Re: [wanita-muslimah] Salam kenal
Salam kenal pak Zul ... Regards, ... Maya Purnami ... Happiness is not having what you want. It is wanting what you have Sent from my BoldBlackBerry® powered by INDOSAT -Original Message- From: Zulfauzi zulfa...@indosat.net.id Date: Mon, 5 Oct 2009 06:56:35 To: ... Maya Purnomo ...wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Salam kenal Salam kenal jg. -- Best regards, Zulfauzimailto:zulfa...@indosat.net.id Friday, October 02, 2009, 11:35:24 AM, you wrote: MP Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh MP Salam kenal untuk smuanya, MP Sy Maya Purnamihayu Artanty MP Tinggal d kelapa gading jakarta utara MP Senang rasanya bergabung dsini MP Banyak ilmu yg sy dpt MP Alhamdulillah menambah tali silaturahim MP Regards, MP ... Maya Purnami ... MP Happiness is not having what you want. It is wanting what you have MP Sent from my BoldBlackBerry® MP powered by INDOSAT MP MP === MP Milis Wanita Muslimah MP Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. MP Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah MP Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com MP ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages MP Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com MP Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com MP Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com MP Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com MP Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Warga Keturunan Keluhkan Diskriminasi Bantuan
http://www.detiknews.com/read/2009/10/05/142341/1215517/10/warga-keturunan-keluhkan-diskriminasi-bantuan Senin, 05/10/2009 14:23 WIB Gempa 7,6 SR di Sumbar Warga Keturunan Keluhkan Diskriminasi Bantuan Muhammad Taufiqqurahman - detikNews Padang - Pengiriman bantuan terhadap korban gempa di Sumatera Barat dirasakan tidak merata. Warga keturunan Tionghoa mengeluhkan pemerintah bersikap diskriminatif dalam mengirimkan bantuan di Kampung China, Padang, Sumatera Barat. Benar ada diskriminasi. Kami tidak pernah dibantu oleh pemerintah, kata Koordinator Penanggulangan Gempa Masyarakat Tionghoa, Andreas di Kampung China, Padang, Sumatera Barat, Senin (5/10/2009). Menurut Andreas, warga keturunan Tionghoa mencari dan mengevakuasi mayat sendiri. Pemerintah meski sudah datang ke lokasi bencana, tidak memberikan bantuan apapun. Kami lakukan sendiri. Mereka datang kemarin tapi cuma lihat saja tidak memberikan apapun. Dari etnis kita yang tewas 48 orang. Lainnya saya nggak tahu, jelasnya. Andreas mengatakan, pihaknya pun mengirimkan bantuan kepada korban gempa tidak hanya sesama etnis Tionghoa tapi juga korban lainnya. Bantuan itu didapat keluarga dan jaringan. Lalu kita distribusikan kembali ke daerah bencana seperti Pariaman dan kecamatan sekitar sini, imbuhnya. Kendalanya, lanjut Andreas, bantuan masih dirasa kurang karena banyak korban gempa selain yang di Kampung China mengambil makanan di dapur umum mereka. Butuh bantuan yang lebih banyak. Kita kan juga membantu orang yang bukan etnis kita. Kayak mendirikan dapur umum itu banyak yang mengambil di sini, katanya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] King Djoser's Dream or Prophet Joseph's Prophecy?
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=7id=18335 03/10/2009 King Djoser's Dream or Prophet Joseph's Prophecy? By Zahi Hawass Do you remember the strange dream recounted by the King of Egypt to Prophet Joseph? 'The king said: 'I saw in a dream seven fat kine, whom seven lean ones devour, and seven green ears of corn, and seven (others) withered. O ye chiefs! Expound to me my vision if it be that ye can interpret visions,' [Surat Yusuf: 43]. Prophet Joseph interpreted the dream saying that Egypt will experience famine for seven years. This story is mentioned in the Holy Quran. It seems that Prophet Joseph's prophecy came true. Archaeologists discovered a Pharaonic inscription on a large rock on the banks of the River Nile in the heart of Sehel Island situated to the south of Aswan, the last of Egypt's southern governorates. This inscription won a lot of acclaim among Egyptologists for a number of reasons. The inscription portrays an important event and the written text on it dates back to the reign of King Ptolemy II, the second of the Ptolemaic kings to rule Egypt after Alexander the Great marched into Egypt in 332 BC. The inscription depicts the story of a famine that struck Egypt during the reign of King Djoser, the first king of the Third Dynasty of the Old Kingdom (2649 BC). The famine occurred because of the low Nile waters and low floods that lasted seven years. The king became more and more agitated and matters deteriorated across the country. The king then asked the high priest to investigate the matter in order to find a solution. The king then received a report confirming that the city of Abu (present-day Aswan) is the place that controls the flow of the Nile water. The story goes that in a dream, King Djoser saw Khnum, the god of the source of the Nile River in Elphantine (Aswan), who appeared to the king to remind him of his power and control over the Nile water and the river's source. When King Djoser woke up, he realized that Khnum was the one controlling the Nile water and that he had to appease him. So he allocated vast areas of fertile agricultural land to his worshippers where they could practice worshipping Khnum. There are two different opinions amongst researchers regarding this inscription: the first viewpoint, which is shared by the famous French Egyptologist Gaston Maspero, states that the entire story was concocted by the priests of Khnum in the Elphantine area. The second view is that the story is in fact an old one and that the way this inscription is written expresses Old Kingdom vernacular. For this reason, people of this view believe or strongly assume that the story is of ancient origin and was written on stone or another material but was exposed to damage over time. This interpretation is still acceptable among Egyptologists today. The style of writing confirms that this inscription comes from an ancient text that perhaps dates back to King Djoser's era. What concerns us now is that some experts have tried to link the story of the famine, which lasted around seven years in the days of King Djoser, to the story of Prophet Joseph, who witnessed, whilst in Egypt, seven years of prosperity followed by seven years of famine, and yet, managed to steer the country out of danger by taking certain measures and precautions. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Korban Mengaku Diminta Bayar Petugas Penyelamat
Harian Komentar 5 Oktober 2009 Aksi pencurian marak pascagempa di Padang Korban Mengaku Diminta Bayar Petugas Penyelamat Padang, KOMENTAR Benar-benar keterlaluan. Aksi kejahatan dilaporkan mening-kat pascagempa di Kota Pa-dang. Jubir Polda Sumatera Barat, Ajun Komisaris Besar Kawedar mengatakan, penja-rahan terjadi di pusat grosir Sentral Pasar Raya, Padang dan di sebuah biro perjalanan di depan Matahari Department Store. Semua peralatan biro perjalanan itu dijarah. Polda Sumatera Barat kini meningkatkan penjagaan de-ngan menempatkan beberapa personel di setiap tempat eva-kuasi, pertokoan dan mall. Ka-wedar mengatakan polisi telah menangkap lima pencuri dan penjarah di sejumlah tempat di Kota Padang. Kami memper-ketat penjagaan dengan mema-sang police line, karena ada pencuri pura-pura menjadi pe-tugas evakuasi, tapi kemudian mengambil AC, kata dia. Sementara beberapa warga keturunan Tionghoa korban gempa di Kota Padang juga mengaku diperas orang yang mengaku petugas penyelamat. Mereka minta bayaran kalau mau rumahnya ditolong, kata Mariana, mahasiswi ketu-runan Tionghoa asal Padang. Mariana mendapat kabar itu dari kerabatnya yang menjadi korban pemerasan di Padang. Keluarganya yang masih ter-timbun puing-puing rumah belum bisa dievakuasi karena minimnya bantuan. Saya belum bisa kontak keluarga di Padang, ujarnya di Jakarta. Menurut dia, pemerasan terhadap warga Tionghoa ke-rap terjadi, termasuk ketika gempa Nias. Teman saya (warga keturunan Tionghoa) juga diminta bayaran kalau rumahnya mau dibongkar, ujarnya. Mariana mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Bi-ngung, mau minta tolong siapa lagi? kata dia, yang mengaku tak tahu satuan asal petugas penyelamatan itu. Sedangkan Jin, warga ketu-runan Tionghoa di Padang, mengatakan, untuk mem-bongkar puing-puing rumah-nya, orang yang mengaku petugas penyelamat dan mengoperasikan alat berat itu meminta bayaran Rp 300-500 ribu. Kalau tidak mau, tidak diladeni. Kalau mau bayar, baru digali, ujar Jin melalui sambungan telepon. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, ujar warga kawasan Pondok, Padang, ini. MEMBUSUK Pada bagian lain, Dinas Kese-hatan Kota Padang, menyem-protkan disinfektan di 10 titik yang diduga masih terdapat korban terjebak di reruntuhan bangunan. Dinas Kesehatan Kota dibantu Dinas Kesehatan Dumai dan Pekan Baru. Beberapa lokasi yang dila-kukan penyemprotan antara lain di Gedung Adira Finance Sawahan, Hotel Ambacang, Simpang Kinol, Jalan Niaga dan Sentral Pasar Raya. Ini untuk mencegah penya-kit menular akibat mayat-mayat yang kini mulai mem-busuk, kata Firman, petugas Dinas Kesehatan yang turut dalam penyemprotan, di Pa-dang, Minggu (04/10) kemarin. Menurut dia, pasokan di-sinfektan di Padang sangat banyak. Bila nantinya kurang akan dikirim dari daerah-daerah sekitar yang tidak terkena gempa. Dia juga mengatakan, tim SAR yang melakukan evakuasi diharapkan diberi vaksin teta-nus untuk memberikan kekebalan tubuh saat evakuasi. Pasalnya, banyak besi-besi yang kemungkinan memberikan luka saat evakuasi. Sampai kemarin, proses evakuasi masih terus dila-kukan. Sebab, diduga kuat masih banyak korban yang tertimbun bangunan. Kondisi mayat sudah mulai bau. Bahkan dalam radius 100 meter, sudah tercium bau mayat membusuk.(tm/vvn) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Keberhasilan Otonomi Daerah
