Re: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
soal dana DKP dan aliran dana asing waktu pemilu kemarin perasaan saya
kok mengatakan bahwa Amien Rais benar
kalau gak, kenapa SBY sampai menggelar konferensi pers khusus sambil
marah-marahin Amien Rais, padahal Amien Rais gak nyebutkan nama, cuman
menunjuk pada capres cawapres pada pemilu 2004. Mestinya kalau tidak
terbukti benar, SBY kan bisa cool dan nggak perlu ngamuk-ngamuk di
depan wartawan (wartawan aja sampai ngerasa Pak SBY tegang lain dari
biasanya).

Soal aliran dana asing ini diketahui oleh Panwaslu dan KPU. Waktu itu
Mulyana W Kusuma udah menemukan buktinya, dan mau ngebongkar. Mungkin
karena takut ketahuan, jadilah si Mulyana dikorbankan dengan jalan
disuruh mengantarkan uang suap ke petugas KPK si Khairiansyah yang
dengan culunnya mengatakan bahwa itu jihad pribadinya memberantas
korupsi. Di kemudian hari Khairiansyah dijebak pula dengan dugaan
korupsi (penerimaan uang) dari Departemen Agama. Sementara anggota KPU
yang lain seperti Anas Urbaningrum yang masuk jadi anggota Partai
Demokrat dan Hamid Awaluddin yang jadi menteri aman-aman saja dan gak
masuk penjara. Ini permainannya udah canggih, man ... Bahkan Rokhmin
Dahuri sendiri menurut saya juga dijebak, karena pada dasarnya
menteri-menteri lain juga melakukan hal yang sama dengan dia, bahkan
lebih parah. Pemberantasan korupsi di Indonesia memang masih tebang
pilih, dan di sisi lain justru membuat orang antipati kepada orang2
yang sebelumnya dinilai jujur.

Beberapa korban dari kalangan akademisi seperti Mulyana (dosen UI,
aktivis anti korupsi), Rokhmin Dahuri (dosen IPB, pelopor Departemen
Kelautan), Amien Rais (dosen UGM, bapak reformasi) membuat orang jadi
muak dan bilang tuh ... akademisi aja yang doyannya ngomong soal
kejujuran aja korupsi. Padahal menurut saya, mereka cuman terjebak
konspirasi tingkat tinggi.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/31/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Mas Wikan,
  Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat dari
  penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan
  bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb.
  Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana
  yang mereka terima waktu Pemilu lalu.

  Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY yang
  didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai
  nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama
  partainya Bush.

  Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua
  pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY yang
  ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua pimpinan
  partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya
  dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk
  penjara...:-).

  Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY
  ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan
  serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana non
  budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa sih?


Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Mas Jano tahu gak konsekuensi sebuah resolusi dewan keamanan PBB?
kalau kayak pengadilan, itu sama artinya dengan penjatuhan vonis, jadi
yang kena resolusi itu ya divonis bersalah. sekarang apa salahnya iran
coba? ini gak ada hubungannya sama damai-damaian. Mosok kalau Mas Jano
dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya,
saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com


On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:







  Mas Wikan :

  Lalu kenapa Indonesia
  ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa
  bilang tidak,
  atau paling tidak abstain.

  -

  Jano - ko :

  Mungkin saja Indonesia ingin menjadi penengah antara
  Iran dan Amerika, kalau kita ingin mendamaikan Iran
  dan Amerika pastinya kita harus baik dengan
  dua-duanya, begitu lho.Dan toch sekarang sudah terjadi
  kontak dan pertemuan antara Amerika dan Iran.
  Memang bangsa Indonesia itu bangsa yang besar, bangsa
  yang suka mendamaikan.


[wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik satriyo
sunny ... sunny ... (lirik bunga citra lestari)

ko ga ada bubur merah bubur putih ya si bush pindah part ...

halauw?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik.
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
 
 
   Mas Wikan,
   Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat 
dari 
   penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan 
   bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb.
   Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana 
   yang mereka terima waktu Pemilu lalu.
 
   Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY 
yang 
   didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai 
   nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama 
   partainya Bush.
 
   Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua 
   pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY 
yang 
   ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua 
pimpinan 
   partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya 
   dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk 
   penjara...:-).
 
   Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY 
   ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan 
   serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana 
non 
   budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa 
sih?
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
   wikan.danar@ wrote:
   
ooh, SBY ya ...
bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran?
padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia, 
Iran
tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha 
damai
dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal 
itu,
kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan 
bahwa
Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia
ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang 
   tidak,
atau paling tidak abstain.
SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa jadi
diwakilkan sama menterinya.
Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar 
   katakan
benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani 
diperjuangkan,
meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini seakan 
   semua
benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan. 
   Dalam
pelaksanaannya masih jauh panggang dari api.
Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY 
   sebagai
eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya 
bicara 
   soal
konsep yang indah-indah saja.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote:






 REPUBLIKA
 Selasa, 29 Mei 2007

 Islam dan Tantangan Modernisasi

 Susilo Bambang Yudhoyono
 Presiden Republik Indonesia

 Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan 
   tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan 
perkembangan 
   ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar 
   yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan 
dan 
   investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak 
   menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya.
   
 
 
 

 
 
 
--
 
 
   No virus found in this incoming message.
   Checked by AVG Free Edition. 
   Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date: 
5/29/2007 1:01 PM
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik Donnie
Mas Satriyo,

Ini maksudnya anda mau bilang bahwa Bush memang benar dari partai  
Demokrat??



===
On 31 Mei 07, at 9:21, satriyo wrote:

 sunny ... sunny ... (lirik bunga citra lestari)

 ko ga ada bubur merah bubur putih ya si bush pindah part ...

 halauw?

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik.
 
  - Original Message -
  From: Lina Dahlan
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
 
 
  Mas Wikan,
  Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat
 dari
  penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan
  bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb.
  Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana
  yang mereka terima waktu Pemilu lalu.
 
  Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY
 yang
  didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai
  nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama
  partainya Bush.
 
  Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua
  pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY
 yang
  ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua
 pimpinan
  partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya
  dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk
  penjara...:-).
 
  Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY
  ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan
  serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana
 non
  budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa
 sih?
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
  wikan.danar@ wrote:
  
   ooh, SBY ya ...
   bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran?
   padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia,
 Iran
   tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha
 damai
   dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal
 itu,
   kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan
 bahwa
   Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia
   ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang
  tidak,
   atau paling tidak abstain.
   SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa jadi
   diwakilkan sama menterinya.
   Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar
  katakan
   benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani
 diperjuangkan,
   meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini seakan
  semua
   benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan.
  Dalam
   pelaksanaannya masih jauh panggang dari api.
   Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY
  sebagai
   eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya
 bicara
  soal
   konsep yang indah-indah saja.
  
   salam,
   --
   wikan
   http://wikan.multiply.com
  
   On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote:
   
   
   
   
   
   
REPUBLIKA
Selasa, 29 Mei 2007
   
Islam dan Tantangan Modernisasi
   
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Republik Indonesia
   
Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan
  tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan
 perkembangan
  ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar
  yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan
 dan
  investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak
  menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya.
  
 
 
 
 
 
 
  --
 --
 
 
  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date:
 5/29/2007 1:01 PM
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 


 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Preman Liberal

2007-05-31 Terurut Topik satriyo
sharing opini teman ni seputar premanisme.

salam,
satriyo

===

assalaamu'alaikum wr. wb.

