[wanita-muslimah] Anis Hidayah: Give migrant workers more protection

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com:80/news/2009/02/01/anis-hidayah-give-migrant-workers-more-protection.html

Anis Hidayah: Give migrant workers more protection
Kurniawan Hari ,  The Jakarta Post ,  JAKARTA   |  Sun, 02/01/2009 10:32 AM  |  
People 

Anis Hidayah: (Courtesy of Migrant Care) 

Just returned home from Palestine, clearly shows the hardship an Indonesian 
migrant worker has to face. 

Promised employment in Jordan nine years ago, the agency took her to Gaza 
without her consent, where her employer did not pay her salary for five years. 

When Umi requested the payment, her employer concocted a story, accusing Umi of 
stealing US$15,000 and she was sent to a police detention center. She remained 
there until Israel attacked Gaza a few weeks ago. After talks with her former 
employer Umi was freed from all charges. Umi's ordeal underlines the lack of 
government protection for migrant workers. Under the Palermo Protocol, the case 
of Umi Saodah can be categorized as human trafficking. 

To get more views on migrant workers and human trafficking, The Jakarta Post 
talked to Anis Hidayah, the executive director of Migrant Care - the Indonesian 
Association of Migrants Workers Sovereignty. The following is an excerpt of the 
interview:

How do you describe human trafficking in this country? 

I think in the past three years the modus operandi of human trafficking 
syndicates remain unchanged, however the strategy has developed in various 
ways. Human trafficking syndicates, either the ones who meet the victims 
directly or the bosses, have taken different approaches.

What do you mean by unchanged? 

I think human traffickers still take advantage of the fact that there is high 
unemployment. People need jobs and traffickers focus on these people. 
Syndicates offer jobs to the unemployed and promise high salaries. They use a 
variety of methods to get people, from threats to provision of false documents 
such as identity cards and passports. 

They also trick people into debt. In some cases, syndicates offer to help by 
giving bricks to build houses or even buying motorbikes for people, who then 
have to work to pay off the debt. People are ignorant of the scheme, but it is 
a systematic process used by the traffickers. Some syndicates even pretend to 
be providing humanitarian aid. 

Most of the victims are women because demand from overseas only require women 
employees. In Indonesia, poor and uneducated women are very prone to human 
trafficking. 

The modus operandi remain the same today and yet the government does little or 
nothing. 
If we read the profiles of victims the data are the same; they are female, 
uneducated and from poor regions. The situation is still the same even after 
the government had issued the 

Trafficking Law in 2007.Many human trafficking victims go overseas with full 
documentation, so the process is legal.

How do you differentiate migrant workers from victims of human trafficking? 

We analyze the process. There are three indicators: the process, the methods 
and the destinations. The process means the recruitment and training. We know 
all the workers go through the same process but then they get exploited, either 
physically or sexually, by their employers. Exploitation is the important 
factor to distinguish whether migrant workers are victims of human trafficking.

What about the case of Umi Saodah? 

She wanted to return home from the start but her employer would not allow her 
to go. He refused to pay her salary for five years, a sum of $15,000. By then, 
Umi had also overstayed her visa. 

After a dispute with her employer, who accused her of stealing money, he beat 
her. She threatened to report him to the police but instead was herself 
detained by the police. She was set free at the trial as there was no evidence. 

She returned home safely with little help from the government. The government 
should be ashamed.

What are the figures on human trafficking today? 

The number has been increasing year by year. It follows the government's policy 
of increasing the number of migrant workers each year. 

How do you deal with victims of human trafficking?

Human trafficking victims require separate handling; it is a crime. Cases 
related to the recruitment and sending of workers overseas can simply be caused 
by administrative failures. 

Principally, we never categorize the cases. We want to get away from the way of 
thinking which suggests that those who are not victims of human trafficking get 
secondary treatment.
In addition, we have adopted the Palermo Protocol on human trafficking and the 
Trafficking Law that we have to follow.

Do you think there is any difference since the issuance of the law? 

We don't think so. There is no significant difference. The bureaucracy does not 
change even though there is now a specific law on human trafficking. The law 
enforcers do not understand. 
The trafficking law should be used to charge those involved in human 

[wanita-muslimah] SBY Disarankan tak Terlalu Reaktif Tanggapi Kritik

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://ng.republika.co.id/berita/28917/SBY_Disarankan_tak_Terlalu_Reaktif_Tanggapi_Kritik

SBY Disarankan tak Terlalu Reaktif Tanggapi Kritik
By Republika Newsroom
Sabtu, 31 Januari 2009 pukul 19:14:00 


JAKARTA--Pengamat politik Syamsuddin Haris menyarankan agar Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono tidak terlalu reaktif menanggapi kritik yang ditujukan pada 
kinerja pemerintahan yang dipimpinnya.

Sangat tidak baik bagi seorang presiden menanggapi kritik kelewat reaktif. 
Saya lihat beliau (Presiden Yudhoyono) terlalu reaktif, katanya dalam sebuah 
diskusi bertema Main Yoyo Depan Cermin di Jakarta, Sabtu.

Selain Syamsuddin Haris, pembicara lain dalam diskusi itu adalah budayawan 
Arswendo Atmowiloto, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman, dan 
Ketua DPP PDIP Perjuangan Firman Jaya Daeli.

Menurut Syamsuddin, tanggapan yang reaktif telah ditunjukkan Yudhoyono antara 
lain terhadap kritik seperti soal yoyo, poco-poco atau istilah Asal Bukan S 
(ABS).

Padahal, katanya, di era demokrasi saat ini, munculnya kritik terhadap kinerja 
pemerintah adalah hal yang wajar dan sebaiknya pemerintah melakukan koreksi dan 
memperbaiki kinerjanya terkait dengan hal-hal yang dikritik tersebut.

Menyangkut kritik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ditanggapi oleh 
Yudhoyono, Syamsuddin Haris mengatakan, sepanjang menyangkut institusi tidak 
masalah.

Tapi jangan sampai konflik politik itu terjebak menjadi konflik internal, 
katanya.

Karena itu, ia menyarankan agar ke depan, baik Yudhoyono maupun Megawati, 
sama-sama berupaya memperbaiki tata hubungan personalnya.

Hampir senada dengan itu, budayawan Arswendo Atmowiloto berpendapat, kedua 
tokoh nasional itu saling melontarkan kritik sesuai dengan kulturnya 
masing-masing yakni kultur Jawa yang cenderung tidak langsung bicara ke 
persoalan tapi menggunakan istilah-istilah.

Yang menjadi masalah adalah orang-orang di sekitar mereka atau Tim Pemenang 
Pemilu-nya yang bicara A, B, C dan kemudian 'ditanggap' oleh pers, katanya.

Sedangkan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan, apa 
yang ditanggapi Yudhoyono normatif saja dan tidak terlalu reaktif.

Tidak ada kalimat SBY yang membalas dengan mengkritik Megawati. SBY hanya 
mengajak elit politik untuk lebih beretika dalam berpolitik, bersaing boleh 
tetapi jangan saling menjatuhkan, katanya.

Mantan Menpora itu menganggap kritik terhadap pemerintah yang kerap dilontarkan 
Megawati atau PDIP adalah wajar, apalagi partai tersebut jauh-jauh hari telah 
menyatakan sebagai oposisi.

Asal, kata Hayono Isman, jangan membawa-bawa masalah pribadi ke permukaan 
karena politik tidak akan sehat kalau masalah pribadi dibawa keluar.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP Firman Jaya Daeli mengatakan, apa yang 
disampaikan Megawati sama sekali bukan mengejek atau menjelekkan tetapi 
mengingatkan pemerintah atas kinerjanya yang dinilai gagal dalam berbagai hal.

Hanya saja Ibu Mega menyampaikan itu dalam ungkapan-ungkapan seperti 'yoyo' 
atau 'poco-poco' agar lebih menarik. Sebagai partai oposisi, kami harus 
sampaikan koreksi itu. Jadi ini biasa saja, SBY tidak perlu 'kebakaran 
jenggot', katanya.

PDIP, katanya, hanya mengungkapkan realitas sosial ekonomi yang dirasakan 
masyarakat, seperti soal harga sembako yang sulit terjangkau, soal kemiskinan, 
pengangguran dan lain-lain.

PDIP akan menyampaikan apa yang menurut kita perlu disampaikan atau 
dikoreksi, katanya. ant/fif



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Cegah Kanker Leher Rahim dengan Vaksin

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://202.169.46.231/spnews/News/2009/02/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Cegah Kanker Leher Rahim dengan Vaksin

Wajah putih Katrida (44) terlihat pucat pasi. Tubuhnya lemah terbaring di 
tempat tidur dengan beberapa selang medis melilit. Ibu satu anak ini tidak 
mampu menggerakkan tubuhnya. Meski bibirnya kering, dia mencoba tersenyum 
sambil menyodorkan tangan kanannya yang tinggal kulit membungkus tulang ketika 
SP menyalaminya, di ruang perawatan pasien kanker di Rumah Sakit (RS) Dharmais, 
Jakarta, Kamis (29/01). 

Ditemani sang suami, Supriyanto (33), Katrida mengisahkan, awalnya keluar darah 
dari vagina setiap kali berhubungan suami istri. Dia mengakui, mereka 
mengabaikannya dan tidak berpikir untuk memeriksakan diri. 

Saat memeriksakan kandungannya yang berusia dua bulan di RS Koja, barulah dia 
sadar bahwa dirinya telah menderita kanker serviks setelah ditunjukkan hasilnya 
oleh dokter. Saat itu kata dokter belum bisa dilakukan tindakan medis, karena 
alasan keselamatan janin, sehingga rencana akan dioperasi sekaligus saat 
melahirkan. Namun sayang, mantan guru SMP swasta ini melahirkan normal dan 
premature. Bayinya keluar tapi kankernya tetap ada, hingga harus dirawat di RS 
Dharmais. 