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Opini/krn.20091005.178066.id.html Surat Pembaca Keberhasilan Otonomi Daerah Kalau tidak salah, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 mempunyai tujuan menyerahkan urusan kepala daerah untuk menyusun rumah tangganya sendiri. Dalam tulisan ini hanya akan dibahas peran kepala daerah pada umumnya. Peran kepala daerah merupakan figur sentral di daerahnya. Dalam otonomi daerah yang luas dan desentralisasi keuangan dari pusat ke daerah yang makin besar, terbuka kesempatan buat daerah untuk mengembangkan potensi yang ada serta memperbaiki/menambah sarana/infrastruktur di daerah. Apabila kepala daerah di suatu daerah menemukan kondisi yang mendukungnya, misalnya DPRD setempat menyokong penuh ide yang direncanakan, ia seperti ikan yang diterjunkan ke air. Ia menemukan habitatnya. Dari sekian banyak idenya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat, ia dengan leluasa dapat menentukan skala prioritas. Bidang ekonomi yang terasa langsung buat rakyat, misalnya, memperbaiki sarana/infrastruktur yang ada. Kalau jalan sudah baik keadaannya, hasil bumi rakyat bisa dijual, bahkan pembeli dari luar daerah pun akan datang. Anak sekolah tidak usah berjalan kaki jauh karena angkutan kota sudah masuk ke desa. Irigasi/saluran air yang sudah diperbaiki akan mengairi sawah sehingga panen bisa tiga kali setahun. Apalagi kalau listrik sudah masuk desa. Rakyat terbuka matanya akan keadaan lingkungan dan negaranya. Mereka tidak terasa terisolasi di negaranya sendiri. Bidang pelayanan umum, seperti gedung sekolah, pasar, dan rumah sakit, setahap demi setahap dibangun. Jalan-jalan kampung diperkeras. Buat pendidikan, disediakan beasiswa untuk pelajar yang berprestasi dari keluarga tidak mampu. Tapi kondisi ideal seperti di atas belum merata. Ada daerah yang kondisinya tidak harmonis antara kepala daerah dan DPRD setempat. Mereka tidak kompak. Pembangunan daerah tidak lancar, bahkan tersendat-sendat. Yang muncul di jajaran atas adalah ego sektoral. Dalam membuat anggaran, biasanya kepala daerah mempunyai rencana yang lebih ideal: ingin semua masalah diselesaikan serentak pada tahun anggaran yang berlaku. Tapi kadang-kadang ada keinginan yang tidak realistis. Hal ini akan menimbulkan hambatan dari DPRD. Memang kepala daerah menangani bidang eksekutif yang harus melaksanakan kebijaksanaannya, sedangkan DPRD adalah Dewan yang membuat undang-undang, di samping mengontrol jalannya pemerintahan. Kalau berpegang teguh pada undang-undang, artinya eksekutif mengajukan anggaran untuk minta persetujuan Dewan, pembahasan berjalan alot bahkan bertele-tele. Soalnya, Dewan umumnya lebih tahu teknis lapangan, sedangkan eksekutif berpegang pada idealisme. Sebaiknya, sebelum diajukan secara resmi kepada Dewan, diadakan dulu pertemuan informal atau sosialisasi rencana tersebut. Cara pendekatan demikian akan lebih lancar dan akan sesuai dengan jadwal waktu. Visi maupun misi masing-masing disamakan atau setidaknya mendekati persamaannya. Soalnya, satu masalah bisa dilihat dari sudut berlainan. Misalnya pendidikan, apakah menaikkan gaji guru lebih dulu atau memperbaiki gedung sekolah yang sudah rusak. Hal-hal kecil bisa saja menjadi ajang konflik antara kepala daerah dan rakyat. Misalnya rakyat menentang rencana pembongkaran gedung bersejarah, ketidaksetujuan rakyat akan adanya pertambangan di daerah hutan lindung, pedagang kaki lima yang digusur secara tidak manusiawi sehingga menimbulkan korban yang tidak perlu, pajak yang dipungut dengan alasan pendapatan asli daerah padahal bertentangan dengan peraturan dari pusat. Masalah-masalah itu timbul karena, sebelum diberlakukan, tidak disosialisasi lebih dulu dengan rakyat. Manusia memang mempunyai keinginan/ambisi. Tapi, kalau hasrat itu berbeda dari kebiasaan/prosedur yang berlaku selama ia menjabat, hal ini akan menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat. Kalau pejabat sudah menonjolkan kekuasaan, rakyat sudah tidak bersimpati. Sebagai pemimpin yang dipilih/dipercaya rakyat, cara berpikir dan bertindak harus beda dengan rakyat biasa. Harus berpikir keras, berpikir untuk kepentingan masyarakat/negara, bukan berpikir kecil untuk yang hanya bersifat personal. Hamidias Kadir Jalan H Wasid Rangkasbitung [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Bangsa yang Amnesia
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Opini/krn.20091005.178065.id.html Bangsa yang Amnesia Bonnie Triyana, sejarawan alumnus Universitas Diponegoro, Semarang. Menulis skripsi pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di Purwodadi 1965-1969. Beberapa saat setelah bebas dari Rutan Salemba pada 1977, wartawan senior Joesoef Isak dibawa berkeliling Jakarta oleh anak-anaknya. Mereka ingin menunjukkan perubahan Jakarta selama Joesoef berada di dalam penjara. Lihat, Yah, sekarang Jakarta banyak gedung tinggi, kata Joesoef (almarhum) menirukan anaknya. Mendengar itu, Joesoef menjawab, Persoalannya terletak siapa yang punya gedung-gedung itu dan apakah gunanya buat rakyat? Membangun gedung itu bukan perkara susah. Datangkan saja investor, perintah tentara untuk menjaga kepentingan mereka. Dalam sekejap, semua sudah jadi. Tahun 1965, mengutip pendapat sejarawan Asvi Warman Adam, adalah tahun pembatas zaman. Setelah 1965, politik luar negeri berubah total. Dari non-blok menjadi pro-Barat, pengikut Amerika Serikat. Ekonomi berdikari berubah jadi ekonomi yang bergantung pada modal asing. Dalam bidang sosial-budaya juga terjadi perubahan sangat besar. Selain itu, menurut Asvi, pada masa lampau orang boleh mempersoalkan tanah, tapi pada masa Orde Baru penelitian tentang agraria hilang. Dalam bidang kebudayaan, sebelum 1965, kita bebas berpolemik. Sesudah 1965, budaya kita seolah-olah satu, menjadi monolitik. Pendeknya, pada masa Orde Baru cuma ada penyeragaman, sementara keberagaman cuma ilusi. Pada era reformasi, secara perlahan gerbang kebebasan mulai dibuka. Namun, satu hal yang belum berubah adalah cara pandang sebagian masyarakat (dan penguasa) terhadap peristiwa G-30-S 1965 dan peristiwa pembunuhan massal jutaan anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia pada kurun 1965-1969. Peristiwa G-30-S masih diwarnai perdebatan karena ada begitu banyak versi yang menyelubungi peristiwa itu, sementara fakta baru dan sahih mengenai siapa aktor utama di balik peristiwa itu belum juga ditemukan. Sejarawan John Roosa dalam bukunya, Dalih Pembunuhan Massal: G.30.S dan Kudeta Soeharto, mengatakan, tanpa informasi baru mengenai G-30-S, orang hanya dapat mengunyah ulang fakta-fakta yang sudah diketahui umum yang tidak memuaskan dan menambah spekulasi yang sudah demikian banyak. Kendati demikian, perdebatan masih saja menyoal siapa dalang pembunuhan jenderal dan sibuk menuduh tanpa dilengkapi bukti kuat, kecuali serangkaian asumsi yang nilai kebenarannya masih perlu dikaji lagi. Sementara itu, sebagian besar masyarakat (dan sebagian elite) telanjur percaya pada monoversi Orde Baru yang menjadikan PKI satu-satunya dalang. Roosa berpendapat bahwa Orde Baru adalah rezim yang setia kepada sesuatu yang bukan peristiwa, melainkan kepada suatu fantasi yang dibuatnya sendiri. Sebuah Kesetiaan kepada citra khayali (simulakrum), tulis Roosa, mengutip filsuf Alain Badiou. Sehingga kebenaran dalam narasi versi Orde Baru diupayakan agar bisa menjadi seolah-olah menyerupai peristiwa yang sesungguhnya. Dan itulah yang selama bertahun-tahun disebarluaskan dan diajarkan kepada masyarakat secara berulang-ulang sampai pada titik kebohongan itu menjadi kebenaran yang tak bisa lagi digugat bahkan dipertanyakan. Berbeda dengan peristiwa G-30-S yang selalu ramai dibahas pada tataran publik, peristiwa pembantaian massal anggota dan simpatisan PKI jarang dibahas. Setelah Orde Baru tumbang, mulai ada pembahasan lebih luas mengenai hal ini. Puluhan judul buku, dari karya sejarawan, memoar, sampai kesaksian korban, terbit. Anehnya, ada beberapa pihak yang menganggap penerbitan buku-buku tersebut sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali ajaran komunisme di Indonesia. Beberapa kali terjadi peristiwa pembakaran buku, penyitaan buku, dan malah pada 2007 Kejaksaan Agung RI melarang penggunaan buku pelajaran sejarah yang menuliskan G-30-S tanpa embel-embel PKI. Selain pembakaran buku, para penulis sejarah yang memfokuskan penelitiannya pada soal peristiwa pembunuhan massal pun mendapat tuduhan sebagai advokat PKI. Asvi Warman Adam, sejarawan yang getol mengungkap peristiwa ini, sempat dikirimi surat peringatan oleh sebuah organisasi antikomunis agar tidak lagi membela PKI. Perlakuan itu menjadi kendala tersendiri bagi para peneliti yang memang beritikad melakukan penelitian serius untuk mengkaji tragedi yang disebut-sebut sebagai genosida terbesar seusai Perang Dunia II itu. Padahal seorang sejarawan yang menulis tentang sejarah kolonial bukan berarti pula ia pembela penjajahan. Selain itu, mulai muncul anggapan pada beberapa kalangan yang mewajarkan terjadinya pembunuhan massal kaum komunis di Indonesia sebagai perlakuan setimpal atas dosa pemberontakan PKI yang dilakukan sejak 1926, 1948, sampai 1965. Pendapat itu jelas tidak berdasar dan ahistoris, karena setiap peristiwa memiliki latar belakang, dan pola-pola khusus kejadiannya tidak bisa
[wanita-muslimah] Depag: Pemerintah Tidak Akui Pernikahan Beda Agama dan Sejenis
http://www.christianpost.co.id/society/society/20090923/4992/Depag-Pemerintah-Tidak-Akui-Pernikahan-Beda-Agama-dan-Sejenis/index.html Depag: Pemerintah Tidak Akui Pernikahan Beda Agama dan Sejenis Ariza Samuel Reporter Kristiani Pos Posted: Sep. 23, 2009 12:57:14 WIB Pemerintah tidak akan pernah mengakui atau melegalkan pernikahan antara pasangan yang berbeda agama, pernikahan pasangan sejenis (homoseksual), menurut Sekretaris Jenderal Departemen Agama, Bahrul Hayat. Meskipun hal ini banyak disuarakan oleh beberapa kalangan dengan alasan hak asasi manusia (HAM), ia menegaskan bahwa masa depan bangsa harus diselamatkan melalui lembaga pernikahan. Norma hukum dan nilai-nilai agama merupakan landasan yang bersifat absolut dan tidak dapat ditawar sebagai syarat untuk menata perkawinan dan membentuk rumah tangga sakinah dan sejahtera, kata Bahrul saat membuka sebuah workshop tentang pendidikan pernikahan, di Jakarta, seperti diberitakan Pos Kota. Menurutnya, negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama Pancasila, hanya mengakui pernikahan yang dilakukan menurut hukum agama sebagai dasar bagi pembentukan keluarga. Karena itu, pemerintah terlibat aktif dalam berbagai upaya untuk memperkuat eksistensi lembaga pernikahan dan pemberdayaan keluarga sebagai entitas yang suci dan terhormat yang perlu ditingkatkan kualitas dan ketahanannya seiring dengan kemajuan masyarakat, katanya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Penduduk Garut Gunakan Air Comberan
Refleksi: Air adalah kebutuhan utama manusia. Orang lebih cepat mati kehausan dari pada mati kelaparan. Kalau rezim berkuasa tidak bisa menjamin adanya air bersih secukupnya untuk kebutuhan hidup rakyat, maka pertanyaan yang mungkin saja timbul ialah apakah ada gunanya rezim tsb? http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/05/Nusa/krn.20091005.178027.id.html Penduduk Garut Gunakan Air Comberan Warga Cirebon makan nasi aking. Garut -- Ribuan penduduk di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa menggunakan air kotor. Kemarau, yang telah berlangsung sejak lima bulan lalu, membuat sumur di sana kering. Akibatnya, penduduk kesulitan mendapatkan air bersih. Sudah tiga bulan ini kami menggunakan air comberan, kata Ai Karningsih, penduduk Kampung Salam, Cibunar, Cibatu, kemarin. Untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus, sekitar 6.000 keluarga di sana menggunakan air selokan Cipacing. Adapun untuk keperluan memasak, penduduk masih menggunakan sisa air sumurnya setelah diendapkan selama sehari. Serupa dengan penduduk di Desa Wanakerta, Sindangsuka, dan Mekarsari. Mereka menggunakan air Sungai Cimanuk yang keruh untuk memenuhi kebutuhannya. Akibatnya, kini sebagian penduduk terserang diare dan penyakit kulit, seperti gatal-gatal. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut Ahmad Bajuri menyesalkan lambannnya respons pemerintah dalam mengatasi masalah kekeringan. Padahal kawasan Garut Utara, termasuk Cibatu, merupakan daerah yang selalu dilanda kekeringan setiap kali musim kemarau tiba. Lahan pertanian masyarakat juga hanya dapat diproduksi sekali dalam setahun. Saya sudah meminta (pemerintah Garut) agar membuat sumur artesis, tapi belum juga direalisasi, katanya kemarin. Namun, hal itu dibantah Bupati Garut Aceng H M. Fikri. Dia tak mengakui adanya penduduk Garut yang mengkonsumsi air comberan untuk kebutuhan sehari-hari. Aceng berkukuh telah menyuplai air bersih kepada penduduk di sana dengan mengirim dua tangki air setiap hari. Belum ada laporan seperti itu, semuanya sudah ditangani, coba nanti akan saya cek ke sana, katanya. Akibat musim kemarau ini, tiga kecamatan dilanda kekeringan, di antaranya Cibatu, Kersamanah, dan Malangbong. Kemarau juga memaksa sebagian penduduk di Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memakan nasi aking. Itu lantaran harga nasi aking lebih murah dibanding beras. Dasuki, warga Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, mengaku tak sanggup membeli beras karena penghasilannya sebagai tukang becak tak cukup. Saat musim hujan tiba, dia dan istrinya bekerja sebagai buruh tani. Namun, selama musim kering, Dasuki beralih menjadi tukang becak. Salah satu tokoh di Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Casila, mengatakan sebagian besar penduduk di sana terpaksa mengkonsumsi nasi aking. Musim kemarau telah membuat ribuan penduduk kehilangan pekerjaan. Saat musim hujan, mereka bekerja sebagai buruh tani. SIGIT ZULMUNIR | IVANSYAH [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Yemeni cleric blames Iran for war