Salah satu hal yang paling menyebalkan di negeri ini adalah 
premanisme.  Bagi saya, merekalah contoh manusia yang paling tidak 
berguna, bahkan kasarnya, mereka hanya berguna kalau sudah lenyap 
dari muka bumi.  Ambillah contoh para preman yang mengutip uang dari 
para supir angkot yang mengambil penumpang `di daerahnya' (siapa 
sebenarnya yang telah memberikan daerah itu pada para preman?).  Apa 
pekerjaan mereka sebenarnya?  Saya yakin nyaris semua penumpang sudah 
tahu mesti naik apa, dan kalaupun belum tahu, mereka bisa tanya sana-
sini tanpa kesulitan.  Kesimpulannya, calo angkot adalah orang yang 
pekerjaannya tidak membantu siapa-siapa, bahkan hanya menyusahkan 
saja.  Faktanya, mereka tetap dapat duit!

Yang menariknya lagi, di samping fakta bahwa keberadaan mereka sama 
sekali tak ada gunanya, namun mereka sendiri merasa sangat bermanfaat 
bagi orang lain.  Agaknya Q.S. Al-Baqarah [2] : 11 tidak hanya 
membicarakan ciri khas orang munafik, melainkan juga preman.  Atau 
barangkali, preman adalah satu dari sekian banyak `kelas' dalam 
golongan orang-orang munafik.  Ayat itu menegaskan : Dan ketika 
dikatakan kepada mereka, Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka 
bumi, mereka berkata, Sesungguhnya kami ini adalah orang-orang yang 
berbuat saleh!.  Jadi, dalam diri seorang preman (dan secara umumnya 
orang-orang munafik) telah terjadi kekeliruan fatal dalam menilai 
diri.

Yang paling menyakitkan adalah ketika seorang preman berlagak 
pahlawan, padahal dia juga merangkap sebagai penjahatnya.  Contohnya 
ketika seorang preman mendatangi seorang pedagang soto mie, misalnya, 
untuk mengutip `uang keamanan'.  Pedagang soto mie itu selalu jujur 
dan tidak pernah cari masalah, dan keberadaannya tidak merugikan 
siapa pun.

Yah, sekedar uang keamanan lah, biar bisa aman dagang di sini!

Orang bodoh pun tahu bahwa sebenarnya di lingkungan itu yang 
mengancam keamanan justru para preman yang mengutip uang keamanan 
tersebut.  Setelah bentrok berdarah antara FBR dan IKB, para pedagang 
justru merasa lega karena tidak perlu menyisihkan uang sepuluh ribu 
rupiah tiap harinya untuk para preman.  Pada momen itu terbukti sudah 
bahwa mereka yang mengutip uang keamanan (dengan berlagak menjadi 
penjaga keamanan) justru merangkap jabatan sebagai pengacau keamanan 
itu sendiri.  Konkritnya, kalau tidak mau bayar, ya tidak aman!  Aman 
dari siapa?  Ya aman dari preman yang minta duit tadi!

Kalau Ahmad Syafii Maarif mencela sebagian Muslim sebagai `preman 
berjubah', maka perlu diingat bahwa di negeri ini juga banyak `preman 
berjas', berdasi, bercelana merk terkenal, berjam tangan dari swiss, 
bersekolah agama, filsafat, atau teologi, bahkan kemudian bersekolah 
di Barat pula.  Mereka ini saya sebut preman karena perilakunya 
ambigu, persis seperti preman di pasar yang suka mengutip uang 
keamanan tadi.

Walaupun beda jenis dan levelnya, namun para penganut paham sekularis-
liberalis benar-benar telah bertindak ambigu dalam menghadapi umat 
Islam.  Di satu sisi memperingatkan umat Islam atas suatu bahaya 
besar, namun di sisi lain ikut serta secara aktif menjerumuskan umat 
dalam bahaya yang sama.  Ironisnya, banyak yang tidak melihat pola 
ini!

Ketika baru-baru ini saya mengobrol dengan salah satu penganut `agama 
baru' ini, saya pun baru menyadari aroma busuk ambiguitasnya.  Di 
satu sisi mereka menginginkan umat Islam yang `lebih dewasa', `lebih 
cerdas', `tidak literalis', `tidak kolot', `tidak ketinggalan jaman', 
dan `tidak terpaku pada tradisi masa lalu'.  Tapi di sisi lain mereka 
sendiri justru terkesan membiarkan, bahkan mendorong perilaku yang 
semacam itu.

Contoh yang saya kemukakan saat itu adalah praktek `penyembahan' Nyi 
Roro Kidul di sekitar Pantai Selatan.  Saya bilang, itu adalah 
kemusyrikan yang nyata, dan jelas-jelas tidak terbukti.  Mitos 
tentang larangan berpakaian hijau di pantai Selatan sudah terbukti 
salah, karena saya sendiri pernah melanggarnya waktu SD dahulu, dan 
sampai hari ini masih sehat-sehat saja.  Demikian pula mitos harus 
begini-begitu di `kamar Nyi Roro Kidul' di Samudra Beach Hotel telah 
saya langgar dengan sukses tanpa menghasilkan efek buruk baik 
permanen maupun temporer pada hidup saya.  Agama melarang saya untuk 
tunduk pada Nyi Roro Kidul (whatever `she' is), demikian pula akal 
sehat.  Lalu apa jawabnya?

Ya, itu bagian dari keragaman umat.

Luar biasa!  Padahal baru beberapa menit yang lalu dia bicara panjang 
lebar bahwa umat Islam ini harus mengedepankan akal sehat dan 
kejernihan logika.  Baru saja dia ngomong panjang lebar tentang 
betapa tertinggalnya umat Islam secara intelektual, dan 
ditambahkannya pula dengan catatan bahwa umat Islam (terutama di 
Indonesia) lebih suka bermistis-mistis ria daripada hidup di alam 
nyata.  Singkat kata, umat Islam harus mulai menggunakan otaknya, 
bukan sekedar taqlid buta!

Tapi dia sendiri menganggap ke-taqlid­­-an sebagian umat 

Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik jano ko
Mas Wikan :

  Mosok kalau Mas Jano
dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya,
saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana?
---
   
  Jano - ko :
   
  Ini jawaban jano-ko yang mungkin tidak masuk akal, tapi sungguh-sungguh 
terjadi.
   
  Dulu waktu saya SMP, saya pernah memergoki maling yang masuk kerumah ortu 
saya, karena si maling sudah kepergok and karena saudara-saudara saya pada 
teriak mualing-mualing maka orang-orang kampung sudah pada nunggu diluar 
rumah ortu saya, akhir kata si mas maling itu ketangkep oleh para warga kampung.
   
  Karena mendengar ribut-ribut tersebut maka ayah saya lalu keluar dan melihat 
si maling yang sudah ketangkep dan mau disamurai / dipedang oleh orang kampung, 
tapi apa yang terjadi ?, ayah saya melarang orang-orang kampung tersebut 
menyakiti si mas maling itu, dengan penuh kasih sayang, ayah saya malah memberi 
uang kepada mas maling itu lalu disuruh pergi.
  Orang kampung yang sebelumnya mau menyakiti mas maling pada diam semua dan 
pada ngloyor pergi
   
  :)
   
  Emang enggak masuk akal, tapi itu betul-betul terjadi pada saya dan keluarga 
saya.
   
  Uang, harta duniawi bukan segala-galanya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari 
itu semua, apa itu ? anda sudah tahu bukan ?!
   
  --
   
  Kejadian kemalingan yang kedua kalinya,
   
  Pada suatu hari rumah ortu saya kemalingan lagi, tapi kali ini tidak ada yang 
tahu, kebetulan maling itu hanya masuk kekamar saya yang letaknya memang 
didekat ruang tamu, semua barang saya hilang, termasuk sepeda kesayangan saya 
yang setiap saat saya gunakan untuk bersekolah.
   
