Re: [wanita-muslimah] Salam kenal

2009-10-05 Terurut Topik ... Maya Purnomo ...
Salam kenal pak Zul ...



Regards,

... Maya Purnami ...



 Happiness is not having what you want. It is wanting what you have 



Sent from my BoldBlackBerry®
powered by INDOSAT

-Original Message-
From: Zulfauzi zulfa...@indosat.net.id
Date: Mon, 5 Oct 2009 06:56:35 
To: ... Maya Purnomo ...wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Salam kenal

Salam kenal jg.


-- 
Best regards,
 Zulfauzimailto:zulfa...@indosat.net.id

Friday, October 02, 2009, 11:35:24 AM, you wrote:

MP Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  
MP Salam kenal untuk smuanya,

MP Sy Maya Purnamihayu Artanty
MP Tinggal d kelapa gading jakarta utara
MP Senang rasanya bergabung dsini 
MP Banyak ilmu yg sy dpt
MP Alhamdulillah menambah tali silaturahim



MP Regards,

MP ... Maya Purnami ...



MP  Happiness is not having what you want. It is wanting what you have 



MP Sent from my BoldBlackBerry®
MP powered by INDOSAT

MP 

MP ===
MP Milis Wanita Muslimah
MP Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
MP Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
MP Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
MP ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
MP Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
MP Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
MP Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
MP Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

MP Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links







[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] Warga Keturunan Keluhkan Diskriminasi Bantuan

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.detiknews.com/read/2009/10/05/142341/1215517/10/warga-keturunan-keluhkan-diskriminasi-bantuan

Senin, 05/10/2009 14:23 WIB
Gempa 7,6 SR di Sumbar 

Warga Keturunan Keluhkan Diskriminasi Bantuan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews


Padang - Pengiriman bantuan terhadap korban gempa di Sumatera Barat dirasakan 
tidak merata. Warga keturunan Tionghoa mengeluhkan pemerintah bersikap 
diskriminatif dalam mengirimkan bantuan di Kampung China, Padang, Sumatera 
Barat.

Benar ada diskriminasi. Kami tidak pernah dibantu oleh pemerintah, kata 
Koordinator Penanggulangan Gempa Masyarakat Tionghoa, Andreas di Kampung China, 
Padang, Sumatera Barat, Senin (5/10/2009).

Menurut Andreas, warga keturunan Tionghoa mencari dan mengevakuasi mayat 
sendiri. Pemerintah meski sudah datang ke lokasi bencana, tidak memberikan 
bantuan apapun. 

Kami lakukan sendiri. Mereka datang kemarin tapi cuma lihat saja tidak 
memberikan apapun. Dari etnis kita yang tewas 48 orang. Lainnya saya nggak 
tahu, jelasnya.

Andreas mengatakan, pihaknya pun mengirimkan bantuan kepada korban gempa tidak 
hanya sesama etnis Tionghoa tapi juga korban lainnya. Bantuan itu didapat 
keluarga dan jaringan.

Lalu kita distribusikan kembali ke daerah bencana seperti Pariaman dan 
kecamatan sekitar sini, imbuhnya.

Kendalanya, lanjut Andreas, bantuan masih dirasa kurang karena banyak korban 
gempa selain yang di Kampung China mengambil makanan di dapur umum mereka.

Butuh bantuan yang lebih banyak. Kita kan juga membantu orang yang bukan etnis 
kita. Kayak mendirikan dapur umum itu banyak yang mengambil di sini, katanya.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] King Djoser's Dream or Prophet Joseph's Prophecy?

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=7id=18335

03/10/2009 




King Djoser's Dream or Prophet Joseph's Prophecy?
By Zahi Hawass


Do you remember the strange dream recounted by the King of Egypt to Prophet 
Joseph? 'The king said: 'I saw in a dream seven fat kine, whom seven lean ones 
devour, and seven green ears of corn, and seven (others) withered. O ye chiefs! 
Expound to me my vision if it be that ye can interpret visions,' [Surat Yusuf: 
43]. 
Prophet Joseph interpreted the dream saying that Egypt will experience famine 
for seven years. This story is mentioned in the Holy Quran. 

It seems that Prophet Joseph's prophecy came true. Archaeologists discovered a 
Pharaonic inscription on a large rock on the banks of the River Nile in the 
heart of Sehel Island situated to the south of Aswan, the last of Egypt's 
southern governorates. This inscription won a lot of acclaim among 
Egyptologists for a number of reasons. The inscription portrays an important 
event and the written text on it dates back to the reign of King Ptolemy II, 
the second of the Ptolemaic kings to rule Egypt after Alexander the Great 
marched into Egypt in 332 BC. 


The inscription depicts the story of a famine that struck Egypt during the 
reign of King Djoser, the first king of the Third Dynasty of the Old Kingdom 
(2649 BC). The famine occurred because of the low Nile waters and low floods 
that lasted seven years. The king became more and more agitated and matters 
deteriorated across the country. The king then asked the high priest to 
investigate the matter in order to find a solution. 

The king then received a report confirming that the city of Abu (present-day 
Aswan) is the place that controls the flow of the Nile water. The story goes 
that in a dream, King Djoser saw Khnum, the god of the source of the Nile River 
in Elphantine (Aswan), who appeared to the king to remind him of his power and 
control over the Nile water and the river's source. When King Djoser woke up, 
he realized that Khnum was the one controlling the Nile water and that he had 
to appease him. So he allocated vast areas of fertile agricultural land to his 
worshippers where they could practice worshipping Khnum. 


There are two different opinions amongst researchers regarding this 
inscription: the first viewpoint, which is shared by the famous French 
Egyptologist Gaston Maspero, states that the entire story was concocted by the 
priests of Khnum in the Elphantine area. The second view is that the story is 
in fact an old one and that the way this inscription is written expresses Old 
Kingdom vernacular. For this reason, people of this view believe or strongly 
assume that the story is of ancient origin and was written on stone or another 
material but was exposed to damage over time. 


This interpretation is still acceptable among Egyptologists today. The style of 
writing confirms that this inscription comes from an ancient text that perhaps 
dates back to King Djoser's era. 

What concerns us now is that some experts have tried to link the story of the 
famine, which lasted around seven years in the days of King Djoser, to the 
story of Prophet Joseph, who witnessed, whilst in Egypt, seven years of 
prosperity followed by seven years of famine, and yet, managed to steer the 
country out of danger by taking certain measures and precautions.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Korban Mengaku Diminta Bayar Petugas Penyelamat

2009-10-05 Terurut Topik sunny

Harian Komentar
5 Oktober 2009


  Aksi pencurian marak pascagempa di Padang
  Korban Mengaku Diminta Bayar Petugas Penyelamat
 



Padang, KOMENTAR
Benar-benar keterlaluan. Aksi kejahatan dilaporkan mening-kat pascagempa di 
Kota Pa-dang. Jubir Polda Sumatera Barat, Ajun Komisaris Besar Kawedar 
mengatakan, penja-rahan terjadi di pusat grosir Sentral Pasar Raya, Padang dan 
di sebuah biro perjalanan di depan Matahari Department Store. Semua peralatan 
biro perjalanan itu dijarah.


Polda Sumatera Barat kini meningkatkan penjagaan de-ngan menempatkan beberapa 
personel di setiap tempat eva-kuasi, pertokoan dan mall. Ka-wedar mengatakan 
polisi telah menangkap lima pencuri dan penjarah di sejumlah tempat di Kota 
Padang. Kami memper-ketat penjagaan dengan mema-sang police line, karena ada 
pencuri pura-pura menjadi pe-tugas evakuasi, tapi kemudian mengambil AC, kata 
dia.


Sementara beberapa warga keturunan Tionghoa korban gempa di Kota Padang juga 
mengaku diperas orang yang mengaku petugas penyelamat. Mereka minta bayaran 
kalau mau rumahnya ditolong, kata Mariana, mahasiswi ketu-runan Tionghoa asal 
Padang. Mariana mendapat kabar itu dari kerabatnya yang menjadi korban 
pemerasan di Padang. Keluarganya yang masih ter-timbun puing-puing rumah belum 
bisa dievakuasi karena minimnya bantuan. Saya belum bisa kontak keluarga di 
Padang, ujarnya di Jakarta.


Menurut dia, pemerasan terhadap warga Tionghoa ke-rap terjadi, termasuk ketika 
gempa Nias. Teman saya (warga keturunan Tionghoa) juga diminta bayaran kalau 
rumahnya mau dibongkar, ujarnya. Mariana mengaku tak bisa berbuat apa-apa. 
Bi-ngung, mau minta tolong siapa lagi? kata dia, yang mengaku tak tahu satuan 
asal petugas penyelamatan itu.


Sedangkan Jin, warga ketu-runan Tionghoa di Padang, mengatakan, untuk 
mem-bongkar puing-puing rumah-nya, orang yang mengaku petugas penyelamat dan 
mengoperasikan alat berat itu meminta bayaran Rp 300-500 ribu. Kalau tidak 
mau, tidak diladeni. Kalau mau bayar, baru digali, ujar Jin melalui sambungan 
telepon. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, ujar warga kawasan Pondok, Padang, 
ini.


MEMBUSUK
Pada bagian lain, Dinas Kese-hatan Kota Padang, menyem-protkan disinfektan di 
10 titik yang diduga masih terdapat korban terjebak di reruntuhan bangunan. 
Dinas Kesehatan Kota dibantu Dinas Kesehatan Dumai dan Pekan Baru.
Beberapa lokasi yang dila-kukan penyemprotan antara lain di Gedung Adira 
Finance Sawahan, Hotel Ambacang, Simpang Kinol, Jalan Niaga dan Sentral Pasar 
Raya.


Ini untuk mencegah penya-kit menular akibat mayat-mayat yang kini mulai 
mem-busuk, kata Firman, petugas Dinas Kesehatan yang turut dalam penyemprotan, 
di Pa-dang, Minggu (04/10) kemarin. Menurut dia, pasokan di-sinfektan di Padang 
sangat banyak. Bila nantinya kurang akan dikirim dari daerah-daerah sekitar 
yang tidak terkena gempa.


Dia juga mengatakan, tim SAR yang melakukan evakuasi diharapkan diberi vaksin 
teta-nus untuk memberikan kekebalan tubuh saat evakuasi. Pasalnya, banyak 
besi-besi yang kemungkinan memberikan luka saat evakuasi.


Sampai kemarin, proses evakuasi masih terus dila-kukan. Sebab, diduga kuat 
masih banyak korban yang tertimbun bangunan. Kondisi mayat sudah mulai bau. 
Bahkan dalam radius 100 meter, sudah tercium bau mayat membusuk.(tm/vvn)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Keberhasilan Otonomi Daerah

2009-10-05 Terurut Topik sunny

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Opini/krn.20091005.178066.id.html

Surat Pembaca
Keberhasilan Otonomi Daerah
Kalau tidak salah, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 mempunyai tujuan 
menyerahkan urusan kepala daerah untuk menyusun rumah tangganya sendiri. Dalam 
tulisan ini hanya akan dibahas peran kepala daerah pada umumnya. Peran kepala 
daerah merupakan figur sentral di daerahnya. 

Dalam otonomi daerah yang luas dan desentralisasi keuangan dari pusat ke daerah 
yang makin besar, terbuka kesempatan buat daerah untuk mengembangkan potensi 
yang ada serta memperbaiki/menambah sarana/infrastruktur di daerah. Apabila 
kepala daerah di suatu daerah menemukan kondisi yang mendukungnya, misalnya 
DPRD setempat menyokong penuh ide yang direncanakan, ia seperti ikan yang 
diterjunkan ke air. Ia menemukan habitatnya. 

Dari sekian banyak idenya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat, ia dengan 
leluasa dapat menentukan skala prioritas. Bidang ekonomi yang terasa langsung 
buat rakyat, misalnya, memperbaiki sarana/infrastruktur yang ada. Kalau jalan 
sudah baik keadaannya, hasil bumi rakyat bisa dijual, bahkan pembeli dari luar 
daerah pun akan datang. Anak sekolah tidak usah berjalan kaki jauh karena 
angkutan kota sudah masuk ke desa. Irigasi/saluran air yang sudah diperbaiki 
akan mengairi sawah sehingga panen bisa tiga kali setahun. Apalagi kalau 
listrik sudah masuk desa. Rakyat terbuka matanya akan keadaan lingkungan dan 
negaranya. Mereka tidak terasa terisolasi di negaranya sendiri. Bidang 
pelayanan umum, seperti gedung sekolah, pasar, dan rumah sakit, setahap demi 
setahap dibangun. Jalan-jalan kampung diperkeras. Buat pendidikan, disediakan 
beasiswa untuk pelajar yang berprestasi dari keluarga tidak mampu. 