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/10/20091055403891459.html Monday, October 05, 2009 19:30 Mecca time, 16:30 GMT Yemeni cleric blames Iran for war A leading Yemeni religious leader has accused Iran of inciting violence in the north of the country, where a predominantly Shia Muslim group is waging a war against the government. Sheikh Abdul Majid al-Zandani, the head of Yemen's Imam University, told supporters that Tehran was trying to promote the Shia ideology in the country by backing the Houthi fighters. The way events are moving in this country latest indicates to us that Iran wants to export the Shia ideology by force, which we utterly reject, al-Zandani said. Fighters from the Houthi group, named after its leader, have been battling the predominantly government forces in Saada province since 2004. The military launched a major offensive - dubbed Operation Scorched Earth - in the north on August 11 in an attempt to crush the group. Yemen divisions The conflict has divided the predominantly Sunni nation, with many demanding that it be resolved quickly as it has claims an increasing number of lives and drains the country's resources. In depth Video: Interview with Yemen's president Foreign states blamed in Yemen war Profile: Yemen's Houthi fighters North Yemen humanitarian disaster Inside story: Yemen's future I hope wise Sunnis and Shias will hold dialogue, determine what they have agreed on and work according to it, and determine what they have disagreed on and refer these disputes to their prominent scholars to give a final decision on them, al-Zandani said. Let them work according to what they have agreed on, and set policies for whatever they disagree on. But to doubt our religion, doubt our beliefs, pull our students, sons and people to their side and turn them against us, encourage them to carry weapons to kill us! This is rejected. Dr Mahjoob Zweiri, the head of the Iran studies unit at the university of Jordan, said that claims of Iranian involvement in the conflict were being exaggerated. Since about 2003 there has been a trend in Middle East politics that any civil conflict in the region which has relation with Shia or Islamists is being related to Iran, he told Al Jazeera from Amman. Iran has a shortage of tools to control such a situation, but there is, however, support in terms of sympathy. The issue of Saada needs to be looked at in a Yemeni context, in a tribal context. I think that bringing the issue of Wahabbis [a Sunni sect dominant in Saudi Arabia] and Shia to the matter is complicating the matter, not solving it. Houthi 'renegades' Ali Abdullah Saleh, the president and a member of the Zaidi sect who make up the Houthis, has repeatedly vowed to defeat the fighters. The government is resolved to end the unrest and reinforce security and stability in Saada province in order to focus on development and reconstruction, the Saba state news agency quoted him as telling troops heading north. We reject... any kind of rebellion and we reject any foreign interference [in Yemen] Ahmed Abul Gheit, Egypt's foreign minister The war was imposed on the government by those renegades. Arab governments have supported Sanaa's effort to crush the Houthis. We reject... any kind of rebellion and we reject any foreign interference [in Yemen]. Egypt is wholly supporting - with all its power and capabilities - its sister Yemen, Ahmed Abul Gheit, Egypt's foreign minister, said on Sunday. Prince Ahmad bin Abdul Aziz, the Saudi deputy interior minister, said that Riyadh was co-operating with Sanaa in its battle against the Houthis, but dismissed allegations that the Saudi air force was involved in air raids as absolutely not true. The fighting in the rugged mountainous north has sent thousands of people fleeing from their homes, with the United Nations putting the total at around 55,000 displaced because of the conflict. On Sunday, the UN High Commissioner for Refugees said that it expects to send a convoy of relief goods within days to the displaced [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Al-Shethri relieved of his duties
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=127055d=5m=10y=2009 Monday 5 October 2009 (16 Shawwal 1430) Al-Shethri relieved of his duties Arab News Sheikh Saad bin Nasser bin Abdul Aziz Al-Shethri JEDDAH: Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah on Sunday issued a royal decree relieving Sheikh Saad bin Nasser bin Abdul Aziz Al-Shethri of his duties as member of the Council of Senior Islamic Scholars and the permanent committee for Islamic research and ruling (Ifta). We hereby instruct all concerned departments to implement this order, the decree said. The action against the scholar came a few days after his controversial statement questioning co-education at King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), which was officially opened by the king on Sept. 23 in the presence of several world leaders and renowned scientists and academics. During a talk show on Al-Majd Islamic TV channel last week, Al-Shethri said mixing of sexes in the land of the Two Holy Mosques was unacceptable. He also wanted a Shariah committee to look into the studies being conducted at the international university and their compatibility with Shariah Law. The sheikh's comment drew widespread criticism. Many Saudi writers and intellectuals opposed his views and said the mixing of sexes should not be considered immoral. If the sheikh views it immoral then we have to shut down all hospitals, shopping malls and even the Two Holy Mosques, Abdu Khal wrote in his column. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] The Public Imperative
http://www.nytimes.com/2009/10/05/opinion/05iht-edcohen.html?_r=1ref=global-home October 5, 2009 Op-Ed Columnist The Public Imperative By ROGER COHEN NEW YORK - Back from another trip to Europe, this time Germany, where the same dismay as in France prevails over the U.S. health care debate. Europeans don't get why Americans don't agree that universal health coverage is a fundamental contract to which the citizens of any developed society have a right. I don't get it either. Or rather I do, but I don't think the debate is about health. There can be no doubt that U.S. health care is expensive and wasteful. Tens of millions of people are uninsured by a system that devours a far bigger slice of national output - and that's the sum of all Americans' collective energies - than in any other wealthy society. People die of worry, too. Emergency rooms were not created to be primary care providers. Whatever may be right, something is rotten in American medicine. It should be fixed. But fixing it requires the acknowledgment that, when it comes to health, we're all in this together. Pooling the risk between everybody is the most efficient way to forge a healthier society. Europeans have no problem with this moral commitment. But Americans hear pooled risk and think, Hey, somebody's freeloading on my hard work. A reader, John Dowd, sent me this comment: In Europe generally the populace in the various countries feels enough sense of social connectedness to enforce a social contract that benefits all, albeit at a fairly high cost. In America it is not like that. There is endless worry that one's neighbor may be getting more than his or her fair share. Post-heroic European societies, having paid in blood for violent political movements born of inequality and class struggle, see greater risk in unfettered individualism than in social solidarity. Americans, born in revolt against Europe and so ever defining themselves against the old Continent's models, mythologize their rugged (always rugged) individualism as the bulwark against initiative-sapping entitlements. We're not talking about health here. We're talking about national narratives and mythologies - as well as money. These are things not much susceptible to logic. But in matters of life and death, mythology must cede to reality, profit to wellbeing. I can see the conservative argument that welfare undermines the work ethic and dampens moral fiber. Provide sufficient unemployment benefits and people will opt to chill rather than labor. But it's preposterous to extend this argument to health care. Guaranteeing health coverage doesn't incentivize anybody to get meningitis. Yet that's what Republicans' cry of socialized medicine - American politics at its most debased - is all about. It implies that government-provided health care somehow saps Americans' freedom-loving initiative. Some Democrats - prodded by drug and insurance companies with the cash to win favors - buy that argument, too. I'm grateful to the wise Andrew Sullivan of The Atlantic for pointing out that Friedrich Hayek, whose suspicion of the state was visceral, had this to say in The Road to Serfdom: Where, as in the case of sickness and accident, neither the desire to avoid such calamities nor the efforts to overcome their consequences are as a rule weakened by the provision of assistance - where, in short, we deal with genuinely insurable risks - the case for the state's helping to organize a comprehensive system of social insurance is very strong. That's why, when it comes to health, every developed society but the United States has such a comprehensive system, almost always with state involvement. However, pooled risk does not necessarily imply a public option. It can be achieved through mandated private-insurer coverage coupled with subsidies. That, for example, is the Swiss way - and where Congress seems headed. But it's nonprofit insurers who provide the coverage in Switzerland because health insurance is viewed as social insurance - as it is throughout Europe - rather than a means to make money. One fundamental reason a public option - yes, option, not single-payer monopoly - is needed in the United States is to jump-start the idea that basic health care is a moral obligation rather than a financial opportunity. Another is to provide competition to private insurers and so force waste, excess and cozy arrangements out of the American system. Behind all the socialized medicine babble lurks a hard-headed calculation about money - all the profits skimmed from that waste and the big doctors' salaries that go with it. It's not over yet for the public option. President Barack Obama should still push it with a clear moral stand. He's been too deferential. The best bit of his speech to Congress on health care was the last - and even there he left the most powerful words to the late Edward Kennedy: What we face is above all a moral
[wanita-muslimah] From Adversaries to Allies