Pembunuh Nomor Satu 

Saat ini, kanker serviks atau biasa disebut kanker leher rahim merupakan 
pembunuh nomor satu pada perempuan setelah kanker payudara. Setiap harinya 
terjadi sekitar 40-45 kasus, 20-25 di antaranya diperkirakan mengalami 
kematian. 

Sekitar 80 persen penderitanya berada di Pulau Jawa dan Bali. Sementara di 
dunia setiap menitnya seorang perempuan meninggal, akibat kanker ganas ini. 

Spesialis Obstetri Ginekologi, Prof dr Farid Aziz mengatakan, sebenarnya kanker 
ini dapat dicegah. Namun, karena umumnya pasien yang datang memeriksakan diri 
sudah pada stadium lanjut, sehingga terlambat diobati akhirnya menyebabkan 
kematian. 

Sekitar 98 persen orang terkena serviks pasti mengalami kematian. Awal terkena 
virus serviks itu tidak ada gejala, gejala itu muncul ketika sudah serviks. 
Umumnya mereka memeriksakan diri setelah ada gejala seperti keluar darah, 
keputihan, dan berbau serta susah buang air kecil, ujarnya. 

Serviks umumnya menyerang perempuan usia produktif, yakni 30-50 tahun, pada 
saat mereka mempunyai tanggung jawab ekonomi sosial terhadap anak dan anggota 
keluarganya. Angka kematian akibat serviks di negara berkembang termasuk 
Indonesia lebih tinggi ketimbang di negara maju, yakni sebesar 83 persen. 

Faktor ekonomi dan minimnya akses pencegahan merupakan faktor pendukung 
tingginya angka tersebut. Berbeda dengan negara maju seperti Amerika yang 
sudah bisa mencegah risiko lebih dini sehingga kasusnya menurun. Negara 
berkembang seperti Indonesia, memang masih kurang pencegahannya sehingga jumlah 
kasus ada di urutan pertama, jelasnya. 

Sekali lagi, serviks adalah jenis kanker yang bisa dicegah dan diobati. Deteksi 
dini merupakan pencegahan sekunder yang sangat penting dilakukan oleh setiap 
wanita dewasa atau sudah melakukan hubungan seks, dengan menggunakan Pap Smear 
atau infeksi visual asetat (IVA). 

Pap Smear adalah pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel mulut 
rahim di bawah mikroskop. Pap Smear ini diperlukan untuk dapat mendeteksi lebih 
dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel tersebut menjadi 
kanker. 

Meskipun Pap Smear mudah diakses, tersedia di rumah sakit di seluruh Indonesia 
dengan harga terjangkau, ternyata masih banyak perempuan yang belum mau 
melakukannya. Kecenderungan malu diperiksa atau takut akan divonis menderita 
panyakit ganas dari hasil pemeriksaan masih menjadi kendala tersendiri. 

Padahal kalau diperiksa dini, lebih cepat mengetahui penyakitnya maka lebih 
cepat diobati sehingga risiko kematian itu bisa dikurangi, katanya. 


Pencegahan Primer 

Namun, Pap Smear sebagai pencegahan sekunder tidaklah cukup. National Cancer 
Institute menyebutkan risiko terkena kanker serviks lima kali lebih tinggi pada 
perempuan yang tidak dideteksi, tetapi tidak dapat mencegah infeksi Human 
Papilloma Virus (HPV). Ahli Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Imunologi dari 
FKUI Prof Samsuridjal Djauzi, mengatakan vaksinasi sebagai pencegahan primer 
disertai dengan deteksi dini mencegah risiko kanker serviks lebih efektif. 

Vaksinasi kata Samsuridjal, dibutuhkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau 
antibodi sebagai perlindungan utama terhadap infeksi Human Papilloma Virus 
(HPV). Vaksin yang dibutuhkan adalah yang dapat memberikan perlindungan yang 
luas untuk tipe HPV penyebab kanker (onkogenik) dengan masa proteksi paling 
lama. 

Vaksin kanker serviks merupakan penemuan terkini yang berkhasiat melindungi 
tubuh dari HPV tipe 16 dan 18, yang secara bersamaan 71 persen menyebabkan 
kanker serviks. Selain itu, vaksin juga memberikan perlindungan silang terhadap 
infeksi HPV tipe lain, seperti 45, 31 dan 52 yang turut menjadi penyebab 
kanker. 

Uji klinis menunjukkan masa proteksi vaksin HPV hingga sekarang 

Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza

2009-02-01 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Memerdekakan singkawang, aceh dan papua dari cengkraman penjajah mana mas? Dari 
penjajahan Indonesia?

Jika anda berpikiran begitu, Terus bagaimana dengan Jakarta, apakah Jakarta 
perlu dimerdekakan juga dari jajahan Indonesia?
Jika tidak perlu, apakah maksud Anda Indonesia itu = Jakarta?

Jika anda menyimpulkannya dengan cara yang lugu seperti itu, pertanyaannya 
sejak kapan Indonesia itu hanya Jakarta?

Jika Indonesia TIDAK SAMA DENGAN Jakarta, lalu menurut Anda apakah aceh dan 
papua itu bukan Indonesia?


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Sunday, February 01, 2009 12:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Kalau begitu kita bisa memerdekakan singkawang, aceh dan papua, bukan ?

  Bagaimana ?


  salam,



  -Original Message-
  From: Iman K. alexander_soebr...@yahoo.com.sg

  Date: Sat, 31 Jan 2009 23:00:15 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Salam...

  Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan 
supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung 
supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang 
berkepanjangan dengan belanda? 

  Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut 
juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan 
yang tidak seimbang melawan belanda?

  Bung Ari, Ketahuilah :

  Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah 
tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara 
massal.

  Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah 
tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya 
peperangan yang berkepanjangan?

  Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it 
takes two to tanggo dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki 
penjajah...

  Salam,


  Iman K.
  http:www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  ;-))
  sampe segitunya mbak Flora...

  Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil,
  daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak.

  Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam,
  Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango

  Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, 
  tanpa mengingatkan yang lain,
  tidak saja berarti tidak adil, 
  tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah.

  Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an.
  Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali.
  Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini.

  Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira,
  sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan 
berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain.
  Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours...

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas GMail 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza

  Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang
  diposting oleh pak Ambon.

  Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan.

  Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut
  di-plengosi jama'ah WM :-)

  Hiks .

  Salam,

  Flora

  --

  PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel

  Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB

  Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang
  dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki,
  Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum
  pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel,
  Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas
  dengan Perez tentang agresi Israel di Jalur Gaza.

  Kalian membunuhi orang-orang. seru Erdogan keras kepada Perez. Apa yang
  kalian lakukan tidak manusiawi!

  Menanggapi perkataan Erdogan, Perez langsung memotong dengan panas, Apakah
  Anda sungguh benar-benar mengerti akan situasi dimana ratusan roket
  berhamburan dan menyerang perempuan dan anak-anak? Ada apa dengan Anda?
  repetnya.

  Erdogan tidak terima perkataan Perez, dan ia meminta waktu kepada moderator
  untuk kembali bicara. Namun, ia hanya diberikan waktu satu menit saja.
  Kalian, Israel, tidak pernah mau mendengarkan.

  Setelah 

[wanita-muslimah] Abbas: No reconciliation talks until all Palestinian groups accept PLO authority

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.haaretz.com/hasen/spages/1060610.html

Last update - 00:16 01/01/2009 


 
 
  Abbas: No reconciliation talks until all Palestinian groups accept PLO 
authority  
 
  By Reuters  
 
  Tags: israel news, fatah  

 

  Palestinian President Mahmoud Abbas said on Sunday that dialogue with his 
rivals in the Islamist movement Hamas was impossible unless they recognise the 
supremacy of the Palestine Liberation Organization. 

  Now we say ... no dialogue with those who reject the Palestine 
Liberation Organization, Abbas told a news conference in the Egyptian capital 
Cairo. 

  They must admit without equivocation or ambiguity that the organization 
is the sole and only representative of the Palestinian people. Then there will 
be dialogue, he added. 
   
   
   

  Egypt last week proposed February 22 as the date for the start of a 
dialogue between Palestinian groups, several of the groups said in reports 
published on Tuesday. 

  Foreign Minister Ahmed Aboul Gheit of Egypt, which has been mediating 
between the groups, told reporters: We will invite the Palestinian groups. We 
hope we will succeed in this in the third week or at the end of the third week 
of February. 

  Egypt came close to organizing a Palestinian dialogue in November but the 
Islamist group Hamas pulled out a few days before it was due to begin, saying 
the rival Fatah group has failed to meet its demand that it free Hamas 
prisoners. 

  Egypt, Saudi Arabia and the European Union see Palestinian reconciliation 
as one of the keys to progress towards an end to the Israeli-Egyptian blockade 
of Gaza and towards a possible resumption of Israeli-Palestinian peace talks. 

  The main parties are Hamas, which runs the Gaza Strip, and the Fatah 
group of Palestinian President Mahmoud Abbas, who since June 2007 has 
controlled only the West Bank. 

  The two sides agree in principle on the idea of a national unity 
government for the Palestinian Authority, but they disagree on whether Abbas 
still has a mandate to govern and on whether armed struggle is still a 
legitimate strategy for dealing with Israel. 

  They also disagree on the terms for reopening the Rafah crossing between 
Gaza and Egypt. Abbas wants his forces to resume control there, but Hamas 
opposes that idea 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] STOP ILLEGAL LOGGING !!! TANGKAP DAN ADILI PARA PELAKU ILLEGAL LOGGING !!!

