Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena

2009-07-20 Terurut Topik Rahma Yanti
Good Girl..M'Mia

Salam,
Yanti

--- Pada Sen, 20/7/09, Mia al...@yahoo.com menulis:

Dari: Mia al...@yahoo.com
Judul: Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 20 Juli, 2009, 8:43 AM






 





  Baju saya kalau di rumah, baju kasual yang bukan daster, tapi 
kaos dan celana olah raga/legging, biasanya sih ngepas saja.  Saya nggak pake 
jilbab di luar maupun di rumah, karena yang saya pahami rambut dan bentuk tubuh 
bukan aurat - (yah, kecuali kalo perutnya ndut banget, atau malu rambutnya 
banyak uban, itu bisa jadi aurat bagi si pemilik tubuh, boleh kan?)



salam

Mia



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, hilyah awlya ummumuvidah@ ... wrote:



 pakai mukena itu tidak harus. asal sudah memenuhi syarat menutupi batas aurat 
 wanita maka silahkan sholat. nah maslahnya, pakaian sehari2 kita kebanyakan 
 pas body meski sudah menutupi aurat, tapi tetep itu termasuk aurat! tentu 
 juga harus suci dari najis ya... punya wudlu' dan syarat2 sahnya sholat yang 
 lain2...

 

 ummumuvidah

 

 --- Pada Kam, 16/7/09, Mia al...@... menulis:

 

 Dari: Mia al...@...

 Judul: Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena

 Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 8:13 PM

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

   Untuk keluar dari rutinitas mukena, aurat, dsb - saya 
 mencoba nggak pake mukena waktu solat sendirian di rumah.  Rasanya enteng, 
 nggak panas, dan saya bisa memperhatikan gerakan, postur dan pernapasan saya 
 dengan lebih semestinya, ketimbang diribetin sama mukena. Kalau temen2 mau 
 ada yang coba, tolong sharing di WM rasanya gimana, solat nggak pake mukena 
 tapi baju yang sehari-hari di rumah, yang penting kan bersih.

 

 

 

 salam

 

 Mia 

 

 

 

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Lina Dahlan linadahlan@ ... 
 wrote:

 

 

 

  Iya. Saya tahu kalo ini sudah masuk dalam kajian fiqih. Cuma saya takut 
  salah aja nih. Bukannya rujukannya yaitu hadist ttg aurat ya? Yang kemudian 
  Nabi SAW (?) menunjuk muka dan kedua tangannya?

 

  Waduuuh..lagi males googling nih...:-)

 

  

 

  wassalam,

 

  

 

  

 

  

 

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Muizof muizof@ wrote:

 

  

 

   itu sudah masuk referensi kajian fiqh mbak Lina, sepertinya mayoritas 
   sepakata mengenai batas yang boleh kelihatan dalam shalat bagi wanita 
   yaitu muka dan telapak tangan.

 

   

 

   Wassalam

 

   Abdul Mu'iz

 

   

 

   --- Pada Kam, 16/7/09, Lina Dahlan linadahlan@  menulis:

 

   

 

   Dari: Lina Dahlan linadahlan@ 

 

   Judul: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

 

   Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 

   Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 2:47 PM

 

   

 

   

 

   

 

   

 

   

 

 

 

 

  

 

   

 

 

 

   



   

   

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

   

   

 

 

   quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 

 http://id.mail. yahoo.com quot;

 

 [Non-text portions of this message have been removed]






 

  




 

















  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-20 Terurut Topik Rahma Yanti
Salam juga manis sekali komentarnya..
Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu 
adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan 
sangat 'CLEAR'  setiap action kita. Please do your best kawan

Salam,

R.Yanti

--- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com menulis:

Dari: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM






 





  Assalamu'alaikum,

Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis.

Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.



Salam manis,



--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com

Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM



Pak Saeful,



Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam



Mia















  

Visit Your Group  

 

   





 

  



  

  

Give Back

  Yahoo! for Good

  Get inspired

  by a good cause.

  



Y! Toolbar

  Get it Free!

  easy 1-click access

  to your groups.

  



Yahoo! Groups

  Start a group

  in 3 easy steps.

  Connect with others.

  

  





  

  .

   









 

















[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-20 Terurut Topik eyang_mbelgedes
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang 
berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that (lebih jauh daripada 
sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang untuk berjilbab 
adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, takiya?



[wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?

2009-07-20 Terurut Topik eyang_mbelgedes
Bom bunuh diri bisa juga (semoga tidak) dikombinasi  dengan sakit hati kelompok 
yg kalah dalam pemilu lho (baik melalui 'sponsorship', maupun melalui cara-cara 
lain untuk mengacaukan hasil pemilu). Jadi tidak ada konfirmasi final bahwa 
ledakan itu hanya disebabkan oleh satu alasan: fundamentalisme... kecuali sudah 
terbukti dan tertangkap pelakunya.



[wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)

2009-07-20 Terurut Topik eyang_mbelgedes
Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah ndlongob kok. jadi 
tidak perlu ada yang resah. Itu hanyalah salah satu gojegan gusti...




[wanita-muslimah] Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh

2009-07-20 Terurut Topik sunny
Jawa Pos


 

[ Senin, 20 Juli 2009 ] 


Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh 


JAKARTA - Begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga 
bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, 
Kabupaten Temanggung, langkah cepat langsung ditempuh. Tadi malam dua petugas 
Laboratorium Forensik Mabes Polri berangkat ke Temanggung. Kami diperintahkan 
untuk mencari sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi, kata seorang dokter forensik 
yang bertugas di Mabes Polri kepada Jawa Pos kemarin (19/7). 

Selanjutnya, sampel DNA keluarga Nur Hasdi dicocokkan dengan DNA potongan 
kepala dan tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott 
dan Ritz-Carlton.

Nanti, kami cocokkan dengan kepala yang di­temukan di Marriott, katanya. 

Awalnya, Polda Jawa Tengah berupaya mengundang keluarga Nur Hasdi ke Jakarta. 
Itu juga diupayakan. Tapi, yang jelas, dua dokter kami sudah berangkat (ke 
Temanggung, Red), tutur dia. Setelah didapat, sampel (bisa darah, rambut, atau 
liur, Red) akan diperiksa dan dicocokkan dengan potongan kepala itu, 
lanjutnya. 

Dia mengakui bahwa upaya merekonstruksi dan mencocokkan dengan wajah pengebom 
sangat rumit. Kami sudah menerima foto-foto dari Densus 88. Jumlahnya 400-an 
foto. Di­cocokkan kalau sketsanya jadi, terang dia. Mengapa sketsa tersebut 
belum juga jadi? Bukankah sudah tiga hari? Menurut dokter polisi yang juga 
menangani kasus pengeboman Marriott pada Agustus 2003 itu, tingkat kerusakan 
wajah tersebut sangat parah. 

Berbeda dengan 2003, waktu itu dalam dua hari kami sudah bisa perkirakan 
sketsa wajah pengebom karena lebih utuh, ungkapnya. Kapolri Jenderal Bambang 
Hendarso Danuri memang mengungkapkan bahwa kepala milik dua orang yang sangat 
diduga sebagai pengebom itu rusak berat Batok kepalanya hancur, ujar Kapolri 
Jumat lalu (17/7). 

Apakah Nur Hasdi sudah dinyatakan sebagai tersangka? Kepala Divisi Humas Mabes 
Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membantah. Belum ada penetapan nama tersangka. 
Semua informasi masih ditelusuri, tutur dia kepada Jawa Pos di Media Crisis 
Centre kemarin. 

Polisi juga mencocokkan potongan kepala itu dengan rekaman CCTV yang 
menunjukkan wajah tamu di kamar 1808 Hotel JW Marriott. Dalam semua rekaman 
yang ada, orang yang dicurigai selalu bertopi. Dalam beberapa frame, dia 
menggunakan kacamata hitam. Jelas sekali dia sadar terekam CCTV, papar sumber 
Jawa Pos di Mabes Polri. 

Menurut sumber itu, pengebom Marriott diduga sudah berlatih dan melakukan 
simulasi tata cara menginap di hotel berbintang lima. Itu teroris necis. 
Kalaupun dia orang lama, jelas ada mentor yang mengajarkan prosedur check-in di 
hotel dan sebagainya, tegasnya. Pengebom juga tak canggung menggunakan travel 
bag dan paham benar prosedur menginap di hotel eksklusif. 

Di bagian lain, kemarin para petinggi Bareskrim Mabes Polri rapat maraton di 
Mabes Polri. Rapat itu dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Susno Duadji. 
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Pusat Identifikasi Brigjen Bekti Suwarno dan 
Kadensus 88 Brigjen Saut Usman Nasution. Satu pintu, melalui humas, ujar 
Bekti saat dikonfirmasi Jawa Pos tentang hasil rapat tadi malam. 

Sumber Jawa Pos menjelaskan, dalam rapat itu Susno meminta seluruh penyidik 
mempercepat kerja. Tak boleh ada HP mati, ucapnya menirukan Susno. Susno juga 
meminta setiap tiga jam ada laporan terbaru dari penyidikan. Kalau ada 
indikasi awal, langsung follow up. Jangan remehkan setiap informasi, tegasnya 
menirukan Susno lagi. 

Saksi Pusing Lihat Foto 

Hingga tadi malam (19/7) penyidik Densus 88 Mabes Polri masih memeriksa para 
saksi mata secara intensif. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan 
Soekarna menjelaskan, total 35 saksi telah diperiksa. ''Jumlahnya mungkin masih 
bertambah,'' katanya. 

Sumber kuat Jawa Pos menuturkan, empat saksi kunci hingga kemarin masih 
diisolasi di sebuah kamar Hotel Ritz-Carlton. ''Mereka adalah orang-orang yang 
kami nilai paling tahu soal kemungkinan pelaku (bom bunuh diri),'' ujar sumber 
tersebut. 

Empat saksi itu adalah dua resepsionis hotel dan dua petugas security. ''Kami 
juga memperoleh kopi identitas dan keterangan tentang check in tamu kamar 1808 
dari pengakuan mereka,'' tuturnya. Sumber itu tidak mau menyebut identitas 
mereka dengan alasan keamanan penyidikan. ''Mereka bisa terancam,'' lanjutnya. 

Karena diburu waktu, penyidik akhirnya menyodorkan foto 460 aktivis Jamaah 
Islamiyah (JI) yang dimiliki Densus 88. ''Mereka mengaku pusing, bingung, dan 
lupa,'' katanya. Padahal, polisi juga memboyong ahli sketsa bom ke ruang 
pemeriksaan di Hotel Ritz-Carlton. 

Sebanyak 460 foto itu hasil pengumpulan lapangan selama sembilan tahun. ''Kalau 
mereka menunjuk salah satu gambar, ini akan sangat membantu,'' ucap sumber 
tersebut. 

Selain empat saksi tersebut, penyidik memeriksa para pegawai kedua hotel. 
''Kami juga akan minta keterangan dari para tamu, terutama tamu Hotel JW 
Marriott,'' terangnya. 

Kamar 

[wanita-muslimah] Membuat Bom Sama Gampangnya dengan Memasak Mi Telur

2009-07-20 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
[ Senin, 20 Juli 2009 ] 

Membuat Bom Sama Gampangnya dengan Memasak Mi Telur 



Jika disebut sebagai organisasi, mungkin Jamaah Islamiyah (JI) sudah nyaris 
habis. Sebab, banyak tokohnya yang ditangkap. Namun, pecahannya diduga kuat 
masih ada. Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jumat lalu (17/7) 
bisa jadi merupakan bukti eksistensi pecahan JI itu. 

Seorang perwira di lingkungan Densus 88 Antiteror pernah mengatakan, sebenarnya 
pihaknya sudah memantau sekitar 30 orang yang diyakini sebagai calon teroris. 
''Gampang saja menangkapnya, karena sudah dilokalisasi. Tapi, buat apa?'' 
ucapnya. 

Sasarannya memang yang kelas kakap dan layak tangkap. Istilahnya membiarkan 
ikan kecil untuk menangkap ikan besar. Seperti dalam kasus penangkapan di 
Palembang November 2008. 

Ketika itu Densus 88 menangkap Abdurrahman Taib, Sugiarto, dan tiga orang 
lainnya. Mereka adalah teroris baru, yakni baru saja direkrut dan diajari 
cara melakukan pengeboman. ''Sebenarnya tak hendak kami tangkap,'' urainya. Dia 
menerangkan bahwa yang ditunggu adalah Noordin Mohd Top. Waktu itu petugas 
yakin bahwa Noordin akan datang ke Palembang. ''Jadi, kami sengaja menunggu 
Noordin datang,'' tambahnya.

Namun, perkembangannya sangat mengkhawatirkan. Sugiarto, salah seorang anggota 
sel baru tersebut, ternyata telah merangkai 20 bom siap pakai. ''Kami 
khawatir, bila tidak segera ditangkap, ke-20 rangkaian bom tersebut bakal 
dikirim ke mana-mana,'' tuturnya. 

Yang membuat lebih gelisah, kendati baru direkrut, para anggota muda binaan 
Noordin Mohd Top tersebut sudah jago membuat bom. Ibaratnya, membuat bom bagi 
para anggota baru itu sama gampangnya dengan memasak mi telur. Sugiarto, 
misalnya. Dia hafal di luar kepala soal penggunaan dan pencampuran bahan kimia 
dan bagaimana memperlakukannya. Celakanya, sel-sel kecil bentukan Noordin 
dengan kemampuan merakit bom seperti itu diduga masih tersebar.

***

Sejarah generasi baru para teroris tersebut tak bisa dilepaskan dari kehadiran 
JI. Bermula ketika sejumlah peserta kamp pelatihan Mujahidin di Afghanistan 
diminta memilih. Mau bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar atau Ustad 
Masduki. Sama-sama memperjuangkan NII (negara Islam Indonesia), keduanya 
berselisih pendapat. Abdullah Sungkar lebih sreg bila perkumpulannya berbentuk 
organisasi, sedangkan Masduki condong tetap ke bentuk negara. 

Sebagian jamaah memilih bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar dan kemudian 
mendirikan Jamaah Islamiyah. Bermoto Iqomatu Khilafah 'Ala Nahji Nubuwah 
(Mendirikan khilafah yang sesuai dengan sunnah Rasul), kelompok ini bergerak 
secara rahasia. ''Kami dulu memang tandzim sirriyyah,'' kata Nasir Abbas, salah 
seorang mantan anggota JI yang kemudian tak setuju dengan garis perjuangan 
faksi keras di JI. 

Para pelopornya adalah Ali Ghufron alias Muklas, Nasir Abbas, Imam Hambali, dan 
kemudian dibantu adik kelas seperti Ali Fauzi, Ali Imron, Mubarak, Kudamar 
alias Imam Samudera, Dulmatin, Abu Dujana, Umar Patek, dan sejumlah nama lain. 

Struktur operasionalnya menyesuaikan struktur di zaman pemerintahan Nabi 
Muhammad SAW, baik sistem maupun namanya. Yakni, mulai tingkatan terbawah: 
majmu'ah, tashkil, fashil, sariyyah, katibah, dan liwa'. Struktur seperti itu 
juga diadopsi oleh Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer Hamas. 

Seiring dengan kembalinya para mujahidin tersebut untuk berdakwah di Indonesia, 
makin besar pula afiliasi sejumlah internal JI ke Usamah Bin Ladin dan Al 
Qaedah-nya. Afiliasi ini dilakukan faksi Ali Ghufron dan Imam Hambali. ''Kedua 
orang itu memang key person untuk masuk jaringan Al Qaedah. Penghubungnya ya 
kedua orang itu. Bahkan, keduanya punya akses langsung ke Usamah,'' ucap 
seorang mantan anggota senior JI yang tak mau disebut namanya. 

Pada 1999, Imam Hambali mendapat desakan dari Al Qaedah untuk melakukan aksi 
serangan. Selain struktur kewilayahan sudah dirasakan cukup mapan (mempunyai 
tiga mantiqi atau wilayah dakwah), dana pasokan dari Al Qaedah sudah cukup 
banyak. Selain itu, Indonesia dianggap sebagai darulharbi, negara yang boleh 
diperangi. ''Karena di Indonesia banyak kepentingan AS dan sekutunya. Di 
pikiran mereka (faksi keras JI, Red), saat ini adalah kondisi perang, di mana 
AS lebih dulu membunuhi penduduk sipil. Jadinya, ini dianggap sebagai alasan 
sebuah serangan,'' terang Ali Fauzi, alumnus Hudaibiyah yang juga adik kandung 
Amrozi, pelaku utama bom Bali. 

Hasilnya, antara 2000-2002, Indonesia diguncang serangkaian pengeboman tanpa 
pernah terungkap. Mulai pengeboman Istiqlal, pengeboman gereja di sejumlah 
kota, dan puncaknya adalah bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Bom itu kemudian 
menjadi titik balik kelompok tersebut. Nasir Abbas sendiri menyesalkan hal 
tersebut. Dia menilainya sebagai sebuah langkah terburu-buru (blunder) yang 
dilakukan Hambali. 

Berbekal nomor mesin mobil bom bunuh diri itu, Tim Cobra, satgas bom yang 
khusus dibentuk Mabes Polri untuk mengungkap kasus tersebut, berhasil 
mengungkap 

[wanita-muslimah] Dalam Kongres PDIP Mendatang, Sudah Ada Sinyal Mega Lengser

2009-07-20 Terurut Topik sunny
Refleksi: Apakah mahkota kepimpinan akan diberikan kepada Pak Taufik atau Puan?

Jawa Pos
[ Senin, 20 Juli 2009 ] 


Dalam Kongres PDIP Mendatang, Sudah Ada Sinyal Mega Lengser 


JAKARTA - Bila tak ada aral melintang, PDIP akan menggelar kongres pada 2010. 
Di forum tertinggi itu ditentukan siapa yang akan menjadi nakhoda moncong putih 
lima tahun ke depan. Sinyal Mega bakal memberikan kesempatan kepada generasi 
muda sudah muncul. 

Ketua Relawan Perjuangan De­mokrasi (Repdem) Budiman Sudjatmiko secara terbuka 
menduga Megawati akan mengakhiri jabatan ketua umum melalui kongres itu. 
Menurut Budiman, berkali-kali dalam berbagai kesempatan Megawati mengatakan 
perlu adanya regenerasi di partai. Isyarat itu, ungkap Budiman, sudah didengar 
sejak 2006.

''Kalau Ibu Mega masih mau memperpanjang lagi (menjadi Ketum PDIP, Red), nggak 
mungkin beliau ngomong soal regenerasi. Tunggu saja pada 2014 atau 2015,'' kata 
Budiman kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (19/7).

Menurut Budiman, regenerasi pasti terjadi sejalan dengan hukum alam. ''Seperti 
terbit dan terbenamnya matahari, proses muda menjadi tua, atau anak kecil 
tumbuh menjadi besar,'' ujarnya.

Megawati, jelas Budiman, memahami proses regenerasi itu bagian dari keharusan 
sejarah, alam, dan dinamika masyarakat yang sudah tak terhindarkan. Ketua Dewan 
Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas juga pernah mengatakan, kalau 
mau punya ''napas panjang'', organisasi harus digerakkan orang-orang muda. 
''Tapi, pembicaraan soal ini tentu harus di kongres. Tidak bisa kasak-kusuk. 
Tidak gentlemen itu namanya,'' kata Budiman.

