Re: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
soal dana DKP dan aliran dana asing waktu pemilu kemarin perasaan saya kok mengatakan bahwa Amien Rais benar kalau gak, kenapa SBY sampai menggelar konferensi pers khusus sambil marah-marahin Amien Rais, padahal Amien Rais gak nyebutkan nama, cuman menunjuk pada capres cawapres pada pemilu 2004. Mestinya kalau tidak terbukti benar, SBY kan bisa cool dan nggak perlu ngamuk-ngamuk di depan wartawan (wartawan aja sampai ngerasa Pak SBY tegang lain dari biasanya). Soal aliran dana asing ini diketahui oleh Panwaslu dan KPU. Waktu itu Mulyana W Kusuma udah menemukan buktinya, dan mau ngebongkar. Mungkin karena takut ketahuan, jadilah si Mulyana dikorbankan dengan jalan disuruh mengantarkan uang suap ke petugas KPK si Khairiansyah yang dengan culunnya mengatakan bahwa itu jihad pribadinya memberantas korupsi. Di kemudian hari Khairiansyah dijebak pula dengan dugaan korupsi (penerimaan uang) dari Departemen Agama. Sementara anggota KPU yang lain seperti Anas Urbaningrum yang masuk jadi anggota Partai Demokrat dan Hamid Awaluddin yang jadi menteri aman-aman saja dan gak masuk penjara. Ini permainannya udah canggih, man ... Bahkan Rokhmin Dahuri sendiri menurut saya juga dijebak, karena pada dasarnya menteri-menteri lain juga melakukan hal yang sama dengan dia, bahkan lebih parah. Pemberantasan korupsi di Indonesia memang masih tebang pilih, dan di sisi lain justru membuat orang antipati kepada orang2 yang sebelumnya dinilai jujur. Beberapa korban dari kalangan akademisi seperti Mulyana (dosen UI, aktivis anti korupsi), Rokhmin Dahuri (dosen IPB, pelopor Departemen Kelautan), Amien Rais (dosen UGM, bapak reformasi) membuat orang jadi muak dan bilang tuh ... akademisi aja yang doyannya ngomong soal kejujuran aja korupsi. Padahal menurut saya, mereka cuman terjebak konspirasi tingkat tinggi. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan, Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat dari penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb. Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana yang mereka terima waktu Pemilu lalu. Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY yang didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama partainya Bush. Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY yang ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua pimpinan partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk penjara...:-). Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana non budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa sih?
Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi
Mas Jano tahu gak konsekuensi sebuah resolusi dewan keamanan PBB? kalau kayak pengadilan, itu sama artinya dengan penjatuhan vonis, jadi yang kena resolusi itu ya divonis bersalah. sekarang apa salahnya iran coba? ini gak ada hubungannya sama damai-damaian. Mosok kalau Mas Jano dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya, saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan : Lalu kenapa Indonesia ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang tidak, atau paling tidak abstain. - Jano - ko : Mungkin saja Indonesia ingin menjadi penengah antara Iran dan Amerika, kalau kita ingin mendamaikan Iran dan Amerika pastinya kita harus baik dengan dua-duanya, begitu lho.Dan toch sekarang sudah terjadi kontak dan pertemuan antara Amerika dan Iran. Memang bangsa Indonesia itu bangsa yang besar, bangsa yang suka mendamaikan.
[wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
sunny ... sunny ... (lirik bunga citra lestari) ko ga ada bubur merah bubur putih ya si bush pindah part ... halauw? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik. - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi Mas Wikan, Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat dari penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb. Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana yang mereka terima waktu Pemilu lalu. Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY yang didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama partainya Bush. Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY yang ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua pimpinan partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk penjara...:-). Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana non budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa sih? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ooh, SBY ya ... bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran? padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia, Iran tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha damai dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal itu, kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan bahwa Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang tidak, atau paling tidak abstain. SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa jadi diwakilkan sama menterinya. Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar katakan benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani diperjuangkan, meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini seakan semua benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan. Dalam pelaksanaannya masih jauh panggang dari api. Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY sebagai eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya bicara soal konsep yang indah-indah saja. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote: REPUBLIKA Selasa, 29 Mei 2007 Islam dan Tantangan Modernisasi Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan dan investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date: 5/29/2007 1:01 PM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
Mas Satriyo, Ini maksudnya anda mau bilang bahwa Bush memang benar dari partai Demokrat?? === On 31 Mei 07, at 9:21, satriyo wrote: sunny ... sunny ... (lirik bunga citra lestari) ko ga ada bubur merah bubur putih ya si bush pindah part ... halauw? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik. - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi Mas Wikan, Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat dari penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb. Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana yang mereka terima waktu Pemilu lalu. Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY yang didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama partainya Bush. Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY yang ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua pimpinan partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk penjara...:-). Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana non budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa sih? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ooh, SBY ya ... bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran? padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia, Iran tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha damai dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal itu, kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan bahwa Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang tidak, atau paling tidak abstain. SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa jadi diwakilkan sama menterinya. Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar katakan benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani diperjuangkan, meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini seakan semua benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan. Dalam pelaksanaannya masih jauh panggang dari api. Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY sebagai eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya bicara soal konsep yang indah-indah saja. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote: REPUBLIKA Selasa, 29 Mei 2007 Islam dan Tantangan Modernisasi Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan dan investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya. -- -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date: 5/29/2007 1:01 PM [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Preman Liberal
sharing opini teman ni seputar premanisme. salam, satriyo === assalaamu'alaikum wr. wb. Salah satu hal yang paling menyebalkan di negeri ini adalah premanisme. Bagi saya, merekalah contoh manusia yang paling tidak berguna, bahkan kasarnya, mereka hanya berguna kalau sudah lenyap dari muka bumi. Ambillah contoh para preman yang mengutip uang dari para supir angkot yang mengambil penumpang `di daerahnya' (siapa sebenarnya yang telah memberikan daerah itu pada para preman?). Apa pekerjaan mereka sebenarnya? Saya yakin nyaris semua penumpang sudah tahu mesti naik apa, dan kalaupun belum tahu, mereka bisa tanya sana- sini tanpa kesulitan. Kesimpulannya, calo angkot adalah orang yang pekerjaannya tidak membantu siapa-siapa, bahkan hanya menyusahkan saja. Faktanya, mereka tetap dapat duit! Yang menariknya lagi, di samping fakta bahwa keberadaan mereka sama sekali tak ada gunanya, namun mereka sendiri merasa sangat bermanfaat bagi orang lain. Agaknya Q.S. Al-Baqarah [2] : 11 tidak hanya membicarakan ciri khas orang munafik, melainkan juga preman. Atau barangkali, preman adalah satu dari sekian banyak `kelas' dalam golongan orang-orang munafik. Ayat itu menegaskan : Dan ketika dikatakan kepada mereka, Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, mereka berkata, Sesungguhnya kami ini adalah orang-orang yang berbuat saleh!. Jadi, dalam diri seorang preman (dan secara umumnya orang-orang munafik) telah terjadi kekeliruan fatal dalam menilai diri. Yang paling menyakitkan adalah ketika seorang preman berlagak pahlawan, padahal dia juga merangkap sebagai penjahatnya. Contohnya ketika seorang preman mendatangi seorang pedagang soto mie, misalnya, untuk mengutip `uang keamanan'. Pedagang soto mie itu selalu jujur dan tidak pernah cari masalah, dan keberadaannya tidak merugikan siapa pun. Yah, sekedar uang keamanan lah, biar bisa aman dagang di sini! Orang bodoh pun tahu bahwa sebenarnya di lingkungan itu yang mengancam keamanan justru para preman yang mengutip uang keamanan tersebut. Setelah bentrok berdarah antara FBR dan IKB, para pedagang justru merasa lega karena tidak perlu menyisihkan uang sepuluh ribu rupiah tiap harinya untuk para preman. Pada momen itu terbukti sudah bahwa mereka yang mengutip uang keamanan (dengan berlagak menjadi penjaga keamanan) justru merangkap jabatan sebagai pengacau keamanan itu sendiri. Konkritnya, kalau tidak mau bayar, ya tidak aman! Aman dari siapa? Ya aman dari preman yang minta duit tadi! Kalau Ahmad Syafii Maarif mencela sebagian Muslim sebagai `preman berjubah', maka perlu diingat bahwa di negeri ini juga banyak `preman berjas', berdasi, bercelana merk terkenal, berjam tangan dari swiss, bersekolah agama, filsafat, atau teologi, bahkan kemudian bersekolah di Barat pula. Mereka ini saya sebut preman karena perilakunya ambigu, persis seperti preman di pasar yang suka mengutip uang keamanan tadi. Walaupun beda jenis dan levelnya, namun para penganut paham sekularis- liberalis benar-benar telah bertindak ambigu dalam menghadapi umat Islam. Di satu sisi memperingatkan umat Islam atas suatu bahaya besar, namun di sisi lain ikut serta secara aktif menjerumuskan umat dalam bahaya yang sama. Ironisnya, banyak yang tidak melihat pola ini! Ketika baru-baru ini saya mengobrol dengan salah satu penganut `agama baru' ini, saya pun baru menyadari aroma busuk ambiguitasnya. Di satu sisi mereka menginginkan umat Islam yang `lebih dewasa', `lebih cerdas', `tidak literalis', `tidak kolot', `tidak ketinggalan jaman', dan `tidak terpaku pada tradisi masa lalu'. Tapi di sisi lain mereka sendiri justru terkesan membiarkan, bahkan mendorong perilaku yang semacam itu. Contoh yang saya kemukakan saat itu adalah praktek `penyembahan' Nyi Roro Kidul di sekitar Pantai Selatan. Saya bilang, itu adalah kemusyrikan yang nyata, dan jelas-jelas tidak terbukti. Mitos tentang larangan berpakaian hijau di pantai Selatan sudah terbukti salah, karena saya sendiri pernah melanggarnya waktu SD dahulu, dan sampai hari ini masih sehat-sehat saja. Demikian pula mitos harus begini-begitu di `kamar Nyi Roro Kidul' di Samudra Beach Hotel telah saya langgar dengan sukses tanpa menghasilkan efek buruk baik permanen maupun temporer pada hidup saya. Agama melarang saya untuk tunduk pada Nyi Roro Kidul (whatever `she' is), demikian pula akal sehat. Lalu apa jawabnya? Ya, itu bagian dari keragaman umat. Luar biasa! Padahal baru beberapa menit yang lalu dia bicara panjang lebar bahwa umat Islam ini harus mengedepankan akal sehat dan kejernihan logika. Baru saja dia ngomong panjang lebar tentang betapa tertinggalnya umat Islam secara intelektual, dan ditambahkannya pula dengan catatan bahwa umat Islam (terutama di Indonesia) lebih suka bermistis-mistis ria daripada hidup di alam nyata. Singkat kata, umat Islam harus mulai menggunakan otaknya, bukan sekedar taqlid buta! Tapi dia sendiri menganggap ke-taqlid-an sebagian umat
Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi
Mas Wikan : Mosok kalau Mas Jano dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya, saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana? --- Jano - ko : Ini jawaban jano-ko yang mungkin tidak masuk akal, tapi sungguh-sungguh terjadi. Dulu waktu saya SMP, saya pernah memergoki maling yang masuk kerumah ortu saya, karena si maling sudah kepergok and karena saudara-saudara saya pada teriak mualing-mualing maka orang-orang kampung sudah pada nunggu diluar rumah ortu saya, akhir kata si mas maling itu ketangkep oleh para warga kampung. Karena mendengar ribut-ribut tersebut maka ayah saya lalu keluar dan melihat si maling yang sudah ketangkep dan mau disamurai / dipedang oleh orang kampung, tapi apa yang terjadi ?, ayah saya melarang orang-orang kampung tersebut menyakiti si mas maling itu, dengan penuh kasih sayang, ayah saya malah memberi uang kepada mas maling itu lalu disuruh pergi. Orang kampung yang sebelumnya mau menyakiti mas maling pada diam semua dan pada ngloyor pergi :) Emang enggak masuk akal, tapi itu betul-betul terjadi pada saya dan keluarga saya. Uang, harta duniawi bukan segala-galanya, ada sesuatu yang lebih tinggi dari itu semua, apa itu ? anda sudah tahu bukan ?! -- Kejadian kemalingan yang kedua kalinya, Pada suatu hari rumah ortu saya kemalingan lagi, tapi kali ini tidak ada yang tahu, kebetulan maling itu hanya masuk kekamar saya yang letaknya memang didekat ruang tamu, semua barang saya hilang, termasuk sepeda kesayangan saya yang setiap saat saya gunakan untuk bersekolah. Pada suatu hari, pada saat saya pulang dari sekolah ( saya naik becak ), pas ditengah jalan saya melihat sepeda saya, lalu saya bersama teman saya mencoba mencari sepeda tersebut, akhirnya saya ketemu dengan pimpinan maling tersebut. Saya dan teman saya tidak menyakiti atau memarah-marahin pimpinan maling tersebut, tapi pada malam harinya si pimpinan maling itu datang kerumah ortu saya bersama lurah kampung kami untuk menyerahkan barang-barang saya yang dicuri oleh anak buahnya Ternyata maling itu juga manusia yach ?, kalau dibaikin ternyata juga masih mau sadar. :) -- Kembali ke masalah Amerika dan Iran, kedua Negara tersebut sama-sama negara super power. Kita tahu semua bahwa Amerika adalah Negara Super Power, tapi sedikit dari kita yang tahu bahwa Negara Iran juga mempunyai kemampuan yang sama dengan Amerika. Bila kedua negara tersebut berperang maka yang terjadi adalah kehancuran bagi umat manusia. Coba saja kita lihat miniatur peperangan antara Amerika dengan orang-orang iraq di Negara Iraq tersebut, tiap hari selalu ada saja insan manusia yang wafat. -- Jalan yang baik adalah berdamai bagi kedua negara Super Power tersebut, dan itu sudah dilakukan oleh mereka berdua. http://news.yahoo.com/s/afp/20070528/ts_afp/iraqiranusdiplomacy_070528083559 Archfoes Iran and US meet on Iraq chaos by Ammar Karim -- :) Salam --oo0oo-- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Jano tahu gak konsekuensi sebuah resolusi dewan keamanan PBB? kalau kayak pengadilan, itu sama artinya dengan penjatuhan vonis, jadi yang kena resolusi itu ya divonis bersalah. sekarang apa salahnya iran coba? ini gak ada hubungannya sama damai-damaian. Mosok kalau Mas Jano dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya, saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan : Lalu kenapa Indonesia ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang tidak, atau paling tidak abstain. - Jano - ko : Mungkin saja Indonesia ingin menjadi penengah antara Iran dan Amerika, kalau kita ingin mendamaikan Iran dan Amerika pastinya kita harus baik dengan dua-duanya, begitu lho.Dan toch sekarang sudah terjadi kontak dan pertemuan antara Amerika dan Iran. Memang bangsa Indonesia itu bangsa yang besar, bangsa yang suka mendamaikan. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Islam dan Tantangan Modernisasi
lha itu kan ceritanya malingnya ketangkep dan sadar kalau malingnya keji, kejam dan ndableg mungkin lain ceritanya kangmas jano kan yang sering menyoroti tentang perilaku orang2 yang menganiaya orang islam, mereka merampok, merampas, menganiaya orang islam mosok gantian orang islamnya mau melawan, terus mas jano bilang ... peace yo, mas ... gak usah ngelawan deh, malingnya terlalu kuat, rampoknya terlalu ganas. ketimbang ancur-ancuran mendingan damai deh ... biarin aja tanah orang islam dirampas, nyawa orang islam diambil. toh harta dan nyawa bukan segala2-nya. gitu ya mas? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan : Mosok kalau Mas Jano dirampok sama maling, Mas Jano teriak-teriak minta tolong sama saya, saya bilang damai aja mas, kasih aja duitnya ke perampok. Gitu gimana? --- Jano - ko : Ini jawaban jano-ko yang mungkin tidak masuk akal, tapi sungguh-sungguh terjadi. Dulu waktu saya SMP, saya pernah memergoki maling yang masuk kerumah ortu saya, karena si maling sudah kepergok and karena saudara-saudara saya pada teriak mualing-mualing maka orang-orang kampung sudah pada nunggu diluar rumah ortu saya, akhir kata si mas maling itu ketangkep oleh para warga kampung. Karena mendengar ribut-ribut tersebut maka ayah saya lalu keluar dan melihat si maling yang sudah ketangkep dan mau disamurai / dipedang oleh orang kampung, tapi apa yang terjadi ?, ayah saya melarang orang-orang kampung tersebut menyakiti si mas maling itu, dengan penuh kasih sayang, ayah saya malah memberi uang kepada mas maling itu lalu disuruh pergi. Orang kampung yang sebelumnya mau menyakiti mas maling pada diam semua dan pada ngloyor pergi
Re: [wanita-muslimah] Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya? kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong kan suami jelas2 bukan mahrom kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :) tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama buat wanita jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya) lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2 (untuk menghormati/kesopanan dll) tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu diculik ... soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan taksinya makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja masuk. begitu barangkali ada yang bisa konfirmasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825 Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah! (26 May 2007, 884 x , Komentar) Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke Tanah Suci Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa membahayakan keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah
[wanita-muslimah] Islamic Democracy
Forming an Islamic Democracy By Sohaib N. Sultan Before we explore the relationship between Islam and democracy, it is important to understand what exactly the idea of democracy entails because too often the notion of democracy is confused with Western culture and society. As such, analysts often dismiss the compatibility of Islam with democracy, arguing that Islam and secularism are opposite forces, that rule of God is not compatible with rule of man, and that Muslim culture lacks the liberal social attitudes necessary for free, democratic societies to exist. Arguments that dismiss the notion of an Islamic democracy presuppose that democracy is a non-fluid system that only embraces a particular type of social and cultural vision. However, democracy, like Islam, is a fluid system that has the ability to adapt to various societies and cultures because it is built on certain universally acceptable ideas. So, what is democracy? In its dictionary definition, democracy is government by the people, exercised either directly or through elected representatives. As such, elections that express popular consent, freedom of political and social mobilization, and equality of all citizens under the rule of law become essential components of a healthy, functioning democracy. Implementing the laws of God necessitates the role of man who is given the position of Gods vicegerent or representative on earth. Those