Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena
Good Girl..M'Mia Salam, Yanti --- Pada Sen, 20/7/09, Mia al...@yahoo.com menulis: Dari: Mia al...@yahoo.com Judul: Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 20 Juli, 2009, 8:43 AM Baju saya kalau di rumah, baju kasual yang bukan daster, tapi kaos dan celana olah raga/legging, biasanya sih ngepas saja. Saya nggak pake jilbab di luar maupun di rumah, karena yang saya pahami rambut dan bentuk tubuh bukan aurat - (yah, kecuali kalo perutnya ndut banget, atau malu rambutnya banyak uban, itu bisa jadi aurat bagi si pemilik tubuh, boleh kan?) salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, hilyah awlya ummumuvidah@ ... wrote: pakai mukena itu tidak harus. asal sudah memenuhi syarat menutupi batas aurat wanita maka silahkan sholat. nah maslahnya, pakaian sehari2 kita kebanyakan pas body meski sudah menutupi aurat, tapi tetep itu termasuk aurat! tentu juga harus suci dari najis ya... punya wudlu' dan syarat2 sahnya sholat yang lain2... ummumuvidah --- Pada Kam, 16/7/09, Mia al...@... menulis: Dari: Mia al...@... Judul: Bls: [wanita-muslimah] Re: solat nggak pake mukena Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 8:13 PM Untuk keluar dari rutinitas mukena, aurat, dsb - saya mencoba nggak pake mukena waktu solat sendirian di rumah. Rasanya enteng, nggak panas, dan saya bisa memperhatikan gerakan, postur dan pernapasan saya dengan lebih semestinya, ketimbang diribetin sama mukena. Kalau temen2 mau ada yang coba, tolong sharing di WM rasanya gimana, solat nggak pake mukena tapi baju yang sehari-hari di rumah, yang penting kan bersih. salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Lina Dahlan linadahlan@ ... wrote: Iya. Saya tahu kalo ini sudah masuk dalam kajian fiqih. Cuma saya takut salah aja nih. Bukannya rujukannya yaitu hadist ttg aurat ya? Yang kemudian Nabi SAW (?) menunjuk muka dan kedua tangannya? Waduuuh..lagi males googling nih...:-) wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Muizof muizof@ wrote: itu sudah masuk referensi kajian fiqh mbak Lina, sepertinya mayoritas sepakata mengenai batas yang boleh kelihatan dalam shalat bagi wanita yaitu muka dan telapak tangan. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 16/7/09, Lina Dahlan linadahlan@ menulis: Dari: Lina Dahlan linadahlan@ Judul: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 2:47 PM quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail. yahoo.com quot; [Non-text portions of this message have been removed] Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Salam juga manis sekali komentarnya.. Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan sangat 'CLEAR' setiap action kita. Please do your best kawan Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com menulis: Dari: Dendikeren amat dendicut...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed] Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that (lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, takiya?
[wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?
Bom bunuh diri bisa juga (semoga tidak) dikombinasi dengan sakit hati kelompok yg kalah dalam pemilu lho (baik melalui 'sponsorship', maupun melalui cara-cara lain untuk mengacaukan hasil pemilu). Jadi tidak ada konfirmasi final bahwa ledakan itu hanya disebabkan oleh satu alasan: fundamentalisme... kecuali sudah terbukti dan tertangkap pelakunya.
[wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)
Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah ndlongob kok. jadi tidak perlu ada yang resah. Itu hanyalah salah satu gojegan gusti...
[wanita-muslimah] Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh
Jawa Pos [ Senin, 20 Juli 2009 ] Polisi Cocokkan DNA Keluarga Nur Hasdi dengan Potongan Tubuh JAKARTA - Begitu mendapatkan informasi bahwa pengebom Hotel JW Marriott diduga bernama Nur Hasdi yang berasal dari Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, langkah cepat langsung ditempuh. Tadi malam dua petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri berangkat ke Temanggung. Kami diperintahkan untuk mencari sampel DNA dari keluarga Nur Hasdi, kata seorang dokter forensik yang bertugas di Mabes Polri kepada Jawa Pos kemarin (19/7). Selanjutnya, sampel DNA keluarga Nur Hasdi dicocokkan dengan DNA potongan kepala dan tubuh yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Nanti, kami cocokkan dengan kepala yang ditemukan di Marriott, katanya. Awalnya, Polda Jawa Tengah berupaya mengundang keluarga Nur Hasdi ke Jakarta. Itu juga diupayakan. Tapi, yang jelas, dua dokter kami sudah berangkat (ke Temanggung, Red), tutur dia. Setelah didapat, sampel (bisa darah, rambut, atau liur, Red) akan diperiksa dan dicocokkan dengan potongan kepala itu, lanjutnya. Dia mengakui bahwa upaya merekonstruksi dan mencocokkan dengan wajah pengebom sangat rumit. Kami sudah menerima foto-foto dari Densus 88. Jumlahnya 400-an foto. Dicocokkan kalau sketsanya jadi, terang dia. Mengapa sketsa tersebut belum juga jadi? Bukankah sudah tiga hari? Menurut dokter polisi yang juga menangani kasus pengeboman Marriott pada Agustus 2003 itu, tingkat kerusakan wajah tersebut sangat parah. Berbeda dengan 2003, waktu itu dalam dua hari kami sudah bisa perkirakan sketsa wajah pengebom karena lebih utuh, ungkapnya. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memang mengungkapkan bahwa kepala milik dua orang yang sangat diduga sebagai pengebom itu rusak berat Batok kepalanya hancur, ujar Kapolri Jumat lalu (17/7). Apakah Nur Hasdi sudah dinyatakan sebagai tersangka? Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna membantah. Belum ada penetapan nama tersangka. Semua informasi masih ditelusuri, tutur dia kepada Jawa Pos di Media Crisis Centre kemarin. Polisi juga mencocokkan potongan kepala itu dengan rekaman CCTV yang menunjukkan wajah tamu di kamar 1808 Hotel JW Marriott. Dalam semua rekaman yang ada, orang yang dicurigai selalu bertopi. Dalam beberapa frame, dia menggunakan kacamata hitam. Jelas sekali dia sadar terekam CCTV, papar sumber Jawa Pos di Mabes Polri. Menurut sumber itu, pengebom Marriott diduga sudah berlatih dan melakukan simulasi tata cara menginap di hotel berbintang lima. Itu teroris necis. Kalaupun dia orang lama, jelas ada mentor yang mengajarkan prosedur check-in di hotel dan sebagainya, tegasnya. Pengebom juga tak canggung menggunakan travel bag dan paham benar prosedur menginap di hotel eksklusif. Di bagian lain, kemarin para petinggi Bareskrim Mabes Polri rapat maraton di Mabes Polri. Rapat itu dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Susno Duadji. Hadir dalam rapat tersebut Kepala Pusat Identifikasi Brigjen Bekti Suwarno dan Kadensus 88 Brigjen Saut Usman Nasution. Satu pintu, melalui humas, ujar Bekti saat dikonfirmasi Jawa Pos tentang hasil rapat tadi malam. Sumber Jawa Pos menjelaskan, dalam rapat itu Susno meminta seluruh penyidik mempercepat kerja. Tak boleh ada HP mati, ucapnya menirukan Susno. Susno juga meminta setiap tiga jam ada laporan terbaru dari penyidikan. Kalau ada indikasi awal, langsung follow up. Jangan remehkan setiap informasi, tegasnya menirukan Susno lagi. Saksi Pusing Lihat Foto Hingga tadi malam (19/7) penyidik Densus 88 Mabes Polri masih memeriksa para saksi mata secara intensif. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna menjelaskan, total 35 saksi telah diperiksa. ''Jumlahnya mungkin masih bertambah,'' katanya. Sumber kuat Jawa Pos menuturkan, empat saksi kunci hingga kemarin masih diisolasi di sebuah kamar Hotel Ritz-Carlton. ''Mereka adalah orang-orang yang kami nilai paling tahu soal kemungkinan pelaku (bom bunuh diri),'' ujar sumber tersebut. Empat saksi itu adalah dua resepsionis hotel dan dua petugas security. ''Kami juga memperoleh kopi identitas dan keterangan tentang check in tamu kamar 1808 dari pengakuan mereka,'' tuturnya. Sumber itu tidak mau menyebut identitas mereka dengan alasan keamanan penyidikan. ''Mereka bisa terancam,'' lanjutnya. Karena diburu waktu, penyidik akhirnya menyodorkan foto 460 aktivis Jamaah Islamiyah (JI) yang dimiliki Densus 88. ''Mereka mengaku pusing, bingung, dan lupa,'' katanya. Padahal, polisi juga memboyong ahli sketsa bom ke ruang pemeriksaan di Hotel Ritz-Carlton. Sebanyak 460 foto itu hasil pengumpulan lapangan selama sembilan tahun. ''Kalau mereka menunjuk salah satu gambar, ini akan sangat membantu,'' ucap sumber tersebut. Selain empat saksi tersebut, penyidik memeriksa para pegawai kedua hotel. ''Kami juga akan minta keterangan dari para tamu, terutama tamu Hotel JW Marriott,'' terangnya. Kamar
[wanita-muslimah] Membuat Bom Sama Gampangnya dengan Memasak Mi Telur
Jawa Pos [ Senin, 20 Juli 2009 ] Membuat Bom Sama Gampangnya dengan Memasak Mi Telur Jika disebut sebagai organisasi, mungkin Jamaah Islamiyah (JI) sudah nyaris habis. Sebab, banyak tokohnya yang ditangkap. Namun, pecahannya diduga kuat masih ada. Ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton Jumat lalu (17/7) bisa jadi merupakan bukti eksistensi pecahan JI itu. Seorang perwira di lingkungan Densus 88 Antiteror pernah mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah memantau sekitar 30 orang yang diyakini sebagai calon teroris. ''Gampang saja menangkapnya, karena sudah dilokalisasi. Tapi, buat apa?'' ucapnya. Sasarannya memang yang kelas kakap dan layak tangkap. Istilahnya membiarkan ikan kecil untuk menangkap ikan besar. Seperti dalam kasus penangkapan di Palembang November 2008. Ketika itu Densus 88 menangkap Abdurrahman Taib, Sugiarto, dan tiga orang lainnya. Mereka adalah teroris baru, yakni baru saja direkrut dan diajari cara melakukan pengeboman. ''Sebenarnya tak hendak kami tangkap,'' urainya. Dia menerangkan bahwa yang ditunggu adalah Noordin Mohd Top. Waktu itu petugas yakin bahwa Noordin akan datang ke Palembang. ''Jadi, kami sengaja menunggu Noordin datang,'' tambahnya. Namun, perkembangannya sangat mengkhawatirkan. Sugiarto, salah seorang anggota sel baru tersebut, ternyata telah merangkai 20 bom siap pakai. ''Kami khawatir, bila tidak segera ditangkap, ke-20 rangkaian bom tersebut bakal dikirim ke mana-mana,'' tuturnya. Yang membuat lebih gelisah, kendati baru direkrut, para anggota muda binaan Noordin Mohd Top tersebut sudah jago membuat bom. Ibaratnya, membuat bom bagi para anggota baru itu sama gampangnya dengan memasak mi telur. Sugiarto, misalnya. Dia hafal di luar kepala soal penggunaan dan pencampuran bahan kimia dan bagaimana memperlakukannya. Celakanya, sel-sel kecil bentukan Noordin dengan kemampuan merakit bom seperti itu diduga masih tersebar. *** Sejarah generasi baru para teroris tersebut tak bisa dilepaskan dari kehadiran JI. Bermula ketika sejumlah peserta kamp pelatihan Mujahidin di Afghanistan diminta memilih. Mau bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar atau Ustad Masduki. Sama-sama memperjuangkan NII (negara Islam Indonesia), keduanya berselisih pendapat. Abdullah Sungkar lebih sreg bila perkumpulannya berbentuk organisasi, sedangkan Masduki condong tetap ke bentuk negara. Sebagian jamaah memilih bergabung dengan Ustad Abdullah Sungkar dan kemudian mendirikan Jamaah Islamiyah. Bermoto Iqomatu Khilafah 'Ala Nahji Nubuwah (Mendirikan khilafah yang sesuai dengan sunnah Rasul), kelompok ini bergerak secara rahasia. ''Kami dulu memang tandzim sirriyyah,'' kata Nasir Abbas, salah seorang mantan anggota JI yang kemudian tak setuju dengan garis perjuangan faksi keras di JI. Para pelopornya adalah Ali Ghufron alias Muklas, Nasir Abbas, Imam Hambali, dan kemudian dibantu adik kelas seperti Ali Fauzi, Ali Imron, Mubarak, Kudamar alias Imam Samudera, Dulmatin, Abu Dujana, Umar Patek, dan sejumlah nama lain. Struktur operasionalnya menyesuaikan struktur di zaman pemerintahan Nabi Muhammad SAW, baik sistem maupun namanya. Yakni, mulai tingkatan terbawah: majmu'ah, tashkil, fashil, sariyyah, katibah, dan liwa'. Struktur seperti itu juga diadopsi oleh Brigade Izzudin Al Qassam, sayap militer Hamas. Seiring dengan kembalinya para mujahidin tersebut untuk berdakwah di Indonesia, makin besar pula afiliasi sejumlah internal JI ke Usamah Bin Ladin dan Al Qaedah-nya. Afiliasi ini dilakukan faksi Ali Ghufron dan Imam Hambali. ''Kedua orang itu memang key person untuk masuk jaringan Al Qaedah. Penghubungnya ya kedua orang itu. Bahkan, keduanya punya akses langsung ke Usamah,'' ucap seorang mantan anggota senior JI yang tak mau disebut namanya. Pada 1999, Imam Hambali mendapat desakan dari Al Qaedah untuk melakukan aksi serangan. Selain struktur kewilayahan sudah dirasakan cukup mapan (mempunyai tiga mantiqi atau wilayah dakwah), dana pasokan dari Al Qaedah sudah cukup banyak. Selain itu, Indonesia dianggap sebagai darulharbi, negara yang boleh diperangi. ''Karena di Indonesia banyak kepentingan AS dan sekutunya. Di pikiran mereka (faksi keras JI, Red), saat ini adalah kondisi perang, di mana AS lebih dulu membunuhi penduduk sipil. Jadinya, ini dianggap sebagai alasan sebuah serangan,'' terang Ali Fauzi, alumnus Hudaibiyah yang juga adik kandung Amrozi, pelaku utama bom Bali. Hasilnya, antara 2000-2002, Indonesia diguncang serangkaian pengeboman tanpa pernah terungkap. Mulai pengeboman Istiqlal, pengeboman gereja di sejumlah kota, dan puncaknya adalah bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Bom itu kemudian menjadi titik balik kelompok tersebut. Nasir Abbas sendiri menyesalkan hal tersebut. Dia menilainya sebagai sebuah langkah terburu-buru (blunder) yang dilakukan Hambali. Berbekal nomor mesin mobil bom bunuh diri itu, Tim Cobra, satgas bom yang khusus dibentuk Mabes Polri untuk mengungkap kasus tersebut, berhasil mengungkap
[wanita-muslimah] Dalam Kongres PDIP Mendatang, Sudah Ada Sinyal Mega Lengser
Refleksi: Apakah mahkota kepimpinan akan diberikan kepada Pak Taufik atau Puan? Jawa Pos [ Senin, 20 Juli 2009 ] Dalam Kongres PDIP Mendatang, Sudah Ada Sinyal Mega Lengser JAKARTA - Bila tak ada aral melintang, PDIP akan menggelar kongres pada 2010. Di forum tertinggi itu ditentukan siapa yang akan menjadi nakhoda moncong putih lima tahun ke depan. Sinyal Mega bakal memberikan kesempatan kepada generasi muda sudah muncul. Ketua Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Budiman Sudjatmiko secara terbuka menduga Megawati akan mengakhiri jabatan ketua umum melalui kongres itu. Menurut Budiman, berkali-kali dalam berbagai kesempatan Megawati mengatakan perlu adanya regenerasi di partai. Isyarat itu, ungkap Budiman, sudah didengar sejak 2006. ''Kalau Ibu Mega masih mau memperpanjang lagi (menjadi Ketum PDIP, Red), nggak mungkin beliau ngomong soal regenerasi. Tunggu saja pada 2014 atau 2015,'' kata Budiman kepada Jawa Pos di Jakarta kemarin (19/7). Menurut Budiman, regenerasi pasti terjadi sejalan dengan hukum alam. ''Seperti terbit dan terbenamnya matahari, proses muda menjadi tua, atau anak kecil tumbuh menjadi besar,'' ujarnya. Megawati, jelas Budiman, memahami proses regenerasi itu bagian dari keharusan sejarah, alam, dan dinamika masyarakat yang sudah tak terhindarkan. Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas juga pernah mengatakan, kalau mau punya ''napas panjang'', organisasi harus digerakkan orang-orang muda. ''Tapi, pembicaraan soal ini tentu harus di kongres. Tidak bisa kasak-kusuk. Tidak gentlemen itu namanya,'' kata Budiman. Menurut dia, regenerasi kepemimpinan bukan sekadar ''ganti kulit'' atau orang. Namun, harus ada transfer nilai dan pemahaman perjuangan. Artinya, harus dibarengi proses kaderisasi. Karena itu, regenerasi parpol tidak boleh didasarkan kepada ikatan darah biru atau sentimen anggota keluarga politik terkenal. ''AD/ART membuka kesempatan bagi siapa pun yang bisa memenuhi syarat-syarat ideologi dan administrasi,'' tandasnya. Sekretaris II Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto mengatakan, proses dan sistem regenerasi di PDIP sangat sehat. Kader-kader muda diberi ruang yang sangat besar. Dia menyebutkan, semangat regenerasi sistemis itu sudah terjadi sampai ke DPR pada 2001 dengan mendorong peran-peran politik kader muda PDIP. ''Ada saya, Ganjar Pranowo, Aria Bima, Bambang Wuryanto, dan Maruarar Sirait yang aktif di fraksi. Semua ini masih satu rangkaian dengan strategi organisasi untuk menyiapkan kepemimpinan baru di partai,'' jelas anggota DPR itu. Bahkan, imbuh Hasto, pada 2005, Pramono Anung yang menjadi Sekjen PDIP adalah Sekjen partai termuda. Terkait soal kepemimpinan puncak PDIP, Hasto menyebutkan, keputusannya berada di tangan kongres. Tapi, bila memutuskan tidak bersedia lagi naik sebagai Ketum PDIP, Hasto berharap agar Megawati tetap berada di struktural partai. ''PDIP masih membutuhkan kehadiran Megawati,'' katanya. Ruang yang bisa diisi, ungkap Hasto, adalah ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP dengan tambahan kewenangan khusus sesuai tantangan yang dihadapi PDIP. ''Kehadiran Megawati sangat diperlukan ketika banyak partai politik diintervensi kekuasaan,'' tandasnya. Dia beralasan, di PDIP sekarang tidak ada orang yang komitmentnya terhadap ideologi Pancasila 1 Juni, kebangsaan, kebinekaan, dan pluralisme sekuat Megawati. ''Regenerasi bukan semata-mata tampilnya pemimpin muda. Tapi, juga harus memastikan nilai-nilai dasar ideologi yang diwarisi dari founding fathers tetap terjaga,'' kata Hasto. Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait mengatakan, regenerasi kepemimpinan di suatu organisasi memang proses alamiah yang pasti terjadi. Meski begitu, prosesnya harus tetap bersandar kepada aspirasi, kemampuan, dan kebutuhan organisasi. ''Sepanjang pengetahuan saya, aspirasi mayoritas kader struktural maupun simpatisan masih menginginkan Ibu Megawati sebagai ketua umum PDIP. Tapi, semua tentu diserahkan kepada beliau,'' kata Maruarar. Menurut dia, konsistensi ideologi dan investasi sosial politik Megawati kepada PDIP begitu besar. Bahkan, soliditas internal partai, mulai pemilu legislatif hingga pascapilpres, tak terlepas dari faktor kepemimpinan Megawati. Fakta-fakta itu membuktikan kepemimpinan Megawati bisa diterima semua jaringan dan massa PDIP. (pri/tof [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pembom Marriott-Ritz diduga lari ke Madura
