuran dan tidak bisa menawarkan apa-2. Paling dapat rasa kepuasaan pas di saat membunuh diri dan yang lain sebagai refleksi dari emosi primordial (meminjam ekspresi Mbak Mia :-). Setelah itu sudah terlambat. Rugi besar karena tetap tidak akan pernah berhasil untuk menghancurkan semuanya. Apalagi kalau hanya diperalat oleh orang lain, wah ruginya minta ampun. Kemarin saya sempat melihat sebuah dokumentasi tentang seorang Rabbi ekstrimis (orang Israel) yang menginginkan kematian Ariel Sharon, sampai ia berkata tidak peduli lagi jika dirinya mati sendiri. Kacian kan Soal memberdayakan pribadi kita semua, saya setuju sekali dengan itu, Mbak Mia. Terus terang saya merasa kurang gurih kalau terus-menerus berdiskusi di bawah simbolik blok Timur dan blok Barat, sekali-2 sich oke saja selama kita mengunakan untuk mempermudah diskusi, tetapi kalau sudah jadi berpikir dalam skema itu yach payah dech :-) Untuk menyebut salah satu aspek lain, saya percaya bahwa manusia membutuhkan juga rekreasi, termasuk rekreasi bersama, misalnya dalam bentuk olah raga, musik, dansa, tertawa-2, dst. Hilang kemana itu? Setidaknya di banyak tempat. Kadang-2 ketika saya diundang ke sebuah pesta perkawinan, saya suka pikir apakah salah alamat, karena suasana kaya seremoni orang meninggal. Perasaan terlalu formal, kaku dan diam. Where is the fun? Oh yang penting pak gubenur datang juga atau semua baju yang dipakai bermerk, termasuk asesoris. Atau dalam berbagai diskusi soal agama, kadang-2 kurang menyenangkan, menurut saya sich. Yang dibahas cuma soal peraturan dan pelarangan sampai ke detail. Nggak ada jiwa yang ramah dan ceriah. Perasaan yang berdominasi adalah bosan, takut, benci dan rasa kasihan diri, selain jenuh. Paling rasa semangat difokuskan kepada menjadi taat. Inspirasi spiritual menjadi keadaan yang tidak tercapai dan selalu akan menjadi suatu misteri asing. Kalau manusia tidak pernah menikmati rekreasi bagaimana mungkin bisa selalu bermurah hati kepada yang lain dan tidak jadi frustasi? Biarbagaimanapun saya masih percaya bahwa manusia adalah makhluk sosial dan bukan mesin. No wonder sebagian nanti lari ke ektrimisme, yang lain lari ke vandalisme, narkoba, kriminalitas, dst. Terlepas dari kelas sosial mana. Kekerasan telah menjadi rekreasi untuk sebagian orang untung bukan untuk saya :-) Soal lingkungan nyata saya pikir ini jauh lebih penting daripada ngomong tinggi yang idealis tetapi tidak dipraktekan. Atau hanya berani ngomong di milis, tetapi pas di saat menghadapi suatu kasus real jadi diam. Mungkin dalam posisi seperti Mbak Mia ataupun saya itu lebih ringan dilakukan, karena saya menganggap kita berdua termasuk yang memiliki independensi dan bahkan otoritas untuk speak up atau membantu dengan tindakan konkrit dalam lingkungan nyata ,misalnya lingkungan keluarga dan kantor. Tetapi saya ingat waktu saya masih menjadi dalam keadaan dependent, perasaan susah dan lama banget sampai menjadi mandiri, sehingga prosesnya lebih berjalan step by step, terutama terhadap orang yang lebih senior dalam lingkungan yang boleh dikatakan feodal. Namun semua itu mungkin juga, hanya tidak datang sebagai barang jadi dan gratis :-) Salam, ayeye * Untuk mengobati fundamentalism, bahkan conservatism - di alam maya ini kita hanya bisa fokus pada diskusi liku-liku permasalahan psikologis dan sosiologis. Dan kesepakatan-kesepakatan dari diskusi ini kita 'tularkan' kepada yang lain melalui cara 'pay it forward'. Pay it forward adalah semacam amar ma'ruf nahyi munkar pada level individu. Di level praksis kehidupan nyata, setiap kita berkiprah dalam urusan masing-masing. Biasanya kita bergerak dalam suatu organisasi, paling banter kantor dan keluarga. Lalu apa hubungannya antara alam maya dan level praksis kita? Adalah semacam kesia-siaan atau buang-buang waktu apabila kita menghabiskan waktu di alam maya ini, tanpa memberinya kesempatan untuk membuat semacam perubahan di kehidupan nyata, paling tidak di lingkungan keluarga dan temen-temen. Saya percaya bahwa kehidupan sosial, dari berkeluarga sampai ke bernegara - termasuk nanti negara global Republik Bumi - adalah bertujuan untuk membuat lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan setiap pribadi. Pribadi yang tumbuh. Sementara ini, kedengarannya ideal sekali, tapi itulah arah kemana saya melihat. Dan saya nggak tahu arah tujuan yang lain. Ini timbul dari keyakinan agamis saya bahwa sorga ditujukan sebagai reward bagi pribadi yang selalu tumbuh, dan neraka adalah ajang pelatihan-pelatihan. So tujuan ultimate kita bukanlah 'kesejahteraan' ummat Islam, ummat Kristen, kaum kapitalis, kaum proletar, demokrat, sekular, ateis, kelompok kiri dan kanan, partai ini-itu, dan bukan Republik Global Bumi. Tapi tujuan 'akhir' kita adalah menjadi pribadi-pribadi yang tumbuh, di dalam kondisi apapun. Saya terpaksa menjelaskan ini karena keadaannya saya
[wanita-muslimah] DR Usman Chaniago MSC (Santai Dulu Ahh)