Tapi kondisi ideal seperti di atas belum merata. Ada daerah yang kondisinya 
tidak harmonis antara kepala daerah dan DPRD setempat. Mereka tidak kompak. 
Pembangunan daerah tidak lancar, bahkan tersendat-sendat. Yang muncul di 
jajaran atas adalah ego sektoral. Dalam membuat anggaran, biasanya kepala 
daerah mempunyai rencana yang lebih ideal: ingin semua masalah diselesaikan 
serentak pada tahun anggaran yang berlaku. Tapi kadang-kadang ada keinginan 
yang tidak realistis. Hal ini akan menimbulkan hambatan dari DPRD. Memang 
kepala daerah menangani bidang eksekutif yang harus melaksanakan 
kebijaksanaannya, sedangkan DPRD adalah Dewan yang membuat undang-undang, di 
samping mengontrol jalannya pemerintahan. 

Kalau berpegang teguh pada undang-undang, artinya eksekutif mengajukan anggaran 
untuk minta persetujuan Dewan, pembahasan berjalan alot bahkan bertele-tele. 
Soalnya, Dewan umumnya lebih tahu teknis lapangan, sedangkan eksekutif 
berpegang pada idealisme. Sebaiknya, sebelum diajukan secara resmi kepada 
Dewan, diadakan dulu pertemuan informal atau sosialisasi rencana tersebut. Cara 
pendekatan demikian akan lebih lancar dan akan sesuai dengan jadwal waktu. Visi 
maupun misi masing-masing disamakan atau setidaknya mendekati persamaannya. 

Soalnya, satu masalah bisa dilihat dari sudut berlainan. Misalnya pendidikan, 
apakah menaikkan gaji guru lebih dulu atau memperbaiki gedung sekolah yang 
sudah rusak. Hal-hal kecil bisa saja menjadi ajang konflik antara kepala daerah 
dan rakyat. Misalnya rakyat menentang rencana pembongkaran gedung bersejarah, 
ketidaksetujuan rakyat akan adanya pertambangan di daerah hutan lindung, 
pedagang kaki lima yang digusur secara tidak manusiawi sehingga menimbulkan 
korban yang tidak perlu, pajak yang dipungut dengan alasan pendapatan asli 
daerah padahal bertentangan dengan peraturan dari pusat. Masalah-masalah itu 
timbul karena, sebelum diberlakukan, tidak disosialisasi lebih dulu dengan 
rakyat. 

Manusia memang mempunyai keinginan/ambisi. Tapi, kalau hasrat itu berbeda dari 
kebiasaan/prosedur yang berlaku selama ia menjabat, hal ini akan menimbulkan 
gejolak di kalangan masyarakat. Kalau pejabat sudah menonjolkan kekuasaan, 
rakyat sudah tidak bersimpati. Sebagai pemimpin yang dipilih/dipercaya rakyat, 
cara berpikir dan bertindak harus beda dengan rakyat biasa. Harus berpikir 
keras, berpikir untuk kepentingan masyarakat/negara, bukan berpikir kecil untuk 
yang hanya bersifat personal. 

Hamidias Kadir 
Jalan H Wasid 
Rangkasbitung


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Bangsa yang Amnesia

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Opini/krn.20091005.178065.id.html
 

 

Bangsa yang Amnesia 

 

Bonnie Triyana, sejarawan alumnus Universitas Diponegoro, Semarang. Menulis 
skripsi pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di Purwodadi 1965-1969. 

Beberapa saat setelah bebas dari Rutan Salemba pada 1977, wartawan senior 
Joesoef Isak dibawa berkeliling Jakarta oleh anak-anaknya. Mereka ingin 
menunjukkan perubahan Jakarta selama Joesoef berada di dalam penjara. Lihat, 
Yah, sekarang Jakarta banyak gedung tinggi, kata Joesoef (almarhum) menirukan 
anaknya. Mendengar itu, Joesoef menjawab, Persoalannya terletak siapa yang 
punya gedung-gedung itu dan apakah gunanya buat rakyat? Membangun gedung itu 
bukan perkara susah. Datangkan saja investor, perintah tentara untuk menjaga 
kepentingan mereka. Dalam sekejap, semua sudah jadi. 

Tahun 1965, mengutip pendapat sejarawan Asvi Warman Adam, adalah tahun pembatas 
zaman. Setelah 1965, politik luar negeri berubah total. Dari non-blok menjadi 
pro-Barat, pengikut Amerika Serikat. Ekonomi berdikari berubah jadi ekonomi 
yang bergantung pada modal asing. Dalam bidang sosial-budaya juga terjadi 
perubahan sangat besar. Selain itu, menurut Asvi, pada masa lampau orang boleh 
mempersoalkan tanah, tapi pada masa Orde Baru penelitian tentang agraria 
hilang. Dalam bidang kebudayaan, sebelum 1965, kita bebas berpolemik. Sesudah 
1965, budaya kita seolah-olah satu, menjadi monolitik. Pendeknya, pada masa 
Orde Baru cuma ada penyeragaman, sementara keberagaman cuma ilusi. 

Pada era reformasi, secara perlahan gerbang kebebasan mulai dibuka. Namun, satu 
hal yang belum berubah adalah cara pandang sebagian masyarakat (dan penguasa) 
terhadap peristiwa G-30-S 1965 dan peristiwa pembunuhan massal jutaan anggota 
dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada kurun 1965-1969. Peristiwa G-30-S 
masih diwarnai perdebatan karena ada begitu banyak versi yang menyelubungi 
peristiwa itu, sementara fakta baru dan sahih mengenai siapa aktor utama di 
balik peristiwa itu belum juga ditemukan. 

Sejarawan John Roosa dalam bukunya, Dalih Pembunuhan Massal: G.30.S dan Kudeta 
Soeharto, mengatakan, tanpa informasi baru mengenai G-30-S, orang hanya dapat 
mengunyah ulang fakta-fakta yang sudah diketahui umum yang tidak memuaskan dan 
menambah spekulasi yang sudah demikian banyak. Kendati demikian, perdebatan 
masih saja menyoal siapa dalang pembunuhan jenderal dan sibuk menuduh tanpa 
dilengkapi bukti kuat, kecuali serangkaian asumsi yang nilai kebenarannya masih 
perlu dikaji lagi. Sementara itu, sebagian besar masyarakat (dan sebagian 
elite) telanjur percaya pada monoversi Orde Baru yang menjadikan PKI 
satu-satunya dalang. 

Roosa berpendapat bahwa Orde Baru adalah rezim yang setia kepada sesuatu yang 
bukan peristiwa, melainkan kepada suatu fantasi yang dibuatnya sendiri. Sebuah 
Kesetiaan kepada citra khayali (simulakrum), tulis Roosa, mengutip filsuf 
Alain Badiou. Sehingga kebenaran dalam narasi versi Orde Baru diupayakan agar 
bisa menjadi seolah-olah menyerupai peristiwa yang sesungguhnya. Dan itulah 
yang selama bertahun-tahun disebarluaskan dan diajarkan kepada masyarakat 
secara berulang-ulang sampai pada titik kebohongan itu menjadi kebenaran yang 
tak bisa lagi digugat bahkan dipertanyakan. 

Berbeda dengan peristiwa G-30-S yang selalu ramai dibahas pada tataran publik, 
peristiwa pembantaian massal anggota dan simpatisan PKI jarang dibahas. Setelah 
Orde Baru tumbang, mulai ada pembahasan lebih luas mengenai hal ini. Puluhan 
judul buku, dari karya sejarawan, memoar, sampai kesaksian korban, terbit. 
Anehnya, ada beberapa pihak yang menganggap penerbitan buku-buku tersebut 
sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali ajaran komunisme di Indonesia. 
Beberapa kali terjadi peristiwa pembakaran buku, penyitaan buku, dan malah pada 
2007 Kejaksaan Agung RI melarang penggunaan buku pelajaran sejarah yang 
menuliskan G-30-S tanpa embel-embel PKI. 

Selain pembakaran buku, para penulis sejarah yang memfokuskan penelitiannya 
pada soal peristiwa pembunuhan massal pun mendapat tuduhan sebagai advokat 
PKI. Asvi Warman Adam, sejarawan yang getol mengungkap peristiwa ini, sempat 
dikirimi surat peringatan oleh sebuah organisasi antikomunis agar tidak lagi 
membela PKI. Perlakuan itu menjadi kendala tersendiri bagi para peneliti yang 
memang beritikad melakukan penelitian serius untuk mengkaji tragedi yang 
disebut-sebut sebagai genosida terbesar seusai Perang Dunia II itu. Padahal 
seorang sejarawan yang menulis tentang sejarah kolonial bukan berarti pula ia 
pembela penjajahan. 

Selain itu, mulai muncul anggapan pada beberapa kalangan yang mewajarkan 
terjadinya pembunuhan massal kaum komunis di Indonesia sebagai perlakuan 
setimpal atas dosa pemberontakan PKI yang dilakukan sejak 1926, 1948, sampai 
1965. Pendapat itu jelas tidak berdasar dan ahistoris, karena setiap peristiwa 
memiliki latar belakang, dan pola-pola khusus kejadiannya tidak bisa 

[wanita-muslimah] Depag: Pemerintah Tidak Akui Pernikahan Beda Agama dan Sejenis

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.christianpost.co.id/society/society/20090923/4992/Depag-Pemerintah-Tidak-Akui-Pernikahan-Beda-Agama-dan-Sejenis/index.html

Depag: Pemerintah Tidak Akui Pernikahan Beda Agama dan Sejenis
Ariza Samuel
Reporter Kristiani Pos
Posted: Sep. 23, 2009 12:57:14 WIB
Pemerintah tidak akan pernah mengakui atau melegalkan pernikahan antara 
pasangan yang berbeda agama, pernikahan pasangan sejenis (homoseksual), menurut 
Sekretaris Jenderal Departemen Agama, Bahrul Hayat. 


Meskipun hal ini banyak disuarakan oleh beberapa kalangan dengan alasan hak 
asasi manusia (HAM), ia menegaskan bahwa masa depan bangsa harus diselamatkan 
melalui lembaga pernikahan. 


Norma hukum dan nilai-nilai agama merupakan landasan yang bersifat absolut dan 
tidak dapat ditawar sebagai syarat untuk menata perkawinan dan membentuk rumah 
tangga sakinah dan sejahtera, kata Bahrul saat membuka sebuah workshop tentang 
pendidikan pernikahan, di Jakarta, seperti diberitakan Pos Kota. 


Menurutnya, negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama 
Pancasila, hanya mengakui pernikahan yang dilakukan menurut hukum agama sebagai 
dasar bagi pembentukan keluarga. 


Karena itu, pemerintah terlibat aktif dalam berbagai upaya untuk memperkuat 
eksistensi lembaga pernikahan dan pemberdayaan keluarga sebagai entitas yang 
suci dan terhormat yang perlu ditingkatkan kualitas dan ketahanannya seiring 
dengan kemajuan masyarakat, katanya.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Penduduk Garut Gunakan Air Comberan

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi: Air adalah kebutuhan utama manusia. Orang lebih cepat mati kehausan 
dari pada mati kelaparan. Kalau rezim berkuasa tidak bisa menjamin adanya air 
bersih secukupnya untuk kebutuhan hidup rakyat, maka pertanyaan yang mungkin 
saja timbul ialah apakah ada gunanya rezim tsb?

http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Nusa/krn.20091005.178027.id.html

Penduduk Garut Gunakan Air Comberan
Warga Cirebon makan nasi aking.
Garut -- Ribuan penduduk di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 
terpaksa menggunakan air kotor. Kemarau, yang telah berlangsung sejak lima 
bulan lalu, membuat sumur di sana kering. Akibatnya, penduduk kesulitan 
mendapatkan air bersih. Sudah tiga bulan ini kami menggunakan air comberan, 
kata Ai Karningsih, penduduk Kampung Salam, Cibunar, Cibatu, kemarin. 

Untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus, sekitar 6.000 keluarga di sana 
menggunakan air selokan Cipacing. Adapun untuk keperluan memasak, penduduk 
masih menggunakan sisa air sumurnya setelah diendapkan selama sehari. 

Serupa dengan penduduk di Desa Wanakerta, Sindangsuka, dan Mekarsari. Mereka 
menggunakan air Sungai Cimanuk yang keruh untuk memenuhi kebutuhannya. 
Akibatnya, kini sebagian penduduk terserang diare dan penyakit kulit, seperti 
gatal-gatal. 