  Pada suatu hari, pada saat saya pulang dari sekolah ( saya naik becak ), pas 
ditengah jalan saya melihat sepeda saya, lalu saya bersama teman saya mencoba 
mencari sepeda tersebut, akhirnya saya ketemu dengan pimpinan maling tersebut. 
Saya dan teman saya tidak menyakiti atau memarah-marahin pimpinan maling 
tersebut, tapi pada malam harinya si pimpinan maling itu datang kerumah ortu 
saya bersama lurah kampung kami untuk menyerahkan barang-barang saya yang 
dicuri oleh anak buahnya
   
  Ternyata maling itu juga manusia yach ?, kalau dibaikin ternyata juga masih 
mau sadar.
   
  :)
   
  --
   
  Kembali ke masalah Amerika dan Iran, kedua Negara tersebut sama-sama negara 
super power. Kita tahu semua bahwa Amerika adalah Negara Super Power, tapi 
sedikit dari kita yang tahu bahwa Negara Iran juga mempunyai kemampuan yang 
sama dengan Amerika.
   
  Bila kedua negara tersebut berperang maka yang terjadi adalah kehancuran 
bagi umat manusia. 
  Coba saja kita lihat miniatur peperangan antara Amerika dengan orang-orang 
iraq di Negara Iraq tersebut, tiap hari selalu ada saja insan manusia yang 
wafat.
   
  --
   
  Jalan yang baik adalah berdamai bagi kedua negara Super Power tersebut, dan 
itu sudah dilakukan oleh mereka berdua.
   
  http://news.yahoo.com/s/afp/20070528/ts_afp/iraqiranusdiplomacy_070528083559
   
  Archfoes Iran and US meet on Iraq chaos
   
  by Ammar Karim
   
  --
   
  :)
   
  Salam
   
  --oo0oo--
   
  


Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas Jano tahu gak konsekuensi sebuah resolusi dewan keamanan PBB?
kalau kayak pengadilan, itu sama artinya dengan penjatuhan vonis, jadi
yang kena resolusi itu ya divonis bersalah. sekarang apa salahnya iran
coba? ini gak ada hubungannya sama damai-damaian. Mosok kalau Mas Jano
dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya,
saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:







 Mas Wikan :

 Lalu kenapa Indonesia
 ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa
 bilang tidak,
 atau paling tidak abstain.

 -

 Jano - ko :

 Mungkin saja Indonesia ingin menjadi penengah antara
 Iran dan Amerika, kalau kita ingin mendamaikan Iran
 dan Amerika pastinya kita harus baik dengan
 dua-duanya, begitu lho.Dan toch sekarang sudah terjadi
 kontak dan pertemuan antara Amerika dan Iran.
 Memang bangsa Indonesia itu bangsa yang besar, bangsa
 yang suka mendamaikan.


 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
lha itu kan ceritanya malingnya ketangkep dan sadar
kalau malingnya keji, kejam dan ndableg mungkin lain ceritanya
kangmas jano kan yang sering menyoroti tentang perilaku orang2 yang
menganiaya orang islam, mereka merampok, merampas, menganiaya orang
islam
mosok gantian orang islamnya mau melawan, terus mas jano bilang ...
peace yo, mas ... gak usah ngelawan deh, malingnya terlalu kuat,
rampoknya terlalu ganas.
ketimbang ancur-ancuran mendingan damai deh ... biarin aja tanah orang
islam dirampas, nyawa orang islam diambil. toh harta dan nyawa bukan
segala2-nya. gitu ya mas?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Mas Wikan :

  Mosok kalau Mas Jano
  dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya,
  saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana?
  ---

Jano - ko :

Ini jawaban jano-ko yang mungkin tidak masuk akal, tapi sungguh-sungguh 
 terjadi.

Dulu waktu saya SMP, saya pernah memergoki maling yang masuk kerumah ortu 
 saya, karena si maling sudah kepergok and karena saudara-saudara saya pada 
 teriak mualing-mualing maka orang-orang kampung sudah pada nunggu diluar 
 rumah ortu saya, akhir kata si mas maling itu ketangkep oleh para warga 
 kampung.

Karena mendengar ribut-ribut tersebut maka ayah saya lalu keluar dan 
 melihat si maling yang sudah ketangkep dan mau disamurai / dipedang oleh 
 orang kampung, tapi apa yang terjadi ?, ayah saya melarang orang-orang 
 kampung tersebut menyakiti si mas maling itu, dengan penuh kasih sayang, ayah 
 saya malah memberi uang kepada mas maling itu lalu disuruh pergi.
Orang kampung yang sebelumnya mau menyakiti mas maling pada diam semua dan 
 pada ngloyor pergi


Re: [wanita-muslimah] Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!

2007-05-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya?
kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom
kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi
lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong
kan suami jelas2 bukan mahrom
kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :)

tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama buat wanita
jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya)
lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik
misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2
(untuk menghormati/kesopanan dll)
tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu
diculik ...
soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan taksinya
makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja masuk. begitu
barangkali ada yang bisa konfirmasi?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:






 http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825

  Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
  (26 May 2007, 884 x , Komentar)

  Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke Tanah Suci 
 Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa membahayakan 
 keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah


[wanita-muslimah] Islamic Democracy

2007-05-31 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Forming an Islamic Democracy 

By Sohaib N. Sultan 
Before we explore the relationship between Islam and democracy, it is
important to understand what exactly the idea of democracy entails because
too often the notion of democracy is confused with Western culture and
society. As such, analysts often dismiss the compatibility of Islam with
democracy, arguing that Islam and secularism are opposite forces, that rule
of God is not compatible with rule of man, and that Muslim culture lacks the
liberal social attitudes necessary for free, democratic societies to exist. 
Arguments that dismiss the notion of an Islamic democracy presuppose that
democracy is a non-fluid system that only embraces a particular type of
social and cultural vision. However, democracy, like Islam, is a fluid
system that has the ability to adapt to various societies and cultures
because it is built on certain universally acceptable ideas. 
So, what is democracy? In its dictionary definition, democracy is
“government by the people, exercised either directly or through elected
representatives.” As such, elections that express popular consent, freedom
of political and social mobilization, and equality of all citizens under the
rule of law become essential components of a healthy, functioning democracy.