Untuk menurunkan ketegangan sejenak, sebaiknya kita baca ini: Usman Chaniago, supir camat di Payakumbuh, minta berhenti karena akan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mula-mula dia bekerja sebagai tukang kantau di Tanah Abang, setelah dapat mengumpulkan sedikit modal dimulai pula menggelar dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang. Nasib rupanya memihak kepadanya, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak. Tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI. Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd. dll. Usman merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya. Dibuatlah Papan naman dari perak, dipesan dari Koto gadang, dengan nama DR.Usman Chaniago MSc. Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Usman hanya berdagang. Dengan malu-malu Usman menerangkan gelarnya di papan nama: Disiko Rumahnyo Usman Chaniago Mantan Supir Camat. Wassalam, Darwin (Dikopi dari sebuah milis orang Minang) Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Radicalisation of British Muslims
http://www.gulf-news.com/Articles/OpinionNF.asp?ArticleID=173348 Radicalisation of British Muslims By Abdullah Al Madani, Special to Gulf News To some observers, it was not surprising to know that the London bombers were Britons of Pakistani descent. Days before the disclosure of their names, the most common theory in relation to the criminal event had been that the bombers must be British Muslims of South Asian origin. This was largely based on making a link between several clues. First, British Prime Minister Tony Blair was quoted in the House of Commons as saying that extremist Muslims were behind the bombings. Second, former commissioner of the Metropolitan Police, Lord Stevens, predicted that the bombers were almost certainly British-born radicals. Third, Pakistani authorities said on July 8 they had re-questioned a British citizen of Pakistani ancestry, who had been arrested for a while for possessing maps of London's transport network. And fourth, Polish police announced on July 10 that they were seriously investigating the possible involvement of a British national of Pakistani descent living in Poland. Additionally, there was the story of Saajid Badat, a British-born Muslim of Pakistani descent, who admitted to plotting to blow up an aircraft bound for the United States in 2003. With the dramatic police raids on July 12 on houses in West Yorkshire, the theory gained more ground. British Muslims of South Asian origin are now under unprecedented pressures for the first time since the establishment of the community in the 19th century. Forming nearly 60 per cent of Britain's two million Muslims or 4 per cent of the population, they do not have any history of violence or involvement in terrorism. This, despite the early problems they faced in assimilating and the many campaigns launched against them by racist groups. However, signs of change came in the 1990s with the increased involvement of the community's young men with mosques, Islamic centres or organisations run by extremist clerics from the Middle East. Deprived of freedom of action in their own countries, figures such as the Egyptian Abu Hamza Al Masri, Palestinian Abu Qatadah, Syrian Omar Bakri and many others found a convenient haven in Britain. They carefully exploited the tolerance of the British and the country's liberal system to preach orthodox Islam and promote the most radical ideas. Incitement Their first target were British Asian Muslims, who do not know Arabic to learn about Islam directly. This played into the hands of these clerics, who incited young British Muslims against Christianity and the West, encouraged them to glorify violence and death and used them as tools to promote a political agenda espousing Al Qaida's line. One of the factors that helped them succeed, apart from London's soft policy, was the marginalisation of British Asian Muslims caused by poverty, unemployment, social ostracism and the consequent depression. This, in addition to torn feelings between two cultures and identities and the impact of the Islamisation process and jihad movements in South Asia, drove many of the alienated Muslim youth to join extremist, Islamist groups. To realise what these fanatic clerics have actually planted in the hearts and minds of young British Muslims, here are some quotes from their speeches on different occasions: You don't have to travel thousands of miles to become a martyr. You can be a martyr right on your own doorstep. The real weapons of mass destruction are the desire for martyrdom. Half a million martyrs is enough for Muslims to control the whole of the earth forever. Abu Hamza Al Masri People like to call it suicide bombing. We call it self-sacrifice. You must fight for the way of Allah, that is to kill first and be killed. I want to see the black flag of Islam flying over 10 Downing Street. We will transform the West into a region under Islamic rule by means of invasion from without. If an Islamic state arises and invades the West, we will be its soldiers from within. Omar Bakri It was such violent and hate-filled rhetoric that created young men willing to kill without mercy and several extremist leaders within the South Asian Muslim community in Britain. Examples of such leaders includes Anjum Choudhry, who was once quoted as saying: One day the black flag of Islam will be flying over Buckingham Palace. Among other equally ugly results was a tendency among some British Asian Muslims to make their primary loyalty to the Islamic ummah rather than Britain. This was evident in a survey conducted by the Asian radio station Sunrise among 500 Muslims in Greater London. While 98 per cent of them said that they would not fight for Britain, 48 per cent said they would fight for Bin Laden and Islam. Also noticed was an emerging tendency among young men to refer to themselves as a Muslim living in Britain rather than a British Muslim something that means it is their