who argue against the compatibility of Islam and democracy usually begin by saying that a democracy gives sovereignty or power of rule to the people, while Islam gives sovereignty or power of rule to God, which would not allow for a government by the people. In other words, these skeptics believe that the opposite of democracy in relation to a religious political system must be theocracy, meaning the rule of God on earth by a religious authority or class. However, this argument presupposes that there is a single religious authority or class within the Islamic tradition that has special access to Gods will and therefore has the right and power to impose divine will on the land. This is where the argument fails in relation to Islam, because the Islamic tradition, at least in the majority Sunni teaching, does not recognize a pope-like figure, nor does it preach the establishment of a religious class that has special access to divine will. In fact, to the contrary, it can be argued that the Quran warns against the establishment of a religious class. The Quran says that past religious communities took their religious leaders [for their lords beside God] (At-Tawbah 9:31) and accuses many in the religious class of Jews and Christians of stealing peoples wealth and turning people [away from the path of God] (At-Tawbah 9:34). Furthermore, Muslims believe that after Prophet Muhammad there is no one who has direct access to Gods will, and therefore no one person or group has the legitimacy or authority to claim a pope- or priesthood-like status in the Muslim community. As such, Islams political system is not a theocracy. There is no doubt that an Islamic political system would be bound by the laws, principles, and spirit of the Quran and Sunnah, which would serve as the overarching sources of a constitution in an Islamic state. Furthermore, violating or going directly against any sacred teaching of Islam could not be tolerated in an Islamic political system, for doing so would be going against the sources of the constitution. So, in this sense God is recognized as the sole giver of law. The Quran insists on mutual consultation in deciding communal affairs which includes choosing leaders to represent and govern on the communitys behalf. However, implementing the laws of God, as articulated in the Quran and Sunnah, necessitates the role of man who is given the position of Gods vicegerent or representative on earth (Al-Baqarah 2:30) because of his superior intellect, ability to acquire knowledge, and ability to exercise free will. All of these God-given qualities enable man not only to implement sacred law, but also to interpret sacred law and derive from sacred sources the wise principles that form the basis of new laws needed for an ever-changing world with new ethical and moral complexities. As such, the Islamic political system does not entail a struggle or competition for power between God and man. Rather, God and man function with a unified purpose to bring social benefit and civilization-enhancing laws to the world. Simply put, God is the giver of law in Whom sole authority rests, while man, as a collective body, interprets and implements these laws as Gods representatives on earth. As such, the democratic ideal of a government by the people is compatible with the Quranic understanding of mans role on earth, and therefore compatible with the notion of an Islamic democracy. It is important to remember, however, that just as mans ability to govern is shaped and limited by the founding
[wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi
Bung Ambon, makasih buat ralatnya. Juga buat Mas Jano. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Partai Bush bukan Demokrat tetapi Republik. - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 31, 2007 5:13 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Islam dan Tantangan Modernisasi Mas Wikan, Banyak orang tau lah bagaimana hubungan SBY dan Amerika dilihat dari penjagaan yang berlebihan ketika Bush berkunjung ke Indonesia dan bagaimana SBY plintat plintut akan resolusi tuk Iran tsb. Untuk itu pula, kemaren, AR tantang SBY tuk buka-bukaan soal dana yang mereka terima waktu Pemilu lalu. Waktu Pemilu lalu juga dah banyak diomongin bagaimana bisa SBY yang didukung partai kecil dan baru bisa menang dalam Pemilu. Memakai nama Partai Demokrat pulla...yang kebetulan sama dengan nama partainya Bush. Soal dana non budgeter DKP yang kemaren rame, saya bingung. Semua pemimpin partai dah mengakui menerima dana dari DKP, cuma SBY yang ogah ngaku. Kalau memang harus melalui jalur hukum..semua pimpinan partai yang menerima harus kena sanksinya. Kalau sanksinya dipenjara, berarti semua calon presiden pemilu kemaren masuk penjara...:-). Makanya saya tersenyum dikulum (kayak Jamie Cullum) waktu SBY ktemuan sama AR di bandara yg cuma 12 menit dan saling memaafkan serta mereka setuju untuk memilih jalur hukum untuk kasus dana non budgeter DKP ini (bukan jalur politik). Hukum itu ditangan siapa sih? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: ooh, SBY ya ... bagaimana itu dengan resolusi dewan keamanan PBB terhadap Iran? padahal selama ini Iran berusaha baik-baik kepada Indonesia, Iran tidak pernah menyalahi aturan PBB, nuklirnya cuman buat usaha damai dan badan atom internasional (IAEA) sudah mengecek sendiri hal itu, kecurigaan Amerika dan Israel sajalah yang membawa ketakutan bahwa Iran akan memproduksi senjata nuklir. Lalu kenapa Indonesia ikut-ikutan menyetujui resolusi itu? Mestinya kan bisa bilang tidak, atau paling tidak abstain. SBY sendiri masih takut buat menjawab interpelasi DPR, bisa jadi diwakilkan sama menterinya. Aduh aduh bapak SBY, kenapa mesti takut-takut Pak. Kalau benar katakan benar, bukan cuman konsep saja tapi ya harus berani diperjuangkan, meski dimusuhi Amerika sekalipun. Kalau baca tulisan ini seakan semua benar, karena hanya menyentuh hal-hal yang sifatnya permukaan. Dalam pelaksanaannya masih jauh panggang dari api. Bukan saya shoot the messenger lho ... tapi mestinya Pak SBY sebagai eksekutor negara bisa berbuat lebih banyak ketimbang hanya bicara soal konsep yang indah-indah saja. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/30/07, Sunny ambon@ wrote: REPUBLIKA Selasa, 29 Mei 2007 Islam dan Tantangan Modernisasi Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia Setiap hari sekarang kita menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan dan peluang. Dunia ini telah diwarnai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Kekuatan pasar yang kuat telah banyak memainkan peran dalam arena perdagangan dan investasi. Di sisi lain, kita juga mendapati dunia ini banyak menghadapi ancaman kemiskinan dengan segala dampaknya. --- --- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.3/824 - Release Date: 5/29/2007 1:01 PM [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