Implementing the laws of God necessitates the role of man who is given the
position of God’s vicegerent or representative on earth. Those who argue
against the compatibility of Islam and democracy usually begin by saying
that a democracy gives sovereignty or power of rule to the people, while
Islam gives sovereignty or power of rule to God, which would not allow for a
“government by the people.” In other words, these skeptics believe that the
opposite of democracy in relation to a religious political system must be
theocracy, meaning the rule of God on earth by a religious authority or
class. However, this argument presupposes that there is a single religious
authority or class within the Islamic tradition that has special access to
God’s will and therefore has the right and power to impose divine will on
the land. This is where the argument fails in relation to Islam, because the
Islamic tradition, at least in the majority Sunni teaching, does not
recognize a
pope-like figure, nor does it preach the establishment of a religious class
that has special access to divine will. 
In fact, to the contrary, it can be argued that the Qur’an warns against the
establishment of a religious class. The Qur’an says that past religious
communities took their religious leaders [for their lords beside God]
(At-Tawbah 9:31) and accuses many in the religious class of Jews and
Christians of stealing people’s wealth and turning people [away from the
path of God] (At-Tawbah 9:34). Furthermore, Muslims believe that after
Prophet Muhammad there is no one who has direct access to God’s will, and
therefore no one person or group has the legitimacy or authority to claim a
pope- or priesthood-like status in the Muslim community. As such, Islam’s
political system is not a theocracy. 
There is no doubt that an Islamic political system would be bound by the
laws, principles, and spirit of the Qur’an and Sunnah, which would serve as
the overarching sources of a constitution in an Islamic state. Furthermore,
violating or going directly against any sacred teaching of Islam could not
be tolerated in an Islamic political system, for doing so would be going
against the sources of the constitution. So, in this sense God is recognized
as the sole giver of law. 
The Qur’an insists on mutual consultation in deciding communal affairs which
includes choosing leaders to represent and govern on the community’s behalf.
However, implementing the laws of God, as articulated in the Qur’an and
Sunnah, necessitates the role of man who is given the position of God’s
vicegerent or representative on earth (Al-Baqarah 2:30) because of his
superior intellect, ability to acquire knowledge, and ability to exercise
free will. All of these God-given qualities enable man not only to implement
sacred law, but also to interpret sacred law and derive from sacred sources
the wise principles that form the basis of new laws needed for an
ever-changing world with new ethical and moral complexities. 
As such, the Islamic political system does not entail a struggle or
competition for power between God and man. Rather, God and man function with
a unified purpose to bring social benefit and civilization-enhancing laws to
the world. Simply put, God is the giver of law in Whom sole authority rests,
while man, as a collective body, interprets and implements these laws as
God’s representatives on earth. As such, the democratic ideal of a
“government by the people” is compatible with the Qur’anic understanding of
man’s role on earth, and therefore compatible with the notion of an Islamic
democracy. It is important to remember, however, that just as man’s ability
to govern is shaped and limited by the founding 

[wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi

2007-05-31 Terurut Topik Lina Dahlan
Bung Ambon, makasih buat ralatnya. Juga buat Mas Jano.

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik.
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
 
 
   Mas Wikan,
   Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat 
dari 
   penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia 
dan 
   bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb.
   Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal 
dana 
   yang mereka terima waktu Pemilu lalu.
 
   Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY 
yang 
   didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai 
   nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama 
   partainya Bush.
 
   Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. 
Semua 
   pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY 
yang 
   ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua 
pimpinan 
   partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya 
   dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk 
   penjara...:-).
 
   Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY 
   ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan 
   serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana 
non 
   budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa 
sih?
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
   wikan.danar@ wrote:
   
ooh, SBY ya ...
bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran?
padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia, 
Iran
tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha 
damai
dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal 
itu,
kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan 
bahwa
Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia
ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang 
   tidak,
atau paling tidak abstain.
SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa 
jadi
diwakilkan sama menterinya.
Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar 
   katakan
benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani 
diperjuangkan,
meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini 
seakan 
   semua
benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan. 
   Dalam
pelaksanaannya masih jauh panggang dari api.
Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY 
   sebagai
eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya 
bicara 
   soal
konsep yang indah-indah saja.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote:






 REPUBLIKA
 Selasa, 29 Mei 2007

 Islam dan Tantangan Modernisasi

 Susilo Bambang Yudhoyono
 Presiden Republik Indonesia

 Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan 
   tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan 
perkembangan 
   ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar 
   yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan 
dan 
   investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak 
   menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya.
   
 
 
 

 
 
 ---
---
 
 
   No virus found in this incoming message.
   Checked by AVG Free Edition. 
   Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date: 
5/29/2007 1:01 PM
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!

2007-05-31 Terurut Topik Chae
gara-gara masalah muhrim (walau salah tapi populernya begino..) atau
mahrom ada aja yang mempermasalahkan apaka seseorang wudhu nya batal
atau tidak jika tersentuh oleh pasangannya (istri/suami). Ada juga
yang berpendapat sama siapa saja juga kagak bakalan batal wudhunya
sepanjang disentuh tanpa nafsu;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya?
 kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom
 kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi
 lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong
 kan suami jelas2 bukan mahrom
 kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :)
 
 tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama
buat wanita
 jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya)
 lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik
 misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2
 (untuk menghormati/kesopanan dll)
 tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu
 diculik ...
 soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan
taksinya
 makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja
masuk. begitu
 barangkali ada yang bisa konfirmasi?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
 
 
 
  http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825
 
   Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
   (26 May 2007, 884 x , Komentar)
 
   Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke
Tanah Suci Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa
membahayakan keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah





[wanita-muslimah] Re: Mevrouw, tetanggaku ......

2007-05-31 Terurut Topik Flora Pamungkas
Almarhumah Mevrouw pernah bertanya kepada Ibu Mira:
Bukankah hanya kita sendiri yang dapat mengubah nasib dirinya dan bangsanya?


Saya jadi berpikir, barangkali dalam hidupnya, almarhumah Mevrouw pernah
mendengar ayat di bawah ini:  
Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah
dengan tangan mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd: 11)
Or was it just a coincidence?
Salam,
Flora
-
Mevrouw, tetanggaku 
Posted by: Mira Wijaya Kusuma [EMAIL PROTECTED]   la_luta 
Tue May 29, 2007 9:54 am (PST) 
Mevrouw, tetanggaku

..

Mendengar ocehan mevrouw teanggaku itu, akunya hanya berusaha menyambut
dengan senyumku saja, lalu katanya lagi Apa kau bisa menjelaskan ke aku
mengenai ulah pemerintahanmu yang tidak bertanggung jawab itu? Sampai saát
ini aku tetap heran serta tidak mengerti, kenapa nasib rakyatmu itu begitu
menyedihkan tapi tak ada semangat perlawanan untuk menuntut hak jaminan dan
perlindungan kehidupannya terhadap pemerintahnya? Bukankah hanya kita
sendiri yang dapat mengubah nasib dirinya dan bangsanya? Sejenak aku
tertegun kaget lalu jawabku kemudian, pertanyaanmu itu juga selalu menjadi
pertanyaanku pula.Akan tetapi sampai saát ini aku pun tak sanggup
menjawabnya. Mungkin hanyalah mereka yang merasa dirugikan oleh
pemerintahannya yang mampu menjawabnya.
Ya...ya..ya..aku mengerti budaya bangsamu memang dikenal suka nrimo serta
memiliki sifat pe-maáf. Sampai sekarang pun aku masih malu bahwa
pemerintahan kami dahulu menjadi penjajah bangsa kalian. Tapi jangan lupa
kami yang dari rakyat kecil di Belanda ini juga ikut serta melawan dengan
cara memprotes pemerintahan kami untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan.
kau pernah lihat posternya yang tertulis 'Indonesië los van Holland'? 

. dst .

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pengadilan Malaysia Tetap Tak Berpihak pada Lina Joy

2007-05-31 Terurut Topik Muhkito Afiff
Jika seandainya kelak RI menjadi negara agama, apakah penanganan 
kasus riddah semacam ini juga akan seperti yang terjadi di Malaysia 
ini?


http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/
30/time/130403/idnews/787158/idkanal/10

or http://tinyurl.com/3cmazy

30/05/2007 13:04 WIB 
Pengadilan Malaysia Tetap Tak Berpihak pada Lina Joy
Rita Uli Hutapea - detikcom

Kuala Lumpur - Pengadilan tertinggi Malaysia akhirnya menolak gugatan 
banding Lina Joy, wanita yang ingin diakui sebagai seorang kristiani. 
Putusan penting ini telah lama dinantikan Lina Joy yang dilahirkan 
sebagai muslim bernama Azlina Jailani.

Lina Joy telah mendaftarkan perubahan nama di kartu identitasnya. 
Departemen Registrasi Nasional (NRD) setuju mengganti namanya namun 
menolak mengganti keterangan agama yang tadinya ditulis Islam menjadi 
Kristen.

