[wanita-muslimah] Bersama Batalkan Niat Bupati Indramayu

2007-08-18 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-861%7CX
Kamis, 15 Agustus 2007

Bersama Batalkan Niat Bupati Indramayu

Jurnalis: Henny Irawati

Jurnalperempuan.com-Jakarta. Rencana pemeriksaan keperawanan pada
sekitar 3.500 siswi SMP dan SMA atau yang sederajat digagas Bupati
Indramayu H. Irianti MS Syarifuddin sebagaimana dilansir Pos Kota,
Rabu (15/7), mendapat tentangan berbagai pihak. Direktur LBH APIK
Jakarta Estu Rahmi Fanani melihat rencana ini akan menegaskan
pelabelan negatif terhadap perempuan, karena penilaian baik buruknya
perempuan hanya dilihat dari masih perawannya atau tidak.

Gagasan yang timbul sebagai respon beredarnya video mesum yang
diperankan sepasang remaja Indramayu itu menurut Estu jelas
bertentangan dengan Konstitusi dan Undang-undang, antara lain UUD 1945
(amandemen keempat) meliputi Pasal 28 B, Pasal 28 G, Pasal 281 (2), UU
No. 7 Tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan, UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, UU
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta UU No. 12 Tahun
2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional Hak-hak Sipil dan
Politik.

Keberatan juga diajukan beberapa wali murid yang diwawancarai Pos Kota
kemarin. Likin (56 tahun) mengatakan, rencana rencana pemeriksaan
keperawanan ini merupakan langkah mundur dan tidak tepat, sebab
masalah keperawanan tidak ada hubungannya dengan pendidikan.
Pemeriksaan keperawanan siswi bisa dianggap merendahkan perempuan dan
akan menjadi bahan olok-olok.

Sekretaris Utama Menteri Pemberdayaan Perempuan Koensatwanto
Impasihardjo menilai, tindakan ini juga sia-sia, serta tidak memiliki
dasar hukum yang jelas. Kalau terbukti siswi tersebut tidak lagi
perawan, lantas apa yang akan dilakukan oleh Pemda? Melarangnya
sekolah, tentu itu melanggar hak asasi.

Koen menyesalkan beredarnya video mesum itu sebagai alasan rencana
ini. Menurut dia, pilihan yang lebih solutif adalah dengan
meningkatkan pendidikan moral dan agama. Koen menegaskan agar rencana
ini dibatalkan karena juga diskriminatif. Kalau dalam video tersebut
yang menjadi aktornya sepasang remaja, kenapa yang mendapat dampak
hanya siswinya? Bagaimana dengan para siswa?

Sepakat dengan Sekmeneg, LBH APIK Jakarta mendesak pembatalan rencana
tersebut. Jika tetap dilaksanakan patut mendapat hukuman sesuai
dengan UU yang berlaku, tulis mereka dalam Siaran Persnya. Mereka
juga mendesak Pemerintah Pusat yang terkait, antara lain Departemen
Hukum dan HAM,Kementrian Pemberdayaan Perempuan, KOMNAS HAM, KOMNAS
Perempuan, Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI), segera
berkoordinasi dan mengambil tindakan guna membatalkan rencana
tersebut. Himbauan pemberian dukungan terhadap upaya pembatalan juga
diserukan pada masyarakat.*


[wanita-muslimah] Re: TKW Disiksa Sampai Mati, Dubes Arab Saudi Bilang Takdir

2007-08-18 Terurut Topik Dan
Apakah Saudi Arabia termasuk contoh nyata suatu khilafah islamiyyah
dalam abad ke 21 ini?  Mohon penjelasan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhkito Afiff
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 http://tinyurl.com/349dfa
 
 TKW Disiksa Sampai Mati, Dubes Arab Saudi Bilang Takdir
 Nala Edwin - detikcom
 
 Jakarta - Dalam waktu berdekatan, 2 tenaga kerja wanita (TKW) tewas 
 disiksa majikan mereka di Arab Saudi. Keluarga korban bersama LSM 
 Migrant Care pun menemui Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, M 
 Abdurrahman Al Ayat.
 