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contentview=articleid=38541:pembom-marriott-ritz-diduga-lari-ke-maduracatid=77:fokusutamaItemid=131 Monday, 20 July 2009 15:03 Pembom Marriott-Ritz diduga lari ke Madura WASPADA ONLINE PAMEKASAN - Kabar beredar menyatakan salah satu satu buronan pengeboman di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton lari ke wilayah timur. Pamekasan pun diubek-ubek polisi. Ada isu bahwa salah seorang yang diduga menjadi pelaku pengeboman di Mega Kungingan lari ke wilayah timur. Ini yang kami antisipasi, kata Kabag Ops Polres Pamekasan, Kompol Bambang Sulastro, di Pamekasan, tadi siang. Dikatakannya, petugas juga melakukan penyisiran di wilayah Tambung Kecamatan Pademawu, Tlanakan dan daerah di SMKN 1 Pamekasan. Tak hanya itu, lanjut Bambang, petugas juga melakukan pemeriksaan mobil box maupun angkutan lainnya. Petugas memeriksa kelengkapan berkendaran, dan isi dari sejumlah mobil pembawa barang-barang. Terlebih, mobil box yang berasal dari luar daerah. Nah, dalam operasi yang digelar di depan Polsek Tlanakan, petugas hanya menemukan mobil Taft dengan Nopol W 854 N yang tidak dilengkapi dengan surat-surat, tegasnya. Kapolres Pamekasan AKBP Mas Gunarso juga mengimbau pada masyarakat untuk tidak segan-segan melaporkan pada polisi jika melihat dan menemukan keberadaan 'orang asing' yang diduga kuat sebagai penyelinap. (dat01/inilah) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 3 kali bobol, KaBIN-Kapolri diminta mundur
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_contentview=articleid=38538:3-kali-bobol-kabin-kapolri-diminta-mundurcatid=77Itemid=131 Monday, 20 July 2009 10:32 3 kali bobol, KaBIN-Kapolri diminta mundur Warta - Warta Fokus WASPADA ONLINE JAKARTA - Ledakan bom yang terjadi di dua hotel mewah JW Marriott dan Ritz Carlton merupakan bentuk kecolongan BIN dan kepolisian dalam 3 aspek. Karena itu pimpinan di dua lembaga tersebut diminta untuk mengundurkan diri. Masalah penggantian pimpinan itu persoalan lain. Tapi bisa saja pucuk pimpinan intelijen dan polisi, kalau mengundurkan diri barangkali merupakan solusi, sebut pengamat militer LIPI, Riefqi Muna, tadi pagi. Riefqi menjelaskan, ada dua sisi dalam melihat bobolnya dua lembaga tersebut. Pertama dalam level teknis dan yang kedua level pencegahan non teknis. Level teknis berkaitan dengan sistem keamanan di dalam obyek-obyek tertentu. Itu dari sisi teknis sejauh mana operasional dilakukan dengan cara-cara yang akurat. Karena yang sektor aspek teknis tidak sanggup melakukan deteksi. Baik itu tidak sanggup dalam peralatan maupun karena ketidakjelian dari mereka yang memang bertugas untuk pengamanan, bebernya. Selain itu, tutur Riefqi berkaitan dengan persoalan makro, yakni tentang program atau upaya-upaya yang dilakukan polisi dan intelijen. Seperti melakukan tracking terhadap gerakan atau potensi dari aktivitas teroris yang selama ini ada. Atau kemungkinan adanya kelompok teroris baru. Jadi yang namanya kecolongan dalam hal dua pokok ini, ujarnya. Namun, lanjutnya, masih ada aspek lainnya yakni upaya kelompok teroris yang mencari celah-celah dari kemajuan teknologi keamanan itu sendiri. Seperti celah dari sisi pengamanan dan kelengahan dari BIN dan Polisi. Buktinya tiga-tiganya kecolongan. Kecolongannya karena dari level teknis peralatan kurang memadai, petugas tidak melaksanakan prosedur tetap sepenuhnya. Kegagalan pada tingkatan bagaimana negara baik intelijen dan polisi tidak bisa mengantisipasi, beber Riefqi. Yang penting lagi mereka harus menyatakan kebobolan itu. Dan menutupi ketiga aspek itu. Salah satunya dengan investigasi terhadap siapa yang terlibat disitu untuk mengejar berbagai kemungkinan jaringan. Yang selanjutnya berkaitan dengan pengejaran informasi intelijen agar kejadian tidak terulang, tandasnya. (dat01/inilah) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Indonesia Negara Tercepat Penularan HIV/AIDS di Asia
http://www.harianterbit.com/artikel/info/artikel.php?aid=71984 Indonesia Negara Tercepat Penularan HIV/AIDS di Asia Tanggal : 20 Jul 2009 Sumber : Harian Terbit JAKARTA - Rendahnya pengetahuan masyarakat terkait penularan dan pencagahan virus Human Immuno Deficiency Virus (HIV) Acquired Immuno Deficiency Syndrome) AIDS, menjadikan Indonesia sebagai negara tercepat dalam penularan HIV/AIDS di Asia. Informasi berupa poster dan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) mengenai HIV, masih belum cukup efektif untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Banyak yang salah menangkap pesan dalam poster atau ILM tentang AIDS, terutama para remaja. Informasi yang bisa diperoleh mengenai AIDS, Yudhi yang juga merupakan jurnalis tabloid Bola, mencoba berpartisipasi dengan menulis buku Syair Untuk Sahabat, yang berisi tentang kisah-kisah nyata kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang dikumpulkan sejak 2003. Sebelumnya banyak buku mengenai AIDS tetapi tidak mudah dipahami, karena dalam bentuk cerita dan dengan cara pendekatan yang berbeda, buku ini jadi lebih mudah dipahami. Dikatakan Yudhi, diharapkan masyarakat bisa memahami apa itu AIDS, sehingga tidak keliru dalam meyikapi AIDS, minimal untuk diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Hal yang dijauhi itu virusnya, bukan orangnya, tidak masalah jika hanya bersalaman atau bersentuhan karena hampir 90% ODHA disingkirkan oleh keluarganya sendiri dan tidak diterima di Rumah Sakit (RS). Dibutuhkan ODHA bukan hanya obat penunda kematian, tetapi juga perhatian dan dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat. Pengucilan hanya akan mempercapat kematian ODHA karena merasa tertekan, depresi dan tidak diterima. Dikatakan Yudhi, kematian akibat HIV AIDS, umumnya akibat terlambat diagnosis karena masyarakat Indonesia tidak sadar bahwa virus AIDS bisa menjangkit pada siapapun meski tidak melakukan hubungan seksual, narkoba dan mengonsumsi alkohol. Namun jika mengonsumsi obatan-obatan terlarang secara bersama-sama resikonya lebih besar. Orang yang mimum obat-obatan bersama-sama, dalam waktu tiga atau empat tahun kemudian, 99 persen dapat lebih muda terkena AIDS. Masih menurut Yudhi, hubungan seksual dengan sesama laki-laki, sangat berisiko dalam penularan AIDS karena dapat menimbulkan luka dan darah yang menjadi media untuk memudahkan penularan. Hubungan sesama jenis menjadi penyebab utama penularan HIV AIDS di Amerika.(tbt/ant) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sebaran `virus mobile lifestyle` Telkomsel
http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=71945 Sebaran `virus mobile lifestyle` Telkomsel Tanggal : 18 Jul 2009 Sumber : Harian Terbit Oleh Tety Polmasari DI TENGAH hiruk pikuk merebaknya penyakit Flu Babi, sejumlah desa terpencil di Indonesia malah terjangkit virus mobile lifestyle. Bukan sakit yang didapat, tapi kesembuhan dari kebutaan informasi dan teknologi. Virus hasil temuan Telkomsel ini mampu membuat masyarakat di desa-desa terpencil hidup bak di kota-kota, bahkan sanggup melihat dunia hanya dengan suntikan jaringan 3G broadband dan BTS. Kini desa-desa itu berubah wajah menjadi Desa Pintar. Masyarakat di sana pun tidak buta-buta amat mengenai dunia karena era mobile lifestyle mewarnai hari-hari mereka. Sebut saja Desa Ranupani Lumajang, Desa Sekatak Nunukan Kaltim, Desa Adaud di Saumlaki Ambon, dan Desa Ubrub di Papua. Warga di desa-desa terpencil ini sudah bisa berSMS (berbagi informasi via SMS seperti kebutuhan pupuk, bibit, hasil panen, hasil laut, dan lain sebagainya), berMMS, chatting, atau menikmati aneka layanan seperti i-lifestyle, i-games, i-movie, i-sport, i-business, i-religi, i-musik dan sebagainya. Lebih dari itu. Masyarakat desa bahkan bisa melakukan video conference. Desa Pintar ini tentunya melalui proses 'pembelajaran' dan 'penjajagan'. Ibarat orang pintar yang harus menelan berbagai informasi agar bisa pintar dan berwawasan luas. Ini semua diawali dari program USO (Universal Service Obligation) dan Desa Ranupani menjadi yang pertama di Indonesia terkait masuknya akses telepon pedesaan. Peresmian dilakukan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono lewat video conference. USO sendiri merupakan program pemerintah untuk memberikan fasilitas telekomunikasi bagi 38 ribu desa terpencil yang dibagi dalam 11 blok di seluruh Indonesia yang selama ini balnkspot. Telkomsel menyediakan komputer yang dilengkapi akses internet agar masyarakat dapat mengakses informasi apapun termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya. Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Telkomsel, mengungkapkan, saat ini sudah terpasang sekitar 200 titik desa di sejumlah provinsi dan akhir Juni sudah terinstalasi sekitar 2.400 desa. Ditargetkan akhir tahun 2009 setidaknya 24.056 desa dapat menikmati akses telekomunikasi dan informatika. Menyambut gaya hidup digital yang menuju era konvergensi di Indonesia, Telkomsel terus menyuntikkan beragam 'multivitamin' berupa layanan berbasis konten broadband yang didukung jaringan berbasis Internet Protocol (IP) dan broadband 3G kepada pelanggannya. Hasilnya, wajah-wajah pengguna ponsel terlihat semakin sumringah karena semakin banyak info yang didapat melalui perangkat alat pintar bernama ponsel itu. Di usia 14 Tahun Telkomsel tampaknya semakin mengukuhkan posisi sebagai market leader dengan layanan mobile lifestle, bahkan menjadi penyedia mobile lifestyle terbaik di kawasan regional. Hasrat menjadi yang terbaik ini didukung oleh 'situasi dan kondisi'. Coba lihat saja jumlah pelanggannya yang lebih dari 75 juta. Dari angka ini, sekitar 180 ribu pelanggan menggunakan fitur jelajah (roaming) internasional setiap tahunnya. Ada yang masih sebatas penggunaan telepon dan SMS, namun tak sedikit pula yang menggunakan layanan data, karena lebih mudah dan lebih murah. Suryo Hadiyanto, Manager Corporate Communications Telkomsel, menilai tren gaya hidup digital di era konvergensi ini, bukan lagi mimpi di siang bolong. Apalagi perkembangan teknologi telekomunikasi kian pesat. Masyarakat pun semakin dimudahkan dan dimanjakan dalam aktivitasnya sehari-hari. Terbukti dengan semakin banyaknya jumlah pengguna alat pintar itu. Tren ini dibaca Telkomsel dengan memberikan berbagai layanan yang mendukung terciptanya gaya hidup digital. Aspek gaya hidup digital semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, kata Suryo. Sebenarnya, dari sisi industri telekomunikasi, tren ini sudah terlihat dari antusiasme pengguna jasa telekomunikasi yang berkembang dengan cepat di semua segmen dan dengan mudah menyerap berbagai perkembangan layanan. Coba saja lihat dari sisi teknologi perangkat maupun konten seperti layanan SMS based content, mobile TV, e-banking, m-banking, video on demand, music on demand, dan lainnya. Data juga menunjukkan pemakai jasa telekomunikasi di Indonesia di semua segmen profesi di masyarakat memiliki minat tinggi untuk menggunakan layanan internet berkecepatan tinggi dan music on demand. Ini menjadi peluang bisnis untuk mengembangkan layanan content broadband industri telekomunikasi. Perkembangan gaya hidup digital ini mau tidak mau menciptakan masyarakat digital atau 'digital customers'. Masyarakat seperti ini tentunya membutuhkan konten dan aplikasi sesuai kebutuhan mereka secara cepat, kapan pun dan di mana pun. Dan, Telkomsel pun menyebarkan virus 'mobile lifestyle'nya. Tampaknya virus ini terus menyebar menuju berbagai desa, kota, dan negara tanpa harus takut
[wanita-muslimah] Ustadz Jefry: Umat Islam Jangan Takut Tercoreng
http://www.republika.co.id/berita/63515/Ustadz_Jefry_Umat_Islam_Jangan_Takut_Tercoreng Ustadz Jefry: Umat Islam Jangan Takut Tercoreng By Republika Newsroom Senin, 20 Juli 2009 pukul 15:43:00 YOGI ARDHI/REPUBLIKA Jefri Al Bukhori JAKARTA--Berbagai pihak tentu merasa prihatin dengan peledakan bom yang terjadi di Hotel JW Marriot dan Ritz Charlton, Jakarta Jumat lalu. Salah satunya Ustad Jefry Al-Bukhori, atau yang akrab dipanggil UJ. Bagi dia, merupakan sebuah keprihatinan yang mendalam ketika banyak orang yang tidak tahu apa-apa menjadi korban pemboman. UJ berpendapat bila kejadian pemboman dikaitkan dengan umat islam maka sebaiknya umat Islam tidak perlu merasa tercoreng. Kita tidak perlu takut tercoreng karena pelakunya bukan islam. Bila bicara tentang kejadian itu bukan berarti berhubungan dengan umat islam. Jadi tidak usah merasa tercoreng, tutur dia usai menghadiri acara Isra Miraj di Jakarta, Senin (20/7). Tak hanya itu, UJ juga mengingatkan agar umat islam tidak perlu berpsekulasi tentang siapa pelaku pemboman.Karena menurut UJ ada yang lebih penting dari sekadar berspekulasi. Kita ini bukan spekulan yang kerjanya berspekulasi,ujarnya. Hal terpenting yang menurutnya harus dilakukan adalah agar umat islam saling mengingatkan satu sama lain, lebih waspada dan lebih berhati-hati serta tak lupa semakin semangat untuk membangun bangsa.karena apa, kita ga tahu apa yang telah ALLAH tetapkan kepada kita, tegasnya. Bersamaan dengan peristiw Isra Mi'raj , UJ berharap masyarakat bisa menyelami lebih dalam pandangan tentang sholat dan peristiwa-peristiwa yang terjadi kemarin. yang penting sekali lagi, ikhtiar, hati-hati dan berusaha itu jauh lebih baik. Hati-hati bukan berarti paranoid lho, pungkasnya. (cr2/itz) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kandang Teroris
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/85939/70/13/Kandang-Teroris Kandang Teroris 18 Juli 2009 00:00 WIB SUKA atau tidak suka, Indonesia adalah kandang teroris. Negeri yang luas, pengamanan yang lembek, dan rakyat yang miskin dengan mentalitas kompromistis adalah syarat bagi suburnya aktivis terorisme. Setelah 'universitas terorisme' di Afghanistan hancur lebur, banyak anggota jaringan--yang sebagian muridnya dari Indonesia--balik kandang. Bahkan teroris dari negara tetangga Malaysia seperti Noordin M Top yang ahli bom juga masuk ke Indonesia karena merasa di sini lebih nyaman. Indonesia sebagai kandang yang subur bagi terorisme juga terlihat dari rangkaian ledakan bom sejak 2000. Dalam sembilan tahun terakhir tercatat 26 kali ledakan bom yang tersebar di Tanah Air. Yang paling baru adalah dua ledakan yang terjadi kemarin di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton yang menewaskan sembilan orang dan mencederai puluhan lainnya. Ini kali kedua ledakan bom di JW Marriot setelah ledakan pertama 5 Agustus 2003 yang menewaskan 14 orang. Sekitar dua pekan lalu polisi menangkap anggota jaringan teroris yang diketahui mempersiapkan ledakan bom. Mereka ditangkap di Jawa Tengah. Setahun sebelumnya sebuah jaringan di Palembang dibekuk. Rangkaian fakta itulah yang lebih jernih dipakai sebagai basis analisis tentang siapa pelaku bom di JW Marriott dan Ritz Carlton kemarin. Sementara, mengenai kemungkinan pelaku lain dengan motif lain, termasuk motif politik yang berkaitan dengan pemilihan presiden, seperti diduga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, biarkan polisi yang mengungkapnya. Pertanyaan yang kemudian mengganggu adalah mengapa kepolisian sampai saat ini belum juga berhasil membekuk Noordin M Top? Sampai sejauh mana koordinasi intelijen tentara dan intelijen polisi dalam hal ini? Jangan-jangan semuanya diserahkan ke polisi kemudian dengan gampang mengaku kecolongan bila terjadi ledakan di depan mata? Kalau itu menjadi tugas kepolisian seperti Densus 88, pertanyaannya adalah apakah negara telah memberi mereka anggaran yang memadai untuk operasi yang tidak mengenal batas waktu? Jangan-jangan karena dua tahun terakhir tidak terjadi ledakan bom, anggaran pun diciutkan. Pertanyaan lain, mengapa bahan-bahan peledak berbahaya bisa dengan gampang sampai ke tangan teroris? Teroris mendapat ladang yang nyaman di Indonesia karena mereka diterima komponen tertentu dalam masyarakat. Masyarakat tidak menganggap mereka berbahaya dan karena itu, tidak melaporkannya kepada petugas. Dan, yang amat memudahkan pergerakan teroris adalah sistem administrasi kependudukan yang amburadul sehingga seorang teroris memiliki nama berlainan di setiap tempat dengan kartu tanda penduduk yang mudah diperoleh. Pencatatan identitas pengguna telepon seluler yang asal-asalan juga mempersulit pelacakan. Dan masih banyak lagi peluang yang tersedia di negeri ini bagi kenyamanan teroris. Bahwa bom kemarin meledak di JW Marriott dan Ritz Carlton, dua simbol identitas Amerika Serikat, bisa mengarahkan orang bahwa inilah perang global terorisme terhadap Washington. Tetapi bagi Indonesia, bom yang meledak di Tanah Air, tidak peduli lokasi peledakan, adalah guncangan terhadap kredibilitas kita. Itu adalah pukulan telak dan memalukan. Terorisme pasti datang, tetapi kita tidak bisa memastikan kapan dan di mana. Tetapi, banyak yang meyakini bahwa terorisme selalu dekat dengan konspirasi. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Keluarga Ibrahim Identifikasi Jenazah Korban Bom
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/86110/37/5/Keluarga-Ibrahim-Identifikasi-Jenazah-Korban-Bom Keluarga Ibrahim Identifikasi Jenazah Korban Bom Senin, 20 Juli 2009 14:47 WIB JAKARTA-MI: Keluarga Ibrahim, salah satu karyawan Hotel Ritz Carlton yang hingga kini belum diketahui keberadaannya pascaledakan bom Jumat (17/7), pada Senin pagi mendatangi Rumah Sakit Polri Sukamto Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mengidentifikasi sejumlah jenazah yang belum diketahui identitasnya. Mereka terdiri atas Toha Muhammad dan Mualif Suni, keduanya kakak kandung Ibrahim. Hadyu Muhammad,42, salah satu kerabat Ibrahim mengatakan saudaranya itu tidak lagi diketahui keberadaannya pascaledakan bom di Hotel Ritz Carlton. Ibrahim merupakan staf bagian floris (penata bunga) Hotel Ritz Carlton. Ia bertugas pada Jumat pagi, tepat saat peristiwa bom meledak di tempatnya bekerja. Kami sudah mencari ke semua rumah sakit yang merawat korban ledakan bom, tapi tidak ada korban bernama Ibrahim. Karena itu kami memutuskan untuk datang ke RS Polri Kramat Jati, kata Hadyu. Menurut Hadyu, Ibrahim diperkirakan berusia sekitar 36 tahun, tinggi 175 cm, kulis sawo matang dan berambut lurus. Lelaki yang berasal dari Cirebon dan sudah tiga hingga empat tahun bekerja di Hotel Ritz Carlton itu memiliki seorang isteri dan empat anak . Keluarganya menginap di kawasan Kuningan sejak Ibrahim tidak ada kabarnya. Istri dan anak-anaknya selama ini tinggal di Cirebon. Dari informasi yang diterima keluarga, Ibrahim diketahui sempat menelepon anaknya sesaat sebelum ledakan bom terjadi. Ibrahim sendiri tinggal di sebuah rumah kos di kawasan Pasar Minggu. Hadyu menjelaskan setelah peristiwa ledakan bom terjadi seluruh karyawan Hotel Ritz Carlton dicek satu persatu. Namun saat itu Ibrahim tidak terlihat diantara para karyawan yang selamat. Keberadaan sepupu kami belum jelas, apakah ia menjadi salah satu korrban yang meninggal saat ledakam bom belum diketahui, kata Hadyu. Sejumlah petugas dari bagian INAFIS (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) sedang mengidentifikasi enam potongan tubuh jenazah korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi.
Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang berjilbab (saja). --- Janoko : Sudahlah berdirilah didepan kelas anakku, dikau terlambat masuk kelas sehingga ketinggalan mata pelajaran KDR-W. Salim -o0o- --- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Polisi. To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:14 PM Ada orang bodoh berkomentar bahwa kdrt harus dihentikan kepada wanita yang berjilbab (saja). Padahal kdrt itu berlaku beyond that (lebih jauh daripada sekedar seseorang yang berjilbab). Pemaksaan kepada orang untuk berjilbab adalah juga salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia, takiya? Get your preferred Email name! Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)
Ada berita : Maap pak, saya ndak bisa menolong, semoga lekas sembuh aja yah! --- Janoko : Ujian kehidupan, silahkan pilih satu : (a). Sadar bahwa diri kita tidak sadar. (b). Tidak sadar bahwa diri kita tidak sadar. (c). Pura - pura tidak sadar bahwa diri kita tidak sadar. (d). Sadar aja dech. Salam. -o0o- --- On Mon, 20/7/09, ritajkt rita...@yahoo.com wrote: From: ritajkt rita...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 9:34 AM Weladalah, Pak Wijan-noko, kalo mengalami kendlongoban kayaknya ya memang susah obatnya Pak. Maap pak, saya ndak bisa menolong, semoga lekas sembuh aja yah! --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_j...@... wrote: kok ndak protes sama istilah red devils/setan merah? Emang emyu = tidak ada yg jujur dan santun? Kok ndak konsisten yah protesnya? --- Janoko : Mulut janoko makin besar ndlongobnya dan kepala janoko makin mengeras. Salam bingun. -o0o- --- On Sun, 19/7/09, ritajkt rita...@... wrote: From: ritajkt rita...@... Subject: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta? To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Sunday, 19 July, 2009, 8:59 AM kok ndak protes sama istilah red devils/setan merah? Emang emyu = tidak ada yg jujur dan santun? Kok ndak konsisten yah protesnya? --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko ko_jano@ wrote: Ada berita : btw, biar lebih jelas, yg gw maksud setan kuning = orba jilid satu, setan biru = orba jilid sekarang, setan ijo = nurdin tob dan jaringannya. --- Janoko : Hm...engga habis pikir, didalam Orba itu juga banyak orang Islamnya yang jujur dan santun, koq bisa ya seseorang manusia yang mengaku Islam mengatakan saudaranya s..t n. Kasihan sekali. Janoko. Note : Janoko masih ndlongob ( mulut terbuka lebar ) membaca tulisan tersebut. -o0o- --- On Sat, 18/7/09, ritajkt ritajkt@ wrote: From: ritajkt ritajkt@ Subject: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta? To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Saturday, 18 July, 2009, 12:24 PM iya mbak, itu posting kemarin yg gw komentarin, mohon maaf for the (black) humor in this grieving period... btw, biar lebih jelas, yg gw maksud setan kuning = orba jilid satu, setan biru = orba jilid sekarang, setan ijo = nurdin tob dan jaringannya. ikut belasungkawa, rita --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Mia aldiy@ wrote: Bom bunuh diri itu sudah confirm, kan? Artinya motifnya kekerasan atas nama agama. Pak DWS bukannya bilang nggak make sense bom bunuh diri itu karena politik pilpres, atau yang lain bilang kasus freeport. Saya menambahkan kalau bunuh diri itu sudah confirm, motif lain gugur. Psikologisnya adalah, dalam human tragedy reaksi kita bisa macem2, justru karena pelakunya kita sendiri terhadap sesama, kita jatuh pada black humor. Saya kaget juga denger pidatonya pak SBY, tapi yah he is entitled to his own opinion, (yang sekaligus menunjukkan kualitasnya ternyata sampe di situ saja). Atas kejadian ini kalo nggak salah baca, rasanya kemarin reaksi kita di dunia nyata nggak seperti dulu, artinya tetep ada semacam keyakinan bahwa everything will be alright. Tapi yang mengagetkan bagi saya justru komentar beberapa pejabat, termasuk SBY, yang kemudian mengundang reaksi lain. Kesimpulan saya sbb: - Ummat Islam masih dalam tahap denial, dan itu mengeras dan menyusup kemana-mana. Ini memang masalahnya ummat Islam sedunia, dan kronis. - Militerism adalah masalah lokal Indonesia, dimana fraksi2 itu memainkan kartu Islam untuk kepentingan mereka. Ini termasuk masalah good governance, masalah lokal Indonesia. Say no to violence! salam Mia --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, ritajkt ritajkt@ wrote: Indonesia unite, ayo yang twitteran, let's join #Indonesiaunite# against terrorism! (tapi gw jg belum ngeh sih gimana caranya :)) Bener kata kawan-kawan semua, bener kata mas Ary, jangan jadi chaos dan kemakan sama terornya si teroris. Kita kudu tetep tenang dan melanjutkan aktivitas sambil terus waspada, kalo ada tetangga baru, harus cek asal usulnya dsb. Tapi bener juga kok sinyalemen Pak Irwan, buktinya hari ini gak ada yg sempet ngelanjutin nulis soal IFES dan KPU, padahal kemarin kan lagi enak-enaknya menelanjangi IFES yang ternyata kantornya cuman segede kamar gw (bayangkan, lembaga ini yg menguasai data Pemilu 170 juta rakyat
Re: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?)
Mbel : Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah ndlongob kok. --- Janoko : Kali ini mbel yang ndl-angob, karena tidak mudheng dan EMONGSI berat dan tidak kontrol diri. Wake up .. Janoko ( tidak ngantukan ) -o0o- --- On Mon, 20/7/09, eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com wrote: From: eyang_mbelgedes eyang_mbelge...@yahoo.com Subject: [wanita-muslimah] mengenai janoko ndlongob (Re: Ledakan di Jakarta?) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:31 PM Dari sononya (maksudnya sejak lahir di sarkem) memang sudah ndlongob kok. jadi tidak perlu ada yang resah. Itu hanyalah salah satu gojegan gusti... New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
Rama : Please do your best kawan --- Janoko : Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, dasar spiritualnya apa ya ? Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id wrote: From: Rahma Yanti rahma...@yahoo.co.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM Salam juga manis sekali komentarnya. . Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan sangat 'CLEAR' setiap action kita. Please do your best kawan Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis: Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed] Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/ [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - ISENG- ISENG ÉH, KEBENERAN! BUKU SEJARAH INDO NESIA DI PERPUSTAKAAN REIGERSBOS
*IBRAHIM ISA Berbagi Cerita * *Senin, 20 Juli 2009 * *-- * *ISENG-ISENG ÉH, KEBENERAN!* *BUKU SEJARAH INDONESIA DI PERPUSTAKAAN REIGERSBOS* Sabtu siang kemarin dulu, seperti biasanya, bersama Murti, kami jalan-jalan keluar. Ini adalah acara harian kami. Tiap hari harus keluar jalan kaki. Paling tidak satu jam. Sambil belanja untuk keperluan dapur. Bila jatuh pada hari Senin atau Kemis, kami mampir di pasar. Dua kali seminggu di Winkelcentrum Amsterdamse Poort, ada hari 'pasaran'. Di situ sering bisa didapat komoditi yang 'twee halen, een betalen'. Artinya ambil dua bayarnya satu saja. Lumayan! Jadinya, setiap jalan-jalan keluar, selalu 'napsack' atau rugzak itu dibawa. Begitulah! Hari Sabtu itu kami keluar jalan-jalan. Kali ini, kataku kepada Murti, mari kita ke Reigersbos. Jarak tiga stasiun Metro dari tempat kami, Amsterdam Bijlmer Arena. Sambil bertanya untuk apa, Murti sudah bilang OK. Aku ingin mengunjungi Openbare Biliotheek Amsterdam (OBA), cabangya di Reigersbos, kataku. Siapa tau ada buku yang interesan mengenai Indonesia. Pergilah kami jalan-jalan ke Reigersbos. Pas turun dari Metro bertemu dengan sahabat lama kami, Chalik Hamid. Ia kebetulan ada keperluan ke rumah teman yang sedang libur. Untuk nyirami tanamannya. Begitulah antara sahabat, biasa. Manifestasi saling perhatikan dan saling bantu. * * * 'Iseng-iseng, éh, kebeneran'. Memang sungguh terjadi. Tujuan ke Bibliotheek Reigersbos itu, maksudnya 'iseng-iseng' saja. Jalan-jalan, sambil liat-liat. Barangkali saja ada sesuatu yang interesan. Tiba di Biliobtheek, dari luar tampak di dalam ada orang-orang yang sedang duduk-duduk baca buku. Kami cari-cari dimana pintu masuk. Tak ketemu. Kami ketok-ketok kaca jendela. Orang di dalam agak tersentak. Heran melihat kami ketok-ketok. Lewat gerak-gerak tanganku orang yang di dalam mengerti bahwa kami cari pintu 'íngang' mau masuk. Melalui gerak tangannya, ia tunjukkan bahwa pintu masuk ada di bagian sisi gedung. Bukan di depan gedung. Kami masuk. Tampak ruangan Bibliotheek cukup bagus. Ada kursi meja untuk baca. Selain itu juga ada sofa. Cukup mewah! Terlintas di fikiran perpustakaan di negeri kita. Umumnya amat sederhana Kecuali Perpustakaan Nasional di Jakarta. Karena Bibliothek Reigersbos itu baru sekali ini kami kunjungi, langsung kutanyakan pada karyawan yang bertugas, dimana letak buku-buku tentang Indonesia. Ia mengantarkan ke tempat dimana terdapat buku-buku Indonesia. Pada rak buku dengan abjad huruf ' I '. Memang di situ ada buku-buku tentang India, Irak, Israel, dll dan . . . . Indonesia. Tapi aku sedikit kecewa karena kok sedikit sekali buku-buku tentang Indonesia yang ada di situ. Juga di Openbare Bibliotheek Amsterdam (OBA) Pusat, di dekat Centraal Station Amsterdam, gedung baru bertingkat 9, toh buku-buku mengenai Indonesia masih sedikit sekali. Tapi di situ memang lebih banyak buku tentang Indonesia. Belakangan ini rupanya ditambah. * * * Nah, di situlah, pada rak buku di bawah abjad huruf 'I ', aku menemukan buku yang memang interesan bagiku: 'GESCHIEDENIS Van INDONESIË'.' Sejarah Indonesia'. Terbitan Walburg Pers, Zutphen, 2006. Disusun oleh redaksi terdiri dari pakar-pakar Belanda: Leo Dakhuizen , sejarawan dan penulis; Dr Mariëtte van Selm (sejarawan), dan Frans Steeg. Dari luar buku ini menarik. Tampaknya edisi lux, tebal 192 halaman. Menggunakan kertas kwalitas mahal berukuran 30 x 24 cm. Begitu dicomot dan diangkat, wah cukup berat. Aku fikir kurang praktis membaca buku lux seperti itu. Sudah besar ukurannya, berat pula. Aku lebih suka baca buku berukuran pocketbook. Seperti , umpamanya buku Barack Obama (edisi asli bahasa Inggris) yang belum lama kubeli. Yang pertama 'Dreams From My Father' . . . . setebal 442 halaman. Buku kedua 'The Audicity Of Hope . . . . ' setebal 375 halaman. Ukurannya kecil dan menggunakan kertas biasa-biasa saja. Ringan dan gampang dibawa-bawa untuk dibaca dalam perjalanan. Dua buku Obama itu jauh lebih ringan terbanding satu buku 'Geschiedenis van Indonesië'. Aku, tulis 'ISENG-ISENG, 'EH, KEBENERAN'. Tadinya hanya iseng-iseng saja jalan-jalan ke Bibliotheek Reigersbos. Tau-tau kudapati di situ buku tentang SEJARAH INDOENSIA. Kebeneran, karena selama ini aku selalu mencari buku-buku tentang sejarah Indonesia. Atau yang mengandung hal-hal mengenai Indonesia. Seperti soal Indonesia, ternyata ada terdapat di buku Barack Obama: The Audicity of Hope . . . Tentu, buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh sejarawan TNI-AD Prof Dr Nugroho Notosusanto, bukan buku sejarah. Karena sejarawan tentara ini, adalah salah seorang 'pakar sejarah' yang memelintir sejarah kita. Baginya yang pokok mengabdi rezim Orba. Itulah sebabnya di Indonesia banyak ditulis dan dibicarakan, diseminarkan tentang perlunya PELURUSAN SEJARAH. Karena selama rezim Orba, telah terjadi pemelintiran, pemalsuan terhadap fakta-fakta sejarah Indonesia. Apalagi
Re: [wanita-muslimah] China becomes world's wealthiest state
That's Right, brothers. --- On Fri, 17/7/09, sunny am...@tele2.se wrote: From: sunny am...@tele2.se Subject: [wanita-muslimah] China becomes world's wealthiest state To: undisclosed-recipi...@yahoo.com Date: Friday, 17 July, 2009, 2:05 AM http://english. pravda.ru/ world/asia/ 16-07-2009/ 108191-china- 0 16.07.2009 China becomes world's wealthiest state China's gold and currency reserves have recently hit the mark of $2 trillion. The nation can now boast of having the largest state reserves in the world. The Chinese people save up to 75 percent of their country's GDP in spite of the fact that China does not pay pensions and does not have free of charge education and healthcare systems. China's gold and currency reserves gained 17.8 percent ($177.9 billion) during the second quarter of 2009. The nation's reserves increased by $7.7 billion over the first quarter of the current year. Thus, the People's Republic of China has saved $185.6 billion during the first six months of the year, although it was $95 billion less than during the same-year period of 2008. China takes the first place in the world on the amounts of its currency reserves with Japan and Russia following it. Experts say that such a significant growth was achieved due to the predominance of export over import. The domination of export allowed to increase the inflow of foreign currency in the country. Young Chinese save their cash for a rainy day, just like their parents did 50 years ago. It is considered a universal tradition with every Chinese family, regardless of their income. All Chinese banks belong to the state - there is no market system there at this point. There is no pension system in the country either, no free healthcare and no free education at all. The people of China pay for everything themselves. That is why the level of savings in China made up 45 percent of the GDP in the beginning of the 2000s and reached the record amount of 75 percent in 2009. It is hard to imagine that the Chinese save 75 percent and spend only 25 percent. Specialists say that such a system can not be found anywhere else in the world. It is worthy of note that the Chinese savings are not included in $2 trillion of gold and currency reserves. Experts continue saying that China will soon replace the United States as the world leader on the economic arena. The talks about China's possible leadership emerged soon after the beginning of the economic crisis. However, no one expected that changes would come so quickly. It is worthy of note that it is China's Petrochina that tops Ernst Young's list of world's largest companies. The USA's Exxon Mobil was ranked first on the list only six months ago [Non-text portions of this message have been removed] New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Prabowo: Sulit Hadapi Orang Ekstrim Radikal
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/20/14294170/prabowo.sulit.hadapi.orang.ekstrim.radikal Prabowo: Sulit Hadapi Orang Ekstrim Radikal Senin, 20 Juli 2009 | 14:29 WIB Laporan wartawan KOMPAS.com Rita Ayuningtyas JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali berduka dengan adanya pengeboman di dua hotel berbintang lima di Mega Kuningan, Jakarta. Calon wakil presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yakin pengeboman ini dilakukan oleh kelompok ekstrim radikal. Prabowo mengatakan perlu waktu untuk memberantas gerakan ini. Dia juga yakin masih ada teroris lain di Indonesia, meski jumlahnya tak banyak. Ya bagaimana jika ada beberapa orang yang sangat ekstrim radikal, bisa saja berbuat onar, berbuat jahat. Sulit. Seluruh negara di dunia, sulit mengatasi orang-orang seperti ini, ujarnya usai mengunjungi acara doa bersama Lintas Agama di Belagio Mall pascapengeboman, Mega Kuningan, Jakarta, Senin ( 20/7 ). Menurut dia, kepolisian Indonesia sudah cukup sigap dalam menghadapi teror ini. Lumayan ya menghadapi teror, relatif aman ya. Tapi jangan lengah. Kalau dibandingkan dengan negara lain kan lebih, dari India, Pakistan, Afganistan, kata dia. Dia mengatakan masyarakat Indonesia juga kompak menunjukkan kesatuannya pascabom Kuningan tersebut. Dia yakin, ini mampu menunjukkan Bangsa Indonesia tetap bersatu mengutuk kekerasan dan teroris. Artikel Terkait: a.. Prabowo: Kami Berpikir Positif b.. Prabowo Subianto Akan Kunjungi Lokasi Ledakan [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 700 Personel Dikerahkan
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=30074 18 Juli 2009 02:34:37 700 Personel Dikerahkan Untuk Penegakan Hukum di Freeport TIMIKA-Upaya pengungkapan kasus teror atau penembakan yang dilakukan oleh kelompok misterius bersenjata di areal Freeport benar-benar diseriusi pihak keamanan. Terkait hal ini, Polda Papua melakukan peningkatan pengamanan melalui penambahan personel pasukan baik dari Polri maupun TNI. Personel gabungan yang sudah disiapkan sebanyak 700 personel, kata Kapolda Papua Irjen Pol. Drs FX Bagus Ekodanto kepada wartawan, Jumat (17/7) kemarin. Menurutnya, personel yang disiapkan itu terdiri dari 350 lebih personel Satgaspam Obvitnas yang melibatkan TNI, termasuk personel tambahan dari Jakarta sebanyak 110 personel yang baru tiba dari Jakarta dengan penerbangan Pesawat Lion Air, kemarin. Jumlah tersebut ditambah lagi dengan permintaan bantuan personel dari pasukan organic TNI sebanyak 2 Kompi. Personel pasukan ini kemarin terlihat sedang dalam persiapan menuju Markas Yonis 754 ENK. Hanya saja wartawan tidak mendapat izin meliput dari dekat. Penambahan jumlah personel ini setelah melalui koodinasi antara petinggi-petinggi Polri maupun TNI dalam rapat di Rimba Papua Hotel, Jumat kemarin selama dua jam, yang dimulai pukul 10.25 WIT. Rombongan petinggi Polri dan TNI yang tiba Jumat kemarin sekitar pukul 05.00 WIT bersamaan dengan penambahan personel pasukan hadir dalam rapat itu antara lain Deputi Operasi Mabes Polri Irjen Pol. SY Wenas yang juga mantan Kapolda Papua, Kepala Korps Brimob Irjen Pol. Iman Sudjarwo. Termasuk Kapolda Papua Irjen Pol.Fx Bagus Ekodanto, Kasat Brimob Polda Papua, Dir Intel Polda Papua, Kapolres Mimika AKBP GC Mansnembra. Sedangkan dari petinggi TNI adalah, Asisten Operasi Mabes TNI Mayjen TNI Supriyandin AS, Kasdam Brigjen TNI Hambali Hanafiah, Danren 171-PVT Kolonel Inf. Fransen Siahaan serta Dandim 1710 Mimika Letkol Inf. Refizal. Kapolda usai pertemuan mengatakan, progres pengamanan adalah melalui peningkatan penambahan pos, rute pengamaman serta bantuan TNI terhadap kualitas penanganan yang lebih spesifik pada lokasi-lokasi yang perlu diamankan. Bantuan personel TNI itu bukan BKO. Ini atas kerjasama dan permintaan Polri. Sesuai ketentuan undang-undang Polri bila membutuhkan bisa meminta bantuan ke TNI. Kekuatan yang perlu kita tambah karena terbatas. Jadi dari TNI dua Kompi yang kita minta dengan kendali dari Polri, tutur Kapolda. Adanya penambahan personel ini, lanjut Kapolda karena rute pengamanannya diperpajang, dimana tempat-tempat konsentrasi yang tersembunyi akan dilakukan pengejaran.Menurut Kapolda, langkah pengamanan ini dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaku kelompok bersenjata.(eng) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Ledakan di Jakarta?