2009-02-01 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma

PENGUMUMAN KEPADA SELURUH PENDUKUNG PETISI

Aan de leden van STOP ILLEGAL LOGGING !!! TANGKAP DAN ADILI PARA PELAKU ILLEGAL 
LOGGING !!!
 
Illegalloggingwatch Indonesia
31 januari om 22:52


Depok, 31 Januari 2009

Kepada Yth.
Seluruh pendukung Petisi Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk 
Pemberantasan Illegal Logging

Salam hutan hijau,

Sejak Petisi Kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Pemberantasan 
Illegal Logging di launching tanggal 19 Januari 2009, telah ratusan 
individu/lembaga yang mendukung petisi ini.

Hal ini sangat menggembirakan, mengingat pemberantasan illegal logging dan 
pelestarian hutan Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan yang terkait 
dengan kebijakan yang di keluarkan oleh otoritas yang mengelola hutan 
indonesia, otoritas yang \seharusnya\ menjadi garda terdepan dalam 
perlindungan hutan Indonesia dan kondisi di lapangan terkait 
perusahaan-perusahaan kehutanan, pertambangan dan perkebunan serta masyarakat 
di sekitar kawasan hutan.

Sejak tahun 2005, pemberantasan illegal logging setidaknya telah di payungi 
dengan Inpres No. 4 Tahun 2005 tentang Pemberantasan penebangan kayu secara 
illegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah Indonesia, akan 
tetapi dengan payung hukum Inpres ini belumlah maksimal sehingga perlu payung 
hukum yang lebih kuat dalam bentuk Undang-Undang Anti Illegal Logging.

Melalui pengumuman ini di beritahukan kepada seluruh pendukung petisi ini bahwa 
nama-nama dari individu/lembaga yang mendukung petisi ini akan di umumkan dan 
senantiasa di up grade di blog Illegal Logging Watch (ILW) ini. Untuk 
melihatnya silahkan bisa melihatnya di 
http://www.illegalloggingwatch.blogspot.com atau 
http://petisi-illegalloggingwatch.blogspot.com

Selanjutnya, apabila di rasakan pendukung dari petisi ini sudah memadai, maka 
Illegal Logging Watch (ILW) sebagai lembaga yang menggagas petisi ini akan 
mengundang seluruh pendukung guna merumuskan langkah-langkah yang perlu di 
lakukan untuk mendorong adanya UU Anti Illegal Logging yang isinya tidak 
bertentangan dengan UU terkait yang di gunakan sebagai payung hukum yang 
melindungi hutan kita.

Terima Kasih
Diddy Kurniawan, Koordinator Illegal Logging Watch (ILW)
HP. 0817135156 
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] The language of politics (2/2)

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
Sambungan dari 1/2 : 

http://weekly.ahram.org.eg/2009/932/bo1.htm

29 January - 4 February 2009
Issue No. 932
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

The language of politics
Extract: 
'The varieties of Arabic languages'
The thesis that the varieties of Arabic languages spoken currently in many 
different countries represent languages different both from each other and from 
the Qureish Arabic, the language of the Prophet's tribe and in which the Koran 
was thus revealed, is no novelty. It was already affirmed in the fourteenth 
century by no less an authority than the great Arabic thinker Ibn Khaldoun in 
his well known Introduction [ Muqaddimah ]. Nobody has ever explained better 
than him the difference between knowing a language by birth and oral 
transmission, and knowing it by study and learning. Study may enable someone to 
know the structure of a language, but the structure itself is not the language. 
The learner may thus be compared to someone who can say something about the art 
of sewing without having the ability to sew. In Ibn Khaldoun's terms, they have 
the knowledge of the faculty but not the faculty itself.

I can only agree with him in affirming that the differences between the spoken 
Arabic -- and I am mainly thinking of the idiom spoken in Egypt -- and Qureish 
or Koranic Arabic are as significant as those between Italian and Latin. 
Whatever the semantic and syntactic affinities between Italian and Latin, an 
Italian speaker has to study Latin in order to understand it.

If we compare spoken Egyptian and classical Arabic we can note that in 
classical Arabic the predicate usually precedes the subject, whereas in 
Egyptian the subject precedes the predicate. Moreover, the negative and 
interrogative particles are not the same and they obey different word-order 
rules. This is also true for demonstratives. Nouns in classical Arabic decline, 
but they don't in spoken Egyptian. Phonological differences are no less 
important... As for vocabulary, it is true that an enormous quantity of words 
are common between the two languages. However, most of these have changed 
through the centuries, some changing the order of letters and some dropping or 
adding letters. And that's before we start talking about meaning change and 
neologisms. To all this we must add a substantial number of words that go back 
to ancient Egyptian. For example, Egyptian peasants still use Coptic names to 
indicate the months of the year.

Before the Arab conquest there were three languages current in Egypt: Greek, 
which continued to be the administrative language after the Roman conquest, 
Latin and Coptic -- the native language. As for the Arab conquerors, they were 
not all from the Qureish ; many if not most belonged to other tribes which 
spoke different idioms, so that the Egyptians had to make, you might say, their 
own cocktail of Arabic, which was not necessarily the same as the Qureishi 
tongue. More of them came to talk their Arabic as more of them converted to 
Islam for a variety of reasons, amongst which one has to note the exemption 
from the tax each adult Christian male had to pay, the jizya. When in AD 705, 
Abdelmalek Ibn Marawan issued a decree imposing Arabic as the official 
administrative language, many Copts had to learn it in order to keep their 
offices. The distinction between the written and the spoken languages, which 
had existed in Egypt from the beginning of its history, was thus revived in a 
new form.

My understanding of the political significance of this divorce between 
political and demotic Arabic and the key place of writing in the perptuation of 
despotism crystallised when I read the work of our great poet Adonis, entitled 
The Book. It is one of the most revolutionary books I've read in Arabic 
literature. Apart from its provocative title, it lays bare the truth of our 
political history as having been a series of assassinations in a struggle for 
power. But it's written in such a high style that it's a difficult text even 
for the educated, without taking into account the vast majority of illiterate 
folk. So, it's no wonder that The Book has remained a 'dead letter'. I may say 
that I once heard Adonis declare that he won't ever write except in 
'grammatical' Arabic because he prefers writing in a 'dead language'. One may 
wonder if his choice doesn't also represent his method for dealing with the 
condition [the German-born American political philosopher] Leo Strauss 
describes in his Persecution and the Art of Writing. The authorities are happy 
to ignore such books because in the unlikely event that they themselves have 
understood them, they know that their message will only reach a very limited 
number of people. 

It was thus the greatest modern example of classical Arabic which made me 
determined henceforward to abandon the classical language and to write in 
demotic Egyptian. Adonis's poem is merciless about the misplaced pride taken in 
this language 

[wanita-muslimah] Who wants rule by scholars?

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/932/op22.htm

29 January - 4 February 2009
Issue No. 932
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Who wants rule by scholars?
Those who think that Iran's rising regional profile is no matter of concern are 
not looking closely enough, writes Galal Nassar 



The absolute velayat-e faqih [rule by the scholar] is a byword for 
polytheism, one of the founders of the Iranian republic and a top Shia scholar 
recently said. Ayatollah Hussein Ali Montazeri was the heir apparent of 
Ayatollah Khomeini until he was ousted from that position shortly before the 
death of Khomeini. Montazeri was then placed under house arrest because he 
objected to the appointment of Ayatollah Ali Khamenei as supreme guide of the 
revolution.

On Monday 22 December 2008, Montazeri was having a meeting with Ibrahim Yazdi, 
leader of the opposition Iran Freedom Movement ( Nezhat-e Azadi ) and the first 
foreign minister of post-revolutionary Iran. During that meeting, Montazeri 
said he opposed the idea of an absolute velayat-e faqih, saying that, the 
opinion of the faqih supersedes the views of others in Sharia [Islamic law] 
interpretation only. As for matters related to political affairs and 
maintaining relations with other countries, this is not the domain of the 
vali-faqih [scholar- ruler] and must be left to the specialists.

When the Iranian constitution was revised in the mid- 1980s, I opposed the 
enlargement of the vali-faqih powers and the transfer of these powers into 
absolute rule, for I believe that Prophet Mohamed himself was not a supporter 
of absolute rule. The Quran told the prophet to govern according to Islamic 
law, not according to his own views. So the belief in the absolute velayat-e 
faqih is a byword for polytheism, Montazeri stated.

This was Montazeri's answer to those who support the absolute power of Iran's 
supreme guide, Ayatollah Ali Khamenei. The latter take their cue from the late 
supreme guide Khomeini, who once said that the formation of government and its 
running is part of the absolute velayet of the prophet and one of the primary 
tenets that outranks all other tenets, including prayer, fasting and 
pilgrimage.

The phrase absolute velayet-e faqih  was used by Khomeini for the first time 
in 1982, three years after the ousting of the shah, and right after the mullahs 
finished liquidating all the political allies who helped stage the revolution. 
Two years after Khomeini espoused velayat-e faqih, the idea became enshrined in 
the Iranian constitution against the objections of Shia clerics and 
politicians, who saw it as a threat to Iranian political life. Their biggest 
fear was that velayat-e faqih would lead to the abolition of the constitution 
and the introduction of emergency measures by the vali-faqih, which is 
happening now.

It was the Shia scholar Mohamed bin Makki Al-Amili (born in Jazzin in south 
Lebanon in 725 AH, killed in Damascus in 786 AH, and often referred to as the 
first martyr) who gave birth to the concept of velayat-e faqih. He proceeded 
to name himself a deputy for the hidden imam. Al-Amili coined the term  
al-faqih al-jamie lil sharaet , or the scholar holding all the reins. He was 
the first to order tithes to be paid to the faqih and it was his opinion that 
Friday Prayers should be cancelled until the return of the hidden imam. His 
views on velayat-e faqih were briefly discussed in his books Al-Lamaah 
Al-Damashqiyah (The Damascene Glow) published 782 AH as well Dhikra Al-Shia 
(Shiism Remembered) published 784 AH.

