[wanita-muslimah] Buat pak Kartono Mohamad ... Fwd: [INSISTS] Apakah Cendekiawan tidak berpolitik?

2007-08-29 Terurut Topik lasykar5
Buat pak Kartono Mohamad, sekelumit sebuah opini tentang politik dan
keterlibatan ulama ... menyambung diskusi di thread 'khilafah' ...

salam,
satriyo/RSA

-- Forwarded message --
From: Mahir [EMAIL PROTECTED]
Date: Aug 28, 2007 5:19 PM
...



http://republika.co.id/kolom_detail.asp?id=304746kat_id=16

Kaum Cendekiawan, Berpolitiklah!

Oleh :

Mohammad Nasih
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Politik UI, Presidium Pengurus Pusat MASIKA
ICMI
Praktik politik yang seringkali didominasi trik, intrik, dan konflik telah
menyebabkan politik berkonotasi negatif. Konotosai seperti itu muncul karena
politik oleh sebagian besar pelakunya dimaknai secara sempit sebagai sekadar
'siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana?
Dalam konsep tersebut tak ada pertanyaan 'mengapa' atau 'untuk apa'.
Akibatnya, trik, dan intrik politik cenderung mengabaikan etika dan
menghalalkan segala cara untuk merebut atau meraih kekuasaan.
Pertanyaan 'mengapa' atau 'untuk apa' berarti sangat penting. Sebab,
pertanyaan tersebut mengindikasikan konsep bahwa politik dan kekuasaan
bukanlah tujuan, melainkan sekadar sarana atau alat. Jika politik atau
kekuasaan adalah sekadar alat, maka menilai bahwa hakikat politik itu kejam
dan kotor sesungguhnya adalah kekeliruan cukup fatal.
Politik pada dasarnya bersifat netral. Sekadar contoh, pisau dapur dapat
digunakan untuk menyelesaikan urusan dapur. Tapi ia juga dapat digunakan
untuk melakukan kejahatan, seperti menusuk/membunuh orang. Contoh sederhana
ini memperlihatkan bahwa baik dan buruk sebuat alat tergantung siapa yang
menggunakannya. Karena itu, jika realitas politik pada suatu saat tertentu
tampak kotor, maka sesungguhnya para pemain politiknyalah yang mengotorinya
dengan sikap dan perilaku yang tidak benar.
Politik menurut David Easton merupakan sarana dan area untuk mengalokasikan
nilai. Dari Easton inilah, muncul istilah politik alokatif. Easton melihat
bahwa dalam politik sesungguhnya terjadi negosiasi untuk mengalokasikan
nilai-nilai, tepatnya saat terjadi proses-proses pembuatan kebijakan
politik.
Pembawa nilai
Agar tidak kotor, politik perlu diisi oleh politisi yang tidak menjadikan
politik atau kekuasaan sebagai tujuan, melainkan sekadar alat untuk
mewujudkan tujuan, yakni mewujudkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam
praktik pengelolaan negara. Cendekiawan merupakan individu yang memiliki
wawasan luas tentang nilai-nilai, sehingga mampu membedakan mana yang baik
dan mana yang tidak baik, mana yang benar dan mana yang tidak benar. Karena
itu, kaum cendekiawan diharapkan menjadi pengawal dan pejuang dalam
mengalokasikan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan dalam proses-proses
pembuatan kebijakan politik di lembaga-lembaga politik formal kenegaraan.
Jika politik diisi oleh kaum cendekiawan, dapat diharapkan pula terjadi
transaksi-transaksi politik yang bernuansa intelektual, bukan semata-mata
bernuansa kalkulasi keuntungan finansial. Memang ini bukanlah sesuatu yang
mudah, karena banyak sekali tantangan. Sejarah mencatat bahwa pernah terjadi
'pengkhianatan intelektual', yaitu ketika mereka terjun ke dalam politik,
tapi ternyata tidak mampu mengubah keadaan. Mereka malah terseret dan larut
dalam pusaran arus politik kotor yang sedang berlangsung, dan bahkan ikut
menikmatinya. Seharusnya mereka mengubah keadaan dengan kapasitas keilmuan
yang mereka miliki.
Karena dalam demokrasi yang berlaku adalah one person one vote, maka yang
diperlukan tidak hanya kualitas kecendekiaan politisi, akan tetapi juga
kuantitas yang memadai karena sewaktu-waktu bisa saja terjadi mekanisme
voting. Jika kuantitasnya cukup, maka voting akan dapat dimenangkan oleh
politisi pembawa dan pejuang nilai. Sayangnya, sebagian (untuk tidak
menyebut mayoritas) cendekiawan saat ini enggan masuk ke dalam politik
dengan alasan bahwa realitas politik saat ini kotor dan hal itu membuat
mereka takut terseret arus atau ikut menjadi kotor.
Sikap ini sesunguhnya tidak tepat. Justru kaum cendekiawan perlu bersikap
kritis dan mencurigai bahwa wacana 'politik itu kotor' sengaja dibuat oleh
mereka yang ingin menggunakan politik untuk agenda-agenda yang tidak baik.
Dengan mewacanakan bahwa 'politik itu kotor', maka orang-orang baik (yang
bermoral dan berintegritas) tidak akan tertarik untuk masuk ke dalam politik
karena takut dilekati dengan image kotor. Dengan demikian, mereka yang
memiliki niat jahat akan dapat lebih mudah menguasai politik, karena tidak
ada kompetitor dengan kualitas yang memadai dan kuantitas cukup.
Selain itu, kaum cendekiawan yang tidak mau masuk ke dalam politik, patut
dicurigai bahwa sesungguhnya mereka adalah para cedekiawan yang hanya
berdiri di menara gading. Mereka melihat ketidakberesan yang terjadi dalam
praktik politik, tetapi tidak mau melakukan langkah konkret untuk
memperbaikinya, karena mereka sudah berkalkulasi bahwa mereka akan kalah
dalam kontestasi politik.
Transaksi politik yang bernuansa intelektual akan lebih menyegarkan dan
berjangka panjang dengan adanya kedalaman analisis dan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?