http://www.facebook.com/notes.php?id=586512007#/note.php?note_id=117576103656 .. Seperti layaknya operasi intelijen, pelaku selalu dari komunitas lokal yang gampang diperalat. Golongan garis keras yang fanatik sangat mudah diperalat untuk kepentingan ini. MOSAD melakukannya di Palestina terhadap HAMAS yang dikemudian hari berbalik merepotkan mereka. CIA melakukannya di Afganistan melalui Osama bin Laden untuk memerangi Rusia yang dikemudian hari juga berbalik menghantam Amerika. Sementara itu para pengamat Barat akan terus memberikan pencitraan dimediahttp://www.facebook.com/note_redirect.php?note_id=117576103656h=dacf44831256d96dd00555b01f5d1db9url=http%3A%2F%2Fwww.detiknews.com%2Fread%2F2009%2F07%2F19%2F103425%2F1167870%2F10%2Fjw-marriot-ritz-carlton-dipilih-karena-simbol-kemakmuran-asbahwa ini murni terorisme dengan kondisi yang sangat spesifik dan cenderung dipaksakan. Ditambah lagi CIA sekarang sedang membentuk sebuah komisi yang akan membantu mengungkap siapa pelaku peledakan bom aneh kali ini. Bisa ditebak hasilnya siapa Ini juga bisa menjadi bukti kenapa M Top tidak tertangkap. Karena dibutuhkan sosok seperti M Top pada situasi yang seperti ini. Konsep jangan dilumpuhkan dan cukup dilemahkan saja sudah teruji sejak jaman VOC dimana oara Ketju merajalela di kerajaan Mataram. Cuma saja hasilnya tidak pernah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya Pada 17 Juli 2009 23:34, Dwi Soegardi soega...@gmail.com menulis: Lihat di CNN, menurut Polri ada dua orang suicide bombers ... Menyedihkan. Lebih sedih lagi, kalo untuk mengacaukan pemilu saja pake bom bunuh diri. (Menurut teori konspirasi SBY dan IrwanK :( On 7/17/09, sunny am...@tele2.se ambon%40tele2.se wrote: Bom bunuh diri? - Original Message - From: donnie damana To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Friday, July 17, 2009 4:36 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Ledakan di Jakarta? teori gensetnya masih diragukan tuh... On Jul 17, 2009, at 9:33 AM, Ari Condro wrote: genset meleduk di ritz carlton (bukan bom) On 7/17/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com soegardi%40gmail.com wrote: http://www.nytimes.com/aponline/2009/07/16/world/AP-AS-Indonesia-Explosions.html?_r=1src=twttwt=nytimes Police: Bombs at Jakarta Hotels Kill 4 Foreigners http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/07/17/0901569/Tangis.Pilu.dan.Panik.Iringi.Ledakan.Marriott.dan.Ritz . Tangis Pilu dan Panik Iringi Ledakan Marriott dan Ritz Semoga rekan-rekan WM di Jakarta selamat .. Ada apa gerangan? -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.comwanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.comkeluarga-sejahtera%40yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.commajelismuda%40yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device -- -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Khatami calls for Iran referendum
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/07/2009720112418612488.html Monday, July 20, 2009 18:51 Mecca time, 15:51 GMT Khatami calls for Iran referendum Khameini, right, has warned Iran's elite not to undermine the country's security [AFP] Iranian reformists, among them Mohammad Khatami, the former president, have called for a referendum to resolve the crisis that has gripped the country since last month's disputed presidential election. Khatami, whose 1997-2005 presidency saw a thaw in the Islamic republic's relations with the West, hit out on Monday at the conduct of the June 12 vote that saw Mahmoud Ahmadinejad, his hardline successor, returned to power. Khatami expressed concern that public confidence in the system has been damaged, the ILNA news agency reported. He said calls by Akbar Hashemi Rafsanjani, another former president, for a consensus between reformists and conservatives on resolving the crisis were the minimum requirement for getting out of the current situation. A group of reformist clerics founded and led by Khatami said a referendum was essential to restore public confidence. As millions of Iranians have lost confidence in the electoral process, the Association of Combatant Clerics insist on the organisation of a referendum ... by independent bodies, the group said in a statement. In depth The latest on Iran's post-election unrest Send us your videos and pictures from Iran Under the Iranian constitution only Ayatollah Ali Khamenei, the country's supreme leader, can organise a referendum. Khameini has backed the official results from the presidential election, which saw Ahmadinejad returned with a huge majority. But his repeated calls on the opposition, including on Mir Hossein Mousavi, the defeated presidential candidate, to accept the poll outcome have gone unheeded. Mousavi insists that the vote was rigged and says the government led by Ahmadinejad is illegitimate. Detained protesters On Monday, Mousavi demanded that scores of protesters detained following the poll be released immediately. The election result triggered violent protests across Iran, resulting in the deaths of at least 20 people. Speaking to the families of some of the activists and protesters held since the June 12 poll, Mousavi said that detaining people would not resolve the dispute over its outcome, reformist websites reported. Who believes these people, many of them prominent figures, would work with the foreigners and to endanger their country's interests? he was quoted as saying. They should be immediately released. Mousavi's remarks were published shortly after Khameini warned Iran's elite against harming the country's security. Anyone, no matter their rank or title, will be detested by the people if they lead our society towards insecurity, he said in a speech carried on state television. Our leaders must be vigilant. Any word or action which helps [the enemies] will be contrary to the interests of our people. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Why Jerusalem? Israel's hidden agenda
http://weekly.ahram.org.eg/2009/956/special.htm 16 - 22 July 2009 Issue No. 956 Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875 Why Jerusalem? Israel's hidden agenda Israel's plan to annex the whole of Jerusalem, part of its efforts at bolstering its international legitimacy, is being carried out without regard for legal, moral or historical considerations, writes Dan Lieberman* in occupied Jerusalem Click to view caption -- Three huge granite stones rest comfortably on the top of Midbar Sinai Street in Givat Havatzim, Jerusalem's northernmost district. Cut to specification, the imposing stones represent one of several preparations by the Temple Mount and Land of Israel Faithful Movement to erect a Third Temple on the Haram Al-Sharif Temple Mount. Since the Islamic Waqf owns and controls all the property on the Haram Al-Sharif, by what means can these stones be transferred to the Temple Mount and how can a temple be constructed there? Not by any legal means. The stones are a provocation, which the Israel government refuses to halt. Neglect and passivity have led to a belief that an eventual Muslim reaction to the increasing provocations will give Israel an excuse to seize total control of the Holy Basin -- the properties that Israel intends to incorporate into a greater Jerusalem. For decades, the Israeli authorities have spoken of a united Jerusalem -- suggesting a spiritual quality to their message -- as if Israel wanted the home of the three monotheistic faiths to be solid and stable. By being guided from one central authority, a united Jerusalem would also offer the preservation of a common and ancient heritage. However, by stressing the word united, Israel disguises the lack of a supporting and verifiable historical narrative that could bolster its thrust to incorporate all of an artificially created Greater Jerusalem within its boundaries. Coupled with inconsistencies and contradictions, Israel's eagerness to create a Greater Jerusalem under its total control becomes suspect. The intensive concentration on a united Jerusalem reveals a hidden agenda that debases Jerusalem's religious ingathering and heightens division, hatred and strife. Examine the Holy Basin. The Holy Basin contains well- marked Christian and Muslim institutions and holy places that have had historical placement for millennia. Although people of the Jewish faith had a major presence in Jerusalem during the centuries of Biblical Jerusalem, which included rule by King Hezekiah and control by the Hasmonean dynasties, their control and presence were interrupted for two millennia. Extensive commentary has enabled these 2000 years of lack of control and presence to seem as if they never happened and that today is only a short time from the years of Hezekiah. Some remains of Jewish dwellings and ritual baths can be found, but few if any major Jewish monuments, buildings or institutions from the Biblical era exist in the Old City of today's Jerusalem. The often-cited Western Wall is the supporting wall for Herod's platform and is not directly related to the Second Temple. No remains of the Jewish Temple have been located in Jerusalem -- not even a rock. According to the religious writer Karen Armstrong, Jerusalem Jews did not pray at the Western Wall until the Mamluks allowed them to move their congregations from a dangerous Mount of Olives and pray daily at the Wall in the 15th century. At that time she estimates that there may have been no more than 70 Jewish families in Jerusalem. After the Ottomans replaced the Mamluks, Suleiman the Magnificent issued a formal edict in the 16th century that permitted Jews to have a place of prayer at the Western Wall. The only remaining major symbol of Jewish presence in Jerusalem's Holy City is the Jewish quarter, which Israel cleared of Arabs and rebuilt after 1967. During its clearing operations, Israel demolished the Maghribi Quarter adjacent to the Western Wall, destroyed the Al-Buraq Mosque and the Tomb of the Sheikh Al-Afdhaliyah, and displaced about 175 Arab families. Although the Jewish population in previous centuries comprised a large segment of the Old City (estimates have 7,000 Jews during the mid-19th century), the Jews gradually left the Old City and migrated to new neighbourhoods in West Jerusalem, leaving only about 2,000 Jews in the Old City. Jordanian control after the 1948 War reduced the number to zero. By 2009, the population of the Jewish quarter in the Old City had grown to 3,000, or nine per cent of the Old City's population. The Christian, Armenian and Muslim populations are the principal constituents and their quarters contain almost the whole of the Old City's commerce. In an attempt to attach ancient Israel to present day Jerusalem,
[wanita-muslimah] Another Questionable Death in Malaysia
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_contenttask=viewid=1971Itemid=178 Another Questionable Death in Malaysia Written by Our Correspondent Monday, 20 July 2009 How did an opposition party aide manage to throw himself off an anti-corruption agency building? If Teoh Beng Hock had died in the custody of the police in Moscow or Chechnya, the death would have been all over the western media as yet another example of the brutality of the system. But because Malaysia buys lots of arms from the west, western tourists love Langkawi beaches, and Manchester United makes millions from its Malaysian fans, this appalling story rated the briefest of international mentions. Yet murder goes closer to top people in Malaysia than it does to their equivalents in Russia. Teoh was an aide to an executive councilor in the Selangor state government which is controlled by an opposition coalition including the Democratic Action Party (DAP) of which Teoh's boss was a senior member. He was found dead on the fifth floor roof of the Malaysia Anti-Corruption Commission building having allegedly jumped to his death after an interrogation. The story is not just a tragedy for Beng Hock, his family, fiancée and friends. It is yet another tragedy for the Malaysian system of law and justice. Exactly what happened at the Shah Alam, Selangor, of the Malaysian Anti-Corruption Commission we shall probably never know. Cover-ups will go on indefinitely, as also in the case of the murder of Mongolian model and translator Altantuya Shaaribu , the pregnant former mistress of Razak Baginda a close associate of now prime minister Najib Razak who was killed by members of Najib's security detail. According to the MACC, Teoh's interrogation had ended some hours earlier but he had elected to stay at its offices, from which he later jumped. At the very least, if Teoh had killed himself it could only have been after mental or physical torture or administration of drugs by the MACC. Teoh was not the subject of investigation by the MACC, the agency said, only his boss. He was a former newspaper reporter for the Chinese daily Sin Chiew Jit Poh until joining the state government after the opposition victory last year. He was due to be married soon. The MACC may sound a worthy institution dedicated to clean government. But foreigners should not be fooled. Its interrogation of Yeoh was clearly aimed at trying to dig up something to pin on his boss and hence disrupt an opposition coalition already subject to the money politics which has helped keep the UMNO-led coalition in power at national level for more than 50 years. The MACC meanwhile has singularly failed to investigate the payment of commissions totaling ?114 million to Najib's friend Razak Baginda for the purchase of French submarines while Najib was Defense Minister. The French-speaking Altantuya visited Paris with Razak Baginda during discussions with the French so was almost certainly privy to the deal and, by her own admission, later tried to blackmail Baginda. According to testimony which was not allowed in court, Najib was also present on one of these Paris visits. Indeed, according to a private detective who later recanted his testimony then disappeared, Najib himself had previously had a sexual relationship with Altantuya. The trial of Razak Baginda, who was acquitted, and two members of Najib's squad, who were found guilty, was a bizarre affair which made a mockery of justice. (see Asia Sentinel: Altantuya's Killers Judged Guilty) Yet western governments, which continue to lecture Russia and others on human rights and the rule of law for their own commercial reasons, continue to accord Malaysia's government and courts a liberal and democratic status which they lost two decades ago. The death of Teoh Beng Hock is yet another tragic illustration of how rotten the Malaysian system has become after years of one party rule, racialism and blatant corruption on a massive scale. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72453 PEREMPUAN 15 Juli 2009 * Oleh Triyono Lukmantoro Apa yang bisa direfleksikan bagi gerakan politik perempuan setelah Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009? Sebagai renungan awal, kita bisa membaca semangat beberapa calon wakil rakyat perempuan dari Jawa Tengah ketika menandatangani ‘’Kesepakatan Bersama Caleg Perempuan’’ di Semarang, beberapa waktu lalu. KETIKA itu, mereka menyatakan Pemilu 2009 sebagai pasar bebas yang sulit ditembus. Mereka menyepakati visi dan misi yang sama supaya keterwakilan perempuan di parlemen bisa diwujudkan. Ada lima komitmen yang disepakati, yakni a) kesehatan reproduksi, b) kekerasan berbasis gender, c) trafficking, d) gender budget, dan e) antikorupsi. Ketika kampanye pilpres berlangsung, Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat presiden mengajak kaum perempuan memilihnya. Apakah strategi itu menarik minat para pemilih, terutama perempuan? Belum tentu, karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat. Politik patriarki tidak hanya hadir dalam kekuasaan yang dikontrol lelaki. Ada cara berpikir yang menyatakan bahwa politisi laki-laki dan perempuan sama saja. Mereka tidak bisa memperbaiki kondisi rakyat yang sengsara. Agenda yang bisa dijalankan tak hanya meminta para perempuan untuk memilih caleg perempuan dan capres perempuan. Pemikiran ini masih eksklusif. Apalagi pilihan perempuan biasanya ditentukan kaum lelaki, baik karena berstatus kepala keluarga maupun suami. Problem itu pasti disadari kalangan aktivis perempuan. Kaum laki-laki seharusnya diajak memilih caleg dan capres perempuan. Itulah strategi berwatak inklusif. Kaum lelaki tidak diposisikan sebagai musuh, melainkan mitra yang layak dilibatkan. Kesadaran Palsu Keterpinggiran caleg dan capres perempuan dalam dua pesta demokrasi ini disebabkan dua situasi yang saling terkait, yaitu material (ekonomi) dan pemikiran (ideologi). Untuk melawan kekuatan ekonomi dan dogma ideologi patriarkhi ini, strategi yang bisa dijalankan adalah melakukan kritik. Artinya, merobek selubung kesadaran palsu yang tertanam mapan dalam kehidupan sosial. Ide Kamla Bhasin (Menggugat Patriarki, 1996) dapat dibaca sebagai mekanisme perlawanan terhadap patriarki. Awalnya, Bhasin mendefinisikan patriarki sebagai ”kekuasaan Bapak”. Setelah itu, dia menyatakan patriarki tidak selamanya menguntungkan lelaki. Lelaki sebagai pemegang kuasa patriarkis dipaksa memainkan stereotipe sosial tertentu yang memaksanya melakukan peran yang menjadi kewajibannya. Sehingga laki-laki pun tak punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti arus utama, yaitu sebagai pihak yang wajib mencari nafkah dan menjadi pelindung. Sering tuduhan banci dilontarkan kepada lelaki yang bersikap sopan dan tak agresif. Laki-laki yang memperlakukan istrinya sederajat dianggap sebagai ”takut istri”. Strategi merangkul kaum lelaki sebagai sekutu untuk mendobrak patriarki yang merepresi kaum perempuan dan lelaki harus dimainkan secara optimal. Selama ini, cara yang ditempuh untuk menentang kekuasaan patriarkis sangat sektoral. Laki-laki ditempatkan sebagai musuh yang harus diperangi. Teknik ini justru menjadikan lelaki bersikap resisten dan antipati terhadap gerakan politik kaum perempuan. Gejala ini dapat disimak ketika affirmative action (tindakan peneguhan sementara) dalam wujud kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen disambut dingin politisi pria dan laki-laki awam. Gerakan ini seolah-olah ingin melawan eksistensi lelaki, dan bukan hendak merobohkan sistem kehidupan yang menguntungkan pria dan menyisihkan perempuan. Kebijakan affirmative action adalah langkah mewujudkan politik identitas, yakni munculnya modus pengorganisasian yang berhubungan dengan ide bahwa ada kelompok sosial tertentu (perempuan) yang mengalami ketertindasan. Namun, pada sisi lain, affirmative action dapat dibaca sebagai ”diskriminasi yang berkebalikan”. Laki-laki disingkirkan, perempuan diistimewakan. Berjalan Langgeng Marginalisasi terhadap perempuan tidak hanya dijalankan lelaki, tetapi juga oleh kaum Hawa sendiri. Itulah sistem yang membentuk struktur sosial dan berjalan langgeng, karena tidak disadari aktor-aktor sosial yang terlibat di dalamnya. Kemitraan lelaki-perempuan untuk melawan patriarki, dengan demikian, tak sebatas menciptakan solidaritas bagi sesama perempuan tetapi juga perkawanan (comradeship) yang tidak lagi membedakan status gender. Keterwakilan perempuan dan perempuan memilih caleg/capres perempuan masih sebatas isu dalam domain demokrasi formal. Demokrasi jenis ini mengarahkan terwujudnya pluralisme politis. Artinya, kelompok-kelompok sosial seperti perempuan, etnis minoritas, ras, keagamaan, atau pekerja memiliki kepentingan yang sama. Padahal demokrasi yang harus diperjuangkan, ungkap Ann Ferguson (Sexual Democracy: Women, Oppression, and Revolution, 1991), bercorak substansial. Demokrasi substansial melibatkan dua komponen. Pertama,