Having studied in Iraq, Al-Amili returned to Jazzin in 760 AH and started 
propagating his ideas, gaining many followers. He soon formed an armed gang to 
seek power. Some of his supporters turned against him as a result, accusing him 
of extremism. He retaliated with fatwas, or decrees, sanctioning their murder.

One of the men killed by decree was called Mohamed Al-Yalushi. The followers of 
Al-Yalushi, led by Taqieddin Al-Khyami, collaborated with the Mameluke rulers 
of Damascus and had Al-Amili arrested. The Mameluke authorities collected the 
signatures of 70 of Al-Amili's followers as well as those of hundreds of 
scholars, all testifying that the man was an apostate. He was tried for 
apostasy and insurrection. 

As was the custom, according to the Shaffite doctrine, an apostate or a heretic 
was condemned to one year in prison before execution, to give him a chance to 
repent and be pardoned. Al-Amili was first given this privilege by the Damascus 
qadi (jurist). But the qadi al-qodah (supreme jurist) ordered his execution. 
The first Shia cleric to advocate velayat-e faqih was thus executed in 786 AH.

This incident is described in Shia books as Hijrat Ulamaa al-Shiaa min Jabal 
Amil ila Iran fi al-Asr al-Safawi (The Emigration of Shia scholars from Jabal 
Amil to Iran in Safavid Times) by Mahdi Ferhani. According 

[wanita-muslimah] Palestina Siap Membuka Dialog Dengan Israel

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.detiknews.com/read/2009/02/02/025000/1077765/10/palestina-siap-membuka-dialog-dengan-israel

Senin, 02/02/2009 02:50 WIB

Palestina Siap Membuka Dialog Dengan Israel
Rachmadin Ismail - detikNews

Presiden Palestina Mahmud Abbas kembali buka suara. Kali ini dia menegaskan, 
siap berdialog dengan Israel dengan satu syarat, mengakui kemerdekaan Palestina.

Kami tegaskan, tidak ada dialog dengan pihak-pihak yang menolak kebebasan 
Palestina, ujarnya di Kairo sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (1/2/2009).

Selain itu, Abbas juga meminta seluruh pihak untuk mengakui demokrasi di 
Palestina. Organisasi yang selama ini berada di Palestina harus dianggap 
sebagai perwakilan rakyat Palestina.

Setelah itu diakui, baru kami siap berdialog, pungkasnya.

PLO sudah mewakili Palestina sejak tahun 1964, tapi pamor mereka menurun 
akhir-akhir ini jika dibandingkan dengan Hamas. Namun sayangnya Hamas tidak 
pernah dilibatkan dalam proses perundingan apapun.

Sebelumnya, serangan Israel kepada Palestina mengakibatkan 1.300 warga tewas. 
Diantara korban, ada 700 warga sipil yang terbunuh. (mad/mad)




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with Peres over Gaza

2009-02-01 Terurut Topik Ari Condro
Saya ngeliat dari sisi daerah aja.

- yang menderita karena jadi minoritas
- yg sumber dayanya dikeruk, memperkaya orang jakarta
- yang jadi sasaran operasi militer
- yang penduduknya tertinggal dan terlibas dalam pembangunan
- yang mereka sendiri minta merdeka
- yang mereka merasa miris dan tidak lagi bangga jadi bagian bangsa ini


salam,



-Original Message-
From: Iman K. alexander_soebr...@yahoo.com.sg

Date: Sun, 1 Feb 2009 23:43:21 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


Salam...

Memerdekakan singkawang, aceh dan papua dari cengkraman penjajah mana mas? Dari 
penjajahan Indonesia?

Jika anda berpikiran begitu, Terus bagaimana dengan Jakarta, apakah Jakarta 
perlu dimerdekakan juga dari jajahan Indonesia?
Jika tidak perlu, apakah maksud Anda Indonesia itu = Jakarta?

Jika anda menyimpulkannya dengan cara yang lugu seperti itu, pertanyaannya 
sejak kapan Indonesia itu hanya Jakarta?

Jika Indonesia TIDAK SAMA DENGAN Jakarta, lalu menurut Anda apakah aceh dan 
papua itu bukan Indonesia?


Salam,


Iman K.
www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Sunday, February 01, 2009 12:34 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Kalau begitu kita bisa memerdekakan singkawang, aceh dan papua, bukan ?

  Bagaimana ?


  salam,



  -Original Message-
  From: Iman K. alexander_soebr...@yahoo.com.sg

  Date: Sat, 31 Jan 2009 23:00:15 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  Salam...

  Bung Ary Setijadi, menurut anda apakah masyarakat dunia harus mengingatkan 
supaya Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol , Pattimura, Teuku Umar, Pitung 
supaya jangan menyerang Belanda karena hal itu akan menyulut permusuhan yang 
berkepanjangan dengan belanda? 

  Apakah anda berani mengatakan bahwa pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut 
juga sebenarnya harus dipersalahkan atas terjadinya beberapa kali peperangan 
yang tidak seimbang melawan belanda?

  Bung Ari, Ketahuilah :

  Israil itu sekarng menjajah Palestina, mengusir rakyat palestina dari tanah 
tumpah darahnya sendiri, memenjarakan orang-orang yang tersisa di gaza secara 
massal.

  Bagaimana mungkin anda tiba kepada kesimpulan bahwa orang yang membela tanah 
tumpah darahnya (hamas) anda katakan juga sebagai penyebab terjadinya 
peperangan yang berkepanjangan?

  Sungguh dalam hal ini anda tidak bisa membedakan apa yang disebut dengan it 
takes two to tanggo dengan Kewajiban membela tanah tumpah darah dari kaki 
penjajah...

  Salam,


  Iman K.
  http:www.parapemikir.com

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, January 31, 2009 6:53 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza


  ;-))
  sampe segitunya mbak Flora...

  Saya kira yang lain di WM malah sekedar berusaha bersikap adil,
  daripada sekedar menjadi partisan fanatik buta pada salah satu pihak.

  Israel memang melakukan hal yang keterlaluan dan pantas dikecam,
  Tapi jangan dilupakan, it takes two to tango

  Jadi hanya mengecam salah satu pihak saja, 
  tanpa mengingatkan yang lain,
  tidak saja berarti tidak adil, 
  tapi juga tidak produktif untukmenyelesaikan masalah.

  Di Indonesia, Israel itu sudah jadi bahan bulan2-an.
  Namun tidak ada yang mengingatkan peran hamas sama sekali.
  Padahal hamas juga peran besar terjadinya perang berkepanjangan spt. ini.

  Bukankah Rasul pernah berkata yang kira-kira,
  sungguh beruntung orang-orang yang sibuk dengan kelemahan dirinya, dan 
berusaha memperbaikinya, dibanding orang yang mengurusi kelemahan orang lain.
  Dan Hamas itu merupakan anggota masyarakat muslim, one of ours...

  - Original Message - 
  From: Flora Pamungkas GMail 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, January 30, 2009 10:44 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Turkish PM leaves stage during debate with 
Peres over Gaza

  Berikut ini versi terjemahan dalam bahasa Indonesia atas inti berita yang
  diposting oleh pak Ambon.

  Saya ambil dari eramuslim. Maaf kalo tak berkenan.

  Soalnya sebetulnya saya miris posting berita dari media Islam, takut
  di-plengosi jama'ah WM :-)

  Hiks .

  Salam,

  Flora

  --

  PM Turki Sumpah Serapahi Presiden Israel

  Jumat, 30/01/2009 09:12 WIB

  Cetak | Kirim Hubungan Israel-Turki Israel memasuki babak baru yang
  dramatis. Dalam pertemuan di Davos, Swiss pekan ini, Perdana Menteri Turki,
  Recep Tayyip Erdogan tanpa diduga secara berani meninggalkan forum
  pembicaraan ekonomi dunia setelah beradu mulut dengan Presiden Israel,
  Shimon Perez, Selasa malam (27/01). Erdogan tanpa rasa takut berdebat panas
  dengan Perez tentang 

[wanita-muslimah] Pengkhianatan

2009-02-01 Terurut Topik heri latief
Pengkhianatan



berita tentang indonesia di perantauan

terlihat ada wajah licik pengkhianatan

mungkin ini akibat makan keju busuk

maka dikunyahlah van mook punya impian



berlaku seperti legenda si malin kundang

semua itu katanya gara-gara materi

siapa doi yang mukanya belang tiga?

memanipulasi sejarah atas nama siapa?



padamu negeri indonesia kita

marikita bersama membangun bangsa

jangan mau diperbudak napsu pengkhianat

waspada terhadap tipu muslihat kaum pengkhianat



Heri Latief

Amsterdam, 2 Februari 2009

http://progind.net/
kolektif info coup d'etat 65: kebenaran untuk keadilan
http://herilatief.wordpress.com/
http://akarrumputliar.wordpress.com/



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PDK Capreskan Jusuf Kalla

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=23976

02 Februari 2009 04:46:43



PDK Capreskan Jusuf Kalla



JAKARTA - Desakan terhadap Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla untuk maju 
sebagai calon presiden tak hanya disuarakan kalangan internal partai beringin. 
Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) bahkan menyatakan kesiapan untuk bergabung 
dalam koalisi partai pendukung Jusuf Kalla sebagai capres pada Pemilu 2009.