http://www.moscowtimes.ru/opinion/article/384646.html From Adversaries to Allies 02 October 2009 By Yevgeny Bazhanov When I was assigned to work at the Soviet Embassy in Beijing in 1982, many of my fellow diplomats asked, What did you do wrong to get such a terrible, backwoods assignment? China had a bad reputation at the time. Few Soviets remembered China's rich history, nor did they understand why the Chinese considered their country to be the center of civilization. But the Soviet people knew well that in 1949, the Communist Party took control of impoverished, semicolonial China and generously helped its Chairman Mao Zedong to build socialism. The Chinese turned out to be revisionists. Mao undertook the Great Leap Forward, forcing peasants to smelt pig iron in their own gardens. When the campaign led to mass famine, Mao unleashed the Cultural Revolution and set the ruthless Red Guard loose to silence the country's critics. At the same time, the Chinese-Soviet split was in full force during Soviet leader Nikita Krushchev's rule. As a result, the Red Guard threatened to skin and crush the heads of the Soviets and other anti-Chinese clowns. Beijing officially called on its citizens to prepare for war and dig trenches. By 1982, the memory of all those horrors and passions had been forgotten. Reformers, headed by Deng Xiaoping, came to power, and they referred to the Cultural Revolution as a thoroughly rotten dictatorship and the most lurid fascism with feudalist impurities. Deng set out to modernize the country. The new leadership criticized the notion of permanent revolution and began building the foundation for China's new market-based economy. Today, less than 30 years later, the gross domestic product of the People's Republic of China will soon be equal to that of the United States, and Chinese-manufactured goods - from computers to shoes - fill the markets of literally every country on earth. The United States is particularly nervous about China's increasing economic and political strength in the global arena. China is encroaching on the U.S. zone of influence, primarily in the Asia-Pacific region. As a result, Washington accuses Beijing of every global misdeed - from preparing to attack Taiwan and forcefully seize South China Sea oil fields to establishing imperialistic control over developing countries and exporting illegal drugs. To be sure, the United States is not the only one watching China's rise with anxiety. China's neighbors are also getting fidgety at the awakening of the giant dragon that exerts deadly pressure on them with its economic tentacles and showers them with acid rain. This is a typical reaction whenever there is a major shift in the global balance of power. Other countries view the new superpower as a threat and start to panic. The question is: Should Russia also panic? Exaggerating the Chinese peril will only irritate the Chinese and spoil Russian-Chinese relations. Russia should instead focus on that which strengthens relations between Russia and China. To begin with, Beijing, like Moscow, is a big supporter of multipolarity in international relations and needs Russia's support to strengthen it. Second, China has other external problems such as tensions with Japan, India and countries in Southeast Asia and disputes connected with Taiwan. Third, China is facing serious internal problems as well. Given such difficult circumstances, it is clearly in Beijing's interests to maintain peace with Russia, with whom it shares a 4,000-kilometer border. During the Chinese-Soviet split, Russia and China were enemies. Now, despite ideological differences, we understand each other better and work to solve similar problems. Finally, the economies of the two countries are complementary. For many years to come, China will need an increasing quantity of energy resources from Siberia and the Far East, as well as Russian technology - especially military technology. For its part, Russia is interested in buying Chinese-manufactured goods and receiving Chinese investment and manpower. Russia will not be able to modernize its eastern regions under its own power. France and Germany offer an interesting example of how former enemies can create a prosperous relationship. The two countries were at war for almost a century, and now the border between them are virtually seamless and their bilateral trade volumes are huge. It will not be easy to achieve the same relationship between Russia and China, but the two countries have no other choice. On Thursday, China celebrated the 60th anniversary of the creation of the People's Republic of China, and this offers an excellent opportunity for Moscow and Beijing to make a firm commitment to strengthen economic and political relations for the next 60 years to come. Yevgeny Bazhanov is the vice chancellor of research and international relations at the Foreign Ministry's Diplomatic Academy
[wanita-muslimah] Suicide
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=2id=18361 Suicide 05/10/2009 By Muhammad Diyab Muhammad Diyab Muhammad Diyab is a well-known Saudi writer and journalist. News of the rising rate of suicide fills the newspapers, and this has led me to think long and hard about the gravity of this deed which is committed by around one million people worldwide every year; this includes intellectuals, scientists, and the rich as well as the ignorant, the destitute, and the poor. This is a phenomenon that is seen in all countries and regions of the world, even if the rate of suicide - naturally - differs from one society to the other and from one culture to another, according to the cultural view on this issue. Most psychologists believe that one of the most important causes of suicide is feelings of loneliness and isolation, and a loss of contact with others. In such circumstances, an individual begins to feel cut-off from others, however if we look at the reality of this age, we see that man is surrounded by a concrete jungle, and we recognize how isolated, lonely, and alienated man truly is. In these cities the lines of communication have floundered, not to mention the fact that family members are less close than before, even with those living in the same home. In dealing with life, people are split into two different types; one is similar to the camel that walks a thousand steps without showing any sign of exhaustion before suddenly falling to its knees and dying. The other type is similar to the horse that tires gradually, but is aware of its capabilities and the moment that may lead to death. Most of those who commit suicide belong to the first type, and they do not stop from time to time in order to relieve the pressure on themselves, break their isolation, and become accustomed to accepting others. Taking a look at suicide notes we see that the majority of suicides lay the responsibility of their fate upon others, holding others accountable for their loneliness, worry, and fear. In the scientific arena, efforts are being made these days to pre-empt suicide attempts by attempting to identify and determine individuals who have a predisposition to committing such an act, in order to help them avoid this fate through a religious, psychological, and medical framework. However all we can do at the present time - until science reaches its objective [of pre-empting suicide] - is work hard to open the lines of social communication and restore the family spirit which was lost over the years. This is a call to remove the barriers and obstacles that keep people isolated from one another. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - BANGSA INI HARUS MEMBEBASKAN DIRI,,DARI KEADAAN SAKIT 'AMNESIA'
*Kolom IBRAHIM ISA* *Senin, 05 Oktober 2009* -- *BANGSA INI HARUS MEMBEBASKAN DIRI* *DARI KEADAAN SAKIT 'AMNESIA'* *Apresiasi Thdp Artikel BONNIE TRIYANA* Jurnalis, sejarawan muda BONNIE TRIYANA, menulis sebuah artikel yang bagus berjudul 'BANGSA YANG AMNESIA'. Maksudnya mengenai bangsa Indonesia kita ini. Tulisan itu kritis dan tajam. Analitis dan historian! Sebagai *apresiasi* aku menulis kepada Bonnie Triyana. Dengan sedikit di-edit kembali apresiasiku jadinya sbb: Tulisan Bonnie Triyana, berjudul 'Bangsa Yang Amnesia' bagus sekali! Maka sebaiknya dibaca lebih banyak orang. Khususnya kaum muda. Oleh karena itu, aku publikasikannya di network dengan didahului oleh sebuah apresiasi, sbb: Sungguh, -- tadinya aku tidak tau, apa artinya kata 'amnesia' itu. Diliat di kamus 'An English-Indonesian Dictionary', by John M Echols and Hassan Shadili, Cornell University Press, 1975. Di situ tertera -- 'AMNESIA' terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah 'AMNESIA'. Masyaalah! Kamus Cornell University Press ini guyon apa gimana? Terpaksa dicari di 'KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA', Departemen P K, terbitan Balai Pustaka, 1988. Nah, baru ada makna dari kata 'AMNESIA'. Tetapi, karena kata itu dicantumkan dalam kamus Indonesia, asumsinya ialah bahwa kata 'amnesia 'itu sudah diadoptasi jadi kata Indonesia. Cuma aku yang belum tau. Menurut kamus tsb 'Amnesia' itu artinya 'hilangnya ingatan, terutama tt masa lalu, hal menjadi lupa tt apa yang terjadi sebelumnya'. Kata 'amensia' ini memang sengaja kuangkat di sini, supaya kita tau persis apa maksudnya. Apa pula sangkut pautya dengan kasus 1965. Supaya tau betul, bahwa kata 'amnesia' itu maksudnya 'LUPA INGATAN'. Nah, soalnya: Mengenai kasus sejarah 1965, TERISTIMEWA, menyangkut peristiwa persekusi, pembunuhan masal terhadap warga tak bersalah, dan kebiadaban yang terlibat di situ. APA BENAR mengenai kasus tsb orang jadi LUPA INGATAN? Janganl upa, baik selalu diingat, bahwa 'amnesia' itu adalah suatu keadaan sakit. Apa betul yang bersangkutan sakit? Banyak disebut tentang 'SELEKTIF MEMORI'. Ada yang bilang 'ignorance'. Malah ada yang menyebutnya 'insomnia'. 'Insomnia' artinya 'tak bisa tidur'. Juga suatu penyakit. Mungkin dimaksudkan kalau orang mengingat kasus 'pembantaian masal 1965' lalu terjangkit penyakit 'insomnia' - Orang jadi tidak bisa tidur. Ini bisa terjadi bila itu menyangkut pelaku. Bisa juga menyangkut korban. Tapi, bila itu korban, orang bilang itu 'trauma'. Jelasnya lata 'trauma' artinya 'luka berat'. Atau 'keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat tekanan jiwa atau cedera jasmani, atau luka herat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nyatanya ketika membicarakan peristiwa sejarah 'kasus persekusi dan pembantaian masal' sesudah terjadinya G30S, orang menggunakan kata-kata: 'AMNESIA', 'SELEKTIF MEMORI', 'IGNORANCE', 'INSOMNIA', 'TRAUMA' dan mungkin ada kata lain lagi. Apakah sama pengertian kita tentang kata-kata tsb. Tampaknya masing-masing punya tafsiran sendiri. Atau tidak mengerti tapi pura-pura mengerti. Baik juga melihat kasus pilot AS yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima menjelang berakhirnya Perang Pasifik. Ia kemfuisn jadi 'trauma' . Karena ia menjadi sadar, begitu kolosal penderitaan rakyat Jepang sampai turun temurun karena ledakan bom atom itu. Kondisinya kemudian berkembag. Pilot itu menjadi penderia sakit jiwa. Juga di kalangan korban Hisroshima-Nagasaki, tidak sedikit yang menderita 'trauma'. Tetapi bagi sang pilot, 'traumanya' itu jelas disebabkan hati nuraninya yang mulai bicara. Namun begitu, aktivis-aktivis perdamaian Jepang, tiap tahun memperingati didropnya bom atom di atas kota Hirosyima dan Nagasaki. Meskipun ada yang trauma, peringatan berlangsung terus tiap tahun. Maksudnya mendidik rakyat dan seluruh dunia, tentang ganasnya peperangan lalu. Supaya jangan terulanglagi! Tetapi di Indonesia, orang se-enaknya saja menggunakan kata 'trauma' bersangkutan dengan 'kasus 1965'. Disitu jelas ada maksud untuk 'memeti-eskan kasus 1965'. Hendak menyembunyikan sesuatu yang busuk dimana yang bersangkutan sendiri terlibat sebagai pelaku dalam pelanggaran tsb. Bagi yang benar-benar 'trauma' memang hendak melupakannya, agar bebas dari kenang-kenangan horor. Bagi pelaku, mereka seolah-olah 'trauma', menggunakan dalih untuk bebas dari tuntutan hukum. Mereka hendak mempertahankan situasi 'ketiadaan hukum'. Sering sekali keadaan 'sakit' dijadikan dalih untuk menutupi suatu 'sikap politik'. Sepert halnya mantan presiden Suharto yang setiap kali harus diopname di rumah sakit, begitu ada tanda perkara korupsinya akan disidangkan di pengadilan dimana ia harus hadir. * * * *Bonnie Triyana: * *Bangsa yang Amnesia -- * *(Koran Tempo, 5 Oktober 2009)* Bonnie Triyana, sejarawan alumnus Universitas Diponegoro, Semarang. Menulis skripsi pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di Purwodadi 1965-1969. Beberapa saat setelah bebas dari