2007-08-29 Terurut Topik lasykar5
Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini, sebagai sebuah
proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di masa
lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of authority
and centrality of administration and government *spt di masa ummayah dan
abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova, lanjutan dari
dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah), yang dapat
kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making assumptions*,
meskipun dengan nalar kita.

Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and
substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan dakwah
hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat. Dengan
demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang
dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat
memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec
keseluruhan.

Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah sampai pada
titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem politik/pemerintahan
apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi khilafah
seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah hasil
cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'.

Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing new under
the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti sudah
pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi mungkin
akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang *khilafah
based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang
ini ada ...

Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan dalam
hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang beragam yang
mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas sebuah *raw
system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin pemeluknya
pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para penganutnya
yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar kemungkinan
untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah 1300 th,
khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem lain yang
lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi.

Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance* saja seperti
apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti bahkan
sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah juga
belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika memang Allah
mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik melakukan
proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah satu
konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga sebaliknya.
Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang lebih baik,
ya tidak akan terwujud.

salam,
satriyo

On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam sudah
 dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik apa
 yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana?

 salam
 Mia

 ?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt HT
 dan Khilafat Movement 

 Saya pribadi yakin sebagaimana mayoritas para ulama salaf/dulu dan
 khalaf/kini yang ilmu mereka masih saya pelajari, bahwa khilafah itu
 bukan
 sasaran utama/main objective, tapi lebih merupakan in-between atau
 secondary
 objective, tergantung bagaimana proses menuju ke main obejctive.
 Dengan
 demikian, bagi saya, tidak perlu koar-koar, ribut, gaduh, bersikeras
 soal
 khilafah ketika ajaran fundamental Islam masih belum difahami dengan
 utuh
 oleh masyarakat/ummat. Ya spt sekarang ini.
 Jadi khilafah adalah buah dakwah, bukan tujuan dakwah. Mungkin
 kalangan HT
 tidak setuju ini tapi itu hak mereka karena memang ada perbedaan dalam
 memandang ini.

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 




-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?

2007-08-29 Terurut Topik Mia
SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain 
spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah 
dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya 
untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena 
khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami 
(*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec
keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-
pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari 
unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ...

MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan 
dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem yang 
ada sekarang ini?

Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan 
disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah 
hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan 
menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini, 
sebagai sebuah
 proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di 
masa
 lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of 
authority
 and centrality of administration and government *spt di masa 
ummayah dan
 abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova, 
lanjutan dari
 dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah), 
yang dapat
 kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making 
assumptions*,
 meskipun dengan nalar kita.
 
 Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and
 substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan 
dakwah
 hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat. 
Dengan
 demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik 
apa yang
 dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan 
ummat
 memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) 
Islam sec
 keseluruhan.
 
 Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah 
sampai pada
 titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem 
politik/pemerintahan
 apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi 
khilafah
 seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah 
hasil
 cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'.
 
 Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing 
new under
 the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti 
sudah
 pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi 
mungkin
 akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang 
*khilafah
 based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang 
sekarang
 ini ada ...
 
 Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan 
dalam
 hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang 
beragam yang
 mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas 
sebuah *raw
 system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin 
pemeluknya
 pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para 
penganutnya
 yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar 
kemungkinan
 untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah 
1300 th,
 khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem 
lain yang
 lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi.
 
 Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance* 
saja seperti
 apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti 
bahkan
 sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah 
juga
 belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika 
memang Allah
 mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik 
melakukan
 proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah 
satu
 konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga 
sebaliknya.
 Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang 
lebih baik,
 ya tidak akan terwujud.
 
 salam,
 satriyo
 
 On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam 
sudah
  dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik 
apa
  yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana?
 
  salam
  Mia
 
  ?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain spt 
HT
  dan Khilafat Movement 
 
  Saya pribadi yakin sebagaimana mayoritas para ulama salaf/dulu dan
  khalaf/kini yang ilmu mereka masih saya pelajari, bahwa khilafah 
itu
  bukan
  sasaran utama/main objective, tapi lebih merupakan in-between atau
  secondary
  objective, tergantung bagaimana proses menuju ke main obejctive.
  Dengan
  demikian, bagi saya, tidak perlu koar-koar, ribut, gaduh, 
bersikeras
  soal
  khilafah ketika ajaran fundamental Islam masih 

[wanita-muslimah] INFO PORSENI REMAJA DAN PEMUDA MASJID 2007 TERBARU

2007-08-29 Terurut Topik HUMAS YISC


   
  YISC AL AZHAR
  YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB
   = 
   
  Bismillahirrahmanir rahim
  Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
  Dapatkan hadiah menarik atau uang jutaan rupiah dengan mengikuti 
pertandingan-pertandingan dalam Porseni :
  FUTSAL   
  Jadwal :
  Sabtu, 1 Sep '07 ; 07.30-17.30 ; Babak Penyisihan ; Lap.Hijau Al-Azhar
Ahad, 2 Sept'07  ; 07.30-17.30 ; Perempat Final  ; Lap. Hijau Al-Azhar
Sabtu, 8 Sept '07; 07.30-17.30 ; Final Indoor Aula SMP Al-Azhar
Infaq : 75.000,-/team

BASKET 3on3   
   
  Jadwal :
  Sabtu, 1 Sep '07  07.30-17.30 Babak Penyisihan  di Lap.Basket Al-Azhar
Ahad, 2 Sept'07   07.30-17.30 Perempat FinalFinal di Lap. Basket Al-Azhar
Infaq ; 75.000,-/team

BULUTANGKIS
   
  Jadwal :
  Sabtu, 1 Sep '07  07.30-17.30 Babak Penyisihan  di Indoor Aula SMP Al-Azhar
Ahad, 2 Sept'07   07.30-17.30 Perempat FinalFinal di Indoor Aula SMP Al-Azhar
Infaq : 20.000,-/orang