Menurut dia, regenerasi kepemimpinan bukan sekadar ''ganti kulit'' atau orang. 
Namun, harus ada transfer nilai dan pemahaman perjuangan. Artinya, harus 
dibarengi proses kaderisasi. Karena itu, regenerasi parpol tidak boleh 
didasarkan kepada ikatan darah biru atau sentimen anggota keluarga politik 
terkenal. ''AD/ART membuka kesempatan bagi siapa pun yang bisa memenuhi 
syarat-syarat ideologi dan administrasi,'' tandasnya.

Sekretaris II Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto mengatakan, 
proses dan sistem regenerasi di PDIP sangat sehat. Kader-kader muda diberi 
ruang yang sangat besar. Dia menyebutkan, semangat regenerasi sistemis itu 
sudah terjadi sampai ke DPR pada 2001 dengan mendorong peran-peran politik 
kader muda PDIP.

''Ada saya, Ganjar Pranowo, Aria Bima, Bambang Wuryanto, dan Maruarar Sirait 
yang aktif di fraksi. Semua ini masih satu rangkaian dengan strategi organisasi 
untuk menyiapkan kepemimpinan baru di partai,'' jelas anggota DPR itu. Bahkan, 
imbuh Hasto, pada 2005, Pramono Anung yang menjadi Sekjen PDIP adalah Sekjen 
partai termuda.

Terkait soal kepemimpinan puncak PDIP, Hasto menyebutkan, keputusannya berada 
di tangan kongres. Tapi, bila memutuskan tidak bersedia lagi naik sebagai Ketum 
PDIP, Hasto berharap agar Megawati tetap berada di struktural partai. ''PDIP 
masih membutuhkan kehadiran Megawati,'' katanya. Ruang yang bisa diisi, ungkap 
Hasto, adalah ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP dengan tambahan 
kewenangan khusus sesuai tantangan yang dihadapi PDIP.

''Kehadiran Megawati sangat diperlukan ketika banyak partai politik 
diintervensi kekuasaan,'' tandasnya. Dia beralasan, di PDIP sekarang tidak ada 
orang yang komitmentnya terhadap ideologi Pancasila 1 Juni, kebangsaan, 
kebinekaan, dan pluralisme sekuat Megawati.

''Regenerasi bukan semata-mata tampilnya pemimpin muda. Tapi, juga harus 
memastikan nilai-nilai dasar ideologi yang diwarisi dari founding fathers tetap 
terjaga,'' kata Hasto.

Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mengatakan, regenerasi kepemimpinan di suatu 
organisasi memang proses ala­miah yang pasti terjadi. Meski begitu, prosesnya 
harus tetap bersandar kepada aspirasi, kemampuan, dan kebutuhan organisasi. 
''Sepanjang pengetahuan saya, aspirasi mayoritas kader struktural maupun 
simpatisan masih menginginkan Ibu Megawati sebagai ketua umum PDIP. Tapi, semua 
tentu diserahkan kepada beliau,'' kata Maruarar.

Menurut dia, konsistensi ideologi dan investasi sosial politik Megawa­ti kepada 
PDIP begitu besar. Bahkan, soliditas internal partai, mulai pemilu legislatif 
hingga pascapilpres, tak terlepas dari faktor kepemimpinan Megawati. 
Fakta-fakta itu membuktikan kepemimpinan Megawati bisa diterima semua jaringan 
dan massa PDIP. (pri/tof

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pembom Marriott-Ritz diduga lari ke Madura

2009-07-20 Terurut Topik sunny

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contentview=articleid=38541:pembom-marriott-ritz-diduga-lari-ke-maduracatid=77:fokusutamaItemid=131


Monday, 20 July 2009 15:03   
 
  Pembom Marriott-Ritz diduga lari ke Madura  
 
  WASPADA ONLINE

  PAMEKASAN - Kabar beredar menyatakan salah satu satu buronan pengeboman 
di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton lari ke wilayah timur. Pamekasan pun 
diubek-ubek polisi. 

  Ada isu bahwa salah seorang yang diduga menjadi pelaku pengeboman di 
Mega Kungingan lari ke wilayah timur. Ini yang kami antisipasi, kata Kabag Ops 
Polres Pamekasan, Kompol Bambang Sulastro, di Pamekasan, tadi siang. 

  Dikatakannya, petugas juga melakukan penyisiran di wilayah Tambung 
Kecamatan Pademawu, Tlanakan dan daerah di SMKN 1 Pamekasan. Tak hanya itu, 
lanjut Bambang, petugas juga melakukan pemeriksaan mobil box maupun angkutan 
lainnya. 

  Petugas memeriksa kelengkapan berkendaran, dan isi dari sejumlah mobil 
pembawa barang-barang. Terlebih, mobil box yang berasal dari luar daerah. 

  Nah, dalam operasi yang digelar di depan Polsek Tlanakan, petugas hanya 
menemukan mobil Taft dengan Nopol W 854 N yang tidak dilengkapi dengan 
surat-surat, tegasnya. 

  Kapolres Pamekasan AKBP Mas Gunarso juga mengimbau pada masyarakat untuk 
tidak segan-segan melaporkan pada polisi jika melihat dan menemukan keberadaan 
'orang asing' yang diduga kuat sebagai penyelinap.

  (dat01/inilah) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 3 kali bobol, KaBIN-Kapolri diminta mundur

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contentview=articleid=38538:3-kali-bobol-kabin-kapolri-diminta-mundurcatid=77Itemid=131

Monday, 20 July 2009 10:32   
 
  3 kali bobol, KaBIN-Kapolri diminta mundur  
  Warta - Warta Fokus  
  WASPADA ONLINE 

  JAKARTA - Ledakan bom yang terjadi di dua hotel mewah JW Marriott dan 
Ritz Carlton merupakan bentuk kecolongan BIN dan kepolisian dalam 3 aspek. 
Karena itu pimpinan di dua lembaga tersebut diminta untuk mengundurkan diri. 

  Masalah penggantian pimpinan itu persoalan lain. Tapi bisa saja pucuk 
pimpinan intelijen dan polisi, kalau mengundurkan diri barangkali merupakan 
solusi, sebut pengamat militer LIPI, Riefqi Muna, tadi pagi. 

  Riefqi menjelaskan, ada dua sisi dalam melihat bobolnya dua lembaga 
tersebut. Pertama dalam level teknis dan yang kedua level pencegahan non 
teknis. Level teknis berkaitan dengan sistem keamanan di dalam obyek-obyek 
tertentu. 

  Itu dari sisi teknis sejauh mana operasional dilakukan dengan cara-cara 
yang akurat. Karena yang sektor aspek teknis tidak sanggup melakukan deteksi. 
Baik itu tidak sanggup dalam peralatan maupun karena ketidakjelian dari mereka 
yang memang bertugas untuk pengamanan, bebernya. 

  Selain itu, tutur Riefqi berkaitan dengan persoalan makro, yakni tentang 
program atau upaya-upaya yang dilakukan polisi dan intelijen. Seperti melakukan 
tracking terhadap gerakan atau potensi dari aktivitas teroris yang selama ini 
ada. 

  Atau kemungkinan adanya kelompok teroris baru. Jadi yang namanya 
kecolongan dalam hal dua pokok ini, ujarnya. 

  Namun, lanjutnya, masih ada aspek lainnya yakni upaya kelompok teroris 
yang mencari celah-celah dari kemajuan teknologi keamanan itu sendiri. Seperti 
celah dari sisi pengamanan dan kelengahan dari BIN dan Polisi. 

  Buktinya tiga-tiganya kecolongan. Kecolongannya karena dari level teknis 
peralatan kurang memadai, petugas tidak melaksanakan prosedur tetap sepenuhnya. 
Kegagalan pada tingkatan bagaimana negara baik intelijen dan polisi tidak bisa 
mengantisipasi, beber Riefqi. 

  Yang penting lagi mereka harus menyatakan kebobolan itu. Dan menutupi 
ketiga aspek itu. Salah satunya dengan investigasi terhadap siapa yang terlibat 
disitu untuk mengejar berbagai kemungkinan jaringan. Yang selanjutnya berkaitan 
dengan pengejaran informasi intelijen agar kejadian tidak terulang, tandasnya.

  (dat01/inilah)



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Indonesia Negara Tercepat Penularan HIV/AIDS di Asia

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.harianterbit.com/artikel/info/artikel.php?aid=71984


Indonesia Negara Tercepat Penularan HIV/AIDS di Asia
  Tanggal :  20 Jul 2009 
  Sumber :  Harian Terbit 




JAKARTA - Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penularan dan pencagahan 
virus Human Immuno Deficiency Virus (HIV) Acquired Immuno Deficiency Syndrome) 
AIDS, menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat dalam penularan HIV/AIDS di 
Asia.

Informasi berupa poster dan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) mengenai HIV, masih 
belum cukup efektif untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Banyak yang 
salah menangkap pesan dalam poster atau ILM tentang AIDS, terutama para remaja.


Informasi yang bisa diperoleh mengenai AIDS, Yudhi yang juga merupakan jurnalis 
tabloid Bola, mencoba berpartisipasi dengan menulis buku Syair Untuk Sahabat, 
yang berisi tentang kisah-kisah nyata kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 
yang dikumpulkan sejak 2003.

Sebelumnya banyak buku mengenai AIDS tetapi tidak mudah dipahami, karena dalam 
bentuk cerita dan dengan cara pendekatan yang berbeda, buku ini jadi lebih 
mudah dipahami. Dikatakan Yudhi, diharapkan masyarakat bisa memahami apa itu 
AIDS, sehingga tidak keliru dalam meyikapi AIDS, minimal untuk diri sendiri dan 
orang-orang di sekitar.

Hal yang dijauhi itu virusnya, bukan orangnya, tidak masalah jika hanya 
bersalaman atau bersentuhan karena hampir 90% ODHA disingkirkan oleh 
keluarganya sendiri dan tidak diterima di Rumah Sakit (RS).

Dibutuhkan ODHA bukan hanya obat penunda kematian, tetapi juga perhatian dan 
dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat. Pengucilan hanya akan mempercapat 
kematian ODHA karena merasa tertekan, depresi dan tidak diterima.

Dikatakan Yudhi, kematian akibat HIV AIDS, umumnya akibat terlambat diagnosis 
karena masyarakat Indonesia tidak sadar bahwa virus AIDS bisa menjangkit pada 
siapapun meski tidak melakukan hubungan seksual, narkoba dan mengonsumsi 
alkohol. Namun jika mengonsumsi obatan-obatan terlarang secara bersama-sama 
resikonya lebih besar. Orang yang mimum obat-obatan bersama-sama, dalam waktu 
tiga atau empat tahun kemudian, 99 persen dapat lebih muda terkena AIDS.

Masih menurut Yudhi, hubungan seksual dengan sesama laki-laki, sangat berisiko 
dalam penularan AIDS karena dapat menimbulkan luka dan darah yang menjadi media 
untuk memudahkan penularan. Hubungan sesama jenis menjadi penyebab utama 
penularan HIV AIDS di Amerika.(tbt/ant)


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sebaran `virus mobile lifestyle` Telkomsel

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=71945


Sebaran `virus mobile lifestyle` Telkomsel
  Tanggal :  18 Jul 2009 
  Sumber :  Harian Terbit 


Oleh Tety Polmasari 


DI TENGAH hiruk pikuk merebaknya penyakit Flu Babi, sejumlah desa terpencil di 
Indonesia malah  terjangkit virus mobile lifestyle. Bukan sakit yang didapat, 
tapi kesembuhan dari kebutaan informasi dan teknologi. 

Virus hasil temuan Telkomsel ini mampu membuat masyarakat di desa-desa 
terpencil hidup bak di kota-kota, bahkan sanggup melihat dunia hanya dengan 
suntikan jaringan 3G broadband dan BTS. Kini desa-desa itu berubah wajah 
menjadi Desa Pintar. Masyarakat di sana pun tidak buta-buta amat mengenai dunia 
karena era mobile lifestyle mewarnai hari-hari mereka. 


Sebut saja Desa Ranupani Lumajang, Desa Sekatak Nunukan Kaltim, Desa Adaud di 
Saumlaki Ambon, dan Desa Ubrub di Papua. Warga di desa-desa terpencil ini sudah 
bisa berSMS (berbagi informasi via SMS seperti kebutuhan pupuk, bibit, hasil 
panen, hasil laut, dan lain sebagainya), berMMS, chatting, atau menikmati aneka 
layanan seperti i-lifestyle, i-games, i-movie, i-sport, i-business, i-religi, 
i-musik dan sebagainya. Lebih dari itu. Masyarakat desa bahkan bisa melakukan 
video conference. 

Desa Pintar ini tentunya melalui proses 'pembelajaran' dan 'penjajagan'. Ibarat 
orang pintar yang harus menelan berbagai informasi agar bisa pintar dan 
berwawasan luas. Ini semua diawali dari program USO (Universal Service 
Obligation) dan Desa Ranupani menjadi yang pertama di Indonesia terkait 
masuknya akses telepon pedesaan. Peresmian dilakukan Presiden RI Susilo Bambang 
Yudhoyono lewat video conference.

USO sendiri merupakan program pemerintah untuk memberikan fasilitas 
telekomunikasi bagi 38 ribu desa terpencil yang dibagi dalam 11 blok di seluruh 
Indonesia yang selama ini balnkspot. Telkomsel menyediakan komputer yang 
dilengkapi akses internet agar masyarakat dapat mengakses informasi apapun 
termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya.

Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Telkomsel, mengungkapkan, saat ini sudah 
terpasang sekitar 200 titik desa di sejumlah provinsi dan akhir Juni sudah 
terinstalasi sekitar 2.400 desa. Ditargetkan akhir tahun 2009 setidaknya 24.056 
desa dapat menikmati akses telekomunikasi dan informatika. 
 
Menyambut gaya hidup digital yang menuju era konvergensi di Indonesia, 
Telkomsel terus menyuntikkan beragam 'multivitamin' berupa layanan berbasis 
konten broadband yang didukung jaringan berbasis Internet Protocol (IP) dan 
broadband 3G kepada pelanggannya. Hasilnya, wajah-wajah pengguna ponsel 
terlihat semakin sumringah karena semakin banyak info yang didapat melalui 
perangkat alat pintar bernama ponsel itu. 

Di usia 14 Tahun Telkomsel tampaknya semakin mengukuhkan posisi sebagai market 
leader dengan layanan mobile lifestle, bahkan menjadi penyedia mobile lifestyle 
terbaik di kawasan regional. Hasrat menjadi yang terbaik ini didukung oleh 
'situasi dan kondisi'. Coba lihat saja jumlah pelanggannya yang lebih dari 75 
juta.

Dari angka ini, sekitar 180 ribu pelanggan menggunakan fitur jelajah (roaming) 
internasional setiap tahunnya. Ada yang masih sebatas penggunaan telepon dan 
SMS, namun tak sedikit pula yang menggunakan layanan data, karena lebih mudah 
dan lebih murah.

Suryo Hadiyanto, Manager Corporate Communications Telkomsel, menilai tren gaya 
hidup digital di era konvergensi ini, bukan lagi mimpi di siang bolong. Apalagi 
perkembangan teknologi telekomunikasi kian pesat. Masyarakat pun semakin 
dimudahkan dan dimanjakan dalam aktivitasnya sehari-hari. Terbukti dengan 
semakin banyaknya jumlah pengguna alat pintar itu.

Tren ini dibaca Telkomsel dengan memberikan berbagai layanan yang mendukung 
terciptanya gaya hidup digital. Aspek gaya hidup digital semakin tidak bisa 
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, kata Suryo.

Sebenarnya, dari sisi industri telekomunikasi, tren ini sudah terlihat dari 
antusiasme pengguna jasa telekomunikasi yang berkembang dengan cepat di semua 
segmen dan dengan mudah menyerap berbagai perkembangan layanan. Coba saja lihat 
dari sisi teknologi perangkat maupun konten seperti layanan SMS based content, 
mobile TV, e-banking, m-banking, video on demand, music on demand, dan lainnya.

Data juga menunjukkan pemakai jasa telekomunikasi di Indonesia di semua segmen 
profesi di masyarakat memiliki minat tinggi untuk menggunakan layanan internet 
berkecepatan tinggi dan music on demand. Ini menjadi peluang bisnis untuk 
mengembangkan layanan content broadband industri telekomunikasi.

Perkembangan gaya hidup digital ini mau tidak mau menciptakan masyarakat 
digital atau 'digital customers'. Masyarakat seperti ini tentunya membutuhkan 
konten dan aplikasi sesuai kebutuhan mereka secara cepat, kapan pun dan di mana 
pun. Dan, Telkomsel pun menyebarkan virus 'mobile lifestyle'nya. Tampaknya 
virus ini terus menyebar menuju berbagai desa, kota, dan negara tanpa harus 
takut 

[wanita-muslimah] Ustadz Jefry: Umat Islam Jangan Takut Tercoreng

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.republika.co.id/berita/63515/Ustadz_Jefry_Umat_Islam_Jangan_Takut_Tercoreng


Ustadz Jefry: Umat Islam Jangan Takut Tercoreng
By Republika Newsroom
Senin, 20 Juli 2009 pukul 15:43:00 
YOGI ARDHI/REPUBLIKA 
Jefri Al Bukhori 


JAKARTA--Berbagai pihak tentu merasa prihatin dengan peledakan bom yang terjadi 
di Hotel JW Marriot dan Ritz Charlton, Jakarta Jumat lalu. Salah satunya Ustad 
Jefry Al-Bukhori, atau yang akrab dipanggil UJ. Bagi dia, merupakan sebuah 
keprihatinan yang mendalam ketika banyak orang yang tidak tahu apa-apa menjadi 
korban pemboman.

UJ berpendapat bila kejadian pemboman dikaitkan dengan umat islam maka 
sebaiknya umat Islam tidak perlu merasa tercoreng. Kita tidak perlu takut 
tercoreng karena pelakunya bukan islam. Bila bicara tentang kejadian itu bukan 
berarti berhubungan dengan umat islam. Jadi tidak usah merasa tercoreng, tutur 
dia usai menghadiri acara Isra Miraj di Jakarta, Senin (20/7).

Tak hanya itu, UJ juga mengingatkan agar umat islam tidak perlu berpsekulasi 
tentang siapa pelaku pemboman.Karena menurut UJ ada yang lebih penting dari 
sekadar berspekulasi. Kita ini bukan spekulan yang kerjanya 
berspekulasi,ujarnya.

Hal terpenting yang menurutnya harus dilakukan adalah agar umat islam saling 
mengingatkan satu sama lain, lebih waspada dan lebih berhati-hati serta tak 
lupa semakin semangat untuk membangun bangsa.karena apa, kita ga tahu apa yang 
telah ALLAH tetapkan kepada kita, tegasnya.

Bersamaan dengan peristiw Isra Mi'raj , UJ berharap masyarakat bisa menyelami 
lebih dalam pandangan tentang sholat dan peristiwa-peristiwa yang terjadi 
kemarin. yang penting sekali lagi, ikhtiar, hati-hati dan berusaha itu jauh 
lebih baik. Hati-hati bukan berarti paranoid lho, pungkasnya. (cr2/itz)


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kandang Teroris

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/85939/70/13/Kandang-Teroris


Kandang Teroris 
18 Juli 2009 00:00 WIB  


SUKA atau tidak suka, Indonesia adalah kandang teroris. Negeri yang luas, 
pengamanan yang lembek, dan rakyat yang miskin dengan mentalitas kompromistis 
adalah syarat bagi suburnya aktivis terorisme. 

Setelah 'universitas terorisme' di Afghanistan hancur lebur, banyak anggota 
jaringan--yang sebagian muridnya dari Indonesia--balik kandang. Bahkan teroris 
dari negara tetangga Malaysia seperti Noordin M Top yang ahli bom juga masuk ke 
Indonesia karena merasa di sini lebih nyaman. 