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut Ahmad Bajuri menyesalkan 
lambannnya respons pemerintah dalam mengatasi masalah kekeringan. Padahal 
kawasan Garut Utara, termasuk Cibatu, merupakan daerah yang selalu dilanda 
kekeringan setiap kali musim kemarau tiba. Lahan pertanian masyarakat juga 
hanya dapat diproduksi sekali dalam setahun. Saya sudah meminta (pemerintah 
Garut) agar membuat sumur artesis, tapi belum juga direalisasi, katanya 
kemarin. 

Namun, hal itu dibantah Bupati Garut Aceng H M. Fikri. Dia tak mengakui adanya 
penduduk Garut yang mengkonsumsi air comberan untuk kebutuhan sehari-hari. 

Aceng berkukuh telah menyuplai air bersih kepada penduduk di sana dengan 
mengirim dua tangki air setiap hari. Belum ada laporan seperti itu, semuanya 
sudah ditangani, coba nanti akan saya cek ke sana, katanya. Akibat musim 
kemarau ini, tiga kecamatan dilanda kekeringan, di antaranya Cibatu, 
Kersamanah, dan Malangbong. 

Kemarau juga memaksa sebagian penduduk di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten 
Cirebon, Jawa Barat, memakan nasi aking. Itu lantaran harga nasi aking lebih 
murah dibanding beras. 

Dasuki, warga Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, 
mengaku tak sanggup membeli beras karena penghasilannya sebagai tukang becak 
tak cukup. Saat musim hujan tiba, dia dan istrinya bekerja sebagai buruh tani. 
Namun, selama musim kering, Dasuki beralih menjadi tukang becak. 

Salah satu tokoh di Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Casila, mengatakan 
sebagian besar penduduk di sana terpaksa mengkonsumsi nasi aking. Musim kemarau 
telah membuat ribuan penduduk kehilangan pekerjaan. Saat musim hujan, mereka 
bekerja sebagai buruh tani. SIGIT ZULMUNIR | IVANSYAH


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Yemeni cleric blames Iran for war

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/10/20091055403891459.html

Monday, October 05, 2009 
19:30 Mecca time, 16:30 GMT


  Yemeni cleric blames Iran for war 
 
 

   
  A leading Yemeni religious leader has accused Iran of inciting violence 
in the north of the country, where a predominantly Shia Muslim group is waging 
a war against the government.

  Sheikh Abdul Majid al-Zandani, the head of Yemen's Imam University, told 
supporters that Tehran was trying to promote the Shia ideology in the country 
by backing the Houthi fighters.

  The way events are moving in this country latest indicates to us that 
Iran wants to export the Shia ideology by force, which we utterly reject, 
al-Zandani said.

  Fighters from the Houthi group, named after its leader, have been 
battling the predominantly government forces in Saada province since 2004.

  The military launched a major offensive - dubbed Operation Scorched Earth 
- in the north on August 11 in an attempt to crush the group.

  Yemen divisions

  The conflict has divided the predominantly Sunni nation, with many 
demanding that it be resolved quickly as it has claims an increasing number of 
lives and drains the country's resources.



In depth 


 

 Video: Interview with Yemen's president 

 Foreign states blamed in Yemen war  
Profile: Yemen's Houthi fighters 
North Yemen humanitarian disaster 
Inside story: Yemen's future 

   
  I hope wise Sunnis and Shias will hold dialogue, determine what they 
have agreed on and work according to it, and determine what they have disagreed 
on and refer these disputes to their prominent scholars to give a final 
decision on them, al-Zandani said. 

  Let them work according to what they have agreed on, and set policies 
for whatever they disagree on. But to doubt our religion, doubt our beliefs, 
pull our students, sons and people to their side and turn them against us, 
encourage them to carry weapons to kill us! This is rejected.

  Dr Mahjoob Zweiri, the head of the Iran studies unit at the university of 
Jordan, said that claims of Iranian involvement in the conflict were being 
exaggerated.

  Since about 2003 there has been a trend in Middle East politics that any 
civil conflict in the region which has relation with Shia or Islamists is being 
related to Iran, he told Al Jazeera from Amman.

  Iran has a shortage of tools to control such a situation, but there is, 
however, support in terms of sympathy.

  The issue of Saada needs to be looked at in a Yemeni context, in a 
tribal context. I think that bringing the issue of Wahabbis [a Sunni sect 
dominant in Saudi Arabia] and Shia to the matter is complicating the matter, 
not solving it.

  Houthi 'renegades'

  Ali Abdullah Saleh, the president and a member of the Zaidi sect who make 
up the Houthis, has repeatedly vowed to defeat the fighters.

  The government is resolved to end the unrest and reinforce security and 
stability in Saada province in order to focus on development and 
reconstruction, the Saba state news agency quoted him as telling troops 
heading north.


We reject... any kind of rebellion 
and we reject any foreign interference [in Yemen]

Ahmed Abul Gheit, Egypt's foreign minister
   
  The war was imposed on the government by those renegades.

  Arab governments have supported Sanaa's effort to crush the Houthis.

  We reject... any kind of rebellion and we reject any foreign 
interference [in Yemen]. Egypt is wholly supporting - with all its power and 
capabilities - its sister Yemen, Ahmed Abul Gheit, Egypt's foreign minister, 
said on Sunday. 

  Prince Ahmad bin Abdul Aziz, the Saudi deputy interior minister, said 
that Riyadh was co-operating with Sanaa in its battle against the Houthis, but 
dismissed allegations that the Saudi air force was involved in air raids as 
absolutely not true.

  The fighting in the rugged mountainous north has sent thousands of people 
fleeing from their homes, with the United Nations putting the total at around 
55,000 displaced because of the conflict.

  On Sunday, the UN High Commissioner for Refugees said that it expects to 
send a convoy of relief goods within days to the displaced
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Al-Shethri relieved of his duties

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=127055d=5m=10y=2009

Monday 5 October 2009 (16 Shawwal 1430)


  Al-Shethri relieved of his duties
  Arab News 
   
 


Sheikh Saad bin Nasser bin Abdul Aziz Al-Shethri

  JEDDAH: Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah on Sunday issued 
a royal decree relieving Sheikh Saad bin Nasser bin Abdul Aziz Al-Shethri of 
his duties as member of the Council of Senior Islamic Scholars and the 
permanent committee for Islamic research and ruling (Ifta). 

  We hereby instruct all concerned departments to implement this order, 
the decree said.

  The action against the scholar came a few days after his controversial 
statement questioning co-education at King Abdullah University of Science and 
Technology (KAUST), which was officially opened by the king on Sept. 23 in the 
presence of several world leaders and renowned scientists and academics.

  During a talk show on Al-Majd Islamic TV channel last week, Al-Shethri 
said mixing of sexes in the land of the Two Holy Mosques was unacceptable. He 
also wanted a Shariah committee to look into the studies being conducted at the 
international university and their compatibility with Shariah Law.

  The sheikh's comment drew widespread criticism. Many Saudi writers and 
intellectuals opposed his views and said the mixing of sexes should not be 
considered immoral. If the sheikh views it immoral then we have to shut down 
all hospitals, shopping malls and even the Two Holy Mosques, Abdu Khal wrote 
in his column.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] The Public Imperative

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.nytimes.com/2009/10/05/opinion/05iht-edcohen.html?_r=1ref=global-home

October 5, 2009
Op-Ed Columnist
The Public Imperative 
By ROGER COHEN
NEW YORK - Back from another trip to Europe, this time Germany, where the same 
dismay as in France prevails over the U.S. health care debate. Europeans don't 
get why Americans don't agree that universal health coverage is a fundamental 
contract to which the citizens of any developed society have a right.

I don't get it either. Or rather I do, but I don't think the debate is about 
health. There can be no doubt that U.S. health care is expensive and wasteful. 
Tens of millions of people are uninsured by a system that devours a far bigger 
slice of national output - and that's the sum of all Americans' collective 
energies - than in any other wealthy society.

People die of worry, too. Emergency rooms were not created to be primary care 
providers.

Whatever may be right, something is rotten in American medicine. It should be 
fixed. But fixing it requires the acknowledgment that, when it comes to health, 
we're all in this together. Pooling the risk between everybody is the most 
efficient way to forge a healthier society.

Europeans have no problem with this moral commitment. But Americans hear 
pooled risk and think, Hey, somebody's freeloading on my hard work. 

A reader, John Dowd, sent me this comment: In Europe generally the populace in 
the various countries feels enough sense of social connectedness to enforce a 
social contract that benefits all, albeit at a fairly high cost. In America it 
is not like that. There is endless worry that one's neighbor may be getting 
more than his or her fair share.

Post-heroic European societies, having paid in blood for violent political 
movements born of inequality and class struggle, see greater risk in unfettered 
individualism than in social solidarity. Americans, born in revolt against 
Europe and so ever defining themselves against the old Continent's models, 
mythologize their rugged (always rugged) individualism as the bulwark against 
initiative-sapping entitlements. We're not talking about health here. We're 
talking about national narratives and mythologies - as well as money. These are 
things not much susceptible to logic. But in matters of life and death, 
mythology must cede to reality, profit to wellbeing.

I can see the conservative argument that welfare undermines the work ethic and 
dampens moral fiber. Provide sufficient unemployment benefits and people will 
opt to chill rather than labor. But it's preposterous to extend this argument 
to health care. Guaranteeing health coverage doesn't incentivize anybody to get 
meningitis.

Yet that's what Republicans' cry of socialized medicine - American politics 
at its most debased - is all about. It implies that government-provided health 
care somehow saps Americans' freedom-loving initiative. Some Democrats - 
prodded by drug and insurance companies with the cash to win favors - buy that 
argument, too. 

I'm grateful to the wise Andrew Sullivan of The Atlantic for pointing out that 
Friedrich Hayek, whose suspicion of the state was visceral, had this to say in 
The Road to Serfdom:

Where, as in the case of sickness and accident, neither the desire to avoid 
such calamities nor the efforts to overcome their consequences are as a rule 
weakened by the provision of assistance - where, in short, we deal with 
genuinely insurable risks - the case for the state's helping to organize a 
comprehensive system of social insurance is very strong.

That's why, when it comes to health, every developed society but the United 
States has such a comprehensive system, almost always with state involvement. 
However, pooled risk does not necessarily imply a public option. It can be 
achieved through mandated private-insurer coverage coupled with subsidies. 
That, for example, is the Swiss way - and where Congress seems headed.

But it's nonprofit insurers who provide the coverage in Switzerland because 
health insurance is viewed as social insurance - as it is throughout Europe - 
rather than a means to make money. One fundamental reason a public option - 
yes, option, not single-payer monopoly - is needed in the United States is to 
jump-start the idea that basic health care is a moral obligation rather than a 
financial opportunity.

Another is to provide competition to private insurers and so force waste, 
excess and cozy arrangements out of the American system. Behind all the 
socialized medicine babble lurks a hard-headed calculation about money - all 
the profits skimmed from that waste and the big doctors' salaries that go with 
it.

It's not over yet for the public option. President Barack Obama should still 
push it with a clear moral stand.

He's been too deferential. The best bit of his speech to Congress on health 
care was the last - and even there he left the most powerful words to the late 
Edward Kennedy: What we face is above all a moral 

[wanita-muslimah] From Adversaries to Allies

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.moscowtimes.ru/opinion/article/384646.html

From Adversaries to Allies 
02 October 2009
By Yevgeny Bazhanov




When I was assigned to work at the Soviet Embassy in Beijing in 1982, many of 
my fellow diplomats asked, What did you do wrong to get such a terrible, 
backwoods assignment?

China had a bad reputation at the time. Few Soviets remembered China's rich 
history, nor did they understand why the Chinese considered their country to be 
the center of civilization. But the Soviet people knew well that in 1949, the 
Communist Party took control of impoverished, semicolonial China and generously 
helped its Chairman Mao Zedong to build socialism.

The Chinese turned out to be revisionists. Mao undertook the Great Leap 
Forward, forcing peasants to smelt pig iron in their own gardens. When the 
campaign led to mass famine, Mao unleashed the Cultural Revolution and set the 
ruthless Red Guard loose to silence the country's critics. At the same time, 
the Chinese-Soviet split was in full force during Soviet leader Nikita 
Krushchev's rule. As a result, the Red Guard threatened to skin and crush the 
heads of the Soviets and other anti-Chinese clowns. Beijing officially 
called on its citizens to prepare for war and dig trenches.