MUSIK RELIGI  PUISI
  Jadwal :
  Sabtu, 1 Sep '07  07.30-17.30 Penyisihan  Final di Aula TK Al-Azhar
Infaq : 50.000,-/group musik religi atau 10.000,-/orang

ESAI
  Paling lambat dikumpulkan tgl 4 sept 2007. 
  Gratisss untuk esai


Ayo daftarin diri kamu atau masjid dilingkungan rumah, kan acara ini untuk 
seluruh Pemuda  Remaja Masjd se-Jakarta Pendaftaran s/d tgl 29 Agustus 2007  
di 
   
  Tempat Pendaftaran :

Sekretariat Youth Islamic Study Club (YISC) AL-Azhar,
Komplek Masjid Agung Al-Azhar Pusat, Jalan
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
021-724 7444 - FIRZIA

Sekretariat Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), Jl.
Taman Sunda Kelapa no. 16 Menteng Jakarta Pusat,
telp.3100580 dengan Wiwit
  Email : Remajaislamsundakel [EMAIL PROTECTED] com 

Persyaratan :
- Usia 15-33 tahun
- Fotokopi KTP/SIM/Paspor
- Foto 3 x 4 (@ 2 buah)
- Surat Pengantar dari pengurus remaja/pemuda masjid
  setempat

Oh yaa 1 masjid dapat mengirimkan perwakilan untuk semua pertandingan, ( 1 
pertandingan max 2 team dengan catatan tidak melebihi quota)


Ada yang lebih seru lagi..


JALAN SEHAT

Dalam bentuk KARNAVAL, TEMA : MARHABAN YAA RAMADHAN , ekspresikan kegembiraan 
datangnya bulan suci Ramadhan dengan menggunakan kostum yang unik  menarik 
tap sopan
  Ahad, 9 september 2007,
Pkl 7.00-10.00 wib
Rute : Masjid Al-Azhar – Depan Pintu Utama Senayan (Jl. Jend. Sudirman) - 
Masjid Al-Azhar

  UNTUK UMUM
  
InsyaAllah dihadiri SUPERTRAINER Ust Reza M. Syarief dan ditutup oleh MENPORA 
(inconfirmation)
  Bantuan dan sumbangan dapat di salurkan melalui Sekretariat YISC di Masjid 
AlAzhar atau melalui rekening 5260138580 a.n Munsriyati dengan konfirmasi sms 
ke 08561129469.
   
  Contact Person :
  1. Ismail Fahmi -- hp 08180216 (panitia YISC)
  2. Yanti : 08176972902 (YISC)
3. Harri -- Hp 081310140600 (pendaftaran cabang RISKA)
  
 = = = = = ==
  Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
   
  HUMAS YISC
   

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Membenahi Sistem Pelayanan TKI

2007-08-29 Terurut Topik Sunny
http://www.tribun-timur.com/index.php?jenis=Opini%20dan%20Salam

Kamis, 30-08-2007 

  Membenahi Sistem Pelayanan TKI

  PERSOALAN tenaga kerja Indonesia (TKI), ternyata tidak hanya berkaitan 
dengan perlakuan tidak wajar ketika bekerja di luar negeri. Tetapi, sejak dari 
Tanah Air, mereka sudah mengalami pelayanan yang memprihatinkan. Komisi 
Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan 11 praktik penyimpangan pada proses 
penempatan hingga saat pemulangan tenaga kerja tersebut. 

  Ketua KPK, Taufiequrrachman Ruki, mengungkapkan di Jakarta, Selasa 
(28/8), komisi menemukan maraknya praktik suap dalam pengurusan dokumen calon 
tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan hasil kajian KPK terhadap sistem pelayanan 
dan perlindungan TKI, praktik suap dilakukan oleh pengurus dokumen kepada 
pejabat karena kontak langsung antara pengguna jasa dan petugas.

  Pelayanan pengurusan dokumen calon TKI kurang profesional. Tidak 
digunakan sistem antrean, tak ada loket pelayanan, tidak ada tanda terima 
berkas, serta informasi dan sarana pelayanan kurang memadai. KPK tidak 
menemukan angka pasti dari praktik suap tersebut, tetapi berkisar Rp 20 ribu 
hingga Rp 40 ribu per berkas. 
  Maraknya praktik suap itu menunjukkan tentang kelemahan dari sistem 
penempatan dan perlindungan terhadap tenaga kerja. Berdasarkan berbagai temuan, 
sebenarnya, sistem penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar 
negeri harus dibenahi. Selama ini, sistem yang dibangun tidak steril terhadap 
praktik suap, pungutan liar, percaloan dan penyimpangan lainnya. 
  Pengungkapan secara gamblang oleh KPK tentang berbagai penyimpangan itu, 
lengkap dengan rekaman video, seyogianya ditindaklanjuti oleh pejabat 
berwewenang. Paling tidak, dilakukan pemeriksaan atas petugas dan pihak-pihak 
yang bertanggung jawab. Selanjutnya, mereka yang terbukti bersalah, harus 
mendapat sanksi tegas. 

  Pembenahan sistem itu sangat penting. Sebab, tenaga kerja Indonesia yang 
bekerja di luar negeri pada tahun 2006, telah menyumbangkan devisa kepada 
negara sebesar Rp 60 triliun. Pemasukan devisa itu merupakan jumlah kedua 
terbesar setelah peringkat utama, yakni devisa dari sektor minyak bumi dan gas. 

  Dana tersebut dikirim untuk memenuhi berbagai keperluan keluarganya di 
Indonesia. Dengan kata lain, TKI seharusnya mendapatkan pelayanan terbaik. Jika 
dilihat kontribusi terhadap devisa negara, wajar bila tenaga kerja Indonesia 
disebut sebagai pahlawan devisa. Mereka mampu memberi makan kepada sekitar 30 
juta orang anggota keluarganya di Tanah Air. 