[wanita-muslimah] Kekerasan Ibu Memicu Kekerasan Gender?
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72451 PEREMPUAN 15 Juli 2009 SELEPAS pemuatan tulisan saya yang berjudul Pendidikan Kegenderan di Sekolah di rubrik ini, beberapa pembaca memberikan apresiasinya. Banyak diantara mereka yang melontarkan pertanyaan bercampur rasa penasaran dan khawatir, apakah kekerasan yang dilakukan ibu terhadap anaknya juga merupakan pemicu kekerasan gender bagi anaknya kelak, meski nantinya sudah ada pendidikan gender di sekolah? Kalau memang benar, mereka menilai pendidikan kegenderan di sekolah saja tidak cukup sebagai upaya preventif meminimalisasi kekerasan berbasis gender. Tak dapat dimungkiri, dalam masyarakat masih kental budaya orangtua (terutama ibu) menghukum anak jika melakukan kesalahan. Kalau hukuman itu bersifat mendidik, misalnya diminta menyapu kamar, mungkin tidak jadi masalah. Itu pun harus dilakukan secara halus dan tidak berkesan kasar. Tetapi, bagi kultur kita, hal ini sangat jarang terjadi. Kebanyakan yang terjadi adalah anak yang melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang tak sesuai dengan kemauan ibunya, mendapat amarah, cubitan, pukulan, bahkan tendangan. Ditilik dari sisi psikologis anak, hal itu jelas akan memengaruhi jiwa dan mentalitasnya, sehingga apa yang dialaminya saat kecil akan selalu diingat hingga masa dewasa. Parahnya jika anak menafsirkan kekerasan yang dilakukan ibunya itu merupakan hal yang boleh dilakukannya. Lebih parah lagi kalau anak memiliki keinginan balas dendam terhadap apa yang dialaminya (kekerasan oleh ibu) kepada kaum perempuan di sekitarnya, termasuk teman-teman perempuannya kelak. Kalau hal itu terjadi, tentu permasalahannya menjadi pelik, sehingga cara penanganannya pun harus lebih kompleks dan terintegrasi. Tak hanya satu upaya preventif saja yang perlu dilakukan. Evaluasi Diri Kita seharusnya tak boleh tutup mata dengan persoalan ini, karena bisa saja hal ini menimpa anak kita kelak. Oleh karena itu, sudah semestinya para ibu mengevaluasi diri masing-masing, apakah selama ini sikapnya terhadap anak sudah jauh dari kekerasan? Kekerasan di sini jangan hanya diartikan, misalnya, menendang atau memukul anak. Kekerasan di sini juga termasuk memarahi anak dengan bentakan atau mencubitnya. Memang sudah menjadi kewajiban ibu untuk mengingatkan anak jika bersalah atau melakukan sesuatu di luar batas normal. Tetapi, mengingatkan anak tidak harus dengan membentak, memarahi, memukul, dan mencubitnya. Menjadi lebih elegan jikahal itu dilakukan dengan cara yang halus. Justru dengan pendekatan persuasif dan dalam suasana yang tenang, anak dapat meresapi nasihat ibunya. Karena itu, sikap marah dan beragam sikap kekerasan lain terhadap anak harus segera dihentikan. Ini semata-mata guna menjauhkan anak dari pemikiran kekerasan, terutama kekerasan berbasis gender kelak. Penelitian mengenai kekerasan ibu terhadap anaknya apakah berpengaruh terhadap terjadinya kekerasan berbasis gender yang dilakukan si anak kelak, memang belum pernah dilakukan secara khusus. Mata Rantai Tetapi berdasarkan fakta di lapangan, terutama pengalaman saya selama menjadi konselor di Pilar PKBI, seseorang melakukan kekerasan berbasis gender umumnya karena meniru kekerasan yang dilakukan ibu kepada dirinya di masa kanak-kanak. Selain itu, dipengaruhi pula oleh tayangan film/sinetron di televisi. Karena itulah, mengapa penanganan kekerasan berbasis gender sangat membutuhkan peranserta berbagai pihak. Kita semua tak boleh menutup mata terhadap permasalahan kekerasan berbasis gender yang kini makin marak terjadi di sekitar kita. Permasalahan dasar yang mesti dilakukan saat ini adalah memutus mata rantai penyebabnya. Sebab, dengan tindakan preventif itu, kekerasan berbasis gender kelak menjadi lebih mudah dikendalikan intensitasnya. Tentu pemikiran yang saya ungkapkan beberapa waktu lalu perihal pendidikan gender di sekolah belum bisa sepenuhnya memutus mata rantai kekerasan berbasis gender. Akan lebih efektif jika upaya itu ditambah dengan upaya preventif lain, yaitu menghapus adanya kekerasan ibu terhadap anaknya. Hal ini memang sulit dilakukan, karena berkaitan erat dengan kultur masyarakat kita. Kultur menghukum (fisik) atau memarahi anak ketika berbuat salah atau tak sesuai dengan keinginan ibu sudah saatnya diubah. Kalau ada kemauan dari orangtua terutama ibu, pasti hal ini bisa terwujud dengan baik. Kita semua tentu tidak ingin kekerasan yang dilakukan ibu terhadap anaknya justru menjadi awal timbulnya malapetaka di kemudian hari. Malapetaka yang berarti kekerasan berbasis gender yang dilakukan anaknya, entah kepada teman wanita atau istrinya, kelak. Hal ini tak hanya merugikan si anak itu sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat di sekitarnya. (Hadziq Jauhary-32)
[wanita-muslimah] Makin Berdaya Makin Sengsara
http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72449 PEREMPUAN 15 Juli 2009 GENDERANG GENDER Makin Berdaya Makin Sengsara * Oleh Asmadji AS Muchtar UU Perkawinan yang berlaku di Indonesia telah membakukan doktrin pembagian peran suami istri yang bias gender, di mana suami berkewajiban mencari dan memberi naskah, sedangkan istri berkewajiban mengurus rumah tangga. Doktrin ini tak pernah berubah, meski banyak pihak mengkritiknya sebagai doktrin patriarkis-diskriminatif. Kalangan feminis pun tegas menolak doktrin tersebut, dengan dalih demokrasi dan HAM. Doktrin patriarkis-diskriminatif telah menimbulkan fenomena kesengsaraan banyak istri yang justru telah berdaya. Misalnya, banyak istri tetap sibuk mengurus rumah tangga, meski sudah berpenghasilan sendiri dan sepanjang hari bekerja di luar rumah. Dengan kata lain, doktrin ini sudah tidak relevan. Di banyak daerah, makin banyak istri yang justru bertugas mencari/memberi nafkah kepada keluarganya. Sebaliknya, banyak suami pengangguran yang hanya bisa menerima nafkah dari istri. Fakta ini bisa dilihat setiap hari di berbagai daerah di Indonesia. Cobalah menengok pasar-pasar tradisional pada dini hari, yang sudah diramaikan oleh perempuan pedagang yang berstatus sebagai istri. Tengoklah ruas-ruas jalan di seluruh pelosok desa ketika fajar. Banyak perempuan yang notabene berstatus sebagai istri atau ibu berbondong-bondong keluar rumah untuk bekerja di pabrik atau sawah, mencarikan nafkah bagi keluarganya. Mayoritas perempuan pekerja di pabrik, pertokoan, dan perkantoran makin menegaskan keberdayaan perempuan Indonesia yang bertolak belakangan dengan doktrin berkeluarga. Akibatnya, banyak bayi dan balita yang diasuh ayahnya, karena sang ibu sepanjang hari mencari nafkah. Hal ini tentu menyimpan berbagai masalah, seperti munculnya generasi yang kekurangan kasih sayang ibu, yang amat mungkin akan menjadi generasi naif. Misalnya, anak lelaki akan mengikuti jejak ayahnya, sebagai suami yang naif (tidak mampu mencarikan nafkah bagi keluarga; justru menerima nafkah dari istri). Kini makin banyak pernikahan tanpa memedulikan apakah mempelai pria sudah bekerja atau belum. Hal ini makin menegaskan betapa banyak gadis Indonesia yang telah memformat dirinya sebagai perempuan berdaya. Ketika pada saatnya harus menikah, ia tidak lagi peduli apakah calon suaminya sudah mampu melaksanakan kewajibannya mencari nafkah atau belum. Fenomena ini juga menegaskan betapa banyak orangtua di Indonesia yang siap menerima menantu pria yang tidak mampu memberi nafkah, karena anak perempuannya sudah ”berlatih” menjadi istri yang berdaya. Fenomena Sosial Ketika kaum perempuan menjadi berdaya, ternyata muncul penindasan baru dalam rumah tangga. Hal ini bukan teori, melainkan fakta yang telah menjadi fenomena sosial di Indonesia. Betapa banyak istri yang telah bersusah-payah mencari nafkah, tapi ketika pulang masih harus mengerjakan tugas rumah tangga seperti mencuci pakaian, memasak, bahkan membelikan rokok untuk suami di warung. Fenomena ini kelak sangat mungkin dianggap wajar, apabila lapangan pekerjaan yang tersedia lebih terbuka untuk kaum perempuan daripada untuk laki-laki. Misalnya, pada dekade 1980-an, pabrik-pabrik rokok di Kudus masih menerima pekerja laki-laki untuk menjadi tukang giling rokok, bathil (penggunting ujung rokok agar rapi), dan tenaga pengepakan. Kini semua tukang giling rokok, bathil, dan pengepakan hanya diisi kaum perempuan. Pengusaha rokok punya pertimbangan logis saat memilih pekerja perempuan. Misalnya, perempuan lebih mudah diatur dan kooperatif daripada lelaki. Pengusaha tak peduli apakah pekerja itu berstatus sebagai istri atau ibu di rumah. Mereka juga tak peduli apakah ada bayi / balita yang kekurangan kasih sayang ibu. Semua pihak yang peduli keadilan gender selayaknya berusaha mencegah istri-istri yang makin berdaya agar tidak makin sengsara. Caranya, di lingkungan keluarga masing-masing, suami perlu belajar berlaku adil atau menolak doktrin patriarkis. Kalau memang istri sudah bekerja seharian, suami tak perlu keberatan untuk membereskan pekerjaan rumah tangga. Layak ditegaskan, apakah keadilan gender bisa terwujud atau hanya sekadar fatamorgana, itu lebih ditentukan oleh sikap para suami dalam keluarga masing-masing. Sehebat apapun upaya di luar rumah untuk mewujudkan keadilan gender, kalau suami tidak menolak doktrin patriarkis, tentu akan makin banyak istri yang makin berdaya justru makin sengsara. (32) —Dr Asmadji AS Muchtar, koordinator Forum Multi-Studies, tinggal di Kudus. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti
[wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
http://surabaya.detik.com/read/2009/07/20/170836/1168341/466/kelaparan-janda-1-anak-curi-kotak-amal Senin, 20/07/2009 17:08 WIB Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di penjara. Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009). Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal. Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP Puguh Wasis kepada wartawan. Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan. Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Cara Manusiawi Nepal Santuni Janda
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/8785-2009-07-18-13-49-12.html Cara Manusiawi Nepal Santuni Janda Saturday, 18 July 2009 09:42 Memberi insentif khusus pria yang menikahi para janda. Tapi yang ribut malah aktivis perempuan dan kaum liberal Hidayatullah.com--Berniat mengangkat derajat hidup janda, pemerintah Nepal membagikan BMK (Bantuan Menikahi Janda) kepada pria. Pemerintah Nepal menganggarkan insentif sebesar NPR 50.000 (sekitar Rp 6,5 juta) untuk para pria yang bersedia menikah dengan janda-janda Nepal. Jumlah insentif itu tercantum dalam anggaran tahunan pemerintah yang dipublikasikan awal pekan ini. Insentif tersebut, rencananya, diberikan dalam bentuk uang tunai kepada para pria Nepal yang bersedia memperistri janda. Dengan demikian, status sosial janda di sana akan meningkat. Maklum, di Nepal, janda menempati strata sosial paling rendah. Sayangnya, tujuan mulia berupa pembagian insentif itu justru ditentang keras kaum hawa, khususnya aktivis perempuan yang sering berhaluan liberal. Kebijakan itu tidak benar, ujar Lily Thapa, pendiri kelompok Women for Human Rights di Nepal seperti dilansir BBC kemarin (16/7). Dia menegaskan, derajat hidup para janda tidak akan meningkat hanya dengan disunting. Sebaliknya, dengan menikah lagi, janda-janda di Nepal akan dihadapkan pada masalah baru. Karena itu, bersama para aktivis perempuan di lembaga yang dia pimpin, Thapa mendesak pemerintah mencabut kebijakan yang dinilainya tidak masuk akal tersebut. Sejatinya, Thapa mendukung tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para janda. Sebab, hidup tanpa suami di negeri yang terlilit berbagai konflik --mulai politik, sosial hingga ekonomi-- tersebut, tidaklah mudah. Apalagi, jika orangtua tunggal itu memiliki anak yang harus dibiayai. Tapi, menurut dia, memberikan insentif kepada calon suami para janda Nepal bukanlah solusi yang tepat. Akan lebih baik jika dana tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan sistem kesehatan dan pendidikan yang lebih ramah pada para janda. Senada dengan Thapa, Nisha Swar juga menolak metode bantuan lewat insentif kepada calon suami para janda Nepal tersebut. Perempuan 29 tahun yang sudah enam tahun hidup sendirian sejak suaminya tewas dalam pertempuran melawan pemberontak Mao itu menyebut sistem insentif itu merupakan bibit diskriminasi. Bisa jadi, para pria bersedia menikah dengan kami hanya demi mendapatkan uang insentif tersebut. Ini seperti memberikan label harga di kepala kami. Kami sangat tersinggung dengan semua ini, tandasnya. Pendapat yang sama dilontarkan rekan jandanya yang lain, Poonam Pathak. Saya merasa sangat dipermalukan. Sekarang, para pria yang berpapasan dengan saya di jalan bisa berkata, 'Lihat, ada janda! Kita bisa mendapatkan NPR 50.000 jika menikahinya', ujar perempuan 30 tahun tersebut. Rata-rata, perasaan tersebut dialami oleh seluruh janda Nepal yang berusia relatif muda. Para janda Nepal yang berusia 60 tahun ke atas, sudah sejak lama diberi uang pensiun oleh pemerintah. Kendati kebijakan pemberian insentif tidak mencakup para janda yang usianya lebih dari 60 tahun, Women for Human Rights juga mendesak pemerintah menghapus uang pensiun bagi mereka. Intinya, seluruh bantuan berwujud uang dari pemerintah harus dihapuskan. Hasil riset kami menyebutkan bahwa sebagian besar janda di negeri ini masih muda. Bantuan yang mereka butuhkan adalah dana pendidikan dan kesehatan, paparnya sambil menegaskan bahwa dana itu tidak perlu berwujud uang. [bbc/jp/www.hidayatullah.com] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PBNU: Terorisme Musuh Semua Agama
http://www.gatra.com/artikel.php?id=128466 PBNU: Terorisme Musuh Semua Agama Jakarta, 20 Juli 2009 13:12 Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi menegaskan, terorisme adalah musuh semua agama. Namun, masih saja setiap ada aksi terorisme pasti mendiskreditkan agama tertentu, sehingga hal ini yang harus diluruskan, katanya, usai menghadiri doa bersama para tokoh-tokoh lintas agama di Jakarta, Senin (20/7). Dalam acara yang dihadiri pula Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto itu, Hasyim mengatakan, aksi teror dilatarbelakangi oleh dua hal yakni kesalahpahaman terhadap ajaran agama dan penyalahgunaan ajaran agama. Dalam kesalahpahaman agama mengarah pada fanatisme, sedangkan penyalahgunaan ajaran agama dengan memasukkan unsur di luar agama ke dalam agama itu sendiri, tuturnya. Oleh karena itu, tambah Hasyim, aksi terorisme apa pun bentuknya adalah musuh semua agama. Jangan lalu dengan adanya aksi tersebut, selalu menjadi alasan untuk mendiskreditkan agama tertentu, utamanya Islam. Salah itu, ujarnya menegaskan. Acara doa bersama tokoh lintas agama itu pun rencananya dilanjutkan dengan jalan kaki bersama menuju ke lokasi ledakan di Hotel JW Marriott yang berjarak 500 meter dari Mal Atrium Bellagio, tempat doa bersama digelar. Sementara itu, lokasi ledakan masih ramai didatangani warga, berbagai elemen masysrakat pun ramai berdatangan dan memanjatkan doa bagi para korban ledakan di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton, Jum`at (17/7) pagi. Sebelumnya, Kelompok Masyarakat Indonesia Anti Kekerasan juga hadir dan memanjatkan doa bagi para korban di lokasi ledakan. Tampak hadir Yenny Wahid, Todung Mulya Lubis, Wimar Witoelar, serta Ayu Utami. Aksi teror bom di kedua hotek berbintang itu, menewaskan 9 orang dan 53 lainnya luka-luka. Dari 53 korban terluka itu 16 adalah warga asing dan 37 warga negara Indonesia. Ke-16 warga asing yang terluka itu berasal dari Amerika Serikat enam orang, Belanda (dua orang), Kanada (dua orang), Korea Selatan (dua orang), India, Selandia Baru dan Norwegia masing-masing satu orang. [TMA, Ant] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh semua agama. http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1 Editorial: Fight against terror and India The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down your arms and ask for mercy from God. The joint press conference sounded like any that has happened in the past between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in the latest statements from the interior ministers? One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the two will not speak openly and their positions may still be far apart. Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an established fact. Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. Apart from the considerable reconstruction and development work being carried out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan's reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan. Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet government put up by the Americans, and it sees India as a part of the American plan not only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable to reconcile its decision to construct an Iran-Pakistan-India gas pipeline with its permanent strategy to challenge India in the region. India, on the other hand, doesn't give Pakistan the role the world wants to give it as the fighter against terrorism. It actually thinks it is a part of the problem, but no one listens to it. America thinks Pakistan is crucial in the fight against terrorism and is reacting positively to Islamabad's change of policy towards the Taliban. But, just when the US Congress passes laws to reward Pakistan for its new policy, India wants Pakistan punished instead. This is where New Delhi, pushed by its domestic politics, is isolating itself. Its interference inside Pakistan, so far ignored by the world, could thus become an international worry. If India relents, Pakistan will be happier changing its view of India and move forward and normalise its relations with India. It has to mix its old realist strategy of maintaining stability through power-balance with a new liberal approach of achieving stability through economic interdependence. Till that happens, however, the