By 1982, the memory of all those horrors and passions had been forgotten. 
Reformers, headed by Deng Xiaoping, came to power, and they referred to the 
Cultural Revolution as a thoroughly rotten dictatorship and the most lurid 
fascism with feudalist impurities. Deng set out to modernize the country. The 
new leadership criticized the notion of permanent revolution and began 
building the foundation for China's new market-based economy.

Today, less than 30 years later, the gross domestic product of the People's 
Republic of China will soon be equal to that of the United States, and 
Chinese-manufactured goods - from computers to shoes - fill the markets of 
literally every country on earth.

The United States is particularly nervous about China's increasing economic and 
political strength in the global arena. China is encroaching on the U.S. zone 
of influence, primarily in the Asia-Pacific region. As a result, Washington 
accuses Beijing of every global misdeed - from preparing to attack Taiwan and 
forcefully seize South China Sea oil fields to establishing imperialistic 
control over developing countries and exporting illegal drugs. To be sure, the 
United States is not the only one watching China's rise with anxiety. China's 
neighbors are also getting fidgety at the awakening of the giant dragon that 
exerts deadly pressure on them with its economic tentacles and showers them 
with acid rain.

This is a typical reaction whenever there is a  major shift in the global 
balance of power. Other countries view the new superpower as a threat and start 
to panic. The question is: Should Russia also panic? Exaggerating the Chinese 
peril will only irritate the Chinese and spoil Russian-Chinese relations.

Russia should instead focus on that which strengthens relations between Russia 
and China. To begin with, Beijing, like Moscow, is a big supporter of 
multipolarity in international relations and needs Russia's support to 
strengthen it. Second, China has other external problems such as tensions with 
Japan, India and countries in Southeast Asia and disputes connected with 
Taiwan. Third, China is facing serious internal problems as well. Given such 
difficult circumstances, it is clearly in Beijing's interests to maintain peace 
with Russia, with whom it shares a 4,000-kilometer border. During the 
Chinese-Soviet split, Russia and China were enemies. Now, despite ideological 
differences, we understand each other better and work to solve similar 
problems. Finally, the economies of the two countries are complementary. For 
many years to come, China will need an increasing quantity of energy resources 
from Siberia and the Far East, as well as Russian technology - especially 
military technology. For its part, Russia is interested in buying 
Chinese-manufactured goods and receiving Chinese investment and manpower. 
Russia will not be able to modernize its eastern regions under its own power.  

France and Germany offer an interesting example of how former enemies can 
create a prosperous relationship. The two countries were at war for almost a 
century, and now the border between them are virtually seamless and their 
bilateral trade volumes are huge. 

It will not be easy to achieve the same relationship between Russia and China, 
but the two countries have no other choice. On Thursday, China celebrated the 
60th anniversary of the creation of the People's Republic of China, and this 
offers an excellent opportunity for Moscow and Beijing to make a firm 
commitment to strengthen economic and political relations for the next 60 years 
to come.

Yevgeny Bazhanov is the vice chancellor of research and international relations 
at the Foreign Ministry's Diplomatic Academy 

[wanita-muslimah] Suicide

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=2id=18361


Suicide

05/10/2009 
By Muhammad Diyab


 
  Muhammad Diyab 
  Muhammad Diyab is a well-known Saudi writer and journalist.  


 

News of the rising rate of suicide fills the newspapers, and this has led me to 
think long and hard about the gravity of this deed which is committed by around 
one million people worldwide every year; this includes intellectuals, 
scientists, and the rich as well as the ignorant, the destitute, and the poor. 
This is a phenomenon that is seen in all countries and regions of the world, 
even if the rate of suicide - naturally - differs from one society to the other 
and from one culture to another, according to the cultural view on this issue. 

Most psychologists believe that one of the most important causes of suicide is 
feelings of loneliness and isolation, and a loss of contact with others. In 
such circumstances, an individual begins to feel cut-off from others, however 
if we look at the reality of this age, we see that man is surrounded by a 
concrete jungle, and we recognize how isolated, lonely, and alienated man truly 
is. In these cities the lines of communication have floundered, not to mention 
the fact that family members are less close than before, even with those living 
in the same home. 

In dealing with life, people are split into two different types; one is similar 
to the camel that walks a thousand steps without showing any sign of exhaustion 
before suddenly falling to its knees and dying. The other type is similar to 
the horse that tires gradually, but is aware of its capabilities and the moment 
that may lead to death. Most of those who commit suicide belong to the first 
type, and they do not stop from time to time in order to relieve the pressure 
on themselves, break their isolation, and become accustomed to accepting 
others. Taking a look at suicide notes we see that the majority of suicides lay 
the responsibility of their fate upon others, holding others accountable for 
their loneliness, worry, and fear. 

In the scientific arena, efforts are being made these days to pre-empt suicide 
attempts by attempting to identify and determine individuals who have a 
predisposition to committing such an act, in order to help them avoid this fate 
through a religious, psychological, and medical framework. However all we can 
do at the present time - until science reaches its objective [of pre-empting 
suicide] - is work hard to open the lines of social communication and restore 
the family spirit which was lost over the years. This is a call to remove the 
barriers and obstacles that keep people isolated from one another. 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - BANGSA INI HARUS MEMBEBASKAN DIRI,,DARI KEADAAN SAKIT 'AMNESIA'

2009-10-05 Terurut Topik isa
*Kolom IBRAHIM ISA*

*Senin, 05 Oktober 2009*

--


*BANGSA INI HARUS MEMBEBASKAN DIRI*

*DARI KEADAAN SAKIT 'AMNESIA'*

*Apresiasi Thdp Artikel BONNIE TRIYANA*


Jurnalis, sejarawan muda BONNIE TRIYANA, menulis sebuah artikel yang 
bagus berjudul 'BANGSA YANG AMNESIA'. Maksudnya mengenai bangsa 
Indonesia kita ini. Tulisan itu kritis dan tajam. Analitis dan historian!


Sebagai *apresiasi* aku menulis kepada Bonnie Triyana. Dengan sedikit 
di-edit kembali apresiasiku jadinya sbb:


Tulisan Bonnie Triyana, berjudul 'Bangsa Yang Amnesia' bagus sekali! 
Maka sebaiknya dibaca lebih banyak orang. Khususnya kaum muda. Oleh 
karena itu, aku publikasikannya di network dengan didahului oleh sebuah 
apresiasi, sbb:

Sungguh, -- tadinya aku tidak tau, apa artinya kata 'amnesia' itu. 
Diliat di kamus 'An English-Indonesian Dictionary', by John M Echols and 
Hassan Shadili, Cornell University Press, 1975. Di situ tertera -- 
'AMNESIA' terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah 'AMNESIA'. 
Masyaalah! Kamus Cornell University Press ini guyon apa gimana? Terpaksa 
dicari di 'KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA', Departemen P  K, terbitan 
Balai Pustaka, 1988. Nah, baru ada makna dari kata 'AMNESIA'. Tetapi, 
karena kata itu dicantumkan dalam kamus Indonesia, asumsinya ialah bahwa 
kata 'amnesia 'itu sudah diadoptasi jadi kata Indonesia. Cuma aku yang 
belum tau.

Menurut kamus tsb 'Amnesia' itu artinya 'hilangnya ingatan, terutama tt 
masa lalu, hal menjadi lupa tt apa yang terjadi sebelumnya'.

Kata 'amensia' ini memang sengaja kuangkat di sini, supaya kita tau 
persis apa maksudnya. Apa pula sangkut pautya dengan kasus 1965. Supaya 
tau betul, bahwa kata 'amnesia' itu maksudnya 'LUPA INGATAN'.

Nah, soalnya: Mengenai kasus sejarah 1965, TERISTIMEWA, menyangkut 
peristiwa persekusi, pembunuhan masal terhadap warga tak bersalah, dan 
kebiadaban yang terlibat di situ. APA BENAR mengenai kasus tsb orang 
jadi LUPA INGATAN? Janganl upa, baik selalu diingat, bahwa 'amnesia' itu 
adalah suatu keadaan sakit. Apa betul yang bersangkutan sakit?

Banyak disebut tentang 'SELEKTIF MEMORI'. Ada yang bilang 'ignorance'. 
Malah ada yang menyebutnya 'insomnia'. 'Insomnia' artinya 'tak bisa 
tidur'. Juga suatu penyakit. Mungkin dimaksudkan kalau orang mengingat 
kasus 'pembantaian masal 1965' lalu terjangkit penyakit 'insomnia' - 
Orang jadi tidak bisa tidur. Ini bisa terjadi bila itu menyangkut 
pelaku. Bisa juga menyangkut korban. Tapi, bila itu korban, orang bilang 
itu 'trauma'. Jelasnya lata 'trauma' artinya 'luka berat'. Atau 'keadaan 
jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat tekanan jiwa 
atau cedera jasmani, atau luka herat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Nyatanya ketika membicarakan peristiwa sejarah 'kasus persekusi dan 
pembantaian masal' sesudah terjadinya G30S, orang menggunakan kata-kata: 
'AMNESIA', 'SELEKTIF MEMORI', 'IGNORANCE', 'INSOMNIA', 'TRAUMA' dan 
mungkin ada kata lain lagi. Apakah sama pengertian kita tentang 
kata-kata tsb. Tampaknya masing-masing punya tafsiran sendiri. Atau 
tidak mengerti tapi pura-pura mengerti.

Baik juga melihat kasus pilot AS yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima 
menjelang berakhirnya Perang Pasifik. Ia kemfuisn jadi 'trauma' . Karena 
ia menjadi sadar, begitu kolosal penderitaan rakyat Jepang sampai turun 
temurun karena ledakan bom atom itu. Kondisinya kemudian berkembag. 
Pilot itu menjadi penderia sakit jiwa. Juga di kalangan korban 
Hisroshima-Nagasaki, tidak sedikit yang menderita 'trauma'. Tetapi bagi 
sang pilot, 'traumanya' itu jelas disebabkan hati nuraninya yang mulai 
bicara.

Namun begitu, aktivis-aktivis perdamaian Jepang, tiap tahun memperingati 
didropnya bom atom di atas kota Hirosyima dan Nagasaki. Meskipun ada 
yang trauma, peringatan berlangsung terus tiap tahun. Maksudnya mendidik 
rakyat dan seluruh dunia, tentang ganasnya peperangan lalu. Supaya 
jangan terulanglagi!

Tetapi di Indonesia, orang se-enaknya saja menggunakan kata 'trauma' 
bersangkutan dengan 'kasus 1965'. Disitu jelas ada maksud untuk 
'memeti-eskan kasus 1965'. Hendak menyembunyikan sesuatu yang busuk 
dimana yang bersangkutan sendiri terlibat sebagai pelaku dalam 
pelanggaran tsb. Bagi yang benar-benar 'trauma' memang hendak 
melupakannya, agar bebas dari kenang-kenangan horor.
Bagi pelaku, mereka seolah-olah 'trauma', menggunakan dalih untuk bebas 
dari tuntutan hukum. Mereka hendak mempertahankan situasi 'ketiadaan hukum'.

Sering sekali keadaan 'sakit' dijadikan dalih untuk menutupi suatu 
'sikap politik'. Sepert halnya mantan presiden Suharto yang setiap kali 
harus diopname di rumah sakit, begitu ada tanda perkara korupsinya akan 
disidangkan di pengadilan dimana ia harus hadir. * * *

*Bonnie Triyana: *
*Bangsa yang Amnesia -- *

*(Koran Tempo, 5 Oktober 2009)*

Bonnie Triyana, sejarawan alumnus Universitas Diponegoro, Semarang. 
Menulis skripsi pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di 
Purwodadi 1965-1969.

Beberapa saat setelah bebas dari 

[wanita-muslimah] The Year 1989: The Beginning of the End

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://english.pravda.ru/russia/history/05-10-2009/109665-soviet_union-0

  05.10.2009 



The Year 1989: The Beginning of the End


No one could imagine in 1989 that the German Democratic Republic would stop 
existing in a year, that the USSR would collapse in two, and Czechoslovakia 
would split into two states in three years. The pullout of Soviet troops from 
Afghanistan started in February 1989. Over 100,000 scientists and specialists 
left the country in three years. In return, all Soviet citizens obtained the 
right to travel abroad freely, the press was given the ultimate freedom, 
whereas the authorities were turning a blind eye on everything. 

The year 1989 was the period which marked the last stage of the collapse of the 
USSR. The process started at the end of 1973, against the background of the 
Arab-Israeli war, when Arabs blocked oil shipments to the West. Oil became four 
times as expensive in a week. 