  Perlakuan yang tak memadai, terkadang bersifat pemerasan, harus segera 
diakhiri. Bukan itu saja, perlakuan terhadap TKI pada tempat mereka bekerja di 
luar negeri, juga harus diperbaiki. Jangan lagi pahlawan devisa itu 
diperlakukan tak senonoh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (***)



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal?

2007-08-29 Terurut Topik lasykar5
next question please ...!

(anda sudah beralih dari topik tentang khilafah ke ranah pribadi yang sec
HAM itu urusan saya ..., *but thanks for asking*. sec anda sudah bertanya,
anda sendiri tegasnya bagaimana, jika hal yang sama ditanyakan pada anda?
sayang ya tidak sepenuhnya apa yang saya tanggapi mengena buat anda ..., *and
it does show we are on different planes ... what a shame ... *ga bakal
nyambung2 ...)

:-)


On 8/29/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

   SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi yang lain
 spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah
 dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya
 untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena
 khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami
 (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec
 keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-
 pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam dari
 unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ...

 MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan
 dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem yang
 ada sekarang ini?

 Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan
 disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah
 hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan
 menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI?

 salam
 Mia

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Bu Mia yang saya hormati, seperti saya sampaikan sebelum ini,
 sebagai sebuah
  proses, dan dengan konteks kekinian yang jelas tidak sesederhana di
 masa
  lalu, terutama ketika khilafah memang masih *a single entity of
 authority
  and centrality of administration and government *spt di masa
 ummayah dan
  abbasiya (hingga terbentukanya khilafah di andalus/cordova,
 lanjutan dari
  dinasti umayyah yang lolos dari pembantaian dinasti abbasiyah),
 yang dapat
  kita lakukan adalah *follow the flow (=process)*, bukan *making
 assumptions*,
  meskipun dengan nalar kita.
 
  Saya pribadi masih belum bisa buat making any logical-empirical and
  substantiated assumptions on the most pragmatic way atas masa depan
 dakwah
  hingga mencapai point ketika Islam dipahami dengan utuh oleh ummat.
 Dengan
  demikian sulit bagi saya untuk menentukan, misalnya sistem politik
 apa yang
  dipilih, karena khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan
 ummat
  memahami (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*)
 Islam sec
  keseluruhan.
 
  Mungkin kalo boleh saya rephrase pertanyaan bu Mia, *setelah
 sampai pada
  titik ketika khilafah adalah sebuah keniscayaan, sistem
 politik/pemerintahan
  apa yang akan dipilih*? dengan catatan, belum tentu akan ada lagi
 khilafah
  seperti dalam format/bentuk/struktur terdahulu persis spt sebuah
 hasil
  cetakan/*mould*. Saya katakan, 'belum tentu', bukan 'pasti tidak'.
 
  Dengan mengingat pernyataan dalam bahasa inggris '*there's nothing
 new under
  the sun*', maka apa yang nantinya akan muncul lebih kurang pasti
 sudah
  pernah ada, tapi, spt kata pak KM, rinciannya yang akan beda. Jadi
 mungkin
  akan ada sebuah bentuk sistem politik-pemerintahan-negara yang
 *khilafah
  based* tapi merupakan amalgam dari unsur2 terbaik semua sistem yang
 sekarang
  ini ada ...
 
  Kalo kita mau jujur, in my opinion, Islam adalah sumber baku aturan
 dalam
  hidup seorang/segolongan muslim(in), dengan 'turunannya' yang
 beragam yang
  mewujud sesuai bidangnya, poleksosbudhankam. Islam yang jelas
 sebuah *raw
  system of life, a way of life, a worldview* saja tidak menjamin
 pemeluknya
  pasti menerapkannya dengan seutuhnya, maka tidak heran jika para
 penganutnya
  yang notabene manusia yang *not free-of-error* sangat besar
 kemungkinan
  untuk menyimpang. Sehingga tidak mengherankan pula bahwa setelah
 1300 th,
  khilafah tidak lagi murni dan lurus. Tapi bukan berarti ada sistem
 lain yang
  lebih baik. Manusianyalah yang perlu dikritisi.
 
  Jadi, bu Mia, tinggal masalah waktu dan *force of circumstance*
 saja seperti
  apa nantinya. Sebagaimanapun mereka yang tidak setuju, kontra, anti
 bahkan
  sampe ke sel-selnya dah pasti talak 3 sama khilafah (padahal nikah
 juga
  belom, hehehe) berbuat segala cara dan upaya menolaknya, jika
 memang Allah
  mengizinkan segolongan ummat nya untuk dengan bijak dan baik
 melakukan
  proses yang akan berujuang pada terwujudnya khilafah sebagai salah
 satu
  konsekuensi penegakan hukum Allah, tentu akan terwujud. Juga
 sebaliknya.
  Jika Allah tidak izinkan karena ternyata ada 'sistem' lain yang
 lebih baik,
  ya tidak akan terwujud.
 
  salam,
  satriyo
 
  On 8/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Pak Satriyo, katakan saja, ini misalnya, hari ini ajaran Islam
 sudah
   dipahami dengan utuh oleh masyarakat/ummat. Lalu sistem politik
 apa
   yang dipilih? demokrasi? khilafah? yang mana?
  
 

[wanita-muslimah] Fwd: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)

2007-08-29 Terurut Topik irwank
Tanpa bermaksud memanasi soal msia..
Silahkan hati kalau jalan di negeri orang..

Ternyata 'indon' memang dipandang jelek oleh mereka.. :-|
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

-- Forwarded message --
From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]
Date: Aug 29, 2007 5:35 PM
Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)

(dari milis Pantau):
==

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata:
if those indon run, just shoot them... katanya sambil
menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,
ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga
yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu.
Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan
saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak
Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang
Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang
menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan
Business class pada 

[wanita-muslimah] Agenda CRCM 1428 H - BSQ Ramadhan

2007-08-29 Terurut Topik HUMAS YISC
YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC)
  AL - AZHAR
   * * * * * * 
* * 
   
   
  MARHABAN YAA RAMADHAN
   
   
  Tak terasa Ramadhan sudah di ujung mata..
  Jangan biarkan ramadhan Anda hampa..
  Isi dengan kegiatan – kegiatan bermanfaat !!
   