[wanita-muslimah] War on terror cost Pakistan $35bn: FM Qureshi
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/news/pakistan/04-war-on-terror-cost-pakistan-35bn-qureshi-qs-10 War on terror cost Pakistan $35bn: FM Qureshi Monday, 20 Jul, 2009 | 04:01 PM PST | ISLAMABAD: Foreign Minister Shah Mahmood Qureshi says the war against terror has cost Pakistan more than 35 billion dollars while the cost in human lives is immeasurable. Speaking at a press conference with EU Foreign Policy Chief Javier Solana, Qureshi said Pakistan wants aid promised by the international community to translate into reality to ameliorate the miseries of the affected people. Talking about his meeting with Mr Solana, Qureshi said discussions were held to strengthen the strategic dialogue between the EU and Pakistan and some areas of cooperation were identified. Solana said the EU recognises that Pakistan is going through difficult times and a number of steps are being taken to help Pakistan economically, including giving Pakistan market access to the European Union. Solana, who is on a two day visit to Pakistan, visited the Jalozai Camp earlier in the day and was briefed on the displaced families and the issues related to their assistance. Qureshi briefed the EU foreign policy chief on the engagement of Pakistan and India at the top level, the military operation and the phased return of the IDPs. Mr Solana said a number of issues are on the agenda of EU's engagement with Pakistan, including terrorism. - DawnNews [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Shark attack victims fight for their very attackers
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=304096version=1template_id=43parent_id=19 Latest Update: Sunday19/7/2009July, 2009, 11:34 PM Doha Time Shark attack victims fight for their very attackers AFP/Washington They may have lost fingers, or perhaps even an arm or leg, but these former surfers and vacationers paced down the halls of Congress in Washington to seek protection for sharks, their very attackers. I'm here to lobby for the bill to save the sharks, I lost my arm. It's a very powerful statement, said Al Brenneca, a 52-year-old who was attacked by a shark in 1976 in Florida. Along with a group of eight other survivors brought together by the Pew Environment Group research centre, Brenneca descended on Capitol Hill to lobby senators to pass a measure placing tough restrictions on shark fishing. More than a third of all shark species are endangered, in part due to finning, a practice in which a shark's fins are cut off before the body is thrown back into the water. Shark fin soup is a beloved delicacy in Asia, where it is in high demand. Some 70mn sharks die in the ocean each year. In contrast, shark attacks on humans are rare - between 60 and 100 per year worldwide. You might ask why considering I was attacked by a shark, why don't I want eat the sharks or kill them all? quipped Krishna Thompson, a 44-year-old New York banker whose spectacular attack by a bull shark in 2001 during his 10-year wedding anniversary in the Bahamas had captured the media's attention. Fighting back with his bare hands, he finally freed himself from the steel-sharp jaws. I had the leg but all I could see was the femur and tibia, no skin, no vein, no muscle and I remember seeing the white bones. And I thought, 'Oh man, I'm going to be amputated,' he recalled. Now wearing an artificial limb and a T-shirt declaring his determination to defend the shark, Thompson has converted himself into an activist fighting for the survival of the predators. What the shark did to me was what they are supposed to do, he insists. Sharks have been around for 300mn years - before dinosaurs. They haven't changed much from then till now. He added that people should not mess with mother nature, and let the sharks be. I don't want find out what life would be for us as human if they ceased to exist, Thompson stressed. If we killed all the sharks that will have an effect on us as humans. That's why I'm here. Wednesday's demonstration in the Halls of Congress was unusual and startling even for veteran lawmakers who have seem many expressions of public sentiment. All described scenes of carnage at sea when the were forced to swim in their own blood to save their lives. Most have suffered cardiac arrest by the time they arrived to the hospital. Mike Coots, 30, from Hawaii was attacked by a tiger shark in 1997 when he was surfing in the morning. The predator grabbed him by the right leg, shook him back and forth while he was trying to fight back the attacker by punching it on the head. The shark released him went back into the deep water while Mike started paddling toward the shore. But his leg was gone. I didn't feel it come off, he recalls. It was gone. My friend took my surfing leash and made a tourniquet to stop the bleeding. Yeah. He saved my life. But Coots believes that he may have been bitten by a shark to help protect the species. I feel very strongly that these animals have a place in the world, he insisted. And without them, I think it's going to disrupt the entire ecosystem. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Iran leader under fire for VP pick
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2item_no=304123version=1template_id=37parent_id=17 Iran leader under fire for VP pick Publish Date: Monday,20 July, 2009, at 12:13 PM Doha Time Press TV said Esfandiar Rahim Mashaie no longer wanted the job of first vice president and had resigned because of the row Reuters/Tehran Iranian President Mahmoud Ahmadinejad has come under fire from leading hardliners for naming as his top deputy a man who said Iran was friends with everyone, including arch-foe Israel, local media said yesterday. Iran's state-run English language Press TV said Esfandiar Rahim Mashaie no longer wanted the job of first vice president and had resigned because of the row. There was no immediate confirmation of the decision. Analysts say Thursday's decision by Ahmadinejad to appoint Mashaie, to whom he is related by marriage, suggests that the president has a small entourage of people he trusts. Ahmadinejad was re-elected in a June 12 presidential vote, which stirred the largest display of internal unrest in Iran, the world's fifth biggest oil exporter, since the 1979 Islamic revolution and exposed deep rifts in its ruling elite. Defeated pro-reform candidates say the vote was rigged, but the latest criticism of Ahmadinejad came from conservatives. In rare public criticism, Ayatollah Ahmed Khatami, an Ahmadinejad ally and member of Iran's top legislative body, said yesterday that Ahmadinejad had shown a twisted face to clerics and elites by appointing Mashaie last Thursday. Ahmadinejad should not challenge conservatives with such decisions. I request the president to replace him before more criticisms are made, the hardline cleric was quoted as saying by the Khorasan newspaper. Mashaie, whose remarks on Israel in 2008 created a storm at home, was previously one of several vice presidents and in charge of a culture and tourism body. There are still many hardliners who back the president, such as Ayatollah Mohamed Yazdi, who said in remarks published on Saturday that the Iranian government drew its legitimacy from the Almighty God. Many hardline lawmakers and clerics, including several top clerics, had called on the president to dismiss Mashaie for his Israel comments. Ahmadinejad remained defiant, saying Mashaie's remarks had been misrepresented. The row over Mashaie last year ended after Iran's most powerful figure Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei, who backs Ahmadinejad, said in September the remarks are not right but the dispute should end. A hardline editor seen as close to Iran's top authority also criticised Ahmadinejad's choice of the first vice president, which unlike ministers does not need approval of parliament. Ahmadinejad's appointment of Mashaie as his first vice president brought shock, regret and concern to his voters, said Hossein Shariatmadari, the editor-in-chief of the hardline Kayhan daily. It is necessary for Ahmadinejad to take back the first vice presidency from Mashaie, Shariatmadari wrote in the daily. Mashaie also came under fire for hosting a ceremony in November where women in traditional dress carried in the Qur'an to music, an action deemed insulting to the holy book. Lawmaker Hamid Rasai said Iranian society was very sensitive over Mashaie. I believe it would have been better if he had not been appointed, the Etemad-e Melli newspaper quoted Rasai, an ally of Ahmadinejad, as saying. A pro-reform lawmaker said Ahmadinejad could be impeached over his decision. Now lawmakers can question Ahmadinejad or even impeach him for this appointment, the newspaper quoted Dariush Ghanbari as saying. Analysts say Ahmadinejad's impeachment is unlikely, as parliament is dominated by hardliners. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kasab owns up, gives details of Mumbai 26/11 attacks
http://www.hindustantimes.com/StoryPage/StoryPage.aspx?sectionName=HomePageid=848b6c76-1e10-406c-a064-6903aee98768Headline=KASAB+CONFESSES+TO+HIS+ROLE+IN+26%2f11+ATTACKS+ Kasab owns up, gives details of Mumbai 26/11 attacks Hindustan Times Email Author Mumbai, July 20, 2009 First Published: 14:21 IST(20/7/2009) Last Updated: 02:17 IST(21/7/2009) Just after 11 am on Monday, as the first witness stepped into the box, Mohammed Ajmal Amir Kasab, 21, the sole surviving 26/11 terrorist, stood up in his white kurta-pyjamas and told the trial judge Gunah kabool hai [I admit to the crime]. So what now that Kasab has made this confession? Will the trial end early? It can, if the court decides that Kasab was not coerced into admitting his guilt. The court would then wind up the case and sentence him. But the trial can drag on if the court decides the confession was made under duress. Kasab's statement would then be made part of the case records and the trial would continue. Special Judge M L Tahilyani will decide on Tuesday. The drama unfolded as soon as the hearing began on the 65th day of the 26/11 trial. Kasab, who was sitting quietly in the courtroom at the Arthur Road jail, said he wanted to speak to his lawyer, Abbas Kazmi. They put their heads together for a short while before the lawyer turned around and said his client had something to say. Without waiting for the lawyer to say more, Kasab smiled and admitted his guilt. The judge was taken back and asked: Kya? Gunah kabul hai? [What, are you admitting your crime?]. Kasab nodded. Special public prosecutor, Ujjwal Nigam, objected saying the trial was in progress and the accused could not admit to his guilt at this juncture. The judge brushed this contention aside saying: He has a right to admit to his guilt at any time of the trial. Punish me and finish this trial, Kasab said after the court recorded his confession of his role in the November 26, 2008, attack on Mumbai by 10 terrorists from Pakistan who killed 166 people during a 60-hour siege. The judge then asked him: Why are you confessing now? Why did you not confess when the charges were framed earlier? Kasab: Initially, Pakistan had not accepted my nationality. Now that they have, I am confessing. Judge: How do you know that Pakistan has admitted? Kasab: I just came to know. I heard that Pakistan has said that Kasab is from there. Judge: Are you under any kind of pressure to confess? Kasab: No. Kasab had earlier this year, too, made a confessional statement (see P9), which was recorded by a magistrate and submitted to the court by the prosecution. But Kasab retracted at the start of the trial. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mengulas Martin Aleida
Mengulas Martin Aleida oleh Soeprijadi Tomodihardjo* Tak berbeda dengan rekan-rekan seangkatannya, Martin Aleida tergolong cerpenis yang harus membayar mahal untuk memenuhi doktrin „kata lebih utama daripada tema“, setidaknya dalam cerpennya „Tiada Darah di Lamalera“ (Kompas Minggu, 21 Juni 2009). Doktrin ini, anda saja layak disebut doktrin, mengacu rumusan Ayu Utami dalam analisisnya tentang cerpen pilihan Kompas tahun 2007: lebih daripada tema, cerpen adalah kata. Cerpenis ini banyak menyajikan tema-tema sosial-politik dalam karya-karya cerpennya. Sebuah realisme sosial sejati, untuk tak menyebutnya realisme sosialis. Pembaca dapat mengikutinya dalam buku kumpulan cerpen „Mati Baik-baik, Kawan!“, termasuk yang tercecer dalam buku kumpulan bersama seperti „Mangku Mencari Doa di Daratan Jauh“ atau „Tiada Darah di Lamarela“. Berbeda dengan cerpen-cerpen terdahulu, „Tiada Darah di Lamarela“ cukup memusingkan bukan saja bagi pembaca awam tapi juga bagi sejumlah penggemar sastra khususnya cerpen yang dikenal penulis ulasan ini. Narasi dan plot cerpen terakhir ini sama sekali tidak mendukung pemahaman sementara pembaca tentang tema yang disajikan. Hanya sesudah beberapa kali membaca-ulang, orang akan menemukan „barang bukti“ untuk mendakwa pengarangnya di depan pengadilan pembaca. Martin ternyata menyodorkan realitas sejarah bangsa yang selama ini dipalsukan berupa versi resmi kekuasaan negara yang merasa berhak memonopoli kebenaran. Cerpenis ini tak sudi lagi bersikap bungkam setelah puluhan tahun lamanya mengalami sendiri. Agaknya dia merasa risih mengapa sampai hari ini masih saja ada pengarang membungkam mulut sendiri setelah puluhan tahun dibungkam oleh sistem lalim kekuasaan negara yang ada. Cerpenis memang bukan sejarawan. Ia hanya mampu melontarkan isi hatinya dengan caranya sendiri. Penulis ulasan ini sempat menegurnya per SMS: „Ini bukan cerpen bung! Puisi!“ Dan apa jawab dia? „Memang banyak yang tidak paham. Cerpen ini hanya untuk dinikmati, bukan untuk dipahami“ Tetapi bagaimana? Sejumlah pembaca merasa penasaran mengikuti tema dan jalan ceritanya, serupa puisi yang hanya perlu dinikmati. Kita tak tahu di mana letak Lamarela dalam peta negeri ini. Martin tidak merasa perlu memberi informasi, sukubangsa mana termasuk ras Seguni dan Koteklema dalam cerpen tersebut kecuali menyebut laut Sawu di kawasan peta negeri kita. Dia merasa cukup menyodorkan cerita berupa sengketa turun-temurun antara ras penindas dan kaum tertindas dengan sentuhan tragis berupa mimpi „manisnya hari besar 1 Mei“ yang tidak lagi boleh dinikmati sejak jaman Orba. Cukup menggetarkan bagi warga Koteklema, „baleo-baleo“ yang memikul misi penyerahan diri dalam hidupnya. Tidak. Cerpen ini tidak harus berhenti di sini. Ia memerlukan versi distorsi untuk menyingkap sejumlah unsur puisi yang tersembunyi di dalamnya. Sajak di bawah ini sengaja dikemas berbeda dengan aslinya yang mengesankan seolah tiada darah di Lamarela. Barangkali perbuatan penulis ulasan ini menjengkelkan para pembaca cerpen tersebut, tetapi pasti tidak Martin Aleida sendiri.** Ada Darah di Lamalera*) (distorsi seijin Martin Aleida) langit begitu rendah seperti hendak rebah di lamalera warga koteklema ingin mati terhormat di sini, menghadang gelombang laut lepas di mana tiada dosa mereka menyandang kodrat turun-temurun ribuan tahun hanya karena jenisnya: paus buronan yang begitu mudah menyerah (baleo-baleo penghuni laut selatan ini) lihatlah, mereka menjelma mammalia menyingkap hari baru di laut biru sehangat itu ketika para pejantan koteklema menantang tempuling di ujung jantungnya sebelum darah menyembur ketika laut berdebur lihatlah, betapa meriah pesta kaum seguni melahap daging tubuh mereka yang terbaring di pasir pesisir utara lamalera manisnya hidup ini, kawan! hari ini satu mei hari raya koteklema yang tak punya apa-apa kecuali darah dan tenaga menari-nari mengelilingi semua benua kecuali lamalera: gugusan kepulauan selatan ini, kawan! mereka tak pernah paham mengapa kaum seguni berburu dalam perahu kayu mengingatkan seisi lautan ini ketika kapal-kapal besi belanda membantai para pejantan koteklema dengan meriam dan peluru logam sejarah bangsa ini tak pernah dipahami dalam segala pergantian jaman karena di telapak kaki benua selatan ini kaum seguni mengajarkan agama dengan jiwa yang agung ketika berlangsung misa penuh mantra para jahiliah demi memanggil roh leluhur mereka: warga koteklema yang ribuan tahun lamanya terhina oh, … alangkah sia-sia pekerjaan manusia! tuhan terlalu baik hati mengantar mereka kemari agar menyerahkan diri sebelum satu mei saksikanlah, kawan! mereka lebih perkasa dari agama, karena kaum seguni mengenal agama hanya karena kecelakaan. lihatlah perahu kedua pastor itu! mereka terdampar di pulau yang lebih besar tuhan telah datang ketika perahu diterjang badai dan gelombang yang mengamuk kelak mereka mengenal agama
Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
Æ On 7/20/09, sunny am...@tele2.se wrote: http://surabaya.detik.com/read/2009/07/20/170836/1168341/466/kelaparan-janda-1-anak-curi-kotak-amal Senin, 20/07/2009 17:08 WIB Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di penjara. Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009). Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal. Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP Puguh Wasis kepada wartawan. Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan. Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device
Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