Joy menggugat keputusan itu ke pengadilan sipil namun dia disuruh 
membawa kasusnya ke pengadilan syariah. Tapi Joy bersikeras bahwa 
dirinya tidak terikat dengan hukum syariah karena dirinya sekarang 
seorang Kristen.

Namun rupanya pengadilan Malaysia tidak berpihak pada perempuan 
berusia 42 tahun itu. Panel Pengadilan Federal Malaysia yang terdiri 
dari 3 hakim memutuskan, hanya Pengadilan Syariah Islam yang berkuasa 
untuk menghilangkan kata Islam dari keterangan agama di kartu 
identitasnya.

Mengenai masalah bahwa Departemen Registrasi Nasional (NRD) berhak 
meminta sertifikasi dari pengadilan Islam yang mengkonfirmasi 
penolakan penggugat atas Islam, jawaban saya adalah, NRD memang 
berhak, kata hakim kepala Ahmad Fairuz.

Karena itu permohonan banding telah ditolak, imbuhnya seperti 
diberitakan kantor berita AFP, Rabu (30/5/2007).

Putusan penting itu dikeluarkan 3 hakim dengan perbandingan suara 2-
1. Dari ketiga hakim, hanya Hakim Richard Malanjum yang berpihak pada 
Joy. Dikatakannya, tidak masuk akal jika meminta Joy mengadu ke 
Pengadilan Syariah mengingat Joy justru bisa menghadapi tuntutan 
kriminal di sana. 

Sebabnya, menurut hukum syariah, kemurtadan merupakan kejahatan yang 
bisa dikenai hukuman denda dan penjara. Para pelakunya kerap 
dikirimkan ke pusat rehabilitasi yang mirip penjara.

Joy sendiri tidak hadir dalam pembacaan putusan. Joy yang mulai pergi 
ke gereja pada tahun 1990, akhirnya dibaptis 8 tahun kemudian. 

Buntutnya, wanita itu dimusuhi oleh keluarganya. Dia dan kekasihnya 
yang juga kristiani pergi menyembunyikan diri pada awal 2006 karena 
mereka takut menjadi target para penganut Islam fanatik.

Kasus Joy telah menimbulkan luapan kemarahan oleh kelompok-kelompok 
muslim. Bahkan email ancaman kematian bagi pengacara Joy beredar luas.
(ita/sss)



[wanita-muslimah] wesbite restoran indonesia, di paris

2007-05-31 Terurut Topik sangumang kusni
AccueilNotre histoire La 
gastronomie indonésienne Les menus Offres spéciales Livre d'or 
Contact   En plein cœur du quartier Latin, l'Indonésia 
se situe à deux pas du Jardin du Luxembourg, entre le Boulevard Saint-Michel et 
le Théâtre de l'Odeon.

Restaurant Indonesia
12, rue Vaugirard
75006 PARIS
M°/ RER : Luxembourg, Odéon ou Saint-Michel  
   
   Voici quelques extraits des 20 livres d'or de notre 
restaurant : 
 

   Message de l'Ambassadeur indonésien - Ministre d'Etat indonésien - 
Message en Néerlandais - Message en indonésien - Clients des USA - Philippe 
Gelück - Messages internationaux - Message en Thai - Messages internationaux 2 
- Plantu
Mentions légales – Tous droits réservés - Restaurant 
Indonesia © 2006 - Réalisation : La Coopérative de Communication
   
  WEBSITE KOPERASI RESTAURANT INDONESIA DI PARIS.
   
  Gambar yang menyertai tulisan kecil ini diambil dari website  koperasi 
Restaurant Indonesia, sebuah website yang dibuat oleh sebuah KOPERASI 
Perancis yang khusus bekerja di bidang komunikasi, bekerjasama dengan dengan 
tim pengelola koperasi Restoran Indonesia yang sekarang dipimpin oleh Soejoso 
dan Didien. Kerjasama dua badan usaha yang sama-sama mengambil bentuk koperasi 
[SCOP] ini merupakan bentuk solidaritas saling bantu atas dasar prinsip ide 
yang serupa. Banyak pihak telah membantu -- terutama dari segi pendapat, usulan 
dan pemberian material,  untuk bisa  lahirnya website ini, termasuk para 
profesional yang bekerja di bidang komunikasi di Indonesia. Sebagai salah 
seorang pendiri yang masih aktif di koperasi,  saya ingin menyampaikan 
terimakasih kepada mereka, di samping menyampaikan hormat atas keberanian 
berprakarsa dari tim pengelola yang dengan bersandar pada kebersamaan cepat 
mengajak semua anggota untuk memecahkan soal-soal  sekecil apa pun, sehingga 
semua
 anggota, terutama anggota-anggota baru merasa turut memiliki. Perasaan turut 
memiliki badan usaha ini, sekarang terkesan pada saya sudah jauh lebih kuat 
dibandingkan dengan masa-masa kapan pun. Dengan adanya turut merasa memiliki, 
dan keberanian tim pengelola menyerahkan tangungjawab kepada mereka yang baru, 
maka para anggota bekerja dengan penuh tanggungjawab dan melakukan segala 
sesuatu dengan prakarsa yang mencengangkan. Terlihat pada saya ada rasa ingin 
memberikan yang terbaik, dan berlomba melakukan yang terbaik untuk koperasi. 
Apalagi mereka sadar di koperasi inilah mereka secara ekonomi tergantung di 
tengah sulitnya mencari pekerjaan dewasa ini di Perancis. 
   
  Ciri baru  lain yang kusaksikan di kalangan anggota koperasi Restoran 
Indonesia, Paris ini, adalah munculnya semangat menjunjung dignity, harga 
diri dan martabat diri sebagai anak manusia Indonesia. Kata Indonesia agaknya 
dimaknakan identik dengan suatu kualitas manusia yang manusiawi, bermartabat 
dan berharga diri. Sedangkan kerja badan seperti yang kami lakukan di restoran, 
tidaklah sebagai sesuatu yang rendah dan hina. Anggota-anggota baru koperasi 
sering mengkritik teman-teman sekerjanya yang dipandang bekerja kurang baik 
dengan kata-kata: Ah, kau! Kau  belum bisa menjadi Indonesia. Yang ditegur 
akan menjawab dengan cengar-cengir dan segera memperbaiki pekerjaannya. 
   
  Semangat begini muncul  dan berkembang di kalangan anggota-anggota baru  
apabila mereka merenungi secara sederhana bahwa pejabat-pejabat tinggi, mulai 
dari istri Presiden sampai kepada menteri-menteri , anggota Parlemen dan 
Senator, calon Presiden,   artis-artis serta sastrawan-seniman  Perancis 
menyempatkan diri makan di restoran koperasi. 
   
  Plantu, karikaturis dari Le Monde, harian terkemuka dan berpengaruh di 
Perancis, pernah membuat editorial Le Monde dengan karikatur, dan pernah 
mewawancarai Yasser Arafat dari Palestina, yang karikaturnya  tampil juga di 
website, dan tergantung selalu di tempat istimewa di koperasi restoran, 
hanyalah salah seorang selebritis Perancis yang menyempat diri makan. Di 
samping itu terdapat nama-nama seperti Jhony Halliday, penyanyi yang mendapat 
Legion d'Honneur, bintang filem Nathalie Bay, sastrawan Margaurite Duras, 
Regis Debray, Isaballe Allende , sastrawan dari Chile [datang bersama tantenya, 
istri alm.Presiden Salvador Allende], C.Geertz, antropolog dari Amerika Serikat 
yang tak asing lagi namanya di Indonesia,  dan lain-lain nama lagi ... yang 
semuanya tersimpan di buku tamu [livre d'ore] koperasi.  Demikian juga 
penjabat-pejabat tinggi Indonesia, seperti Gus Dur,  dan dubes-dubes, para 
jendral, terutama dari AURI dan Kepolisian, menyempatkan diri mampir ke koperasi
 sederhana Restoran Indonesia ini.
   