  Dalam rangka mengisi Bulan Ramadhan 1428 H, YISC Al- Azhar mengadakan 
Bimbingan Study Qur’an (BSQ) Khusus Ramadhan.
   
  Ada 3 kelas pilihan, yaitu :
  Kelas Iqro  : Bagi yang sedang dalam tahap awal belajar membaca Qur’an
  Kelas Tajwid  : Belajar membaca Al-Qur’an sesuai dengan hukum bacaan
  Kelas Tahsin : Mengkualitaskan bacaan Qur’an
   
  Insya Allah akan dilaksanakan pada :
  Hari  : Sabtu  Ahad
  Tanggal : 15, 16, 22, 23, 29, 30 Sep, dan 6 Okt ’07
  Waktu   : Sabtu  pukul 13.00 – 15.00 WIB
Ahad pukul 10.00 – 12.00 WIB
  Tempat : Aula Buya Hamka, Kompleks Masjid Agung Al – Azhar
  Biaya: Rp 30.000 (untuk Anggota YISC)
Rp 40.000 (Umum)
   
   
  Untuk info lebih lanjut, hubungi :
  Sekretariat:  
  
  Komplek Masjid Agung Al- Azhar
   Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru
   Jakarta Selatan 12110 
Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia)
   
   
  Contact Person :
  Ozy  : 0815-9040-843
  Sinta : 021-9966-5319
   
  Ayoo..Buruan Daftar..!! Don’t miss it ..!!
   
  Wassalam wrwb,
  Humas YISC

   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] TARHIB RAMADHAN 1428 H

2007-08-29 Terurut Topik HUMAS YISC
YISC AL AZHAR
  YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB
   * * * * * * 
* * 
  Assalamualaikum wrwb 
   
  MARHABAN YAA RAMADHAN
   
  Bulan Ramadhan  adalah bulan suci
  Bulan penuh rahmat dan barokah
  Bulan penuh dengan ampunan
  Sudah siapkah kita menyambutnya??
   
  Dalam rangka menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1428 H, YISC Al-Azhar akan 
mengadakan MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa) dengan agenda Tausyiah, Qiyamul 
Lail dan Muhasabah.
   
  Insya Allah akan dilaksanakan pada :
  Hari/Tgl : Sabtu-Ahad, 8-9 September 2007
  Waktu   : Ba’da  Isya sampai jam 6 pagi
  Tempat : Masjid Al-Azhar
  Penceramah  : Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR RI) *
Ustz. Sukeri Abdullah
  Imam Qiyamul Lail : Ustz A. Muzamil
   
  *) dalam konfirmasi
   
   
  Untuk info lebih lanjut, hubungi :
  Sekretariat:  
  
  Komplek Masjid Agung Al- Azhar
   Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru
   Jakarta Selatan 12110 
Telp/Fax: 021-7247444 (Firzia)
   
  Contact Person :
  Alfin: 0815.6158.742
Hasan : 0856.9121.3006
  Mala:  0856.1085.076
   
   
  ACARA INI GRATIS DAN TERBUKA UNTUK UMUM.. !!
  Ajak Rekan dan keluarga Anda !!
  
Wassalamualaikum wrwb 
  Humas YISC


   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Fwd: Balasan: [pintunet] Fwd: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)

2007-08-29 Terurut Topik yulia abdullah
Leih baik kita hati2 di negeri orang dan paspor harap selalu dibawa
Salam,
http://yartati.multiply.com

Note: forwarded message attached.
   
-
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Fwd: Hati-hati membeli HP

2007-08-29 Terurut Topik yulia abdullah
INI EMAIL DARI REKAN SAYA.
Salam,
http://yartati.multiply.com


   
 Dear all,
 Hati-hati membeli handphone (hp).
  
 Kejadian ini dialami oleh salah seorang rekan di kantor saya pada hari ini,  
Senin 27 Agust.2007. Dia ditawari Nokia N73 Music Edition oleh orang lain 
karena butuh uang lengkap dengan SIM Card Simpati. Setelah dicoba sekedarnya, 
terjadilah transaksi. Namun setelah dicoba lagi menelpon dan SMS, ternyata gak 
bisa dipake. Setelah kami periksa dan dibuka casingnya, ternyata hp  dummy 
alias mainan (display purpose only) yang dicangkok mesin  (mirip) mp3/mp4  yang 
banyak dijual di mall-mall.
 Ciri-ciri:
 1. Casing Nokia N73
 2. Ada sim card simpati M-ATM
 3. Terminal charging (ngecas) khas Nokia di bawah tidak ada, hanya lubang  
kecil untuk ngecas mp3/mp4.
 4. Bobot lebih ringan dan tidak kokoh.
 5. Bisa kamera (integrated dengan mesin)
 6. Tampilan layar terkesan murahan.
  
 Kepada rekan-rekan milis harap tetap berhati-hati, mungkin saja bisa terjadi 
pada diri Anda dgn. type dan merk berbeda. Waspadalah.. .waspadalah. ..!!!
  
 Rgrds,
 Suhaemi
 PT Asuransi Jiwa Nusantara
 Tlp. 021-8583941, 85901171
 Fax. 021-85900754
 Hp. 0811943574










-


   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)

2007-08-29 Terurut Topik yulia abdullah
Sebaiknya hati2 bila di negeri orang dan jangan lupa selalu bawa paspor.

Salam,
http://yartati.multiply.com


From: Satrio Arismunandar satrioarismunandar@ yahoo.com
Date: Aug 29, 2007 5:35 PM
Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi Wisata Malaysia!)
  (dari milis Pantau):
 = =

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur  Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi). 
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta  identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? 

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba  tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel. 

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
tertulis nama: Rasheed. 