Indonesia sebagai kandang yang subur bagi terorisme juga terlihat dari 
rangkaian ledakan bom sejak 2000. Dalam sembilan tahun terakhir tercatat 26 
kali ledakan bom yang tersebar di Tanah Air. 

Yang paling baru adalah dua ledakan yang terjadi kemarin di Hotel JW Marriott 
dan Ritz Carlton yang menewaskan sembilan orang dan mencederai puluhan lainnya. 
Ini kali kedua ledakan bom di JW Marriot setelah ledakan pertama 5 Agustus 2003 
yang menewaskan 14 orang. 

Sekitar dua pekan lalu polisi menangkap anggota jaringan teroris yang diketahui 
mempersiapkan ledakan bom. Mereka ditangkap di Jawa Tengah. Setahun sebelumnya 
sebuah jaringan di Palembang dibekuk. 

Rangkaian fakta itulah yang lebih jernih dipakai sebagai basis analisis tentang 
siapa pelaku bom di JW Marriott dan Ritz Carlton kemarin. Sementara, mengenai 
kemungkinan pelaku lain dengan motif lain, termasuk motif politik yang 
berkaitan dengan pemilihan presiden, seperti diduga Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono, biarkan polisi yang mengungkapnya. 

Pertanyaan yang kemudian mengganggu adalah mengapa kepolisian sampai saat ini 
belum juga berhasil membekuk Noordin M Top? Sampai sejauh mana koordinasi 
intelijen tentara dan intelijen polisi dalam hal ini? Jangan-jangan semuanya 
diserahkan ke polisi kemudian dengan gampang mengaku kecolongan bila terjadi 
ledakan di depan mata? 

Kalau itu menjadi tugas kepolisian seperti Densus 88, pertanyaannya adalah 
apakah negara telah memberi mereka anggaran yang memadai untuk operasi yang 
tidak mengenal batas waktu? Jangan-jangan karena dua tahun terakhir tidak 
terjadi ledakan bom, anggaran pun diciutkan. Pertanyaan lain, mengapa 
bahan-bahan peledak berbahaya bisa dengan gampang sampai ke tangan teroris? 

Teroris mendapat ladang yang nyaman di Indonesia karena mereka diterima 
komponen tertentu dalam masyarakat. Masyarakat tidak menganggap mereka 
berbahaya dan karena itu, tidak melaporkannya kepada petugas. 

Dan, yang amat memudahkan pergerakan teroris adalah sistem administrasi 
kependudukan yang amburadul sehingga seorang teroris memiliki nama berlainan di 
setiap tempat dengan kartu tanda penduduk yang mudah diperoleh. 

Pencatatan identitas pengguna telepon seluler yang asal-asalan juga mempersulit 
pelacakan. Dan masih banyak lagi peluang yang tersedia di negeri ini bagi 
kenyamanan teroris. 

Bahwa bom kemarin meledak di JW Marriott dan Ritz Carlton, dua simbol identitas 
Amerika Serikat, bisa mengarahkan orang bahwa inilah perang global terorisme 
terhadap Washington. Tetapi bagi Indonesia, bom yang meledak di Tanah Air, 
tidak peduli lokasi peledakan, adalah guncangan terhadap kredibilitas kita. 

Itu adalah pukulan telak dan memalukan. Terorisme pasti datang, tetapi kita 
tidak bisa memastikan kapan dan di mana. Tetapi, banyak yang meyakini bahwa 
terorisme selalu dekat dengan konspirasi. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Keluarga Ibrahim Identifikasi Jenazah Korban Bom

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86110/37/5/Keluarga-Ibrahim-Identifikasi-Jenazah-Korban-Bom


Keluarga Ibrahim Identifikasi Jenazah Korban Bom 
Senin, 20 Juli 2009 14:47 WIB 
 
JAKARTA-MI: Keluarga Ibrahim, salah satu karyawan Hotel Ritz Carlton yang 
hingga kini belum diketahui keberadaannya pascaledakan bom Jumat (17/7), pada 
Senin pagi mendatangi Rumah Sakit Polri Sukamto Kramat Jati, Jakarta Timur, 
untuk mengidentifikasi sejumlah jenazah yang belum diketahui identitasnya. 

Mereka terdiri atas Toha Muhammad dan Mualif Suni, keduanya kakak kandung 
Ibrahim. 

Hadyu Muhammad,42, salah satu kerabat Ibrahim mengatakan saudaranya itu tidak 
lagi diketahui keberadaannya pascaledakan bom di Hotel Ritz Carlton. 

Ibrahim merupakan staf bagian floris (penata bunga) Hotel Ritz Carlton. Ia 
bertugas pada Jumat pagi, tepat saat peristiwa bom meledak di tempatnya 
bekerja. 

Kami sudah mencari ke semua rumah sakit yang merawat korban ledakan bom, tapi 
tidak ada korban bernama Ibrahim. Karena itu kami memutuskan untuk datang ke RS 
Polri Kramat Jati, kata Hadyu. 

Menurut Hadyu, Ibrahim diperkirakan berusia sekitar 36 tahun, tinggi 175 cm, 
kulis sawo matang dan berambut lurus. Lelaki yang berasal dari Cirebon dan 
sudah tiga hingga empat tahun bekerja di Hotel Ritz Carlton itu memiliki 
seorang isteri dan empat anak . 

Keluarganya menginap di kawasan Kuningan sejak Ibrahim tidak ada kabarnya. 
Istri dan anak-anaknya selama ini tinggal di Cirebon. 

Dari informasi yang diterima keluarga, Ibrahim diketahui sempat menelepon 
anaknya sesaat sebelum ledakan bom terjadi. Ibrahim sendiri tinggal di sebuah 
rumah kos di kawasan Pasar Minggu. 

Hadyu menjelaskan setelah peristiwa ledakan bom terjadi seluruh karyawan Hotel 
Ritz Carlton dicek satu persatu. Namun saat itu Ibrahim tidak terlihat diantara 
para karyawan yang selamat. 

Keberadaan sepupu kami belum jelas, apakah ia menjadi salah satu korrban yang 
meninggal saat ledakam bom belum diketahui, kata Hadyu. 

Sejumlah petugas dari bagian INAFIS (Indonesia Automatic Finger Print 
Identification System) sedang mengidentifikasi enam potongan tubuh jenazah 
korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang 
berjilbab (saja). 

---

Janoko :

Sudahlah berdirilah didepan kelas anakku, dikau terlambat masuk kelas sehingga 
ketinggalan mata pelajaran KDR-W.

Salim

-o0o-

--- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote:

From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:14 PM






 





  Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan 
kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that 
(lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang 
untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, 
takiya?




 

  




 

















  Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Ada berita :

Maap pak, saya ndak bisa menolong, semoga lekas sembuh aja yah!

---

Janoko :

Ujian kehidupan, silahkan pilih satu :

(a). Sadar bahwa diri kita tidak sadar.
(b). Tidak sadar bahwa diri kita tidak sadar.
(c). Pura - pura tidak sadar bahwa diri kita tidak sadar.
(d). Sadar aja dech.

Salam.

-o0o-


--- On Mon, 20/7/09, ritajkt rita...@yahoo.com wrote:

From: ritajkt rita...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 9:34 AM






 





  Weladalah, Pak Wijan-noko, kalo mengalami kendlongoban 
kayaknya ya memang susah obatnya Pak. Maap pak, saya ndak bisa menolong, semoga 
lekas sembuh aja yah!



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_j...@...  wrote:



 kok ndak protes sama istilah red devils/setan merah? Emang emyu = tidak ada 
 yg jujur dan santun? Kok ndak konsisten yah protesnya?

 

 ---

  

 Janoko :

  

 Mulut janoko makin besar ndlongobnya dan kepala janoko makin mengeras.

  

 Salam bingun.

  

 -o0o-

 

 --- On Sun, 19/7/09, ritajkt rita...@...  wrote:

 

 

 From: ritajkt rita...@... 

 Subject: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?

 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

 Date: Sunday, 19 July, 2009, 8:59 AM

 

 

   

 

 

 

 kok ndak protes sama istilah red devils/setan merah? Emang emyu = tidak ada 
 yg jujur dan santun? Kok ndak konsisten yah protesnya?

 

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_jano@  wrote:

 

  Ada berita :

  

  btw, biar lebih jelas, yg gw maksud setan kuning = orba jilid satu,

  setan biru = orba jilid sekarang, setan ijo = nurdin tob dan

  jaringannya.

  

  

  ---

  

  Janoko :

  

  Hm...engga habis pikir, didalam Orba itu juga banyak orang Islamnya yang 
  jujur dan santun, koq bisa ya seseorang manusia yang mengaku Islam 
  mengatakan saudaranya s..t  n. 

  Kasihan sekali.

  

  Janoko.

  

  Note :

  Janoko masih ndlongob ( mulut terbuka lebar ) membaca tulisan tersebut.

  

  -o0o-

  

  --- On Sat, 18/7/09, ritajkt ritajkt@  wrote:

  

  From: ritajkt ritajkt@ 

  Subject: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

  Date: Saturday, 18 July, 2009, 12:24 PM

  

  

  

  

  

  

   

  

  

  

  

  

  iya mbak, itu posting kemarin yg gw komentarin, mohon maaf for the (black) 
  humor in this grieving period...

  

  

  

  btw, biar lebih jelas, yg gw maksud setan kuning = orba jilid satu, setan 
  biru = orba jilid sekarang, setan ijo = nurdin tob dan jaringannya.

  

  

  

  ikut belasungkawa,

  

  rita

  

  

  

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Mia aldiy@ wrote:

  

  

  

   Bom bunuh diri itu sudah confirm, kan? Artinya motifnya kekerasan atas 
   nama agama. 

  

   

  

   Pak DWS bukannya bilang nggak make sense bom bunuh diri itu karena 
   politik pilpres, atau yang lain bilang kasus freeport. Saya menambahkan 
   kalau bunuh diri itu sudah confirm, motif lain gugur.

  

   

  

   Psikologisnya adalah, dalam human tragedy reaksi kita bisa macem2, justru 
   karena pelakunya kita sendiri terhadap sesama, kita jatuh pada black 
   humor. Saya kaget juga denger pidatonya pak SBY, tapi yah he is entitled 
   to his own opinion, (yang sekaligus menunjukkan kualitasnya ternyata 
   sampe di situ saja).

  

   

  

   Atas kejadian ini kalo nggak salah baca, rasanya kemarin reaksi kita di 
   dunia nyata nggak seperti dulu, artinya tetep ada semacam keyakinan bahwa 
   everything will be alright. Tapi yang mengagetkan bagi saya justru 
   komentar beberapa pejabat, termasuk SBY, yang kemudian mengundang reaksi 
   lain.

  

   

  

   Kesimpulan saya sbb:

  

   - Ummat Islam masih dalam tahap denial, dan itu mengeras dan menyusup 
   kemana-mana. Ini memang masalahnya ummat Islam sedunia, dan kronis.

  

   - Militerism adalah masalah lokal Indonesia, dimana fraksi2 itu memainkan 
   kartu Islam untuk kepentingan mereka. Ini termasuk masalah good 
   governance, masalah lokal Indonesia.

  

   

  

   Say no to violence!

  

   

  

   salam

  

   Mia

  

   

  

   --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, ritajkt ritajkt@ wrote:

  

   

  

Indonesia unite, ayo yang twitteran, let's join #Indonesiaunite# 
against terrorism!

  

(tapi gw jg belum ngeh sih gimana caranya :))

  



  

Bener kata kawan-kawan semua, bener kata mas Ary, jangan jadi chaos dan 
kemakan sama terornya si teroris. Kita kudu tetep tenang dan 
melanjutkan aktivitas sambil terus waspada, kalo ada tetangga baru, 
harus cek asal usulnya dsb.

  



  

Tapi bener juga kok sinyalemen Pak Irwan, buktinya hari ini gak ada yg 
sempet ngelanjutin nulis soal IFES dan KPU, padahal kemarin kan lagi 
enak-enaknya menelanjangi IFES yang ternyata kantornya cuman segede 
kamar gw (bayangkan, lembaga ini yg menguasai data Pemilu 170 juta 
rakyat 

Re: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Mbel :

Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah ndlongob kok.

---
 Janoko :

Kali ini mbel yang ndl-angob, karena tidak mudheng dan EMONGSI berat dan 
tidak kontrol diri.

Wake up ..

Janoko ( tidak ngantukan )

-o0o-


--- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote:

From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:31 PM






 





  Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah 
ndlongob kok. jadi tidak perlu ada yang resah. Itu hanyalah salah satu gojegan 
gusti...




 

  




 

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
 Rama :

Please do your best kawan

---

Janoko :

Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, 
dasar spiritualnya apa ya ?

Salam

Janoko

-o0o-

--- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id wrote:

From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM






 





  Salam juga manis sekali komentarnya. .

Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu 
adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan 
sangat 'CLEAR'  setiap action kita. Please do your best kawan



Salam,



R.Yanti



--- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis:



Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com

Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM



 



Assalamu'alaikum,



Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis.



Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.



Salam manis,



--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com



Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com



Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM



Pak Saeful,



Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam



Mia



























  



Visit Your Group  



 







 



  







  



Give Back



Yahoo! for Good



Get inspired



by a good cause.



Y! Toolbar



Get it Free!



easy 1-click access



to your groups.



Yahoo! Groups



Start a group



in 3 easy steps.



Connect with others.







  



  .



   















 























[Non-text portions of this message have been removed]





 

















Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, 
Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - ISENG- ISENG ÉH, KEBENERAN! BUKU SEJARAH INDO NESIA DI PERPUSTAKAAN REIGERSBOS

2009-07-20 Terurut Topik isa
*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita *

*Senin, 20 Juli 2009 *

*-- *



*ISENG-ISENG ÉH, KEBENERAN!*

*BUKU SEJARAH INDONESIA DI PERPUSTAKAAN REIGERSBOS*



Sabtu siang kemarin dulu, seperti biasanya, bersama Murti, kami 
jalan-jalan keluar. Ini adalah acara harian kami. Tiap hari harus keluar 
jalan kaki. Paling tidak satu jam. Sambil belanja untuk keperluan dapur. 
Bila jatuh pada hari Senin atau Kemis, kami mampir di pasar. Dua kali 
seminggu di Winkelcentrum Amsterdamse Poort, ada hari 'pasaran'. Di situ 
sering bisa didapat komoditi yang 'twee halen, een betalen'. Artinya 
ambil dua bayarnya satu saja. Lumayan! Jadinya, setiap jalan-jalan 
keluar, selalu 'napsack' atau rugzak itu dibawa.



Begitulah! Hari Sabtu itu kami keluar jalan-jalan. Kali ini, kataku 
kepada Murti, mari kita ke Reigersbos. Jarak tiga stasiun Metro dari 
tempat kami, Amsterdam Bijlmer Arena. Sambil bertanya untuk apa, Murti 
sudah bilang OK. Aku ingin mengunjungi Openbare Biliotheek Amsterdam 
(OBA), cabangya di Reigersbos, kataku. Siapa tau ada buku yang interesan 
mengenai Indonesia.



Pergilah kami jalan-jalan ke Reigersbos. Pas turun dari Metro bertemu 
dengan sahabat lama kami, Chalik Hamid. Ia kebetulan ada keperluan ke 
rumah teman yang sedang libur. Untuk nyirami tanamannya. Begitulah 
antara sahabat, biasa. Manifestasi saling perhatikan dan saling bantu.



* * *



'Iseng-iseng, éh, kebeneran'. Memang sungguh terjadi. Tujuan ke 
Bibliotheek Reigersbos itu, maksudnya 'iseng-iseng' saja. Jalan-jalan, 
sambil liat-liat. Barangkali saja ada sesuatu yang interesan. Tiba di 
Biliobtheek, dari luar tampak di dalam ada orang-orang yang sedang 
duduk-duduk baca buku. Kami cari-cari dimana pintu masuk. Tak ketemu. 
Kami ketok-ketok kaca jendela. Orang di dalam agak tersentak. Heran 
melihat kami ketok-ketok. Lewat gerak-gerak tanganku orang yang di dalam 
mengerti bahwa kami cari pintu 'íngang' mau masuk. Melalui gerak 
tangannya, ia tunjukkan bahwa pintu masuk ada di bagian sisi gedung. 
Bukan di depan gedung.



Kami masuk. Tampak ruangan Bibliotheek cukup bagus. Ada kursi meja untuk 
baca. Selain itu juga ada sofa. Cukup mewah! Terlintas di fikiran 
perpustakaan di negeri kita. Umumnya amat sederhana Kecuali Perpustakaan 
Nasional di Jakarta. Karena Bibliothek Reigersbos itu baru sekali ini 
kami kunjungi, langsung kutanyakan pada karyawan yang bertugas, dimana 
letak buku-buku tentang Indonesia.

Ia mengantarkan ke tempat dimana terdapat buku-buku Indonesia. Pada rak 
buku dengan abjad huruf ' I '. Memang di situ ada buku-buku tentang 
India, Irak, Israel, dll dan . . . . Indonesia. Tapi aku sedikit kecewa 
karena kok sedikit sekali buku-buku tentang Indonesia yang ada di situ. 
Juga di Openbare Bibliotheek Amsterdam (OBA) Pusat, di dekat Centraal 
Station Amsterdam, gedung baru bertingkat 9, toh buku-buku mengenai 
Indonesia masih sedikit sekali. Tapi di situ memang lebih banyak buku 
tentang Indonesia. Belakangan ini rupanya ditambah.



* * *



Nah, di situlah, pada rak buku di bawah abjad huruf 'I ', aku menemukan 
buku yang memang interesan bagiku: 'GESCHIEDENIS Van INDONESIË'.' 
Sejarah Indonesia'. Terbitan Walburg Pers, Zutphen, 2006. Disusun oleh 
redaksi terdiri dari pakar-pakar Belanda: Leo Dakhuizen , sejarawan dan 
penulis; Dr Mariëtte van Selm (sejarawan), dan Frans Steeg. Dari luar 
buku ini menarik. Tampaknya edisi lux, tebal 192 halaman. Menggunakan 
kertas kwalitas mahal berukuran 30 x 24 cm. Begitu dicomot dan diangkat, 
wah cukup berat. Aku fikir kurang praktis membaca buku lux seperti itu. 
Sudah besar ukurannya, berat pula. Aku lebih suka baca buku berukuran 
pocketbook. Seperti , umpamanya buku Barack Obama (edisi asli bahasa 
Inggris) yang belum lama kubeli. Yang pertama 'Dreams From My Father' . 
. . . setebal 442 halaman. Buku kedua 'The Audicity Of Hope . . . . ' 
setebal 375 halaman. Ukurannya kecil dan menggunakan kertas biasa-biasa 
saja. Ringan dan gampang dibawa-bawa untuk dibaca dalam perjalanan. Dua 
buku Obama itu jauh lebih ringan terbanding satu buku 'Geschiedenis van 
Indonesië'.



Aku, tulis 'ISENG-ISENG, 'EH, KEBENERAN'. Tadinya hanya iseng-iseng saja 
jalan-jalan ke Bibliotheek Reigersbos. Tau-tau kudapati di situ buku 
tentang SEJARAH INDOENSIA. Kebeneran, karena selama ini aku selalu 
mencari buku-buku tentang sejarah Indonesia. Atau yang mengandung 
hal-hal mengenai Indonesia. Seperti soal Indonesia, ternyata ada 
terdapat di buku Barack Obama: The Audicity of Hope . . .