  Kadek, si anak muda baru asal Bali, demikian bangga kenal dengan Jose Ramos 
Horta yang sekarang menjadi Presiden Timor Lorosae, dan memperlakukan Kadek 
dengan sangat akrab bersahabat, ketika Kadek 

[wanita-muslimah] Makalah Pak Chodjim tentang Siti Jenar

2007-05-31 Terurut Topik -MGR-
Salam,

Pak Chodjim pada hari Selasa 15 Mei lalu berbicara tentang ajaran
Syekh Siti Jenar di Komunitas Utan Kayu. Bagi Anda yang tertarik
membaca makalahnya silakan klik:

http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=7

Selamat membaca

-GuN-



[wanita-muslimah] surat sutera putih: kembali ke rumah kesenimanan

2007-05-31 Terurut Topik sangumang kusni
   Surat Sutera Putih:
   
  KEMBALI KE RUMAH KESENIMANAN
   
  Penulis tekun dan bersemangat serta konsisten yang menggunakan nama pena Holy 
Uncle dalam milis [EMAIL PROTECTED]  [28 Mei 2007] menyebarluaskan selebaran 
Humas The Habibie Center Jakarta, berikut:
   
   
  Senin, 28-May 2007

Pameran Bersama Pelukis Angkatan Revolusi

Mantan Presiden B.J. Habibie akan membuka pameran lukisan bertema Terima kasih 
pada para pejuang yang menampilkan lukisan karya pelukis angkatan revolusi, 
yakni Amrus Natalsya, Djoko Pekik, Prijono Maruto, Lian Sahar, Handogo, Sutopo, 
Sri Warso, Wahono, Arby Sama, Abas Alibasyah, Misbach Tamrin, dan Soenarto Pr.

Acara pameran diawali dengan diskusi tentang Perjalanan seni lukis Indonesia 
yang digelar pada 29 Mei 2007 di lantai 1 Gedung The Habibie Center, Jakarta. 
Kegiatan pameran sendiri akan berlangsung sampai 6 Juni 2007.

Dalam pandangan Soenarto Pr., buku-buku sejarah yang ada saat ini kurang mampu 
menggambarkan greget semangat yang berkobar pada saat perjuangan kemerdekaan. 
Justru goresan-goresan kanvas pelukis pada masa itu yang lebih mampu merekam 
emosi dan semangat perjuangan yang sebenarnya untuk menggugah generasi muda di 
era reformasi ini agar menghargai, meneladani, dan memaknai perjuangan 
kemerdekaan dan detik-detik proklamasi.

Perjalanan seni lukis Indonesia sendiri identik dengan perjalanan sejarah 
bangsa. Raden Saleh yang melukis Penangkapan Pangeran Diponegoro, Sudjojono dan 
Affandi menggunakan aspirasi seni lukis mereka untuk mengobarkan  semangat 
perjuangan rakyat melawan penjajah. Mereka itulah pada hakikatnya sebagai 
penjuang seni-budaya, melengkapi perjuangan bersenjata.

Pada pertengahan 1950-an, perseteruan ideologi mulai menginkubasi para seniman 
pelukis. Bahkan, di Yogyakarta, komunitas seniman sempat terpolarisasi menjadi 
dua kubu, yakni Sanggar Bambu dan Sanggar Bumi Tarung. Saat ini, pelukis kedua 
kubu itu kembali bersahabat tanpa mempertentangkan lagi ideologi politik dalam 
kesenian dan lebih berlomba dalam pencapaian citarasa seni.

Melalui gelaran pameran dan diskusi kali ini diharapkan dapat mempererat 
silaturahim antarpelukis yang awalnya berada dalam dua sanggar tersebut. Dalam 
diskusi seri Tokoh lintas sejarah berbicara, para pelukis diharapkan 
menceritakan kesaksiannya atas pasang-surut seni lukis Indonesia dan kaitannya 
dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa.

Humas The Habibie Center
Jakarta
   
  Membaca sirkulasi  Humas The Habibie Center ini, yang ingin saya garis bawahi 
adalah titik-titik bahwa pameran lukisan bersama, pamaeran dan diskusi sejenus 
ini, sebenarnya dengan penyelenggaraan yang sekarang, merupakan yang kedua 
kalinya,  bertujuan: 
   
  Melalui gelaran pameran dan diskusi kali ini diharapkan dapat mempererat 
silaturahim antarpelukis yang awalnya berada dalam dua sanggar tersebut. Dalam 
diskusi seri Tokoh lintas sejarah berbicara, para pelukis diharapkan 
menceritakan kesaksiannya atas pasang-surut seni lukis Indonesia dan kaitannya 
dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa.
   
  Dasar pertimbangan The Habibie Center menetapkan tujuan pameran dan diskusi 
bersama ini katakan karena Pada pertengahan 1950-an, perseteruan ideologi 
mulai menginkubasi para seniman pelukis. Bahkan, di Yogyakarta, komunitas 
seniman sempat terpolarisasi menjadi dua kubu, yakni Sanggar Bambu dan Sanggar 
Bumi Tarung. Saat ini, pelukis kedua kubu itu kembali bersahabat tanpa 
mempertentangkan lagi ideologi politik dalam kesenian dan lebih berlomba dalam 
pencapaian citarasa seni.
   
  Ringkasnya, melalui penyelenggaraan pameran dan diskusi bersama para pelukis 
yang pada tahun 50an, dan terutama sekitar tahun 60an, yang tadiknya 
berseteru, The Habibie Center berharap bisa memberikan sumbangan dalam usaha 
melakukan rekonsiliasi nasional di kalangan para seniman, cq. para pelukis, 
disimbolkan oleh mantan anggota-anggota sanggar Bumi Tarung dan Sanggar Bambu 
yang kedua-dua berbasis di Yogyakarta.  Saya katakan bahwa penyebutan  kedua 
sanggar ini hanya sebagai suatu lambang, sebab inti masalah yang dikatakan 
sebagai  perseteruan ideologi lingkupnya jauh melampaui wilayah kedua sanggar 
tersebut. Ia pun tidak hanya terjadi di Yogyakarta tapi boleh dikatakan seluas 
wilayah negeri.  Bahkan yang turut serta dalam pameran bersama kali ini pun 
tidak seluruhnya anggota kedua sanggar tersebut . Arby Sama, Abas Alibasyah, 
misalnya,  jika pengetahuan saya benar, bukanlah anggota Sanggar Bambu yang 
terletak di tikungan jalan Sukun Yoyga, dan  Liar Sahar bukan pula
 anggota sanggar Bumi Tarung yang terletak di Gampingan dekat gedung Akademi 
Seni Rupa Indonesia [ASRI]. Tapi benar bahwa antara mereka yang menyertai 
pameran bersama kali ini, pada periode di atas memang berada dalam kubu aliran 
kesenian yang berbeda bahkan boleh dipandang berseteru sebagai dampak dari 
keadaan politik nasional pada saat itu.  Setelah waktu sudah sekian dasarwarsa, 
kedua pihak agaknya merenung ulang pengalaman berdarah penuh 

Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-05-31 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak dikatakan dari Hadits, tetapi 
dari terjemahan Al-Quran.
Wassalam,
HMNA

- Original Message - 
From: asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 30, 2007 15:45
Subject: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)


 -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hadits Hasan tidak bisa dipakai untuk 'aqidah dan hukum.

 1. Dalam hal ini, saya sih setuju saja sama Eyang.
 Problemnya, Eyang harus kasih tahu sama teroris yang mencoba mati
 syahid karena iming-iming itu.