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
berbicara beritga,  mirip berunding. Wah, apa polis
malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
dicegah polisi berseragam. 

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata:
if those indon run, just shoot them... katanya sambil
menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,
ini  rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga
yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu.
Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan
saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak
Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang
Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang
menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan
Business class pada Flight Malayasia Airlines. 
Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba 

[wanita-muslimah] Hipertensi Dapat Sebabkan Kerusakan Ginjal

2007-08-29 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/8/29/hipertensi-dapat-sebabkan-kerusakan-ginjal/

29/08/07 13:34

Hipertensi Dapat Sebabkan Kerusakan Ginjal

Jakarta (ANTARA News) - Peningkatan tekanan darah hingga melebihi ambang batas 
normal (hipertensi) dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan bisa merupakan 
salah satu gejala munculnya penyakit ginjal.

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan ginjal hipertensi Dr.J. Pudji 
Rahardjo, SpPD-KGH di Jakarta, Rabu, menjelaskan bila tekanan darah melebihi 
140 mmHg/90 mmHg maka aliran darah ke ginjal akan terganggu.

Bila salah satu faktor pendukung kerja ginjal, misalnya aliran darah ke ginjal, 
jaringan ginjal atau saluran pembuangan ginjal terganggu atau rusak maka fungsi 
ginjal akan terganggu atau berhenti sama sekali (gagal ginjal tahap akhir), 
kata dr. Pudji.

Ateroskeloris menyebabkan aliran darah ke organ berkurang dan bisa 
mengakibatkan kematian sel organ, kalau organnya ginjal menyebabkan gagal 
ginjal, ujarnya.

Ia menjelaskan, seorang penderita gagal ginjal tahap akhir hanya bisa bertahan 
hidup dengan menjalankan cuci darah (hemodialisis) seumur hidupnya.

Dan itu biayanya sangat mahal, sekitar Rp600 ribu sampai Rp700 ribu untuk 
sekali dialisis. Padahal seorang penderita gagal ginjal paling tidak harus cuci 
darah dua kali seminggu, jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa ada hubungan timbal balik antara hipertensi 
dan penyakit ginjal.

Adanya kerusakan pada bagian ginjal tertentu, terutama bagian korteks/lapisan 
luar, kata dia, akan merangsang produksi hormon renin yang akan menstimulasi 
terjadinya peningkatan tekanan darah dan hipertensi.

Selain itu, saat ginjal rusak ekskresi atau pengeluaran air dan garam akan 
terganggu sehingga mengakibatkan isi rongga pembuluh darah meningkat dan 
tekanan darah naik.

Hipertensi, yang sebagian besar disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan 
makan garam, stress dan gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat, merupakan 
gangguan kesehatan yang diderita 10 persen-30 persen orang dewasa di semua 
negara di dunia.

Terapi hipertensi yang ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi kurang 
dari 140 mmHg/90 mmHg, kata dia, bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obat 
antihipertensi seperti diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, ACE inhibitor, 
alfa bloker, dan angiotensin II antagonis.

Penanganan hipertensi yang disertai kerusakan ginjal ditujukan untuk mencapai 
target ideal 130 mmHg/80 mmHg, dilakukan dengan lebih dari satu obat 
antihipertensi, tambahnya.

Sementara upaya pencegahan, katanya, bisa dilakukan dengan menerapkan gaya 
hidup sehat, menghindari penggunaan produk tembakau dan alkohol, membatasi 
konsumsi kafein, dan mengukur tekanan darah secara rutin untuk deteksi dini.(*)



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: [INSISTS] Fwd: ....kekerasan agak surut? [salam dari Ulil Abshar]

2007-08-29 Terurut Topik Asshaf Rahman
Assalamualaikum, wr, wb,
mas Satriyo,
Anda sama2 sudah setuju bahwa gambaran seorang muslim tepatnya seperti 
nasehat Baginda Rasulullah saw. itu, keamanan dan keselamatan.

Pesan ayat ini merupakan jaminan keamanan bagi masyarakat. Islam 
mengajarkan supaya orang-orang muslim menciptakan perdamaian terhadap 
keselamatan diri, bahkan lebih jauh lagi keselamatan dan perlindungan 
penganut agama-agama lain. Setiap orang berhak untuk merdeka menjalankan 
Ibadah sesuai dengan pilihan hati nuraninya.

mas Satriyo mungkin lebih tahu, Di zaman Baginda Rasulullah saw. memang 
terjadi peperangan, namun kekuatan Islam bukan terletak pada senjata 
pedang. Itu hanya kondisi terpaksa orang2 muslim pada saat itu untuk 
menyelamatkan diri mereka, agama mereka, dan wujud Rasulullah saw. dari 
kemusnahan kezaliman. Ajaran Islam selamanya menyebarkan keselamatan dan 
kasih sayang, ini terbukti beliau saw. dan pengikut2 beliau saw. 
menderita bertahun-tahun oleh paksaan dan penganiayaan di Mekkah, 
kemudian diusir dari sana dan tidak pula dibiarkan hidup dengan aman di 
tempat pembuangan mereka di Medinah. Begitu berharganya kemerdekaan 
nurani itu. Pembelaan kaum muslimin waktu itu bukan semata2 untuk 
keselamatan beliau saw. dan para pengikut beliau saw., tapi keselamatan 
penganut lain juga. Itu yg kita lihat pada pesan ayat berikutnya. Hikmah 
dari mempertahankan kemerdekaan nurani diizinkan karena kalau tidak, 
tempat ibadah agama-agama lain juga akan mengalami nasib yang sama, akan 
mengalami kehancuran akibat perlakuan zalim. Baginda Rasulullah saw. 
memperlihatkan gambaran kemerdekaan beragama dan beribadah saat itu dan 
untuk saat sekarang, tentunya ini juga usaha-usaha dari kalangan yg 
selama ini membela kelompok 'yg teraniaya', menghargai agama lain dan 
melindungi tempat-tempat peribadatannya.

