[wanita-muslimah] Buat pak Kartono Mohamad ... Fwd: [INSISTS] Apakah Cendekiawan tidak berpolitik?
Buat pak Kartono Mohamad, sekelumit sebuah opini tentang politik dan keterlibatan ulama ... menyambung diskusi di thread 'khilafah' ... salam, satriyo/RSA -- Forwarded message -- From: Mahir [EMAIL PROTECTED] Date: Aug 28, 2007 5:19 PM ... http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=304746kat_id=16 Kaum Cendekiawan, Berpolitiklah! Oleh : Mohammad Nasih Mahasiswa Program Doktor Ilmu Politik UI, Presidium Pengurus Pusat MASIKA ICMI Praktik politik yang seringkali didominasi trik, intrik, dan konflik telah menyebabkan politik berkonotasi negatif. Konotosai seperti itu muncul karena politik oleh sebagian besar pelakunya dimaknai secara sempit sebagai sekadar 'siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana? Dalam konsep tersebut tak ada pertanyaan 'mengapa' atau 'untuk apa'. Akibatnya, trik, dan intrik politik cenderung mengabaikan etika dan menghalalkan segala cara untuk merebut atau meraih kekuasaan. Pertanyaan 'mengapa' atau 'untuk apa' berarti sangat penting. Sebab, pertanyaan tersebut mengindikasikan konsep bahwa politik dan kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan sekadar sarana atau alat. Jika politik atau kekuasaan adalah sekadar alat, maka menilai bahwa hakikat politik itu kejam dan kotor sesungguhnya adalah kekeliruan cukup fatal. Politik pada dasarnya bersifat netral. Sekadar contoh, pisau dapur dapat digunakan untuk menyelesaikan urusan dapur. Tapi ia juga dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti menusuk/membunuh orang. Contoh sederhana ini memperlihatkan bahwa baik dan buruk sebuat alat tergantung siapa yang menggunakannya. Karena itu, jika realitas politik pada suatu saat tertentu tampak kotor, maka sesungguhnya para pemain politiknyalah yang mengotorinya dengan sikap dan perilaku yang tidak benar. Politik menurut David Easton merupakan sarana dan area untuk mengalokasikan nilai. Dari Easton inilah, muncul istilah politik alokatif. Easton melihat bahwa dalam politik sesungguhnya terjadi negosiasi untuk mengalokasikan nilai-nilai, tepatnya saat terjadi proses-proses pembuatan kebijakan politik. Pembawa nilai Agar tidak kotor, politik perlu diisi oleh politisi yang tidak menjadikan politik atau kekuasaan sebagai tujuan, melainkan sekadar alat untuk mewujudkan tujuan, yakni mewujudkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam praktik pengelolaan negara. Cendekiawan merupakan individu yang memiliki wawasan luas tentang nilai-nilai, sehingga mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Karena itu, kaum cendekiawan diharapkan menjadi pengawal dan pejuang dalam mengalokasikan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan dalam proses-proses pembuatan kebijakan politik di lembaga-lembaga politik formal kenegaraan. Jika politik diisi oleh kaum cendekiawan, dapat diharapkan pula terjadi transaksi-transaksi politik yang bernuansa intelektual, bukan semata-mata bernuansa kalkulasi keuntungan finansial. Memang ini bukanlah sesuatu yang mudah, karena banyak sekali tantangan. Sejarah mencatat bahwa pernah terjadi 'pengkhianatan intelektual', yaitu ketika mereka terjun ke dalam politik, tapi ternyata tidak mampu mengubah keadaan. Mereka malah terseret dan larut dalam pusaran arus politik kotor yang sedang berlangsung, dan bahkan ikut menikmatinya. Seharusnya mereka mengubah keadaan dengan kapasitas keilmuan yang mereka miliki. Karena dalam demokrasi yang berlaku adalah one person one vote, maka yang diperlukan tidak hanya kualitas kecendekiaan politisi, akan tetapi juga kuantitas yang memadai karena sewaktu-waktu bisa saja terjadi mekanisme voting. Jika kuantitasnya cukup, maka voting akan dapat dimenangkan oleh politisi pembawa dan pejuang nilai. Sayangnya, sebagian (untuk tidak menyebut mayoritas) cendekiawan saat ini enggan masuk ke dalam politik dengan alasan bahwa realitas politik saat ini kotor dan hal itu membuat mereka takut terseret arus atau ikut menjadi kotor. Sikap ini sesunguhnya tidak tepat. Justru kaum cendekiawan perlu bersikap kritis dan mencurigai bahwa wacana 'politik itu kotor' sengaja dibuat oleh mereka yang ingin menggunakan politik untuk agenda-agenda yang tidak baik. Dengan mewacanakan bahwa 'politik itu kotor', maka orang-orang baik (yang bermoral dan berintegritas) tidak akan tertarik untuk masuk ke dalam politik karena takut dilekati dengan image kotor. Dengan demikian, mereka yang memiliki niat jahat akan dapat lebih mudah menguasai politik, karena tidak ada kompetitor dengan kualitas yang memadai dan kuantitas cukup. Selain itu, kaum cendekiawan yang tidak mau masuk ke dalam politik, patut dicurigai bahwa sesungguhnya mereka adalah para cedekiawan yang hanya berdiri di menara gading. Mereka melihat ketidakberesan yang terjadi dalam praktik politik, tetapi tidak mau melakukan langkah konkret untuk memperbaikinya, karena mereka sudah berkalkulasi bahwa mereka akan kalah dalam kontestasi politik. Transaksi politik yang bernuansa intelektual akan lebih menyegarkan dan berjangka panjang dengan adanya kedalaman analisis dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?
Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini, sebagai sebuah proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di masa lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of authority and centrality of administration and government *spt di masa ummayah dan abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova, lanjutan dari dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah), yang dapat kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making assumptions*, meskipun dengan nalar kita. Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan dakwah hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat. Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan. Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah sampai pada titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem politik/pemerintahan apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi khilafah seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah hasil cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'. Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing new under the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti sudah pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan dalam hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang beragam yang mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas sebuah *raw system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin pemeluknya pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para penganutnya yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar kemungkinan untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah 1300 th, khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem lain yang lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi. Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance* saja seperti apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti bahkan sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah juga belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika memang Allah mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik melakukan proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah satu konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga sebaliknya. Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang lebih baik, ya tidak akan terwujud. salam, satriyo On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam sudah dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik apa yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana? salam Mia ?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT dan Khilafat Movement Saya pribadi yakin sebagaimana mayoritas para ulama salaf/dulu dan khalaf/kini yang ilmu mereka masih saya pelajari, bahwa khilafah itu bukan sasaran utama/main objective, tapi lebih merupakan in-between atau secondary objective, tergantung bagaimana proses menuju ke main obejctive. Dengan demikian, bagi saya, tidak perlu koar-koar, ribut, gaduh, bersikeras soal khilafah ketika ajaran fundamental Islam masih belum difahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Ya spt sekarang ini. Jadi khilafah adalah buah dakwah, bukan tujuan dakwah. Mungkin kalangan HT tidak setuju ini tapi itu hak mereka karena memang ada perbedaan dalam memandang ini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: -- Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?
SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik- pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem yang ada sekarang ini? Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini, sebagai sebuah proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di masa lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of authority and centrality of administration and government *spt di masa ummayah dan abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova, lanjutan dari dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah), yang dapat kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making assumptions*, meskipun dengan nalar kita. Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan dakwah hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat. Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan. Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah sampai pada titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem politik/pemerintahan apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi khilafah seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah hasil cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'. Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing new under the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti sudah pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan dalam hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang beragam yang mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas sebuah *raw system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin pemeluknya pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para penganutnya yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar kemungkinan untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah 1300 th, khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem lain yang lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi. Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance* saja seperti apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti bahkan sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah juga belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika memang Allah mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik melakukan proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah satu konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga sebaliknya. Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang lebih baik, ya tidak akan terwujud. salam, satriyo On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam sudah dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik apa yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana? salam Mia ?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT dan Khilafat Movement Saya pribadi yakin sebagaimana mayoritas para ulama salaf/dulu dan khalaf/kini yang ilmu mereka masih saya pelajari, bahwa khilafah itu bukan sasaran utama/main objective, tapi lebih merupakan in-between atau secondary objective, tergantung bagaimana proses menuju ke main obejctive. Dengan demikian, bagi saya, tidak perlu koar-koar, ribut, gaduh, bersikeras soal khilafah ketika ajaran fundamental Islam masih
[wanita-muslimah] INFO PORSENI REMAJA DAN PEMUDA MASJID 2007 TERBARU
YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB = Bismillahirrahmanir rahim Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Dapatkan hadiah menarik atau uang jutaan rupiah dengan mengikuti pertandingan-pertandingan dalam Porseni : FUTSAL Jadwal : Sabtu, 1 Sep '07 ; 07.30-17.30 ; Babak Penyisihan ; Lap.Hijau Al-Azhar Ahad, 2 Sept'07 ; 07.30-17.30 ; Perempat Final ; Lap. Hijau Al-Azhar Sabtu, 8 Sept '07; 07.30-17.30 ; Final Indoor Aula SMP Al-Azhar Infaq : 75.000,-/team BASKET 3on3 Jadwal : Sabtu, 1 Sep '07 07.30-17.30 Babak Penyisihan di Lap.Basket Al-Azhar Ahad, 2 Sept'07 07.30-17.30 Perempat FinalFinal di Lap. Basket Al-Azhar Infaq ; 75.000,-/team BULUTANGKIS Jadwal : Sabtu, 1 Sep '07 07.30-17.30 Babak Penyisihan di Indoor Aula SMP Al-Azhar Ahad, 2 Sept'07 07.30-17.30 Perempat FinalFinal di Indoor Aula SMP Al-Azhar Infaq : 20.000,-/orang MUSIK RELIGI PUISI Jadwal : Sabtu, 1 Sep '07 07.30-17.30 Penyisihan Final di Aula TK Al-Azhar Infaq : 50.000,-/group musik religi atau 10.000,-/orang ESAI Paling lambat dikumpulkan tgl 4 sept 2007. Gratisss untuk esai Ayo daftarin diri kamu atau masjid dilingkungan rumah, kan acara ini untuk seluruh Pemuda Remaja Masjd se-Jakarta Pendaftaran s/d tgl 29 Agustus 2007 di Tempat Pendaftaran : Sekretariat Youth Islamic Study Club (YISC) AL-Azhar, Komplek Masjid Agung Al-Azhar Pusat, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 021-724 7444 - FIRZIA Sekretariat Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), Jl. Taman Sunda Kelapa no. 16 Menteng Jakarta Pusat, telp.3100580 dengan Wiwit Email : Remajaislamsundakel [EMAIL PROTECTED] com Persyaratan : - Usia 15-33 tahun - Fotokopi KTP/SIM/Paspor - Foto 3 x 4 (@ 2 buah) - Surat Pengantar dari pengurus remaja/pemuda masjid setempat Oh yaa 1 masjid dapat mengirimkan perwakilan untuk semua pertandingan, ( 1 pertandingan max 2 team dengan catatan tidak melebihi quota) Ada yang lebih seru lagi.. JALAN SEHAT Dalam bentuk KARNAVAL, TEMA : MARHABAN YAA RAMADHAN , ekspresikan kegembiraan datangnya bulan suci Ramadhan dengan menggunakan kostum yang unik menarik tap sopan Ahad, 9 september 2007, Pkl 7.00-10.00 wib Rute : Masjid Al-Azhar Depan Pintu Utama Senayan (Jl. Jend. Sudirman) - Masjid Al-Azhar UNTUK UMUM InsyaAllah dihadiri SUPERTRAINER Ust Reza M. Syarief dan ditutup oleh MENPORA (inconfirmation) Bantuan dan sumbangan dapat di salurkan melalui Sekretariat YISC di Masjid AlAzhar atau melalui rekening 5260138580 a.n Munsriyati dengan konfirmasi sms ke 08561129469. Contact Person : 1. Ismail Fahmi -- hp 08180216 (panitia YISC) 2. Yanti : 08176972902 (YISC) 3. Harri -- Hp 081310140600 (pendaftaran cabang RISKA) = = = = = == Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh HUMAS YISC - Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Membenahi Sistem Pelayanan TKI
http://www.tribun-timur.com/index.php?jenis=Opini%20dan%20Salam Kamis, 30-08-2007 Membenahi Sistem Pelayanan TKI PERSOALAN tenaga kerja Indonesia (TKI), ternyata tidak hanya berkaitan dengan perlakuan tidak wajar ketika bekerja di luar negeri. Tetapi, sejak dari Tanah Air, mereka sudah mengalami pelayanan yang memprihatinkan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan 11 praktik penyimpangan pada proses penempatan hingga saat pemulangan tenaga kerja tersebut. Ketua KPK, Taufiequrrachman Ruki, mengungkapkan di Jakarta, Selasa (28/8), komisi menemukan maraknya praktik suap dalam pengurusan dokumen calon tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan hasil kajian KPK terhadap sistem pelayanan dan perlindungan TKI, praktik suap dilakukan oleh pengurus dokumen kepada pejabat karena kontak langsung antara pengguna jasa