 2. Artinya angka 72 bidadari itu bukan sekedar niat buruk Answering
 Islam, tapi memang ada sumbernya dari dalam sendiri. Jangan sampai
 buruk muka cermin dibelah.

 salam
 Ary


 Sama dengan Hadits
 ttg 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang berasal dari Hisyam
 ibn 'Urwah: 'Aisyah
 memulai hari-harinya bersama Rasulullah sejak berumur 9 tahun. Ini
 ana
 reposting Seri 555 di bawah.
 Wassalam
 HMNA
 ***

 BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

 WAHYU DAN AKAL IMAN DAN ILMU
 [Kolom Tetap Harian Fajar]
 555. Meluruskan Riwayat Pernikahan St 'Aisyah RA

 Baru-baru ini [22 Desember 2002] diperingati hari ibu. Saya
 teringat riwayat
 pernikahan Ummu lMu'miniyn (Ibu para Mu'minin) Sitti 'Aisyah
 Radhiaya Lla-hu
 'Anhaa yang perlu diluruskan. Seperti diketahui para orientalis
 kristian
 yang membenci Islam dan ummat Muslimin menyerang pribadi RasuluLlah
 SAW
 dengan mempergunakan riwayat bahwa St 'Aisyah RA dinikahkan pada
 umur 6
 tahun dan baru umur 9 tahun serumah dengan Nabi Muhammad SAW.
 Riwayat inilah
 yang  perlu diluruskan.

 Hadits mengenai umur St 'Aisyah RA tatkala dinikahkan adalah
 problematis.
 Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku Hadits berasal
 hanya
 satu-satunya dari Hisyam ibn 'Urwah yang didengarnya sendiri dari
 ayahnya.
 Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah
 menyuarakan
 tentang umur pernikahan St 'Aisyah RA tersebut. Bahkan tidak oleh
 Abu
 Hurairah ataupun Malik ibn Anas. Itupun baru diutarkan Hisyam
 tatkala telah
 bermukim di Iraq. Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur
 71 tahun.

 Mengenai Hisyam ini Ya'qub ibn Syaibah berkata: Yang dituturkan
 oleh Hisyam
 sangat terpecaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah
 pindah ke
 Iraq. Syaibah menambahkan, bahwa Malik ibn Anas menolak penuturan
 Hisyam
 yang dilaporkan oleh penduduk Iraq (Tahzib alTahzib, Ibn Hajar
 alAsqalani,
 Dar Ihya alTurath alIslami, jilid II, hal.50).
 Termatub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi
 Hadits, bahwa
 tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (alMaktabah
 alAthriyyah, Jilid 4, hal.301).
 Alhasil, riwayat umur pernikahan St 'Aisyah RA yang bersumber dari
 Hisyam
 ibn 'Urwah, tertolak.

 Untuk selanjutnya terlebih dahulu dikemukakan peristiwa secara
 khronologis:

 pre 610 Miladiyah (M): zaman Jahiliyah
 610 M: Permulaan wahyu turun
 610 M: Abu Bakr RA masuk Islam
 613 M: Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
 615 M: Ummat Islam Hijrah I ke Habasyah
 616 M: Umar bin al Khattab masuk Islam
 620 M: St 'Aisyah RA dinikahkan
 622 M: Hijrah ke Madinah
 623/624 M: St 'Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi
 Muhammad SAW

 Menurut Tabari: Keempat anak Abu Bakr RA dilahirkan oleh isterinya
 pada
 zaman Jahiliyah, artinya pre-610 M. (Tarikh alMamluk, alTabari,
 Jilid 4,
 hal.50). Tabari meninggal 922 M.

 Jika St 'Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti St 'Aisyah
 lahir tahun
 613 M. Padahal manurut Tabari semua keempat anak Abu Bakr RA lahir
 pada
 zaman Jahiliyah, yaitu pada tahun sebelum 610 M. Alhasil berdasar
 atas
 Tabari St 'Aisyah RA tidak dilahirkan 613 M melainkan sebelum 610.
 Jadi
 kalau St 'Aisyah RA dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau
 dinikahkan pada
 umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi
 Muhammad
 SAW dalam umur di atas 13 tahun. Jadi kalau di atas 13 tahun, dalam
 umur
 berapa? Untuk itu marilah kita menengok kepada kakak perempuan
 St 'Aisyah
 RA, yaitu Asmah.

 Menurut Abd alRahman ibn abi Zannad: Asmah 10 tahun lebih tua dari
 St
 'Aisyah RA (alZahabi, Muassasah alRisalah, Jilid 2, hal.289).
 Menurut Ibn Hajar alAsqalani: Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan
 meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Taqrib al Tahzib, Al-Asqalani,
 hal.654).

 Alhasil, apabila Asmah meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal
 dalam
 tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada
 waktu
 Hijrah, sehingga St 'Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18
 tahun
 pada waktu Hijrah, dan itu berarti St 'Aisyah mulai hidup berumah
 tangga
 dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.
 WaLlahu a'lamu
 bishshawab.

 *** Makassar, 29 Desember 2002
 [H.Muh.Nur Abdurrahman]

 ==
 

 - Original Message - 
 From: 

Re: [wanita-muslimah] What's in a name (Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, ... borongan!)

2007-05-31 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Pada waktu Abu Jibril yang juga bernama Muhammad Iqbal Abdurrahman, anak 
sulung saya Muhammad Iqbal Abdurrahman terpaksa mengubah namanya di 
Pasportnya, waktu akan ke Eropah, kuatir nanti dikira Abu Jibril. Fyi, 
sebenarnya Abu Jibril termasuk pesanan Amerika dan ternyata ia bukan 
teroris, sudah berapa kali muncul berda'wah di TV. Jadi What's in a name 
tidak berlaku dalam kasus ini. Cawagub dalam Pilkada Sulsel, Abd Aziz Qahhar 
Mudzakkar, pernah diinterogasi di Jakarta sewaktu Imam Samudra belum 
tertangkap. Pasalnya Imam Samudra juga bernama Abd Aziz. Juga What's in a 
name juga tidak berlaku di sini.
HMNA

- Original Message - 
From: ritajkt [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 30, 2007 15:32
Subject: [wanita-muslimah] What's in a name (Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, 
... borongan!)


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ^_^ [EMAIL PROTECTED] wrote:
 hehehe...
 baru seharian ini saya ngikutin diskusi WM. seneng juga ketemu mbak
 meilany,
 apa kabar mbakyu? siapa yg msh bercokol di eramuslim nih?

 mas arse (=ary setijadi atau 'a-set'), maap berhubung namanya sama
 (saya
 bingung kudu manggil apaan...) salam kenal duluan deh. 



Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-05-31 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Seri 555 saya olah/sederhanakan dari Minaret edisi 1999
Wassalam,
HMNA

- Original Message - 
From: satriyo [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, May 30, 2007 14:31
Subject: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)


 HMNA yang dirahmati Allah,
 
 apa yang ada di Seri 555 di bawah sepintas mirip dengan yang saya 
 baca di halaman ini, http://www.iiie.net/taxonomy/term/4 ...?
 
 saya posting versi inggris dan indonesianya di 
 http://peaceman.multiply.com/journal/item/232,
 http://peaceman.multiply.com/journal/item/233,
 http://peaceman.multiply.com/journal/item/235,
 dan
 http://peaceman.multiply.com/journal/item/236,
 
 yang sumbernya sejauh saya tahu adalah situs iiie di atas.
 
 apakah memang di tahun 2002 itu pak HMNA sudah tahu info tadi atau 
 memang hasil penelusuran pribadi?
 
 terima kasih,
 
 salam takdhim,
 satriyo
 ===
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hadits Hasan tidak bisa dipakai untuk 'aqidah dan hukum. Sama 
 dengan Hadits 
 ttg 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang berasal dari Hisyam 
 ibn 'Urwah: 'Aisyah 
 memulai hari-harinya bersama Rasulullah sejak berumur 9 tahun. Ini 
 ana 
 reposting Seri 555 di bawah.
 Wassalam
 HMNA
 ***


[wanita-muslimah] Pakistan's minister defends inclusion of Hindu rulers in history book

2007-05-31 Terurut Topik radityo djadjoeri
TAR105
Pakistani minister defends inclusion of Hindu rulers in history book
Islamabad, May 31 (PTI) Pakistan's Education Minister has
defended the inclusion in school textbooks of chapters dealing
with the rule of Hindu monarchs in the subcontinent, saying
history deals with historical events and not religious
incidents.
  