Tentu, buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh sejarawan TNI-AD Prof Dr 
Nugroho Notosusanto, bukan buku sejarah. Karena sejarawan tentara ini, 
adalah salah seorang 'pakar sejarah' yang memelintir sejarah kita. 
Baginya yang pokok mengabdi rezim Orba. Itulah sebabnya di Indonesia 
banyak ditulis dan dibicarakan, diseminarkan tentang perlunya PELURUSAN 
SEJARAH. Karena selama rezim Orba, telah terjadi pemelintiran, pemalsuan 
terhadap fakta-fakta sejarah Indonesia. Apalagi 

Re: [wanita-muslimah] China becomes world's wealthiest state

2009-07-20 Terurut Topik Richard Somawinata


That's Right, brothers.

--- On Fri, 17/7/09, sunny am...@tele2.se wrote:

From: sunny am...@tele2.se
Subject: [wanita-muslimah] China becomes world's wealthiest state
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Date: Friday, 17 July, 2009, 2:05 AM






 





  http://english. pravda.ru/ world/asia/ 16-07-2009/ 
108191-china- 0



16.07.2009



China becomes world's wealthiest state 



China's gold and currency reserves have recently hit the mark of $2 trillion. 
The nation can now boast of having the largest state reserves in the world. The 
Chinese people save up to 75 percent of their country's GDP in spite of the 
fact that China does not pay pensions and does not have free of charge 
education and healthcare systems. 



China's gold and currency reserves gained 17.8 percent ($177.9 billion) during 
the second quarter of 2009. The nation's reserves increased by $7.7 billion 
over the first quarter of the current year. Thus, the People's Republic of 
China has saved $185.6 billion during the first six months of the year, 
although it was $95 billion less than during the same-year period of 2008. 



China takes the first place in the world on the amounts of its currency 
reserves with Japan and Russia following it. Experts say that such a 
significant growth was achieved due to the predominance of export over import. 
The domination of export allowed to increase the inflow of foreign currency in 
the country. 



Young Chinese save their cash for a rainy day, just like their parents did 50 
years ago. It is considered a universal tradition with every Chinese family, 
regardless of their income. 



All Chinese banks belong to the state - there is no market system there at this 
point. There is no pension system in the country either, no free healthcare and 
no free education at all. The people of China pay for everything themselves. 
That is why the level of savings in China made up 45 percent of the GDP in the 
beginning of the 2000s and reached the record amount of 75 percent in 2009. It 
is hard to imagine that the Chinese save 75 percent and spend only 25 percent. 
Specialists say that such a system can not be found anywhere else in the world. 
It is worthy of note that the Chinese savings are not included in $2 trillion 
of gold and currency reserves. 



Experts continue saying that China will soon replace the United States as the 
world leader on the economic arena. The talks about China's possible leadership 
emerged soon after the beginning of the economic crisis. However, no one 
expected that changes would come so quickly. 



It is worthy of note that it is China's Petrochina that tops Ernst  Young's 
list of world's largest companies. The USA's Exxon Mobil was ranked first on 
the list only six months ago



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Prabowo: Sulit Hadapi Orang Ekstrim Radikal

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/20/14294170/prabowo.sulit.hadapi.orang.ekstrim.radikal

Prabowo: Sulit Hadapi Orang Ekstrim Radikal
Senin, 20 Juli 2009 | 14:29 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Rita Ayuningtyas 
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali berduka dengan adanya pengeboman di dua 
hotel berbintang lima di Mega Kuningan, Jakarta. Calon wakil presiden dari 
Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yakin pengeboman ini dilakukan oleh kelompok 
ekstrim radikal.

Prabowo mengatakan perlu waktu untuk memberantas gerakan ini. Dia juga yakin 
masih ada teroris lain di Indonesia, meski jumlahnya tak banyak.

Ya bagaimana jika ada beberapa orang yang sangat ekstrim radikal, bisa saja 
berbuat onar, berbuat jahat. Sulit. Seluruh negara di dunia, sulit mengatasi 
orang-orang seperti ini, ujarnya usai mengunjungi acara doa bersama Lintas 
Agama di Belagio Mall pascapengeboman, Mega Kuningan, Jakarta, Senin ( 20/7 ).

Menurut dia, kepolisian Indonesia sudah cukup sigap dalam menghadapi teror ini. 
Lumayan ya menghadapi teror, relatif aman ya. Tapi jangan lengah. Kalau 
dibandingkan dengan negara lain kan lebih, dari India, Pakistan, Afganistan, 
kata dia.

Dia mengatakan masyarakat Indonesia juga kompak menunjukkan kesatuannya 
pascabom Kuningan tersebut. Dia yakin, ini mampu menunjukkan Bangsa Indonesia 
tetap bersatu mengutuk kekerasan dan teroris.

Artikel Terkait: 
  a.. Prabowo: Kami Berpikir Positif 
  b.. Prabowo Subianto Akan Kunjungi Lokasi Ledakan 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 700 Personel Dikerahkan

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=30074


  18 Juli 2009 02:34:37



  700 Personel Dikerahkan



  Untuk Penegakan Hukum di Freeport
  TIMIKA-Upaya pengungkapan kasus teror atau penembakan yang dilakukan oleh 
kelompok misterius bersenjata di areal Freeport benar-benar diseriusi pihak 
keamanan. Terkait hal ini, Polda Papua melakukan peningkatan pengamanan melalui 
penambahan personel pasukan baik dari Polri maupun TNI. Personel gabungan yang 
sudah disiapkan sebanyak 700 personel, kata Kapolda Papua Irjen Pol. Drs FX 
Bagus Ekodanto kepada wartawan, Jumat (17/7) kemarin.


  Menurutnya, personel yang disiapkan itu terdiri dari 350 lebih personel 
Satgaspam Obvitnas yang melibatkan TNI, termasuk personel tambahan dari Jakarta 
sebanyak 110 personel yang baru tiba dari Jakarta dengan penerbangan Pesawat 
Lion Air, kemarin. Jumlah tersebut ditambah lagi dengan permintaan bantuan 
personel dari pasukan organic TNI sebanyak 2 Kompi. 
  Personel pasukan ini kemarin terlihat sedang dalam persiapan menuju 
Markas Yonis 754 ENK. Hanya saja wartawan tidak mendapat izin meliput dari 
dekat. Penambahan jumlah personel ini setelah melalui koodinasi antara 
petinggi-petinggi Polri maupun TNI dalam rapat di Rimba Papua Hotel, Jumat 
kemarin selama dua jam, yang dimulai pukul 10.25 WIT.


  Rombongan petinggi Polri dan TNI yang tiba Jumat kemarin sekitar pukul 
05.00 WIT bersamaan dengan penambahan personel pasukan hadir dalam rapat itu 
antara lain Deputi Operasi Mabes Polri Irjen Pol. SY Wenas yang juga mantan 
Kapolda Papua, Kepala Korps Brimob Irjen Pol. Iman Sudjarwo. Termasuk Kapolda 
Papua Irjen Pol.Fx Bagus Ekodanto, Kasat Brimob Polda Papua, Dir Intel Polda 
Papua, Kapolres Mimika AKBP GC Mansnembra. Sedangkan dari petinggi TNI adalah, 
Asisten Operasi Mabes TNI Mayjen TNI Supriyandin AS, Kasdam Brigjen TNI Hambali 
Hanafiah, Danren 171-PVT Kolonel Inf. Fransen Siahaan serta Dandim 1710 Mimika 
Letkol Inf. Refizal. 
  Kapolda usai pertemuan mengatakan, progres pengamanan adalah melalui 
peningkatan penambahan pos, rute pengamaman serta bantuan TNI terhadap kualitas 
penanganan yang lebih spesifik pada lokasi-lokasi yang perlu diamankan.


  Bantuan personel TNI itu bukan BKO. Ini atas kerjasama dan permintaan 
Polri. Sesuai ketentuan undang-undang Polri bila membutuhkan bisa meminta 
bantuan ke TNI. Kekuatan yang perlu kita tambah karena terbatas. Jadi dari TNI 
dua Kompi yang kita minta dengan kendali dari Polri, tutur Kapolda. Adanya 
penambahan personel ini, lanjut Kapolda karena rute pengamanannya diperpajang, 
dimana tempat-tempat konsentrasi yang tersembunyi akan dilakukan 
pengejaran.Menurut Kapolda, langkah pengamanan ini dalam rangka penegakan hukum 
terhadap pelaku kelompok bersenjata.(eng)
   

 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?

2009-07-20 Terurut Topik Irwan Kurniawan
http://www.facebook.com/notes.php?id=586512007#/note.php?note_id=117576103656

..
Seperti layaknya operasi intelijen, pelaku selalu dari komunitas lokal yang
gampang diperalat.
Golongan garis keras yang fanatik sangat mudah diperalat untuk kepentingan
ini. MOSAD
melakukannya di Palestina terhadap HAMAS yang dikemudian hari berbalik
merepotkan mereka.
CIA melakukannya di Afganistan melalui Osama bin Laden untuk memerangi Rusia
yang
dikemudian hari juga berbalik menghantam Amerika.

Sementara itu para pengamat Barat akan terus memberikan pencitraan
dimediahttp://www.facebook.com/note_redirect.php?note_id=117576103656h=dacf44831256d96dd00555b01f5d1db9url=http%3A%2F%2Fwww.detiknews.com%2Fread%2F2009%2F07%2F19%2F103425%2F1167870%2F10%2Fjw-marriot-ritz-carlton-dipilih-karena-simbol-kemakmuran-asbahwa
ini murni
terorisme dengan kondisi yang sangat spesifik dan cenderung dipaksakan.
Ditambah lagi CIA
sekarang sedang membentuk sebuah komisi yang akan membantu mengungkap siapa
pelaku
peledakan bom aneh kali ini.

Bisa ditebak hasilnya siapa…

Ini juga bisa menjadi bukti kenapa M Top tidak tertangkap. Karena dibutuhkan
sosok seperti M Top
pada situasi yang seperti ini. Konsep jangan dilumpuhkan dan cukup
dilemahkan saja sudah teruji
sejak jaman VOC dimana oara Ketju merajalela di kerajaan Mataram.

Cuma saja hasilnya tidak pernah sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya…


Pada 17 Juli 2009 23:34, Dwi Soegardi soega...@gmail.com menulis:



 Lihat di CNN, menurut Polri ada dua orang suicide bombers ...
 Menyedihkan.

 Lebih sedih lagi, kalo untuk mengacaukan pemilu saja pake bom bunuh
 diri. (Menurut teori konspirasi SBY dan IrwanK :(


 On 7/17/09, sunny am...@tele2.se ambon%40tele2.se wrote:
  Bom bunuh diri?
 
  - Original Message -
  From: donnie damana
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Sent: Friday, July 17, 2009 4:36 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Ledakan di Jakarta?
 
 
  teori gensetnya masih diragukan tuh...
 
  On Jul 17, 2009, at 9:33 AM, Ari Condro wrote:
 
   genset meleduk di ritz carlton (bukan bom)
  
   On 7/17/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com soegardi%40gmail.com
 wrote:
   
 
 http://www.nytimes.com/aponline/2009/07/16/world/AP-AS-Indonesia-Explosions.html?_r=1src=twttwt=nytimes
Police: Bombs at Jakarta Hotels Kill 4 Foreigners
   
   
 
 http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/07/17/0901569/Tangis.Pilu.dan.Panik.Iringi.Ledakan.Marriott.dan.Ritz
   .
Tangis Pilu dan Panik Iringi Ledakan Marriott dan Ritz
   
Semoga rekan-rekan WM di Jakarta selamat ..
   
Ada apa gerangan?
   
  
   --
   salam,
   Ari
  
  
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 
  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting 
  mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Berhenti 
  mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.comwanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com
  Milis Keluarga Sejahtera 
  mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.comkeluarga-sejahtera%40yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam 
  mailto:majelism...@yahoogroups.commajelismuda%40yahoogroups.com
 
  Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
 
 
 
 

 --
 Sent from my mobile device
  




-- 
-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] Khatami calls for Iran referendum

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/07/2009720112418612488.html

Monday, July 20, 2009 
18:51 Mecca time, 15:51 GMT 

  Khatami calls for Iran referendum 
 
 
 
  Khameini, right, has warned Iran's elite not
  to undermine the country's security [AFP] 
   
  Iranian reformists, among them Mohammad Khatami, the former president, 
have called for a referendum to resolve the crisis that has gripped the country 
since last  month's disputed presidential election.  

  Khatami, whose 1997-2005 presidency saw a thaw in the Islamic republic's 
relations with the West, hit out on Monday at the conduct of the June 12 vote 
that saw Mahmoud Ahmadinejad, his hardline successor, returned to power.

  Khatami expressed concern that public confidence in the system has been 
damaged, the ILNA news agency reported.  

  He said calls by Akbar Hashemi Rafsanjani, another former president, for 
a consensus between reformists and conservatives on resolving the crisis were 
the minimum requirement for getting out of the current situation.

  A group of reformist clerics founded and led by Khatami said a referendum 
was essential to restore public confidence.

  As millions of Iranians have lost confidence in the electoral  process, 
the Association of Combatant Clerics insist on the organisation of a referendum 
... by independent bodies, the group said in a statement.

In depth 

The latest on Iran's post-election unrest 


Send us your videos and pictures from Iran 

  Under the Iranian constitution only Ayatollah Ali Khamenei, the country's 
supreme leader, can organise a referendum.

  Khameini has backed the official results from the presidential election, 
which saw Ahmadinejad returned with a huge majority.

  But his repeated calls on the opposition, including on Mir Hossein 
Mousavi, the defeated presidential candidate, to accept the poll outcome have 
gone unheeded. 

  Mousavi insists that the vote was rigged and says the government led by 
Ahmadinejad is illegitimate.

  Detained protesters

  On Monday, Mousavi demanded that scores of protesters detained following 
the poll be released immediately.

  The election result triggered violent protests across Iran, resulting in 
the deaths of at least 20 people. 

  Speaking to the families of some of the activists and protesters held 
since the June 12 poll, Mousavi said that detaining people would not resolve 
the dispute over its outcome, reformist websites reported.

  Who believes these people, many of them prominent figures, would work 
with the foreigners and to endanger their country's interests? he was quoted 
as saying.

  They should be immediately released.

  Mousavi's remarks were published shortly after Khameini warned Iran's 
elite against harming the country's security.

  Anyone, no matter their rank or title, will be detested by the people if 
they lead our society towards insecurity, he said in a speech carried on state 
television.

  Our leaders must be vigilant. Any word or action which helps [the 
enemies] will be contrary to the interests of our people.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Why Jerusalem? Israel's hidden agenda

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://weekly.ahram.org.eg/2009/956/special.htm

16 - 22 July 2009
Issue No. 956
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875

Why Jerusalem? Israel's hidden agenda

Israel's plan to annex the whole of Jerusalem, part of its efforts at 
bolstering its international legitimacy, is being carried out without regard 
for legal, moral or historical considerations, writes Dan Lieberman* in 
occupied Jerusalem 


   Click to view caption 

--
 
Three huge granite stones rest comfortably on the top of Midbar Sinai Street in 
Givat Havatzim, Jerusalem's northernmost district. Cut to specification, the 
imposing stones represent one of several preparations by the Temple Mount and 
Land of Israel Faithful Movement to erect a Third Temple on the Haram Al-Sharif 
Temple Mount. Since the Islamic Waqf owns and controls all the property on the 
Haram Al-Sharif, by what means can these stones be transferred to the Temple 
Mount and how can a temple be constructed there? Not by any legal means. 

The stones are a provocation, which the Israel government refuses to halt. 
Neglect and passivity have led to a belief that an eventual Muslim reaction to 
the increasing provocations will give Israel an excuse to seize total control 
of the Holy Basin -- the properties that Israel intends to incorporate into a 
greater Jerusalem. 

For decades, the Israeli authorities have spoken of a united Jerusalem -- 
suggesting a spiritual quality to their message -- as if Israel wanted the home 
of the three monotheistic faiths to be solid and stable. By being guided from 
one central authority, a united Jerusalem would also offer the preservation of 
a common and ancient heritage. 

However, by stressing the word united, Israel disguises the lack of a 
supporting and verifiable historical narrative that could bolster its thrust to 
incorporate all of an artificially created Greater Jerusalem within its 
boundaries. Coupled with inconsistencies and contradictions, Israel's eagerness 
to create a Greater Jerusalem under its total control becomes suspect. The 
intensive concentration on a united Jerusalem reveals a hidden agenda that 
debases Jerusalem's religious ingathering and heightens division, hatred and 
strife. 

Examine the Holy Basin. The Holy Basin contains well- marked Christian and 
Muslim institutions and holy places that have had historical placement for 
millennia. Although people of the Jewish faith had a major presence in 
Jerusalem during the centuries of Biblical Jerusalem, which included rule by 
King Hezekiah and control by the Hasmonean dynasties, their control and 
presence were interrupted for two millennia. 

Extensive commentary has enabled these 2000 years of lack of control and 
presence to seem as if they never happened and that today is only a short time 
from the years of Hezekiah. Some remains of Jewish dwellings and ritual baths 
can be found, but few if any major Jewish monuments, buildings or institutions 
from the Biblical era exist in the Old City of today's Jerusalem. The 
often-cited Western Wall is the supporting wall for Herod's platform and is not 
directly related to the Second Temple. No remains of the Jewish Temple have 
been located in Jerusalem -- not even a rock. 

According to the religious writer Karen Armstrong, Jerusalem Jews did not pray 
at the Western Wall until the Mamluks allowed them to move their congregations 
from a dangerous Mount of Olives and pray daily at the Wall in the 15th 
century. At that time she estimates that there may have been no more than 70 
Jewish families in Jerusalem. After the Ottomans replaced the Mamluks, Suleiman 
the Magnificent issued a formal edict in the 16th century that permitted Jews 
to have a place of prayer at the Western Wall.

The only remaining major symbol of Jewish presence in Jerusalem's Holy City is 
the Jewish quarter, which Israel cleared of Arabs and rebuilt after 1967. 
During its clearing operations, Israel demolished the Maghribi Quarter adjacent 
to the Western Wall, destroyed the Al-Buraq Mosque and the Tomb of the Sheikh 
Al-Afdhaliyah, and displaced about 175 Arab families. 

Although the Jewish population in previous centuries comprised a large segment 
of the Old City (estimates have 7,000 Jews during the mid-19th century), the 
Jews gradually left the Old City and migrated to new neighbourhoods in West 
Jerusalem, leaving only about 2,000 Jews in the Old City. Jordanian control 
after the 1948 War reduced the number to zero. By 2009, the population of the 
Jewish quarter in the Old City had grown to 3,000, or nine per cent of the Old 
City's population. The Christian, Armenian and Muslim populations are the 
principal constituents and their quarters contain almost the whole of the Old 
City's commerce.

In an attempt to attach ancient Israel to present day Jerusalem, 

[wanita-muslimah] Another Questionable Death in Malaysia

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=1971Itemid=178


  Another Questionable Death in Malaysia 

  Written by Our Correspondent 
  Monday, 20 July 2009  
  How did an opposition party aide manage to throw himself off  an 
anti-corruption agency building? 



  If Teoh Beng Hock had died in the custody of the police in Moscow or 
Chechnya, the death would have been all over the western media as yet another 
example of the brutality of the system. But because Malaysia buys lots of arms 
from the west, western tourists love Langkawi beaches, and Manchester United 
makes millions from its Malaysian fans, this appalling story rated the briefest 
of international mentions. Yet murder goes closer to top people in Malaysia 
than it does to their equivalents in Russia.