[wanita-muslimah] The Year 1989: The Beginning of the End
http://english.pravda.ru/russia/history/05-10-2009/109665-soviet_union-0 05.10.2009 The Year 1989: The Beginning of the End No one could imagine in 1989 that the German Democratic Republic would stop existing in a year, that the USSR would collapse in two, and Czechoslovakia would split into two states in three years. The pullout of Soviet troops from Afghanistan started in February 1989. Over 100,000 scientists and specialists left the country in three years. In return, all Soviet citizens obtained the right to travel abroad freely, the press was given the ultimate freedom, whereas the authorities were turning a blind eye on everything. The year 1989 was the period which marked the last stage of the collapse of the USSR. The process started at the end of 1973, against the background of the Arab-Israeli war, when Arabs blocked oil shipments to the West. Oil became four times as expensive in a week. The USSR was executing the program of economic reforms since 1965. Afterwards, the Soviet government decided to scrap the program and close the holes in the economy with stacks of petrodollars. The initiative continued for about a decade. Western countries were developing speedily, which allowed them to reduce the consumption of oil three times. The price on oil began to slide. The situation changed in 1980 because of the war between Iran and Iraq. Mikhail Gorbachev came to power in the USSR when the nation was going through a very difficult time in its economic and political development. He made a number of attempts to improve the economic position of the country, but they yielded no results. The point of those economic measures was about the transition from intensive economy to the mixed system of state-run and market-oriented economy. Deng Xiaoping launched such a reform in China during the 1980s. It was supposed that all enterprise would be given an opportunity to cooperate with each other with the help of market mechanisms under the control of the state, which would have the right to regulate the prices on strategically important goods and services. It just so happened that new enterprises and technologies, which were strongly dependent on imported spare parts, could not be launched, while the financial resources were exhausted. Whole chains of inter - dependent productions would be stopped . The USSR was raising many loans, one after another, and turned into a huge debtor in 1988. A friend is a good friend until he turns poor. The GDR was looking towards the FRG, other creditors wanted the USSR to pull out its troops from Afghanistan, color revolutions were shaking the countries of the socialist camp, whereas union republics were tormenting the impoverished nation. It was the grand finale of the Cold War. The living standard in the country was worsening speedily. Gorbachev was losing his popularity nationwide. Everyone was looking for a way out, desperately clinging even to absurd ideas. Yeltsin and Yakovlev appeared on the wave of national protests. Yeltsin was the voice of other people, the majority of whom was looking for a way to the top. The illness of politics dominating over economy has developed into the acute form. The collapse of the Berlin Wall triggered the collapse of the Soviet Union politically and economically. Anatoly Vasserman for Express Gazeta [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Sheikha Fariha meets with Evora Archbishop
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MzEzNjQxNzMy Sheikha Fariha meets with Evora Archbishop Published Date: October 05, 2009 EVORA: Chairperson of the Supreme Committee of the Ideal Mother Award Sheikha Fariha Al-Ahmad Al-Sabah was received yesterday by the Archbishop of Evora, Portugal, within the framework of her current visit to the country to attend the 450th anniversary of the establishment of the University of Evora. Sheikha Fariha will also be inaugurating the Sheikh Jaber Al-Ahmad Arab-Islamic Studies Center. The Archbishop and Sheikha Fariha discussed bilateral relations and ways to boost them. Later Sheikha Fariha visited the grand library for Arab and Islamic studies. Sheikha Fariha was also received by the Cooperation Center for Education and Rehabilitation for the Disabled, with great welcome and warmth. Her accompanying delegation includes the Advisor Fayiz Al-Mutairi from Kuwait Embassy in Morocco, Charge De Affaires in Portugal and the Board Members of Evora University. --- KUNA [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] IWG holds meeting
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MjkzMTc4NDU0 IWG holds meeting Published Date: October 05, 2009 By Rawan Khalid, Staff Writer KUWAIT: The International Women Group held its second meeting after the summer vacations. The members of the organizations enjoyed a talk delivered by Mohammad Matouq Al-Bakhit who focused on water and purification. The event was held at the Radisson SAS hotel yesterday. Karen Helen, President of the International Women's Group explained that the group have a regular meeting on the first Sunday of every month. She explained that it is a great honour to be a President of the organization. I was surprised that they chose me as the President of the IWG. For me it's also a learning experience. I have done a lot of public speaking, Helen added. The International Women Group's members were enlightened by Al-Bakhit's informative speech. They also asked several questions and learnt about the varied uses of water and its advantages and disadvantages. The next meeting for the International Women Group will be held on November 1st. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Bersama Anjing Pelacak Selamatkan Korban
Refleksi : Anjing binatang yang diharamkan, ternyata banyak gunanya. http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=10860 2009-10-05 Bersama Anjing Pelacak Selamatkan Korban SP/Alex Suban Petugas pemadam kebakaran Inggris John Ball dan anjingnya Darcy mencari korban di lokasi longsoran akibat gempa di Nagari Tandike, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Minggu (4/10). Kehadiran regu penyelamat atau tim Search and Rescue (SAR) internasional banyak membantu evakuasi korban gempa bumi yang tertimbun atau terperangkap reruntuhan gedung di Kota Padang dalam keadaan hidup. Regu penyelamat internasional mampu bergerak cepat menemukan para korban berkat dukungan personil, peralatan teknis dan pasukan anjing pelacak yang memadai. Profesionalisme regu penyelamat internasional dari berbagai negara yang mencapai jumlah 300 orang berhasil menolong puluhan korban gempa dalam keadaan hidup dari reruntuhan gedung. Dari hotel Ambacang berhasil diselamatkan sembilan orang, dan dua jdi Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Prayoga. Kemudian dari reruntuhan gedung bimbingan belajar Gama Kota Padang diselamatkan 15 orang, bimbingan belajar Quantum (sembilan orang) dan Lembaga Indonesia Amerika (LIA) (tiga orang). Korban hidup terakhir yang ditemukan regu penyelamat gabungan, Sabtu (3/10), yakni Yusril (34), karyawan Adira Finance. Korban ditemukan setelah terperangkap dalam reruntuhan gedung Hotel Ambacang selama empat hari. Kendati harapan hidup bagi para korban yang terperangkap gedung sangat tipis memasuki hari kelima pasca gempa, regu penyelamat internasional dari Korea, Jepang, Jerman, Singapura, Swiss dan Australia masih tetap mecari korban. Regu penyelamat internasional tersebut rata-rata menyertakan anjing pelacak seperti Regu penyelamat Korea, Jerman dan Singapura. Pantauan SP di Kota Padang, Minggu (4/10), regu penyelamat Korea sejak pagi melakukan pencarian korban di reruntuhan bimbingan belajar Gama, Jalan Proklamasi, Kota Padang. Mereka mencari jenazah para korban yang masih tertimbun reruntuhan gedung. Regu penyelamat gabungan juga masih melakukan pencarian korban gempa di Hotel Ambacang. Pencarian Sulit Komandan Regu Penyelamat Singapura (Singapore Rescue Team - Singapore Civil Defense Force), Kadir mengakui, pencarian korban gempa di setiap reruntuhan cukup sulit. Apalagi masih ada korban hidup, seperti di STBA Prayoga, Hotel Ambacang dan lokasi lainnya. Penyelamatan korban gempa yang masih hidup terperangkap di reruntuhan gedung harus kami lakukan hati-hati. Prioritas kami ialah menyelamatkan korban yang masih hidup. Karena itu, semaksimal mungkin korban bisa kami keluarkan dari reruntuhan gedung dengan selamat, tuturnya. Menurut dia, pencarian korban yang tewas tertimbun reruntuhan gedung juga sangat sulit. Kendati anjing pelacak mengendus ada korban tewas tertimbun reruntuhan, namun jenazahnya sulit dievakuasi karena regu penyelamat tidak tahu persis ketebalan reruntuhan di setiap gedung. Kemudian regu penyelamat juga tidak tahu letak jenazah korban. Jika pencarian korban dilakukan gegabah pakai alat berat, bisa saja jenazah korban rusak terkena alat berat. Padahal pihak keluarga kan butuh jenazah anggota keluarga mereka utuh agar mudah mengidentifikasinya, katanya. Kemarin, tim penyelamat asal Jerman dan regu dinas pemadam kebakaran dari Inggris juga melakukan penyisiran. Mereka menggunakan anjing pelacak sebagai mata telinga mereka. Regu pemadam kebakaran Inggris membawa Darcy, seekor anjing pelacak untuk mencari korban yang tertimbun. Darcy bertugas menjadi pencari, sementara pawangnya, John Ball memberi komando. Setelah berseragam lengkap berupa rompi kuning bertuliskan Fire Service Search Dog, Darcy memulai tugasnya. Rompi itu dilengkapi lonceng kecil yang berbunyi seeiring langkahnya, menandai posisinya. Dua pasang sepatu juga terpasang di keempat kakinya. Setelah tali yang tersambung ke lehernya terlepas, hewan yang tajam penciumannya itu segera berlari ke sana ke mari sambil mengendus-endus. Bila ia melangkah terlalu jauh dari area yang sudah ditentukan tim, Ball akan memanggilnya. No Darcy, no Darcycome here!. Dengan patuh Darcy kemudian berbalik arah menemui rekannya. Sebagai anjing pelacak dinas pemadam kebakaran, Darcy dilatih untuk mencari korban hidup. Setelah beberapa lama berputar-putar di area itu tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan. Alih-alih mencari korban, tim Inggris itu kembali disibukkan mencari sepatu kiri depan milik Darcy yang hilang. Kami khawatir, kalau Darcy berjalan tanpa sepatu, kakinya akan terluka, kata seorang anggota regu pemadam kebakaran itu. Belum Maksimal Secara terpisah Koordinator Tim SAR Sulawesi Selatan Paturay mengatakan, kendati regu penyelamat internasional cukup banyak dan dukungan SAR Nasional juga besar, namun hasil pencarian korban gempa belum maksimal. Masih banyak korban gempa yang dinyatakan hilang, terutama di daerah-daerah