gara-gara masalah muhrim (walau salah tapi populernya begino..) atau mahrom ada aja yang mempermasalahkan apaka seseorang wudhu nya batal atau tidak jika tersentuh oleh pasangannya (istri/suami). Ada juga yang berpendapat sama siapa saja juga kagak bakalan batal wudhunya sepanjang disentuh tanpa nafsu;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya? kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong kan suami jelas2 bukan mahrom kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :) tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama buat wanita jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya) lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2 (untuk menghormati/kesopanan dll) tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu diculik ... soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan taksinya makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja masuk. begitu barangkali ada yang bisa konfirmasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825 Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah! (26 May 2007, 884 x , Komentar) Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke Tanah Suci Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa membahayakan keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah
[wanita-muslimah] Re: Mevrouw, tetanggaku ......
Almarhumah Mevrouw pernah bertanya kepada Ibu Mira: Bukankah hanya kita sendiri yang dapat mengubah nasib dirinya dan bangsanya? Saya jadi berpikir, barangkali dalam hidupnya, almarhumah Mevrouw pernah mendengar ayat di bawah ini: Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah dengan tangan mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd: 11) Or was it just a coincidence? Salam, Flora - Mevrouw, tetanggaku Posted by: Mira Wijaya Kusuma [EMAIL PROTECTED] la_luta Tue May 29, 2007 9:54 am (PST) Mevrouw, tetanggaku .. Mendengar ocehan mevrouw teanggaku itu, akunya hanya berusaha menyambut dengan senyumku saja, lalu katanya lagi Apa kau bisa menjelaskan ke aku mengenai ulah pemerintahanmu yang tidak bertanggung jawab itu? Sampai saát ini aku tetap heran serta tidak mengerti, kenapa nasib rakyatmu itu begitu menyedihkan tapi tak ada semangat perlawanan untuk menuntut hak jaminan dan perlindungan kehidupannya terhadap pemerintahnya? Bukankah hanya kita sendiri yang dapat mengubah nasib dirinya dan bangsanya? Sejenak aku tertegun kaget lalu jawabku kemudian, pertanyaanmu itu juga selalu menjadi pertanyaanku pula.Akan tetapi sampai saát ini aku pun tak sanggup menjawabnya. Mungkin hanyalah mereka yang merasa dirugikan oleh pemerintahannya yang mampu menjawabnya. Ya...ya..ya..aku mengerti budaya bangsamu memang dikenal suka nrimo serta memiliki sifat pe-maáf. Sampai sekarang pun aku masih malu bahwa pemerintahan kami dahulu menjadi penjajah bangsa kalian. Tapi jangan lupa kami yang dari rakyat kecil di Belanda ini juga ikut serta melawan dengan cara memprotes pemerintahan kami untuk melepaskan Indonesia dari penjajahan. kau pernah lihat posternya yang tertulis 'Indonesië los van Holland'? . dst . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pengadilan Malaysia Tetap Tak Berpihak pada Lina Joy
Jika seandainya kelak RI menjadi negara agama, apakah penanganan kasus riddah semacam ini juga akan seperti yang terjadi di Malaysia ini? http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/ 30/time/130403/idnews/787158/idkanal/10 or http://tinyurl.com/3cmazy 30/05/2007 13:04 WIB Pengadilan Malaysia Tetap Tak Berpihak pada Lina Joy Rita Uli Hutapea - detikcom Kuala Lumpur - Pengadilan tertinggi Malaysia akhirnya menolak gugatan banding Lina Joy, wanita yang ingin diakui sebagai seorang kristiani. Putusan penting ini telah lama dinantikan Lina Joy yang dilahirkan sebagai muslim bernama Azlina Jailani. Lina Joy telah mendaftarkan perubahan nama di kartu identitasnya. Departemen Registrasi Nasional (NRD) setuju mengganti namanya namun menolak mengganti keterangan agama yang tadinya ditulis Islam menjadi Kristen. Joy menggugat keputusan itu ke pengadilan sipil namun dia disuruh membawa kasusnya ke pengadilan syariah. Tapi Joy bersikeras bahwa dirinya tidak terikat dengan hukum syariah karena dirinya sekarang seorang Kristen. Namun rupanya pengadilan Malaysia tidak berpihak pada perempuan berusia 42 tahun itu. Panel Pengadilan Federal Malaysia yang terdiri dari 3 hakim memutuskan, hanya Pengadilan Syariah Islam yang berkuasa untuk menghilangkan kata Islam dari keterangan agama di kartu identitasnya. Mengenai masalah bahwa Departemen Registrasi Nasional (NRD) berhak meminta sertifikasi dari pengadilan Islam yang mengkonfirmasi penolakan penggugat atas Islam, jawaban saya adalah, NRD memang berhak, kata hakim kepala Ahmad Fairuz. Karena itu permohonan banding telah ditolak, imbuhnya seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (30/5/2007). Putusan penting itu dikeluarkan 3 hakim dengan perbandingan suara 2- 1. Dari ketiga hakim, hanya Hakim Richard Malanjum yang berpihak pada Joy. Dikatakannya, tidak masuk akal jika meminta Joy mengadu ke Pengadilan Syariah mengingat Joy justru bisa menghadapi tuntutan kriminal di sana. Sebabnya, menurut hukum syariah, kemurtadan merupakan kejahatan yang bisa dikenai hukuman denda dan penjara. Para pelakunya kerap dikirimkan ke pusat rehabilitasi yang mirip penjara. Joy sendiri tidak hadir dalam pembacaan putusan. Joy yang mulai pergi ke gereja pada tahun 1990, akhirnya dibaptis 8 tahun kemudian. Buntutnya, wanita itu dimusuhi oleh keluarganya. Dia dan kekasihnya yang juga kristiani pergi menyembunyikan diri pada awal 2006 karena mereka takut menjadi target para penganut Islam fanatik. Kasus Joy telah menimbulkan luapan kemarahan oleh kelompok-kelompok muslim. Bahkan email ancaman kematian bagi pengacara Joy beredar luas. (ita/sss)
[wanita-muslimah] wesbite restoran indonesia, di paris
AccueilNotre histoire La gastronomie indonésienne Les menus Offres spéciales Livre d'or Contact En plein cur du quartier Latin, l'Indonésia se situe à deux pas du Jardin du Luxembourg, entre le Boulevard Saint-Michel et le Théâtre de l'Odeon. Restaurant Indonesia 12, rue Vaugirard 75006 PARIS M°/ RER : Luxembourg, Odéon ou Saint-Michel Voici quelques extraits des 20 livres d'or de notre restaurant : Message de l'Ambassadeur indonésien - Ministre d'Etat indonésien - Message en Néerlandais - Message en indonésien - Clients des USA - Philippe Gelück - Messages internationaux - Message en Thai - Messages internationaux 2 - Plantu Mentions légales Tous droits réservés - Restaurant Indonesia © 2006 - Réalisation : La Coopérative de Communication WEBSITE KOPERASI RESTAURANT INDONESIA DI PARIS. Gambar yang menyertai tulisan kecil ini diambil dari website koperasi Restaurant Indonesia, sebuah website yang dibuat oleh sebuah KOPERASI Perancis yang khusus bekerja di bidang komunikasi, bekerjasama dengan dengan tim pengelola koperasi Restoran Indonesia yang sekarang dipimpin oleh Soejoso dan Didien. Kerjasama dua badan usaha yang sama-sama mengambil bentuk koperasi [SCOP] ini merupakan bentuk solidaritas saling bantu atas dasar prinsip ide yang serupa. Banyak pihak telah membantu -- terutama dari segi pendapat, usulan dan pemberian material, untuk bisa lahirnya website ini, termasuk