''Kalau Golkar mencalonkan Jusuf Kalla sebagai calon presiden, PDK akan 
mendukung. Syaratnya, harus ada dukungan dari Golkar karena kita tidak mau 
dianggap mencuri kader partai lain,'' ujar Presiden PDK Ryaas Rasyid di Jakarta 
kemarin (31/1).
Menurut Ryaas, Kalla memiliki semua kriteria yang dibutuhkan untuk memimpin 
Indonesia, yakni kemampuan teknis pemerintahan yang mumpuni, keberanian 
mengambil risiko, dan berani bertanggung jawab pada keputusan yang diambil.  
Dia mencontohkan keberanian Kalla menghadapi cemoohan ketika mempertahankan 
argumentasi pemerintah yang menaikkan harga BBM, ketika presiden tidak berani 
bertanggung jawab pada keputusannya. Sikap siap tidak populer tersebut tidak 
dimiliki calon presiden lain. Padahal, justru sikap itu yang kita butuhkan agar 
Indonesia lebih baik, katanya. 


Ryaas menilai, pernyataan Kalla bersedia kembali maju sebagai calon wakil 
presiden SBY sekadar sopan santun politik karena SBY-JK masih bersama di 
pemerintahan sampai pertengahan 2009. ''Kalau Golkar menang dalam Pemilu 2009, 
kemudian menugaskan ketua umum sebagai calon presiden, masak Jusuf Kalla bisa 
menolak. Kalau dia tidak percaya diri (bisa memenangkan pilpres), itu 
mencederai kebesaran Golkar, ungkapnya.(noe/mk


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Memerkarakan Biaya Perkara

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.radartimika.com/index.php?mod=articlecat=Opiniarticle=15066

Selasa, 27/01/2009 | 03:50 (GMT+9)


Memerkarakan Biaya Perkara


Departemen Keuangan melansir 260 rekening liar dari berbagai departemen dan 
lembaga negara. Rekening itu tersebar di Mahkamah Agung 102 rekening, 
Departemen Hukum dan HAM 66 rekening, Departemen Dalam Negeri 36 rekening, 
Departemen Pertanian 32 rekening, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 21 
rekening, dan Badan Pelaksana Migas 2 rekening. Departemen dan lembaga tersebut 
dinilai tidak transparan dan tidak dapat menjelaskan status rekening-rekening 
itu. Disebut rekening liar karena rekening tersebut digunakan untuk menyimpan 
uang negara dan menampung sejumlah penerimaan negara, tetapi tidak disetor ke 
kas negara. 


Selain itu, rekening tersebut tidak pernah dilaporkan kepada Menteri Keuangan 
selaku bendahara umum negara. Penggunaannya pun bermacam-macam. Ada yang 
dipakai untuk menyimpan pungutan tak resmi atau dana nonbujeter, biasanya 
menjadi dana taktis yang peruntukannya sering tidak sesuai dengan fungsi 
departemen atau lembaga negara tersebut. 


Sebelumnya, Departemen Keuangan melansir temuan rekening yang tidak dilaporkan 
atau liar versi audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Laporan Keuangan 
Pemerintah Pusat (LKPP) 2006. Jumlahnya 2.396 rekening senilai Rp 2,7 triliun. 
Sedangkan total rekening liar sejak 2004, yang ditemukan 5.591 rekening senilai 
Rp 20 trilun.Walaupun sudah terjadi sejak zaman Orde Baru, keberadaan rekening 
liar yang diduga berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi dan merugikan 
keuangan negara tersebut belum dapat ditertibkan. Kali ini Depkeu meminta 
Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) meneliti 260 rekening liar senilai Rp 314,2 
miliar dan US$ 1,1 juta.

Biaya Perkara 

Dalam laporan Depkeu ke KPK, MA merupakan lembaga yang mempunyai rekening liar 
paling banyak, yakni mencapai 102 rekening. Data sementara, KPK menemukan bahwa 
rekening liar di beberapa departemen dan lembaga negara tersebut dibuka dengan 
nama yang bervariasi. Mulai jabatan, nama pribadi, bahkan nama proyek. Namun, 
di institusi MA, dari 102 rekening liar itu, justru sebagian besar atas nama 
pribadi.


Praktik penggunaan rekening liar tersebut jelas merupakan pelanggaran hukum. 
Pejabat tidak dibenarkan mengumpulkan dana tanpa menyetorkannya ke kas negara. 
Hal ini jelas melanggar UU No 20/1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, UU 
No 17/2003 tentang Keuangan Negara, dan UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan 
Negara bahwa setiap penerimaan negara harus dilaporkan kepada bendahara negara 
dalam hal ini Menteri Keuangan. 
Tak dapat dihindarkan, penyelidikan KPK di MA akhirnya menyentuh masalah biaya 
perkara yang sempat menjadi pemicu konflik antara MA dan BPK pada rentang 
2005-2007. 


Penyelidikan KPK terhadap pengelolaan biaya perkara di MA sebenarnya dimulai 
sejak pertengahan 2007. Bermula dari laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) 
yang menemukan adanya biaya perkara Rp 31,1 miliar pada 2005-2007 yang tak 
jelas pengelolaannya. Angka sebesar itu diperoleh ICW dari penghitungan 
terhadap jumlah perkara yang masuk ke MA berdasarkan laporan tahunan MA 
2005-2007.


Diduga kuat terjadi penyimpangan pengelolaan biaya perkara ini. Ada sejumlah 
uang yang sangat besar mengalir atas nama biaya perkara yang dipungut pada 
setiap perkara tertentu. Ribuan perkara per tahun yang masuk tersebut memiliki 
bilangan angka tersendiri berdasarkan jenis perkaranya yang harus dibayarkan 
kepada MA. Sebagaimana dijelaskan MA, jumlah biaya perkara tersebut berkisar 
antara Rp 500 ribu sampai Rp 5 juta. Indikasi korupsi semakin kuat manakala MA 
menolak BPK mengaudit biaya perkara. Akibatnya, setiap tahun MA selalu 
mendapatkan predikat disclaimer dari BPK. 


Padahal, penilaian disclaimer sebetulnya sangat memalukan karena berarti MA 
dianggap tak sanggup mengelola keuangan secara transparan dan akuntabel. Hasil 
pemeriksaan BPK itu juga mengindikasikan kemungkinan korupsi masih merajalela 
di lingkungan peradilan. 
Karena itulah, upaya KPK patut didukung. Penegakan hukum antikorupsi harus 
dilaksanakan jika rekening-rekening liar tersebut terindikasi menampung dana 
haram. Secara ketatanegaraan, KPK lebih tepat membongkar kasus ini karena KPK 
merupakan lembaga independen dan tidak berada di bawah kekuasaan (eksekutif, 
legislatif, yudikatif) mana pun. 


Selain itu, KPK telah membuktikan kemampuannya dalam mengusut aliran dana 
liar di beberapa departemen, BUMN, swasta, dan pemerintah daerah. Misalnya, 
korupsi aliran dana nonbujeter di Departemen Kelautan dan Perikanan yang 
akhirnya menyeret mantan Menteri Rokhmin Dahuri. 
Apalagi, mengingat salah satu tujuan utama mengapa KPK dibentuk adalah untuk 
memberantas korupsi di lembaga peradilan (judicial coruption). Jika KPK berani, 
tinggal menunggu waktu, korupsi biaya perkara di MA akan terkuak dan semakin 
memerosotkan citra lembaga peradilan tertinggi di Indonesia itu. 

* Oce Madril, peneliti di Pusat 

[wanita-muslimah] MASALAH MEROKOK ...

2009-02-01 Terurut Topik Fuad Baradja
Menyimak beberapa postingan tentang masalah merokok di milis ini , saya rasa 
ada hal hal yang perlu diluruskan.
Seperti halnya dimilis milis lain , bila ada postingan tentang penanggulangan 
masalah merokok , selalu ada balasan yang nadanya seolah olah akan ada 
pelarangan merokok atau bahkan penutupan pabrik rokok .
Saudara dan saudariku sekalian , ada hal yang perlu digarisbawahi , yaitu bahwa 
di seluruh dunia TIDAK ADA ATURAN YANG MELARANG ORANG MEROKOK , dengan demikian 
maka TIDAK ADA PULA ATURAN YANG MELARANG ORANG ATAU PABRIK UNTUK MEMPRODUKSI 
ROKOK , dengan kata lain TIDAK ADA ATURAN ATAU UNDANG UNDANG yang dibuat untuk 
MENUTUP PABRIK ROKOK .
Seluruh aturan atau undang undang yang dibuat atau diciptakan untuk 
menanggulangi masalah merokok , intinya adalah untuk melindungi generasi 
mendatang dari bahaya adiksi rokok dan untuk melindungi orang orang yang tidak 
merokok dari bahaya menjadi perokok pasif . 
Kini saya ajak anda semua untuk berfikir jernih. 
Pertama , posisikan diri anda sebagai orangtua dengan dua atau tiga orang anak 
yang beranjak remaja . Relakah anda membiarkan anak anak anda menjadi santapan 
empuk industri rokok ?
Saya katakan demikian karena point pemasaran rokok adalah para remaja .
Coba simak laporan perusahaan rokok di AS, Philip Morris (1981), Remaja hari 
ini adalah pelanggan tetap yang potensial untuk hari esok! Pola merokok remaja
amat penting bagi Philip Morris 
This is is real ...
Bahkan dilanjutkan dengan kalimat yang lebih bernada mengancam :
Bila para remaja tidak merokok maka Industri rokok akan bangkrut seperti halnya 
suatu bangsa akan punah karena tidak melahirkan generasi penerusnya.
Lihat iklan iklan rokok dimanapun , hampir semua slogannya mengarah pada remaja 
;
Gak ada loe gak rame  Enjoy aja  dan lain lain .
Apa hasilnya ? Hasilnya adalah suatu kenyataan bahwa laju pertumbuhan perokok 
remaja di Indonesia adalah yang tercepat di dunia !!