The USSR was executing the program of economic reforms since 1965. Afterwards, 
the Soviet government decided to scrap the program and close the holes in the 
economy with stacks of petrodollars. The initiative continued for about a 
decade. Western countries were developing speedily, which allowed them to 
reduce the consumption of oil three times. The price on oil began to slide. The 
situation changed in 1980 because of the war between Iran and Iraq. 

Mikhail Gorbachev came to power in the USSR when the nation was going through a 
very difficult time in its economic and political development. He made a number 
of attempts to improve the economic position of the country, but they yielded 
no results. 

The point of those economic measures was about the transition from intensive 
economy to the mixed system of state-run and market-oriented economy. Deng 
Xiaoping launched such a reform in China during the 1980s. It was supposed that 
all enterprise would be given an opportunity to cooperate with each other with 
the help of market mechanisms under the control of the state, which would have 
the right to regulate the prices on strategically important goods and services. 

It just so happened that new enterprises and technologies, which were strongly 
dependent on imported spare parts, could not be launched, while the financial 
resources were exhausted. Whole chains of inter - dependent productions would 
be stopped . The USSR was raising many loans, one after another, and turned 
into a huge debtor in 1988. 

A friend is a good friend until he turns poor. The GDR was looking towards the 
FRG, other creditors wanted the USSR to pull out its troops from Afghanistan, 
color revolutions were shaking the countries of the socialist camp, whereas 
union republics were tormenting the impoverished nation. It was the grand 
finale of the Cold War. 

The living standard in the country was worsening speedily. Gorbachev was losing 
his popularity nationwide. Everyone was looking for a way out, desperately 
clinging even to absurd ideas. Yeltsin and Yakovlev appeared on the wave of 
national protests. Yeltsin was the voice of other people, the majority of whom 
was looking for a way to the top. The illness of politics dominating over 
economy has developed into the acute form. 

The collapse of the Berlin Wall triggered the collapse of the Soviet Union 
politically and economically. 

Anatoly Vasserman for 
Express Gazeta


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sheikha Fariha meets with Evora Archbishop

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MzEzNjQxNzMy

Sheikha Fariha meets with Evora Archbishop
Published Date: October 05, 2009 

EVORA: Chairperson of the Supreme Committee of the Ideal Mother Award Sheikha 
Fariha Al-Ahmad Al-Sabah was received yesterday by the Archbishop of Evora, 
Portugal, within the framework of her current visit to the country to attend 
the 450th anniversary of the establishment of the University of Evora.

Sheikha Fariha will also be inaugurating the Sheikh Jaber Al-Ahmad Arab-Islamic 
Studies Center. The Archbishop and Sheikha Fariha discussed bilateral relations 
and ways to boost them. Later Sheikha Fariha visited the grand library for Arab 
and Islamic studies.

Sheikha Fariha was also received by the Cooperation Center for Education and 
Rehabilitation for the Disabled, with great welcome and warmth. Her 
accompanying delegation includes the Advisor Fayiz Al-Mutairi from Kuwait 
Embassy in Morocco, Charge De Affaires in Portugal and the Board Members of 
Evora University. --- KUNA 


 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] IWG holds meeting

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MjkzMTc4NDU0

IWG holds meeting
Published Date: October 05, 2009 
By Rawan Khalid, Staff Writer 



KUWAIT: The International Women Group held its second meeting after the summer 
vacations. The members of the organizations enjoyed a talk delivered by 
Mohammad Matouq Al-Bakhit who focused on water and purification. The event was 
held at the Radisson SAS hotel yesterday.

Karen Helen, President of the International Women's Group explained that the 
group have a regular meeting on the first Sunday of every month. She explained 
that it is a great honour to be a President of the organization. I was 
surprised that they chose me as the President of the IWG. For me it's also a 
learning experience. I have done a lot of public speaking, Helen added.

The International Women Group's members were enlightened by Al-Bakhit's 
informative speech. They also asked several questions and learnt about the 
varied uses of water and its advantages and disadvantages. The next meeting for 
the International Women Group will be held on November 1st. 



 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Bersama Anjing Pelacak Selamatkan Korban

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Anjing binatang yang diharamkan, ternyata banyak gunanya.

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=10860

2009-10-05 
Bersama Anjing Pelacak Selamatkan Korban


SP/Alex Suban



Petugas pemadam kebakaran Inggris John Ball dan anjingnya Darcy mencari korban 
di lokasi longsoran akibat gempa di Nagari Tandike, Kecamatan Patamuan, 
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (4/10).

Kehadiran regu penyelamat atau tim Search and Rescue (SAR) internasional banyak 
membantu evakuasi korban gempa bumi yang tertimbun atau terperangkap reruntuhan 
gedung di Kota Padang dalam keadaan hidup. Regu penyelamat internasional mampu 
bergerak cepat menemukan para korban berkat dukungan personil, peralatan teknis 
dan pasukan anjing pelacak yang memadai. 

Profesionalisme regu penyelamat internasional dari berbagai negara yang 
mencapai jumlah 300 orang berhasil menolong puluhan korban gempa dalam keadaan 
hidup dari reruntuhan gedung. Dari hotel Ambacang berhasil diselamatkan 
sembilan orang, dan dua jdi Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Prayoga. 

Kemudian dari reruntuhan gedung bimbingan belajar Gama Kota Padang diselamatkan 
15 orang, bimbingan belajar Quantum (sembilan orang) dan Lembaga Indonesia 
Amerika (LIA) (tiga orang). Korban hidup terakhir yang ditemukan regu 
penyelamat gabungan, Sabtu (3/10), yakni Yusril (34), karyawan Adira Finance. 
Korban ditemukan setelah terperangkap dalam reruntuhan gedung Hotel Ambacang 
selama empat hari. 

Kendati harapan hidup bagi para korban yang terperangkap gedung sangat tipis 
memasuki hari kelima pasca gempa, regu penyelamat internasional dari Korea, 
Jepang, Jerman, Singapura, Swiss dan Australia masih tetap mecari korban. Regu 
penyelamat internasional tersebut rata-rata menyertakan anjing pelacak seperti 
Regu penyelamat Korea, Jerman dan Singapura.

Pantauan SP di Kota Padang, Minggu (4/10), regu penyelamat Korea sejak pagi 
melakukan pencarian korban di reruntuhan bimbingan belajar Gama, Jalan 
Proklamasi, Kota Padang. Mereka mencari jenazah para korban yang masih 
tertimbun reruntuhan gedung. Regu penyelamat gabungan juga masih melakukan 
pencarian korban gempa di Hotel Ambacang. 


Pencarian Sulit

Komandan Regu Penyelamat Singapura (Singapore Rescue Team - Singapore Civil 
Defense Force), Kadir mengakui, pencarian korban gempa di setiap reruntuhan 
cukup sulit. Apalagi masih ada korban hidup, seperti di STBA Prayoga, Hotel 
Ambacang dan lokasi lainnya. Penyelamatan korban gempa yang masih hidup 
terperangkap di reruntuhan gedung harus kami lakukan hati-hati. Prioritas kami 
ialah menyelamatkan korban yang masih hidup. Karena itu, semaksimal mungkin 
korban bisa kami keluarkan dari reruntuhan gedung dengan selamat, tuturnya. 

Menurut dia, pencarian korban yang tewas tertimbun reruntuhan gedung juga 
sangat sulit. Kendati anjing pelacak mengendus ada korban tewas tertimbun 
reruntuhan, namun jenazahnya sulit dievakuasi karena regu penyelamat tidak tahu 
persis ketebalan reruntuhan di setiap gedung. Kemudian regu penyelamat juga 
tidak tahu letak jenazah korban. 

Jika pencarian korban dilakukan gegabah pakai alat berat, bisa saja jenazah 
korban rusak terkena alat berat. Padahal pihak keluarga kan butuh jenazah 
anggota keluarga mereka utuh agar mudah mengidentifikasinya, katanya. 

Kemarin, tim penyelamat asal Jerman dan regu dinas pemadam kebakaran dari 
Inggris juga melakukan penyisiran. Mereka menggunakan anjing pelacak sebagai 
mata telinga mereka. Regu pemadam kebakaran Inggris membawa Darcy, seekor 
anjing pelacak untuk mencari korban yang tertimbun. Darcy bertugas menjadi 
pencari, sementara pawangnya, John Ball memberi komando. 

Setelah berseragam lengkap berupa rompi kuning bertuliskan Fire Service Search 
Dog, Darcy memulai tugasnya. Rompi itu dilengkapi lonceng kecil yang berbunyi 
seeiring langkahnya, menandai posisinya. Dua pasang sepatu juga terpasang di 
keempat kakinya.

Setelah tali yang tersambung ke lehernya terlepas, hewan yang tajam 
penciumannya itu segera berlari ke sana ke mari sambil mengendus-endus. Bila ia 
melangkah terlalu jauh dari area yang sudah ditentukan tim, Ball akan 
memanggilnya. No Darcy, no Darcycome here!. 

Dengan patuh Darcy kemudian berbalik arah menemui rekannya. Sebagai anjing 
pelacak dinas pemadam kebakaran, Darcy dilatih untuk mencari korban hidup. 
Setelah beberapa lama berputar-putar di area itu tidak ditemukan tanda-tanda 
kehidupan. Alih-alih mencari korban, tim Inggris itu kembali disibukkan mencari 
sepatu kiri depan milik Darcy yang hilang. Kami khawatir, kalau Darcy berjalan 
tanpa sepatu, kakinya akan terluka, kata seorang anggota regu pemadam 
kebakaran itu.


Belum Maksimal

Secara terpisah Koordinator Tim SAR Sulawesi Selatan Paturay mengatakan, 
kendati regu penyelamat internasional cukup banyak dan dukungan SAR Nasional 
juga besar, namun hasil pencarian korban gempa belum maksimal. 

Masih banyak korban gempa yang dinyatakan hilang, terutama di daerah-daerah 

[wanita-muslimah] Century Resmi Jadi Bank Mutiara

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=11144

  Sabtu, 3 Oktober 2009 
 
  EKONOMI 
 
 
 
Century Resmi Jadi Bank Mutiara 


  JAKARTA (LampostOnline): Bank Century resmi berganti nama menjadi Bank 
Mutiara. Bank yang kini dikuasai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu kini juga 
memiliki logo baru yang didominasi warna merah.

  Acara peresmian nama dan logo baru Bank Century dilakukan di Hotel 
Kempinsky, Jakarta, Sabtu (3-10) malam.

  Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani, 
Dirut Bank Mutiara Maryono dan Deputi Gubernur BI Budi Rochadi. 

  Logo baru Bank Mutiara itu jauh berbeda dengan Bank Century yang 
didominasi warna pink. Dalam tulisan yang merupakan kombinasi hitam dan merah, 
Bank Mutiara mengambil tagline 'Bernilai karena Anda Istimewa'. 

  Sebuah lambang mutiara berada di atas huruf 'i' dalam kata Mutiara. 
Lambang mutiara berupa lingkaran merah yang didalamnya berwarna biru. Dirut 
Bank Mutiara, Maryono, warna merah tersebut diharapkan bisa memberikan energi 
tambahan.

  Ia menjelaskan, perubahan nama ini merupakan proses metamorfosa seperti 
mutiara yang didasar laut yang harus menunggu sekian lama sebelum berubah 
menjadi mutiara yang ini.

  Sehingga bisa menjadi bank yang bernilai, berkualitas, terpercaya, 
bersih , indah dan kuat, ujarnya.

  Direktur Bank Century Benny Purnomo sebelumnya mengatakan perubahan nama 
dan logo yang menelan dana hingga Rp1,8 miliar itu diharapkan bisa menumbuhkan 
kepercayaan nasabah kepada bank yang dulunya dimiliki Robert Tantular itu.

  Berikut kisah panjang Bank Mutiara seperti dirangkum dari berbagai sumber.

  Mei 1989:

  Bank CIC Internasional Tbk didirikan

  25 Juni 1997:

  Bank CIC melakukan Penawaran Umum atau IPO

  Maret 1999, Juli 2000, Maret 2003 dan Juni 2003:

  Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau Right Issues I, II, III 
dan IV

  22 Oktober 2004:

  RUPS mengesahkan merger Bank CIC dengan Bank Danpac dan Bank Pikko dan 
namanya berubah menjadi Bank Century. Penggabungan usaha ini telah mendapat 
persetujuan Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No 
6/87/KEP.GBI/2004 tanggal 6 Desember 2004.