  Teoh was an aide to an executive councilor in the Selangor state 
government which is controlled by an opposition coalition including the 
Democratic Action Party (DAP) of which Teoh's boss was a senior member. He was 
found dead on the fifth floor roof of the Malaysia Anti-Corruption Commission 
building having allegedly jumped to his death after an interrogation.

  The story is not just a tragedy for Beng Hock, his family, fiancée and 
friends. It is yet another tragedy for the Malaysian system of law and justice. 
Exactly what happened at the Shah Alam, Selangor, of the Malaysian 
Anti-Corruption Commission we shall probably never know. Cover-ups will go on 
indefinitely, as also in the case of the murder of Mongolian model and 
translator Altantuya Shaaribu , the pregnant former mistress of Razak Baginda a 
close associate of now prime minister Najib Razak who was killed by members of 
Najib's security detail.

  According to the MACC, Teoh's interrogation had ended some hours earlier 
but he had elected to stay at its offices, from which he later jumped. At the 
very least, if Teoh had killed himself it could only have been after mental or 
physical torture or administration of drugs by the MACC. Teoh was not the 
subject of investigation by the MACC, the agency said, only his boss. He was a 
former newspaper reporter for the Chinese daily Sin Chiew Jit Poh until joining 
the state government after the opposition victory last year. He was due to be 
married soon. 

  The MACC may sound a worthy institution dedicated to clean government. 
But foreigners should not be fooled. Its interrogation of Yeoh was clearly 
aimed at trying to dig up something to pin on his boss and hence disrupt an 
opposition coalition already subject to the money politics which has helped 
keep the UMNO-led coalition in power at national level for more than 50 years.

  The MACC meanwhile has singularly failed to investigate the payment of 
commissions totaling ?114 million to Najib's friend Razak Baginda for the 
purchase of French submarines while Najib was Defense Minister. The 
French-speaking Altantuya visited Paris with Razak Baginda during discussions 
with the French so was almost certainly privy to the deal and, by her own 
admission, later tried to blackmail Baginda. According to testimony which was 
not allowed in court, Najib was also present on one of these Paris visits. 
Indeed, according to a private detective who later recanted his testimony then 
disappeared, Najib himself had previously had a sexual relationship with 
Altantuya.

  The trial of Razak Baginda, who was acquitted, and two members of Najib's 
squad, who were found guilty, was a bizarre affair which made a mockery of 
justice. (see Asia Sentinel: Altantuya's Killers Judged Guilty) Yet western 
governments, which continue to lecture Russia and others on human rights and 
the rule of law for their own commercial reasons, continue to accord Malaysia's 
government and courts a liberal and democratic status which they lost two 
decades ago. 

  The death of Teoh Beng Hock is yet another tragic illustration of how 
rotten the Malaysian system has become after years of one party rule, racialism 
and blatant corruption on a massive scale.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu

2009-07-20 Terurut Topik Dwi Soegardi
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72453

PEREMPUAN

15 Juli 2009


* Oleh Triyono Lukmantoro


Apa yang bisa direfleksikan bagi gerakan politik perempuan setelah
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009? Sebagai renungan awal,
kita bisa membaca semangat beberapa calon wakil rakyat perempuan dari
Jawa Tengah ketika menandatangani ‘’Kesepakatan Bersama Caleg
Perempuan’’ di Semarang, beberapa waktu lalu.

KETIKA itu, mereka menyatakan Pemilu 2009 sebagai pasar bebas yang
sulit ditembus. Mereka menyepakati visi dan misi yang sama supaya
keterwakilan perempuan di parlemen bisa diwujudkan. Ada lima komitmen
yang disepakati, yakni a) kesehatan reproduksi, b) kekerasan berbasis
gender, c) trafficking, d) gender budget, dan e) antikorupsi.

Ketika kampanye pilpres berlangsung, Megawati Soekarnoputri sebagai
kandidat presiden mengajak kaum perempuan memilihnya. Apakah strategi
itu menarik minat para pemilih, terutama perempuan? Belum tentu,
karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat.

Politik patriarki tidak hanya hadir dalam kekuasaan yang dikontrol
lelaki. Ada cara berpikir yang menyatakan bahwa politisi laki-laki dan
perempuan sama saja. Mereka tidak bisa memperbaiki kondisi rakyat yang
sengsara.

Agenda yang bisa dijalankan tak hanya meminta para perempuan untuk
memilih caleg perempuan dan capres perempuan. Pemikiran ini masih
eksklusif. Apalagi pilihan perempuan biasanya ditentukan kaum lelaki,
baik karena berstatus kepala keluarga maupun suami.

Problem itu pasti disadari kalangan aktivis perempuan. Kaum laki-laki
seharusnya diajak memilih caleg dan capres perempuan. Itulah strategi
berwatak inklusif. Kaum lelaki tidak diposisikan sebagai musuh,
melainkan mitra yang layak dilibatkan.
Kesadaran Palsu
Keterpinggiran caleg dan capres perempuan dalam dua pesta demokrasi
ini disebabkan dua situasi yang saling terkait, yaitu material
(ekonomi) dan pemikiran (ideologi). Untuk melawan kekuatan ekonomi dan
dogma ideologi patriarkhi ini, strategi yang bisa dijalankan adalah
melakukan kritik. Artinya, merobek selubung kesadaran palsu yang
tertanam mapan dalam kehidupan sosial.

Ide Kamla Bhasin (Menggugat Patriarki, 1996) dapat dibaca sebagai
mekanisme perlawanan terhadap patriarki. Awalnya, Bhasin
mendefinisikan patriarki sebagai ”kekuasaan Bapak”. Setelah itu, dia
menyatakan patriarki tidak selamanya menguntungkan lelaki. Lelaki
sebagai pemegang kuasa patriarkis dipaksa memainkan stereotipe sosial
tertentu yang memaksanya melakukan peran yang menjadi kewajibannya.

Sehingga laki-laki pun tak punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti
arus utama, yaitu sebagai pihak yang wajib mencari nafkah dan menjadi
pelindung. Sering tuduhan banci dilontarkan kepada lelaki yang
bersikap sopan dan tak agresif.

Laki-laki yang memperlakukan istrinya sederajat dianggap sebagai
”takut istri”. Strategi merangkul kaum lelaki sebagai sekutu untuk
mendobrak patriarki yang merepresi kaum perempuan dan lelaki harus
dimainkan secara optimal.

Selama ini, cara yang ditempuh untuk menentang kekuasaan patriarkis
sangat sektoral. Laki-laki ditempatkan sebagai musuh yang harus
diperangi. Teknik ini justru menjadikan lelaki bersikap resisten dan
antipati terhadap gerakan politik kaum perempuan.

Gejala ini dapat disimak ketika affirmative action (tindakan peneguhan
sementara) dalam wujud kuota 30 persen keterwakilan perempuan di
parlemen disambut dingin politisi pria dan laki-laki awam. Gerakan ini
seolah-olah ingin melawan eksistensi lelaki, dan bukan hendak
merobohkan sistem kehidupan yang menguntungkan pria dan menyisihkan
perempuan.

Kebijakan affirmative action adalah langkah mewujudkan politik
identitas, yakni munculnya modus pengorganisasian yang berhubungan
dengan ide bahwa ada kelompok sosial tertentu (perempuan) yang
mengalami ketertindasan.
Namun, pada sisi lain, affirmative action dapat dibaca sebagai
”diskriminasi yang berkebalikan”. Laki-laki disingkirkan, perempuan
diistimewakan.
Berjalan Langgeng
Marginalisasi terhadap perempuan tidak hanya dijalankan lelaki, tetapi
juga oleh kaum Hawa sendiri. Itulah sistem yang membentuk struktur
sosial dan berjalan langgeng, karena tidak disadari aktor-aktor sosial
yang terlibat di dalamnya.

Kemitraan lelaki-perempuan untuk melawan patriarki, dengan demikian,
tak sebatas menciptakan solidaritas bagi sesama perempuan tetapi juga
perkawanan (comradeship) yang tidak lagi membedakan status gender.

Keterwakilan perempuan dan perempuan memilih caleg/capres perempuan
masih sebatas isu dalam domain demokrasi formal. Demokrasi jenis ini
mengarahkan terwujudnya pluralisme politis. Artinya, kelompok-kelompok
sosial seperti perempuan, etnis minoritas, ras, keagamaan, atau
pekerja memiliki kepentingan yang sama. Padahal demokrasi yang harus
diperjuangkan, ungkap Ann Ferguson (Sexual Democracy: Women,
Oppression, and Revolution, 1991), bercorak substansial.

Demokrasi substansial melibatkan dua komponen. Pertama, 

[wanita-muslimah] Kekerasan Ibu Memicu Kekerasan Gender?

2009-07-20 Terurut Topik Dwi Soegardi
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72451

PEREMPUAN

15 Juli 2009


SELEPAS pemuatan tulisan saya yang berjudul Pendidikan Kegenderan di
Sekolah di rubrik ini, beberapa pembaca memberikan apresiasinya.
Banyak diantara mereka yang melontarkan pertanyaan bercampur rasa
penasaran dan khawatir, apakah kekerasan yang dilakukan ibu terhadap
anaknya juga merupakan pemicu kekerasan gender bagi anaknya kelak,
meski nantinya sudah ada pendidikan gender di sekolah?

Kalau memang benar, mereka menilai pendidikan kegenderan di sekolah
saja tidak cukup sebagai upaya preventif meminimalisasi kekerasan
berbasis gender.

Tak dapat dimungkiri, dalam masyarakat masih kental budaya orangtua
(terutama ibu) menghukum anak jika melakukan kesalahan. Kalau hukuman
itu bersifat mendidik, misalnya diminta menyapu kamar, mungkin tidak
jadi masalah. Itu pun harus dilakukan secara halus dan tidak berkesan
kasar.

Tetapi, bagi kultur kita, hal ini sangat jarang terjadi. Kebanyakan
yang terjadi adalah anak yang melakukan kesalahan atau melakukan
sesuatu yang tak sesuai dengan kemauan ibunya, mendapat amarah,
cubitan, pukulan, bahkan tendangan.

Ditilik dari sisi psikologis anak, hal itu jelas akan memengaruhi jiwa
dan mentalitasnya, sehingga apa yang dialaminya saat kecil akan selalu
diingat hingga masa dewasa.

Parahnya jika anak menafsirkan kekerasan yang dilakukan ibunya itu
merupakan hal yang boleh dilakukannya. Lebih parah lagi kalau anak
memiliki keinginan balas dendam terhadap apa yang dialaminya
(kekerasan oleh ibu) kepada kaum perempuan di sekitarnya, termasuk
teman-teman perempuannya kelak.

Kalau hal itu terjadi, tentu permasalahannya menjadi pelik, sehingga
cara penanganannya pun harus lebih kompleks dan terintegrasi. Tak
hanya satu upaya preventif saja yang perlu dilakukan.

Evaluasi Diri

Kita seharusnya tak boleh tutup mata dengan persoalan ini, karena bisa
saja hal ini menimpa anak kita kelak. Oleh karena itu, sudah
semestinya para ibu mengevaluasi diri masing-masing, apakah selama ini
sikapnya terhadap anak sudah jauh dari kekerasan? Kekerasan di sini
jangan hanya diartikan, misalnya, menendang atau memukul anak.
Kekerasan di sini juga termasuk memarahi anak dengan bentakan atau
mencubitnya.

Memang sudah menjadi kewajiban ibu untuk mengingatkan anak jika
bersalah atau melakukan sesuatu di luar batas normal. Tetapi,
mengingatkan anak tidak harus dengan membentak, memarahi, memukul, dan
mencubitnya. Menjadi lebih elegan jikahal itu dilakukan dengan cara
yang halus.

Justru dengan pendekatan persuasif dan dalam suasana yang tenang, anak
dapat meresapi nasihat ibunya. Karena itu, sikap marah dan beragam
sikap kekerasan lain terhadap anak harus segera dihentikan. Ini
semata-mata guna menjauhkan anak dari pemikiran kekerasan, terutama
kekerasan berbasis gender kelak.

Penelitian mengenai kekerasan ibu terhadap anaknya apakah berpengaruh
terhadap terjadinya kekerasan berbasis gender yang dilakukan si anak
kelak, memang belum pernah dilakukan secara khusus.

Mata Rantai

Tetapi berdasarkan fakta di lapangan, terutama pengalaman saya selama
menjadi konselor di Pilar PKBI, seseorang melakukan kekerasan berbasis
gender umumnya karena meniru kekerasan yang dilakukan ibu kepada
dirinya di masa kanak-kanak. Selain itu, dipengaruhi pula oleh
tayangan film/sinetron di televisi.

Karena itulah, mengapa penanganan kekerasan berbasis gender sangat
membutuhkan peranserta berbagai pihak. Kita semua tak boleh menutup
mata terhadap permasalahan kekerasan berbasis gender yang kini makin
marak terjadi di sekitar kita.

Permasalahan dasar yang mesti dilakukan saat ini adalah memutus mata
rantai penyebabnya. Sebab, dengan tindakan preventif itu, kekerasan
berbasis gender kelak menjadi lebih mudah dikendalikan intensitasnya.
Tentu pemikiran yang saya ungkapkan beberapa waktu lalu perihal
pendidikan gender di sekolah belum bisa sepenuhnya memutus mata rantai
kekerasan berbasis gender.

Akan lebih efektif jika upaya itu ditambah dengan upaya preventif
lain, yaitu menghapus adanya kekerasan ibu terhadap anaknya. Hal ini
memang sulit dilakukan, karena berkaitan erat dengan kultur masyarakat
kita.

Kultur menghukum (fisik) atau memarahi anak ketika berbuat salah atau
tak sesuai dengan keinginan ibu sudah saatnya diubah. Kalau ada
kemauan dari orangtua terutama ibu, pasti hal ini bisa terwujud dengan
baik.

Kita semua tentu tidak ingin kekerasan yang dilakukan ibu terhadap
anaknya justru menjadi awal timbulnya malapetaka di kemudian hari.
Malapetaka yang berarti kekerasan berbasis gender yang dilakukan
anaknya, entah kepada teman wanita atau istrinya, kelak. Hal ini tak
hanya merugikan si anak itu sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat
di sekitarnya. (Hadziq Jauhary-32)


[wanita-muslimah] Makin Berdaya Makin Sengsara

2009-07-20 Terurut Topik Dwi Soegardi
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72449

PEREMPUAN

15 Juli 2009
GENDERANG GENDER

Makin Berdaya Makin Sengsara

* Oleh Asmadji AS Muchtar


UU Perkawinan yang berlaku di Indonesia telah membakukan doktrin
pembagian peran suami istri yang bias gender, di mana suami
berkewajiban mencari dan memberi naskah, sedangkan istri berkewajiban
mengurus rumah tangga. Doktrin ini tak pernah berubah, meski banyak
pihak mengkritiknya sebagai doktrin patriarkis-diskriminatif. Kalangan
feminis pun tegas menolak doktrin tersebut, dengan dalih demokrasi dan
HAM.

Doktrin patriarkis-diskriminatif telah menimbulkan fenomena
kesengsaraan banyak istri yang justru telah berdaya. Misalnya, banyak
istri tetap sibuk mengurus rumah tangga, meski sudah berpenghasilan
sendiri dan sepanjang hari bekerja di luar rumah. Dengan kata lain,
doktrin ini sudah tidak relevan. Di banyak daerah, makin banyak istri
yang justru bertugas mencari/memberi nafkah kepada keluarganya.
Sebaliknya, banyak suami pengangguran yang hanya bisa menerima nafkah
dari istri.

Fakta ini bisa dilihat setiap hari di berbagai daerah di Indonesia.
Cobalah menengok pasar-pasar tradisional pada dini hari, yang sudah
diramaikan oleh perempuan pedagang yang berstatus sebagai istri.
Tengoklah ruas-ruas jalan di seluruh pelosok desa ketika fajar. Banyak
perempuan yang notabene berstatus sebagai istri atau ibu
berbondong-bondong keluar rumah untuk bekerja di pabrik atau sawah,
mencarikan nafkah bagi keluarganya.

Mayoritas perempuan pekerja di pabrik, pertokoan, dan perkantoran
makin menegaskan keberdayaan perempuan Indonesia yang bertolak
belakangan dengan doktrin berkeluarga. Akibatnya, banyak bayi dan
balita yang diasuh ayahnya, karena sang ibu sepanjang hari mencari
nafkah.

Hal ini tentu menyimpan berbagai masalah, seperti munculnya generasi
yang kekurangan kasih sayang ibu, yang amat mungkin akan menjadi
generasi naif. Misalnya, anak lelaki akan mengikuti jejak ayahnya,
sebagai suami yang naif (tidak mampu mencarikan nafkah bagi keluarga;
justru menerima nafkah dari istri).

Kini makin banyak pernikahan tanpa memedulikan apakah mempelai pria
sudah bekerja atau belum. Hal ini makin menegaskan betapa banyak gadis
Indonesia yang telah memformat dirinya sebagai perempuan berdaya.
Ketika pada saatnya harus menikah, ia tidak lagi peduli apakah calon
suaminya sudah mampu melaksanakan kewajibannya mencari nafkah atau
belum.

Fenomena ini juga menegaskan betapa banyak orangtua di Indonesia yang
siap menerima menantu pria yang tidak mampu memberi nafkah, karena
anak perempuannya sudah ”berlatih” menjadi istri yang berdaya.

Fenomena Sosial

Ketika kaum perempuan menjadi berdaya, ternyata muncul penindasan baru
dalam rumah tangga. Hal ini bukan teori, melainkan fakta yang telah
menjadi fenomena sosial di Indonesia. Betapa banyak istri yang telah
bersusah-payah mencari nafkah, tapi ketika pulang masih harus
mengerjakan tugas rumah tangga seperti mencuci pakaian, memasak,
bahkan membelikan rokok untuk suami di warung.

Fenomena ini kelak sangat mungkin dianggap wajar, apabila lapangan
pekerjaan yang tersedia lebih terbuka untuk kaum perempuan daripada
untuk laki-laki. Misalnya, pada dekade 1980-an, pabrik-pabrik rokok di
Kudus masih menerima pekerja laki-laki untuk menjadi tukang giling
rokok, bathil (penggunting ujung rokok agar rapi), dan tenaga
pengepakan. Kini semua tukang giling rokok, bathil, dan pengepakan
hanya diisi kaum perempuan.

Pengusaha rokok punya pertimbangan logis saat memilih pekerja
perempuan. Misalnya, perempuan lebih mudah diatur dan kooperatif
daripada lelaki. Pengusaha tak peduli apakah pekerja itu berstatus
sebagai istri atau ibu di rumah. Mereka juga tak peduli apakah ada
bayi / balita yang kekurangan kasih sayang ibu.

Semua pihak yang peduli keadilan gender selayaknya berusaha mencegah
istri-istri yang makin berdaya agar tidak makin sengsara. Caranya, di
lingkungan keluarga masing-masing, suami perlu belajar berlaku adil
atau menolak doktrin patriarkis. Kalau memang istri sudah bekerja
seharian, suami tak perlu keberatan untuk membereskan pekerjaan rumah
tangga.

Layak ditegaskan, apakah keadilan gender bisa terwujud atau hanya
sekadar fatamorgana, itu lebih ditentukan oleh sikap para suami dalam
keluarga masing-masing. Sehebat apapun upaya di luar rumah untuk
mewujudkan keadilan gender, kalau suami tidak menolak doktrin
patriarkis, tentu akan makin banyak istri yang makin berdaya justru
makin sengsara. (32)

—Dr Asmadji AS Muchtar, koordinator Forum Multi-Studies, tinggal di Kudus.