para profesional yang bekerja di bidang komunikasi di Indonesia. Sebagai salah seorang pendiri yang masih aktif di koperasi, saya ingin menyampaikan terimakasih kepada mereka, di samping menyampaikan hormat atas keberanian berprakarsa dari tim pengelola yang dengan bersandar pada kebersamaan cepat mengajak semua anggota untuk memecahkan soal-soal sekecil apa pun, sehingga semua anggota, terutama anggota-anggota baru merasa turut memiliki. Perasaan turut memiliki badan usaha ini, sekarang terkesan pada saya sudah jauh lebih kuat dibandingkan dengan masa-masa kapan pun. Dengan adanya turut merasa memiliki, dan keberanian tim pengelola menyerahkan tangungjawab kepada mereka yang baru, maka para anggota bekerja dengan penuh tanggungjawab dan melakukan segala sesuatu dengan prakarsa yang mencengangkan. Terlihat pada saya ada rasa ingin memberikan yang terbaik, dan berlomba melakukan yang terbaik untuk koperasi. Apalagi mereka sadar di koperasi inilah mereka secara ekonomi tergantung di tengah sulitnya mencari pekerjaan dewasa ini di Perancis. Ciri baru lain yang kusaksikan di kalangan anggota koperasi Restoran Indonesia, Paris ini, adalah munculnya semangat menjunjung dignity, harga diri dan martabat diri sebagai anak manusia Indonesia. Kata Indonesia agaknya dimaknakan identik dengan suatu kualitas manusia yang manusiawi, bermartabat dan berharga diri. Sedangkan kerja badan seperti yang kami lakukan di restoran, tidaklah sebagai sesuatu yang rendah dan hina. Anggota-anggota baru koperasi sering mengkritik teman-teman sekerjanya yang dipandang bekerja kurang baik dengan kata-kata: Ah, kau! Kau belum bisa menjadi Indonesia. Yang ditegur akan menjawab dengan cengar-cengir dan segera memperbaiki pekerjaannya. Semangat begini muncul dan berkembang di kalangan anggota-anggota baru apabila mereka merenungi secara sederhana bahwa pejabat-pejabat tinggi, mulai dari istri Presiden sampai kepada menteri-menteri , anggota Parlemen dan Senator, calon Presiden, artis-artis serta sastrawan-seniman Perancis menyempatkan diri makan di restoran koperasi. Plantu, karikaturis dari Le Monde, harian terkemuka dan berpengaruh di Perancis, pernah membuat editorial Le Monde dengan karikatur, dan pernah mewawancarai Yasser Arafat dari Palestina, yang karikaturnya tampil juga di website, dan tergantung selalu di tempat istimewa di koperasi restoran, hanyalah salah seorang selebritis Perancis yang menyempat diri makan. Di samping itu terdapat nama-nama seperti Jhony Halliday, penyanyi yang mendapat Legion d'Honneur, bintang filem Nathalie Bay, sastrawan Margaurite Duras, Regis Debray, Isaballe Allende , sastrawan dari Chile [datang bersama tantenya, istri alm.Presiden Salvador Allende], C.Geertz, antropolog dari Amerika Serikat yang tak asing lagi namanya di Indonesia, dan lain-lain nama lagi ... yang semuanya tersimpan di buku tamu [livre d'ore] koperasi. Demikian juga penjabat-pejabat tinggi Indonesia, seperti Gus Dur, dan dubes-dubes, para jendral, terutama dari AURI dan Kepolisian, menyempatkan diri mampir ke koperasi sederhana Restoran Indonesia ini. Kadek, si anak muda baru asal Bali, demikian bangga kenal dengan Jose Ramos Horta yang sekarang menjadi Presiden Timor Lorosae, dan memperlakukan Kadek dengan sangat akrab bersahabat, ketika Kadek
[wanita-muslimah] Makalah Pak Chodjim tentang Siti Jenar
Salam, Pak Chodjim pada hari Selasa 15 Mei lalu berbicara tentang ajaran Syekh Siti Jenar di Komunitas Utan Kayu. Bagi Anda yang tertarik membaca makalahnya silakan klik: http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detailcat=newsid=7 Selamat membaca -GuN-
[wanita-muslimah] surat sutera putih: kembali ke rumah kesenimanan
Surat Sutera Putih: KEMBALI KE RUMAH KESENIMANAN Penulis tekun dan bersemangat serta konsisten yang menggunakan nama pena Holy Uncle dalam milis [EMAIL PROTECTED] [28 Mei 2007] menyebarluaskan selebaran Humas The Habibie Center Jakarta, berikut: Senin, 28-May 2007 Pameran Bersama Pelukis Angkatan Revolusi Mantan Presiden B.J. Habibie akan membuka pameran lukisan bertema Terima kasih pada para pejuang yang menampilkan lukisan karya pelukis angkatan revolusi, yakni Amrus Natalsya, Djoko Pekik, Prijono Maruto, Lian Sahar, Handogo, Sutopo, Sri Warso, Wahono, Arby Sama, Abas Alibasyah, Misbach Tamrin, dan Soenarto Pr. Acara pameran diawali dengan diskusi tentang Perjalanan seni lukis Indonesia yang digelar pada 29 Mei 2007 di lantai 1 Gedung The Habibie Center, Jakarta. Kegiatan pameran sendiri akan berlangsung sampai 6 Juni 2007. Dalam pandangan Soenarto Pr., buku-buku sejarah yang ada saat ini kurang mampu menggambarkan greget semangat yang berkobar pada saat perjuangan kemerdekaan. Justru goresan-goresan kanvas pelukis pada masa itu yang lebih mampu merekam emosi dan semangat perjuangan yang sebenarnya untuk menggugah generasi muda di era reformasi ini agar menghargai, meneladani, dan memaknai perjuangan kemerdekaan dan detik-detik proklamasi. Perjalanan seni lukis Indonesia sendiri identik dengan perjalanan sejarah bangsa. Raden Saleh yang melukis Penangkapan Pangeran Diponegoro, Sudjojono dan Affandi menggunakan aspirasi seni lukis mereka untuk mengobarkan semangat perjuangan rakyat melawan penjajah. Mereka itulah pada hakikatnya sebagai penjuang seni-budaya, melengkapi perjuangan bersenjata. Pada pertengahan 1950-an, perseteruan ideologi mulai menginkubasi para seniman pelukis. Bahkan, di Yogyakarta, komunitas seniman sempat terpolarisasi menjadi dua kubu, yakni Sanggar Bambu dan Sanggar Bumi Tarung. Saat ini, pelukis kedua kubu itu kembali bersahabat tanpa mempertentangkan lagi ideologi politik dalam kesenian dan lebih berlomba dalam pencapaian citarasa seni. Melalui gelaran pameran dan diskusi kali ini diharapkan dapat mempererat silaturahim antarpelukis yang awalnya berada dalam dua sanggar tersebut. Dalam diskusi seri Tokoh lintas sejarah berbicara, para pelukis diharapkan menceritakan kesaksiannya atas pasang-surut seni lukis Indonesia dan kaitannya dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa. Humas The Habibie Center Jakarta Membaca sirkulasi Humas The Habibie Center ini, yang ingin saya garis bawahi adalah titik-titik bahwa pameran lukisan bersama, pamaeran dan diskusi sejenus ini, sebenarnya dengan penyelenggaraan yang sekarang, merupakan yang kedua kalinya, bertujuan: Melalui gelaran pameran dan diskusi kali ini diharapkan dapat mempererat silaturahim antarpelukis yang awalnya berada dalam dua sanggar tersebut. Dalam diskusi seri Tokoh lintas sejarah berbicara, para pelukis diharapkan menceritakan kesaksiannya atas pasang-surut seni lukis Indonesia dan kaitannya dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa. Dasar pertimbangan The Habibie Center menetapkan tujuan pameran dan diskusi bersama ini katakan karena Pada pertengahan 1950-an, perseteruan ideologi mulai menginkubasi para seniman pelukis. Bahkan, di Yogyakarta, komunitas seniman sempat terpolarisasi menjadi dua kubu, yakni Sanggar Bambu dan Sanggar Bumi Tarung. Saat ini, pelukis kedua kubu itu kembali bersahabat tanpa mempertentangkan lagi ideologi