  13 November 2008:

  Bank Century mengalami gagal kliring karena faktor teknis berupa 
keterlambatan penyetoran prefund. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) 
menghentikan sementara saham Bank Century karena masalah ini.

  14 November 2008:

  Bank Century sudah bisa kliring lagi, seluruh kantor dan cabang Bank 
Century di semua daerah buka dan beroperasi seperti biasa untuk melayani 
masyarakat. Sementara suspensi saham sudah dibuka.

  16 November 2008:

  PT Century Mega Investindo dan First Gulf Asia Holdings Ltd selaku 
pemegang saham PT Bank Century Tbk telah menandatangani Letter of Intent (LoI) 
untuk mengakuisisi hingga 70% saham yang telah diterbitkan oleh Bank Century.

  24 November 2008:

  Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa pemerintah melalui LPS akan 
mengambilalih Bank Century. Manajemen Bank Century diambil alih, dan pemerintah 
menempatkan Maryono yang merupakan Grup Head Bank Mandiri sebagai Dirut baru 
Bank Century. DTC/L-1
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] DPR Baru dalam Pesimisme Lama

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=10857

2009-10-05 
DPR Baru dalam Pesimisme Lama
Oleh: Yudi Latif
Direktur Eksekutif Reform Institute


DPR periode 2009-2014 mengandung banyak dimensi kebaruan. Akankah anasir 
kebaruan ini membawa harapan baru bagi perbaikan kinerja Dewan dan kualitas 
demokrasi di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini, anggota-anggota Dewan 
barulah yang harus menentukan nilainya sendiri, di tengah kecenderungan 
apatisme dan pesimisme publik.

Peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi tidak melahirkan kualitas Dewan yang 
lebih baik. Citra DPR sebagai lembaga tukang stempel, bermetamorfosis menjadi 
koruptor. 

Menurut survei Transparency International, DPR termasuk lembaga terkorup 
bersama kepolisian dan pengadilan. Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat, 
dalam DPR periode 2004-2009, setidaknya tujuh wakil rakyat terjerat kasus 
korupsi, belum termasuk yang masih dalam proses pengusutan. Tambahan lagi 
korupsi terselubung dalam bentuk komersialisasi legislasi, studi banding, dan 
peninjauan lapangan.

Ledakan korupsi di lembaga legislatif ini sangat mengkhawatirkan. Seperti 
diingatkan Montesquieu, Suatu negeri akan segera karam jika kekuasaan 
legislatif lebih korup ketimbang eksekutif. 

Produk legislasi adalah hulu dari proses-proses politik. Bila hulunya tercemar, 
air yang dialirkan membawa racun yang bisa membinasakan aneka hayati di hilir. 
Selain itu, lembaga legislatif yang kotor akan melemahkan fungsi kontrol 
terhadap pemerintah, yang memberi peluang bagi penyalahgunaan wewenang dan 
korupsi oleh eksekutif dan birokrasi pemerintah. Selain itu, juga akan 
mendistorsi penyusunan anggaran, yang melemahkan keberpihakan pada keadilan dan 
kesejahteraan rakyat.

Ironisnya, kenaikan skala korupsi ini berbanding terbalik dengan penurunan 
kinerja Dewan. Hal ini bisa dilihat dalam fungsi legislasi. Selama 2004-2008, 
dari target pembahasan 284 RUU, DPR hanya bisa menyelesaikan 141 produk UU. 

Selain persoalan produktivitas, banyak UU yang dihasilkan mengandung masalah 
horizontal dan vertikal. Secara horizontal, terjadi tumpang-tindih antar-UU, 
bahkan mengandung elemen-elemen yang saling bertentangan UU yang satu dengan 
yang lain. Secara vertikal, tak jarang pasal-pasal dalam UU bertentangan dengan 
Konstitusi. Semuanya ini membawa ledakan pada judicial review di Mahkamah 
Konstitusi, yang berakibat mementahkan kembali UU yang telah begitu lama dan 
mahal disusun oleh DPR.

Tidaklah mengherankan bila semua jajak pendapat menunjukkan rendahnya 
kepercayaan publik terhadap Dewan. Situasi inilah yang melahirkan apatisme dan 
pesimisme publik pada demokrasi. Ketika DPR sebagai sandaran aspirasi 
masyarakat tak bisa lagi dipercaya, demokrasi yang semestinya mengembangkan 
partisipasi, justru diwarnai ketidaksertaan, kekecewaan, dan ketidakberdayaan 
rakyat. 

Dari titik nadir kepercayaan ini, anggota-anggota DPR yang baru, dituntut untuk 
memulihkan harapan. Berbagai dimensi kebaruan dalam komposisi DPR mengandung 
hal-hal positif sekaligus negatif. Tantangannya, bagaimana mengaktualisasikan 
hal yang positif seraya menghindari implikasi-implikasi negatif.


Peluang dan Tantangan

Dari sisi eksposurnya, sekitar 70 persen anggota Dewan periode ini merupakan 
pendatang baru di Senayan. Anggota-anggota baru ini relatif belum 
terkontaminasi budaya politik masa lalu, sehingga memberi peluang bagi 
penyegaran dan pembaruan baik dari aspek citra maupun kinerja). 

Di sisi lain, kebaruan juga mengandung ketidakberpengalaman. Yang menjadi 
persoalan adalah kualitas judgment-nya. Tanpa modal pengalaman dan kearifan 
dalam mengambil keputusan, anggota-anggota Dewan yang baru bisa menjadi sasaran 
empuk manuver politik anggota-anggota yang lebih berpengalaman untuk 
melanggengkan budaya politik lama.

Dari segi pendidikan, lebih dari 90 persen bergelar sarjana, bahkan 41,1 persen 
telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2), serta sebagian lagi bergelar 
doktor. Kualifikasi pendidikan seperti itu memberi modal kemampuan analitis 
untuk mengabstraksikan renik-renik persoalan untuk distrukturkan ke dalam 
kerangka legislasi. Persoalannya, kecakapan teknis tanpa wawasan politik dan 
kemasyarakatan secara luas, bisa melahirkan produk perundang-undangan yang 
bersifat miopik, tanpa memperhitungkan keterkaitannya dengan ranah lain secara 
horizontal dan vertikal.

Secara ekonomi, anggota Dewan yang baru relatif lebih berkecukupan, dengan 56,7 
persen di antaranya berlatar belakang bekerja di sektor swasta atau pengusaha. 
Kecukupan secara ekonomis bisa membuat mereka bekerja untuk politik, bukan 
bekerja dari politik. Namun demikian, tanpa transparansi dan akuntabilitas 
penyelenggaraan fungsi Dewan, mereka yang berlatar pengusaha ini justru bisa 
memanfaatkan kedudukannya sebagai rente untuk ditransaksikan dengan pihak-pihak 
yang berkepentingan, demi kepentingan bisnisnya. Jika hal itu terjadi, kekuatan 
ekonomi privat akan menjadi penentu peraturan dan keputusan 

[wanita-muslimah] Memaknai Bencana dengan Tafsir!

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009100505544015

  Senin, 5 Oktober 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Memaknai Bencana dengan Tafsir! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  TUMBEN, tekun membaca tafsir Alquran! ujar Umar. Tafsir resmi Kerajaan 
Arab Saudi pula!

  Tafsir ini paling banyak dimiliki orang Indonesia, dibagi gratis kepada 
setiap jemaah haji! jawab Amir. Aku diminta teman-teman untuk membuka tafsir, 
lewat SMS mereka tentang waktu gempa Sumatera Barat yang berulang-ulang 
disebutkan oleh pembaca berita televisi, terjadi pukul 17.16. Desak mereka, 
baca Surat 17 Ayat 16.

  Bagaimana bunyi ayat itu? kejar Umar.

  Apa adanya dalam tafsir ini, Surat 17 Ayat 16 berbunyi: Dan jika Kami 
hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang 
hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan 
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya 
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu 
sehancur-hancurnya! Amir membaca kata demi kata. Begitu bunyinya, tanpa 
ditambah atau dikurangi!

  Tapi apa tidak cuma kebetulan, waktu kejadian bencana gempa 30 September 
itu bertepatan dengan surat dan ayat Alquran? timpal Umar.

  Kita simak bunyi SMS selanjutnya! sambut Amir. Gempa kedua atau 
susulan hari itu terjadi pukul 17.58. Lantas esoknya, gempa (di Jambi) terjadi 
pukul 08.52.

  Apa bunyi ayat sesuai waktu itu? kejar Umar.

  Surat 17 Ayat 58 berbunyi, 'Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka 
penduduknya), melainkan Kami membinasakannya, sebelum hari kiamat atau Kami 
azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah 
tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh), baca Amir. Lalu Surat 8 Ayat 52 
berbunyi, '(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan 
pengikut-pengikutnya, serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari 
ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. 
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.

  Dari ketepatan rangkaian waktu dengan ayat-ayat Alquran itu, jadi sukar 
mengesampingkan, apalagi menepiskan isyarat-Nya! tegas Umar. Apalagi isyarat 
berupa peringatan keras itu terkait bencana yang terjadi sepenuhnya di luar 
domain manusia! Hingga masalahnya, tanpa kita sadari ternyata kemewahan hidup 
kalangan mampu di negeri kita telah melampaui batas kewajaran Illahiah! Malah, 
gaya hidup mewah itu telah diwarnai keingkaran dari perintah-Nya!

  Kita bukan mau menggurui, memaknai bencana dengan tafsir! timpal Amir. 
Kita menarik buat diri sendiri, hikmah peringatan-Nya yang amat keras itu, 
agar selalu berusaha membersihkan diri, harta, maupun penghasilan dari segala 
kotoran yang dimurkai-Nya! Jadilah umat yang dilindungi dan diselamatkan 
seperti umat Musa, meski dalam kekuasaan Fir'aun! ***
 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Getting the hang of the job

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Beginilah mereka di Dewan Penipu Rakyat (DPR) rezim neo-Mojopahit. 
Bagi yang tidak bisa melihat gambar, click pada situs tertera, supaya Anda 
tidak ketigalan melihat alangkah hebatnya yang disebut wakil Anda.


http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/03/getting-hang-job.html

Getting the hang of the job
The Jakarta Post   |  Sat, 10/03/2009 2:32 PM  |  National 



Newly inaugurated members of the Regional Representatives Council (DPD) doze 
off at their first meeting to elect a new speaker, in Jakarta on Friday. The 
councilors were inaugurated Thursday, and promptly adopted the standards for 
which their predecessors were renowned. (JP/R. Berto Wedhat


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kasum TNI Tinjau Kapal Angkut Bantuan Gempa

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Bila sekarang baru berangkat, kapan tiba? Apakah tidak terlambat?  
Mungkin yang bisa ditolong sudah sudah mati. Tapi bagaimana pun : biar lambat 
asal tiba. 


http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/05/kasum-tni-tinjau-kapal-angkut-bantuan-gempa

Kasum TNI Tinjau Kapal Angkut Bantuan Gempa
Oktober 5, 2009 - 17:47 
Kategori Berita Terkini, Daerah, Nasional

TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Posko TNI AL satgas bantuan bencana alam di 
Kolinlamil merencanakan Selasa (6/10) pagi ini memberangkatkan KRI Makasar -560 
dengan mengangkut muatan alat berat untuk bantuan evakuasi dan kendaraan 
ambulance dan operasional tim kesehatan serta bantuan bahan makanan dan 
obat-obatan menuju Sumatra berat .

Kegiatan embarkasi material dan bantuan tersebut dilaksanakan di KRI 
Makasar-560 yang Sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kapal perang jenis 
Landhing Platform Dock (LPD) dengan Komandan Letkol laut (P) Pundhi Rubiyanto 
dan diawaki 100 ABK dengan memiliki panjang 122 meter dan lebar 22 meter 
tersebut mampu mengangkut berbagai kendaraan alat berat dan kendaraan di 
geladak lebih kurang 35 unit Truk besar dan mampu mengangkut pasukan dengan 
fasilitas personel 507 personel.

Selain itu KRI ini dilengkapi dengan Landing Craft Utility (LCU ) panjang 23 
meter yang mampu mengangkut satu buah truk dengan bobot 8 ton dan 150 personel 
, apabila KRI tersebut tidak bisa merapat di dermaga atau lego jangkar di 
perairan Sumatra Barat.