[wanita-muslimah] Century Resmi Jadi Bank Mutiara
http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=11144 Sabtu, 3 Oktober 2009 EKONOMI Century Resmi Jadi Bank Mutiara JAKARTA (LampostOnline): Bank Century resmi berganti nama menjadi Bank Mutiara. Bank yang kini dikuasai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu kini juga memiliki logo baru yang didominasi warna merah. Acara peresmian nama dan logo baru Bank Century dilakukan di Hotel Kempinsky, Jakarta, Sabtu (3-10) malam. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani, Dirut Bank Mutiara Maryono dan Deputi Gubernur BI Budi Rochadi. Logo baru Bank Mutiara itu jauh berbeda dengan Bank Century yang didominasi warna pink. Dalam tulisan yang merupakan kombinasi hitam dan merah, Bank Mutiara mengambil tagline 'Bernilai karena Anda Istimewa'. Sebuah lambang mutiara berada di atas huruf 'i' dalam kata Mutiara. Lambang mutiara berupa lingkaran merah yang didalamnya berwarna biru. Dirut Bank Mutiara, Maryono, warna merah tersebut diharapkan bisa memberikan energi tambahan. Ia menjelaskan, perubahan nama ini merupakan proses metamorfosa seperti mutiara yang didasar laut yang harus menunggu sekian lama sebelum berubah menjadi mutiara yang ini. Sehingga bisa menjadi bank yang bernilai, berkualitas, terpercaya, bersih , indah dan kuat, ujarnya. Direktur Bank Century Benny Purnomo sebelumnya mengatakan perubahan nama dan logo yang menelan dana hingga Rp1,8 miliar itu diharapkan bisa menumbuhkan kepercayaan nasabah kepada bank yang dulunya dimiliki Robert Tantular itu. Berikut kisah panjang Bank Mutiara seperti dirangkum dari berbagai sumber. Mei 1989: Bank CIC Internasional Tbk didirikan 25 Juni 1997: Bank CIC melakukan Penawaran Umum atau IPO Maret 1999, Juli 2000, Maret 2003 dan Juni 2003: Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau Right Issues I, II, III dan IV 22 Oktober 2004: RUPS mengesahkan merger Bank CIC dengan Bank Danpac dan Bank Pikko dan namanya berubah menjadi Bank Century. Penggabungan usaha ini telah mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No 6/87/KEP.GBI/2004 tanggal 6 Desember 2004. 13 November 2008: Bank Century mengalami gagal kliring karena faktor teknis berupa keterlambatan penyetoran prefund. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara saham Bank Century karena masalah ini. 14 November 2008: Bank Century sudah bisa kliring lagi, seluruh kantor dan cabang Bank Century di semua daerah buka dan beroperasi seperti biasa untuk melayani masyarakat. Sementara suspensi saham sudah dibuka. 16 November 2008: PT Century Mega Investindo dan First Gulf Asia Holdings Ltd selaku pemegang saham PT Bank Century Tbk telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk mengakuisisi hingga 70% saham yang telah diterbitkan oleh Bank Century. 24 November 2008: Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa pemerintah melalui LPS akan mengambilalih Bank Century. Manajemen Bank Century diambil alih, dan pemerintah menempatkan Maryono yang merupakan Grup Head Bank Mandiri sebagai Dirut baru Bank Century. DTC/L-1 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] DPR Baru dalam Pesimisme Lama
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=10857 2009-10-05 DPR Baru dalam Pesimisme Lama Oleh: Yudi Latif Direktur Eksekutif Reform Institute DPR periode 2009-2014 mengandung banyak dimensi kebaruan. Akankah anasir kebaruan ini membawa harapan baru bagi perbaikan kinerja Dewan dan kualitas demokrasi di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini, anggota-anggota Dewan barulah yang harus menentukan nilainya sendiri, di tengah kecenderungan apatisme dan pesimisme publik. Peralihan dari Orde Baru ke Orde Reformasi tidak melahirkan kualitas Dewan yang lebih baik. Citra DPR sebagai lembaga tukang stempel, bermetamorfosis menjadi koruptor. Menurut survei Transparency International, DPR termasuk lembaga terkorup bersama kepolisian dan pengadilan. Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat, dalam DPR periode 2004-2009, setidaknya tujuh wakil rakyat terjerat kasus korupsi, belum termasuk yang masih dalam proses pengusutan. Tambahan lagi korupsi terselubung dalam bentuk komersialisasi legislasi, studi banding, dan peninjauan lapangan. Ledakan korupsi di lembaga legislatif ini sangat mengkhawatirkan. Seperti diingatkan Montesquieu, Suatu negeri akan segera karam jika kekuasaan legislatif lebih korup ketimbang eksekutif. Produk legislasi adalah hulu dari proses-proses politik. Bila hulunya tercemar, air yang dialirkan membawa racun yang bisa membinasakan aneka hayati di hilir. Selain itu, lembaga legislatif yang kotor akan melemahkan fungsi kontrol terhadap pemerintah, yang memberi peluang bagi penyalahgunaan wewenang dan korupsi oleh eksekutif dan birokrasi pemerintah. Selain itu, juga akan mendistorsi penyusunan anggaran, yang melemahkan keberpihakan pada keadilan dan kesejahteraan rakyat. Ironisnya, kenaikan skala korupsi ini berbanding terbalik dengan penurunan kinerja Dewan. Hal ini bisa dilihat dalam fungsi legislasi. Selama 2004-2008, dari target pembahasan 284 RUU, DPR hanya bisa menyelesaikan 141 produk UU. Selain persoalan produktivitas, banyak UU yang dihasilkan mengandung masalah horizontal dan vertikal. Secara horizontal, terjadi tumpang-tindih antar-UU, bahkan mengandung elemen-elemen yang saling bertentangan UU yang satu dengan yang lain. Secara vertikal, tak jarang pasal-pasal dalam UU bertentangan dengan Konstitusi. Semuanya ini membawa ledakan pada judicial review di Mahkamah Konstitusi, yang berakibat mementahkan kembali UU yang telah begitu lama dan mahal disusun oleh DPR. Tidaklah mengherankan bila semua jajak pendapat menunjukkan rendahnya kepercayaan publik terhadap Dewan. Situasi inilah yang melahirkan apatisme dan pesimisme publik pada demokrasi. Ketika DPR sebagai sandaran aspirasi masyarakat tak bisa lagi dipercaya, demokrasi yang semestinya mengembangkan partisipasi, justru diwarnai ketidaksertaan, kekecewaan, dan ketidakberdayaan rakyat. Dari titik nadir kepercayaan ini, anggota-anggota DPR yang baru, dituntut untuk memulihkan harapan. Berbagai dimensi kebaruan dalam komposisi DPR mengandung hal-hal positif sekaligus negatif. Tantangannya, bagaimana mengaktualisasikan hal yang positif seraya menghindari implikasi-implikasi negatif. Peluang dan Tantangan Dari sisi eksposurnya, sekitar 70 persen anggota Dewan periode ini merupakan pendatang baru di Senayan. Anggota-anggota baru ini relatif belum terkontaminasi budaya politik masa lalu, sehingga memberi peluang bagi penyegaran dan pembaruan baik dari aspek citra maupun kinerja). Di sisi lain, kebaruan juga mengandung ketidakberpengalaman. Yang menjadi persoalan adalah kualitas judgment-nya. Tanpa modal pengalaman dan kearifan dalam mengambil keputusan, anggota-anggota Dewan yang baru bisa menjadi sasaran empuk manuver politik anggota-anggota yang lebih berpengalaman untuk melanggengkan budaya politik lama. Dari segi pendidikan, lebih dari 90 persen bergelar sarjana, bahkan 41,1 persen telah menyelesaikan pendidikan pascasarjana (S2), serta sebagian lagi bergelar doktor. Kualifikasi pendidikan seperti itu memberi modal kemampuan analitis untuk mengabstraksikan renik-renik persoalan untuk distrukturkan ke dalam kerangka legislasi. Persoalannya, kecakapan teknis tanpa wawasan politik dan kemasyarakatan secara luas, bisa melahirkan produk perundang-undangan yang bersifat miopik, tanpa memperhitungkan keterkaitannya dengan ranah lain secara horizontal dan vertikal. Secara ekonomi, anggota Dewan yang baru relatif lebih berkecukupan, dengan 56,7 persen di antaranya berlatar belakang bekerja di sektor swasta atau pengusaha. Kecukupan secara ekonomis bisa membuat mereka bekerja untuk politik, bukan bekerja dari politik. Namun demikian, tanpa transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan fungsi Dewan, mereka yang berlatar pengusaha ini justru bisa memanfaatkan kedudukannya sebagai rente untuk ditransaksikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, demi kepentingan bisnisnya. Jika hal itu terjadi, kekuatan ekonomi privat akan menjadi penentu peraturan dan keputusan
[wanita-muslimah] Memaknai Bencana dengan Tafsir!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009100505544015 Senin, 5 Oktober 2009 BURAS Memaknai Bencana dengan Tafsir! H. Bambang Eka Wijaya TUMBEN, tekun membaca tafsir Alquran! ujar Umar. Tafsir resmi Kerajaan Arab Saudi pula! Tafsir ini paling banyak dimiliki orang Indonesia, dibagi gratis kepada setiap jemaah haji! jawab Amir. Aku diminta teman-teman untuk membuka tafsir, lewat SMS mereka tentang waktu gempa Sumatera Barat yang berulang-ulang disebutkan oleh pembaca berita televisi, terjadi pukul 17.16. Desak mereka, baca Surat 17 Ayat 16. Bagaimana bunyi ayat itu? kejar Umar. Apa adanya dalam tafsir ini, Surat 17 Ayat 16 berbunyi: Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya! Amir membaca kata demi kata. Begitu bunyinya, tanpa ditambah atau dikurangi! Tapi apa tidak cuma kebetulan, waktu kejadian bencana gempa 30 September itu bertepatan dengan surat dan ayat Alquran? timpal Umar. Kita simak bunyi SMS selanjutnya! sambut Amir. Gempa kedua atau susulan hari itu terjadi pukul 17.58. Lantas esoknya, gempa (di Jambi) terjadi pukul 08.52. Apa bunyi ayat sesuai waktu itu? kejar Umar. Surat 17 Ayat 58 berbunyi, 'Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya, sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh), baca Amir. Lalu Surat 8 Ayat 52 berbunyi, '(keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya, serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Amat Keras siksaan-Nya. Dari ketepatan rangkaian waktu dengan ayat-ayat Alquran itu, jadi sukar mengesampingkan, apalagi menepiskan isyarat-Nya! tegas Umar. Apalagi isyarat berupa peringatan keras itu terkait bencana yang terjadi sepenuhnya di luar domain manusia! Hingga masalahnya, tanpa kita sadari ternyata kemewahan hidup kalangan mampu di negeri kita telah melampaui batas kewajaran Illahiah! Malah, gaya hidup mewah itu telah diwarnai keingkaran dari perintah-Nya! Kita bukan mau menggurui, memaknai bencana dengan tafsir! timpal Amir. Kita menarik buat diri sendiri, hikmah peringatan-Nya yang amat keras itu, agar selalu berusaha membersihkan diri, harta, maupun penghasilan dari segala kotoran yang dimurkai-Nya! Jadilah umat yang dilindungi dan diselamatkan seperti umat Musa, meski dalam kekuasaan Fir'aun! *** [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Getting the hang of the job
Refleksi : Beginilah mereka di Dewan Penipu Rakyat (DPR) rezim neo-Mojopahit. Bagi yang tidak bisa melihat gambar, click pada situs tertera, supaya Anda tidak ketigalan melihat alangkah hebatnya yang disebut wakil Anda. http://www.thejakartapost.com/news/2009/10/03/getting-hang-job.html Getting the hang of the job The Jakarta Post | Sat, 10/03/2009 2:32 PM | National Newly inaugurated members of the Regional Representatives Council (DPD) doze off at their first meeting to elect a new speaker, in Jakarta on Friday. The councilors were inaugurated Thursday, and promptly adopted the standards for which their predecessors were renowned. (JP/R. Berto Wedhat [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kasum TNI Tinjau Kapal Angkut Bantuan Gempa