Sejauh mana tentang orang-orang Ahmadi, mereka tidak mungkin melakukan 
perlawanan balasan dengan cara yang sama dengan perlakuan jahat mereka. 
karena orang-orang Ahmadi telah beriman kepada Imam Zaman yang 
dijanjikan Baginda Rasulullah saw.. dinegeri manapun mereka tinggal akan 
tetap selamanya memperlihatkan ajaran kedamaian dan kasih sayang, karena 
kebutuhan zaman ini bukanlah menghunus pedang, tp medan perang sekarang 
adalah kekuatan Islam dg menampilkan keindahan Al-Quran lewat akhlak 
Baginda Rasulullah saw.   Love For All, Hatred For None.

salam,
asshaf


lasykar5 wrote:

 Wa alaikumussalam...,
 Mas Rahman,
 Terima kasih atas tabayyun nya dengan ayat 'perang', surah 22/al-Hajj:
 39-40. Dan ini ingin saya komentari:

 [1] Apa relevansinya ayat yang berbicara perang ini dengan 'pembelaan' 
 Ulil
 pada kelompok yang anda kategorikan 'yg teraniaya'? Dengan premis khas 
 Ulil,
 apakah memang sekarang ini ada perang? Ayat ini jelas membolehkan 
 orang yang
 diperangi untuk membela diri dengan balas memerangi karena pihak yang
 diperangi ini telah dianiaya. Jadi lain misalnya dengan pihak yang 
 diperangi
 tapi dalam posisi yang kuat sehingga walau diperangi tapi tidak masuk
 kategori dianiaya. Dan sulit ya buat saya mencari konteks ini sekarang.

 [2] Sekedar teraniaya di negeri ini banyak ko mas, gak hanya 
 ahmadiyah, dll
 (apa ini?). Tapi yang unik mengapa Ulil seolah hanya care dengan sebagian
 dan tidak yang lain?

 Itu pertanyaan saya yang belum terjawab.

 On 8/27/07, Asshaf Rahman [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:afrahman%40gmail.com wrote:
 
  Assalamualaikum, wr, wb,
  minoritas vs minoritas
  yang satu teraniaya dan yg satu menganiaya. Dari teror kekerasan
  personal sampai pada perusakan rumah2, mesjid2 ahmadiyah, dll.
  saya kira sudah jelas yg dibela oleh Ulil adalah yg teraniaya.
 
  'Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
  sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar
  Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) orang-orang yang telah diusir
  dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena
  mereka berkata: Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada
  menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah
  telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah
  orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama
  Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)
  -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
  (Al-Hajj, 39-40)
 
  lasykar5 wrote:
  
   Suryawan,
  
   Mohon baca lagi dengan seksama apa yang saya tulis, maka pasti 
 tanggapan
   anda beda. Tapi baiklah saya ulangi saja jadi menghemat waktu juga.
  
   yang saya sampaikan adalah saya menyayangkan dan tidak suka dengan 
 sikap
   ulil yang tertera dari postingan dia di icrc yaitu di satu sisi dia
   membela
   sebuah kelompok minoritas, di sisi lain dia menekan dan menistakan
   minoritas
   lain. Begitu ...
  
   jadi tambahan keterangan saya yang lalu anda tanggapi itu, bukan yang
   primer, tapi sekunder. apalagi sampai mengatakan dosa. apa saya bilang
   

[wanita-muslimah] Wanita Bersedia Dipoligami Karena Kebutuhan Ekonomi

2007-08-29 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Apakah ucapan Nina Nurmila PhD tidak bertentangan dengan ajaran 
surgawi?

http://www.gatra.com/artikel.php?id=107304

Seminar
Wanita Bersedia Dipoligami Karena Kebutuhan Ekonomi

Jakarta, 29 Agustus 2007 14:16
Wanita yang bersedia dipoligami pada umumnya karena didasari oleh adanya 
kebutuhan ekonomi. Demikian diungkapkan dosen dari Universitas Islam Negeri 
(UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Nina Nurmila, PhD.

Dari pihak perempuan, poligami lebih banyak dilatarbelakangi oleh kebutuhan 
ekonomi untuk dapat keluar dari kemiskinan, katanya, dalam seminar Poligami 
dalam Perspektif Sosial, Ekonomi, dan Budaya yang diselenggarakan Lembaga 
Demografi FEUI di Jakarta, Rabu (29/8).

Selain mengatasi kemiskinan, lanjut Nina, perempuan yang bersedia dimadu 
biasanya menganggap poligami juga dapat meningkatkan status sosial yang lebih 
tinggi melalui status suaminya.

Peraih gelar doktor dari Universitas Melbourne itu juga mengemukakan, penyebab 
lainnya perempuan yang mau dipoligami antara lain faktor ketertarikan fisik dan 
mengakhiri masa lajang.

Poligami dengan alasan mengakhiri masa lajang adalah karena takut dicap 
sebagai `perawan tua` oleh lingkungan sekitarnya, katanya.

Nina mengungkapkan, di lain pihak kaum adam biasanya menikah kembali mayoritas 
karena berawal dari selingkuh dan adanya asumsi bahwa poligami merupakan fitrah 
laki-laki sehingga mendorong seorang pria untuk mencari pelepasan hasrat 
seksual kepada lebih dari satu pasangan.

Selain itu, ujar dia, Undang-Undang Perkawinan yang berlaku di tanah air juga 
bisa saja menjadi faktor pendorong untuk berpoligami pada pria yang merasa 
memenuhi kriteria yang disyaratkan untuk berpoligami.

Ketidaksetaraan relasi jender antara suami dan istri serta kampanye poligami 
juga dapat turut menjadi penyebab atau pendorong praktek poligami, katanya.

Nina yang telah melakukan penelitian tentang poligami di sejumlah kota di tanah 
air itu mengingatkan, dalam fikih Islam, pernikahan yang membawa mudharat 
diharamkan karena pada dasarnya agama Islam menginginkan kemaslahatan atau 
kebaikan dan manfaat bagi umatnya.