dan petugas. Pelayanan pengurusan dokumen calon TKI kurang profesional. Tidak digunakan sistem antrean, tak ada loket pelayanan, tidak ada tanda terima berkas, serta informasi dan sarana pelayanan kurang memadai. KPK tidak menemukan angka pasti dari praktik suap tersebut, tetapi berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 40 ribu per berkas. Maraknya praktik suap itu menunjukkan tentang kelemahan dari sistem penempatan dan perlindungan terhadap tenaga kerja. Berdasarkan berbagai temuan, sebenarnya, sistem penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri harus dibenahi. Selama ini, sistem yang dibangun tidak steril terhadap praktik suap, pungutan liar, percaloan dan penyimpangan lainnya. Pengungkapan secara gamblang oleh KPK tentang berbagai penyimpangan itu, lengkap dengan rekaman video, seyogianya ditindaklanjuti oleh pejabat berwewenang. Paling tidak, dilakukan pemeriksaan atas petugas dan pihak-pihak yang bertanggung jawab. Selanjutnya, mereka yang terbukti bersalah, harus mendapat sanksi tegas. Pembenahan sistem itu sangat penting. Sebab, tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri pada tahun 2006, telah menyumbangkan devisa kepada negara sebesar Rp 60 triliun. Pemasukan devisa itu merupakan jumlah kedua terbesar setelah peringkat utama, yakni devisa dari sektor minyak bumi dan gas. Dana tersebut dikirim untuk memenuhi berbagai keperluan keluarganya di Indonesia. Dengan kata lain, TKI seharusnya mendapatkan pelayanan terbaik. Jika dilihat kontribusi terhadap devisa negara, wajar bila tenaga kerja Indonesia disebut sebagai pahlawan devisa. Mereka mampu memberi makan kepada sekitar 30 juta orang anggota keluarganya di Tanah Air. Perlakuan yang tak memadai, terkadang bersifat pemerasan, harus segera diakhiri. Bukan itu saja, perlakuan terhadap TKI pada tempat mereka bekerja di luar negeri, juga harus diperbaiki. Jangan lagi pahlawan devisa itu diperlakukan tak senonoh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (***) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?
next question please ...! (anda sudah beralih dari topik tentang khilafah ke ranah pribadi yang sec HAM itu urusan saya ..., *but thanks for asking*. sec anda sudah bertanya, anda sendiri tegasnya bagaimana, jika hal yang sama ditanyakan pada anda? sayang ya tidak sepenuhnya apa yang saya tanggapi mengena buat anda ..., *and it does show we are on different planes ... what a shame ... *ga bakal nyambung2 ...) :-) On 8/29/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik- pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem yang ada sekarang ini? Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini, sebagai sebuah proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di masa lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of authority and centrality of administration and government *spt di masa ummayah dan abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova, lanjutan dari dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah), yang dapat kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making assumptions*, meskipun dengan nalar kita. Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan dakwah hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat. Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan. Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah sampai pada titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem politik/pemerintahan apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi khilafah seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah hasil cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'. Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing new under the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti sudah pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan dalam hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang beragam yang mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas sebuah *raw system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin pemeluknya pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para penganutnya yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar kemungkinan untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah 1300 th, khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem lain yang lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi. Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance* saja seperti apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti bahkan sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah juga belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika memang Allah mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik melakukan proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah satu konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga sebaliknya. Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang lebih baik, ya tidak akan terwujud. salam, satriyo On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam sudah dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik apa yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana?