[no subject]
New divorce rule gives UAE women big boost Message-ID: [EMAIL PROTECTED] User-Agent: eGroups-EW/0.82 X-Mailer: Yahoo Groups Message Poster X-Originating-IP: 66.94.237.37 X-eGroups-Msg-Info: 1:12:0 X-Yahoo-Post-IP: 62.203.51.95 From: ayeye1 [EMAIL PROTECTED] X-Yahoo-Profile: ayeye1 Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com MIME-Version: 1.0 Mailing-List: list wanita-muslimah@yahoogroups.com; contact [EMAIL PROTECTED] Delivered-To: mailing list wanita-muslimah@yahoogroups.com List-Id: wanita-muslimah.yahoogroups.com Precedence: bulk List-Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 19 Jul 2005 20:40:03 - Subject: [wanita-muslimah] Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Content-Type: text/plain; charset=ISO-8859-1 Content-Transfer-Encoding: 7bit http://www.gulf-news.com/Articles/NationNF.asp?ArticleID=172919 New divorce rule gives UAE women big boost By Daniel Bardsley, Staff Reporter Dubai: Rules giving women the right to end their marriage could be introduced in many Gulf states following their introduction in the UAE, specialists said. UAE national academics have described the decision by the UAE to allow wives to divorce their husbands after petitioning the Sharia Court as a landmark for women's rights in the Arab world. *** I would be happy if the new divorce rules were followed by other changes to the law relating to women's rights. Endocrinologist Dr Fatma Al Marashi Founder of the National Diabetes Control Committee *** Until the UAE's decision, Tunisia and Egypt were the only other states in the Middle East and North Africa with similar rules. The right known as Khulo' is enshrined in a draft Personal Status Law, approved by the Cabinet on Monday. The law enables women to end unhappy marriages more easily after paying a compensation or the dowry to the husbands. The draft law contains 363 articles and is divided into five chapters on marriage, legal competence, guardianship, will, inheritance and endowment. Sociologist Dr Rima Al Sabban, who specialises in women's issues, described the new piece of legislation as revolutionary. This puts the UAE as number three in the Arab world at taking such a decision in support of women's rights. It's something very, very important. Even though this right is given by Islam to all women, it's not practised. It gives women in the UAE a big boost and gives hope that eventually these changes will take place everywhere in the Arab world, she said. *** A woman gains her freedom, but she loses financially ... However, it gives a chance for women to leave a life they don't want instead of being kept prisoner. Dr Ebtisam Al Kitbi Assistant professor of political science at UAE University in Al Ain *** Al Sabban said the news would encourage other Gulf states to enact similar legislation and help women's groups to press for change in those countries. If three Arab countries take this action, it's time for all Arab countries to do so because these are rights given by Islam and there is no excuse not to implement them, she added. Dr Fatma Al Sayegh, professor of UAE and Gulf history at the UAE University in Al Ain, took the same view. This is an improvement to local law and we hope that other countries will follow suit, she said. Endocrinologist Dr Fatma Al Marashi, founder of the National Diabetes Control Committee, said she would be happy if the new divorce rules were followed by other changes to the law relating to women's rights. There is a downside to a woman securing a divorce from her husband, according to Dr Ebtisam Al Kitbi, assistant professor of political science at UAE University in Al Ain. A woman gains her freedom, but she loses financially she has to leave behind all her rights related to financial matters. However, it gives a chance for women to leave a life they don't want instead of being kept prisoner. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Kuwaiti women face big challenges after securing suffrage right