Yang bener saja om di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati... di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana teroris dihukum mati di pakistan? Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain, walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman... nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif. paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas - Original Message - From: sunny To: Undisclosed-Recipient:; Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh semua agama. http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1 Editorial: Fight against terror and India The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down your arms and ask for mercy from God. The joint press conference sounded like any that has happened in the past between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in the latest statements from the interior ministers? One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the two will not speak openly and their positions may still be far apart. Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an established fact. Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. Apart from the considerable reconstruction and development work being carried out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan's reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan. Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet government put up by the Americans, and it sees India as a part of the American plan not only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable to reconcile its decision to construct an Iran-Pakistan-India gas pipeline with its permanent strategy to challenge India in the region. India, on the other hand, doesn't give Pakistan the role the world wants to give it as the fighter against terrorism. It actually thinks it is a part of the problem, but no one listens to it. America thinks Pakistan is crucial in the fight against terrorism and is reacting positively to
[wanita-muslimah] Germany assures help to Pakistan against war on terror
http://www.pakistantimes.net/pt/detail.php?newsId=2618 Tuesday, July 21, 2009 Rajab 27, 1430 AH Germany assures help to Pakistan against war on terror 'Pakistan Times' Diplomatic Correspondent ISLAMABAD: Germany on Monday assured Pakistan of it's all help in fighting war against terrorism. Germany will give every possible help to Pakistan in meeting its requirements against this war, said German State Secretary of Defence Rudiger Wolf, who is heading a 5-member defence delegation to Pakistan, during a call on with Minister for Defence Production Abdul Qayyum Jatoi here. The German delegation also held meeting with Secretary Defence Production Lt. Gen ® Israr Ahmed Ghuman and senior officials of the ministry. Both sides deliberated upon the existing level of cooperation between Defence Industries and to further enhance these ties. Pakistan appraised German delegation of its requirements of equipment against war on terror. The German delegation appreciated efforts and sacrifices of Pakistan Armed Force, Civil Armed Forces and the people of Pakistan in fighting against the menace of terrorism and extremism. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
http://www.pakistantimes.net/pt/detail.php?newsId=2615 Tuesday, July 21, 2009 Rajab 27, 1430 AH 14 terrorists with 3 commanders killed; 3 terror commanders caged: ISPR 'Pakistan Times' Federal Bureau ISLAMABAD: Fourteen terrorists including two of their commanders were killed in various incidents of exchange of firing with the security forces in different parts of Sawat and Malakand. Meanwhile, a Major of Pakistan Army embraced Shahadat during bid of fire with the terrorists. The security forces also apprehended three terrorist commanders on the wanted list, besides recovering arms and ammunition, an ISPR news release issued here Monday said. According to details, the security forces conducted search and clearance operation at Talgai near Madyan and apprehended two wanted terrorists identified as Fazal-e-Haq and Khair ul Ghafoor. In search operation at Mano Derai near Piochar the security forces recovered 17 boxes of ammunition of various calibers and 2 walkie talkie sets. Following a clearance operation at Matta the security forces confiscated 1 Potohar jeep fully prepared for suicidal attack, 2 prepared cylinder IEDs, 1 suicide jacket. Security forces carried out search operation at village Gul Shah near Bar Durshkhela, Tatal and Mria Mai. During fire exchange with terrorists, two terrorists commanders Taj alias Zarqavi and Zulqarnain were killed. Security forces also recovered 1 machine gun alongwith 3 magazines, one 30 bore Pistol, and a bandolier. During search and clearance operation at Mira Banda, Dakku Banda, Kund Banda, Pir Patai Banda and Kamyari Banda, Pinorai Banda and Chur Banda the security forces destroyed commander Akbar's house while terrorists commander Hamood was apprehended at Dardial alongwith 2 Parados. An exchange of fire took place with terrorists during search and clearance operation at Kamyrai near Dardial, resultantly Major Zahid embraced Shahadat. Reportedly, 12 terrorists were killed in exchange of fire with the security forces. According to the data compiled in the relief operation and repatriation process, over 45000 families have been repatriated to Malakand since July 13 - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 21, 2009 1:27 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Yang bener saja om di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati... di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana teroris dihukum mati di pakistan? Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain, walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman... nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif. paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas - Original Message - From: sunny To: Undisclosed-Recipient:; Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh semua agama. http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\07\20\story_20-7-2009_pg3_1 Editorial: Fight against terror and India The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down your arms and ask for mercy from God. The joint press conference sounded like any that has happened in the past between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in the latest statements from the interior ministers? One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the two will not speak
[wanita-muslimah] Al-Qaeda's next front - China
http://english.pravda.ru/world/asia/19-07-2009/108234-china-qaeda-0 19.07.2009 Al-Qaeda's next front - China Al-Qaeda posed a threat to China for the first time, promising to organize acts of terrorism against Chinese workers in Northern Africa in revenge for the death of Moslems-Uygurs, The Times wrote. Al-Qaeda threats followed the disorders in the Xinjiang Uygur Autonomous Region of China during the last week. 184 persons were killed and 1,680 wounded in the riots. They were mostly the Chinese who fell victims of the Uigurs, but international terrorist network Al-Qaeda promised to revenge the PRC for the death of the Uigurs during recent interethnic collisions in the Xinjiang Uygur Autonomous Region. After the police and the military suppressed the riots in Xinjiang, the Chinese law enforcement authorities reinforced their activities in this autonomous region where a number of acts of terrorism had been recently performed. However, the Islamic terrorists have no significant base to carry out the actions of revenge at the PRC territory, except for the Xinjiang Uygur Autonomous Region, but it can not be said about other countries, where the Chinese Diaspora prospers. The Chinese specialists working in Northern Africa and other Moslem countries will face a serious danger. Al-Qaeda promised to revenge for the coreligionists' deaths by acts of terrorism against the Chinese workers in Algeria and across the whole Northwest of Africa. For example, the number of Chinese workers in Algeria amounts to 50,000 individuals. Three weeks before the riots in Urumqi, AQIM attacked the Algerian escort accompanying the Chinese engineers, participating in the road project. 24 security guards were killed. The Chinese did not suffer, but both Chinese engineers and security forces may become the aim of future attacks. The events in the Xinjiang Uygur Autonomous Region resulted in massive protests both in Europe, where a large Uygur Diaspora lives, and in the countries of the Middle East. The biggest demonstrations took place in Turkey. Turkey's Prime Minister Recep Erdogan called the events in the Xinjiang Uygur Autonomous Region the genocide of the Uygurs. According to experts' opinion, the Islamic world will only make appeals and threats. When commenting on Erdogan's statement, one political analyst stressed out that China was a quarter of mankind and that neither the USA nor the Muslim world could influence it. However, the Chinese secret services will not underestimate the threats from such terrorist organizations, as Al-Qaeda. Ivan Tulyakov Pravda.Ru [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Amman begins stripping state's Palestinians of citizenship
http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1246443863400pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull Amman begins stripping state's Palestinians of citizenship Jul. 20, 2009 Khaled Abu Toameh , THE JERUSALEM POST Jordanian authorities have started revoking the citizenship of thousands of Palestinians living in Jordan to avoid a situation in which they would be resettled permanently in the kingdom, Jordanian and Palestinian officials revealed on Monday. The new measure has increased tensions between Jordanians and Palestinians, who make up around 70 percent of the kingdom's population. The tensions reached their peak over the weekend when tens of thousands of fans of Jordan's Al-Faisali soccer team chanted slogans condemning Palestinians as traitors and collaborators with Israel. Al-Faisali was playing the rival Wihdat soccer team, made up of Jordanian-Palestinians, in the Jordanian town of Zarqa. Anti-riot policemen had to interfere to stop the Jordanian fans from lynching the Wihdat team members and their fans, eyewitnesses reported. They said the Jordanian fans of Al-Faisali hurled empty bottles and fireworks at the Palestinian players and their supporters. Reports in a number of Jordanian newspapers said that the Jordanian fans also chanted anti-Palestinian slogans and cursed Palestine, the PLO, Jerusalem and the Aksa Mosque. Prince Ali bin Hussein, chairman of Jordan's National Football Association, strongly condemned the racist slurs chanted by the Jordanian fans, saying those responsible would be severely punished. Baker al-Udwan, director of Al-Faisali team, also condemned the behavior of his team's supporters. He said that a minority of outcasts and corrupt elements were behind the embarrassing verbal and physical assault on the Palestinian soccer players and their fans. We condemn this uncivilized demeanor and welcome any step that would result in the elimination of this tiny group of parasites, he said. Tarek Khoury, chairman of the Wihdat team, instructed his players to abandon the field as soon as the Jordanian fans started hurling abuse against Palestinians and the Aksa Mosque. Palestinians said that the confrontation with the Jordanians was yet another indication of increased tensions between the two sides. Many Palestinians living in Jordan are convinced that the Jordanian authorities are trying to squeeze them out, said Ismail Jaber, a West Bank lawyer who has been living in the kingdom for nearly 20 years. There is growing discontent and uncertainty among Palestinians here. He and other Palestinians said that Jordanians' hostile attitude toward them had escalated after the rise to power of Prime Minister Binyamin Netanyahu earlier this year. Several Jordanian government officials, they said, are convinced that Netanyahu and Foreign Minister Avigdor Lieberman are secretly working toward turning Jordan into a Palestinian state. As a preemptive measure, the Jordanian authorities recently began revoking the citizenship of thousands of Palestinians, leaving many of them in a state of panic and uncertainty regarding the future. The Jordanians have justified the latest measure by arguing that it's aimed at avoiding a situation in which the Palestinians would ever be prevented from returning to their original homes inside Israel. Since 1988, when the late King Hussein cut off his country's administrative and legal ties with the West Bank, the Jordanian authorities have been working toward disengaging from the Palestinians under the pretext of preserving their national identity. That decision, said Jordan's Interior Minister Nayef al-Kadi, was taken at the request of the PLO and the Arab world to consolidate the status of the PLO as the sole and legitimate representative of the Palestinian people. Our goal is to prevent Israel from emptying the Palestinian territories of their original inhabitants, the minister explained, confirming that the kingdom had begun revoking the citizenship of Palestinians. We should be thanked for taking this measure, he said. We are fulfilling our national duty because Israel wants to expel the Palestinians from their homeland. Kadi said that, despite the new policy, Palestinians would be permitted to retain their status as residents of the kingdom by holding yellow ID cards that are issued to those who have families and homes in the West Bank. He said that Palestinians working for the Palestinian Authority or the PLO were among those who have had their Jordanian passports taken from them, in addition to anyone who did not serve in the Jordanian army. The Jordanian minister said that the Palestinian leadership in the West Bank had been notified of the decision to revoke the Jordanian citizenship of Palestinians. A PA official in Ramallah expressed deep concern over Jordan's latest move and said that it would only worsen the conditions of Palestinians living in the kingdom. The
Re: [wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu - Pat
Bung Dwi membawa berita : Belum tentu, karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat. --- Janoko : Ingin bertanya kepada Bung Dwi. Apa yang dimaksud dengan Patriarki itu ? Apakah patriarki itu termasuk dalam bidang kebudayaan atau agama ? Kalau patriarki itu merupakan bagian dari kebudayaan dan agama, kira - kira menurut bung Dwi dilindungi oleh HAM atau tidak ? Dasar Negara kita adalah Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, kira - kira menghilangkan patriarki tersebut bertentangan dengan Pancasila atau tidak ? Salam Janoko -o0o- --- On Tue, 21/7/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote: From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com Subject: [wanita-muslimah] Politik Perempuan Pascapemilu To: wanita-muslimah@yahoogroups.com, keluarga-sejaht...@yahoogroups.com, majelism...@yahoogroups.com Date: Tuesday, 21 July, 2009, 12:37 AM http://suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetakid_beritacetak=72453 PEREMPUAN 15 Juli 2009 * Oleh Triyono Lukmantoro Apa yang bisa direfleksikan bagi gerakan politik perempuan setelah Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009? Sebagai renungan awal, kita bisa membaca semangat beberapa calon wakil rakyat perempuan dari Jawa Tengah ketika menandatangani ‘’Kesepakatan Bersama Caleg Perempuan’’ di Semarang, beberapa waktu lalu. KETIKA itu, mereka menyatakan Pemilu 2009 sebagai pasar bebas yang sulit ditembus. Mereka menyepakati visi dan misi yang sama supaya keterwakilan perempuan di parlemen bisa diwujudkan. Ada lima komitmen yang disepakati, yakni a) kesehatan reproduksi, b) kekerasan berbasis gender, c) trafficking, d) gender budget, dan e) antikorupsi. Ketika kampanye pilpres berlangsung, Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat presiden mengajak kaum perempuan memilihnya. Apakah strategi itu menarik minat para pemilih, terutama perempuan? Belum tentu, karena dominasi politik patriarki tertancap kuat dalam masyarakat. Politik patriarki tidak hanya hadir dalam kekuasaan yang dikontrol lelaki. Ada cara berpikir yang menyatakan bahwa politisi laki-laki dan perempuan sama saja. Mereka tidak bisa memperbaiki kondisi rakyat yang sengsara. Agenda yang bisa dijalankan tak hanya meminta para perempuan untuk memilih caleg perempuan dan capres perempuan. Pemikiran ini masih eksklusif. Apalagi pilihan perempuan biasanya ditentukan kaum lelaki, baik karena berstatus kepala keluarga maupun suami. Problem itu pasti disadari kalangan aktivis perempuan. Kaum laki-laki seharusnya diajak memilih caleg dan capres perempuan. Itulah strategi berwatak inklusif. Kaum lelaki tidak diposisikan sebagai musuh, melainkan mitra yang layak dilibatkan. Kesadaran Palsu Keterpinggiran caleg dan capres perempuan dalam dua pesta demokrasi ini disebabkan dua situasi yang saling terkait, yaitu material (ekonomi) dan pemikiran (ideologi). Untuk melawan kekuatan ekonomi dan dogma ideologi patriarkhi ini, strategi yang bisa dijalankan adalah melakukan kritik. Artinya, merobek selubung kesadaran palsu yang tertanam mapan dalam kehidupan sosial. Ide Kamla Bhasin (Menggugat Patriarki, 1996) dapat dibaca sebagai mekanisme perlawanan terhadap patriarki. Awalnya, Bhasin mendefinisikan patriarki sebagai ”kekuasaan Bapak”. Setelah itu, dia menyatakan patriarki tidak selamanya menguntungkan lelaki. Lelaki sebagai pemegang kuasa patriarkis dipaksa memainkan stereotipe sosial tertentu yang memaksanya melakukan peran yang menjadi kewajibannya. Sehingga laki-laki pun tak punya pilihan lain, kecuali harus mengikuti arus utama, yaitu sebagai pihak yang wajib mencari nafkah dan menjadi pelindung. Sering tuduhan banci dilontarkan kepada lelaki yang bersikap sopan dan tak agresif. Laki-laki yang memperlakukan istrinya sederajat dianggap sebagai ”takut istri”. Strategi merangkul kaum lelaki sebagai sekutu untuk mendobrak patriarki yang merepresi kaum perempuan dan lelaki harus dimainkan secara optimal. Selama ini, cara yang ditempuh untuk menentang kekuasaan patriarkis sangat sektoral. Laki-laki ditempatkan sebagai musuh yang harus diperangi. Teknik ini justru menjadikan lelaki bersikap resisten dan antipati terhadap gerakan politik kaum perempuan. Gejala ini dapat disimak ketika affirmative action (tindakan peneguhan sementara) dalam wujud kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen disambut dingin politisi pria dan laki-laki awam. Gerakan ini seolah-olah ingin melawan eksistensi lelaki, dan bukan hendak merobohkan sistem kehidupan yang menguntungkan pria dan menyisihkan perempuan. Kebijakan affirmative action adalah langkah mewujudkan politik identitas, yakni munculnya modus pengorganisasian yang berhubungan dengan ide bahwa ada kelompok sosial tertentu (perempuan) yang mengalami ketertindasan. Namun, pada sisi lain, affirmative action dapat dibaca sebagai ”diskriminasi yang berkebalikan”. Laki-laki disingkirkan, perempuan diistimewakan. Berjalan Langgeng Marginalisasi terhadap perempuan tidak hanya dijalankan lelaki, tetapi juga oleh kaum Hawa