[wanita-muslimah] Fwd: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)
Tanpa bermaksud memanasi soal msia.. Silahkan hati kalau jalan di negeri orang.. Ternyata 'indon' memang dipandang jelek oleh mereka.. :-| CMIIW.. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] Date: Aug 29, 2007 5:35 PM Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!) (dari milis Pantau): == Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu. Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel. Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan Business class pada
[wanita-muslimah] Agenda CRCM 1428 H - BSQ Ramadhan
YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC) AL - AZHAR * * * * * * * * MARHABAN YAA RAMADHAN Tak terasa Ramadhan sudah di ujung mata.. Jangan biarkan ramadhan Anda hampa.. Isi dengan kegiatan kegiatan bermanfaat !! Dalam rangka mengisi Bulan Ramadhan 1428 H, YISC Al- Azhar mengadakan Bimbingan Study Quran (BSQ) Khusus Ramadhan. Ada 3 kelas pilihan, yaitu : Kelas Iqro : Bagi yang sedang dalam tahap awal belajar membaca Quran Kelas Tajwid : Belajar membaca Al-Quran sesuai dengan hukum bacaan Kelas Tahsin : Mengkualitaskan bacaan Quran Insya Allah akan dilaksanakan pada : Hari : Sabtu Ahad Tanggal : 15, 16, 22, 23, 29, 30 Sep, dan 6 Okt 07 Waktu : Sabtu pukul 13.00 15.00 WIB Ahad pukul 10.00 12.00 WIB Tempat : Aula Buya Hamka, Kompleks Masjid Agung Al Azhar Biaya: Rp 30.000 (untuk Anggota YISC) Rp 40.000 (Umum) Untuk info lebih lanjut, hubungi : Sekretariat: Komplek Masjid Agung Al- Azhar Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia) Contact Person : Ozy : 0815-9040-843 Sinta : 021-9966-5319 Ayoo..Buruan Daftar..!! Dont miss it ..!! Wassalam wrwb, Humas YISC - Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] TARHIB RAMADHAN 1428 H
YISC AL AZHAR YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB * * * * * * * * Assalamualaikum wrwb MARHABAN YAA RAMADHAN Bulan Ramadhan adalah bulan suci Bulan penuh rahmat dan barokah Bulan penuh dengan ampunan Sudah siapkah kita menyambutnya?? Dalam rangka menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1428 H, YISC Al-Azhar akan mengadakan MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) dengan agenda Tausyiah, Qiyamul Lail dan Muhasabah. Insya Allah akan dilaksanakan pada : Hari/Tgl : Sabtu-Ahad, 8-9 September 2007 Waktu : Bada Isya sampai jam 6 pagi Tempat : Masjid Al-Azhar Penceramah : Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI) * Ustz. Sukeri Abdullah Imam Qiyamul Lail : Ustz A. Muzamil *) dalam konfirmasi Untuk info lebih lanjut, hubungi : Sekretariat: Komplek Masjid Agung Al- Azhar Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia) Contact Person : Alfin: 0815.6158.742 Hasan : 0856.9121.3006 Mala: 0856.1085.076 ACARA INI GRATIS DAN TERBUKA UNTUK UMUM.. !! Ajak Rekan dan keluarga Anda !! Wassalamualaikum wrwb Humas YISC - Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fwd: Balasan: [pintunet] Fwd: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)
Leih baik kita hati2 di negeri orang dan paspor harap selalu dibawa Salam, http://yartati.multiply.com Note: forwarded message attached. - Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fwd: Hati-hati membeli HP
INI EMAIL DARI REKAN SAYA. Salam, http://yartati.multiply.com Dear all, Hati-hati membeli handphone (hp). Kejadian ini dialami oleh salah seorang rekan di kantor saya pada hari ini, Senin 27 Agust.2007. Dia ditawari Nokia N73 Music Edition oleh orang lain karena butuh uang lengkap dengan SIM Card Simpati. Setelah dicoba sekedarnya, terjadilah transaksi. Namun setelah dicoba lagi menelpon dan SMS, ternyata gak bisa dipake. Setelah kami periksa dan dibuka casingnya, ternyata hp dummy alias mainan (display purpose only) yang dicangkok mesin (mirip) mp3/mp4 yang banyak dijual di mall-mall. Ciri-ciri: 1. Casing Nokia N73 2. Ada sim card simpati M-ATM 3. Terminal charging (ngecas) khas Nokia di bawah tidak ada, hanya lubang kecil untuk ngecas mp3/mp4. 4. Bobot lebih ringan dan tidak kokoh. 5. Bisa kamera (integrated dengan mesin) 6. Tampilan layar terkesan murahan. Kepada rekan-rekan milis harap tetap berhati-hati, mungkin saja bisa terjadi pada diri Anda dgn. type dan merk berbeda. Waspadalah.. .waspadalah. ..!!! Rgrds, Suhaemi PT Asuransi Jiwa Nusantara Tlp. 021-8583941, 85901171 Fax. 021-85900754 Hp. 0811943574 - - Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)