http://www.gulf-news.com/Articles/WorldNF.asp?ArticleID=173025 Kuwaiti women face big challenges after securing suffrage right By Ali Taqi, Gulf News Report Kuwait City: Kuwaiti women are set to face more challenges when they vote in the 2007 elections, said a top Kuwaiti campaigner for women's political rights. Kuwaiti women will exercise their right to vote according to their own choice and male influence will play very little role in this process. They will judge a candidate by his or her character, charisma, honesty, record and transparency, said Dr Rola Dashti, in an exclusive interview with Gulf News. Dashti said the women will not be influenced by male family members, and Islamists will not benefit from their vote. Although a handful of so-called conservative women backed the Islamists in opposing rights for women, a silent majority among the conservative circle is with the liberals and we heard their voices and had their support throughout our struggle, she said. Dashti, a leading activist for gender equality in Kuwait, won women's suffrage right in Parliament on May 16 this year. Days later, two women were appointed to the municipal council and afterwards, Masoumah al Mubarak became the first female minister in Kuwait. She is critical of the Islamists campaigning for women's awareness: Kuwaiti woman doesn't have short memory and she knows who they are and what they have done in the past regarding the issue of rights for women. Extremists have never accepted women's rights and opposed the bill of rights, but now they are campaigning to attract female voters. This is hypocrisy at its peak and Kuwaiti women recognise this hypocrisy, she said. Dashti said that Kuwaiti women face big challenges after getting political rights now they have to prove their effectiveness and capability in strengthening democracy, freedom and make the decision-making process more transparent. The writer is a journalist based in Kuwait Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Redefine Terrorism; Change the Target
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=67167d=19m=7y=2005pix=opinion.jpgcategory=Opinion Redefine Terrorism; Change the Target Roger Harrison, Arab News Why is it such a hard truth to accept that only fifty or so died in the bomb blasts in London? Only, because out of the three million or so commuters (i.e. one whole once yearly Haj) who travel into London every working day, only 17 millionths were killed. As an attack in military terms, where it appears that the casualty rate was 100 percent among the aggressors, it was a disaster. As a disrupting tactic it affected the capital badly for a few days, but the city soon returned to close on 100 percent full operation. So why then all the media brouhaha over London? Why no 24-hour wall-to-wall coverage of 48 - mainly civilians - at a recruiting center two days later in Baghdad? Why only relatively modest mention of 27 people killed - 18 of them children in Iraq just six days after London's attack? Where was the synchronized gnashing of teeth when anything up to 50 children targeted and blown to red mist in the 100 so killed Baghdad by Iraqi insurgents nine days later? Was it because the attacks were on innocent people going about their business in capital city and innocent of involvement in anything as nasty as a war? You could say that about Baghdad after all. Perhaps it was more because it was an attack on a symbol; not as in the case of the US the physical symbol of the Twin Towers, but a more subtle and even more powerful one: The normality and rightness of a way of life - as perceived by the West, the British and the citizens of London. What, for instance, could be more normal for a Londoner than straphanging in a crowded underground train on the way to work? A day later, few dared. Let us take one step back; how did this normality come about? It is the distillation over centuries of the culture of a country that has woven a complex tapestry of assumptions into a society. Before we are even conscious of ourselves as individuals, we have been profoundly influenced by our unconscious relationship to other individuals who have complicated histories. We are also members of a society that has both more complicated and longer history. At any time you care to think of, we are members of a society that has reached its current state of development through the lives of generations of human beings who came before us. These predecessors wove the tapestry, fiber by fiber, as we do and it is uniquely our tapestry and the right one where reasonable people carry on in largely predictable ways, because these are the only one most of us know. These social mores are supported by religions and politics and institutionalized into officially sanctioned rightness. Any damage to it causes outcry and deep indignation. In the UK for example, the law assumes the existence of the reasonable man to measure actions by. Shops assume that customers are not going to steal; schools assume pupils are not going to burst into anarchic behavior at any moment; the government assumes that revolution by the populace is not just around the corner. All this is the non-physical symbol of a way of life; in other words a living, breathing and largely un-self-aware idea of what is right. The liberty we enjoy in this context is very vulnerable to attack. Acts of terror are the techniques that other - sometimes equally powerful ideas - use to challenge these assumptions. The ideas and assumptions that sustain our sense of right have grown over generations and have been tested and taken on the shape of the culture that produced them. When they are challenged and attacked, we get