Kedua , kini posisikan diri anda sebagai orang yang tidak merokok .
Bila anda mengetahui bahwa anda sangat rawan untuk terkena dampak buruk asap 
rokok orang lain yang menjadikan anda perokok pasif dengan bahaya yang 
dikatakan sama dengan perokok aktifnya , akankah anda membiarkan orang lain 
merokok di sekitar anda?. 
Itulah yang diupayakan oleh hampir seluruh negara negara beradab di dunia .
Dengan sebuah senjata yang bernama Framework Convention on Tobacco Control 
(FCTC) mereka bangkit dan melawan hegemoni industri rokok yang telah bercokol 
puluhan tahun. 
Dengan FCTC itu , mereka tidak melarang orang merokok . Mereka hanya 
menempatkan para perokok di suatu tempat yang tidak mengganggu orang lain .
Mereka juga tidak menutup pabrik rokok . Mereka hanya mengendalikan perdagangan 
rokok karena rokok memang sebuah komoditas yang sangat berbahaya bagi 
kesehatan. Tidak cukupkah pengakuan Industri rokok bahwa MEROKOK DAPAT 
MENYEBABKAN KANKER , SERANGAN JANTUNG , IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN 
JANIN ? Saya katakan Pengakuan , karena logikanya bila mereka merasa bahwa 
tulisan itu bohong belaka , maka pasti mereka akan memprotes aturan yang 
mengharuskan mereka menuliskannya pada setiap bungkus rokok.
Jadi , kesimpulannya adalah , jangan pernah takut Industri rokok akan bangkrut 
dan menyisakan masalah pengangguran dalam jumlah besar  Sudah terbukti  di 160 
negara yang sudah meratifikasi FCTC tak ada satupun pabrik rokoknya yang 
bangkrut .
Jangan cemas bahwa suatu saat nanti akan ada larangan orang merokok . 
Kalau larangan merokok di tempat umum , ya wajar laaah .. kan mengganggu orang 
lain.
Jadi , stay cool aja , dan bantulah usaha menyelamatkan generasi muda dari 
bahaya merokok ini . Karena salah satunya mungkin adalah anak atau kerabat 
dekat anda .

Wassalam .

Fuad Baradja 
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM-3) 
Indonesian Smoking Control Foundation
Indonesian Tobacco Control Network. 
Jakarta.


  


[wanita-muslimah] Peperangan Yahudi Bukti Nyata Permulaan Akhir Zaman

2009-02-01 Terurut Topik hupri 80
Ass,Wr.Wb
Perbincangan tentang kiamat dan berbagai peristiwa yang mengitarinya, seakan 
menjadi satu menu khusus, selalu mengundang rasa penasaran.Tercatat, berbagai 
manuskrip, buku-buku maupun analisa memberikan penafsiran beranekaragam 
terhadap berbagai teks-teks suci yang terkait dengan permasalahan satu 
ini. Salah satunya adalah buku karangan Amin Muhammad Jamaludin, Akademisi 
Fakultas Dakwah dan Tsaqafah Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, kelebihan—yang 
cukup langka—dari buku  ini adalah keberaniannya untuk mengkontekstualisasikan 
berbagai teks-teks suci dengan kenyataan hari ini.Keberanian itu didorong oleh 
berbagai pembenaran atas aneka peristiwa hari ini, yang ternyata telah 
“diramalkan” dalam berbagai kitab-kitab hadits maupun atsar yang notabene 
merupakan teks suci.Munculnya perang anti teror, perang Afghanistan II, perang 
Irak dan sebagainya, agaknya menjadi satu hal yang tidak jauh dari ramalan 
teks-teks suci diatas.Buku ini merupakan serial
 terakhir dari 3 buku karangan beliau sebelumnya yaitu, ‘Umru Ummatil Islam, Al 
Qoulul Mubîn dan Raddus-Sihâm. Oleh sebuah penerbit di Indonesia diterbitkan 
dalam satu bendel buku berjudul Umur Umat Islam, Kedatangan Imam Mahdi dan 
Munculnya Dajjal. Sebagai tulisan terakhir, penulis agaknya memberikan kesan 
emotif yang melukiskan keyakinan terhadap kebenaran teks suci sekaligus 
kecemasannya atas apatisme umat Islam. Ditengah kegalauan itu, ia melantunkan 
bait syair, “Hari-hari akan kutunjukkan kepadamu, apa yang dulu kau tak 
mengerti. Dan memberitahumu berita-berita yang tidak pernah kau percaya” 
 
INfo Selengkapnya klik www.senyumuslim.com


  

[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] Drama Politik PDI-P

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Apakah bukan sendirwara dansa-dansi  poco-poco diiringi perrmainan 
yoyo?

http://cetak.kompas.com:80/read/xml/2009/02/02/00281583/drama.politik.pdi-p


Drama Politik PDI-P
M Alfan Alfian

Senin, 2 Februari 2009 | 00:28 WIB 
Meski Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Solo (27-29 
Januari) menyita perhatian, misteri calon wakil presiden belum terjawab tuntas.
Terlalu banyaknya nama yang disebut justru membuat sosok sang pendamping yang 
dikehendaki kian misterius. Rakernas itu juga meninggalkan sindiran khas 
Megawati, sebagai pihak oposisi, bahwa pemerintah seperti tengah bermain yoyo.

PDI-P amat yakin dapat mencalonkan presidennya sendiri. Megawati diperkirakan 
bakal berduel seru berhadapan dengan pesaing bebuyutan Susilo Bambang 
Yudhoyono (SBY), jago Partai Demokrat. Bagi Mega dan SBY, Pemilu Presiden 2009 
adalah, meminjam judul novel Ernest Hemingway, A Farewell to Arms, pertempuran 
penghabisan. Namun, bagaimana jika ada pesaing lain yang menjadi kuda hitam 
dan mampu mewujudkan wacana koalisi alternatif? Tentu persaingan akan menjadi 
lebih kompleks dan itu bukan tak mungkin.

Faktor cawapres

Dalam berebut dukungan, faktor calon wakil presiden (cawapres) tidak dapat 
disepelekan, kalau bukan justru amat menentukan. Maka, berkembanglah asumsi 
utama, cawapres masing- masing akan menentukan kemenangan. Dengan catatan, jika 
mereka saling memperkuat, bukan menegasikan.

Asumsi SBY sebagai sosok yang sudah populer dan pasti menang dengan atau 
tanpa Jusuf Kalla bisa terpatahkan oleh kekuatan Megawati seandainya mampu 
berpasangan dengan cawapres yang tepat sehingga lebih diapresiasi lebih positif 
oleh pemilih. Mengingat cawapres amat menentukan, tampaknya ini yang membuat 
dua pendekar itu saling menunggu siapa yang bakal digandeng sebagai pasangan.

Pasca-Rakernas Solo, publik dipaksa menunggu lebih lama atas jawaban misteri 
pendamping Megawati. Seperti kisah-kisah wayang, PDI-P memang seolah sedang 
membuka sayembara memperebutkan pendamping sang putri. Beberapa nama telah 
disebut, manuver demi manuver terjadi. Anas Urbaningrum (Partai Demokrat) 
menyindir sebagai shopping politik. Bagaimanapun, itulah bagian dari realitas 
proses politik PDI-P.

Hitung-hitungan politik dilakukan secermat mungkin karena kontes politik pemilu 
presiden ditentukan banyak variabel. Pemenangnya tidak serta-merta. Perang 
citra (klaim) sudah pasti untuk memengaruhi persepsi masyarakat agar memberi 
dukungan.

Kontribusi dan pengaruh para elite utama di seputar Megawati akan menentukan 
pilihan akhir, terlepas dari pertimbangan yang berbeda-beda atas jago-jago yang 
hendak dipasangkan. Faktor suara arus bawah yang didengar di Rakernas Solo juga 
penting. namun, faktor Megawati sendirilah yang tetap utama.

Masa depan PDI-P

PDI-P dan partai-partai lain semakin dihadapkan pada tantangan kian berat dalam 
Pemilu 2009. Kompetitor kian beragam dan berimpitan. Kendala PDI-P dan partai 
lain yang semula yakin pada aturan nomor urut adalah telanjurnya komposisi 
calon anggota legislatif (caleg) ditetapkan secara subyektif. Padahal, Mahkamah 
Konstitusi membatalkan ketentuan nomor urut itu dan menegaskan caleg terpilih 
berdasarkan suara terbanyak. PDI-P dihadapkan pada pasar bebas politik dan 
amat riskan dengan fenomena banyaknya caleg salah letak.

Meski demikian, simbol dan ikon khas PDI-P masih bertahan di tengah rumitnya 
medan politik. Moncong putih masih mendengus menggelorakan slogan membela wong 
cilik, dengan ikon sang ibu bijak Megawati, justru di tengah realitas 
keluarnya sejumlah elite internal partai yang lantas mendirikan Partai 
Demokrasi Pembaruan.

Terlepas dari kesangsian bahwa PDI-P masih moncer, positioning politiknya tidak 
sedilematis Partai Golkar yang belakangan terkesan tertatih-tatih dalam 
menetapkan tema kampanye yang efektif.

PDI-P punya modal histori dan sebagai partai oposisi berpeluang menjadi 
alternatif utama bagi yang tidak suka dengan gaya dan kebijakan pemerintah. 
Meski demikian, rakyatlah yang bakal menentukan nasib partai yang dipimpin 
putri Bung karno ini.

M Alfan Alfian Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Merenungi Pilgub; Demokrasi Memang Menjengkelkan?

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
Jawa Pos
 Senin, 02 Februari 2009 ] 

Merenungi Pilgub; Demokrasi Memang Menjengkelkan? 


PEMILIHAN gubernur Jatim sudah dalam tahap ''dilupakan''. Emosi masyarakat 
sudah sulit dibangkitkan untuk menengok hajatan demokrasi yang mestinya penting 
ini. Ketika KPU Jatim mengumumkan hasil pemenang pilgub, yakni pasangan 
Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa), tak ada reaksi yang mencolok. Untuk ukuran 
hajatan sebesar ini, biasanya ada kelegaan atau sorak sorai ketika selesai. 