 Pertemuan yang berlangsung satu jam itu hanya menghasilkan janji 
 lisan Kedubes Arab Saudi untuk menyelesaikan peristiwa secara hukum. 
 Dubes M Abdurrahman Al Ayat tidak meminta maaf dan malah mengatakan 
 peristiwa itu sebagai takdir.
 
 Padahal ini penyiksaan, masak dikatakan takdir, ujar Direktur 
 Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah dengan kesal usai bertemu Dubes 
 di Kedubes Arab Saudi, Jl MT Haryono, Jakarta, Senin (13/8/2007).
 
 Anis menyebutkan, keluarga korban bersama Migrant Care akan terus 
 menunggu realisasi proses hukum terhadap pelaku penyiksaan itu. Jika 
 sampai Rabu, 15 Agustus 2007, tidak ada proses hukum, mereka bersama 
 keluarga korban TKW yang disiksa akan 'menyerbu' Kedubes Arab Saudi.
 
 Selain diikuti keluarga korban dan Migrant Care, terdapat juga 
 anggota DPR Jacobus Mayong Padang. Menurut politisi PDIP itu, hukum 
 Arab Saudi mengatur pelaku pembunuhan juga harus dibunuh kecuali jika 
 ada pihak keluarga yang memberi maaf.
 
 Dan tidak ada keluarga korban yang memaafkan, tegas Jacobus.
 
 Lebih jauh, Jacobus meminta pemerintah Indonesia dan Arab Saudi 
 memperhatikan nasib buruk WNI yang bekerja di luar negeri. Mereka 
 kan di Arab untuk bekerja, bukan untuk disiksa, tandas Jacobus.
 
 Dua TKW yang luka-luka akibat disiksa di Arab Saudi adalah Rumini dan 
 Tari. Sedangkan korban meninggal adalah Susmiyati dan Siti Tariyah. 
 (aba/umi)





[wanita-muslimah] Re: HTI Tolak Demokrasi, Akui Pluralitas

2007-08-18 Terurut Topik Dan
Saya akan menerima kekuatan hukum mandat yg diberikan oleh Allah
kepada wakilnya di dunia ini utk menjalankan khilafah islamiyah itu
jika surat mandat itu asli ditandatanganiNya diatas meterai yg cukup.
 Atau dihadapan notaris yg masih berwenang dalam jabatannya.

Tanpa itu saya hanya akan menerima hasil pungutan suara dari mekanisme
demokrasi yg berjalan baik spt yg ada di Indonesia.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sang Matahari
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 wa'alaikumsalam wr wb
   Aneh, pertanyaan Anda? sudahkah ada keberhasilan di suatu negara?
Padahal khilafah itu adalah kepemimpinan Islam atas seluruh umat Islam
di dunia. Khalifah adalah pemimpin khilafah dan mewakili rakyat dalam
mengatur segala urusan umat. Disebut khilafah yang berasal dari kata
wakalah (pengganti)  setelah Rasullah wafat. 

   khilafah 'ala minhajjin nubuwwah berarti khilafah yang
dilaksanakan sesuai dengan METODE Rasulullah, bukan bebarti Rasulullah
yang harus melaksanakan. 

   Sebaiknya Anda diskusi dengan orang HT yang benar-benar HT, atau
sekretariatnya atau DPD-nya langsung...
 
 ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Assalamu'alaikum,
 
 Ada yang perlu ditanyakan jika Anda kebetulan bertemu dan berdiskusi
 dengan aktivis Hizbut Tahrir (HT), yaitu:
 
 Karena HT sibuk memperjuangkan berdirinya Khilafah Islamiyyah yaitu
 ingin agar Syariah Islam diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
 bernegara, HT menolak demokrasi serta menolak sekulerisasi, maka
 apakah sudah ada contoh keberhasilan HT dalam menjalankan ideologinya
 di suatu negara? Apakah sudah ada negara yang diperintah oleh HT?
 
 Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa terminologi yang sering dipakai
 adalah Khilafah Islamiyyah - bukankah Kanjeng Rasulullah s.a.w.
 menggunakan terminologi Khilafah 'ala minhajjin nubuwwah?
 
 Bagaimana caranya Khilafah yang sedang diperjuangkan oleh HT dapat
 terbentuk tanpa adanya seorang Khalifah (seorang pemimpin sebagai
 penerus/pengganti seorang Nabi)?
 
 Bukankah tiada Khilafat tanpa Khalifah dan tiada Khalifah tanpa
 seorang Nabi?
 
 Bermula dari pertanyaan-pertanyaan itu, maka Anda akan kesulitan untuk
 mendapatkan jawabannya dari mereka...
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny ambon@ wrote:
 
 

http://www.antara.co.id/arc/2007/8/12/hti-tolak-demokrasi-akui-pluralitas/
  
  12/08/07 13:14
  
  HTI Tolak Demokrasi, Akui Pluralitas
  
  Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),
 Muhammad Ismail Yusanto, menolak sistem demokrasi yang menempatkan
 kedaulatan di tangan rakyat, tetapi tetap mengakui adanya pluralitas
 di dalam suatu masyarakat.
  
  Kami menolak demokrasi yang menempatkan kedaulatan di tangan
 rakyat, karena kedaulatan itu seharusnya berada di tangan Allah,
 katanya kepada wartawan dalam Konferensi Kekhilafahan Internasional di
 Jakarta, Minggu.
  
  Namun, lanjutnya, pihaknya juga tidak serta-merta menolak pemilihan
 umum (pemilu) dan sistem perwakilan yang terdapat di berbagai negara,
 termasuk Indonesia.
  
  Bahkan, ujar Ismail, gerakan Hizbut Tahrir di berbagai negara juga
 pernah memiliki pengalaman mengikuti pemilu seperti yang terjadi di
 Lebanon dan Jordania.
  
  Ia menuturkan ketika Indonesia menyelenggarakan pemilu tingkat
 nasional pada 2004, pernyataan resmi yang dikeluarkan HTI adalah agar
 rakyat memilih yang terbaik karena setiap pilihan pasti akan
 dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
  
  Ismail juga memaparkan Hizbut Tahrir mengakui adanya pluralitas yang
 diindikasikan dari beragam kerja sama yang diselenggarakan HTI dengan
 berbagai pihak di Indonesia.
  
  HTI tidak memiliki hambatan apa pun untuk berkomunikasi dengan
 berbagai pihak, seperti partai Islam lainnya, katanya, seraya
 menambahkan HTI tidak akan menempuh metode kekerasan dalam mencapai
 tujuannya, yaitu tegaknya syariah dan kekhalifahan Islam. 
  
  Ismail juga menuturkan acara Konferensi Kekhalifahan Internasional
 itu tidak dimaksudkan untuk membuat deklarasi lahirnya sebuah
 kekhalifahan atau sebuah partai politik baru, tetapi lebih bersifat
 sebagai nasihat keagamaan dalam memberikan pendidikan kepada umat.
  
  Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang turut
 dalam konferensi pers itu berpendapat Hizbut Tahrir adalah gerakan
 yang sangat bersemangat dalam memperjuangkan penerapan syariah Islam,
 tetapi tanpa menggunakan cara-cara kekerasan.
  
  Berdasarkan pantauan ANTARA, sekitar 100.000 orang massa HTI yang
 mayoritas memakai pakaian berwarna putih itu memadati Stadion Gelora
 Bung Karno (GBK) Jakarta yang menjadi tempat penyelenggaraan konferensi.
  
  Beragam tokoh nasional yang menghadiri acara tersebut antara lain
 pendiri Darut Tauhid Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym
 dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. (*)
  
  
  Copyright © 2007 ANTARA
  
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
  
 

 -
 Building a website is a piece of