Refleksi : Bila sekarang baru berangkat, kapan tiba? Apakah tidak terlambat? Mungkin yang bisa ditolong sudah sudah mati. Tapi bagaimana pun : biar lambat asal tiba. http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/05/kasum-tni-tinjau-kapal-angkut-bantuan-gempa Kasum TNI Tinjau Kapal Angkut Bantuan Gempa Oktober 5, 2009 - 17:47 Kategori Berita Terkini, Daerah, Nasional TANJUNG PRIOK (Pos Kota) - Posko TNI AL satgas bantuan bencana alam di Kolinlamil merencanakan Selasa (6/10) pagi ini memberangkatkan KRI Makasar -560 dengan mengangkut muatan alat berat untuk bantuan evakuasi dan kendaraan ambulance dan operasional tim kesehatan serta bantuan bahan makanan dan obat-obatan menuju Sumatra berat . Kegiatan embarkasi material dan bantuan tersebut dilaksanakan di KRI Makasar-560 yang Sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Kapal perang jenis Landhing Platform Dock (LPD) dengan Komandan Letkol laut (P) Pundhi Rubiyanto dan diawaki 100 ABK dengan memiliki panjang 122 meter dan lebar 22 meter tersebut mampu mengangkut berbagai kendaraan alat berat dan kendaraan di geladak lebih kurang 35 unit Truk besar dan mampu mengangkut pasukan dengan fasilitas personel 507 personel. Selain itu KRI ini dilengkapi dengan Landing Craft Utility (LCU ) panjang 23 meter yang mampu mengangkut satu buah truk dengan bobot 8 ton dan 150 personel , apabila KRI tersebut tidak bisa merapat di dermaga atau lego jangkar di perairan Sumatra Barat. Senin (5/10) sore telah diembarkasi sekitar 75 persen dari daya muat kapal perang, puluhan kendaraan diantaranya 27 truk yang berisi bantuan makanan dari BNPB , Mabes TNI berupa 3 unit exsavator dan 1 unit exavator dari Korps marinir, 3 unit truk dan 1 unit truk tangki air dari PMI Pusat, 2 unit truk yang memuat bantuan dari Indosiar kita peduli , ambulance dari Metro TV, 4 Truk, mobil Stroge wikhlaks dan kelengkapannnya serta beberapa kendaraan untuk operasional kesehatan dan bantuan angkutan kendaraan untuk evakuasi. Bahan bantuan dari berbagai instansi pemerintah,swasta maupun masyarakat tersebut antara lain berupa pakaian selimut, makanan bayi, air mineral, susu, 1000 dus mine instan, 1.000 dus air mineral, paket berbagai berbagai obat-obatan , ribuan pak berbagai obat-obatan dan vitamin. Selain itu puluhan ribu pack makanan berupa mie instan, biskuit dan makanan ringan lainnya. Posko TNI AL di Kolinlamil masih menunggu muatan bahan bantuan yang akan diangkut ke Sumatra Barat. Muatan yang telah diembarkasi di kapal perang belum maksimal sesuai dengan kemampuan daya angkut KRI. Sementara itu, Kepala Staf Umum (Kasum), Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo, sempat meninjau kesiapan embarkasi alat-alat berat dan kendaraan ambulance serta kendaraan operasional serta mengecek secara langsung kesiapan KRI dalam mengangkut bahan bantuan bencana alam ke Sumatra Barat . Dari Posko TNI AL di Kolinlamil dilaporkan bahwa KRI Teluk Cirebon, Minggu sore telah sandar di dermaga Teluk Bayur Padang Sumatera Barat. Sedangkan bolduser 2 unit, craine ,dum truk 6 unit, excavator unit , truk tangki minyak dan kendaraan tangki air, truk 3 buah, genset 5 unit dan crain dan kendaraan operasional Alat alat berat tersebut dari TNI AD , DPU , Kormar dan intansi lainnya. Selain itu dimuat tenda lapangan, WC darurat 20 unit, tenda-tenda darurat dan perlengkapan lapangan dan alat masak kompor lapangan dan sebagainya. Sedangkan KRI Dr Soeharso-990 , kapal rumah sakit dengan komandan Letkol laut (P) Heribertus Yudho W, Senin (5/10) ini tiba di Pelabuhan Teluk bayur Sumatera Barat dengan memuat selain beberapa kendaraan operasional dan beberapa ambulance , bantuan bahan makanan dan obat-obatan serta peralatan media lainnya. Selanjutnya dilaksanakan debarkasi muatan dan pendistribuaian bantuan yang direncanakan dikoordinir oleh petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setempat. (dispenkolinlamil/syamsir) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Palestinians urge world: Stop Judaization of Jerusalem
http://www.haaretz.com/hasen/spages/1118960.html Last update - 21:49 05/10/2009 Palestinians urge world: Stop Judaization of Jerusalem By Reuters Tags: Jerusalem, Israel news The Western-backed Palestinian Authority on Monday urged the world to force [Israel] to put off its attempts to take over Jerusalem and Judaize it, as violence flared in the old city and in eastern Arab neighborhoods. The Palestinian cabinet, issuing a strong statement after a meeting in the West Bank town of Ramallah, condemned what it called a plan by Jews to perform religious rituals in the Temple Mount compound which contains the al-Aqsa mosque, Islam's third holiest site. It also pledged to confront Israel, as Israeli security forces clashed with Arab protesters for a second day in the Jerusalem area. Advertisement Palestinian youths hurled rocks at Israel policemen and burned cardboard cartons and trash in the streets of Shoafat in Arab East Jerusalem, after Israel arrested a teenager it suspects stabbed and wounded a soldier conducting a security check on a bus. The violence spread to the outskirts of Ramallah, where about 50 Palestinian teenagers took cover behind trucks and cars while hurling rocks at Israeli soldiers, who reporters saw responding by firing tear gas and rubber bullets. One policeman was wounded by a rock and seven protesters were arrested. Nine Palestinians and two Israeli policemen were treated for minor injuries in scuffles that erupted in Jerusalem on Sunday, and 30 were hurt in similar clashes a week ago. Palestinians have warned that the tensions flaring over access to the holy compound housing the al-Aqsa mosque, an area also revered by Jews as the site of an ancient temple, could, on the background of stalled peace talks, ignite a third uprising. Prime Minister Benjamin Netanyahu has conditionally agreed to a Palestinian state alongside Israel, but peace talks have remained stalled for months despite U.S. efforts to revive them, over Israel's refusal to halt settlement construction. Violence in Jerusalem flared on Sunday after Israel briefly shut gates leading to the compound around al-Aqsa, known to Muslims as the Noble Sanctuary and to Jews as the Temple Mount, citing concerns for possible violence as hundreds of Jews held holiday prayers at the adjacent Western Wall. The gates were partly reopened once calm was restored after stone-throwing protests by Palestinians in anger at being kept from reaching the holy site. There was no violence in the area on Monday when thousands of Jews worshipped at the Western Wall. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 5 Calon Hakim Agung Punya Selingkuhan
Refleksi: Kalau suka sama suka dan selingkunhan adalah calon isteri tambahan, apakah tidak boleh? http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1category=13subcat=14id=10112 5 Calon Hakim Agung Punya Selingkuhan JAKARTA, Bangkapos.com ? Saat ini enam kursi hakim agung di Mahkamah Agung kosong. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Komisi Yudisial (KY) melakukan seleksi terhadap 35 calon hakim agung (CHA). Namun, hanya tiga calon yang bisa dianggap bersih. Hasil penelusuran Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI) yang bekerja sama dengan Indonesia Coruption Watch (ICW) menemukan, dari 35 calon hakim agung yang diseleksi KY terdapat 25 calon busuk. ?Lima dari 25 itu mempunya selingkuhan atau WIL (wanita idaman lain) dan melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga),? tegas Ilian Deta Artasari, Koordinator Pemantauan Peradilan ICW Ilian Deta Artasari di kantor ICW, Jakarta, Minggu (4/10). Menurut Ilian, temuan lima orang ini berdasarkan laporan masyarakat yang diterima organisasinya. Dari 25 calon bermasalah, MaPPI mencatat terdapat lima calon yang diduga sebagai pencari kerja atau job seeker yang diragukan pengabdiannya. Kemudian empat calon memiliki tingkat kekayaan dan gaya hidup yang tidak wajar. Tiga calon terindikasi sebagai pemain perkara, tiga calon sering menyalahgunakan wewenang, dan dua calon diindikasi melakukan korupsi. Meski dominan dengan calon busuk, MaPPI dan ICW juga mencatat masih ada tiga calon yang dianggap pantas dan kredibel. ?Sejauh ini mereka tidak memiliki persoalan terkait dengan integritas. Sedangkan tujuh orang lainnya belum jelas mengenai integritas dan kualitasnya,? ucap Ilian. Tiga calon yang kredibel berasal dari hakim karier dan dua orang dari nonkarier. Atas dasar itu, ICW dan MaPPI memberi masukan agar KY tidak hanya memikirkan kuantitas tanpa memikirkan kualitas dan integritas para CHA. Mereka mendesak agar KY tidak meloloskan calon hakim busuk karena bisa membahayakan peradilan Indonesia. ?Kalau memang kebutuhan enam dan yang berkualitas hanya sepuluh, jumlah itu saja yang diserahkan ke DPR. Jangan dipaksakan lebih dari itu!? tegas Wakil Koordinator ICW Emerson Yuntho. Emerson juga mengkritik proses seleksi yang dilakukan KY. Menurutnya, keterlibatan langsung komisioner KY tidak diperlukan dalam seleksi tersebut. Keadaan tersebut membuat komisioner KY sangat rentan terlibat KKN. ?Mengapa? Jika proses kunjungan ke rumah, ke keluarganya, ke kerabatnya yang terkait kepentingan calon, dapat dipastikan terbuka peluang KKN, baik langsung atau tidak langsung,? ujarnya. Untuk itu, ICW dan MaPPI mendesak KY menyerahkan tugas dan wewenang penyeleksian calon kepada bidang investigasi. ?Bukan komisioner, yang lebih kepada pembuat kebijakan,? tuturnya. (persda Network/cr2) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Baru Dibangun Gedung SD Ambruk
Refleksi : Astagafirullah ! http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/05/baru-dibangun-gedung-sd-ambruk Baru Dibangun Gedung SD Ambruk Oktober 5, 2009 - 20:51 BOGOR (Pos Kota) - Hujan deras disertai sambaran petir yang mengguyur Bogor, Senin sore menyebabkan Gedung SDN Cikereteg 3 yang baru dibangun dan 80 persen sudah rampung, ambruk. Kejadian mengejutkan warga Kampung Ciderum RT 03/RW 09, Desa Ciderum, Kecamatan Caringin yang tinggal di dekat sekolah itu. Menurut Dede, warga setempat, bersamaan atap bangunan baru SDN Cikereteg 3 itu runtuh sekitar pukul 15:45, terdengar suara yang keras. Saya sedang membereskan rumah, kaget dengar suara brruukk! Seketika dia bersama tetangga segera berlarian menuju sumber suara, ternyata atap sekolah itu rubuh. Ketua RT 03 Kampung Ciderum, Harun mengatakan, tak menduga bangunan SD itu atapnya runtuh padahal dibangan pakai baja ringan. Pembangunan gedung baru ini hampir rampung dan Jumat (2/9) lalu, ditinjau pegawai dari Dinas Cipta Karya Pemkab Bogor yang menyatakan bangunan ini layak huni, terangnya. Dia menduga kejadian ini dikarenakan rangka atap yang terbuat dari baja ringan kurang kokoh. Entah karena untuk menghemat biaya, atau kesalahan perhitungan dari pihak konsultan, katanya. Dari data yang dihimpun, anggaran pembangunan gedung SD yang terdiri atas dua ruang kelas ini sebesar Rp. 211.996.000 dan pembangunannya dimulai pada 21 Juli lalu. Direncanakan selesai pada 18 Oktober mendatang dengan pemborong CV. Alpha Omega. Sayang sebelum serah terima bangunan, ada musibah, beruntung tidak terjadi saat bangunan sedang dipakai belajar, kata Harun. (iwan/B) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Distribusi Makanan Lambat, Korban Gempa Mulai Kelaparan