angry and shout, stamp our media feet and want to have something done. However, we assume killing in Iraq now to be the new normality; people blow up civilians on their way to work; target children clamoring for sweets round a US HumV and blast civilian Iraqis looking for work as policemen. That's not normal for us; it is normal for them, so why the need for any public fuss? How did this new normality come about? Not from the slow organic growth of ideas, assumptions and social codes over generations; no society would have lasted for generations under the conditions that now obtain in Iraq. No slow molding of culture there in the way comfortable shoes flex to fit a changing foot. Could it then be the import - some say imposition or even invasion - of an alien way of doing things under the banners liberation and freedom? In short, the imposition of an idea maintained by force? Indeed, perhaps the two forces at work in Iraq - insurgent and Western - are both doing the same thing. Attempting to change ideas and the fabric of social order. Perhaps the same was being attempted through the London blasts and explains the huge reaction. In both cases, the assumptions and ideas that sustain a culture and the assumptions of normality that result from it were under attack. The reaction of shock and horror
[wanita-muslimah] Do'a of the Day (12 Jumadil tsaniyah 1426 H)
| || ~ ~ ~ o__,_\ _| | . __o_\ _| | (|_|_| | o_,_,_,_, ( ../ (_)/ ( . Bismillah irRahman irRaheem In Name of Allah the Most Gracious, the Most Merciful Allahu Akbaru , Allahumma ahillahu , 'alainaa bil'amri wal iimaani was salaamati wal islaami wat taufiiqi limaa tuhibbu wa tardhaa , rabbunaa wa rabbukal laahu Allah Maha Besar , ya Allah jinakkanlah ia atas kami dengan keamanan dan keimanan , keselamatan dan keislaman , dan taufiq ke arah yang Engkau sukai dan ridhai , Tuhan kami dan tuhanmu adalah Allah (HR Ad Damiri) Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Miss Universe Dilarang ke Indonesia
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detailid=5298 Rabu, 20 Juli 2005, Miss Universe Dilarang ke Indonesia Kena Travel Ban, Diganti Miss Puerto Rico JAKARTA - Miss Universe 2005, Natalie Glebova, batal datang ke Indonesia. Gadis cantik berusia 23 tahun itu terhadang adanya travel ban. Negeri asalnya, Kanada, memang memberlakukan aturan yang melarang warganya bepergian ke Indonesia dengan alasan keamanan. Padahal, pekan depan, gadis kelahiran Rusia itu sudah punya jadwal padat di Indonesia. Yayasan Puteri Indonesia (YPI) selaku pengundang akan mengajaknya keliling berbagai kota, plus ikut memeriahkan final Pemilihan Putri Indonesia 2005 pada 29 Juli. Namun, bukan berarti tidak ada bintang kecantikan yang datang. Sebagai gantinya, Miss Universe Organization akan mengirimkan runner-up pertama asal Puerto Rico, Cynthia Olavarria. Hal itu diungkapkan Mega Angkasa, humas YPI, kepada koran ini tadi malam. Sebetulnya, saat tahu Natalie Glebova tidak bisa datang, pihak YPI tidak tinggal diam. Mereka langsung mengirimkan surat dari Kementerian Luar Negeri Indonesia dan juga Kapolri. Isinya pernyataan jaminan keamanan terhadap gadis yang pindah ke Kanada di usia 12 tahun itu. Tapi usaha itu tak berbuah. Miss Universe Organization tetap tidak bisa mengirimkan Glebova ke sini. Dan, seperti yang sudah ditentukan, jika Miss Universe tidak bisa bertugas, runner-up pertama yang harus menggantikannya, jelas Mega. Olavarria sendiri merupakan salah satu unggulan utama di kontes yang digelar di Bangkok, Mei lalu itu. Dia lebih diunggulkan daripada Glebova, dan negaranya dikenal sebagai salah satu pemenang terbanyak kontes Miss Universe. Meski ganti orang, jadwal tidak akan berubah. Olavarria dijadwalkan tiba di tanah air pada 27 Juli nanti dan kembali pada 5 Agustus. Selama di Indonesia, Olavarria akan menjalankan seluruh kegiatan yang sudah diagendakan untuk Glebova. Termasuk memberi ucapan selamat kepada Putri Indonesia 2005 nanti. Kita sudah punya jadwal padat untuk Glebova. Dia akan kami ajak keliling ke berbagai daerah di Indonesia. Tapi, karena batal, ya agenda itu diberikan untuk Olavarria, imbuh Mega. Hari Ini Mulai Karantina Sementara itu, siapa Putri Indonesia 2005 pengganti Artika Sari Devi bakal segera diketahui. Hari ini 38 gadis yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia mulai menjalani karantina. Sampai 28 Juli mereka akan ditempatkan di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Mulai Senin lalu, para finalis sudah pada datang. Hari ini (kemarin, Red) seharusnya semua sudah kumpul, karena Rabu besok (hari ini, Red) sudah karantina, terang Mega. Acara puncak digelar pada 29 Juli di Jakarta Convention Centre (JCC). Artika Sari Devi akan memberikan mahkotanya kepada sang pengganti. Olavarria juga akan tampil di panggung untuk memberikan ucapan selamat kepada pemenang, tutur pria berkacamata ini. Dari 38 finalis, ternyata ada satu yang berjilbab. Seperti finalis tahun lalu yang juga memakai jilbab, finalis ini juga wakil Aceh. Namanya Devi, mahasiswi kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dia kelahiran Lhokseumawe. Data lengkapnya besok saja (hari ini, Red) saat konferensi pers ya, lanjut Mega. Pemenang tahun ini bakal punya banyak kesempatan mengikuti perhelatan di tingkat internasional. Putri Indonesia 2005 akan berangkat ke ajang Miss ASEAN dan Miss Universe tahun depan. Sementara Putri Pariwisata akan dikirim ke ajang yang tidak kalah gengsi, Miss Tourism World pada 26 Februari di Zimbabwe, Afrika. Kita tidak ingin pemilihan berhenti di tingkat nasional. Karena itu, kami terus mengirim wakil ke ajang dunia, pungkas Mega. (ayi) Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Draft Iraqi charter backs Islamic law