[wanita-muslimah] Distorsi Pasar Yang Diharamkan Agama Islam
Oleh : Alihozi http://alihozi77.blogspot.com Islam menjamin pasar bebas dimana para pembeli dan para penjual bersaing satu sama lain dengan arus informasi yang berjalan lancar dalam kerangka keadilan, yakni tidak ada (baik individu, kelompok,produsen, pedagang maupun konsumen, apalagi pemerintah) yang zalim dan dizalimi. Untuk itu Islam mengharamkan segala bentuk gangguan yang dapat menimbulkan ketidakadilan pada mekanisme pasar (distorsi pasar). . Berikut ini penulis ingin sharing juga kepada rekan-rekan tentang jenis-jenis distorsi pasar tsb yang diharamkan agama Islam yang masih sering kita jumpai prakteknya pada kehidupan kita sehari-hari dengan harapan agar kita tidak sampai terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan tsb yang membuat kita mengalami kerugian dunia dan akhirat. 1. Tadlis (Penipuan) Kitab suci Al-Qur'an dengan tegas telah melarang semua transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Masalah penipuan ini, dalam kitab An-Nashaih Ad-Diniyah Wal Washaya Al-Imaniyah, Imam Habib Abdullah Haddad memberikan nasehat kepada kita : Hendaklah anda berhati-hati sekali, jangan sampai anda menipu, membelit, mengelirukan orang ataupun menutup dan menyembunyikan cacat barang yang anda perjual belikan, karena yang demikian itu sangat keras pengharamannya di sisi agama.(1) Ada beberapa macam ragam tadlis (penipuan) yang diharamkan yaitu (3) : 1.1 Tadlis Kuantitas Penipuan ini termasuk juga kegiatan menjual barang kuantitas sedikit dengan harga barang kuantitas banyak. Contohnya : adalah mengurangi timbangan atau takaran pada saat menjual barang. Contoh lain yaitu Seorang pembeli memesan barang celana satu mobil box besar kepada seorang penjual karena tidak mungkin menghitung satu persatu celana tsb, penjual berusaha melakukan penipuan dengan mengurangi jumlah barang yuang dikirim kepada pembeli. 1.2 Tadlis Kualitas Penipuan ini adalah menyembunyikan cacat atau kualitas barang yang buruk yang tidak sesuai dengan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Contohnya : Seorang pembeli memesan barang baju satu mobil box besar kepada seorang penjual karena tidak mungkin memeriksanya satu persatu baju tsb, pembeli membuat kesepakatan dengan penjual kalau sampai ada baju yang cacat maka akan dikembalikan kepada pihak penjual. Ternyata kesepakatan tsb dilanggar oleh penjual, tanpa sepengatahuan pembeli, penjual memasukkan beberapa baju cacat kedalam mobil box tsb dan ketika pembeli ingin mengembalikan baju yang cacat penjual tidak mau menerimanya kembali. 1.3 Tadlis Harga Tadlis haraga ini termasuk menjual barang dengan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar karena ketidaktahuan pembeli atau penjual.. Contoh : Di zaman Rasulullah S.A. W perdagangan seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Umar : Kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang membawa hasil panen mereka dari luar kota, lalu kami membelinya dari mereka. Rasulullah melarang kami membelinya sampai nanti barang tsb dibawa ke pasar . Hal ini dilarang karena mengandung dua hal : Pertama: Rekayasa penawaran yaitu mencegah masuknya barang ke pasar (entry barrier) Kedua: Berusaha agar penjual dari luar kota tidak mengetahui harga pasar yang berlaku. 1.4. Tadlis waktu penyerahan Tadlis waktu penyerahan juga dilarang, contohnya si penjual tahu persis ia tidak akan dapat menyerahkan barang pada besok hari, namun menjajikan akan menyerahkan barang pada besok hari, namun menjanjikan akan menyerahkan barang tsb pada besok hari. Ya,Allah cukupkanlah kami dengan rezeki yang halal dari-MU dan jauh dari keharaman, dengan anugerah-Mu. Berikanlah ampunan dan rahmat kepada kami, terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau adalah Zat yang menerima taubat dan memberi rahmat. Amiin Wallahua'lam Salam Alihozi Bagi yang membutuhkan KPR Syariah bisa klik http://alihozi77.blogspot.com atau menghubungi Ali Hp:0813-882-364-05 Sumber bacaan: 1. An-Nashaih Ad-Diniyah Wal Washaya Al-Imaniyah, karya Imam Habib Abdullah Haddad. 2. Fiqih Jual Beli karya Syekh Abdurrahman As-Sa'di, Syekh Abdul `Aziz bin Baaz , Syekh Shalih Al-Utsaimin dan Syekh Shalih Al-Fauzan 3. Ekonomi Mikro Islami karya Ir.Adiwarman Karim,SE M.A 4. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam karya Ir.Adiwarman Karim,SE M.A 5. Kumpulan Hadist Shahih Bukhari karya Hussein Bahreisj 6. Fiqih Islam karya Sulaiman Rasjid 7. Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka
Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di penjara. Janoko : Dimana kepedulian komunitas peduli perempuan dalam kasus tersebut ?. Seandainya Janoko ada di tempat kejadian, insya Allah, Janoko akan bantu janda tersebut ! Salam -o0o- --- On Tue, 21/7/09, Dwi Soegardi soega...@gmail.com wrote: From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:00 AM Æ On 7/20/09, sunny am...@tele2. se wrote: http://surabaya. detik.com/ read/2009/ 07/20/170836/ 1168341/466/ kelaparan- janda-1-anak- curi-kotak- amal Senin, 20/07/2009 17:08 WIB Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di penjara. Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009). Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal. Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP Puguh Wasis kepada wartawan. Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan. Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara. [Non-text portions of this message have been removed] - - -- = == Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter. com/wanita_ muslimah Situs Web: http://www.wanita- muslimah. com ARSIP DISKUSI : http://groups. yahoo.com/ group/wanita- muslimah/ messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@ yahoogroups. com Berhenti mailto:wanita-muslimah- unsubscribe@ yahoogroups. com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@ yahoogroups. com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@ yahoogroups. com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links -- Sent from my mobile device New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
Bung Ary : paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas -- Janoko : Hanya mau bertanya saja, ada yang tahu definisi terorisme ? Salam -o0o- --- On Tue, 21/7/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:27 AM Yang bener saja om di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati... di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana teroris dihukum mati di pakistan? Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain, walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman... nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif. paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas - Original Message - From: sunny To: Undisclosed- Recipient: ; Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh semua agama. http://www.dailytim es.com.pk/ default.asp? page=2009\07\20\story_ 20-7-2009_ pg3_1 Editorial: Fight against terror and India The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down your arms and ask for mercy from God. The joint press conference sounded like any that has happened in the past between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in the latest statements from the interior ministers? One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the two will not speak openly and their positions may still be far apart. Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an established fact. Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. Apart from the considerable reconstruction and development work being carried out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan' s reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan, though the more discerning analysts realise that such a policy is doomed by the constraints of geography. Kabul is strengthened further by the support India enjoys from Iran as both try to limit Pakistan's leverage over Afghanistan. Pakistan's unofficial view is that Kabul is being run by a puppet government put up by the Americans, and it sees India as a part of the American plan not only to prevent Pakistan from asserting its legitimate influence over Afghanistan, but also to set it up as the hegemon of South Asia. Pakistan is yet to clearly define the role of Iran, just as it was unable
Re: [wanita-muslimah] Do Your Best
Nanya lagi aja deh memang kalau berhubungan dengan spiritual harus hadits-an harus tulisan or bahasa arab ? Salam, R.Yanti --- Pada Sen, 20/7/09, jano ko ko_j...@yahoo.com menulis: Dari: jano ko ko_j...@yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 20 Juli, 2009, 8:44 PM Rama : Please do your best kawan --- Janoko : Hanya ingin tahu aja, do your best kalau menurut pemahaman Rahma itu apa ?, dasar spiritualnya apa ya ? Salam Janoko -o0o- --- On Mon, 20/7/09, Rahma Yanti rahma...@yahoo. co.id wrote: From: Rahma Yanti rahma...@yahoo. co.id Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Monday, 20 July, 2009, 3:06 PM Salam juga manis sekali komentarnya. . Whatever you want..Hanya HATI- mulah yang tahu apa yang kaulakukan itu adalah sebuah kebenaran atau hanya sebuah kamuflase, dia akan menjawab dengan sangat 'CLEAR' setiap action kita. Please do your best kawan Salam, R.Yanti --- Pada Ming, 19/7/09, Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com menulis: Dari: Dendikeren amat dendicute77@ yahoo.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Tanggal: Minggu, 19 Juli, 2009, 4:01 PM Assalamu'alaikum, Ketaatan itu dasarnya dari hati, jadi tidak lantas wanita pake jilbab lantas perilakunya jadi baik. jadi ciri wanita solehah,dll. ga menjadi tolok ukur sebagai wanita muslim yang taat biarawati juga menutup aurat, bahkan sekarang ini jilbab lebih menjadi trends.modis, bisnis. Tapi yach secara fisik wanita berjilbab cukup baik bila dibanding dengan yang tidak. akan tetapi tiu tidak cukup bila sikap dan perilaku tidak juga dirubah.ibadah bukan hanya lahir tapi juga batinpun harus diikutkan. Salam manis, --- On Wed, 7/15/09, Mia al...@yahoo. com wrote: From: Mia al...@yahoo. com Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi - To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Wednesday, July 15, 2009, 3:00 AM Pak Saeful, Aku langsung mau setuju saja tadinya blas, tapi ada yang ngeganjal, aku juga nggak tau sortingnya gimana. Bapak bilang seorang muslimah yang taat sudah mengerti tentang fungsi dan kewajiban menutup aurat dan ketika jilbab beralih menjadi peningkatan ketaqwaan, itu benar Rancu nih. Kalau jilbab itu adalah peningkatan ketaqwaan karena muslimah taat tahu kewajibannya menutup aurat..., lalu apanya yang salah kalau kita pingin melihat indikator hasil dari peningkatan ketaqwaan dari muslimah taat itu? Ini mungkin sebabnya mba Mei yang bilang bahwa jilbab itu ukuran ketaatan, jadinya blio terkaget2 melihat temennya yang jilbabers begini-begitu melanggar moral dan kepantasan itu sendiri. Integrity at stake? Arcon bilang, dirinya merasa berat dengan atribut2 ketaqwaan itu, jadinya dia malah merasa jauh dari khusu. Khusu ato nggak, aku lagi ngebayangin Arcon berjenggot, bercingkrang. ..:-) salam Mia Visit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. . [Non-text portions of this message have been removed] Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger .yahoo.com/ invite/ [Non-text portions of this message have been removed] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal
Ini adalah salah satu contoh kasus melanggar 'Kata Hati', coba tanyakan ke hati kita saat kita akan melakukan hal seperti contoh kasus dibawah ini, apakah yang dilakukan ini benar ?, pasti hati kita mengatakan hal ini tidak benar, tetapi logika kita mengatakan, aku lapar tidak punya uang. Iyakan? Masih banyak jalan yang dapat kita tempuh menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, jika kita mau melakukan yang terbaik dengan rasa ... 'ihklas' ; disaat itulah petunjuk hati akan memberikan kita jalan keluar yang terbaik.Amin Salam. R.Yanti --- Pada Sel, 21/7/09, sunny am...@tele2.se menulis: Dari: sunny am...@tele2.se Judul: [wanita-muslimah] Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Kepada: undisclosed-recipi...@yahoo.com Tanggal: Selasa, 21 Juli, 2009, 3:43 AM http://surabaya. detik.com/ read/2009/ 07/20/170836/ 1168341/466/ kelaparan- janda-1-anak- curi-kotak- amal Senin, 20/07/2009 17:08 WIB Kelaparan, Janda 1 Anak Curi Kotak Amal Steven Lenakoly - detikSurabaya Surabaya - Gara-gara tidak punya uang untuk menyambung hidup, seorang janda 1 anak nekat mencuri kotak amal masjid. Ia pun kualat dan aksinya berakhir di penjara. Dewi (27) adalah janda 1 anak asal Dusun Wonorejo, Blitar. Ia datang ke Surabaya 2 hari lalu seorang diri dan rencananya akan mencari kerja di Kota Pahlawan. Namun mencari pekerjaan di kota besar tampaknya tidak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan yang diidamkan tidak didapatkan dan bekal yang dibawa dari desa sudah habis. Saya gelap mata dan mencuri karena kelaparan, katanya kepada wartawan di Mapolsek Mulyorejo, Jalan Labansari, Senin (20/7/2009). Sebenarnya niat mencuri itu datang tiba-tiba saat ia sedang beristirahat di sebuah masjid di kompleks kampus C Unair. Usai menunaikan ibadah salat, ia yang akan keluar dari masjid melihat kotak amal. Tanpa pikir panjang, ia mencuri kotak amal, kata Kapolsek Mulyorejo, AKP Puguh Wasis kepada wartawan. Seusai mengambil kotak amal itu, tiba-tiba secara tidak sengaja, seorang pengurus masjid melihat aksinya. Ia lantas diamankan ke pos satpam Unair. Usai diinterogasi, Dewi mengakui perbuatannya karena ingin membeli makan. Kini Dewi harus mendekam di penjara karena terjerat pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara. [Non-text portions of this message have been removed] Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India
[mode galak on] ah yang ini sama saja kalo belum tahu itu google dulu... jangan malas!! apa-apa pingin disuapin... Kalo mmg peduli dengan janda yang jadi maling... nggak usah banyak bacot menyalah-nyalahkan orang lain... silahkan berangkat sana... jika tidak, diam saja, itu lebih baik... [mode galak off] - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 21, 2009 9:04 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Bung Ary : paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas -- Janoko : Hanya mau bertanya saja, ada yang tahu definisi terorisme ? Salam -o0o- --- On Tue, 21/7/09, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com wrote: From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Tuesday, 21 July, 2009, 6:27 AM Yang bener saja om di Indonesia teroris itu kalo ketangkep ditembak mati... di Pakistan, teroris di ekspor ke India, Afghan dll. silahkan dicari mana teroris dihukum mati di pakistan? Eropa, cuman pinter ngomong doang anti-teroris, milosevic, rodovan karadzic nggak diapa-apain, walau katanya dipenjara, hidup dengan nyaman... nggak tahu caranya anti-teroris tapi tetep beradab dan tidak diskriminatif. paling banter bisanya ya gitmo...body cavity search... kurang cerdas - Original Message - From: sunny To: Undisclosed- Recipient: ; Sent: Tuesday, July 21, 2009 4:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Editorial: Fight against terror and India Refleksi : Perbedaan antara Pakistan dan Indonesia terhadap terorisme ialah: di Pakistan diserukan kepada para teroris untuk meletakan senjata dan meminta pengapunan dari Allah, sedangkan di Indonesia hanya dikatakan terorisme musuh semua agama. http://www.dailytim es.com.pk/ default.asp? page=2009\07\20\story_ 20-7-2009_ pg3_1 Editorial: Fight against terror and India The interior minister, Mr Rehman Malik, addressed a press conference jointly with his Afghan counterpart in Kabul on Friday and pledged better cooperation between Pakistan and Afghanistan in the fight against the Taliban insurgency. He admitted that mistakes have been made by both sides in the past. Mr Malik characteristically warned the terrorists: Stop it! We've decided to take you on, we've decided to flush you out...you've killed so many people...throw down your arms and ask for mercy from God. The joint press conference sounded like any that has happened in the past between the dignitaries of the two countries. Kabul is always polite and courteous, unwilling to express differences in the open; and Pakistan has likewise responded with niceties. But if you look at what the two say about each other at home, one comes across divergences and antagonisms that may take long years to overcome. Is there, however, a difference of tone detectable in the latest statements from the interior ministers? One clear difference is that Pakistan is now less confused about what to do with its own Taliban than ever in the past. It has decided to take on the warlords of its Tribal Areas, and the world clearly sees that it is fighting them in real earnest, killing the terrorists and losing its own soldiers in the process. Has Kabul, too, undergone a change of heart? Is there a hopeful change of policy there too? Unfortunately, there is a big area of discussion where the two will not speak openly and their positions may still be far apart. Kabul has looked at Pakistan as the nursery of Talibanisation and is bothered by invasions from inside Pakistan led by Taliban commanders and containing Pakistani Taliban, confirming Kabul's claim that all Taliban are under a joint command. It has accused Pakistan of giving shelter to the Afghan Taliban in Balochistan and has been pointing the finger at Quetta as their stronghold. Pakistan has consistently denied this and it is a matter of record that Islamabad has asked the Americans to inform it of what they mean by the Quetta Shura. Nothing substantive has been given to Pakistan except more allegations and newspaper reports about Taliban presence in and around Quetta! On the other hand the presence of some Baloch secessionist leaders in Kabul is now an established fact. Kabul also reads its own messages in the presence of India in Afghanistan. Apart from the considerable reconstruction and development work being carried out by India there, it is also seen as a strategic make-weight against the potential dominance of Pakistan. In this thinking, Kabul is not alone. The Americans see India as a useful partner in the task of Afghanistan' s reconstruction. They may also see the Indian presence as a permanent solution to Pakistan's policy of interference and dominance in Afghanistan,