The Islamist alliance Muthahida Majlis Amal (MMA) had
objected to inclusion of the Ashok and Chandra Gupta Maurya
period in history textbooks, whose curriculum is otherwise
confined to Islamic periods and its rulers.
  
The chapters dealing with Hindu rulers were included so
that students have first-hand knowledge of history of the
subcontinent,  Education Minister Javed Ashraf Qazi said
during a sitting of the National Assembly Standing Committee
on Education here Wednesday.
  
Each period of history deals with historical events
rather than religious incidents. The work done by Hindu rulers
were part of history of the subcontinent. How can we omit it
from the curriculum? Qazi was quoted as saying by The News.
However, members of the MMA were not satisfied with
Qazi's remarks, even though a majority of the committee
members agreed with the minister, the newspaper said. PTI KJV
SG



e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection. 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-05-31 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
saya coba cari2 soal 72 bidadari di situs answering islam belum
ketemu. malah nemu di wikipedia kayak gini
http://en.wikipedia.org/wiki/Houri#.2272_Virgins.22

72 Virgins

The concept of 72 virgins in Islam refers to an aspect of paradise. In
a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan (Volume IV, Chapters
on The Features of Heaven as described by the Messenger of Allah,
chapter 21: About the Smallest Reward for the People of Heaven,
hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his Tafsir (Qur'anic
Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated that:

It was mentioned by Daraj Ibn Abi Hatim, that Abu al-Haytham
'Adullah Ibn Wahb narrated from Abu Sa'id al-Khudhri, who heard the
Prophet Muhammad saying, 'The smallest reward for the people of Heaven
is an abode where there are eighty thousand servants and seventy two
houri, over which stands a dome decorated with pearls, aquamarine and
ruby, as wide as the distance from al-Jabiyyah to San'a.[48]

[edit] Popularisation

A CBS news report in 2001 contained a translation of a Hamas activist
which specifically mentioned the term 72 virgins. Since then, the
term has been widely used in the western world by critics of Islam.

[edit] Interpretations

Margaret Nydell states that mainstream Muslims regard this belief
about 72 virgins in the same way that mainstream Christians regard the
belief that after death they will be issued with wings and a harp, and
walk on clouds.[49]

One radical new interpretation of the relevant passages of the Qur'an,
widely rejected as revisionist scholarship by Muslim scholars, is The
Syro-Aramaic Reading Of The Qur'an written by Christoph Luxenberg. In
respect of this particular point, Luxenberg argues that the relevant
passage actually translates to a portrayal of paradise as a lush
garden with pooling water and trees with rare fruit, including white
raisins (considered to be delicacies at the time that the Qur'an was
written), not virgin maidens.[50][51]

[edit] Notable uses of the term

While being disarmed by the Israeli troops in 2004, would-be suicide
bomber Hussam Abdo, described by Israeli media as a mentally
challenged boy, said: Blowing myself up is the only chance I've got
to have sex with 72 virgins in the Garden of Eden.[52]

[edit] Criticism

Regarding the above statement, Hafiz Salahuddin Yusuf has said: The
narration, which claims that everyone would have seventy-two wives has
a weak chain of narrators .[20]

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/30/07, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak dikatakan dari Hadits, tetapi
  dari terjemahan Al-Quran.
  Wassalam,
  HMNA


Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-05-31 Terurut Topik jano ko
Ada berita :

The concept of 72 virgins in Islam refers to an aspect
of paradise. In
a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan
(Volume IV, Chapters
on The Features of Heaven as described by the
Messenger of Allah,
chapter 21: About the Smallest Reward for the People
of Heaven,
hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his
Tafsir (Qur'anic
Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated that:

-

Jano - ko :

Jadi tertarik ingin membahas juga, tapi yang saya
bahas adalah pemusnahan umat Islam oleh suatu kaum.

Kenapa yang dibahas selalu 72 bidadari tersebut,
kenapa tidak membahas keluarga umat islam yang
jumlahnya bisa 72, 100, 1000, 100.000, 600.000 yang
dimusnahkan oleh kaum lain ?

Mungin Mia bisa menjelaskan ?

Semoga kita bukan termasuk insan yang ignorance,
kasiman dech

Salam 

Siang

--oo0oo--



--- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 saya coba cari2 soal 72 bidadari di situs answering
 islam belum
 ketemu. malah nemu di wikipedia kayak gini
 http://en.wikipedia.org/wiki/Houri#.2272_Virgins.22
 
 72 Virgins
 
 The concept of 72 virgins in Islam refers to an
 aspect of paradise. In
 a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan
 (Volume IV, Chapters
 on The Features of Heaven as described by the
 Messenger of Allah,
 chapter 21: About the Smallest Reward for the
 People of Heaven,
 hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his
 Tafsir (Qur'anic
 Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated
 that:
 
 It was mentioned by Daraj Ibn Abi Hatim, that
 Abu al-Haytham
 'Adullah Ibn Wahb narrated from Abu Sa'id
 al-Khudhri, who heard the
 Prophet Muhammad saying, 'The smallest reward for
 the people of Heaven
 is an abode where there are eighty thousand servants
 and seventy two
 houri, over which stands a dome decorated with
 pearls, aquamarine and
 ruby, as wide as the distance from al-Jabiyyah to
 San'a.[48]
 
 [edit] Popularisation
 
 A CBS news report in 2001 contained a translation of
 a Hamas activist
 which specifically mentioned the term 72 virgins.
 Since then, the
 term has been widely used in the western world by
 critics of Islam.
 
 [edit] Interpretations
 
 Margaret Nydell states that mainstream Muslims
 regard this belief
 about 72 virgins in the same way that mainstream
 Christians regard the
 belief that after death they will be issued with
 wings and a harp, and
 walk on clouds.[49]
 
 One radical new interpretation of the relevant
 passages of the Qur'an,
 widely rejected as revisionist scholarship by Muslim
 scholars, is The
 Syro-Aramaic Reading Of The Qur'an written by
 Christoph Luxenberg. In
 respect of this particular point, Luxenberg argues
 that the relevant
 passage actually translates to a portrayal of
 paradise as a lush
 garden with pooling water and trees with rare fruit,
 including white
 raisins (considered to be delicacies at the time
 that the Qur'an was
 written), not virgin maidens.[50][51]
 
 [edit] Notable uses of the term
 
 While being disarmed by the Israeli troops in 2004,
 would-be suicide
 bomber Hussam Abdo, described by Israeli media as a
 mentally
 challenged boy, said: Blowing myself up is the
 only chance I've got
 to have sex with 72 virgins in the Garden of
 Eden.[52]
 
 [edit] Criticism
 
 Regarding the above statement, Hafiz Salahuddin
 Yusuf has said: The
 narration, which claims that everyone would have
 seventy-two wives has
 a weak chain of narrators .[20]
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 5/30/07, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
 
 
 
  Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak
 dikatakan dari Hadits, tetapi
   dari terjemahan Al-Quran.
   Wassalam,
   HMNA
 


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com