Senin (5/10) sore telah diembarkasi sekitar 75 persen dari daya muat kapal 
perang, puluhan kendaraan diantaranya 27 truk yang berisi bantuan makanan dari 
BNPB , Mabes TNI berupa 3 unit exsavator dan 1 unit exavator dari Korps 
marinir, 3 unit truk dan 1 unit truk tangki air dari PMI Pusat, 2 unit truk 
yang memuat bantuan dari Indosiar kita peduli , ambulance dari Metro TV, 4 
Truk, mobil Stroge wikhlaks dan kelengkapannnya serta beberapa kendaraan untuk 
operasional kesehatan dan bantuan angkutan kendaraan untuk evakuasi.

Bahan bantuan dari berbagai instansi pemerintah,swasta maupun masyarakat 
tersebut antara lain berupa pakaian selimut, makanan bayi, air mineral, susu, 
1000 dus mine instan, 1.000 dus air mineral, paket berbagai berbagai 
obat-obatan , ribuan pak berbagai obat-obatan dan vitamin. Selain itu puluhan 
ribu pack makanan berupa mie instan, biskuit dan makanan ringan lainnya.

Posko TNI AL di Kolinlamil masih menunggu muatan bahan bantuan yang akan 
diangkut ke Sumatra Barat. Muatan yang telah diembarkasi di kapal perang belum 
maksimal sesuai dengan kemampuan daya angkut KRI.

Sementara itu, Kepala Staf Umum (Kasum), Laksamana Madya TNI Didik Heru 
Purnomo, sempat meninjau kesiapan embarkasi alat-alat berat dan kendaraan 
ambulance serta kendaraan operasional serta mengecek secara langsung kesiapan 
KRI dalam mengangkut bahan bantuan bencana alam ke Sumatra Barat .

Dari Posko TNI AL di Kolinlamil dilaporkan bahwa KRI Teluk Cirebon, Minggu sore 
telah sandar di dermaga Teluk Bayur Padang Sumatera Barat. Sedangkan bolduser 2 
unit, craine ,dum truk 6 unit, excavator unit , truk tangki minyak dan 
kendaraan tangki air, truk 3 buah, genset 5 unit dan crain dan kendaraan 
operasional Alat alat berat tersebut dari TNI AD , DPU , Kormar dan intansi 
lainnya. Selain itu dimuat tenda lapangan, WC darurat 20 unit, tenda-tenda 
darurat dan perlengkapan lapangan dan alat masak kompor lapangan dan sebagainya.

Sedangkan KRI Dr Soeharso-990 , kapal rumah sakit dengan komandan Letkol laut 
(P) Heribertus Yudho W, Senin (5/10) ini tiba di Pelabuhan Teluk bayur Sumatera 
Barat dengan memuat selain beberapa kendaraan operasional dan beberapa 
ambulance , bantuan bahan makanan dan obat-obatan serta peralatan media 
lainnya. Selanjutnya dilaksanakan debarkasi muatan dan pendistribuaian bantuan 
yang direncanakan dikoordinir oleh petugas Badan Nasional Penanggulangan 
Bencana (BNPB) setempat. (dispenkolinlamil/syamsir)


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Palestinians urge world: Stop Judaization of Jerusalem

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://www.haaretz.com/hasen/spages/1118960.html

Last update - 21:49 05/10/2009 


 
 
  Palestinians urge world: Stop Judaization of Jerusalem  
 
  By Reuters  
 
  Tags: Jerusalem, Israel news   
 

 
 

  The Western-backed Palestinian Authority on Monday urged the world to 
force [Israel] to put off its attempts to take over Jerusalem and Judaize it, 
as violence flared in the old city and in eastern Arab neighborhoods. 

  The Palestinian cabinet, issuing a strong statement after a meeting in 
the West Bank town of Ramallah, condemned what it called a plan by Jews to 
perform religious rituals in the Temple Mount compound which contains the 
al-Aqsa mosque, Islam's third holiest site. 

  It also pledged to confront Israel, as Israeli security forces clashed 
with Arab protesters for a second day in the Jerusalem area. 
   Advertisement 
   
  Palestinian youths hurled rocks at Israel policemen and burned cardboard 
cartons and trash in the streets of Shoafat in Arab East Jerusalem, after 
Israel arrested a teenager it suspects stabbed and wounded a soldier conducting 
a security check on a bus. 

  The violence spread to the outskirts of Ramallah, where about 50 
Palestinian teenagers took cover behind trucks and cars while hurling rocks at 
Israeli soldiers, who reporters saw responding by firing tear gas and rubber 
bullets. 

  One policeman was wounded by a rock and seven protesters were arrested. 
Nine Palestinians and two Israeli policemen were treated for minor injuries in 
scuffles that erupted in Jerusalem on Sunday, and 30 were hurt in similar 
clashes a week ago. 

  Palestinians have warned that the tensions flaring over access to the 
holy compound housing the al-Aqsa mosque, an area also revered by Jews as the 
site of an ancient temple, could, on the background of stalled peace talks, 
ignite a third uprising. 

  Prime Minister Benjamin Netanyahu has conditionally agreed to a 
Palestinian state alongside Israel, but peace talks have remained stalled for 
months despite U.S. efforts to revive them, over Israel's refusal to halt 
settlement construction. 

  Violence in Jerusalem flared on Sunday after Israel briefly shut gates 
leading to the compound around al-Aqsa, known to Muslims as the Noble Sanctuary 
and to Jews as the Temple Mount, citing concerns for possible violence as 
hundreds of Jews held holiday prayers at the adjacent Western Wall. 

  The gates were partly reopened once calm was restored after 
stone-throwing protests by Palestinians in anger at being kept from reaching 
the holy site. There was no violence in the area on Monday when thousands of 
Jews worshipped at the Western Wall. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 5 Calon Hakim Agung Punya Selingkuhan

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi: Kalau suka sama suka dan selingkunhan adalah calon isteri tambahan, 
apakah tidak boleh?


http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1category=13subcat=14id=10112

5 Calon Hakim Agung Punya Selingkuhan 

JAKARTA, Bangkapos.com ? Saat ini enam kursi hakim agung di Mahkamah Agung 
kosong. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Komisi Yudisial (KY) melakukan 
seleksi terhadap 35 calon hakim agung (CHA). Namun, hanya tiga calon yang bisa 
dianggap bersih. Hasil penelusuran Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia 
(MaPPI) yang bekerja sama dengan Indonesia Coruption Watch (ICW) menemukan, 
dari 35 calon hakim agung yang diseleksi KY terdapat 25 calon busuk. ?Lima dari 
25 itu mempunya selingkuhan atau WIL (wanita idaman lain) dan melakukan KDRT 
(kekerasan dalam rumah tangga),? tegas Ilian Deta Artasari, Koordinator 
Pemantauan Peradilan ICW Ilian Deta Artasari di kantor ICW, Jakarta, Minggu 
(4/10). 

Menurut Ilian, temuan lima orang ini berdasarkan laporan masyarakat yang 
diterima organisasinya. Dari 25 calon bermasalah, MaPPI mencatat terdapat lima 
calon yang diduga sebagai pencari kerja atau job seeker yang diragukan 
pengabdiannya. Kemudian empat calon memiliki tingkat kekayaan dan gaya hidup 
yang tidak wajar. Tiga calon terindikasi sebagai pemain perkara, tiga calon 
sering menyalahgunakan wewenang, dan dua calon diindikasi melakukan korupsi. 
Meski dominan dengan calon busuk, MaPPI dan ICW juga mencatat masih ada tiga 
calon yang dianggap pantas dan kredibel. ?Sejauh ini mereka tidak memiliki 
persoalan terkait dengan integritas. 

Sedangkan tujuh orang lainnya belum jelas mengenai integritas dan kualitasnya,? 
ucap Ilian. Tiga calon yang kredibel berasal dari hakim karier dan dua orang 
dari nonkarier. Atas dasar itu, ICW dan MaPPI memberi masukan agar KY tidak 
hanya memikirkan kuantitas tanpa memikirkan kualitas dan integritas para CHA. 
Mereka mendesak agar KY tidak meloloskan calon hakim busuk karena bisa 
membahayakan peradilan Indonesia. ?Kalau memang kebutuhan enam dan yang 
berkualitas hanya sepuluh, jumlah itu saja yang diserahkan ke DPR. Jangan 
dipaksakan lebih dari itu!? tegas Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho. Emerson 
juga mengkritik proses seleksi yang dilakukan KY. Menurutnya, keterlibatan 
langsung komisioner KY tidak diperlukan dalam seleksi tersebut. 

Keadaan tersebut membuat komisioner KY sangat rentan terlibat KKN. ?Mengapa? 
Jika proses kunjungan ke rumah, ke keluarganya, ke kerabatnya yang terkait 
kepentingan calon, dapat dipastikan terbuka peluang KKN, baik langsung atau 
tidak langsung,? ujarnya. Untuk itu, ICW dan MaPPI mendesak KY menyerahkan 
tugas dan wewenang penyeleksian calon kepada bidang investigasi. ?Bukan 
komisioner, yang lebih kepada pembuat kebijakan,? tuturnya. (persda 
Network/cr2) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Baru Dibangun Gedung SD Ambruk

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Refleksi : Astagafirullah !

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/05/baru-dibangun-gedung-sd-ambruk

Baru Dibangun Gedung SD Ambruk


Oktober 5, 2009 - 20:51 
BOGOR (Pos Kota) - Hujan deras disertai sambaran petir yang mengguyur Bogor, 
Senin sore menyebabkan Gedung SDN Cikereteg 3 yang baru dibangun dan 80 persen 
sudah rampung, ambruk.

Kejadian mengejutkan warga Kampung Ciderum RT 03/RW 09, Desa Ciderum, Kecamatan 
Caringin yang tinggal di dekat sekolah itu.

Menurut Dede, warga setempat, bersamaan atap bangunan baru SDN Cikereteg 3 itu 
runtuh sekitar pukul 15:45, terdengar suara yang keras. Saya sedang 
membereskan rumah, kaget dengar suara brruukk! Seketika dia bersama tetangga 
segera berlarian menuju sumber suara, ternyata atap sekolah itu rubuh.

Ketua RT 03 Kampung Ciderum, Harun mengatakan, tak menduga bangunan SD itu 
atapnya runtuh padahal dibangan pakai baja ringan.
Pembangunan gedung baru ini hampir rampung dan Jumat (2/9) lalu, ditinjau 
pegawai dari Dinas Cipta Karya Pemkab Bogor yang menyatakan bangunan ini layak 
huni, terangnya.

Dia menduga kejadian ini dikarenakan rangka atap yang terbuat dari baja ringan 
kurang kokoh. Entah karena untuk menghemat biaya, atau kesalahan perhitungan 
dari pihak konsultan, katanya.

Dari data yang dihimpun, anggaran pembangunan gedung SD yang terdiri atas dua 
ruang kelas ini sebesar Rp. 211.996.000 dan pembangunannya dimulai pada 21 Juli 
lalu.

Direncanakan selesai pada 18 Oktober mendatang dengan pemborong CV. Alpha 
Omega. Sayang sebelum serah terima bangunan, ada musibah, beruntung tidak 
terjadi saat bangunan sedang dipakai belajar, kata Harun. (iwan/B)


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Distribusi Makanan Lambat, Korban Gempa Mulai Kelaparan

2009-10-05 Terurut Topik sunny

 

Jawa Pos
[ Senin, 05 Oktober 2009 ] 


Distribusi Makanan Lambat, Korban Gempa Mulai Kelaparan 


PADANG - Para korban gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mulai kelaparan. 
Mere­ka yang kekurangan makanan tak hanya yang berada di daerah terpencil, tapi 
juga di Kota Pa­riaman dan Padang. 

Bantuan makanan telat datang. Hal itu dikeluhkan para warga Enam Lingkung 
Naga­ri Pakandangan, Kampung Panas, Padang Pa­riaman. Menurut Yulianti, salah 
seorang warga, sejak gempa terjadi Rabu lalu (30/9), desanya belum mendapat 
bantuan makanan sama sekali. 

''Ada bantuan pakaian. Tapi, buat apa? Kami nggak butuh pakaian, keluhnya.

Yulianti bersama ratusan warga lain hampir putus asa. Pasalnya, persediaan 
makanan mereka sudah menipis. ''Bisa makan sekali sehari sudah untung, 
ujarnya. 

Hal serupa terjadi di Kota Pariaman. Tak urung, saat bantuan tiba, para warga 
langsung mengular antre di posko bencana. Bahkan, mereka saling berebut mi yang 
dibagikan para relawan. ''Sabar, ya bapak-bapak, ibu-ibu, ujar sa­lah seorang 
relawan.