Sebaiknya hati2 bila di negeri orang dan jangan lupa selalu bawa paspor. Salam, http://yartati.multiply.com From: Satrio Arismunandar satrioarismunandar@ yahoo.com Date: Aug 29, 2007 5:35 PM Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!) (dari milis Pantau): = = Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu. Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel. Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan Business class pada Flight Malayasia Airlines. Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba
[wanita-muslimah] Hipertensi Dapat Sebabkan Kerusakan Ginjal
http://www.antara.co.id/arc/2007/8/29/hipertensi-dapat-sebabkan-kerusakan-ginjal/ 29/08/07 13:34 Hipertensi Dapat Sebabkan Kerusakan Ginjal Jakarta (ANTARA News) - Peningkatan tekanan darah hingga melebihi ambang batas normal (hipertensi) dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan bisa merupakan salah satu gejala munculnya penyakit ginjal. Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan ginjal hipertensi Dr.J. Pudji Rahardjo, SpPD-KGH di Jakarta, Rabu, menjelaskan bila tekanan darah melebihi 140 mmHg/90 mmHg maka aliran darah ke ginjal akan terganggu. Bila salah satu faktor pendukung kerja ginjal, misalnya aliran darah ke ginjal, jaringan ginjal atau saluran pembuangan ginjal terganggu atau rusak maka fungsi ginjal akan terganggu atau berhenti sama sekali (gagal ginjal tahap akhir), kata dr. Pudji. Ateroskeloris menyebabkan aliran darah ke organ berkurang dan bisa mengakibatkan kematian sel organ, kalau organnya ginjal menyebabkan gagal ginjal, ujarnya. Ia menjelaskan, seorang penderita gagal ginjal tahap akhir hanya bisa bertahan hidup dengan menjalankan cuci darah (hemodialisis) seumur hidupnya. Dan itu biayanya sangat mahal, sekitar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu untuk sekali dialisis. Padahal seorang penderita gagal ginjal paling tidak harus cuci darah dua kali seminggu, jelasnya. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa ada hubungan timbal balik antara hipertensi dan penyakit ginjal. Adanya kerusakan pada bagian ginjal tertentu, terutama bagian korteks/lapisan luar, kata dia, akan merangsang produksi hormon renin yang akan menstimulasi terjadinya peningkatan tekanan darah dan hipertensi. Selain itu, saat ginjal rusak ekskresi atau pengeluaran air dan garam akan terganggu sehingga mengakibatkan isi rongga pembuluh darah meningkat dan tekanan darah naik. Hipertensi, yang sebagian besar disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan makan garam, stress dan gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat, merupakan gangguan kesehatan yang diderita 10 persen-30 persen orang dewasa di semua negara di dunia. Terapi hipertensi yang ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi kurang dari 140 mmHg/90 mmHg, kata dia, bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obat antihipertensi seperti diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, ACE inhibitor, alfa bloker, dan angiotensin II antagonis. Penanganan hipertensi yang disertai kerusakan ginjal ditujukan untuk mencapai target ideal 130 mmHg/80 mmHg, dilakukan dengan lebih dari satu obat antihipertensi, tambahnya. Sementara upaya pencegahan, katanya, bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari penggunaan produk tembakau dan alkohol, membatasi konsumsi kafein, dan mengukur tekanan darah secara rutin untuk deteksi dini.(*) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: [INSISTS] Fwd: ....kekerasan agak surut? [salam dari Ulil Abshar]
Assalamualaikum, wr, wb, mas Satriyo, Anda sama2 sudah setuju bahwa gambaran seorang muslim tepatnya seperti nasehat Baginda Rasulullah saw. itu, keamanan dan keselamatan. Pesan ayat ini merupakan jaminan keamanan bagi masyarakat. Islam mengajarkan supaya orang-orang muslim menciptakan perdamaian terhadap keselamatan diri, bahkan lebih jauh lagi keselamatan dan perlindungan penganut agama-agama lain. Setiap orang berhak untuk merdeka menjalankan Ibadah sesuai dengan pilihan hati nuraninya. mas Satriyo mungkin lebih tahu, Di zaman Baginda Rasulullah saw. memang terjadi peperangan, namun kekuatan Islam bukan terletak pada senjata pedang. Itu hanya kondisi terpaksa orang2 muslim pada saat itu untuk menyelamatkan diri mereka, agama mereka, dan wujud Rasulullah saw. dari kemusnahan kezaliman. Ajaran Islam selamanya menyebarkan keselamatan dan kasih sayang, ini terbukti beliau saw. dan pengikut2 beliau saw. menderita bertahun-tahun oleh paksaan dan penganiayaan di Mekkah, kemudian diusir dari sana dan tidak pula dibiarkan hidup dengan aman di