Kebolehan berpoligami, lanjutnya, adalah salah satu interpretasi hukum Islam 
yang hanya berlaku pada situasi dan kondisi tertentu yang bisa memberikan 
maslahat.

Jika memang terbukti memberikan mudharat atau dampak negatif, maka hukumnya 
bisa berubah menjadi haram, kata Nina. [TMA, Ant

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Khilafah: Sistem yang Gagal

2007-08-29 Terurut Topik Mia
Lho, saya bertanya untuk klarifikasi dari postingan2 sebelumnya yang 
kupikir membingungkan, kalau nggak dijawab itu biasanya masuk FABNAQ 
saja..:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 next question please ...!
 
 (anda sudah beralih dari topik tentang khilafah ke ranah pribadi 
yang sec
 HAM itu urusan saya ..., *but thanks for asking*. sec anda sudah 
bertanya,
 anda sendiri tegasnya bagaimana, jika hal yang sama ditanyakan pada 
anda?
 sayang ya tidak sepenuhnya apa yang saya tanggapi mengena buat 
anda ..., *and
 it does show we are on different planes ... what a shame ... *ga 
bakal
 nyambung2 ...)
 
 :-)
 
 
 On 8/29/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
SATRIYO:?sayangnya itu bukan mimpi bagi saya, apalagi bagi 
yang lain
  spt HT dan Khilafat Movement Jadi khilafah adalah buah
  dakwah, bukan tujuan dakwah...Dengan demikian sulit bagi saya
  untuk menentukan, misalnya sistem politik apa yang dipilih, karena
  khilafah adalah hasil akhir sebuah proses keutuhan ummat memahami
  (*knowing and understanding*) dan menjalani (*living*) Islam sec
  keseluruhan...mungkin akan ada sebuah bentuk sistem politik-
  pemerintahan-negara yang *khilafah based* tapi merupakan amalgam 
dari
  unsur2 terbaik semua sistem yang sekarang ini ada ...
 
  MIA: bukan mimpi...tapi bentuknya apa masih mimpi...bukan tujuan
  dakwah tapi akhir sebuah prosesunsur2 terbaik semua sistem 
yang
  ada sekarang ini?
 
  Kebingungan ini bisa terjawab kalau saja ini mau dijawab dan
  disharing jawabannya dengan kita semua: kalau saja hari ini adalah
  hari baik dimana ummat Islam utuh keyakinannya: apakah anda akan
  menolak atau menyetujui khilafah Islamiyah HTI?
 
  salam
  Mia




[wanita-muslimah] Kisah Seorang Penjual Tempe.

2007-08-29 Terurut Topik seismic_yuni
Kisah Seorang Penjual Tempe.

Adalah seorang ibu setengah baya yang sehari-harinya berjualan tempe
buatan sendiri di desanya. Suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia
akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya, ternyata pagi itu, tempe
yang terbuat dari kacang kedele masih belum jadi tempe alias masih
setengah jadi.

Ibu ini sangat sedih hatinya, sebab jika tempe tersebut tidak jadi
berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi
tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu
satu-satunya hanyalah dari menjual tempe saja agar ia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu yang memang aktif beribadah
di gerejanya teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan
dapat melakukan perkara-perkara ajaib, bahwa bagi Tuhan tiada yang
mustahil. Lalu ia pun menumpangkan tangannya di atas tumpukan beberapa
batangan kedele yang masih dibungkus dengan daun pisang tersebut,
Bapak di Surga, aku mohon kepadaMu agar kedele ini menjadi tempe.
Dalam nama Yesus, Amin.

Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hati.
Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang
ia menekan-nekan bungkusan bakal tempe tersebut dengan ujung jarinya.

Dengan hati yang deg-deg-an, Ia mulai membuka sedikit bungkusannya
untuk melihat mukjijat kedele jadi tempe terjadi. Namun apa yang terjadi?

Dengan kaget dia mendapati bahwa kedele tersebut masih tetap kedele!

Si Ibu tidak kecewa . Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas
didengar Tuhan. Lalu kembali ia menumpangkan tangan di atas batangan
kedele tersebut, Bapa di surga, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang
mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe
karena itulah mata pencaharianku. Aku mohon
dalam nama Yesus jadilah ini menjadi tempe. Dalam nama Yesus, Amin.

Dengan Iman, Iapun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu
apa yang terjadi? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedele tersebut
???. masih tetap begitu ! Sementara hari semakin siang
dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si ibu dengan tidak merasa
kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa
bagaimanapun sebagai langkah iman ia akan tetap pergi ke pasar membawa
keranjang berisi barang dagangannya itu. Ia berpikir mungkin mujijat
Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar. Lalu ibu
itupun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar.

Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah
disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk
menumpangkan tangan sekali lagi. Bapa di surga, aku percaya Engkau
akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju pasar, Engkau
akan mengadakan mukjijat buatku. Dalam nama Yesus, Amin.

Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan ia tidak lupa
menyanyikan beberapa lagu puji-pujian.

Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia
mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa
tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya
dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya bungkusan tiap bungkusan
yang ada. Perlahan ia membuka sedikit
daun pembungkusnya dan melihat isinya.

Apa yang terjadi?
Ternyata saudara-saudara. . ... tempenya benar benar
  belum jadi !
Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa
pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil.
Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil
menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar
dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang
masih setengah jadi.

Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan
pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang
tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa.

Si ibu tertunduk lesuh. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan
hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang
dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang
sepeserpun.

Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. Bu?! Maaf ya,
saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi? Soalnya dari
tadi saya sudah keliling pasar mencarinya.

Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan
wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa, Tuhan? saat
ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah
daganganku ini tetap seperti semula. Dalam nama Yesus, dalam nama
Yesus, Amin.

Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir
jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah
jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab
ya kepada wanita itu.

Bagaimana nih? ia pikir.

Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu
tadi sudah terjadi mukjijat Tuhan?

Ia kembali berdoa dalam hatinya, Ya Tuhan, biarlah tempeku ini