Namun, para warga semakin tidak sabar. ''Sabar bagaimana, sudah ke­laparan 
seperti ini, celutuk salah seorang ibu. Mendengar celetukan itu, para relawan 
hanya tersenyum. 

Di perkampungan China, Kota Padang, warga keturunan Tionghoa juga kekurangan 
makanan. Apalagi, mereka yang rumahnya habis tertelan gempa.

Sampai hari keempat pascagempa, sejumlah masyarakat mengeluh belum menerima 
bantuan dari pemerintah setempat. Masyarakat hanya bertahan dengan persediaan 
logistik yang tersisa. Para korban itu mengaku kecewa atas lambannya 
pendistribusian makanan.

''Sampai hari ini kami sama sekali belum menerima bantuan. Bagaimana bentuk 
bantuan dan apa rasanya kami tak tahu. Sementara persediaan di rumah sudah 
sangat terbatas. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa-bisa kami mati 
kelaparan, ujar Zulkani, salah seorang korban gempa di RT 01 RW 07 Pasar 
Ambacang.

Dia sangat menyayangkan lambannya pendistribusian logistik dari pemerintah. 
Padahal, logistik tersebut sangat dibutuhkan masya­rakat setempat. ''Kami 
sangat ingin bantuan logistik itu segera datang. Kami yang tua-tua bisalah 
menahan lapar. Tapi, bagaimana dengan anak-anak? ujarnya. Hal senada 
dikeluhkan Kasman, ketua RT 03 RW 05 Rawang Ketaping. Padahal, di tempat 
tinggalnya ada sekitar 500 korban gempa.

Lebih parah lagi beberapa dusun terpencil di Padang Pariaman. Di antaranya 
Dusun Korong Siala­ngan, Padang Alai, Koto V Timur dan Desa Nagari Tandikek, 
yang ber­batasan dengan Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung. 

Persediaan makanan warga, seper­ti beras dan mi, sudah menipis. Bah­kan, ada 
yang sudah tak me­miliki beras sama sekali. ''Di bawah (Padang Alai, Red) 
katanya ada posko. Kami ingin minta bantuan makanan,'' ujarnya. 

Memasuki dusun itu, yang terlihat hanya puing-puing rumah berserak­an. Tatapan 
para bocah terlihat kosong, seolah tak bermasa depan. Sudah beberapa hari ini 
mereka hanya makan mi. ''Kami harus berhemat. Yang penting bisa makan 
bareng-bareng,'' jelas Firdaus, salah seorang warga Korong Sialangan.

Bukan hanya kondisi rumah me­reka yang mengenaskan. Pada ma­lam, dusun itu 
gelap gulita. Selain listrik yang memang belum masuk, minyak tanah yang biasa 
untuk menghidupkan lampu tidak bisa lagi mereka dapatkan. Kalaupun ada sisa 
sedikit, mereka lebih memilih menggunakan untuk memasak. 

Kemarin warga mulai berbenah. Mereka mengais-ngais barang yang diperkirakan 
masih bisa dipakai. Peralatan rumah tangga yang masih bisa diperbaiki mereka 
selamatkan. Kursi, meja, lemari, dan perabotan lain mereka kumpulkan. Mereka 
juga mengais sisa makanan di reruntuhan rumah mereka. ''Setiap hari kami 
mencari sisa makanan seperti ini,'' ujar Tahir, warga lainnya. 

Karena mulai kelaparan, warga mu­lai ada yang turun ke bawah per­bukitan. 
Mereka mendatangi posko bantuan yang ada di Padang Alai. ''Hingga hari ini, 
belum ada bantuan yang datang,'' ujar Samiun, juga warga Korong Sialangan.

Sejatinya, warga memaklumi bila belum ada bantuan yang datang lantaran sulitnya 
akses menuju ke du­sun mereka. Tapi, mereka berharap agar usaha mencari bantuan 
makanan ke posko bisa berhasil. ''Dari dulu kami memang terisolasi, apala­gi 
setelah ada gempa ini,'' ucapnya. 

Nagari Tandikek memiliki beberapa korong (setingkat dusun), an­tara lain 
Jumanak, Gunuang Tigo, dan Lubuaklaweh. Kira-kira 90 persen rumah penduduk dan 
fasilitas umum di tiga dusun itu rata dengan tanah. Ratusan orang diperkirakan 
tertimbun reruntuhan bukit yang mengitari nagari tersebut.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Heryanto Rustam tidak menampik adanya 
daerah yang belum tersentuh bantuan. Karena itu, dia berjanji mempercepat 
pendis­tribusian bantuan. ''Memang kami akui, mungkin masih ada daerah yang 
belum tersentuh bantuan. Bantuan yang masuk dibagi rata. Jadi, dapatnya memang 
sedikit-sedikit seperti itu, jelasnya. 

Dirjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI mendeteksi 10 
titik yang dikategorikan kawasan rawan 

[wanita-muslimah] SMS Berisi Isu Diskriminasi dari Kampung Pecinan

2009-10-05 Terurut Topik sunny
Jawa Pos
[ Senin, 05 Oktober 2009 ] 


SMS Berisi Isu Diskriminasi dari Kampung Pecinan 


HARI keempat pascagempa di Pa­dang mulai diwarnai munculnya isu-isu sensitif 
dan kabar pen­jarahan yang potensial memper­getir nasib para korban. 

Warga Tionghoa yang bermukim di sebuah kampung pecinan di pu­­sat Kota Padang, 
misalnya, di­ka­­barkan telah menjadi korban dis­­kriminasi dalam hal 
penangan­an evakuasi dan pembagian bantu­an. Sebuah pesan singkat yang ber­edar 
dari HP ke HP kemarin, mi­salnya, berbunyi: Tell the world, Stop the donation 
to West Sumatra!!! Primordialism and racism is happening in there, Chinese 
people didn't allowed to have food and was forced to buy the food aid. Family 
of mine was at there!!! Please sent out this massage to the world so they know 
the true!!! (kata­kan pada dunia, stop bantuan ke Sumatra Barat!!! 
Primordialis­me dan rasisme terjadi di sana, war­ga Tionghoa tak diperbolehkan 
mendapatkan makanan dan dipaksa membeli bantuan makanan. Keluargaku di sana!!! 
Tolong sebarkan pesan ini ke seluruh dunia biar mereka tahu kenyataan ini!!!)

Benar tidaknya kenyataan yang terjadi di kampung Tionghoa dengan isi SMS itu, 
Sutan Zaili Asril, direktur Padang Ekspres, anak per­usahaan Jawa Pos di Padang 
semalam memberi penuturan. Dari penga­matannya selama empat hari setelah 
terjadi gempa, proses evakuasi terhadap korban bencana di Pondok China memang 
dinilai lambat. Hal itulah yang memicu merebaknya isu pendistribusian bantuan 
yang tak adil di beberapa tempat, termasuk di kawasan Pecinan. 

Padahal, buruknya manajemen dan ketidakberdayaan petugaslah yang sebenarnya 
terjadi. Di sisi lain, para korban sangat membutuhkan bantuan. Zaili menilai, 
distribusi bantuan yang diberikan pemkot juga tidak mengarah. Entah kenapa, 
kesannya pemerintah cenderung memprioritaskan evakuasi di Hotel Ambacang, LBB 
Gama, Prayoga, Sigma, maupun LBB Lia. Padahal, evakuasi di Pondok China maupun 
Pasaraya seharusnya juga menjadi prioritas karena jumlah korbannya sangat 
banyak, terang Zaili lebih lanjut.

Perlu juga diketahui, situasi lebih memiriskan dulu juga terjadi beberapa hari 
pascagempa tsunami Aceh pada 2004. Buruknya manajemen penyaluran bantuan dan 
minimnya pengawasan membuat situasi menjadi bar-bar dan tak terkontrol. Di 
berbagai tempat di Aceh, waktu itu, para penjarah bahkan sampai tega memotong 
jari mayat korban tsunami untuk mengambil cincin, anting di ku­ping, dan 
perhiasan lain. 

Sejak hari pertama gempa, kami belum mendapat bantuan sama sekali, kata Ny 
Esther, salah seorang warga yang bermukim di Jalan Klenteng. Padahal, lokasi 
kampung tempat tinggal Esther berada di pusat Kota Padang. Apalagi, rumah 
wanita 43 tahun itu luluh lantak. Bangunannya tinggal separo, seperti dibelah 
menjadi dua. 

Menanggapi isu sensitif itu, Pe­ng­urus Wilayah Muhammadiyah Jatim Sulton Amin 
benar-benar sangat prihatin. Menurut dia, hal itu sangat memalukan. Terlebih, 
per­hatian dunia saat ini juga me­ngarah pada kondisi para korban gempa. 
''Jangan sampai relawan asing yang membantu di Padang hengkang sebelum waktunya 
gara-gara masalah ini,'' ujarnya.

Dia menambahkan, sudah waktunya membuang ego pribadi yang muncul akibat 
perbedaan suku, agama, ras ,dan warna kulit. Perasaan senasib sebagai warga 
Indonesia dan sesama korban gempa yang membutuhkan bantuan seharusnya mampu 
melebur perbedaan itu. 

Selain itu, dia mengharapkan seluruh masyarakat tetap tenang dan tidak 
terprovokasi. Bahkan, dia siap membantu kalau langkah prosedural seperti 
melaporkan kepada pihak terkait tetap tidak membawa perubahan. ''Langkah 
terkahir adalah menyerahkan bantuan langsung ke etnis Tionghoa maupun kelompok 
lain yang didiskriminasikan,'' tegasnya. (kit/dim/lea)




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] UN Declares Norway Best Place to Live in World, Niger Worst

2009-10-05 Terurut Topik sunny
http://thejakartaglobe.com/news/un-declares-norway-best-place-to-live-in-world-niger-worst/333725

October 05, 2009


UN Declares Norway Best Place to Live in World, Niger Worst

Bangkok. Norway has retained its status as the world's most desirable country 
to live in, according to UN data released on Monday, which ranks sub-Saharan 
African states afflicted by war and HIV/AIDS as the least attractive places. 

Data collected prior to the global economic crisis showed people in Norway, 
Australia and Iceland had the best living standards, while Niger, Afghanistan 
and Sierra Leone scored worst in terms of human development. Indonesia ranked 
111th out of 182 countries, while its archnemesis, Malaysia, ranked 66th. 

The United Nations Development Program index was compiled using 2007 data on 
GDP per capita, education and life expectancy, and showed marked differences 
between the developed and developing world. 

Despite significant improvements over time, progress has been uneven, the 
UNDP said in a statement. 

Many countries have experienced setbacks over recent decades, in the face of 
economic downturns, conflict-related crises and the HIV/AIDS epidemic, and this 
was even before the impact of the global economic crisis was felt. 

Life expectancy in Niger was 50, about 30 years shorter than Norway, according 
to the index. For every dollar earned per person in Niger, $85 was earned in 
Norway. 

Half the people in the poorest 24 countries were illiterate, compared with 20 
percent in nations classed as having medium levels of human development, the 
index showed. 

Japanese people lived longer than others, to 82.7 years on average, while life 
expectancy in war-ravaged Afghanistan was just 43.6 years. 

Liechtenstein has the highest GDP per capita at $85,383 in a tiny principality 
home to 35,000 people, 15 banks and more than 100 wealth management companies. 

People were poorest in the Democratic Republic of Congo, where average income 
per person was $298 per year. 

Five countries - China, Venezuela, Peru, Colombia and France - climbed three or 
more places from the previous year, driven by greater earnings and longer life 
expectancy. China, Colombia and Venezuela also scored better due to 
improvements in education. 

The UNDP, which has published the index annually since 1990, said human 
development had improved globally by 15 percent since 1980, with China, Iran 
and Nepal the biggest climbers in the chart. 


Reuters 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Peluang Rizki, Shalat Hajat, dan Doa Kemudahan Rizki

2009-10-05 Terurut Topik syamsuri149
Dalam suasana krisis global ini tak jarang dari kita yg terkena imbasnya. Tapi 
kita yakin bahwa kekuasaan Allah swt dan kedermawananNya tak akan pernah 
terkena oleh krisis apapun. Untuk itu semoga berkat shalat dan doa ini, Allah 
swt memberi kemudahan kepada kita.

Shalat hajat ini ada kisahnya, berikut cara shalat dan doa ini, silahkan 
copy-paste dari:
http://feeds.feedburner.com/KeluargaBahagia
Berikut teks arab, bacaan teks latin dan terjemahannya.

CATATAN: Di Blog tsb juga ada Link peluang2 usaha dan bisnis dari Google 
AdSense.