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti 

[wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://surabaya.detik.com/read/2009/07/20/170836/1168341/466/kelaparan-janda-1-anak-curi-kotak-amal

Senin, 20/07/2009 17:08 WIB



Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
Steven Lenakoly - detikSurabaya

Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 
anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di 
penjara.

Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke 
Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota 
Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang 
dibayangkan.

Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah 
habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan 
di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009).

Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di 
sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang 
akan keluar dari masjid melihat kotak amal.

Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP 
Puguh Wasis kepada wartawan.

Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang 
pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai 
diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan.

Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang 
pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Cara Manusiawi Nepal Santuni Janda

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/8785-2009-07-18-13-49-12.html

Cara Manusiawi Nepal Santuni Janda 
Saturday, 18 July 2009 09:42 
   
Memberi insentif khusus pria yang menikahi para janda. Tapi yang ribut malah 
aktivis perempuan dan kaum liberal 

Hidayatullah.com--Berniat mengangkat derajat hidup janda, pemerintah Nepal 
membagikan BMK (Bantuan Menikahi Janda) kepada pria.  Pemerintah Nepal 
menganggarkan insentif sebesar NPR 50.000 (sekitar Rp 6,5 juta) untuk para pria 
yang bersedia menikah dengan janda-janda Nepal. 

Jumlah insentif itu tercantum dalam anggaran tahunan pemerintah yang 
dipublikasikan awal pekan ini. Insentif tersebut, rencananya, diberikan dalam 
bentuk uang tunai kepada para pria Nepal yang bersedia memperistri janda. 
Dengan demikian, status sosial janda di sana akan meningkat. Maklum, di Nepal, 
janda menempati strata sosial paling rendah.

Sayangnya, tujuan mulia berupa pembagian insentif itu justru ditentang keras 
kaum hawa, khususnya aktivis perempuan yang sering berhaluan liberal.

Kebijakan itu tidak benar, ujar Lily Thapa, pendiri kelompok Women for Human 
Rights di Nepal seperti dilansir BBC kemarin (16/7). Dia menegaskan, derajat 
hidup para janda tidak akan meningkat hanya dengan disunting. Sebaliknya, 
dengan menikah lagi, janda-janda di Nepal akan dihadapkan pada masalah baru. 
Karena itu, bersama para aktivis perempuan di lembaga yang dia pimpin, Thapa 
mendesak pemerintah mencabut kebijakan yang dinilainya tidak masuk akal 
tersebut. 


Sejatinya, Thapa mendukung tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan 
para janda. Sebab, hidup tanpa suami di negeri yang terlilit berbagai konflik 
--mulai politik, sosial hingga ekonomi-- tersebut, tidaklah mudah. Apalagi, 
jika orangtua tunggal itu memiliki anak yang harus dibiayai. Tapi, menurut dia, 
memberikan insentif kepada calon suami para janda Nepal bukanlah solusi yang 
tepat. Akan lebih baik jika dana tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan sistem 
kesehatan dan pendidikan yang lebih ramah pada para janda.

Senada dengan Thapa, Nisha Swar juga menolak metode bantuan lewat insentif 
kepada calon suami para janda Nepal tersebut. Perempuan 29 tahun yang sudah 
enam tahun hidup sendirian sejak suaminya tewas dalam pertempuran melawan 
pemberontak Mao itu menyebut sistem insentif itu merupakan bibit diskriminasi.

Bisa jadi, para pria bersedia menikah dengan kami hanya demi mendapatkan uang 
insentif tersebut. Ini seperti memberikan label harga di kepala kami. Kami 
sangat tersinggung dengan semua ini, tandasnya.

Pendapat yang sama dilontarkan rekan jandanya yang lain, Poonam Pathak. Saya 
merasa sangat dipermalukan. Sekarang, para pria yang berpapasan dengan saya di 
jalan bisa berkata, 'Lihat, ada janda! Kita bisa mendapatkan NPR 50.000 jika 
menikahinya', ujar perempuan 30 tahun tersebut. Rata-rata, perasaan tersebut 
dialami oleh seluruh janda Nepal yang berusia relatif muda. Para janda Nepal 
yang berusia 60 tahun ke atas, sudah sejak lama diberi uang pensiun oleh 
pemerintah.

Kendati kebijakan pemberian insentif tidak mencakup para janda yang usianya 
lebih dari 60 tahun, Women for Human Rights juga mendesak pemerintah menghapus 
uang pensiun bagi mereka. Intinya, seluruh bantuan berwujud uang dari 
pemerintah harus dihapuskan. Hasil riset kami menyebutkan bahwa sebagian besar 
janda di negeri ini masih muda. Bantuan yang mereka butuhkan adalah dana 
pendidikan dan kesehatan, paparnya sambil menegaskan bahwa dana itu tidak 
perlu berwujud uang. [bbc/jp/www.hidayatullah.com]

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PBNU: Terorisme Musuh Semua Agama

2009-07-20 Terurut Topik sunny

http://www.gatra.com/artikel.php?id=128466


PBNU: Terorisme Musuh Semua Agama


Jakarta, 20 Juli 2009 13:12
Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menegaskan, terorisme adalah musuh 
semua agama. Namun, masih saja setiap ada aksi terorisme pasti mendiskreditkan 
agama tertentu, sehingga hal ini yang harus diluruskan, katanya, usai 
menghadiri doa bersama para tokoh-tokoh lintas agama di Jakarta, Senin (20/7).

Dalam acara yang dihadiri pula Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia 
Raya Prabowo Subianto itu, Hasyim mengatakan, aksi teror dilatarbelakangi oleh 
dua hal yakni kesalahpahaman terhadap ajaran agama dan penyalahgunaan ajaran 
agama. Dalam kesalahpahaman agama mengarah pada fanatisme, sedangkan 
penyalahgunaan ajaran agama dengan memasukkan unsur di luar agama ke dalam 
agama itu sendiri, tuturnya.

Oleh karena itu, tambah Hasyim, aksi terorisme apa pun bentuknya adalah musuh 
semua agama. Jangan lalu dengan adanya aksi tersebut, selalu menjadi alasan 
untuk mendiskreditkan agama tertentu, utamanya Islam. Salah itu, ujarnya 
menegaskan.

Acara doa bersama tokoh lintas agama itu pun rencananya dilanjutkan dengan 
jalan kaki bersama menuju ke lokasi ledakan di Hotel JW Marriott yang berjarak 
500 meter dari Mal Atrium Bellagio, tempat doa bersama digelar.

Sementara itu, lokasi ledakan masih ramai didatangani warga, berbagai elemen 
masysrakat pun ramai berdatangan dan memanjatkan doa bagi para korban ledakan 
di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, Jum`at (17/7) pagi.

Sebelumnya, Kelompok Masyarakat Indonesia Anti Kekerasan juga hadir dan 
memanjatkan doa bagi para korban di lokasi ledakan. Tampak hadir Yenny Wahid, 
Todung Mulya Lubis, Wimar Witoelar, serta Ayu Utami.

Aksi teror bom di kedua hotek berbintang itu, menewaskan 9 orang dan 53 lainnya 
luka-luka. Dari 53 korban terluka itu 16 adalah warga asing dan 37 warga negara 
Indonesia.

Ke-16 warga asing yang terluka itu berasal dari Amerika Serikat enam orang, 
Belanda (dua orang), Kanada (dua orang), Korea Selatan (dua orang), India, 
Selandia Baru dan Norwegia masing-masing satu orang. [TMA, Ant] 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

2009-07-20 Terurut Topik sunny
Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di 
Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta 
pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia  hanya dikatakan terorisme 
musuh semua agama. 

http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1

Editorial: Fight against terror and India



The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly 
with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation 
between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. 
He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik 
characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you 
on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down 
your arms and ask for mercy from God.

The joint press conference sounded like any that has happened in the past 
between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and 
courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has 
likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about 
each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take 
long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in 
the latest statements from the interior ministers?

One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do 
with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the 
warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting 
them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the 
process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change 
of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the 
two will not speak openly and their positions may still be far apart.

Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered 
by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing 
Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint 
command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in 
Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. 
Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that 
Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta 
Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations 
and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other 
hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an 
established fact.

Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. 
Apart from the considerable reconstruction and development work being carried 
out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the 
potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The 
Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan's 
reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution 
to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the 
more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the 
constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India 
enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan.

Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet government 
put up by the Americans, and it sees India as a part of the American plan not 
only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over 
Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is 
yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable to reconcile its 
decision to construct an Iran-Pakistan-India gas pipeline with its permanent 
strategy to challenge India in the region.

India, on the other hand, doesn't give Pakistan the role the world wants to 
give it as the fighter against terrorism. It actually thinks it is a part of 
the problem, but no one listens to it. America thinks Pakistan is crucial in 
the fight against terrorism and is reacting positively to Islamabad's change of 
policy towards the Taliban. But, just when the US Congress passes laws to 
reward Pakistan for its new policy, India wants Pakistan punished instead. This 
is where New Delhi, pushed by its domestic politics, is isolating itself. Its 
interference inside Pakistan, so far ignored by the world, could thus become an 
international worry.

If India relents, Pakistan will be happier changing its view of India and move 
forward and normalise its relations with India. It has to mix its old realist 
strategy of maintaining stability through power-balance with a new liberal 
approach of achieving stability through economic interdependence. Till that 
happens, however, the 

[wanita-muslimah] War on terror cost Pakistan $35bn: FM Qureshi

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/news/pakistan/04-war-on-terror-cost-pakistan-35bn-qureshi-qs-10


War on terror cost Pakistan $35bn: FM Qureshi 

Monday, 20 Jul, 2009 | 04:01 PM PST |

ISLAMABAD: Foreign Minister Shah Mahmood Qureshi says the war against terror 
has cost Pakistan more than 35 billion dollars while the cost in human lives is 
immeasurable.

Speaking at a press conference with EU Foreign Policy Chief Javier Solana, 
Qureshi said Pakistan wants aid promised by the international community to 
translate into reality to ameliorate the miseries of the affected people.

Talking about his meeting with Mr Solana, Qureshi said discussions were held to 
strengthen the strategic dialogue between the EU and Pakistan and some areas of 
cooperation were identified.

Solana said the EU recognises that Pakistan is going through difficult times 
and a number of steps are being taken to help Pakistan economically, including 
giving Pakistan market access to the European Union. 

Solana, who is on a two day visit to Pakistan, visited the Jalozai Camp earlier 
in the day and was briefed on the displaced families and the issues related to 
their assistance.

Qureshi briefed the EU foreign policy chief on the engagement of Pakistan and 
India at the top level, the military operation and the phased return of the 
IDPs.

Mr Solana said a number of issues are on the agenda of EU's engagement with 
Pakistan, including terrorism. - DawnNews



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Shark attack victims fight for their very attackers

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=304096version=1template_id=43parent_id=19

Latest Update: Sunday19/7/2009July, 2009, 11:34 PM Doha Time


Shark attack victims fight for their very attackers



AFP/Washington
They may have lost fingers, or perhaps even an arm or leg, but these former 
surfers and vacationers paced down the halls of Congress in Washington to seek 
protection for sharks, their very attackers. I'm here to lobby for the bill to 
save the sharks, I lost my arm. It's a very powerful statement, said Al 
Brenneca, a 52-year-old who was attacked by a shark in 1976 in Florida.

Along with a group of eight other survivors brought together by the Pew 
Environment Group research centre, Brenneca descended on Capitol Hill to lobby 
senators to pass a measure placing tough restrictions on shark fishing. More 
than a third of all shark species are endangered, in part due to finning, a 
practice in which a shark's fins are cut off before the body is thrown back 
into the water. Shark fin soup is a beloved delicacy in Asia, where it is in 
high demand. Some 70mn sharks die in the ocean each year. In contrast, shark 
attacks on humans are rare - between 60 and 100 per year worldwide.

You might ask why considering I was attacked by a shark, why don't I want eat 
the sharks or kill them all? quipped Krishna Thompson, a 44-year-old New York 
banker whose spectacular attack by a bull shark in 2001 during his 10-year 
wedding anniversary in the Bahamas had captured the media's attention. Fighting 
back with his bare hands, he finally freed himself from the steel-sharp jaws. 
I had the leg but all I could see was the femur and tibia, no skin, no vein, 
no muscle and I remember seeing the white bones. And I thought, 'Oh man, I'm 
going to be amputated,' he recalled.

Now wearing an artificial limb and a T-shirt declaring his determination to 
defend the shark, Thompson has converted himself into an activist fighting for 
the survival of the predators. What the shark did to me was what they are 
supposed to do, he insists. Sharks have been around for 300mn years - before 
dinosaurs. They haven't changed much from then till now.

He added that people should not mess with mother nature, and let the sharks be. 
I don't want find out what life would be for us as human if they ceased to 
exist, Thompson stressed. If we killed all the sharks that will have an 
effect on us as humans. That's why I'm here.

Wednesday's demonstration in the Halls of Congress was unusual and startling 
even for veteran lawmakers who have seem many expressions of public sentiment. 
All described scenes of carnage at sea when the were forced to swim in their 
own blood to save their lives. Most have suffered cardiac arrest by the time 
they arrived to the hospital. 

Mike Coots, 30, from Hawaii was attacked by a tiger shark in 1997 when he was 
surfing in the morning. The predator grabbed him by the right leg, shook him 
back and forth while he was trying to fight back the attacker by punching it on 
the head. The shark released him went back into the deep water while Mike 
started paddling toward the shore. But his leg was gone.

I didn't feel it come off, he recalls. It was gone. My friend took my 
surfing leash and made a tourniquet to stop the bleeding. Yeah. He saved my 
life. But Coots believes that he may have been bitten by a shark to help 
protect the species. I feel very strongly that these animals have a place in 
the world, he insisted. And without them, I think it's going to disrupt the 
entire ecosystem.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Iran leader under fire for VP pick

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=304123version=1template_id=37parent_id=17


Iran leader under fire for VP pick
Publish Date: Monday,20 July, 2009, at 12:13 PM Doha Time

 
  Press TV said Esfandiar Rahim Mashaie no longer wanted the job of first 
vice president and had resigned because of the row 

Reuters/Tehran
Iranian President Mahmoud Ahmadinejad has come under fire from leading 
hardliners for naming as his top deputy a man who said Iran was friends with 
everyone, including arch-foe Israel, local media said yesterday. 

Iran's state-run English language Press TV said Esfandiar Rahim Mashaie no 
longer wanted the job of first vice president and had resigned because of the 
row. 
There was no immediate confirmation of the decision. 

Analysts say Thursday's decision by Ahmadinejad to appoint Mashaie, to whom he 
is related by marriage, suggests that the president has a small entourage of 
people he trusts. Ahmadinejad was re-elected in a June 12 presidential vote, 
which stirred the largest display of internal unrest in Iran, the world's fifth 
biggest oil exporter, since the 1979 Islamic revolution and exposed deep rifts 
in its ruling elite. 

Defeated pro-reform candidates say the vote was rigged, but the latest 
criticism of Ahmadinejad came from conservatives. 
In rare public criticism, Ayatollah Ahmed Khatami, an Ahmadinejad ally and 
member of Iran's top legislative body, said yesterday that Ahmadinejad had 
shown a twisted face to clerics and elites by appointing Mashaie last 
Thursday. Ahmadinejad should not challenge conservatives with such decisions. 
I request the president to replace him before more criticisms are made, the 
hardline cleric was quoted as saying by the Khorasan newspaper. Mashaie, whose 
remarks on Israel in 2008 created a storm at home, was previously one of 
several vice presidents and in charge of a culture and tourism body. 

There are still many hardliners who back the president, such as Ayatollah 
Mohamed Yazdi, who said in remarks published on Saturday that the Iranian 
government drew its legitimacy from the Almighty God. Many hardline lawmakers 
and clerics, including several top clerics, had called on the president to 
dismiss Mashaie for his Israel comments. Ahmadinejad remained defiant, saying 
Mashaie's remarks had been misrepresented.  The row over Mashaie last year 
ended after Iran's most powerful figure Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei, 
who backs Ahmadinejad, said in September the remarks are not right but the 
dispute should end. 

A hardline editor seen as close to Iran's top authority also criticised 
Ahmadinejad's choice of the first vice president, which unlike ministers does 
not need approval of parliament.  Ahmadinejad's appointment of Mashaie as his 
first vice president brought shock, regret and concern to his voters, said 
Hossein Shariatmadari, the editor-in-chief of the hardline Kayhan daily. It is 
necessary for Ahmadinejad to take back the first vice presidency from Mashaie, 
Shariatmadari wrote in the daily. Mashaie also came under fire for hosting a 
ceremony in November where women in traditional dress carried in the Qur'an to 
music, an action deemed insulting to the holy book. 

Lawmaker Hamid Rasai said Iranian society was very sensitive over Mashaie. I 
believe it would have been better if he had not been appointed, the Etemad-e 
Melli newspaper quoted Rasai, an ally of Ahmadinejad, as saying. A pro-reform 
lawmaker said Ahmadinejad could be impeached over his decision.  Now lawmakers 
can question Ahmadinejad or even impeach him for this appointment, the 
newspaper quoted Dariush Ghanbari as saying. Analysts say Ahmadinejad's 
impeachment is unlikely, as parliament is dominated by hardliners.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kasab owns up, gives details of Mumbai 26/11 attacks

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.hindustantimes.com/StoryPage/StoryPage.aspx?sectionName=HomePageid=848b6c76-1e10-406c-a064-6903aee98768Headline=KASAB+CONFESSES+TO+HIS+ROLE+IN+26%2f11+ATTACKS+


Kasab owns up, gives details of Mumbai 26/11 attacks

Hindustan Times
Email Author
Mumbai, July 20, 2009
First Published: 14:21 IST(20/7/2009)
Last Updated: 02:17 IST(21/7/2009)



Just after 11 am on Monday, as the first witness stepped into the box, Mohammed 
Ajmal Amir Kasab, 21, the sole surviving 26/11 terrorist, stood up in his white 
kurta-pyjamas and told the trial judge Gunah kabool hai [I admit to the 
crime].

So what now that Kasab has made this confession?  Will the trial end early?  

It can, if the court decides that Kasab was not coerced into admitting his 
guilt. The court would then wind up the case and sentence him.

But the trial can drag on if the court decides the confession was made under 
duress. Kasab's statement would then be made part of the case records and the 
trial would continue. 

Special Judge M L Tahilyani will decide on Tuesday.

The drama unfolded as soon as the hearing began on the 65th day of the 26/11 
trial.  Kasab, who was sitting quietly in the courtroom at the Arthur Road 
jail, said he wanted to speak to his lawyer, Abbas Kazmi. They put their heads 
together for a short while before the lawyer turned around and said his client 
had something to say.

Without waiting for the lawyer to say more, Kasab smiled and admitted his 
guilt.  The judge was taken back and asked:  Kya? Gunah kabul hai? [What, are 
you admitting your crime?]. Kasab nodded. 

Special public prosecutor, Ujjwal Nigam, objected saying the trial was in 
progress and the accused could not admit to his guilt at this juncture. 

The judge brushed this contention aside saying: He has a right to admit to his 
guilt at any time of the trial. 

Punish me and finish this trial, Kasab said after the court recorded his 
confession of his role in the November 26, 2008, attack on Mumbai by 10 
terrorists from Pakistan who killed 166 people during a 60-hour siege.

The judge then asked him: Why are you confessing now? Why did you not confess 
when the charges were framed earlier?