politik dalam kesenian dan lebih berlomba dalam pencapaian citarasa seni. Ringkasnya, melalui penyelenggaraan pameran dan diskusi bersama para pelukis yang pada tahun 50an, dan terutama sekitar tahun 60an, yang tadiknya berseteru, The Habibie Center berharap bisa memberikan sumbangan dalam usaha melakukan rekonsiliasi nasional di kalangan para seniman, cq. para pelukis, disimbolkan oleh mantan anggota-anggota sanggar Bumi Tarung dan Sanggar Bambu yang kedua-dua berbasis di Yogyakarta. Saya katakan bahwa penyebutan kedua sanggar ini hanya sebagai suatu lambang, sebab inti masalah yang dikatakan sebagai perseteruan ideologi lingkupnya jauh melampaui wilayah kedua sanggar tersebut. Ia pun tidak hanya terjadi di Yogyakarta tapi boleh dikatakan seluas wilayah negeri. Bahkan yang turut serta dalam pameran bersama kali ini pun tidak seluruhnya anggota kedua sanggar tersebut . Arby Sama, Abas Alibasyah, misalnya, jika pengetahuan saya benar, bukanlah anggota Sanggar Bambu yang terletak di tikungan jalan Sukun Yoyga, dan Liar Sahar bukan pula anggota sanggar Bumi Tarung yang terletak di Gampingan dekat gedung Akademi Seni Rupa Indonesia [ASRI]. Tapi benar bahwa antara mereka yang menyertai pameran bersama kali ini, pada periode di atas memang berada dalam kubu aliran kesenian yang berbeda bahkan boleh dipandang berseteru sebagai dampak dari keadaan politik nasional pada saat itu. Setelah waktu sudah sekian dasarwarsa, kedua pihak agaknya merenung ulang pengalaman berdarah penuh
Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak dikatakan dari Hadits, tetapi dari terjemahan Al-Quran. Wassalam, HMNA - Original Message - From: asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 15:45 Subject: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:) -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Hadits Hasan tidak bisa dipakai untuk 'aqidah dan hukum. 1. Dalam hal ini, saya sih setuju saja sama Eyang. Problemnya, Eyang harus kasih tahu sama teroris yang mencoba mati syahid karena iming-iming itu. 2. Artinya angka 72 bidadari itu bukan sekedar niat buruk Answering Islam, tapi memang ada sumbernya dari dalam sendiri. Jangan sampai buruk muka cermin dibelah. salam Ary Sama dengan Hadits ttg 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang berasal dari Hisyam ibn 'Urwah: 'Aisyah memulai hari-harinya bersama Rasulullah sejak berumur 9 tahun. Ini ana reposting Seri 555 di bawah. Wassalam HMNA *** BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 555. Meluruskan Riwayat Pernikahan St 'Aisyah RA Baru-baru ini [22 Desember 2002] diperingati hari ibu. Saya teringat riwayat pernikahan Ummu lMu'miniyn (Ibu para Mu'minin) Sitti 'Aisyah Radhiaya Lla-hu 'Anhaa yang perlu diluruskan. Seperti diketahui para orientalis kristian yang membenci Islam dan ummat Muslimin menyerang pribadi RasuluLlah SAW dengan mempergunakan riwayat bahwa St 'Aisyah RA dinikahkan pada umur 6 tahun dan baru umur 9 tahun serumah dengan Nabi Muhammad SAW. Riwayat inilah yang perlu diluruskan. Hadits mengenai umur St 'Aisyah RA tatkala dinikahkan adalah problematis. Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku Hadits berasal hanya satu-satunya dari Hisyam ibn 'Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan St 'Aisyah RA tersebut. Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik ibn Anas. Itupun baru diutarkan Hisyam tatkala telah bermukim di Iraq. Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun. Mengenai Hisyam ini Ya'qub ibn Syaibah berkata: Yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpecaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq. Syaibah menambahkan, bahwa Malik ibn Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq (Tahzib alTahzib, Ibn Hajar alAsqalani, Dar Ihya alTurath alIslami, jilid II, hal.50). Termatub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (alMaktabah alAthriyyah, Jilid 4, hal.301). Alhasil, riwayat umur pernikahan St 'Aisyah RA yang bersumber dari Hisyam ibn 'Urwah, tertolak. Untuk selanjutnya terlebih dahulu dikemukakan peristiwa secara khronologis: pre 610 Miladiyah (M): zaman Jahiliyah 610 M: Permulaan wahyu turun 610 M: Abu Bakr RA masuk Islam 613 M: Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka 615 M: Ummat Islam Hijrah I ke Habasyah 616 M: Umar bin al Khattab masuk Islam 620 M: St 'Aisyah RA dinikahkan 622 M: Hijrah ke Madinah 623/624 M: St 'Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW Menurut Tabari: Keempat anak Abu Bakr RA dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah, artinya pre-610 M. (Tarikh alMamluk, alTabari, Jilid 4, hal.50). Tabari meninggal 922 M. Jika St 'Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti St 'Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal manurut Tabari semua keempat anak Abu Bakr RA lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu pada tahun sebelum 610 M. Alhasil berdasar atas Tabari St 'Aisyah RA tidak dilahirkan 613 M melainkan sebelum 610. Jadi kalau St 'Aisyah RA dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Jadi kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa? Untuk itu marilah kita menengok kepada kakak perempuan St 'Aisyah RA, yaitu Asmah. Menurut Abd alRahman ibn abi Zannad: Asmah 10 tahun lebih tua dari St 'Aisyah RA (alZahabi, Muassasah alRisalah, Jilid 2, hal.289). Menurut Ibn Hajar alAsqalani: Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Taqrib al Tahzib, Al-Asqalani, hal.654). Alhasil, apabila Asmah meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga St 'Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah, dan itu berarti St 'Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun. WaLlahu a'lamu bishshawab. *** Makassar, 29 Desember 2002 [H.Muh.Nur Abdurrahman] == - Original Message - From:
Re: [wanita-muslimah] What's in a name (Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, ... borongan!)
Pada waktu Abu Jibril yang juga bernama Muhammad Iqbal Abdurrahman, anak sulung saya Muhammad Iqbal Abdurrahman terpaksa mengubah namanya di Pasportnya, waktu akan ke Eropah, kuatir nanti dikira Abu Jibril. Fyi, sebenarnya Abu Jibril termasuk pesanan Amerika dan ternyata ia bukan teroris, sudah berapa kali muncul berda'wah di TV. Jadi What's in a name tidak berlaku dalam kasus ini. Cawagub dalam Pilkada Sulsel, Abd Aziz Qahhar Mudzakkar, pernah diinterogasi di Jakarta sewaktu Imam Samudra belum tertangkap. Pasalnya Imam Samudra juga bernama Abd Aziz. Juga What's in a name juga tidak berlaku di sini. HMNA - Original Message - From: ritajkt [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 15:32 Subject: [wanita-muslimah] What's in a name (Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, ... borongan!) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ^_^ [EMAIL PROTECTED] wrote: hehehe... baru seharian ini saya ngikutin diskusi WM. seneng juga ketemu mbak meilany, apa kabar mbakyu? siapa yg msh bercokol di eramuslim nih? mas arse (=ary setijadi atau 'a-set'), maap berhubung namanya sama (saya bingung kudu manggil apaan...) salam kenal duluan deh.
Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
Seri 555 saya olah/sederhanakan dari Minaret edisi 1999 Wassalam, HMNA - Original Message - From: satriyo [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, May 30, 2007 14:31 Subject: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:) HMNA yang dirahmati Allah, apa yang ada di Seri 555 di bawah sepintas mirip dengan yang saya baca di halaman ini, http://www.iiie.net/taxonomy/term/4 ...? saya posting versi inggris dan indonesianya di http://peaceman.multiply.com/journal/item/232, http://peaceman.multiply.com/journal/item/233, http://peaceman.multiply.com/journal/item/235, dan http://peaceman.multiply.com/journal/item/236, yang sumbernya sejauh saya tahu adalah situs iiie di atas. apakah memang di tahun 2002 itu pak HMNA sudah tahu info tadi atau memang hasil penelusuran pribadi? terima kasih, salam takdhim, satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Hadits Hasan tidak bisa dipakai untuk 'aqidah dan hukum. Sama dengan Hadits ttg 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang berasal dari Hisyam ibn 'Urwah: 'Aisyah memulai hari-harinya bersama Rasulullah sejak berumur 9 tahun. Ini ana reposting Seri 555 di bawah. Wassalam HMNA ***
[wanita-muslimah] Pakistan's minister defends inclusion of Hindu rulers in history book
TAR105 Pakistani minister defends inclusion of Hindu rulers in history book Islamabad, May 31 (PTI) Pakistan's Education Minister has defended the inclusion in school textbooks of chapters dealing with the rule of Hindu monarchs in the subcontinent, saying history deals with historical events and not religious incidents. The Islamist alliance Muthahida Majlis Amal (MMA) had objected to inclusion of the Ashok and Chandra Gupta Maurya period in history textbooks, whose curriculum is otherwise confined to Islamic periods and its rulers. The chapters dealing with Hindu rulers were included so that students have first-hand knowledge of history of the subcontinent, Education Minister Javed Ashraf Qazi said during a sitting of the National Assembly Standing Committee on Education here Wednesday. Each period of history deals with historical events rather than religious incidents. The work done by Hindu rulers were part of history of the subcontinent. How can we omit it from the curriculum? Qazi was quoted as saying by The News. However, members of the MMA were not satisfied with Qazi's remarks, even though a majority of the committee members agreed with the minister, the newspaper said. PTI KJV SG e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware protection. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
saya coba cari2 soal 72 bidadari di situs answering islam belum ketemu. malah nemu di wikipedia kayak gini http://en.wikipedia.org/wiki/Houri#.2272_Virgins.22 72 Virgins The concept of 72 virgins in Islam refers to an aspect of paradise. In a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan (Volume IV, Chapters on The Features of Heaven as described by the Messenger of Allah, chapter 21: About the Smallest Reward for the People of Heaven, hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his Tafsir (Qur'anic Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated that: It was mentioned by Daraj Ibn Abi Hatim, that Abu al-Haytham 'Adullah Ibn Wahb narrated from Abu Sa'id al-Khudhri, who heard the Prophet Muhammad saying, 'The smallest reward for the people of Heaven is an abode where there are eighty thousand servants and seventy two houri, over which stands a dome decorated with pearls, aquamarine and ruby, as wide as the distance from al-Jabiyyah to San'a.[48] [edit] Popularisation A CBS news report in 2001 contained a translation of a Hamas activist which specifically mentioned the term 72 virgins. Since then, the term has been widely used in the western world by critics of Islam. [edit] Interpretations Margaret Nydell states that mainstream Muslims regard this belief about 72 virgins in the same way that mainstream Christians regard the belief that after death they will be issued with wings and a harp, and walk on clouds.[49] One radical new interpretation of the relevant passages of the Qur'an, widely rejected as revisionist scholarship by Muslim scholars, is The Syro-Aramaic Reading Of The Qur'an written by Christoph Luxenberg. In respect of this particular point, Luxenberg argues that the relevant passage actually translates to a portrayal of paradise as a lush garden with pooling water and trees with rare fruit, including white raisins (considered to be delicacies at the time that the Qur'an was written), not virgin maidens.[50][51] [edit] Notable uses of the term While being disarmed by the Israeli troops in 2004, would-be suicide bomber Hussam Abdo, described by Israeli media as a mentally challenged boy, said: Blowing myself up is the only chance I've got to have sex with 72 virgins in the Garden of Eden.[52] [edit] Criticism Regarding the above statement, Hafiz Salahuddin Yusuf has said: The narration, which claims that everyone would have seventy-two wives has a weak chain of narrators .[20] salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/30/07, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak dikatakan dari Hadits, tetapi dari terjemahan Al-Quran. Wassalam, HMNA
Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
Ada berita : The concept of 72 virgins in Islam refers to an aspect of paradise. In a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan (Volume IV, Chapters on The Features of Heaven as described by the Messenger of Allah, chapter 21: About the Smallest Reward for the People of Heaven, hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his Tafsir (Qur'anic Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated that: - Jano - ko : Jadi tertarik ingin membahas juga, tapi yang saya bahas adalah pemusnahan umat Islam oleh suatu kaum. Kenapa yang dibahas selalu 72 bidadari tersebut, kenapa tidak membahas keluarga umat islam yang jumlahnya bisa 72, 100, 1000, 100.000, 600.000 yang dimusnahkan oleh kaum lain ? Mungin Mia bisa menjelaskan ? Semoga kita bukan termasuk insan yang ignorance, kasiman dech Salam Siang --oo0oo-- --- Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: saya coba cari2 soal 72 bidadari di situs answering islam belum ketemu. malah nemu di wikipedia kayak gini http://en.wikipedia.org/wiki/Houri#.2272_Virgins.22 72 Virgins The concept of 72 virgins in Islam refers to an aspect of paradise. In a collection by Imam at-Tirmidhi in his Sunan (Volume IV, Chapters on The Features of Heaven as described by the Messenger of Allah, chapter 21: About the Smallest Reward for the People of Heaven, hadith 2687) and also quoted by Ibn Kathir in his Tafsir (Qur'anic Commentary) of Surah Qur'an 55:72, it is stated that: It was mentioned by Daraj Ibn Abi Hatim, that Abu al-Haytham 'Adullah Ibn Wahb narrated from Abu Sa'id al-Khudhri, who heard the Prophet Muhammad saying, 'The smallest reward for the people of Heaven is an abode where there are eighty thousand servants and seventy two houri, over which stands a dome decorated with pearls, aquamarine and ruby, as wide as the distance from al-Jabiyyah to San'a.[48] [edit] Popularisation A CBS news report in 2001 contained a translation of a Hamas activist which specifically mentioned the term 72 virgins. Since then, the term has been widely used in the western world by critics of Islam. [edit] Interpretations Margaret Nydell states that mainstream Muslims regard this belief about 72 virgins in the same way that mainstream Christians regard the belief that after death they will be issued with wings and a harp, and walk on clouds.[49] One radical new interpretation of the relevant passages of the Qur'an, widely rejected as revisionist scholarship by Muslim scholars, is The Syro-Aramaic Reading Of The Qur'an written by Christoph Luxenberg. In respect of this particular point, Luxenberg argues that the relevant passage actually translates to a portrayal of paradise as a lush garden with pooling water and trees with rare fruit, including white raisins (considered to be delicacies at the time that the Qur'an was written), not virgin maidens.[50][51] [edit] Notable uses of the term While being disarmed by the Israeli troops in 2004, would-be suicide bomber Hussam Abdo, described by Israeli media as a mentally challenged boy, said: Blowing myself up is the only chance I've got to have sex with 72 virgins in the Garden of Eden.[52] [edit] Criticism Regarding the above statement, Hafiz Salahuddin Yusuf has said: The narration, which claims that everyone would have seventy-two wives has a weak chain of narrators .[20] salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/30/07, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Angka 72 dalam situs Answering Islam tidak dikatakan dari Hadits, tetapi dari terjemahan Al-Quran. Wassalam, HMNA Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com