Draft Iraqi charter backs Islamic law By Edward Wong The New York Times WEDNESDAY, JULY 20, 2005 BAGHDAD A working draft of a chapter of the new Iraq constitution has language that gives a strong role to Islamic law and could be used to curb women's rights, particularly in personal matters like divorce and family inheritance. The document's writers are also debating whether to drop a measure enshrined in the interim constitution, co-written last year by the Americans, that requires at least a quarter of the Parliament to be made up of women. That clause helped establish the current Parliament as among the most progressive in the region, at least in regard to the proportion of female members. If it holds, the shift away from the more secular and equitable language of the interim constitution would represent a victory for Shiite clerics and religious politicians, who now wield enormous power and had chafed at the influence exercised by the Americans over that earlier document. The Americans had insisted that Islam be designated as just a source of legislation, for example. Several writers of the new constitution say they intend to, at the very least, designate Islam as a main source of legislation. One clause in the chapter draft obtained by The New York Times on Tuesday says that the government guarantees equal rights for women, as long as those rights do not violate Shariah, or Koranic law. The Americans and secular Iraqis had kept religious language like that from ever appearing in the interim constitution. The chapter draft of the new constitution has been circulating discreetly in recent days and is already igniting outrage among women's groups, who held a protest on Tuesday morning in downtown Baghdad, at the very square where a statue of Saddam Hussein was pulled down by American soldiers and Iraqis in April 2004. About 200 women and men showed up in the fiery heat to hand out fliers and wave white banners in a throng of traffic. We want to be equal to everybody; we want human rights for everybody, read one slogan. The demonstration came hours before two Sunni Arabs involved in writing the constitution were assassinated, further throwing the drafting process into turmoil. We want a guarantee of women's rights in the new constitution, Hannah Edwar, an organizer of the protest, said. We're going to meet with the constitutional committee and make our thoughts known. American and Iraqi officials say that several drafts of chapters of the constitution are floating around Baghdad, and that no language has been finalized yet. Changes could be still be made before Aug. 15, the deadline for the National Assembly to approve a draft. Furthermore, protests by women and more secular blocs on the constitutional committee, such as the Kurds, could force the religious Shiites to tone the language. Some of the points regarding women's rights in this chapter are still to be reviewed, Miriam Arayess, a devout Shiite member of the drafting committee, said when presented with the leaked draft of the constitution's second chapter, which is entitled Rights, Duties, Liberties - Public and Private. Arayess said she believed the draft was the most recent working version, and that it has fairly generous provisions for equal rights. She is one of about 10 women on the 71-member drafting committee. The chapter has 27 articles, most of which have relatively liberal language aimed at ensuring various civil rights. The first article says that all Iraqis are equal before the law and that equal opportunities are guaranteed for all citizens according to the law. The final article forbids censorship of the press. References to Shariah occur a couple of times. One clause says that Iraqis will enjoy all rights stated in international treaties and conventions as long as they do not contradict Islam. Such language is accepted by many Iraqis, including moderate ones, who say that Islam is a vital foundation for the country. But women's groups are incensed over article 14, which says that personal status law is to be organized by the law according to the religion and sect of the citizen. That means in matters such as marriage, divorce and family inheritance, people will be governed by the religious codes of their individual religions. Shiite families will follow Shiite interpretations of Shariah, for example, while Sunnis will follow Sunni interpretations. This article would repeal a relatively liberal personal status law enacted in 1959, after the British-backed monarchy was overthrown by secular military officers. That law remained in effect through the decades of Saddam Hussein's rule. The law used Shariah to adjudicate personal and family matters, but did it in as secular a manner