Jawa Pos [ Senin, 05 Oktober 2009 ] Distribusi Makanan Lambat, Korban Gempa Mulai Kelaparan PADANG - Para korban gempa berkekuatan 7,6 skala Richter mulai kelaparan. Mereka yang kekurangan makanan tak hanya yang berada di daerah terpencil, tapi juga di Kota Pariaman dan Padang. Bantuan makanan telat datang. Hal itu dikeluhkan para warga Enam Lingkung Nagari Pakandangan, Kampung Panas, Padang Pariaman. Menurut Yulianti, salah seorang warga, sejak gempa terjadi Rabu lalu (30/9), desanya belum mendapat bantuan makanan sama sekali. ''Ada bantuan pakaian. Tapi, buat apa? Kami nggak butuh pakaian, keluhnya. Yulianti bersama ratusan warga lain hampir putus asa. Pasalnya, persediaan makanan mereka sudah menipis. ''Bisa makan sekali sehari sudah untung, ujarnya. Hal serupa terjadi di Kota Pariaman. Tak urung, saat bantuan tiba, para warga langsung mengular antre di posko bencana. Bahkan, mereka saling berebut mi yang dibagikan para relawan. ''Sabar, ya bapak-bapak, ibu-ibu, ujar salah seorang relawan. Namun, para warga semakin tidak sabar. ''Sabar bagaimana, sudah kelaparan seperti ini, celutuk salah seorang ibu. Mendengar celetukan itu, para relawan hanya tersenyum. Di perkampungan China, Kota Padang, warga keturunan Tionghoa juga kekurangan makanan. Apalagi, mereka yang rumahnya habis tertelan gempa. Sampai hari keempat pascagempa, sejumlah masyarakat mengeluh belum menerima bantuan dari pemerintah setempat. Masyarakat hanya bertahan dengan persediaan logistik yang tersisa. Para korban itu mengaku kecewa atas lambannya pendistribusian makanan. ''Sampai hari ini kami sama sekali belum menerima bantuan. Bagaimana bentuk bantuan dan apa rasanya kami tak tahu. Sementara persediaan di rumah sudah sangat terbatas. Jika kondisi ini terus berlanjut, bisa-bisa kami mati kelaparan, ujar Zulkani, salah seorang korban gempa di RT 01 RW 07 Pasar Ambacang. Dia sangat menyayangkan lambannya pendistribusian logistik dari pemerintah. Padahal, logistik tersebut sangat dibutuhkan masyarakat setempat. ''Kami sangat ingin bantuan logistik itu segera datang. Kami yang tua-tua bisalah menahan lapar. Tapi, bagaimana dengan anak-anak? ujarnya. Hal senada dikeluhkan Kasman, ketua RT 03 RW 05 Rawang Ketaping. Padahal, di tempat tinggalnya ada sekitar 500 korban gempa. Lebih parah lagi beberapa dusun terpencil di Padang Pariaman. Di antaranya Dusun Korong Sialangan, Padang Alai, Koto V Timur dan Desa Nagari Tandikek, yang berbatasan dengan Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung. Persediaan makanan warga, seperti beras dan mi, sudah menipis. Bahkan, ada yang sudah tak memiliki beras sama sekali. ''Di bawah (Padang Alai, Red) katanya ada posko. Kami ingin minta bantuan makanan,'' ujarnya. Memasuki dusun itu, yang terlihat hanya puing-puing rumah berserakan. Tatapan para bocah terlihat kosong, seolah tak bermasa depan. Sudah beberapa hari ini mereka hanya makan mi. ''Kami harus berhemat. Yang penting bisa makan bareng-bareng,'' jelas Firdaus, salah seorang warga Korong Sialangan. Bukan hanya kondisi rumah mereka yang mengenaskan. Pada malam, dusun itu gelap gulita. Selain listrik yang memang belum masuk, minyak tanah yang biasa untuk menghidupkan lampu tidak bisa lagi mereka dapatkan. Kalaupun ada sisa sedikit, mereka lebih memilih menggunakan untuk memasak. Kemarin warga mulai berbenah. Mereka mengais-ngais barang yang diperkirakan masih bisa dipakai. Peralatan rumah tangga yang masih bisa diperbaiki mereka selamatkan. Kursi, meja, lemari, dan perabotan lain mereka kumpulkan. Mereka juga mengais sisa makanan di reruntuhan rumah mereka. ''Setiap hari kami mencari sisa makanan seperti ini,'' ujar Tahir, warga lainnya. Karena mulai kelaparan, warga mulai ada yang turun ke bawah perbukitan. Mereka mendatangi posko bantuan yang ada di Padang Alai. ''Hingga hari ini, belum ada bantuan yang datang,'' ujar Samiun, juga warga Korong Sialangan. Sejatinya, warga memaklumi bila belum ada bantuan yang datang lantaran sulitnya akses menuju ke dusun mereka. Tapi, mereka berharap agar usaha mencari bantuan makanan ke posko bisa berhasil. ''Dari dulu kami memang terisolasi, apalagi setelah ada gempa ini,'' ucapnya. Nagari Tandikek memiliki beberapa korong (setingkat dusun), antara lain Jumanak, Gunuang Tigo, dan Lubuaklaweh. Kira-kira 90 persen rumah penduduk dan fasilitas umum di tiga dusun itu rata dengan tanah. Ratusan orang diperkirakan tertimbun reruntuhan bukit yang mengitari nagari tersebut. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Heryanto Rustam tidak menampik adanya daerah yang belum tersentuh bantuan. Karena itu, dia berjanji mempercepat pendistribusian bantuan. ''Memang kami akui, mungkin masih ada daerah yang belum tersentuh bantuan. Bantuan yang masuk dibagi rata. Jadi, dapatnya memang sedikit-sedikit seperti itu, jelasnya. Dirjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI mendeteksi 10 titik yang dikategorikan kawasan rawan
[wanita-muslimah] SMS Berisi Isu Diskriminasi dari Kampung Pecinan
Jawa Pos [ Senin, 05 Oktober 2009 ] SMS Berisi Isu Diskriminasi dari Kampung Pecinan HARI keempat pascagempa di Padang mulai diwarnai munculnya isu-isu sensitif dan kabar penjarahan yang potensial mempergetir nasib para korban. Warga Tionghoa yang bermukim di sebuah kampung pecinan di pusat Kota Padang, misalnya, dikabarkan telah menjadi korban diskriminasi dalam hal penanganan evakuasi dan pembagian bantuan. Sebuah pesan singkat yang beredar dari HP ke HP kemarin, misalnya, berbunyi: Tell the world, Stop the donation to West Sumatra!!! Primordialism and racism is happening in there, Chinese people didn't allowed to have food and was forced to buy the food aid. Family of mine was at there!!! Please sent out this massage to the world so they know the true!!! (katakan pada dunia, stop bantuan ke Sumatra Barat!!! Primordialisme dan rasisme terjadi di sana, warga Tionghoa tak diperbolehkan mendapatkan makanan dan dipaksa membeli bantuan makanan. Keluargaku di sana!!! Tolong sebarkan pesan ini ke seluruh dunia biar mereka tahu kenyataan ini!!!) Benar tidaknya kenyataan yang terjadi di kampung Tionghoa dengan isi SMS itu, Sutan Zaili Asril, direktur Padang Ekspres, anak perusahaan Jawa Pos di Padang semalam memberi penuturan. Dari pengamatannya selama empat hari setelah terjadi gempa, proses evakuasi terhadap korban bencana di Pondok China memang dinilai lambat. Hal itulah yang memicu merebaknya isu pendistribusian bantuan yang tak adil di beberapa tempat, termasuk di kawasan Pecinan. Padahal, buruknya manajemen dan ketidakberdayaan petugaslah yang sebenarnya terjadi. Di sisi lain, para korban sangat membutuhkan bantuan. Zaili menilai, distribusi bantuan yang diberikan pemkot juga tidak mengarah. Entah kenapa, kesannya pemerintah cenderung memprioritaskan evakuasi di Hotel Ambacang, LBB Gama, Prayoga, Sigma, maupun LBB Lia. Padahal, evakuasi di Pondok China maupun Pasaraya seharusnya juga menjadi prioritas karena jumlah korbannya sangat banyak, terang Zaili lebih lanjut. Perlu juga diketahui, situasi lebih memiriskan dulu juga terjadi beberapa hari pascagempa tsunami Aceh pada 2004. Buruknya manajemen penyaluran bantuan dan minimnya pengawasan membuat situasi menjadi bar-bar dan tak terkontrol. Di berbagai tempat di Aceh, waktu itu, para penjarah bahkan sampai tega memotong jari mayat korban tsunami untuk mengambil cincin, anting di kuping, dan perhiasan lain. Sejak hari pertama gempa, kami belum mendapat bantuan sama sekali, kata Ny Esther, salah seorang warga yang bermukim di Jalan Klenteng. Padahal, lokasi kampung tempat tinggal Esther berada di pusat Kota Padang. Apalagi, rumah wanita 43 tahun itu luluh lantak. Bangunannya tinggal separo, seperti dibelah menjadi dua. Menanggapi isu sensitif itu, Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim Sulton Amin benar-benar sangat prihatin. Menurut dia, hal itu sangat memalukan. Terlebih, perhatian dunia saat ini juga mengarah pada kondisi para korban gempa. ''Jangan sampai relawan asing yang membantu di Padang hengkang sebelum waktunya gara-gara masalah ini,'' ujarnya. Dia menambahkan, sudah waktunya membuang ego pribadi yang muncul akibat perbedaan suku, agama, ras ,dan warna kulit. Perasaan senasib sebagai warga Indonesia dan sesama korban gempa yang membutuhkan bantuan seharusnya mampu melebur perbedaan itu. Selain itu, dia mengharapkan seluruh masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. Bahkan, dia siap membantu kalau langkah prosedural seperti melaporkan kepada pihak terkait tetap tidak membawa perubahan. ''Langkah terkahir adalah menyerahkan bantuan langsung ke etnis Tionghoa maupun kelompok lain yang didiskriminasikan,'' tegasnya. (kit/dim/lea) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] UN Declares Norway Best Place to Live in World, Niger Worst
http://thejakartaglobe.com/news/un-declares-norway-best-place-to-live-in-world-niger-worst/333725 October 05, 2009 UN Declares Norway Best Place to Live in World, Niger Worst Bangkok. Norway has retained its status as the world's most desirable country to live in, according to UN data released on Monday, which ranks sub-Saharan African states afflicted by war and HIV/AIDS as the least attractive places. Data collected prior to the global economic crisis showed people in Norway, Australia and Iceland had the best living standards, while Niger, Afghanistan and Sierra Leone scored worst in terms of human development. Indonesia ranked 111th out of 182 countries, while its archnemesis, Malaysia, ranked 66th. The United Nations Development Program index was compiled using 2007 data on GDP per capita, education and life expectancy, and showed marked differences between the developed and developing world. Despite significant improvements over time, progress has been uneven, the UNDP said in a statement. Many countries have experienced setbacks over recent decades, in the face of economic downturns, conflict-related crises and the HIV/AIDS epidemic, and this was even before the impact of the global economic crisis was felt. Life expectancy in Niger was 50, about 30 years shorter than Norway, according to the index. For every dollar earned per person in Niger, $85 was earned in Norway. Half the people in the poorest 24 countries were illiterate, compared with 20 percent in nations classed as having medium levels of human development, the index showed. Japanese people lived longer than others, to 82.7 years on average, while life expectancy in war-ravaged Afghanistan was just 43.6 years. Liechtenstein has the highest GDP per capita at $85,383 in a tiny principality home to 35,000 people, 15 banks and more than 100 wealth management companies. People were poorest in the Democratic Republic of Congo, where average income per person was $298 per year. Five countries - China, Venezuela, Peru, Colombia and France - climbed three or more places from the previous year, driven by greater earnings and longer life expectancy. China, Colombia and Venezuela also scored better due to improvements in education. The UNDP, which has published the index annually since 1990, said human development had improved globally by 15 percent since 1980, with China, Iran and Nepal the biggest climbers in the chart. Reuters [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peluang Rizki, Shalat Hajat, dan Doa Kemudahan Rizki
Dalam suasana krisis global ini tak jarang dari kita yg terkena imbasnya. Tapi kita yakin bahwa kekuasaan Allah swt dan kedermawananNya tak akan pernah terkena oleh krisis apapun. Untuk itu semoga berkat shalat dan doa ini, Allah swt memberi kemudahan kepada kita. Shalat hajat ini ada kisahnya, berikut cara shalat dan doa ini, silahkan copy-paste dari: http://feeds.feedburner.com/KeluargaBahagia Berikut teks arab, bacaan teks latin dan terjemahannya. CATATAN: Di Blog tsb juga ada Link peluang2 usaha dan bisnis dari Google AdSense.