Kasab: Initially, Pakistan had not accepted my nationality. Now that they 
have, I am confessing.

Judge:  How do you know that Pakistan has admitted?

Kasab:  I just came to know. I heard that Pakistan has said that Kasab is from 
there.

Judge:  Are you under any kind of pressure to confess?

Kasab: No.

Kasab had earlier this year, too, made a confessional statement (see P9), which 
was recorded by a magistrate and submitted to the court by the prosecution. But 
Kasab retracted at the start of the trial.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mengulas Martin Aleida

2009-07-20 Terurut Topik Saut Situmorang

Mengulas Martin Aleida

oleh Soeprijadi Tomodihardjo*


Tak berbeda dengan rekan-rekan seangkatannya, Martin Aleida tergolong cerpenis 
yang harus membayar mahal untuk memenuhi doktrin „kata lebih utama daripada 
tema“, setidaknya dalam cerpennya „Tiada Darah di Lamalera“ (Kompas Minggu, 21 
Juni 2009). Doktrin ini, anda saja layak disebut doktrin, mengacu rumusan Ayu 
Utami dalam analisisnya tentang cerpen pilihan Kompas tahun 2007: lebih 
daripada tema, cerpen adalah kata.

Cerpenis ini banyak menyajikan tema-tema sosial-politik dalam karya-karya 
cerpennya. Sebuah realisme sosial sejati, untuk tak menyebutnya realisme 
sosialis. Pembaca dapat mengikutinya dalam buku kumpulan cerpen „Mati 
Baik-baik, Kawan!“, termasuk yang tercecer dalam buku kumpulan bersama seperti 
„Mangku Mencari Doa di Daratan Jauh“ atau „Tiada Darah di Lamarela“.

Berbeda dengan cerpen-cerpen terdahulu, „Tiada Darah di Lamarela“ cukup 
memusingkan bukan saja bagi pembaca awam tapi juga bagi sejumlah penggemar 
sastra khususnya cerpen yang dikenal penulis ulasan ini. Narasi dan plot cerpen 
terakhir ini sama sekali tidak mendukung pemahaman sementara pembaca tentang 
tema yang disajikan. Hanya sesudah beberapa kali membaca-ulang, orang akan 
menemukan „barang bukti“ untuk mendakwa pengarangnya di depan pengadilan 
pembaca. Martin ternyata menyodorkan realitas sejarah bangsa yang selama ini 
dipalsukan berupa versi resmi kekuasaan negara yang merasa berhak memonopoli 
kebenaran. Cerpenis ini tak sudi lagi bersikap bungkam setelah puluhan tahun 
lamanya mengalami sendiri. Agaknya dia merasa risih mengapa sampai hari ini 
masih saja ada pengarang membungkam mulut sendiri setelah puluhan tahun 
dibungkam oleh sistem lalim kekuasaan negara yang ada.

Cerpenis memang bukan sejarawan. Ia hanya mampu melontarkan isi hatinya dengan 
caranya sendiri. Penulis ulasan ini sempat menegurnya per SMS: „Ini bukan 
cerpen bung! Puisi!“ Dan apa jawab dia? „Memang banyak yang tidak paham. Cerpen 
ini hanya untuk dinikmati, bukan untuk dipahami“

Tetapi bagaimana? Sejumlah pembaca merasa penasaran mengikuti tema dan jalan 
ceritanya, serupa puisi yang hanya perlu dinikmati. Kita tak tahu di mana letak 
Lamarela dalam peta negeri ini. Martin tidak merasa perlu memberi informasi, 
sukubangsa mana termasuk ras Seguni dan Koteklema dalam cerpen tersebut kecuali 
menyebut laut Sawu di kawasan peta negeri kita. Dia merasa cukup menyodorkan 
cerita berupa sengketa turun-temurun antara ras penindas dan kaum tertindas 
dengan sentuhan tragis berupa mimpi „manisnya hari besar 1 Mei“ yang tidak lagi 
boleh dinikmati sejak jaman Orba. Cukup menggetarkan bagi warga Koteklema, 
„baleo-baleo“ yang memikul misi penyerahan diri dalam hidupnya.

Tidak. Cerpen ini tidak harus berhenti di sini. Ia memerlukan versi distorsi 
untuk menyingkap sejumlah unsur puisi yang tersembunyi di dalamnya. Sajak di 
bawah ini sengaja dikemas berbeda dengan aslinya yang mengesankan seolah tiada 
darah di Lamarela. Barangkali perbuatan penulis ulasan ini menjengkelkan para 
pembaca cerpen tersebut, tetapi pasti tidak Martin Aleida sendiri.**

 

 

Ada Darah di Lamalera*)

 

(distorsi seijin Martin Aleida)

 

 

langit begitu rendah seperti hendak rebah

di lamalera

warga koteklema ingin mati terhormat

di sini, menghadang gelombang laut lepas

di mana tiada dosa

 

mereka menyandang kodrat turun-temurun

ribuan tahun

hanya karena jenisnya:

paus buronan yang begitu mudah menyerah

(baleo-baleo penghuni laut selatan ini)

 

lihatlah, mereka menjelma mammalia

menyingkap hari baru di laut biru sehangat itu

ketika para pejantan koteklema menantang tempuling di ujung jantungnya

sebelum darah menyembur ketika laut berdebur

lihatlah, betapa meriah pesta kaum seguni melahap daging tubuh mereka

yang terbaring di pasir pesisir utara lamalera

 

manisnya hidup ini, kawan!

hari ini satu mei

hari raya koteklema yang tak punya apa-apa

kecuali darah dan tenaga

menari-nari mengelilingi semua benua

kecuali lamalera: gugusan kepulauan selatan ini, kawan!

mereka tak pernah paham mengapa kaum seguni berburu dalam perahu kayu

mengingatkan seisi lautan ini ketika kapal-kapal besi belanda

membantai para pejantan koteklema

dengan meriam dan peluru logam

 

sejarah bangsa ini tak pernah dipahami dalam segala

pergantian jaman

karena di telapak kaki benua selatan ini

kaum seguni mengajarkan agama

dengan jiwa yang agung

ketika berlangsung misa penuh mantra para jahiliah

demi memanggil roh leluhur mereka: warga koteklema yang ribuan tahun lamanya

terhina

 

oh, … alangkah sia-sia pekerjaan manusia! tuhan terlalu baik hati

mengantar mereka kemari agar menyerahkan diri

sebelum satu mei

saksikanlah, kawan! mereka lebih perkasa dari agama,

karena kaum seguni mengenal agama hanya karena kecelakaan.

 

lihatlah perahu kedua pastor itu! mereka terdampar di pulau yang lebih besar

tuhan telah datang ketika perahu diterjang badai dan gelombang

yang mengamuk

kelak mereka mengenal agama 

Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal

2009-07-20 Terurut Topik Dwi Soegardi
Æ

On 7/20/09, sunny am...@tele2.se wrote:
 http://surabaya.detik.com/read/2009/07/20/170836/1168341/466/kelaparan-janda-1-anak-curi-kotak-amal

 Senin, 20/07/2009 17:08 WIB



 Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
 Steven Lenakoly - detikSurabaya

 Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda
 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir
 di penjara.

 Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke
 Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota
 Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang
 dibayangkan.

 Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa
 sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada
 wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009).

 Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di
 sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia
 yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal.

 Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP
 Puguh Wasis kepada wartawan.

 Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang
 pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair.
 Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan.

 Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang
 pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.




 [Non-text portions of this message have been removed]



 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

 Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links





-- 
Sent from my mobile device


Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

2009-07-20 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Yang bener saja om
di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati...
di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana 
teroris dihukum mati di pakistan?

Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, 
milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain,
walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman...

nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif.
paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas




  - Original Message - 
  From: sunny 
  To: Undisclosed-Recipient:; 
  Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India


Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme 
ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan 
meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan 
terorisme musuh semua agama. 

  http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1

  Editorial: Fight against terror and India

  The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly 
with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation 
between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. 
He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik 
characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you 
on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down 
your arms and ask for mercy from God.

  The joint press conference sounded like any that has happened in the past 
between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and 
courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has 
likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about 
each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take 
long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in 
the latest statements from the interior ministers?

  One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do 
with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the 
warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting 
them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the 
process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change 
of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the 
two will not speak openly and their positions may still be far apart.

  Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered 
by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing 
Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint 
command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in 
Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. 
Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that 
Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta 
Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations 
and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other 
hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an 
established fact.

  Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. 
Apart from the considerable reconstruction and development work being carried 
out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the 
potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The 
Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan's 
reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution 
to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the 
more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the 
constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India 
enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan.

  Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet 
government put up by the Americans, and it sees India as a part of the American 
plan not only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over 
Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is 
yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable to reconcile its 
decision to construct an Iran-Pakistan-India gas pipeline with its permanent 
strategy to challenge India in the region.

  India, on the other hand, doesn't give Pakistan the role the world wants to 
give it as the fighter against terrorism. It actually thinks it is a part of 
the problem, but no one listens to it. America thinks Pakistan is crucial in 
the fight against terrorism and is reacting positively to 

[wanita-muslimah] Germany assures help to Pakistan against war on terror

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.pakistantimes.net/pt/detail.php?newsId=2618

Tuesday, July 21, 2009 
Rajab 27, 1430 AH

Germany assures help to Pakistan against war on terror 
'Pakistan Times' Diplomatic Correspondent

ISLAMABAD: Germany on Monday assured Pakistan of it's all help in fighting war 
against terrorism.

Germany will give every possible help to Pakistan in meeting its requirements 
against this war, said German State Secretary of Defence Rudiger Wolf, who is 
heading a 5-member defence delegation to Pakistan, during a call on with 
Minister for Defence Production Abdul Qayyum Jatoi here. 

The German delegation also held meeting with Secretary Defence Production Lt. 
Gen ® Israr Ahmed Ghuman and senior officials of the ministry. 

Both sides deliberated upon the existing level of cooperation between Defence 
Industries and to further enhance these ties. 

Pakistan appraised German delegation of its requirements of equipment against 
war on terror. The German delegation appreciated efforts and sacrifices of 
Pakistan Armed Force, Civil Armed Forces and the people of Pakistan in fighting 
against the menace of terrorism and extremism.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.pakistantimes.net/pt/detail.php?newsId=2615

Tuesday, July 21, 2009 
Rajab 27, 1430 AH

14 terrorists with 3 commanders killed; 3 terror commanders caged: ISPR 
'Pakistan Times' Federal Bureau

ISLAMABAD: Fourteen terrorists including two of their commanders were killed in 
various incidents of exchange of firing with the security forces in different 
parts of Sawat and Malakand.

Meanwhile, a Major of Pakistan Army embraced Shahadat during bid of fire with 
the terrorists. The security forces also apprehended three terrorist commanders 
on the wanted list, besides recovering arms and ammunition, an ISPR news 
release issued here Monday said. 

According to details, the security forces conducted search and clearance 
operation at Talgai near Madyan and apprehended two wanted terrorists 
identified as Fazal-e-Haq and Khair ul Ghafoor. 

In search operation at Mano Derai near Piochar the security forces recovered 17 
boxes of ammunition of various calibers and 2 walkie talkie sets. 

Following a clearance operation at Matta the security forces confiscated 1 
Potohar jeep fully prepared for suicidal attack, 2 prepared cylinder IEDs, 1 
suicide jacket. 

Security forces carried out search operation at village Gul Shah near Bar 
Durshkhela, Tatal and Mria Mai. During fire exchange with terrorists, two 
terrorists commanders Taj alias Zarqavi and Zulqarnain were killed. Security 
forces also recovered 1 machine gun alongwith 3 magazines, one 30 bore Pistol, 
and a bandolier. 

During search and clearance operation at Mira Banda, Dakku Banda, Kund Banda, 
Pir Patai Banda and Kamyari Banda, Pinorai Banda and Chur Banda the security 
forces destroyed commander Akbar's house while terrorists commander Hamood was 
apprehended at Dardial alongwith 2 Parados.
 
An exchange of fire took place with terrorists during search and clearance 
operation at Kamyrai near Dardial, resultantly Major Zahid embraced Shahadat. 
Reportedly, 12 terrorists were killed in exchange of fire with the security 
forces. 

According to the data compiled in the relief operation and repatriation 
process, over 45000 families have been repatriated to Malakand since July 13

  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 21, 2009 1:27 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India


Yang bener saja om
  di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati...
  di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana 
teroris dihukum mati di pakistan?

  Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, 
  milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain,
  walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman...

  nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif.
  paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas

  - Original Message - 
  From: sunny 
  To: Undisclosed-Recipient:; 
  Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

  Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: 
di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta 
pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh 
semua agama. 

  http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1

  Editorial: Fight against terror and India

  The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly 
with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation 
between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. 
He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik 
characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you 
on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down 
your arms and ask for mercy from God.

  The joint press conference sounded like any that has happened in the past 
between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and 
courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has 
likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about 
each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take 
long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in 
the latest statements from the interior ministers?

  One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do 
with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the 
warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting 
them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the 
process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change 
of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the 
two will not speak 

[wanita-muslimah] Al-Qaeda's next front - China

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://english.pravda.ru/world/asia/19-07-2009/108234-china-qaeda-0

19.07.2009

Al-Qaeda's next front - China

Al-Qaeda posed a threat to China for the first time, promising to organize acts 
of terrorism against Chinese workers in Northern Africa in revenge for the 
death of Moslems-Uygurs, The Times wrote. 

Al-Qaeda threats followed the disorders in the Xinjiang Uygur Autonomous Region 
of China during the last week. 184 persons were killed and 1,680 wounded in the 
riots. They were mostly the Chinese who fell victims of the Uigurs, but 
international terrorist network Al-Qaeda promised to revenge the PRC for the 
death of the Uigurs during recent interethnic collisions in the Xinjiang Uygur 
Autonomous Region. 

After the police and the military suppressed the riots in Xinjiang, the Chinese 
law enforcement authorities reinforced their activities in this autonomous 
region where a number of acts of terrorism had been recently performed. 

However, the Islamic terrorists have no significant base to carry out the 
actions of revenge at the PRC territory, except for the Xinjiang Uygur 
Autonomous Region, but it can not be said about other countries, where the 
Chinese Diaspora prospers. 

The Chinese specialists working in Northern Africa and other Moslem countries 
will face a serious danger. Al-Qaeda promised to revenge for the 
coreligionists' deaths by acts of terrorism against the Chinese workers in 
Algeria and across the whole Northwest of Africa. For example, the number of 
Chinese workers in Algeria amounts to 50,000 individuals. 

Three weeks before the riots in Urumqi, AQIM attacked the Algerian escort 
accompanying the Chinese engineers, participating in the road project. 24 
security guards were killed. The Chinese did not suffer, but both Chinese 
engineers and security forces may become the aim of future attacks. 

The events in the Xinjiang Uygur Autonomous Region resulted in massive protests 
both in Europe, where a large Uygur Diaspora lives, and in the countries of the 
Middle East. The biggest demonstrations took place in Turkey. Turkey's Prime 
Minister Recep Erdogan called the events in the Xinjiang Uygur Autonomous 
Region the genocide of the Uygurs. 

According to experts' opinion, the Islamic world will only make appeals and 
threats. When commenting on Erdogan's statement, one political analyst stressed 
out that China was a quarter of mankind and that neither the USA nor the Muslim 
world could influence it. 

However, the Chinese secret services will not underestimate the threats from 
such terrorist organizations, as Al-Qaeda.

Ivan Tulyakov
Pravda.Ru 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Amman begins stripping state's Palestinians of citizenship

2009-07-20 Terurut Topik sunny
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1246443863400pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull

Amman begins stripping state's Palestinians of citizenship

Jul. 20, 2009
Khaled Abu Toameh , THE JERUSALEM POST 
Jordanian authorities have started revoking the citizenship of thousands of 
Palestinians living in Jordan to avoid a situation in which they would be 
resettled permanently in the kingdom, Jordanian and Palestinian officials 
revealed on Monday. 

The new measure has increased tensions between Jordanians and Palestinians, who 
make up around 70 percent of the kingdom's population. 

The tensions reached their peak over the weekend when tens of thousands of fans 
of Jordan's Al-Faisali soccer team chanted slogans condemning Palestinians as 
traitors and collaborators with Israel. Al-Faisali was playing the rival Wihdat 
soccer team, made up of Jordanian-Palestinians, in the Jordanian town of Zarqa. 

Anti-riot policemen had to interfere to stop the Jordanian fans from lynching 
the Wihdat team members and their fans, eyewitnesses reported. They said the 
Jordanian fans of Al-Faisali hurled empty bottles and fireworks at the 
Palestinian players and their supporters. 

Reports in a number of Jordanian newspapers said that the Jordanian fans also 
chanted anti-Palestinian slogans and cursed Palestine, the PLO, Jerusalem and 
the Aksa Mosque. 

Prince Ali bin Hussein, chairman of Jordan's National Football Association, 
strongly condemned the racist slurs chanted by the Jordanian fans, saying those 
responsible would be severely punished. 

Baker al-Udwan, director of Al-Faisali team, also condemned the behavior of his 
team's supporters. He said that a minority of outcasts and corrupt elements 
were behind the embarrassing verbal and physical assault on the Palestinian 
soccer players and their fans. 

We condemn this uncivilized demeanor and welcome any step that would result in 
the elimination of this tiny group of parasites, he said. 

Tarek Khoury, chairman of the Wihdat team, instructed his players to abandon 
the field as soon as the Jordanian fans started hurling abuse against 
Palestinians and the Aksa Mosque. 

Palestinians said that the confrontation with the Jordanians was yet another 
indication of increased tensions between the two sides. 

Many Palestinians living in Jordan are convinced that the Jordanian 
authorities are trying to squeeze them out, said Ismail Jaber, a West Bank 
lawyer who has been living in the kingdom for nearly 20 years. There is 
growing discontent and uncertainty among Palestinians here. 

He and other Palestinians said that Jordanians' hostile attitude toward them 
had escalated after the rise to power of Prime Minister Binyamin Netanyahu 
earlier this year. 

Several Jordanian government officials, they said, are convinced that Netanyahu 
and Foreign Minister Avigdor Lieberman are secretly working toward turning 
Jordan into a Palestinian state. 

As a preemptive measure, the Jordanian authorities recently began revoking the 
citizenship of thousands of Palestinians, leaving many of them in a state of 
panic and uncertainty regarding the future. 

The Jordanians have justified the latest measure by arguing that it's aimed at 
avoiding a situation in which the Palestinians would ever be prevented from 
returning to their original homes inside Israel. 

Since 1988, when the late King Hussein cut off his country's administrative and 
legal ties with the West Bank, the Jordanian authorities have been working 
toward disengaging from the Palestinians under the pretext of preserving 
their national identity. 

That decision, said Jordan's Interior Minister Nayef al-Kadi, was taken at the 
request of the PLO and the Arab world to consolidate the status of the PLO as 
the sole and legitimate representative of the Palestinian people. 

Our goal is to prevent Israel from emptying the Palestinian territories of 
their original inhabitants, the minister explained, confirming that the 
kingdom had begun revoking the citizenship of Palestinians. 

We should be thanked for taking this measure, he said. We are fulfilling our 
national duty because Israel wants to expel the Palestinians from their 
homeland. 

Kadi said that, despite the new policy, Palestinians would be permitted to 
retain their status as residents of the kingdom by holding yellow ID cards 
that are issued to those who have families and homes in the West Bank. 