Hajatan pilgub Jatim ini acara besar sekali. Sejak putaran I, total dana yang 
dihabiskan mencapai Rp 835.000.000.000. Rinciannya, putaran I Rp 550 miliar, 
putaran II Rp 270 miliar, dan ronde tambahan Rp 15 miliar. Itu uang semua? 
Begitu tanya banyak orang. Ya, tentu saja uang semua! 

Bila dana sebesar ini berwujud proyek-proyek infrastruktur, yang diuntungkan 
masyarakat banyak. Sedangkan untuk pilgub, yang diuntungkan paling-paling 
percetakan dan pabrik kertas. Kalaupun dana itu menetes untuk honor para 
panitia, jumlah yang didapatkan tak memadai. Tetesannya juga bukan kepada 
masyarakat yang paling membutuhkan bantuan negara. 

Seperti pernah ditulis di Jati Diri koran ini, jalan untuk menduduki kursi di 
Gedung Grahadi jauh lebih panjang dibandingkan jalan menduduki Gedung Putih. 
Pemilunya bareng, 4 November, tetapi presiden terpilih Barack Obama sudah 
dilantik 20 Januari (Jawa Pos, 21 Januari). Pemilu 4 November itu pun pilgub 
putaran kedua. Sedangkan putaran pertama sudah lima bulan sebelumnya, 23 Juli. 
Ketika pilgub ronde tambahan akhirnya selesai, masih ada tanda-tanda pilgub ini 
belum selesai dengan mulus. 

Koran ini pernah mengkritik karena pilgub ini menjadi yang termahal (Jati Diri, 
5 November 2008). Siapa yang harus dikecam karena mahalnya pilgub ini? Pembuat 
undang-undang! Semestinya pilgup, pilbup, pilwali, bahkan pilpres cukup satu 
putaran. Tak perlu angka ''threshold'' 30 persen atau lebih dari 50 persen 
untuk memenangkan pemilihan pemimpin politik. Toh tak akan berkurang 
legitimasinya, berapa pun persentase kemenangan itu, kalau sejak semula 
disepakati. Ketika pemerintahan berjalan, tak ada lagi yang mengingat-ingat 
berapa dulu persentase perolehan suara seorang pemimpin pemerintahan. 

Pemilu yang mahal akan membuat demokrasi terasa menjadi barang mewah dan 
menjengkelkan. Bila ini terjadi, rakyat bisa-bisa tak percaya pada demokrasi. 
Seolah-olah demi demokrasi berapa pun rupiah harus dibayarkan. Padahal, 
kebutuhan konkret rakyat masih banyak yang harus diprioritaskan. Di provinsi 
dengan 6,65 juta penduduk miskin (Maret 2008), rasanya tak pantas membelanjakan 
ratusan miliar rupiah ''hanya'' untuk memilih seorang gubernur. 

Patut diingat juga, Jatim praktis ''tanpa gubernur'' sejak 26 Agustus, ketika 
Imam Utomo habis masa jabatannya. Pejabat gubernur Setya Purwaka mengisi 
kekosongan itu meski dia bukan gubernur yang terpilih secara demokratis. 
Berarti selama lima bulan ''tanpa gubernur'' pun ternyata rakyat baik-baik 
saja. Semuanya berjalan normal. Rakyat terkesan tak terganggu tanpa ada 
gubernur definitif. 

Untuk itu, bila nanti gubernur-wakil gubernur baru benar-benar dilantik, 
silakan mulai mengaca diri. Apa guna diri mereka buat rakyat. Bila ''tanpa 
gubernur'' rakyat bisa hidup baik-baik saja, mereka harus membuatnya lebih 
dinamis dan berkemajuan. Jangan malah menjadi beban rakyat, karena, misalnya, 
terjerat persoalan hukum. 

Jalan ke Grahadi sangat panjang. Jalan ke Gedung Putih jauh lebih ringkas. 
Jalan yang ringkas itu sudah berhasil menemukan ''tokoh impian'' Amerika. 
Yakinkah kita bahwa setelah proses yang panjang dan ''sakit'' dalam pilgub ini 
Jatim kita juga menemukan tokoh impian? (*)



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Demokrat: Duet SBY-JK Masih Bisa Berubah

2009-02-01 Terurut Topik Sunny

Jawa Pos
[ Senin, 02 Februari 2009 ] 

 



Demokrat: Duet SBY-JK Masih Bisa Berubah 

JAKARTA - Partai Demokrat mematok syarat tinggi bagi kandidat cawapres yang 
akan mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2009 nanti. Selain 
bergantung pada hasil polling, perolehan suara partai yang menaungi calon 
tersebut juga harus signifikan. 

Karena itu, perlu menunggu hasil pemilu legislatif agar kekuatan partai-partai 
dapat terlihat lebih dulu, ujar anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat 
Hayono Isman di Jakarta kemarin (1/2). Sebab, menurut dia, strategi menyusun 
pasangan capres-cawapres juga harus memperhitungkan seberapa besar dukungan di 
parlemen.

Bukan sekadar bisa maju saja, tapi bagaimana nanti (usai terpilih, Red), 
tambah mantan Menpora itu, percaya diri. 

Karena itu, menurut Hayono, ruang bagi tokoh lain selain Jusuf Kalla (JK) untuk 
menjadi cawapres pendamping SBY nanti masih cukup terbuka. Tergantung suara 
Golkar berapa dulu, ujar Hayono kembali.

Namun, apakah Demokrat juga sudah melakukan penjajakan ke calon-calon lain? 
Hingga saat ini, menurut mantan politikus Golkar itu, partainya belum melakukan 
upaya aktif. Kami lebih baik serius dulu memenangkan pemilu Legislatif 2009, 
jelasnya.

Namun, dia mengakui bahwa ada beberapa pihak maupun individu yang sudah 
berusaha melakukan pendekatan untuk menjadi cawapres SBY. Tentu ada dan 
peluang mereka (menjadi cawapres SBY, Red) juga bukan sesuatu yang mustahil, 
ujarnya, enggan menyebut siapa saja tokoh-tokoh itu. 

Meski demikian, dia menegaskan, kalau pihaknya tidak bisa memungkiri bahwa duet 
SBY-JK tetap punya potensi lebih besar untuk diajukan lagi. Kita harus jujur 
kalau kinerja duet itu kan terbukti cukup baik selama hampir lima tahun ini, 
tandasnya.

Dalam beberapa survei, perolehan suara Golkar banyak yang memperkirakan akan 
turun pada 2009 nanti. Di sisi lain, suara Demokrat justru diperkirakan 
melonjak tajam dibanding perolehan pada Pemilu 2004 lalu. Jika benar terjadi, 
kondisi tersebut tentu saja akan memperlemah posisi Kalla sebagai kandidat 
cawapres SBY pada pilpres nanti. Demokrat akan percaya diri untuk mencari 
pasangan cawapres yang punya popularitas lebih tinggi. 

Menurut Hayono, hasil survei terhadap tingkat popularitas dan keterpilihan 
calon bersangkutan hingga detik menjelang pemilu, memang juga tetap dipakai. 
Persepsi masyarakat itu juga penting sekali, tapi kita lihat saja sama-sama 
nanti, siapa yang akan dipilih (sebagai cawapres, Red), ujar putra pendiri 
Kosgoro, Mas Isman tersebut. 

Selain Kalla, beberapa tokoh yang dianggap masih berpeluang menjadi cawapres 
SBY, di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Hidayat Nurwahid, Akbar 
Tanjung, dan Yusril Ihza Mahendra. Meski demikian, belum ada satu pun yang 
secara terbuka menyatakannya secara langsung.

Sri Sultan, misalnya, hingga hari ini tetap mendeklarasikan diri sebagai 
capres. Anggota dewan penasihat DPP Partai Golkar yang beberapa waktu terakhir 
dikabarkan makin dekat dengan Mega itu masih menyatakan belum ingin menjadi 
nomor dua. 

Deklarasi Sultan adalah untuk capres, dan sampai sekarang itu belum berubah, 
tegas ketua tim sukses pencalonan Sultan, Sukardi Rinakit, saat dikonfirmasi. 
Menurut dia, hingga saat ini nama raja Jawa itu masih dikunci di posisi capres. 

Sekarang kami berjuang dan bertempur untuk itu (capres, Red) dulu, posisi 
nomor dua kita abaikan, ujarnya. (dyn) 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kesepakatan Soal TKI Tercapai

2009-02-01 Terurut Topik Sunny
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detailid=56661


Kesepakatan Soal TKI Tercapai


Senin, 02 Februari 2009 , 00:12:00
JAKARTA, (PRLM).- Indonesia akhirnya menyatakan akan tetap mengirimkan tenaga 
kerjanya (TKI) ke Arab Saudi. Hal itu menyusul tercapainya kesepakatan antara 
tiga asosiasi perusahaan jasa TKI (PJTKI) dan Sanarcom (asosiasi perusahaan 
jasa tenaga kerja asing Arab Saudi). 
Kedua belah siap membenahi penempatan TKI informal ke negara itu, kata 
Koordinator Crisis Center TKI Yunus Moh. Yamani di Jakarta, Minggu (1/2).

Yunus yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) menyatakan rasa 
puasnya atas tercapainya kesepakatan itu, setelah melalui perundingan beberapa 
kali dan sempat buntu (deadlock). 

Setelah kembali dari Filipina, pengurus Sanarcom kembali menghubungi dan 
meminta untuk melanjutkan pembicaraan, kata Yunus. Tiga asosiasi perusahaan 
jasa TKI itu adalah Himsataki, Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) dan 
Indonesia Employment Agency (Idea). 