[wanita-muslimah] Nour Miyati Transferred to Nahda Charity Home
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=67225d=20m=7y=2005 Wednesday, 20, July, 2005 (13, Jumada al-Thani, 1426) Nour Miyati Transferred to Nahda Charity Home Maha Akeel, Arab News JEDDAH, 20 July 2005 - After spending two days in jail last week, Nour Miyati was transferred to a charity organization. Efforts at releasing her into her embassy's custody are still ongoing. Miyati is the Indonesian maid who accused her sponsor and his wife of torturing her and tying her up in a bathroom for a month until she developed gangrene and had to have some of her fingers and toes amputated. She was still at a hospital in Riyadh receiving treatment when she was arrested on Monday last week. An investigative report said Miyati changed her previous statements about being tortured and was charged for making false allegations against her sponsor. The Indonesian Embassy was surprised by the arrest because they were not informed beforehand. Labor attache M. Sukiarto tried to get her released from jail under the custody of the embassy but the police refused. He has sent a diplomatic note to the Foreign Affairs Office asking why she was arrested and to have her released in the embassy's custody but has not received a response yet. Meanwhile, Riyadh Governor Prince Salman heard of Miyati's arrest and ordered her transfer to the Nahda Women's Charity Society two days after her arrest. The Indonesian Embassy and the lawyer it hired for her, Nasser Al-Dandani, were not informed of the transfer by the police until yesterday and assumed she was in jail. They were not able to visit her in jail or inquire about her because of the long bureaucratic procedure. First they had to apply and get permission from the Ministry of Foreign Affairs, which could have taken at least two weeks, and they wanted her out as soon as possible. They were worried about her condition especially that with some of her fingers and toes amputated Miyati had trouble walking and feeding herself; while she was in the hospital she was assigned a helper to assist her. Sukiarto, Al-Dandani and other members from the embassy were finally able to visit her at the Nahda Society. Her morale was not good. She was afraid and did not know why she was taken to jail or why she was at the Nahda Society, said Sukiarto to Arab News. We tried to comfort her but the poor woman was scared. She is still supposed to be held and we are trying to have her released to the embassy's custody on bail, perhaps today, especially that she is not considered a prisoner and her condition does not allow her to be without medical attention, he said. Miyati continues to suffer pain and difficulty hearing from her left ear and seeing with her left eye sustained from the punches and injuries caused by the alleged beating from her sponsors. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Reminder - Tata Tertib Kampanye/Topik Politik di Mi...
We would like to remind you of this upcoming event. Tata Tertib Kampanye/Topik Politik di Milis Date: Wednesday, August 3, 2005 Time: All Day TATA TERTIB DAN PERATURAN MAILING LIST WANITA MUSLIMAH (berkaitan dengan topik politik) A-4. Topik utama yang dibicarakan di mailing list adalah segala aspek yang berhubungan dengan permasalahan kaum perempuan pada umumnya dan muslimah pada khususnya seperti fiqh perempuan, pergerakan perempuan, kesehatan reproduksi, isu gender, kebijaksanaan pemerintah dalam hukum, peraturan ataupun perundang-undangan yang menyangkut masalah perempuan serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perempuan. B-7. Mengenai topik selain yang ditetapkan pada bagian A-4 di atas dibagi menjadi dua yaitu: a. Topik yang ditoleransi meliputi topik-topik yang berkaitan dengan praktek ibadah seperti Sholat, puasa, haji, zakat, qurban, dll. b. Topik yang dilarang, meliputi: - Topik mengenai politik, organisasi politik ataupun tokoh politik tertentu, kecuali apabila menyangkut masalah kebijakan yang berhubungan ataupun mempunyai implikasi terhadap topik utama milis. B-8. Pelanggaran terhadap pasal B-7b di atas dikenai sanksi berupa perubahan seting pengiriman e-mail menjadi bermoderasi, jadi semua posting dari yang bersangkutan harus melalui persetujuan moderator. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] The bias of faith