tempat pembuangan mereka di Medinah. Begitu berharganya kemerdekaan nurani itu. Pembelaan kaum muslimin waktu itu bukan semata2 untuk keselamatan beliau saw. dan para pengikut beliau saw., tapi keselamatan penganut lain juga. Itu yg kita lihat pada pesan ayat berikutnya. Hikmah dari mempertahankan kemerdekaan nurani diizinkan karena kalau tidak, tempat ibadah agama-agama lain juga akan mengalami nasib yang sama, akan mengalami kehancuran akibat perlakuan zalim. Baginda Rasulullah saw. memperlihatkan gambaran kemerdekaan beragama dan beribadah saat itu dan untuk saat sekarang, tentunya ini juga usaha-usaha dari kalangan yg selama ini membela kelompok 'yg teraniaya', menghargai agama lain dan melindungi tempat-tempat peribadatannya. Sejauh mana tentang orang-orang Ahmadi, mereka tidak mungkin melakukan perlawanan balasan dengan cara yang sama dengan perlakuan jahat mereka. karena orang-orang Ahmadi telah beriman kepada Imam Zaman yang dijanjikan Baginda Rasulullah saw.. dinegeri manapun mereka tinggal akan tetap selamanya memperlihatkan ajaran kedamaian dan kasih sayang, karena kebutuhan zaman ini bukanlah menghunus pedang, tp medan perang sekarang adalah kekuatan Islam dg menampilkan keindahan Al-Quran lewat akhlak Baginda Rasulullah saw. Love For All, Hatred For None. salam, asshaf lasykar5 wrote: Wa alaikumussalam..., Mas Rahman, Terima kasih atas tabayyun nya dengan ayat 'perang', surah 22/al-Hajj: 39-40. Dan ini ingin saya komentari: [1] Apa relevansinya ayat yang berbicara perang ini dengan 'pembelaan' Ulil pada kelompok yang anda kategorikan 'yg teraniaya'? Dengan premis khas Ulil, apakah memang sekarang ini ada perang? Ayat ini jelas membolehkan orang yang diperangi untuk membela diri dengan balas memerangi karena pihak yang diperangi ini telah dianiaya. Jadi lain misalnya dengan pihak yang diperangi tapi dalam posisi yang kuat sehingga walau diperangi tapi tidak masuk kategori dianiaya. Dan sulit ya buat saya mencari konteks ini sekarang. [2] Sekedar teraniaya di negeri ini banyak ko mas, gak hanya ahmadiyah, dll (apa ini?). Tapi yang unik mengapa Ulil seolah hanya care dengan sebagian dan tidak yang lain? Itu pertanyaan saya yang belum terjawab. On 8/27/07, Asshaf Rahman [EMAIL PROTECTED] mailto:afrahman%40gmail.com wrote: Assalamualaikum, wr, wb, minoritas vs minoritas yang satu teraniaya dan yg satu menganiaya. Dari teror kekerasan personal sampai pada perusakan rumah2, mesjid2 ahmadiyah, dll. saya kira sudah jelas yg dibela oleh Ulil adalah yg teraniaya. 'Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-Hajj, 39-40) lasykar5 wrote: Suryawan, Mohon baca lagi dengan seksama apa yang saya tulis, maka pasti tanggapan anda beda. Tapi baiklah saya ulangi saja jadi menghemat waktu juga. yang saya sampaikan adalah saya menyayangkan dan tidak suka dengan sikap ulil yang tertera dari postingan dia di icrc yaitu di satu sisi dia membela sebuah kelompok minoritas, di sisi lain dia menekan dan menistakan minoritas lain. Begitu ... jadi tambahan keterangan saya yang lalu anda tanggapi itu, bukan yang primer, tapi sekunder. apalagi sampai mengatakan dosa. apa saya bilang
[wanita-muslimah] Wanita Bersedia Dipoligami Karena Kebutuhan Ekonomi
Refleksi: Apakah ucapan Nina Nurmila PhD tidak bertentangan dengan ajaran surgawi? http://www.gatra.com/artikel.php?id=107304 Seminar Wanita Bersedia Dipoligami Karena Kebutuhan Ekonomi Jakarta, 29 Agustus 2007 14:16 Wanita yang bersedia dipoligami pada umumnya karena didasari oleh adanya kebutuhan ekonomi. Demikian diungkapkan dosen dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Nina Nurmila, PhD. Dari pihak perempuan, poligami lebih banyak dilatarbelakangi oleh kebutuhan ekonomi untuk dapat keluar dari kemiskinan, katanya, dalam seminar Poligami dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, dan Budaya yang diselenggarakan Lembaga Demografi FEUI di Jakarta, Rabu (29/8). Selain mengatasi kemiskinan, lanjut Nina, perempuan yang bersedia dimadu biasanya menganggap poligami juga dapat meningkatkan status sosial yang lebih tinggi melalui status suaminya. Peraih gelar doktor dari Universitas Melbourne itu juga mengemukakan, penyebab lainnya perempuan yang mau dipoligami antara lain faktor ketertarikan fisik dan mengakhiri masa lajang. Poligami dengan alasan mengakhiri masa lajang adalah karena takut dicap sebagai `perawan tua` oleh lingkungan sekitarnya, katanya. Nina mengungkapkan, di lain pihak kaum adam biasanya menikah kembali mayoritas karena berawal dari selingkuh dan adanya