Disebutkan, s etelah pertemuan lanjutan maka dicapai sejumlah kesepakatan, 
diantaranya, joint comitte pembentukan pusat krisis (crisis center) antara 
asosiasi PJTKI dengan Sanarcom 

Pembentukan pusat krisis itu bermula dari anggapan bahwa hanya agen tenaga 
kerja asing Saudi yang mengetahui jati diri dan alamat majikan. Ini yang 
paling baik, kata Yunus mengutip pernyataan pengurus Sanarcom.

Namun, di sisi lain Sanarcom meminta agar mereka (majikan) tidak diminta 
pertanggungjawabannya atas hal-hal yang menimpa TKI yang kabur. 

Jika sudah kabur dan majikan sudah melapor ke polisi maka jangan lagi diminta 
pertanggungjawabannya jika terjadi sesuatu atas TKI itu, kata Yunus. 

Pendapat itu dinilai masuk akal. Namanya juga kabur. (jika terjadi masalah) 
Harus menjadi tanggungjawab TKI sendiri, tambah dia.

Tentang masalah-masalah TKI yang sudah di sepakati, seperti gaji tidak dibayar, 
penganiayaan, pelecehan dan sebagainya, menurut Yunus, Sanarcom melalui Pusat 
Krisis akan meminta pertanggungjawaban majikan.

Asosiasi dari Saudi itu menjamin akan merespons semua masalah yang disampaikan 
Pusat Krisis di Jakarta. Mereka menjamin paling lambat satu minggu sudah 
direspons oleh Pusat Krisis Saudi, kata Yunus. 

Jika majikan tidak menyelesaikan masalah TKI tersebut,Sanarcom akan meminta 
pemerintah Saudi untuk menghentikan pelayanan perbankan, pajak, imigrasi dan 
semua pelayanan administrasi atas majikan tersebut. 

Ketika ditanya, apakah Sanarcom sebagai lembaga swasta memiliki wewenang untuk 
melakukan hal itu, Yunus mengatakan Sanarcom didukung oleh kementerian terkait 
tenaga kerja di Arab Saudi. 

Jika terjadi perselisihan yang tidak bisa diselesaikan antara PJTKI dengan 
majikan, maka dalam kesepakatan tersebut dikatakan, masalahnya akan 
diselesaikan melalui lembaga arbitrase. 

Jika tidak selesai juga, akan diselesaikan melalui pemerintah kedua negara. 
Yang penting jangan main tutup penempatan, kata Yunus menambahkan. (A-78/A-26).


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mujahid Al Qassam Diselamatkan Al-Quran

2009-02-01 Terurut Topik cak lis




 http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_contentview=articleid=8539:mujahid-al-qassam-qdiselamatkanq-al-quran-catid=124:keajaiban-jalur-gazaItemid=53



Mujahid Al Qassam Diselamatkan Al-Quran   

Peluru Israel gagal menembus jantung pejuang Al-Qassam karena terhalang mushaf 
Al-Quran yang selalu tersimpan di sakunya

Hidayatullah. com--Allah kembali menampakkan kekuasan-Nya (ayaturrahman) 
melalui sebuah kejadian ajaib. Peristiwa itu diceritakan oleh beberapa dokter 
Yordan yang menjadi relawan di Gaza.   Dr
Hisam Az Zighah menyatakan hal yang telah ia saksikan itu di acara
Festival Ikatan Dokter Yordan beberapa hari yang lalu. Di hadapan para
wartawan ia menunjukkan bukti berupa  sebuah proyektil peluru, mushaf
Al-Quran serta buku kumpulan doa-doa, Hishnul Muslim.  Cerita
bermula dengan datangnya salah seorang pejuang yang menderita luka di
rumah sakit As Syifa', lalu dokter tersebut melakukan pemeriksaan. Akan
tetapi ketika proses pemeriksaan medis dilakukan, dokter itu dikejutkan
dengan sepotong proyektil peluru yang ia temukan bersarang di saku
pejuang tersebut.   Timah panas itu gagal menembus jantung pejuang itu, karena 
terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku 
si pejuang. Buku kumpulan doa itu berlobang, akan tetapi hanya sampul muka 
mushaf yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah berantakan.  
Demikian,
Allah telah menampakkan ayat-ayatnya, melalui para pejuang yang ikhlas
dan taat. Semoga Allah selalu memberi per;indungan kepada hamba-hamba-
Nya yang membela agamanya. [tho/alnookbah/www.hidayatullah.com]


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kajian Meditasi Sufi di Rumi Cafe, Haqqani Sufi Meditation Center, Sabtu 7 Februari 2009

2009-02-01 Terurut Topik arief dani
KAJIAN MEDITASI SUFI, ANGKATAN KE VI di RUMI CAFÉ
HAQQANI SUFI INSTITUT OF INDONESIA, RUMI CAFE, SUFI MEDITATION CENTER

Hari/ tgl : Sabtu, 7 Februari 2009, Jam 13.30- 15.30
Tempat: Rumi Cafe (Rumah Asih), Haqqani Sufi Meditation Center.
JL. Iskandarsyah Raya Kav 12-14 NO.3B (RUMAH ASIH), Kebayoran Baru, Jakarta 
Selatan. Tel. 0816830748, 08881335003. (Terminal Blok M, Ruko diantara Harley 
Davidson dan Masjid Syarif Hidayatullah

Materi Kajian :
- Five Level of The Heart, Lathaif dan Lima Maqam Hati
- Praktek Meditasi Sufi, Langkah Demi Langkah
- Meditasi Sufi dengan Dzikr Sufi 
- Meditasi Sufi dengan Whirling Dervishes Rumi

Pendaftaran melalui email ariefd...@yahoo.com atau SMS ke 0816830748, 
08881335003 atau Fax ke 021-7255508. Pendaftaran ditutup Jum'at 6 Februari 
2009. Pembayaran via transfer BCA

Setiap Peserta mendapat 1 buah Buku Meditasi Sufi. Biaya untuk Kajian Meditasi 
Sufi hanya Rp. 250.000 (Termasuk Buku Meditasi Sufi, 2 CD Audio Musik Dzikir 
Meditasi, Makalah  Snack/Minuman Ringan).

* 10 Pendaftar Pertama dengan Pembayaran Awal s/d Rabu 4 Februari 2009 Discount 
20% ( Paket Kajian Rp. 200.000 )

* 10 Pendaftar Pertama dengan Melunasi Pembayaran s/d Jumat 6 Februari 2009 
Diskon 10% ( Paket Kajian Rp. 225.000)

* Pendaftaran dengan Pembayaran Langsung pada saat Kajian Meditasi Sufi di Rumi 
Cafe pada tgl 7 Februari 2009 Rp. 250.000,-

Salam, arief hamdani
HAQQANI SUFI INSTITUTE OF INDONESIA
RUMI CAFE, SUFI MEDITATION CENTER
www.rumicafe.blogspot.com, ariefd...@yahoo.com
HP. 0816 830 748.


  


[wanita-muslimah] Mujahid Al Qassam Diselamatkan Al-Quran

2009-02-01 Terurut Topik cak lis




 http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_contentview=articleid=8539:mujahid-al-qassam-qdiselamatkanq-al-quran-catid=124:keajaiban-jalur-gazaItemid=53



Mujahid Al Qassam Diselamatkan Al-Quran   

Peluru Israel gagal menembus jantung pejuang Al-Qassam karena terhalang mushaf 
Al-Quran yang selalu tersimpan di sakunya

Hidayatullah. com--Allah kembali menampakkan kekuasan-Nya (ayaturrahman) 
melalui sebuah kejadian ajaib. Peristiwa itu diceritakan oleh beberapa dokter 
Yordan yang menjadi relawan di Gaza.   Dr
Hisam Az Zighah menyatakan hal yang telah ia saksikan itu di acara
Festival Ikatan Dokter Yordan beberapa hari yang lalu. Di hadapan para
wartawan ia menunjukkan bukti berupa  sebuah proyektil peluru, mushaf
Al-Quran serta buku kumpulan doa-doa, Hishnul Muslim.  Cerita
bermula dengan datangnya salah seorang pejuang yang menderita luka di
rumah sakit As Syifa', lalu dokter tersebut melakukan pemeriksaan. Akan
tetapi ketika proses pemeriksaan medis dilakukan, dokter itu dikejutkan
dengan sepotong proyektil peluru yang ia temukan bersarang di saku
pejuang tersebut.   Timah panas itu gagal menembus jantung pejuang itu, karena 
terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Quran yang selalu berada di saku 
si pejuang. Buku kumpulan doa itu berlobang, akan tetapi hanya sampul muka 
mushaf yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah berantakan.  
Demikian,
Allah telah menampakkan ayat-ayatnya, melalui para pejuang yang ikhlas
dan taat. Semoga Allah selalu memberi per;indungan kepada hamba-hamba-
Nya yang membela agamanya. [tho/alnookbah/www.hidayatullah.com]


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] orang-orang buta membahas gajah

2009-02-01 Terurut Topik werkuwer
... setelah tak tinggal beberapa hari ternyata anak-anak masih 
juga ngobrolin tentang palestina-israel ya? weleh-weleh...nampaknya 
diskusi ini benar-benar never ending. masalahnya adalah orang-orang 
buta memamng suka bersikeras membicarakan 'gajah' sesuai dengan yang 
dipikirnya sedang dipegangnya: belalai, kaki, telinga, perut, dsb. 
padahal semuanya sedang memegangi pohon yang berbeda-beda. yah piye 
ya...dah ah tak mingslep lagi. saya akan kembali lagi nanti dan 
mengecek apakah orang-orang buta memang suka sekali membahas 'gajah' 
yang sama atau sudah berpindah topik. dah ya... ciao...