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20050720.E01irec=0 The bias of faith Monday, the first day of school. Students from elementary school to high school enter a new environment. They meet new teachers and make new friends. They become acquainted with each other without prejudice; devoid of bias or preconceptions. Adults have something to relearn from the young. Time slowly detaches us from our youthful innocence. Instead of wisdom we adopt harmful predispositions. The very tenets of humanity that we teach our children become, among adults, social partitions that split a nation into exclusive biases of creed or wealth. The mainstream monopolizes the entitlements of truth. A tyranny of the majority, as nonconforming minorities become errant -- marginalized simply due to a lack of numbers. How many more times will our nation repeat its mistakes? Condemn people on the basis of their beliefs. In the 1970s and 1980s the nation hunted communists. In the 1990s the devils were antinationalists. Now, in this new millennium it is religious revisionists and heretics. Reformasi has brought great changes in our political vista. Though it seems to have done little in teaching us respect for the opinions and beliefs of those who dare to veer from our own. Travesties of justice continue to prevail on a mass basis. A man in this country can be jailed for conducting prayers in his own language. While the nation's highest clerical body can look the other way as a mob attacks a group that has an alternative interpretation of a religion. The recent attack on the Indonesian Ahmadiyah Congregation (JAI) by a swarm of brutes calling themselves the Indonesian Muslim Solidarity is a despicable act of bigotry. The attackers are an embarrassment to civil decency and tarnish the very religion they claim to defend. Their behavior was more ungodly than any charge against the JAI members they were attacking. These people are the kind who give Islam a bad name. They create erroneous misperceptions that spur a Western simplification on Islam and terrorism. Thankfully, no life was lost in Friday's attack at the JAI compound in Parung, West Java. Ahmadiyah is an extremely marginal denomination of Islam, whose followers believe Ghulam Ahmad Khan, and not Muhammad, was God's final prophet. The validity of their faith is not for us to question -- just as it is the right of Christians to place conviction in the Holy Trinity, for Hindus to worship multiple deities or Buddhists to believe in the tenets of Sidharta. True Muslims will always remember their own scripture: to you your religion, and to me mine. Respect for other's opinions, faiths and creeds is a bedrock for this nation that keeps it great. Despite our differing ethnicities, religions and races, Indonesians have always set aside their contradictions and turned their homeland's diversity into a strength. We do not believe that the events in Parung were reflective of the behavior of the majority of Muslims and Indonesians. It was an act of recklessness, spurred by political motives to undermine potential threats to the established power of the pacesetters of organized religion -- people who look for God high up, not in the human heart. Respect for freedom of faith is not simply the independence to practice what one accepts as divine. It is in effect the nucleus of a democracy: Personal liberty to determine one's highest conviction -- an act that precedes freedom of expression or voting. Our faith shapes our social values. How can we ever be free to truly express ourselves in public or through the vote when our faith -- a primary determinant of our political persuasion -- is restrained? Religion is supposed to liberate; it is not mind control. One should beware of false prophets, but their deceit will never be exposed if they are not allowed the chance to speak. Physical attacks only sanctify a religion that may have only been an excursion into radicalism to begin with. While our new democratic system helps provide political accountability and install good governance in the country, the very survival of the nation depends on the ability to harmoniously maintain the patchwork that is Indonesia. That is the best way to serve the nation and God. True servants of God are those who walk on earth in humility, and when the ignorant address them they reply: Peace. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to:
[wanita-muslimah] Reality Show Mencari Guru Ngaji
Sender: JUNI S. Reality Show Mencari Guru Ngaji Sedang dicari talent untuk acara reality show Jika rekan-rekan punya tetangga, saudara, paman, bapak atau siapa saja yang masuk dalam persyaratan dibawah ... Mohon berkenan kirim data-data ybs. kepada EMAIL Sdr. Juni Supriyanto di [EMAIL PROTECTED] Data-data orang tersebut mencakup juga alamat lengkap dan juga tentunya Nama anda serta no telp yg bisa dihubungi. Diusahakan ybs tidak tahu menahu sedang diikutkan acara ini. Detail lebih lanjut silakan hubungi Sdr. Juni S. di +6270668064 Adapun syaratnya adalah: 1. usia 48 - 55 thn 2. profesi = Guru Ngaji, pengurus Masjid, Marbot Masjid (dan atau yang mengabdikan dirinya untuk Islam) 3. dikenal di lingkungannya (masyarakat sekitar mengenalnya atau bahkan beliau identik dengan sesuatu... misalnya identik dengan masjid 'A' karena beliau yang mengurusi masjid tsb) 4. termasuk dalam golongan yang kurang beruntung (jika diukur dari Materi/ekonomi) 5. reputasi yang baik (diri sendiri maupun keluarganya) 6. lokasi dimana saja (di LUAR JAWA juga OK..) Ditunggu partisipasi anda secepatnya, Sdr. Juni S. akan menunggu 2 minggu terhitung sejak 13-Juli-05 ... Informasi ini boleh diteruskan kepada rekan-rekan yang lain ... Wassalam, Juni.S [EMAIL PROTECTED] Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/