asumsi bahwa poligami merupakan fitrah laki-laki sehingga mendorong seorang pria untuk mencari pelepasan hasrat seksual kepada lebih dari satu pasangan. Selain itu, ujar dia, Undang-Undang Perkawinan yang berlaku di tanah air juga bisa saja menjadi faktor pendorong untuk berpoligami pada pria yang merasa memenuhi kriteria yang disyaratkan untuk berpoligami. Ketidaksetaraan relasi jender antara suami dan istri serta kampanye poligami juga dapat turut menjadi penyebab atau pendorong praktek poligami, katanya. Nina yang telah melakukan penelitian tentang poligami di sejumlah kota di tanah air itu mengingatkan, dalam fikih Islam, pernikahan yang membawa mudharat diharamkan karena pada dasarnya agama Islam menginginkan kemaslahatan atau kebaikan dan manfaat bagi umatnya. Kebolehan berpoligami, lanjutnya, adalah salah satu interpretasi hukum Islam yang hanya berlaku pada situasi dan kondisi tertentu yang bisa memberikan maslahat. Jika memang terbukti memberikan mudharat atau dampak negatif, maka hukumnya bisa berubah menjadi haram, kata Nina. [TMA, Ant [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal
Lho, saya bertanya untuk klarifikasi dari postingan2 sebelumnya yang kupikir membingungkan, kalau nggak dijawab itu biasanya masuk FABNAQ saja..:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: next question please ...! (anda sudah beralih dari topik tentang khilafah ke ranah pribadi yang sec HAM itu urusan saya ..., *but thanks for asking*. sec anda sudah bertanya, anda sendiri tegasnya bagaimana, jika hal yang sama ditanyakan pada anda? sayang ya tidak sepenuhnya apa yang saya tanggapi mengena buat anda ..., *and it does show we are on different planes ... what a shame ... *ga bakal nyambung2 ...) :-) On 8/29/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik- pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ... MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem yang ada sekarang ini? Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI? salam Mia
[wanita-muslimah] Kisah Seorang Penjual Tempe.
Kisah Seorang Penjual Tempe. Adalah seorang ibu setengah baya yang sehari-harinya berjualan tempe buatan sendiri di desanya. Suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedele masih belum jadi tempe alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya, sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu satu-satunya hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang mustahil. Lalu ia pun menumpangkan tangannya di atas tumpukan beberapa batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut, Bapak di Surga, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin. Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hati. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan bungkusan bakal tempe tersebut dengan ujung jarinya. Dengan hati yang deg-deg-an, Ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mukjijat kedele jadi tempe terjadi. Namun apa yang terjadi? Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele! Si Ibu tidak kecewa . Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia menumpangkan tangan di atas batangan kedele tersebut, Bapa di surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku. Aku mohon dalam nama Yesus jadilah ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin. Dengan Iman, Iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut ???. masih tetap begitu ! Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujijat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu ibu itupun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk menumpangkan tangan sekali lagi. Bapa di surga, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau akan mengadakan mukjijat buatku. Dalam nama Yesus, Amin. Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa menyanyikan beberapa lagu puji-pujian. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Ternyata saudara-saudara. . ... tempenya benar benar belum jadi ! Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi. Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesuh. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. Bu?! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya. Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, Tuhan? saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus, Amin. Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu. Bagaimana nih? ia pikir. Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mukjijat Tuhan? Ia kembali berdoa dalam hatinya, Ya Tuhan, biarlah tempeku ini