He said that Palestinians working for the Palestinian Authority or the PLO were 
among those who have had their Jordanian passports taken from them, in addition 
to anyone who did not serve in the Jordanian army. 

The Jordanian minister said that the Palestinian leadership in the West Bank 
had been notified of the decision to revoke the Jordanian citizenship of 
Palestinians. 

A PA official in Ramallah expressed deep concern over Jordan's latest move and 
said that it would only worsen the conditions of Palestinians living in the 
kingdom. The 

Re: [wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu - Pat

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Bung Dwi membawa berita :

Belum tentu,
karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat.

---

Janoko :

Ingin bertanya kepada Bung Dwi. Apa yang dimaksud dengan Patriarki itu ?
Apakah patriarki itu termasuk dalam bidang kebudayaan atau agama ?
Kalau patriarki itu merupakan bagian dari kebudayaan dan agama, kira - kira 
menurut bung Dwi dilindungi oleh HAM atau tidak ?
Dasar Negara kita adalah Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, kira - 
kira menghilangkan patriarki tersebut bertentangan dengan Pancasila atau tidak ?

Salam

Janoko

-o0o-

--- On Tue, 21/7/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote:

From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Subject: [wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, keluarga-sejaht...@yahoogroups.com, 
majelism...@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 21 July, 2009, 12:37 AM

http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72453

PEREMPUAN

15 Juli 2009


    * Oleh Triyono Lukmantoro


Apa yang bisa direfleksikan bagi gerakan politik perempuan setelah
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009? Sebagai renungan awal,
kita bisa membaca semangat beberapa calon wakil rakyat perempuan dari
Jawa Tengah ketika menandatangani ‘’Kesepakatan Bersama Caleg
Perempuan’’ di Semarang, beberapa waktu lalu.

KETIKA itu, mereka menyatakan Pemilu 2009 sebagai pasar bebas yang
sulit ditembus. Mereka menyepakati visi dan misi yang sama supaya
keterwakilan perempuan di parlemen bisa diwujudkan. Ada lima komitmen
yang disepakati, yakni a) kesehatan reproduksi, b) kekerasan berbasis
gender, c) trafficking, d) gender budget, dan e) antikorupsi.

Ketika kampanye pilpres berlangsung, Megawati Soekarnoputri sebagai
kandidat presiden mengajak kaum perempuan memilihnya. Apakah strategi
itu menarik minat para pemilih, terutama perempuan? Belum tentu,
karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat.

Politik patriarki tidak hanya hadir dalam kekuasaan yang dikontrol
lelaki. Ada cara berpikir yang menyatakan bahwa politisi laki-laki dan
perempuan sama saja. Mereka tidak bisa memperbaiki kondisi rakyat yang
sengsara.

Agenda yang bisa dijalankan tak hanya meminta para perempuan untuk
memilih caleg perempuan dan capres perempuan. Pemikiran ini masih
eksklusif. Apalagi pilihan perempuan biasanya ditentukan kaum lelaki,
baik karena berstatus kepala keluarga maupun suami.

Problem itu pasti disadari kalangan aktivis perempuan. Kaum laki-laki
seharusnya diajak memilih caleg dan capres perempuan. Itulah strategi
berwatak inklusif. Kaum lelaki tidak diposisikan sebagai musuh,
melainkan mitra yang layak dilibatkan.
Kesadaran Palsu
Keterpinggiran caleg dan capres perempuan dalam dua pesta demokrasi
ini disebabkan dua situasi yang saling terkait, yaitu material
(ekonomi) dan pemikiran (ideologi). Untuk melawan kekuatan ekonomi dan
dogma ideologi patriarkhi ini, strategi yang bisa dijalankan adalah
melakukan kritik. Artinya, merobek selubung kesadaran palsu yang
tertanam mapan dalam kehidupan sosial.

Ide Kamla Bhasin (Menggugat Patriarki, 1996) dapat dibaca sebagai
mekanisme perlawanan terhadap patriarki. Awalnya, Bhasin
mendefinisikan patriarki sebagai ”kekuasaan Bapak”. Setelah itu, dia
menyatakan patriarki tidak selamanya menguntungkan lelaki. Lelaki
sebagai pemegang kuasa patriarkis dipaksa memainkan stereotipe sosial
tertentu yang memaksanya melakukan peran yang menjadi kewajibannya.

Sehingga laki-laki pun tak punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti
arus utama, yaitu sebagai pihak yang wajib mencari nafkah dan menjadi
pelindung. Sering tuduhan banci dilontarkan kepada lelaki yang
bersikap sopan dan tak agresif.

Laki-laki yang memperlakukan istrinya sederajat dianggap sebagai
”takut istri”. Strategi merangkul kaum lelaki sebagai sekutu untuk
mendobrak patriarki yang merepresi kaum perempuan dan lelaki harus
dimainkan secara optimal.

Selama ini, cara yang ditempuh untuk menentang kekuasaan patriarkis
sangat sektoral. Laki-laki ditempatkan sebagai musuh yang harus
diperangi. Teknik ini justru menjadikan lelaki bersikap resisten dan
antipati terhadap gerakan politik kaum perempuan.

Gejala ini dapat disimak ketika affirmative action (tindakan peneguhan
sementara) dalam wujud kuota 30 persen keterwakilan perempuan di
parlemen disambut dingin politisi pria dan laki-laki awam. Gerakan ini
seolah-olah ingin melawan eksistensi lelaki, dan bukan hendak
merobohkan sistem kehidupan yang menguntungkan pria dan menyisihkan
perempuan.

Kebijakan affirmative action adalah langkah mewujudkan politik
identitas, yakni munculnya modus pengorganisasian yang berhubungan
dengan ide bahwa ada kelompok sosial tertentu (perempuan) yang
mengalami ketertindasan.
Namun, pada sisi lain, affirmative action dapat dibaca sebagai
”diskriminasi yang berkebalikan”. Laki-laki disingkirkan, perempuan
diistimewakan.
Berjalan Langgeng
Marginalisasi terhadap perempuan tidak hanya dijalankan lelaki, tetapi
juga oleh kaum Hawa 

[wanita-muslimah] Distorsi Pasar Yang Diharamkan Agama Islam

2009-07-20 Terurut Topik ali.hozi
Oleh : Alihozi
http://alihozi77.blogspot.com

Islam menjamin pasar bebas dimana para pembeli dan para penjual bersaing satu 
sama lain dengan arus informasi yang berjalan lancar dalam kerangka keadilan, 
yakni tidak ada (baik individu, kelompok,produsen, pedagang maupun konsumen, 
apalagi pemerintah) yang zalim dan dizalimi. Untuk itu Islam mengharamkan 
segala bentuk gangguan yang dapat menimbulkan ketidakadilan pada mekanisme 
pasar (distorsi pasar). .

Berikut ini penulis ingin sharing juga kepada rekan-rekan tentang jenis-jenis 
distorsi pasar tsb yang diharamkan agama Islam yang masih sering kita jumpai 
prakteknya pada kehidupan kita sehari-hari dengan harapan agar kita tidak 
sampai terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan tsb yang membuat kita 
mengalami kerugian dunia dan akhirat.

1. Tadlis (Penipuan)
Kitab suci Al-Qur'an dengan tegas telah melarang semua transaksi bisnis yang 
mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Masalah 
penipuan ini, dalam kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Wal Washaya Al-Imaniyah, Imam 
Habib Abdullah Haddad memberikan nasehat kepada kita :
Hendaklah anda berhati-hati sekali, jangan sampai anda menipu, membelit, 
mengelirukan orang ataupun menutup dan menyembunyikan cacat barang yang anda 
perjual belikan, karena yang demikian itu sangat keras pengharamannya di sisi 
agama.(1)

Ada beberapa macam ragam tadlis (penipuan) yang diharamkan yaitu (3) :
1.1 Tadlis Kuantitas
Penipuan ini termasuk juga kegiatan menjual barang kuantitas sedikit dengan 
harga barang kuantitas banyak. Contohnya : adalah mengurangi timbangan atau 
takaran pada saat menjual barang. Contoh lain yaitu Seorang pembeli memesan 
barang celana satu mobil box besar kepada seorang penjual karena tidak mungkin 
menghitung satu persatu celana tsb, penjual berusaha melakukan penipuan dengan 
mengurangi jumlah barang yuang dikirim kepada pembeli.

1.2 Tadlis Kualitas
Penipuan ini adalah menyembunyikan cacat atau kualitas barang yang buruk yang 
tidak sesuai dengan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Contohnya : 
Seorang pembeli memesan barang baju satu mobil box besar kepada seorang penjual 
karena tidak mungkin memeriksanya satu persatu baju tsb, pembeli membuat 
kesepakatan dengan penjual kalau sampai ada baju yang cacat maka akan 
dikembalikan kepada pihak penjual. Ternyata kesepakatan tsb dilanggar oleh 
penjual, tanpa sepengatahuan pembeli, penjual memasukkan beberapa baju cacat 
kedalam mobil box tsb dan ketika pembeli ingin mengembalikan baju yang cacat 
penjual tidak mau menerimanya kembali.

1.3 Tadlis Harga
Tadlis haraga ini termasuk menjual barang dengan harga yang lebih tinggi atau 
lebih rendah dari harga pasar karena ketidaktahuan pembeli atau penjual.. 
Contoh : Di zaman Rasulullah S.A. W perdagangan seperti yang diriwayatkan oleh 
Abdullah Ibn Umar :  Kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang 
membawa hasil panen mereka dari luar kota, lalu kami membelinya dari mereka. 
Rasulullah melarang kami membelinya sampai nanti barang tsb dibawa ke pasar . 
Hal ini dilarang karena mengandung dua hal :
Pertama: Rekayasa penawaran yaitu mencegah masuknya barang ke pasar (entry 
barrier)
Kedua: Berusaha agar penjual dari luar kota tidak mengetahui harga pasar yang 
berlaku.

1.4. Tadlis waktu penyerahan
Tadlis waktu penyerahan juga dilarang, contohnya si penjual tahu persis ia 
tidak akan dapat menyerahkan barang pada besok hari, namun menjajikan akan 
menyerahkan barang pada besok hari, namun menjanjikan akan menyerahkan barang 
tsb pada besok hari.

Ya,Allah cukupkanlah kami dengan rezeki yang halal dari-MU dan jauh dari 
keharaman, dengan anugerah-Mu. Berikanlah ampunan dan rahmat kepada kami, 
terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau adalah Zat yang menerima taubat dan 
memberi rahmat. Amiin
Wallahua'lam
Salam

Alihozi
Bagi yang membutuhkan KPR Syariah bisa klik http://alihozi77.blogspot.com atau 
menghubungi Ali Hp:0813-882-364-05


Sumber bacaan:
1. An-Nashaih Ad-Diniyah Wal Washaya Al-Imaniyah, karya Imam Habib Abdullah 
Haddad.
2. Fiqih Jual – Beli karya Syekh Abdurrahman As-Sa'di, Syekh Abdul `Aziz bin 
Baaz , Syekh Shalih Al-Utsaimin dan Syekh Shalih Al-Fauzan
3. Ekonomi Mikro Islami karya Ir.Adiwarman Karim,SE M.A
4. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam karya Ir.Adiwarman Karim,SE M.A
5. Kumpulan Hadist Shahih Bukhari karya Hussein Bahreisj
6. Fiqih Islam karya Sulaiman Rasjid
7. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka



Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
 Steven Lenakoly - detikSurabaya

 Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda
 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir
 di penjara.
 

 
Janoko :
 
Dimana kepedulian komunitas peduli perempuan dalam kasus tersebut ?.
Seandainya Janoko ada di tempat kejadian, insya Allah, Janoko akan bantu janda 
tersebut !
 
Salam
 
-o0o-

--- On Tue, 21/7/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote:


From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:00 AM


  



Æ

On 7/20/09, sunny am...@tele2. se wrote:
 http://surabaya. detik.com/ read/2009/ 07/20/170836/ 1168341/466/ kelaparan- 
 janda-1-anak- curi-kotak- amal

 Senin, 20/07/2009 17:08 WIB



 Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
 Steven Lenakoly - detikSurabaya

 Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda
 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir
 di penjara.

 Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke
 Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota
 Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang
 dibayangkan.

 Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa
 sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada
 wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009).

 Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di
 sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia
 yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal.

 Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP
 Puguh Wasis kepada wartawan.

 Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang
 pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair.
 Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan.

 Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang
 pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.




 [Non-text portions of this message have been removed]



  - - --

  = ==
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Twitter: http://twitter. com/wanita_ muslimah
 Situs Web: http://www.wanita- muslimah. com
 ARSIP DISKUSI : http://groups. yahoo.com/ group/wanita- muslimah/ messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com
 Berhenti mailto:wanita-muslimah- unsubscribe@ yahoogroups. com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@ yahoogroups. com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@ yahoogroups. com

 Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links





-- 
Sent from my mobile device
















  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

2009-07-20 Terurut Topik jano ko
Bung Ary :
 
paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas
 
--
 
Janoko :
 
Hanya mau bertanya saja, ada yang tahu definisi terorisme ?
 
Salam
 
-o0o-


--- On Tue, 21/7/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote:


From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:27 AM


  



Yang bener saja om
di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati...
di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana 
teroris dihukum mati di pakistan?

Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, 
milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain,
walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman...

nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif.
paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas

- Original Message - 
From: sunny 
To: Undisclosed- Recipient: ; 
Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM
Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di 
Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta 
pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh 
semua agama. 

http://www.dailytim es.com.pk/ default.asp? page=2009\07\20\story_ 20-7-2009_ 
pg3_1

Editorial: Fight against terror and India

The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly 
with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation 
between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. 
He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik 
characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you 
on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down 
your arms and ask for mercy from God.

The joint press conference sounded like any that has happened in the past 
between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and 
courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has 
likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about 
each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take 
long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in 
the latest statements from the interior ministers?

One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do 
with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the 
warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting 
them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the 
process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change 
of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the 
two will not speak openly and their positions may still be far apart.

Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered 
by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing 
Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint 
command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in 
Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. 
Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that 
Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta 
Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations 
and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other 
hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an 
established fact.

Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. 
Apart from the considerable reconstruction and development work being carried 
out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the 
potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The 
Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan' s 
reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution 
to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the 
more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the 
constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India 
enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan.

Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet government 
put up by the Americans, and it sees India as a part of the American plan not 
only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over 
Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is 
yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable 

Re: [wanita-muslimah] Do Your Best

2009-07-20 Terurut Topik Rahma Yanti

Nanya lagi aja deh memang kalau berhubungan dengan spiritual harus hadits-an 
harus tulisan or bahasa arab ?

Salam,

R.Yanti

--- Pada Sen, 20/7/09, jano ko ko_j...@yahoo.com menulis:

Dari: jano ko ko_j...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 20 Juli, 2009, 8:44 PM






 





   Rama :



Please do your best kawan



---



Janoko :



Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, 
dasar spiritualnya apa ya ?



Salam



Janoko



-o0o-



--- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo. co.id wrote:



From: Rahma Yanti rahma...@yahoo. co.id

Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM



 



Salam juga manis sekali komentarnya. .



Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu 
adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan 
sangat 'CLEAR'  setiap action kita. Please do your best kawan



Salam,



R.Yanti



--- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis:



Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com



Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com



Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM



 



Assalamu'alaikum,



Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas 
perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur 
sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang 
ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis.



Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang 
tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga 
dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan.



Salam manis,



--- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote:



From: Mia al...@yahoo. com



Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -



To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com



Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM



Pak Saeful,



Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga 
nggak tau sortingnya gimana. 



Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan 
kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan 
ketaqwaan, itu benar



Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat 
tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin 
melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu?



Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, 
jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar 
moral dan kepantasan itu sendiri. 



Integrity at stake? 



Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia 
malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon 
berjenggot, bercingkrang. ..:-)



salam



Mia



























  



Visit Your Group  



 







 



  







  



Give Back



Yahoo! for Good



Get inspired



by a good cause.



Y! Toolbar



Get it Free!



easy 1-click access



to your groups.



Yahoo! Groups



Start a group



in 3 easy steps.



Connect with others.







  



  .



   















 























[Non-text portions of this message have been removed]







 























Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, 
Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/



[Non-text portions of this message have been removed]





 

















New Email addresses available on Yahoo!

Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 

Hurry before someone else does!

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal

2009-07-20 Terurut Topik Rahma Yanti
Ini adalah salah satu contoh kasus melanggar 'Kata Hati', coba tanyakan ke hati 
kita saat kita akan melakukan hal seperti contoh kasus dibawah ini, apakah yang 
dilakukan ini benar ?, pasti hati kita mengatakan hal ini tidak benar, tetapi 
logika kita mengatakan, aku lapar tidak punya uang. Iyakan? 

Masih banyak jalan yang dapat kita tempuh menyelesaikan persoalan yang kita 
hadapi, jika kita mau melakukan yang terbaik dengan rasa ... 
'ihklas' ; disaat itulah petunjuk hati akan memberikan kita jalan keluar yang 
terbaik.Amin

Salam.

R.Yanti

--- Pada Sel, 21/7/09, sunny am...@tele2.se menulis:

Dari: sunny am...@tele2.se
Judul: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Tanggal: Selasa, 21 Juli, 2009, 3:43 AM






 





  http://surabaya. detik.com/ read/2009/ 07/20/170836/ 
1168341/466/ kelaparan- janda-1-anak- curi-kotak- amal



Senin, 20/07/2009 17:08 WIB



Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal

Steven Lenakoly - detikSurabaya



Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 
anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di 
penjara.



Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke 
Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota 
Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang 
dibayangkan.



Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah 
habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan 
di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009).



Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di 
sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang 
akan keluar dari masjid melihat kotak amal.



Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP 
Puguh Wasis kepada wartawan.



Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang 
pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai 
diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan.



Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang 
pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 

















  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

2009-07-20 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
[mode galak on]

ah yang ini sama saja

kalo belum tahu itu google dulu... jangan malas!!
apa-apa pingin disuapin...

Kalo mmg peduli dengan janda yang jadi maling...
nggak usah banyak bacot menyalah-nyalahkan orang lain... 
silahkan berangkat sana...
jika tidak, diam saja, itu lebih baik...

[mode galak off]




  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 21, 2009 9:04 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India


Bung Ary :
   
  paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas
   
  --
   
  Janoko :
   
  Hanya mau bertanya saja, ada yang tahu definisi terorisme ?
   
  Salam
   
  -o0o-

  --- On Tue, 21/7/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote:

  From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:27 AM



  Yang bener saja om
  di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati...
  di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana 
teroris dihukum mati di pakistan?

  Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, 
  milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain,
  walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman...

  nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif.
  paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas

  - Original Message - 
  From: sunny 
  To: Undisclosed- Recipient: ; 
  Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India

  Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: 
di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta 
pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh 
semua agama. 

  http://www.dailytim es.com.pk/ default.asp? page=2009\07\20\story_ 20-7-2009_ 
pg3_1

  Editorial: Fight against terror and India

  The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly 
with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation 
between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. 
He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik 
characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you 
on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down 
your arms and ask for mercy from God.

  The joint press conference sounded like any that has happened in the past 
between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and 
courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has 
likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about 
each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take 
long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in 
the latest statements from the interior ministers?

  One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do 
with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the 
warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting 
them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the 
process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change 
of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the 
two will not speak openly and their positions may still be far apart.

  Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered 
by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing 
Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint 
command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in 
Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. 
Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that 
Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta 
Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations 
and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other 
hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an 
established fact.

  Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. 
Apart from the considerable reconstruction and development work being carried 
out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the 
potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The 
Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan' s 
reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution 
to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan,