[wanita-muslimah] True story - Kisah HIV/AIDS
Ini kisah betulan-true story. Akhirnya setelah kurang lebih 3 bulan-an, perempuan ini tidak mau minum obat dan tetap merasa bahwa ia baik2 saja. Akhirnya perempuan ini meninggal dunia dalam usia yang belum 30 tahun. Inna lillahi wa inna ilayhi rajiuun. l.meilany --- Isteri Yang Tertular Suaminya. Upaya memutus penyebaran HIV/AID adalah pemeriksaan laboratorium secara berkala jika pernah mendapat transfusi darah, pecandu narkoba, atau yang menggunakan jarum suntik secara bergantian. Mau menggunakan pengaman/kondom ketika melakukan kegiatan seks, demi mencegah penularan. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Meskipun tidak menjadi jaminan, tapi bisa menjadi sinyal bagi adanya penyakit yang lain. HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja, bayi-bayi yang suci tanpa dosa, orang-orang yang hidup teratur, agamis. - Inilah kisah ketidaktahuan yang mengenaskan; Adalah seorang perempuan muda, katakanlah namanya Fulanah. Fulanah bekerja di sebuah rumah sakit Islam, menjadi pegawai administrasi. Bukan karena tempat bekerjanya yang mewajibkan berjilbab, tapi memang Fulanah telah berjilbab sejak ia remaja. Jilbabnya panjang dan lebar menutupi pinggulnya. Pada hari-hari libur, Fulanah menghabiskan waktunya untuk menimba ilmu agama di pengajian masjid. Ia juga rajin mendatangi majelis-majelis taklim untuk mendengarkan ceramah, kajian-kajian agama. Banyak pria yang notabene baik-baik, alim jatuh hati pada Fulanah yang cantik, lembut serta salihah. Tapi Fulanah justru menjatuhkan hatinya pada seorang pemuda mantan pecandu narkoba yang telah kembali ke jalan yang benar dan juga aktif di beberapa pengajian. Orang tua Fulanah menasihati, mengapa memilih pemuda mantan pecandu, bukankah banyak pemuda yang lebih baik dan cinta pada Fulanah? Fulanah mengatakan, pemuda mantan pencandu tersebut lebih memerlukan perhatian, bimbingan agama. Akhirnya penikahanpun berlangsung. Mereka hidup penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan. Dua tahun pernikahan, tiba-tiba suami Fulanah terserang penyakit, batuk terus menerus, darah keluar dari mulutnya dan akhirnya meninggal. Para kerabat menduga suaminya terkena TBC, mungkin akibat kebiasaan merokok yang belum hilang. Beberapa bulan kemudian Fulanah menikah lagi dengan teman sepengajiannya. Sampai setahun Fulanah belum juga hamil. Bahkan yang datang kemudian adalah Fulanah sering menderita sakit kepala. Berbilang hari dan minggu keluhannya tak kunjung reda meskipun telah dilakukan berbagai cara pengobatan. Akhirnya Fulanah di rawat di rumah sakit dimana ia bekerja. Para dokter berupaya keras menyembuhkan dan mencari tahu apa penyakitnya, tapi tetap nihil. Keadaan Fulanah bahkan kian memprihatinkan. Fulanah dirujuk ke RSCM, disana dilakukan pemeriksaan lebih akurat dan menyeluruh. Ternyata Fulanah yang salihah terkena AIDS. Penyakitnya sudah semakin parah. Ketika suaminya dianjurkan dokter untuk melakukan pemeriksaan, suaminya menolak. Ia mengatakan, bahwa tak mungkin ia akan terserang HIV/AIDS, karena ia hidup bersih dan sangat agamis. Ia bahkan tidak pernah merokok, tidak pernah bermiras, tidak pernah berzinah, tidak pernah melacur. Ia juga tidak yakin isterinya terkena penyakit yang mematikan tersebut. Karena ia tahu persis perilaku isterinya yang sangat salihah. -- [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev
Jadi emang butuh Moderator untuk menyaring ato nge blocked dong ya?..he..he..he. Ane dah baca loper2 ente di milis tetangga. Ane pengen di sini suatu yg beda yg sesuai dengan nama milis ini. Do u understand me? I stand underyou... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "sunny" wrote: > > Rajin membaca banyak pengetahuan! Kalau tidak mau membaca no, coret atau > blocked. > > - Original Message - > From: Lina > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, December 11, 2009 4:51 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev > > > > Ane juga sebetulnya merasa terganggu dengan kiriman2 Nyong AMbon manise > ini. Sampe ane suudzon deh,"ape seh maunya Nyong atu ini?". Kurang gawean, > ato punya motif tertentu". Sebetulnya die cuma mo kirim berita yang satu > 'type' aja tapi supaya gak ketauan ato spy keliatan fair dikirim deh berita > yg typenye macem2. Emang dah kerjaannye kali ye? Nyong Ambon dibayar untuk > itu. > > Mengapa terganggu? Lah ane datang ke milis ini untuk mendapatkan > berita2/pelajaran2 yg sesuai dengan nama milis ini. Kalo mo berita2 begini > mah, gak perlu ane nangkring di milis ini...:-( > > Status 'message delivery' ane di group ini kan 'no email', jadi emang gak > menuh2in inbox ane seh. Cuma, begitu buka milis tercinta ini, trus satu layar > isinye penuh ama loper dari Nyong Ambon ini, males deeeh..sama aje ama milis > tetangga...:-( > > So des ne. > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "aishayasmina2002" > wrote: > > > > Dulu saya pernah kirim japrian ke pak Sunny Ambon, minta tolong supaya > postingannya dipilih yang cocok untuk milis WM ini, jangan ngawur masuk2in > apa saja sesuka hati, jadi sampah yang menuh2in inbox tiap anggota juga > milis. Keberadaan yang baik dari seseorang di dalam milis itu bukan dengan > banyak posting berita dari sana-sini, apalagi berita yang tidak relevan > dengan milis. > > > > Tapi, tiidak ada jawaban dari japrian saya ini. Sebetulnya hal ini tidak > masalah, tidak perlu dijawab tapi saya dan mungkin para moderator atau teman2 > sesama anggota milis ini akan sangat senang jika pak Ambon Sunny ini mengubah > cara postingannya, lebih tertib. Sayangnya tidak terjadi perubahan, tetap > saja banyak postingan sampah yang tidak relevan yang umumnya tidak > dikomentari orang, dibaca semuanya aja nggak tuh, tidak sempat lah. > > > > Jadi, tolong pak Sunny Ambon, rasanya apapun agama yang anda anut, tidak > mengijinkan perbuatan yang sia-sia seperti bikin penuh satu milis dengan > tulisan2 orang lain yang tidak relevan. > > > > Saya yakin pak Ambon adalah orang yang selalu ingin lebih baik setiap > saat, jadi kita tunggu perubahannya untuk menyaring tulisan2 orang lain yang > akan dimasukkan ke WM ini. Terima kasih ya pak Ambon untuk perubahannya :) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi wrote: > > > > > > Apa relevansinya dengan milis ini? > > > sekedar loper koran, > > > pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, > > > atau jor-joran banyak-banyakan posting? > > > > > > Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang > > > layak ditayangkan? > > > On 12/10/09, sunny wrote: > > > > > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > > > > > > > Communists Give Support to Medvedev > > > > 10 December 2009 > > > > By Alexander Bratersky > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
Re: [wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev
lha ente mau nggak inboxnya dipenuhi tawaran viagra, berita harga cabe di Pulogadung, Banyumas, dan Sumenep, headline dari Pos Kota, berita peresmian dan gunting pita tugu pahlawan tak dikenal, dll? Katanya rajin baca? Sekali lagi, perhatikan dong milisnya, Anda memang punya sumbangan dengan berita-berita yang relevan: - penderitaan buruh migran, misalnya, Kalo menurut suuzhan mbak Lina, yang posting utama jangan-jangan berita Kuba, Russia, anti-SBY, supaya ngga mencolok ditambahi berita TKW, Begitukah? Jadi, Anda perlu bantuan Moderator untuk memblok dan mencoret berita-berita tidak karuan? 2009/12/10 sunny : > Rajin membaca banyak pengetahuan! Kalau tidak mau membaca no, coret atau > blocked. > > - Original Message - > From: Lina > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, December 11, 2009 4:51 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev > > > > Ane juga sebetulnya merasa terganggu dengan kiriman2 Nyong AMbon manise ini. > Sampe ane suudzon deh,"ape seh maunya Nyong atu ini?". Kurang gawean, ato > punya motif tertentu". Sebetulnya die cuma mo kirim berita yang satu 'type' > aja tapi supaya gak ketauan ato spy keliatan fair dikirim deh berita yg > typenye macem2. Emang dah kerjaannye kali ye? Nyong Ambon dibayar untuk itu. > > Mengapa terganggu? Lah ane datang ke milis ini untuk mendapatkan > berita2/pelajaran2 yg sesuai dengan nama milis ini. Kalo mo berita2 begini > mah, gak perlu ane nangkring di milis ini...:-( > > Status 'message delivery' ane di group ini kan 'no email', jadi emang gak > menuh2in inbox ane seh. Cuma, begitu buka milis tercinta ini, trus satu layar > isinye penuh ama loper dari Nyong Ambon ini, males deeeh..sama aje ama milis > tetangga...:-( > > So des ne. > > wassalam, > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "aishayasmina2002" > wrote: > > > > Dulu saya pernah kirim japrian ke pak Sunny Ambon, minta tolong supaya > postingannya dipilih yang cocok untuk milis WM ini, jangan ngawur masuk2in > apa saja sesuka hati, jadi sampah yang menuh2in inbox tiap anggota juga > milis. Keberadaan yang baik dari seseorang di dalam milis itu bukan dengan > banyak posting berita dari sana-sini, apalagi berita yang tidak relevan > dengan milis. > > > > Tapi, tiidak ada jawaban dari japrian saya ini. Sebetulnya hal ini tidak > masalah, tidak perlu dijawab tapi saya dan mungkin para moderator atau teman2 > sesama anggota milis ini akan sangat senang jika pak Ambon Sunny ini mengubah > cara postingannya, lebih tertib. Sayangnya tidak terjadi perubahan, tetap > saja banyak postingan sampah yang tidak relevan yang umumnya tidak > dikomentari orang, dibaca semuanya aja nggak tuh, tidak sempat lah. > > > > Jadi, tolong pak Sunny Ambon, rasanya apapun agama yang anda anut, tidak > mengijinkan perbuatan yang sia-sia seperti bikin penuh satu milis dengan > tulisan2 orang lain yang tidak relevan. > > > > Saya yakin pak Ambon adalah orang yang selalu ingin lebih baik setiap > saat, jadi kita tunggu perubahannya untuk menyaring tulisan2 orang lain yang > akan dimasukkan ke WM ini. Terima kasih ya pak Ambon untuk perubahannya :) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi wrote: > > > > > > Apa relevansinya dengan milis ini? > > > sekedar loper koran, > > > pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, > > > atau jor-joran banyak-banyakan posting? > > > > > > Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang > > > layak ditayangkan? > > > On 12/10/09, sunny wrote: > > > > > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > > > > > > > Communists Give Support to Medvedev > > > > 10 December 2009 > > > > By Alexander Bratersky > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com > > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links > > > >
[wanita-muslimah] Brazil river threatened by drought
Mau lihat video : http://english.aljazeera.net/news/americas/2009/12/200912113135630705.html Friday, December 11, 2009 06:49 Mecca time, 03:49 GMT Brazil river threatened by drought While talks and speeches to try to reach a new global treaty continue in Copenhagen, the effects of climate change can already been seen. One country that is particularly suffering is Brazil, where the northern Amazonas region is suffering from a devastating drought. The drought is threatening the Manaquiri river, killing the marine life and destroying the livelihoods of local fishermen. Al Jazeera's Gabriel Elizondo reports. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev
Rajin membaca banyak pengetahuan! Kalau tidak mau membaca no, coret atau blocked. - Original Message - From: Lina To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, December 11, 2009 4:51 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev Ane juga sebetulnya merasa terganggu dengan kiriman2 Nyong AMbon manise ini. Sampe ane suudzon deh,"ape seh maunya Nyong atu ini?". Kurang gawean, ato punya motif tertentu". Sebetulnya die cuma mo kirim berita yang satu 'type' aja tapi supaya gak ketauan ato spy keliatan fair dikirim deh berita yg typenye macem2. Emang dah kerjaannye kali ye? Nyong Ambon dibayar untuk itu. Mengapa terganggu? Lah ane datang ke milis ini untuk mendapatkan berita2/pelajaran2 yg sesuai dengan nama milis ini. Kalo mo berita2 begini mah, gak perlu ane nangkring di milis ini...:-( Status 'message delivery' ane di group ini kan 'no email', jadi emang gak menuh2in inbox ane seh. Cuma, begitu buka milis tercinta ini, trus satu layar isinye penuh ama loper dari Nyong Ambon ini, males deeeh..sama aje ama milis tetangga...:-( So des ne. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "aishayasmina2002" wrote: > > Dulu saya pernah kirim japrian ke pak Sunny Ambon, minta tolong supaya postingannya dipilih yang cocok untuk milis WM ini, jangan ngawur masuk2in apa saja sesuka hati, jadi sampah yang menuh2in inbox tiap anggota juga milis. Keberadaan yang baik dari seseorang di dalam milis itu bukan dengan banyak posting berita dari sana-sini, apalagi berita yang tidak relevan dengan milis. > > Tapi, tiidak ada jawaban dari japrian saya ini. Sebetulnya hal ini tidak masalah, tidak perlu dijawab tapi saya dan mungkin para moderator atau teman2 sesama anggota milis ini akan sangat senang jika pak Ambon Sunny ini mengubah cara postingannya, lebih tertib. Sayangnya tidak terjadi perubahan, tetap saja banyak postingan sampah yang tidak relevan yang umumnya tidak dikomentari orang, dibaca semuanya aja nggak tuh, tidak sempat lah. > > Jadi, tolong pak Sunny Ambon, rasanya apapun agama yang anda anut, tidak mengijinkan perbuatan yang sia-sia seperti bikin penuh satu milis dengan tulisan2 orang lain yang tidak relevan. > > Saya yakin pak Ambon adalah orang yang selalu ingin lebih baik setiap saat, jadi kita tunggu perubahannya untuk menyaring tulisan2 orang lain yang akan dimasukkan ke WM ini. Terima kasih ya pak Ambon untuk perubahannya :) > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi wrote: > > > > Apa relevansinya dengan milis ini? > > sekedar loper koran, > > pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, > > atau jor-joran banyak-banyakan posting? > > > > Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang > > layak ditayangkan? > > On 12/10/09, sunny wrote: > > > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > > > > > Communists Give Support to Medvedev > > > 10 December 2009 > > > By Alexander Bratersky > [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev
Ane juga sebetulnya merasa terganggu dengan kiriman2 Nyong AMbon manise ini. Sampe ane suudzon deh,"ape seh maunya Nyong atu ini?". Kurang gawean, ato punya motif tertentu". Sebetulnya die cuma mo kirim berita yang satu 'type' aja tapi supaya gak ketauan ato spy keliatan fair dikirim deh berita yg typenye macem2. Emang dah kerjaannye kali ye? Nyong Ambon dibayar untuk itu. Mengapa terganggu? Lah ane datang ke milis ini untuk mendapatkan berita2/pelajaran2 yg sesuai dengan nama milis ini. Kalo mo berita2 begini mah, gak perlu ane nangkring di milis ini...:-( Status 'message delivery' ane di group ini kan 'no email', jadi emang gak menuh2in inbox ane seh. Cuma, begitu buka milis tercinta ini, trus satu layar isinye penuh ama loper dari Nyong Ambon ini, males deeeh..sama aje ama milis tetangga...:-( So des ne. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "aishayasmina2002" wrote: > > Dulu saya pernah kirim japrian ke pak Sunny Ambon, minta tolong supaya > postingannya dipilih yang cocok untuk milis WM ini, jangan ngawur masuk2in > apa saja sesuka hati, jadi sampah yang menuh2in inbox tiap anggota juga > milis. Keberadaan yang baik dari seseorang di dalam milis itu bukan dengan > banyak posting berita dari sana-sini, apalagi berita yang tidak relevan > dengan milis. > > Tapi, tiidak ada jawaban dari japrian saya ini. Sebetulnya hal ini tidak > masalah, tidak perlu dijawab tapi saya dan mungkin para moderator atau teman2 > sesama anggota milis ini akan sangat senang jika pak Ambon Sunny ini mengubah > cara postingannya, lebih tertib. Sayangnya tidak terjadi perubahan, tetap > saja banyak postingan sampah yang tidak relevan yang umumnya tidak > dikomentari orang, dibaca semuanya aja nggak tuh, tidak sempat lah. > > Jadi, tolong pak Sunny Ambon, rasanya apapun agama yang anda anut, tidak > mengijinkan perbuatan yang sia-sia seperti bikin penuh satu milis dengan > tulisan2 orang lain yang tidak relevan. > > Saya yakin pak Ambon adalah orang yang selalu ingin lebih baik setiap saat, > jadi kita tunggu perubahannya untuk menyaring tulisan2 orang lain yang akan > dimasukkan ke WM ini. Terima kasih ya pak Ambon untuk perubahannya :) > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi wrote: > > > > Apa relevansinya dengan milis ini? > > sekedar loper koran, > > pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, > > atau jor-joran banyak-banyakan posting? > > > > Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang > > layak ditayangkan? > > On 12/10/09, sunny wrote: > > > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > > > > > Communists Give Support to Medvedev > > > 10 December 2009 > > > By Alexander Bratersky >
[wanita-muslimah] World's most extravagant meals
http://www.thepeninsulaqatar.com/features/featuredetail.asp?file=decemberfeatures52009.xml World's most extravagant meals (REUTERS) Forbes.com has compiled a list of 11 of the world's most extravagant meals: 1. Daniel Boulud's Caviar - New York City At $205, Daniel's tasting menu is a relative bargain compared to other high-end Manhattan eateries but care for some caviar in the lounge before dinner? Fifty grams of Boulud's private-label Caspian Sea Golden Ossetra caviar goes for $860. 2. The French Laundry - Napa Valley Even the wiliest concierges have trouble scoring reservations at Chef Thomas Keller's The French Laundry. Each day Keller and his staff create two nine-course $240 menus - a chef's "tasting" menu and a "vegetable" menu - promising not to repeat a single ingredient on either menu. 3. $1,000 Sultan's Golden Cake - Istanbul Upon request the pastry chef at hotel the Ciragan Palace Kempinski will prepare a "golden cake" that has been flavoured with fruits marinated for years, vanilla beans from French Polynesia and French wheat. But what makes this the ultimate bakery bling is the dusting of 24-karat edible gold. 4. White Truffle Dinner at Les Amis - Singapore For special clients, Les Amis, the elegant French restaurant in Singapore, can arrange a top-to-bottom white truffle menu that starts at $800 per person. 5. $5,000 Fleur Burger - Las Vegas Created by Fleur de Lys chef Hubert Keller, the man behind Burger Bar in the Mandalay Bay hotel, this burger contains kobe beef, truffles and foie gras. The real cost comes with the concoction's accompaniment. 6. Nino's Bellissima Pizza - New York There's nothing special about the sauce or the crust. This pizza earns its $1,000 price tag with its toppings. Nino's in New York loads down this pie with caviar and fresh Maine lobster. There's also some salmon roe and a little wasabi. 7. Dinner In The Sky "People were getting bored with just going to the same old restaurants," says David Ghysels, the Belgian entrepreneur who created this movable restaurant suspended by a crane. If you've got the cash, Ghysels will bring his portable dining room anywhere he's got clearance. Bringing a star chef and his suspended restaurant to a US locale could cost between $50,000 and $100,000. 8. Picnic on Macaroni Beach, Mustique Island Barbecued chicken, mango and avocado salad, couscous with vegetables and punch sounds like standard picnic fare. Unless, of course, your picnic is on Macaroni Beach, on the exclusive Mustique island in the West Indies. The private island is open only to guests who own or rent some of its stunning villas, all of which come with their own kitchen staff. 9. Chef's Table at L'Espadon - Paris This restaurant, complete with a climbing lilac tree in the middle of the opulent dining room, serves up dishes like roast rib of milk-fed veal in a hay-infused stock and filet de boeuf Rossini with "cappuccino-style" mashed potatoes (with truffles and cocoa). Occasionally, Executive Chef Michel Roth invites guests to dine at the chef's table, offering a ringside seat to the choreography of the Ritz's mythical kitchens. 10. Private Dinner at Chef Louis Pous For diners who aren't into travelling, Little Palm Island resort chef Louis Pous has started making house calls. For $10,000 (for up to 10 people) plus travel costs, the chef and his staff of two will fly anywhere in the United States to prepare a private meal. The package, which must be reserved 30 days in advance, does not include, china or stemware. 11. Dinner at Three on the Bund - Shanghai This small domed dining room capping Three on the Bund, Shanghai's upmarket shopping and dining complex, is so intimate it can only squeeze in two diners and a butler. While taking in the panoramic views of Shanghai, you can feast on food from any of the restaurants in the complex including Jean-Georges Vongerichten's Jean Georges, Laris or Whampoa Club, for about $500 for two [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Qaeda-linked militants behind Baghdad bombings
http://www.saudigazette.com.sa/index.cfm?method=home.regcon&contentID=2009121156754 Friday, 11 December 2009 - 24 Thul-Hijjah 1430 H Qaeda-linked militants behind Baghdad bombings BAGHDAD - Iraqi insurgents linked with Al-Qaeda claimed responsibility for bombings that killed 112 people this week and said their campaign of violence would continue, according to a website."The young men of Islam ... set off to target the citadels of evil, the nests of infidelity and the centres of the rejectionist government," the Islamic State of Iraq said. "We are determined to uproot this government and pull down its pillars and target its points of strength. The list of targest will not end until the banner of one God is once again raised over Baghdad...," the statement, dated Dec. 9, said, using language often used by radicals. The group said it had targeted the labor and finance ministries and judicial buildings in its "third wave" of attacks. The authenticity of the claim could not be verified. Tuesday's attacks wounded 425 people, when four car bombs ripped through the Iraqi capital. Health Ministry officials said 77 people died but police sources put the toll higher at 112. The same group previously claimed responsibility for twin suicide bombings on Oct. 25 that killed 155 people, and for two others on Aug. 19 that killed 95 people at two other ministries. - Reuters [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ba'asyir: HAM Adalah Hak Melaksanakan Syariat Islam
Refleksi : Di majalah National Geography bulan Okt. 2009, Ba'asyir mengatakan : " Islam tidak kompatibel dengan demokrasi". http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=10084:baasyir-ham-adalah-hak-melaksanakan-syariat-islam&catid=1:nasional&Itemid=54 Ba'asyir: HAM Adalah Hak Melaksanakan Syariat Islam Thursday, 10 December 2009 17:35 Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) sering dimaknai dengan kebebasan tanpa batas. Hal itu tidak aneh, lantaran HAM memang didefinisikan Barat Hidayatullah.com-Hak Asasi Manusia (HAM) yang benar, menurut pengasuh Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Solo, Ustad Abubakar Ba'asyir adalah hak dan kebebasan melaksanakan syariat Islam. "HAM dalam Islam, yakni kebebasan untuk melaksanakan syariat Islam," ujar Ba'asyir kepada www.hidayatullah.com saat ditanya masalah Hari HAM Se-Dunia. Jika ada definisi yang lain (dari Barat, red), semuanya bathil. Apalagi, definisi HAM Barat selalu berbentuk kerusakan, seperti perzinaan dan homoseksual. Beda halnya dengan Islam. Jika syariat Islam dilaksanakan, maka hal positif yang akan muncul. Seperti diketahui, hari Kamis (10/12) ini di seluruh negara memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM). Tak terkecuali di Indonesia, diisi dengan sejumlah demonstrasi. Mereka menuntut kasus-kasus pelanggaran HAM, terutama perihal kebebasan dan kemanusiaan. Aksi memperingati Hari HAM Se-Dunia biasanya jatuh setiap tanggal 10 Desember. Di Indonesia, peringatan Hari HAM tampak sepi, boleh jadi karena massa sudah memperingati Hari Antikorupsi yang jatuh pada hari Rabu (9/12). [ans/www.hidayatullah.com] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Human Rights group reports violations in Arab countries
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=NzkxNDcxNDIx Human Rights group reports violations in Arab countries Published Date: December 09, 2009 CAIRO: US-allied Arab governments in the Middle East are flouting human rights through violations including torture, extra-judicial killings and repressive laws, an Egyptian human rights group said yesterday. In a report chronicling the human rights records of 12 Arab countries, the Cairo Institute for Human Rights Studies accused the Obama administration of not applying enough pressure for Middle East reforms. The single most worrying sign for the future of the Arab region is the widespread impunity and flagrant lack of accountability that persists," according to the report. "President Barack Obama avoided taking a clear stance on human rights issues in the Arab region." The report also said political and social protests remained targets for repression. In Egypt, a major US ally, the report noted that the government resorts to emergency laws and state security tribunals to stifle opponents. Other US allies such as Saudi Arabia and the Persian Gulf states "remain dangerous for human rights activists." In Bahrain, which hosts the US Navy's 5th Fleet, human rights are increasingly targets for arbitrary arrest, torture, trials and smear campaigns, the rights group said. Other countries criticized in the report include Tunisia, Iraq and Syria, where President Bashar Assad "continues to crack down." Officials from Egypt and Saudi Arabia did not comment on the report. Other Arab countries in the past have scoffed at such reports as being "hostile" and have refused to comment. The report added that gains achieved by the political opposition and civil society over the last five years have now become targets of attack by the Arab governments. The rights group partially blames the US government, saying US Secretary of State Hillary Rodham Clinton failed to address the issue during a meeting with her Arab counterparts in Morocco last month. "This was a a kind of a green light given to the Arab governments to continue these practices," said Bahey El-Din Hassan, head of the Cairo Institute for Human Rights Studies. - AP [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] The women who guard other women in Egypt
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MTExMzU5MDI2Mg== The women who guard other women in Egypt Published Date: December 10, 2009 CAIRO: Her hair neatly tucked under a Muslim headscarf, Dawlat Al-Amine practises aikido regularly in a Cairo gym where she and her female colleagues learn martial arts to protect other women. The blackclad "ladyguards" provide a niche service to women who have broken through the Arab world's glass ceiling and achieved fame and fortune, but who feel they cannot resort to male protection out of deference to the region's conservative mores. The leader of neighbouring Libya, Muammar Gaddafi, is famous for his female bodyguards, dubbed Amazons. But clients of the "ladyguards" include Egyptian actresses and pop divas, as well as princesses and wealthy businesswomen from the oil-rich Gulf. "We were the first to create a service of ladyguards, for several reasons," said Cherif Khaled, managing director of Falcon group which first launched the service three years ago. "Women in Egypt now have been able to break into different fields. They have become businesswomen, lawyers, judges, even marriage officials," he said. "When given the opportunity, Egyptian women are able to succeed. But Khaled added that even when women do break through, they ignore the conservative traditions of a male-dominated society like Egypt at their peril. "At the end of the day, we are a Middle Eastern society. When a woman passes through a security check, she prefers to be searched by a woman rather than by a man," he said. "When you are dealing lady to lady, things are much easier. The Falcon group, a subsidiary of Egyptian bank CIB, employs 3,800 security personnel, providing services ranging from personal protection to cash transfer to security systems. In 2008, the company made net profits of 13 million Egyptian pounds ($2.3 million). It has some 300 "ladygyards" on its register, all of whom have been put through a rigorous training in martial arts and "static surveillance" skills. "I like the idea of protecting VIPs and the idea that I can defend myself anywhere at any time," sai d Amine. "It is important for me to be able to protect my integrity. Although Amine, 20, wears the Muslim headscarf, the hijab is not a compulsory part of the uniform. She says her work has given her a sense of power and status in a country where women often fall victim to male discrimination or harassment. Amani Mahmoud is also learning the ropes at the Heliopolis gym where Amine works out. "It's a new idea," she said. "Why do boys always get the opportunities? I decided to enter this field to prove that I could do it and I found that I really liked it. The-21-year old admits it was not easy persuading her family it was the right choice of career. "I faced lots of problems from my father who said: 'You are not going to be able to defend yourself' but I have proved to him that I can do it and that I can be as brave as a man. I can go out on the streets and defend myself, in or out of work," she said. Falcon advertises regularly in the Egyptian press. Recruits must be between 20 and 35, and have gone through higher education and have martial arts skills. All are put through medical and psychological tests, including an assessment of their conflict management skills. English speakers have an edge. "If a woman client is going to a foreign country, we have to provide a ladyguard who has those skills," said Falcon client relations manager Mohammed Salah. - AFP [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Don't disown Dubai
http://weekly.ahram.org.eg/2009/976/op22.htm 10 - 16 December 2009 Issue No. 976 Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875 Don't disown Dubai Despite all criticism, in part driven by envy, Dubai is a symbol of Arab renaissance and deserves to be rallied, writes Emad Fawzi Shoeibi* City-state Dubai is being punished today. It is being punished for straying from the well-trodden path and for thinking the unthinkable. Fired by its own ambition, Dubai rose high, turned the desert into a lively oasis, and never looked back. Across the world, economies prosper on resources such as water. City-state Dubai thought outside the box and survived on a dream. Its wealth came mostly from ideas, solutions, a removal of red tape, and a defiance of fear. Dubai has stepped out of the Arab mindset. It tried to speak the language of the capitalist world, without having staged a bourgeois revolution, without engaging in sectarian or religion wars, and without following the usual pattern. Dubai sprang onto the scene without ideology or theories. It imparted a cosmopolitan identity on a region known for its conservative ideologies. And it wasn't afraid to try new things. In a way, Dubai invoked the cultural diversity of coastal Greek towns. Success came at a price. The cosmopolitan nature of Dubai was questioned by those who disapproved of openness and diverse identities. The world may have talked a lot about globalisation and how it would change our lives, and yet small cities have a hard time of it without the support of a major country. Paris is a cosmopolitan city par excellence, and it is at home with its cosmopolitanism. Dubai had to try harder, and take greater risks. In the end, a major global tremor took no time in shaking it to the roots. One has to respect the Dubai mindset. One has to respect Dubai for surging ahead with no thought for the conventional constraints of development everyone talked about. While the rest of the Arab world dithered, Dubai acted. Economic development is not a decision for economists to make, but is rather a political affair. Development is governed by domestic decisions. The world economic condition is also a factor to take into account. Development is a question of possibilities, of what is permissible and what is impermissible. Taboos can be skirted, and Dubai skirted a bunch. There is a difference between development and mere construction. But in the case of Dubai this difference mattered little. Before long, a legend was created, and the good times lasted for nearly three generations. There is nothing wrong with development being led with the construction sector. And Dubai did just that, challenging all the taboos. For that it deserves respect. Had Dubai waited for others to sanction its growth, it would still be waiting. The theorists wouldn't accept anything less than a huge production-based economy. Dubai's ideas were unconventional to say the least. Henry Kissinger once wrote an article about the dangers of the United Arab Emirates making $900 billion a year, according to his estimate, because of rising oil prices. He published this article right after the collapse of Lehman Brothers. Now the loss of $200 billion seems quite tame. It is permissible to construct, but impermissible to launch into a full-fledged development scheme. This is the accepted wisdom. This is the equation of permissibility and impermissibility. And many countries, learning from Gamal Abdel-Nasser's fate, now stick to this equation. Some go slow on development because it is the safest way. They may have a point, for countries trying their luck at full-scale development are often ostracised. The Arabs live in a restricted horizon, their fate restricted by others: the West or the globalised world as a whole. Dubai rebelled against that fate. It acquired its own glass façades, as well as the highest tower in the world. Simon Hendersen, a Baker fellow and director of the Gulf and Energy Programme at The Washington Institute, jokes about what happens to the tallest building when all the tenants leave. Does it become the emptiest building? Arabs with dreams of full-scale development mustn't ridicule Dubai. To mock Dubai is to approve of the restrictions placed upon us. Dubai belongs to all the Arabs. It is a model that deserves support, not indifference. Dubai should once again rise, like a phoenix from the ashes, helped by its Arab brethren. The risk was worth it, although the ideologues may disagree and the police mentality may be offended. Dubai was part of our progress. We cannot gloat at it now, or even forget about it. Dubai is not dead yet. We, the Arabs, have a chance to learn from it. A nation that cannot learn is doomed. We cannot think small utilitarian thoughts when we think Dubai. This city-state is part of the Arab renaissance. It has gone
Re: [wanita-muslimah] Senyum, Sapa dan Salam
DALAM TUBUH MANUSIA ADA SEGUMPAL DAGING.. Sebuah artikel yang meyentuh dan bagus... Rasulullah bernasehat bahwa senyum yang asli itu adalah sedekah atau pahala.. membuat orang menjadi senang..membuat orang menjadi senang adalah perbuatan kebajikan,,dan mudah membawa kesuksesan.. Kalau kita lihat orang yang bisa bersenyum itu, kalau hatinya bersih dari kontrol setan.. Untuk membuat hati yang bersih, harus selalu ingat ALLAH... Setan akan bisa keluar dari sarangnya hanya dgn mengingat ALLAH.. Orang2 yang berhati bersih, orang2 inilah yang dapat menjadi tamu ALLAH swt. Kalau hati bersih...pasti kata katanya yang keluar dari hati akan bersih pula..artinya kata katanya sejuk dan bermanfaat.. Kalau hati kotor, maka kata katanya keluar dari hatinya pun kotor dan merusak.. menyakiti ...dan dari kata kata yang kotor mejelama menjadi perbuatan2 kekerasan dan teror Kita lihat dari segoilongan Islam kalau berdiskusi yang berbeda dgn mereka , berbeda pemahaman islam, mereka lansung berkata kata kotor dan berolok olok... dan bahkan ingin melarang dan mengeluarkan orang tersebut dari milist... Sesungguhnya golongan yang menamkan Islam itu sudah terkontrol oleh setan.. Tampa mereka sadari.semoga ALLAH memberikan hidayah kepada nya. Amien HATI YANG BERSIH AKAN KELUAR KATA KATA YG BERSIH PULA. http://latifabdul.multiply.com/journal/item/214 --- On Thu, 12/10/09, Mujiarto Karuk wrote: From: Mujiarto Karuk Subject: [wanita-muslimah] Senyum, Sapa dan Salam To: tahajjud_c...@yahoogroups.com Date: Thursday, December 10, 2009, 10:49 AM Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Bissmillahirrohmaan irrohiim “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.QS. Al-Hasyr (59) : 18. ''Kamu tidak akan pernah bisa menarik simpati orang lain dengan harta benda yang kamu miliki, tetapi kamu bisa menarik simpati orang lain dengan wajah ceria (senyum) dan dengan akhlak yang baik.'' (HR Abu Yu'la dan Al-Baihaqi). Setiap orang mempunyai bibir. Akan tetapi, tidak setiap orang bisa dan biasa untuk tersenyum. Senyum memiliki dampak yang beragam. Coba bayangkan jika kita melihat teman yang biasanya tersenyum, tetapi kemudian senyum itu tak tampak lagi di bibirnya. Tentu kita akan bertanya-tanya ada apa. Sementara dengan senyuman, akan membuat orang lain merasa senang, aman, tenteram, nyaman, dan damai. Senyum memang begitu dahsyat. Ada yang karena senyuman, orang menjadi teriris hatinya. Inilah yang disebut dengan senyuman sinis. Ada pula senyuman yang membuat orang yang melihatnya menjadi mabuk kepayang hingga terjerumus ke lembah maksiat. Inilah senyuman menggoda yang ditebar para lelaki dan wanita penggoda. Senyum sejenis ini tentu akan membawa bencana karena bisa menyebabkan orang melanggar larangan Allah SWT. Ada juga senyum yang membuat hati kita bergetar melihatnya. Itulah senyum ketabahan dari seorang hamba yang ikhlas menerima ujian Allah SWT. Ada lagi senyum ketegaran. Inilah senyuman dari orang yang tegar dalam menerima ujian, baik itu berupa bencana alam maupun kepahitan hidup. Selain itu, ada juga senyum yang penuh dengan ketulusan. Senyum ini membuat orang yang melihatnya ikut berbahagia. Di antara manfaat senyum adalah menambah daya tarik. Orang yang murah senyum kepada sesama akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebab, senyum yang berangkat dari ketulusan hati merupakan sedekah. ''Senyummu terhadap saudaramu adalah kebajikan.'' (HR At-Tirmidzi) . Begitulah dahsyatnya dampak dari sebuah senyuman yang mempunyai banyak arti. Sampai-sampai Rasulullah SAW menegaskan hal tersebut dalam hadisnya. Pernah suatu ketika Rasulullah SAW terlihat berwajah masam ketika seorang pemuda lewat di hadapannya dengan rambut yang acak-acakan. Karena merasa diperhatikan, pemuda itu bertanya-tanya dalam hati. Apakah gerangan yang membuat Rasulullah SAW bermuka masam padanya? Ternyata, rambutnya yang acak-acakan itulah yang menjadi penyebabnya. Ketika pemuda itu lewat kembali di depan Rasulullah SAW dengan penampilan yang lebih menarik, maka Rasulullah SAW mengembangkan senyumnya. Itulah senyum Rasulullah SAW kepada umatnya. Lalu, sudahkah kita menjadikan senyum sebagai modal utama dalam mendakwahkan Islam di muka bumi ini? “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk me
[wanita-muslimah] Re: Communists Give Support to Medvedev
Dulu saya pernah kirim japrian ke pak Sunny Ambon, minta tolong supaya postingannya dipilih yang cocok untuk milis WM ini, jangan ngawur masuk2in apa saja sesuka hati, jadi sampah yang menuh2in inbox tiap anggota juga milis. Keberadaan yang baik dari seseorang di dalam milis itu bukan dengan banyak posting berita dari sana-sini, apalagi berita yang tidak relevan dengan milis. Tapi, tiidak ada jawaban dari japrian saya ini. Sebetulnya hal ini tidak masalah, tidak perlu dijawab tapi saya dan mungkin para moderator atau teman2 sesama anggota milis ini akan sangat senang jika pak Ambon Sunny ini mengubah cara postingannya, lebih tertib. Sayangnya tidak terjadi perubahan, tetap saja banyak postingan sampah yang tidak relevan yang umumnya tidak dikomentari orang, dibaca semuanya aja nggak tuh, tidak sempat lah. Jadi, tolong pak Sunny Ambon, rasanya apapun agama yang anda anut, tidak mengijinkan perbuatan yang sia-sia seperti bikin penuh satu milis dengan tulisan2 orang lain yang tidak relevan. Saya yakin pak Ambon adalah orang yang selalu ingin lebih baik setiap saat, jadi kita tunggu perubahannya untuk menyaring tulisan2 orang lain yang akan dimasukkan ke WM ini. Terima kasih ya pak Ambon untuk perubahannya :) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi wrote: > > Apa relevansinya dengan milis ini? > sekedar loper koran, > pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, > atau jor-joran banyak-banyakan posting? > > Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang > layak ditayangkan? > On 12/10/09, sunny wrote: > > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > > > Communists Give Support to Medvedev > > 10 December 2009 > > By Alexander Bratersky
Re: [wanita-muslimah] Communists Give Support to Medvedev
Apa relevansinya dengan milis ini? sekedar loper koran, pembawa acara Dunia (Komunis) Dalam Berita, atau jor-joran banyak-banyakan posting? Atau Anda memerlukan bantuan Moderator menyaring posting mana yang layak ditayangkan? On 12/10/09, sunny wrote: > http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html > > Communists Give Support to Medvedev > 10 December 2009 > By Alexander Bratersky > President Dmitry Medvedev found an unlikely ally Wednesday in Communist > leader Gennady Zyuganov, who praised the president and criticized Prime > Minister Vladimir Putin at a presentation of his own plan to modernize > Russia. > > Even the title of Zyuganov's program, "Go Russia, Toward Socialism!" > mirrored Medvedev's "Go Russia!" article, which was released in September > and served as the backbone for the president's recent state-of-the-nation > address calling for Russia to modernize. > > "President Medvedev speaks about modernization, while Prime Minister Putin > endorses conservatism," Zyuganov told reporters as he sought to highlight > political differences between the two leaders who say they run the country > in tandem. > > Zyuganov noted that Putin's Cabinet and United Russia, chaired by Putin, had > yet to draft a modernization program providing substance to Medvedev's broad > initiative. "The program of innovations offered by the president in the > state-of-the-nation address has not been supported by the United Russia > party and government," he said. > > The substance offered by the Communists' modernization program includes > abolishing the flat 13 percent income tax, boosting state support for > agriculture, nationalizing raw material industries and giving tax holidays > to medium-sized businesses. > > Zyuganov said he agreed with Medvedev's call to disband state corporations, > which were created during Putin's presidency and do not have to follow the > same rules as other companies. > > "President Medvedev said state corporations work ineffectively, but the > prime minister provides cover for this ineffectiveness," Zyuganov said. > > He urged the State Council, a policymaking group comprised of federal > government officials, governors and lawmakers and chaired by Medvedev, to > review the Communists' program at its next session in January. > > Zyuganov used a book of comic strips to present the program during a news > conference at the offices of Interfax. > > While Zyuganov has grown increasingly critical of Putin during the economic > crisis, he has taken a softer stance toward Medvedev in what analysts said > could be a sign that the Communists prefer Medvedev in the ruling tandem. "I > am not saying the Communists will make Medvedev their leader, but they will > take each other's interests into account" in the next State Duma elections, > said Alexei Mukhin, an analyst with the Center for Political Information. > > Mukhin said the Communist Party was the only major political group left for > Medvedev because the others were controlled by Putin and his retinue. > > Zyuganov denied on Wednesday that his party would merge with A Just Russia, > an idea proposed by A Just Russia leader and Federation Council Speaker > Sergei Mironov earlier this week. > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > === > Milis Wanita Muslimah > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com > Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com > > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links > > > > -- Sent from my mobile device
[wanita-muslimah] Video: Iranian Basij hits motorist
Click: http://www.jpost.com/servlet/Satellite?cid=1260439873265&pagename=JPost%2FJPArticle%2FShowFull [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Brazil and Uruguay Send US Dollar Home
http://english.pravda.ru/world/americas/10-12-2009/111028-brazil_uruguay-0 10.12.2009 Brazil and Uruguay Send US Dollar Home Brazil and Uruguay may damage their relations with the USA. On December 7, the governments of these two countries signed an agreement about the transition to local currencies in bilateral trade. According to both Brazil and Uruguay, the new measure is to stimulate regional integration of Latin American countries. Besides, they expect that sidelining the US dollar will facilitate the increase of the goods exchange and ease the trade. They have the following arguments: now Brazil and Uruguay will be able to avoid possible losses caused by currency exchange difference. Earlier, "outrageous" Hugo Chavez, Venezuela's leader, approached Latin American countries with the initiative to abandon the US dollar. As we can see, he was heard by the left wing. Brazilian President Luiz Inacio LULA da Silva is considered a moderate socialist who was more than once seen amicably embracing Chavez. Uruguay's José Alberto Mujica Cordano is much more radical. On November 30, 2009, Mujica, a candidate from Frente Amplio coalition, which in English stands for "wide front," won the presidential election. The coalition was founded in 1971 by socialists, communists, Marxists-Leninists, social-democrats and independent left. Mujica is also known as "El Pepe" since 1960-1980s, when he was an active member of Tupamaros (National Liberation Movement) and fought against Pro-American military dictatorship. The movement used all possible methods against junta, including terroristic and criminal ones, staging the robbing of banks, explosions, attacks, and taking hostages. Tupamaros was the first urban guerrilla organization Mujica's way to power was difficult and thorny. The future President was wounded several times, and was arrested and tortured on a number of occasions. He spent 15 years in prisons. Yet, he did not break down . He escaped prison twice, and continued fighting . In 1985, he was included in the amnesty and released. That was the time he began his ascent to the political Olympus. In recent years, Mujica served as the Minister of Livestock, Agriculture, and Fisheries. Despite his turbulent revolutionary background, he promised to be moderate in his policy making, and continue the course of the former socialist President Tabaré Vázquez. Is the decision of Brazil and Uruguay to abandon the US dollar in bilateral trade justified from an economic and political viewpoint? Experts Vadim Toperman and Valery Garbuzov shared their opinions with Pravda.ru. Vadim Toperman, Director of the Center for Economic Research of the Institute for Latin American countries: "The decision of Brazil and Uruguay to abandon the US dollar in bilateral trade was not a big sensation. The Russian government recently stated that it may do the same thing. In September of the last year, Brazil signed a similar agreement with Argentina. Reciprocal payments in Brazilian reals and Argentinean pesos began as early as 2007, and in 2008 it was legally recorded. Abandonment of the US dollar is beneficial for both Brazil and Uruguay since the trade between these two countries is constantly growing. This provokes technical difficulties . The main reason is economical, not political. Lately, the US dollar has unstable reputation, and its exchange rate to the Brazilian real and Uruguayan peso changes daily, which makes trading difficult and causes losses. Valery Garbuzov, Head of Foreign Policy Department of the Institute for the USA and Canadian Studies: "This was another demonstration of the general Latin American tendency to abandon American currency. It began with Venezuela that had been hatching this plan for a while. Chavez's appeals to abandon the US dollar were heard as early as in 2007. He was supported by Cuba and other allies in the region. The reason for this was not economic at all. This was a reflection of the political situation. This is a way for governments of a number of counties to demonstrate their anti-Americanism. Their leaders do not think much about economic and political consequences of these decisions. For them, the most important thing is the beginning. However, it is hardly likely that they will be able to fully abandon the US dollar since all countries in the region are somehow linked to the American currency. Sergey Balmasov Pravda.Ru [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Communists Give Support to Medvedev
http://www.themoscowtimes.com/news/article/communists-give-support-to-medvedev/391211.html Communists Give Support to Medvedev 10 December 2009 By Alexander Bratersky President Dmitry Medvedev found an unlikely ally Wednesday in Communist leader Gennady Zyuganov, who praised the president and criticized Prime Minister Vladimir Putin at a presentation of his own plan to modernize Russia. Even the title of Zyuganov's program, "Go Russia, Toward Socialism!" mirrored Medvedev's "Go Russia!" article, which was released in September and served as the backbone for the president's recent state-of-the-nation address calling for Russia to modernize. "President Medvedev speaks about modernization, while Prime Minister Putin endorses conservatism," Zyuganov told reporters as he sought to highlight political differences between the two leaders who say they run the country in tandem. Zyuganov noted that Putin's Cabinet and United Russia, chaired by Putin, had yet to draft a modernization program providing substance to Medvedev's broad initiative. "The program of innovations offered by the president in the state-of-the-nation address has not been supported by the United Russia party and government," he said. The substance offered by the Communists' modernization program includes abolishing the flat 13 percent income tax, boosting state support for agriculture, nationalizing raw material industries and giving tax holidays to medium-sized businesses. Zyuganov said he agreed with Medvedev's call to disband state corporations, which were created during Putin's presidency and do not have to follow the same rules as other companies. "President Medvedev said state corporations work ineffectively, but the prime minister provides cover for this ineffectiveness," Zyuganov said. He urged the State Council, a policymaking group comprised of federal government officials, governors and lawmakers and chaired by Medvedev, to review the Communists' program at its next session in January. Zyuganov used a book of comic strips to present the program during a news conference at the offices of Interfax. While Zyuganov has grown increasingly critical of Putin during the economic crisis, he has taken a softer stance toward Medvedev in what analysts said could be a sign that the Communists prefer Medvedev in the ruling tandem. "I am not saying the Communists will make Medvedev their leader, but they will take each other's interests into account" in the next State Duma elections, said Alexei Mukhin, an analyst with the Center for Political Information. Mukhin said the Communist Party was the only major political group left for Medvedev because the others were controlled by Putin and his retinue. Zyuganov denied on Wednesday that his party would merge with A Just Russia, an idea proposed by A Just Russia leader and Federation Council Speaker Sergei Mironov earlier this week. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PEACE CALL
http://www.gulf-daily-news.com/NewsDetails.aspx?storyid=266241 PEACE CALL Posted on » Thursday, December 10, 2009 MANAMA: Justice, fraternity, equality and non-discrimination are essential for a secure, stable and peace-loving world. "The principles of co-existence, tolerance, equality and acceptance of others are key values for stable modern societies," His Royal Highness Prime Minister Prince Khalifa bin Salman Al Khalifa said yesterday. He spoke as Bahrain joins other nations in celebrating International Human Rights Day today. It marks the 61st anniversary of the acceptance by the UN General Assembly of the Universal Declaration of Human Rights. This year's anniversary is under the theme: "Accepting Diversity, Ending Discrimination". "The political, economic, social and cultural challenges facing the world require joint international action," HRH the Premier said He stressed the need to promote equality between peoples, combat racists and hate-mongers as they threaten international security and peace and endanger the future of humanity. He urged the international community to back UN efforts to combat all forms of racism and protect human dignity. He also described education and human rights as crucial to promote tolerance and acceptance of diversity. Bahrain's human rights strides in the era of His Majesty King Hamad also came under the spotlight. "Bahrain has always been pioneering in implementing non-discrimination principles enshrined in the Universal Human Rights Declaration," he said. He highlighted the principles endorsed in the constitution and the National Action Charter. "We have legislated laws incriminating discrimination on the basis of colour, gender, religion or sect," he said. He paid tribute to His Majesty's initiatives, which put Bahrain at the forefront in respecting human rights. The establishment of the National Human Rights Authority was also hailed as key asset to anchor human rights and promote transparency. HRH the Premier highlighted the crucial role of non-governmental organisations in complementing the government's efforts. He reiterated commitment to work with the UN and other organisations to promote human rights. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Golkar Akan Bongkar Tuntas Kasus Century
Rwefleksi : Silahkan bongkar, jangan cuma bicara! http://www.gatra.com/artikel.php?id=132833 Janji Aburizal Bakrie Golkar Akan Bongkar Tuntas Kasus Century Bekasi, 10 Desember 2009 10:22 DPP Partai Golkar menegaskan akan membongkar tuntas kasus Bank Century, hingga masyarakat mendapat gambaran jelas tentang aliran dana serta ada tidaknya kesalahan prosedur dalam kasus itu. Ketua Umum DPP Partai Golkar Ir H Aburizal Bakrie, usai melantik pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, di Bekasi, Rabu malam (9/12) mengatakan, pihaknya tidak ragu untuk membongkar kasus tersebut sampai tuntas. "Kami akan minta aparat untuk menggunakan semua data sebagai dasar penyelidikan. Ini penting, agar jangan nantinya fitnah yang dipakai sebagai suatu dasar untuk mengambil keputusan," ujar mantan Menko Kesra itu. Ia juga minta agar Pansus di DPR tidak takut dan menyerah pada tekanan, baik tekanan yang menghambat maupun berupa fitnah. "Itu saya sampaikan kepada Sekjen selaku ketua Pansus," ujarnya. Pemilik kelompok usaha Bakrie Grup itu menyatakan Partai Golkar mendukung sepenuhnya Idrus selaku ketua Pansus. "Kita berdoa agar yang lain percaya kepadanya, sekaligus memberikan kesempatan. Jangan semua menduga-duga, karena kalau kita selalu begitu, jadinya tak baik," ujarnya. Aburizal Bakrie yang akrab dipanggil Ical, menyatakan keyakinannya bahwa kasus Bank Century akan bisa dibongkar. Ia minta semua pihak mendoakan dan jangan sampai "suudzon". "Orang hidup harus optimis dan kami berkeyakinan kasus itu bisa diselesaikan," ujarnya, menandaskan. Disinggung tentang Partai Golkar juga menikmati aliran dana dari bank itu, Ical menyatakan, silahkan dibuktikan. Ia mengatakan belum pernah mendengar adanya hal itu. "Ini saya pikir isu dari wartawan saja," katanya. Ketika ditanyakan bila dari hak angket terbukti Boediono salah dalam pengucuran dana ke Century, kemudian dituntut mundur sebagai Wapres dan kemungkinan posisi itu digantikan oleh Ketua Umum Partai Golkar ?, Ical sempat terdiam sejenak, lalu menjawab, "Wapresnya kan sudah ada, yaitu Boediono." Ical ke Bekasi melantik Irianto MS Syafiuddin, Bupati Tasikmalaya yang terpilih menjadi Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Barat, serta Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, selaku Sekum partai tersebut. [TMA, Ant] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] TKW Asal Karawang Disiksa Majikan
http://www.gatra.com/artikel.php?id=132835 TKW Asal Karawang Disiksa Majikan Karawang, 10 Desember 2009 10:38 Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Cilogo, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, Ida Farida, 24 tahun, disiksa majikannya di Yordania, dengan tudingan mencuri perhiasan dan uang. "Anak saya tidak tahan selalu mendapat siksaan dari majikannya, jadi terpaksa berusaha kabur dengan nekad lompat dari lantai 3, hingga cedera," kata Sarinem, ibu kandung korban, di Karawang, Kamis (10/12). Kasus yang menimpa Ida tersebut sempat berlanjut hingga ke pengadilan negeri setempat, tapi majelis hakim dalam persidangan itu menyatakan Ida tidak terbukti bersalah. Setelah itu, Ida pun kembali bekerja di rumah majikannya. Namun, TKW asal Karawang tersebut menderita karena selalu disiksa oleh majikannya. Akibat berbuat nekad dengan cara melompat dari lantai 3, Ida mengalami luka-luka di bagian kaki kiri dan pinggang. Ida baru sampai ke tanah kelahirannya pada Selasa (8/12) malam. Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang, RM Adilhati Kosyungan mengaku belum mendapatkan laporan mengenai kasus yang menimpa Ida. Selanjutnya, pihaknya akan melakukan pengecekan tentang kasus tersebut. Sementara itu, sesuai dengan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat, kasus yang menimpa TKI asal Karawang, di luar negeri pada 2009 ini meningkat dibandingkan kasus TKI yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Kasus TKI asal Karawang sejak Januari hingga November 2009 yang terdata di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencapai 40 kasus. Sedangkan kasus TKI asal Karawang selama 2008 sebanyak 39 kasus, dan pada 2007 hanya tercatat 17 kasus TKI asal Karawang. Rata-rata, jenis kasusnya ialah tidak diberikan gaji, pelecehan seksual, penyiksaan, hingga kematian yang menimpa TKI (akibat bunuh diri, sakit dan kecelakaan). [TMA, Ant [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] President Correa describes
http://www.granma.cu/ingles/2009/diciembre/mier9/President-Correa.html Havana. December 9, 2009 President Correa describes Cuba as the world champion of solidarity and humanism Anneris Ivette Leyva García AFTER months of genetic and psychological-social research throughout one third of Ecuadorian territory, 192 Cuban collaborators, members of the Manuela Espejo solidarity mission, have returned to Cuba to celebrate the 51st anniversary of the Revolution with their families and the nation as a whole. Moments before leaving, after having studied disabilities in more than 78,000 people and visiting almost 380,000 homes - where they also provided neurophysiologic, psychological, angiological, and otolaryngological care - the Cuban doctors received the gratitude of the Ecuadorian people and government. Ecuadorian President Rafael Correa described Cuba as the world champion of solidarity and humanism. Hilda Hernández Madera, an official from the Ministry of Public Heath in charge of designing strategies and preparing the methodologies to consolidate the study, described the opportunity to be part of this brigade as attaining a doctorate in principle, ethics, and humanism. She assured Fidel, Raúl, and heath officials that in the midst of such difficult geographical and climate conditions, it was evident that the future of the Revolution is assured. Speaking of how the Cuban collaborators withstood all the difficulties they had to confront, Marcia Cobas, MINSAP deputy minister, congratulated the brigade on their results and reaffirmed that the ALBA mission, based on values of solidarity instilled by Fidel and Raúl, was made material in them and knew no borders. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] A dad at 77 years
http://www.dailychilli.com/news/1262-a-dad-at-77-years A dad at 77 years Ning taking care of the newborn while his wife is resting. (Photo: Hunan Online) A septuagenarian became the oldest father in his village when his wife gave birth to a baby boy. Ning Jianyou, 77, said this was the most joyful moment in his life as he had become a father again after 47 years. The farmer had a son from his second marriage but the boy died at the aged of three. Since then, Ning has no children until Nov 23, when his fourth wife Xiao Wen, 40, gave birth at a hospital in Hunan province, China. China's Hunan Online reported that Ning was seen carrying the newborn in his arms all the times. He was grinning from ear-to-ear while talking with his relatives and friends who were at the hospital to congratulate him. "This guy eats a lot," he told them, saying that he was so happy that he could not sleep for a few nights after his son's birth. He named the baby Xiu Ming. Ning said he went through three marriages before he met Xiao Wen. He said he married the first wife in 1945 when he was 13 years old. "We were too young and always fought for nothing. So we decided to divorce the next year,'' he said. Ning said he married a second time in 1958 and they had a son but the boy died from an ailment. He said the second marriage ended in divorce too. In 1966, Ning married his third wife but she died some time after. "Before she died, she asked me to find a woman who could take care of me but I have decided to stay single,'' he said. He remained a bachelor until he met Xiao Wen in 1993. He was 61 then. "I saw her wandering in the streets and said hello to her out of politeness but she followed me home. "I later found out that she is mute. I did not know who she was and where she was from, so I let her settle down at my place and I gave her a name - Xiao Wen,'' he said, adding she eventually became his fourth wife. Ning said his biggest problem was to find more money to bring up the son. He is currently receiving a monthly allowance of 130 yuan (RM65) from the government. He also has side income selling the crops he planted and making wooden chairs. Published Dec 9, 2009 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Indonesian Reform at Stake in Bank Century Battle
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2191&Itemid=175 Indonesian Reform at Stake in Bank Century Battle Written by Our Correspondent Thursday, 10 December 2009 Finance minister accuses Bakrie of trying to oust her The woman who is perhaps the most respected member of Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono's cabinet has turned a battle over a 2008 bank bailout into a very public scrap with one of the country's richest and most powerful men. At stake may be the future, not just of Finance Minister Sri Mulyani Indrawati's tenure in the cabinet but broader efforts to reform the way Indonesia does business. Sri Mulyani, who is highly regarded by investors as a symbol of change and open government, told the Wall Street Journal Thursday that Aburizal Bakrie, a mining tycoon who is also chairman of the Golkar Party, is unhappy with her efforts to reform the country's notoriously corrupt bureaucracy and that his political party is trying to oust her from government. She said Bakrie and his allies in the House of Representatives (DPR) were behind an effort to unseat her by manipulating a pending probe into the $710 million government bailout of Bank Century in November 2008. Following the interview's publication, Golkar officials denied targeting the finance minister. Bakrie did not comment. The bailout, Sri Mulyani told the newspaper, was necessary to save the bank's collapse from creating a panic that could have undermined the banking system. "I felt like what I did was the right thing for the country," she told the Journal. Sri Mulyani and Vice President Boediono, who was central bank governor at the time of the bailout, both approved the measure. They have recently been targets of critics who say the money was misused and that the action itself may have been illegal. Boediono has also defended the action as necessary. Sri Mulyani's potshots at Bakrie in the interview seem to have raised the stakes in the matter considerably. They follow weeks of speculation here that either she or Boediono or both will be sacrificed for political expediency. Rumors abound that Bakrie himself is hoping to gain the vice presidency if Boediono is ousted. Sri Mulyani said she has been at odds with Bakrie since the stock market here plummeted in 2008 after a run on Bakrie-affiliated shares that made up one-third of the bourse's value. Trading at the time was halted for several days, something she opposed. She told the Journal that Bakrie himself ordered the closure of the exchange, a move he would not have had the legal authority to carry out. Now Bakrie's Golkar Party, which is loosely allied with Yudhoyono and ruled the country for years when the former dictator Suharto was in power, is leading the DPR investigation into the Bank Century affair. Sri Mulyani says it is all about pay back. "Aburizal Bakrie is not happy with me," she told the Journal. "I'm not expecting anyone in Golkar will be fair or kind to me" during the probe. The fight could determine the course of reform in Indonesia and the two figures could hardly be more different. Bakrie is a classic shadow warrior who wields power in the dark corners of the country's opaque business and regulatory environment. He moves in and out of government - he was in Yudhoyono's first cabinet - and seems to use his considerable official influence to aid his many companies, including the country's largest coal mining outfit. Sri Mulyani, a one-time International Monetary Fund official and university professor, is widely credited with steering the country successfully through the current global economic slowdown, paying down the public debt and trying to weed out widespread corruption. Left to sort out the mess is Yudhoyono, who in many ways represents both sides of the struggle. Having come from the military under former dictator Suharto, Yudhoyono survived and prospered in the shadows of what was called the New Order. His wife, who is said to wield considerable power herself behind the scenes, is the daughter of one of Suharto's key military allies from the days when he seized power in 1967 following a massive bloodletting that targeted the country's once powerful communist movement. But Yudhoyono has also embraced the idea that Indonesia should be a modern power, a member of the G20 and an emerging democratic model. He has won the presidency twice on a platform of battling corruption - and Sri Mulyani is often pointed to as one of the symbols of the change Yudhoyono professes to believe in. The confrontation between Bakrie and Sri Mulyani, who is also known for her toughness and determination, comes as the president has seen the beginning of his second term in office marred by various scandals, among them an attem
[wanita-muslimah] Indonesians take to the streets
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/KL11Ae01.html Dec 11, 2009 Indonesians take to the streets By Patrick Guntensperger JAKARTA - Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono's political troubles are being compounded by a street movement led by several of the democracy-promoting non-governmental organizations with which he was once seen to have common cause. Traffic in the national capital was gridlocked on Wednesday on International Anti-Corruption Day as tens of thousands took to the streets to protest the recent corruption and abuse-of-power scandals surrounding Yudhoyono's freshly elected government. More than a decade after toppling long-reigning strongman Suharto, Indonesia has yet to step out from the shadow of its systemically corrupt and bloated civil service, including the tainted national police force. Despite recent progress in prosecuting and convicting several corrupt officials, the country still perennially ranks near the top of international lists ranking the world's most corrupt countries. Perceptions that the national police and Attorney General's Office may have intentionally undermined the quasi-independent and highly successful Corruption Eradication Commission (KPK) on false charges of bribery and extortion, and allegations that top government officials may have pilfered funds from a state bailout of a mid-sized bank to bolster the government's re-election campaign, have badly dented Yudhoyono's domestic popularity and international credibility. If the allegations prove founded, some suggest the legitimacy of this year's election results could be called into question. The main political opposition, led by former premier Megawati Sukarnoputri's Democrat Party for Struggle (PDI-P), had earlier lodged a complaint against the legitimacy of polls, which saw Yudhoyono take over 60% of the presidential vote. It is not clear whether the current controversy and allegations that state funds were channeled towards his election campaign will motivate her to launch a new complaint. Political analysts also wonder whether the still nascent street movement could evolve along the lines of the potent political force that pushed Suharto from power in 1998. Some suggest that could happen if Yudhoyono is eventually linked to official attempts to undermine the KPK by jailing two of its deputy chairmen, Bibit Rianto and Chandra Hamzahon, on trumped-up charges due to fears it might investigate his role in alleged irregularities with the Century Bank bailout. These include still unproven allegations that funds were illegally funneled into his re-election campaign coffers. In July, Yudhoyono was swept to a second democratic mandate on the platform of his self-professed anti-graft credentials. Since taking the oath of office, his presidency has been plagued by one corruption scandal after another, sending his popularity into freefall in polls. Since the scandals broke, he has claimed to be a victim of "lies and character assassination" and in a nationally televised speech on Tuesday promised "jihad" against corruption. He also called to maintain the KPK's wiretapping capabilities in conducting investigations. That investigative capability earlier captured conversations that appeared to link Yudhoyono to a police and Attorney General's Office-led ploy to undermine the KPK. Yudhoyono's subsequent perceived failure to take a firm position on the bogus charges and temporary detention of two KPK deputy chairmen has galvanized waves of popular indignation that his previous anti-corruption posturing was little more than pandering to an issue that has deep resonance among national voters. With their release from detention and restitution to their positions to the KPK earlier this week, both chairmen have focused the KPK's attention on the 6.76 trillion rupiah (US$710 million) Century Bank bailout. Both the KPK and a parliamentary commission will investigate Yudhoyono's previous government's decision in November 2008 to bail out the mid-sized Bank Century. The KPK has said it will probe into how the bailout decision was taken and to whom the government rescue funds were channeled. The government's Supreme Auditing Agency has already released a report saying that as much as 40% of the bailout's funds were illegally disbursed. It is lost on few observers that the KPK has a 100% conviction rate for past cases of high-level graft and corruption it has undertaken. Under anti-corruption laws, officials face a potential one to 20 years in prison for guilty convictions; the parliamentary probe could lead to impeachment proceedings, though that seems unlikely, given Yudhoyono's coalition majority. Both the KPK and parliament will weigh why the ultimate cost of the Century Bank bailout grew from 632 billion rupiah to 10 times that amount and what role former Bank Indonesia governor and current Vice President, Boediono, and Finance Minist
[wanita-muslimah] Sudan: The Country of a Million Crises
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=2&id=19088 Sudan: The Country of a Million Crises 09/12/2009 By Tariq Alhomayed It does not matter who is trying to ignite the Sudanese robe by relighting the match; what's more important than all of this is that Sudan in its entirety today is under threat. Some might say that this threat hanging over Sudan is not new, and this is the [real] crisis, for the crises in Sudan have given rise to successive crises. Going into the details of the demands of the Sudanese opposition or parties, whether they are in the north or the south, will not add or take anything away from the facts on the ground. The most important thing that happened in Sudan recently was everybody - internally and externally - united against the Sudanese government. This is something that demonstrates the difficulties that will be seen in Sudan in the coming days, and is evidence of the mismanagement of the Sudanese crisis by the regime. Externally, there is the international tribunal, and just days ago [ICC prosecutor] Luis-Moreno Ocampo vowed to prosecute Darfur war criminals and those that cover up for them, while the northern and southern Sudanese held demonstrations that the regime described as illegal, as they had not been authorized. It is strange that this regime calls for the licensing of demonstrations today when it previously said that the days of demonstrations that swept Sudan following the International Criminal Court's decision to prosecute the Sudanese President were spontaneous! This talk, of course, is not in support of the demonstrations that took place on Monday, or support for what was said about arranging a demonstration with a million participants, as the demonstrators' demand, which was described as the memorandum of the banned rally, is an impossible issue now, even if it is legitimate, because such demands mean a new Sudanese agreement. Unfortunately what we see today in Sudan is nothing more than [the regime] clinging onto power, and the fear that the temple will collapse upon those inside it. The south is on the path to secession, and there are those who say that secession has already taken place and has not been announced. There is also the crisis in Darfur, and the external implications that this has on the Sudanese regime, not to mention the suffering of the innocent. There is also the conflict between yesterday's allies within the ruling regime itself, and of course the victim of all of this is Sudan and its people. Therefore we say that the crises in Sudan have begun to give birth to other crises, and the reason for this is poor management by the Sudanese regime, and its clinging onto power even if this results in the division of the country, the breakup of its cohesion, and its exposure to overwhelming risk. Therefore even if the [Sudanese] opposition - in all its forms - was successful at overthrowing the ruling regime in Sudan, which according to some of the regime's supporters was the true purpose behind these demonstrations whose demands were not the implementation of what has been agreed upon so much as the overthrowing of the ruling regime, this still will not lead to the improvement of conditions for Sudan; coups and overthrowing presidents or regimes will not bring anything new to Sudan, and will only increase the complexity of the situation there. The upshot of this is that Sudan is more important than the ruling regime and Sudan's stability and security is more important than those who have ambitions to rule. Unfortunately the competitors today in Sudan are competing for the leftovers of the state, and not a strong coherent [united] state. Therefore the language of reason and putting the interests of the country has failed, especially at the hands of the al-Bashir regime, and so we are waiting for another Arab crisis in a country that previously was considered to be the breadbasket of the Arab world. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Tunjuk perasaan antirasuah berterusan di Indonesia
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=1210&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_02.htm ARKIB : 10/12/2009 Tunjuk perasaan antirasuah berterusan di Indonesia PENUNJUK-PENUNJUK perasaan membakar gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan timbalannya, Bodiono semasa membantah gejala rasuah di Jakarta, semalam manakala gambar kanan menunjukkan polis menggunakan meriam air untuk menyuraikan penunjuk perasaan di Makassar, Sulawesi yang juga membantah tindakan kerajaan menyelamatkan Bank Century. - AP -- JAKARTA 9 Dis. - Beribu-ribu rakyat Indonesia mengadakan demonstrasi di beberapa bandar utama hari ini bagi memperingati hari antirasuah antarabangsa dan menggesa kerajaan menjalankan siasatan serius mengenai skandal Bank Century. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalami tekanan semakin hebat sementara ahli Parlimen menyiasat dakwaan rasuah berhubung tindakan kontroversi kerajaan membelanjakan AS$700 juta (RM2.38 bilion) bagi menyelamatkan Bank Century tahun lepas. Susilo yang lebih dikenali dengan singkatan namanya, SBY menafikan sekeras-kerasnya dakwaan sebahagian wang tersebut disalurkan untuk membiayai kempen beliau dalam pilihan raya Presiden pada Julai lepas, yang dimenanginya dengan 60 peratus undi bagi menduduki penggal kedua, berlandaskan janji untuk membanteras rasuah. Di ibu kota Sulawesi Selatan, Makassar, sekitar 5,000 pelajar dan aktivis antirasuah membanjiri sebatang jalan di pusat bandar untuk menuntut kerajaan menyiasat skandal bank tersebut. Penunjuk perasaan turut membakar tayar dan membawa sepanduk dan poster dengan tulisan 'Siasat kes Bank Century untuk menyelamatkan wang negara' dan 'SBY tidak mampu mentadbir negara ini'. Di Jakarta, lebih seribu penunjuk perasaan berarak ke istana negara dengan membawa sepanduk menggesa Susilo bertindak, dengan tulisan pada satu sepanduk mendakwa '90 peratus penguat kuasa undang-undang di sini adalah korup'. Susilo malam tadi merayu kepada rakyat supaya menunjuk perasaan secara aman, sambil menegaskan kerajaan beliau bersungguh-sungguh mahu membanteras rasuah. Presiden sebelum ini melahirkan kebimbangan pihak tertentu merancang untuk memperalatkan tunjuk perasaan itu bagi menjatuhkan beliau. Penganjur demonstrasi sebaliknya berkata, Susilo bersikap paranoid dan beliau sepatutnya menyertai mereka dalam rapat umum itu dan bukannya memburuk-burukkan sebuah gerakan popular. Demonstrasi turut berlangsung di beberapa bandar besar lain di seluruh Indonesia, negara yang menduduki tangga ke-126 bersama-sama Honduras dan Libya di kalangan 180 negara dalam indeks persepsi rasuah yang disediakan oleh Transparency International. - AFP [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] China's Economic Power Unsettles the Neighbors
http://www.nytimes.com/2009/12/10/world/asia/10jakarta.html?_r=1&ref=asia Uneasy Engagement China's Economic Power Unsettles the Neighbors Ed Wray for The New York Times Cheaper Chinese products have imperiled Indonesian businesses like the Dunia Metal Works. By MICHAEL WINES Published: December 9, 2009 PASARKEMIS, Indonesia - In the Dickensian depths of the Dunia Metal Works here, all is cacophony: the bam bam bam of grease-drenched punches; the rhythmic clank of unspooling steel wire; the storm and stress of glinting, freshly minted nails cascading onto a broad metal table for boxing. The New York Times The Dunia Metal Works in Pasarkemis, Indonesia, is running at 40 percent of its capacity as its export markets have dried up. The New York Times Chinese competition is crushing a factory in Pasarkemis. But for all the industrial din, Dunia is undergoing a painful slump. Today it runs at 40 percent of its capacity, its domestic nail business imperiled - and its exports wiped out - by cheaper Chinese alternatives. "We have been competing with the Japanese and the Koreans," said Juniarto Suhandinata, the factory's director. "But the Chinese - no chance." The Chinese are tough competitors, and Dunia is hardly the first to find out. But Mr. Suhandinata's lament speaks to something different: a sense of disquiet, even in developing Asian nations in Beijing's orbit, over the implications of China's swift, seemingly boundless economic growth. China has long claimed to be just another developing nation, even as its economic power far outstripped that of any other emerging country. Now, it is finding it harder to cast itself as a friendly alternative to an imperious American superpower. For many in Asia, it is the new colossus. "China 10 years ago is totally different with China now," said Ansari Bukhari, who oversees metals, machinery and other crucial sectors for Indonesia's Ministry of Industry. "They are stronger and bigger than other countries. Why do we have to give them preference?" To varying degrees, others are voicing the same complaint. Take the 10 Southeast Asian nations in the Association of Southeast Asian Nations, known as Asean, a regional economic bloc representing about 600 million people. After a decade of trade surpluses with Asean nations that ran as high as $20 billion, the surplus through October totaled a bare $535 million, according to Chinese customs figures, and appears headed toward a 10-year low. That is prompting some rethinking of the conventional wisdom that China's rise is a windfall for the whole neighborhood. Vietnam just devalued its currency by 5 percent, to keep it competitive with China. In Thailand, manufacturers are grousing openly about their inability to match Chinese prices. India has filed a sheaf of unfair-trade complaints against China this year covering everything from I-beams to coated paper. The Asia-Pacific Economic Cooperation forum, the biggest regional group, last month urged the adoption of "market-oriented exchange rates" for Asian currencies without mentioning - or needing to mention - China's currency, which many economists say China keeps artificially undervalued to promote its own exports. In Southeast Asia, Indonesia is having second thoughts about a free-trade pact China negotiated with the six core Asean nations. Under strong pressure from industries as varied as steel and motorbike makers, the Trade Ministry said last week that it would seek to renegotiate some of the 350-odd tariff reductions that were envisioned in the first year of the accord, set to take effect in January. Jong-Wha Lee, the chief economist for the Asian Development Bank, noted that Japan and South Korea were also seen as juggernauts - and were criticized - when their state-backed industries rapidly increased exports. But the challenge from China seems different. "Not just the size, but the speed of China's emerging power is really unprecedented in the region," Mr. Lee said. "So it creates a lot of issues - not just trade and exchange-rate policies. But in the future, what will be the role of China?" China has taken some steps to mollify complainers. In April, it proposed a $10 billion investment fund to help build badly needed roads, railways and ports in Southeast Asia, and a $15 billion fund to give Asian nations low-interest development loans. But it has so far done little to address regional and global unease over the value of its currency, the renminbi. Because the currency is lashed by effective government fiat to the sinking American dollar, China's exports have become significantly cheaper in countries whose own currencies have not compensated for the dollar's recent fall. In Asia, the renminbi is doubly significant. During the 1997 Asian economic crisis, the values of many regional currencies collapsed, making their goods cheap to foreign buyers. The Chinese then won the gratitude of their n
[wanita-muslimah] President Patil makes history by flying in a Sukhoi-30 combat plane
Refleksi : Presiden India, umur 74 tahun terbang 30 menit dengan Sukhoi-30 http://www.hindustantimes.com/india/President-flies-in-Sukoi-makes-history/485128/H1-Article1-480067.aspx President Patil makes history by flying in a Sukhoi-30 combat plane Enlarge 74-year-old Patil has also set a world record by becoming the oldest woman to be airborne in a combat jet for a 30-minute sortie at a speed close to the supersonic level. President flies in Sukoi, makes history Satyajit Joshi, Hindustan Times Pune, November 25, 2009 First Published: 15:48 IST(25/11/2009) Last Updated: 20:54 IST(25/11/2009) Lohegaon air base of Indian Air Force was buzz with activities and excitement on Wednesday morning. However, President Pratibha Devisinh Patil (74), who smoothly set a record of being the first woman President in the world to take the skies in the world's unmatched fighter plane - Sukhoi - 30 MKI - was cool, calm and quiet even after her 30 minute sortie. Top officials of IAF were busy for President's Sukhoi sortie for more than a month but everybody was happy when President was more than satisfied and found her comfortable and confident with the exercise. President's daughter - Jyoti Rathod, who stays in Pune was present along with her family at Lohegaon air port. Accompanied by Air Chief Marshal P V Naik and Air Marshal P S Bhangu, President Pratibha Patil arrived at Lohegaon air base at 9.35 and accepted guard of honour. IAF officials again brief her about the sortie and Pratibha Patil started walking towards Sukhoi 30 MKI - in a specially made military green colored G-suit around 10.30 am. She was introduced to the staff and the plane took off at 10.55 am. President was confident and comfortable when she climbed the staircase and waived hands to the staff and the media persons, who had gathered in large number. Before Sukhoi MI 130 took off, in which President was sitting, two Sukhoi planes took off to escort President's plane. Another plane also left after President's Sukhoi flew in the skies. Pratibha Patil was in the skies for almost half an hour. Her plane landed around 11.28 am when she was again greeted by IAF officials and Presidential staff. Wing Commander S Sajan, who was pilot of President's plane, helped her to alight from the staircase. "It was a wonderful and unique experience", said Pratibha Patil after her sortie. "I was familiarized with manoeuvreing of plane which was very sophisticated and technically advanced", said President. President, who talked to media persons in G-suit, was comfortable, cool and quiet. "She felt as if she was going into skies in a second. I was inspired too much", Pratibha Patil said, adding that she was in sky 2200 meters high while the speed was gradually increased from 600 km per hour to more than 800 km per hour. "I did maneuvers with the plane. Some times at left and right and even up and down for twice", President said. President's Sukhoi half round of Pune covering northern, western and eastern areas of the city during which she noticed villages like Rajgurunagar, Shirur and Baramati. When asked whether there was apprehension among the people, close to her about her sortie, Pratibha Patil said it was not at all but there was certainly an excitement. "I was confident since beginning. So far as submarine is concerned, I will see when it comes", she said. President said she has been doing her regular exercise for years and was taking some special exercise for Sukhoi sortie. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] A corrupted debate
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/the-newspaper/columnists/14-i-a-rehman-a-corrupted-debate-zj-01 A corrupted debate By I.A. Rehman Thursday, 10 Dec, 2009 The ongoing debate on accountability is not free from the fundamental flaw that often mars public discourse in Pakistan, in that the entire emphasis is on symptoms of wrongdoing by persons in authority, holders of political or bureaucratic or judicial offices. Little is being said about the causes and factors that make corruption possible. The result, as usual in such exercises, will be that a few heads may roll while the cancer of corruption will continue to spread to as yet unaffected parts of the state - if any part can be claimed to have remained unaffected. As the discussion gets more and more unedifying, one begins to doubt that corruption is being seriously debated because the targets are persons presumed to be corrupt and not the many facets of corruption. This raises doubts about the motives of the anti-corruption brigade - whether it wants to chop off a few of the crowns of the hydra-headed monster of corruption or whether it has decided to kill the monster itself. Sometimes outbursts on corruption in high places cannot be accepted as serious debate, they sound more like underworld brawls. Quite a few persons in authority have also contributed to the decline in the quality of arguments. For instance, the plea that no NRO beneficiary should quit his ministerial gaddi until he is convicted by a court (after a trial that may continue longer than the honourable fellow's term in office) is not worth uttering in a decent society. Obviously some people have not heard of the adage that Caesar's wife has to be above suspicion nor of the modern-day dictum penned by Sir Ivor Jennings (who, incidentally, tried to guide Pakistan's first constitution-makers) in the following words: 'The most elementary qualification demanded of a minister is honesty and incorruptibility. It is, however, necessary not only that he should possess this qualification but also that he should appear to possess it.' The key word in the quotation is incorruptibility. That is the criterion by which ministers ought to be judged and not by actions done while holding office or before assuming or after quitting an official position. The duty of ministers suspected of wrongdoing is not debatable; it is a settled matter. The issue of central importance in the whole discussion about corruption or accountability is the increase in corruption despite six decades of efforts to eradicate it. The Anti-Corruption Act, which one believes is still on our statute book, was passed five months before Pakistan came into being. Provisions regarding the liability of public servants found in possession of property disproportionate to their legitimate earnings were added to it more than 50 years ago. And anti-corruption measures have been announced by all regimes. The Public Representative Offices Disqualification Act was adopted soon after independence and it was invoked against two chief ministers before it was denounced as incompatible with democratic politics in 1954. Ayub Khan devised EBDO to send politicians home and used martial law cover to purge the bureaucracy of bad eggs (of the regime's choice). The charge-sheets against the condemned politicians and civil servants show many of them as harmless sparrows compared to the latter-day sharks. Yahya Khan, Bhutto, Ziaul Haq and Musharraf all tried their hand at throwing out politicians and bureaucrats on charges of corruption and yet corruption has increased at a galloping pace and Pakistan has continued to climb higher and higher in the list of the world's most corrupt states. What is to be done about this? It is obvious that axing a few more politicians and bureaucrats, however necessary, will not help. It has not helped in the past and it is not going to help in the future. Some of the institutional weaknesses in the anti-corruption plans have long been identified. For instance, there is no doubt that the drive against corruption has suffered due to its control being vested in the executive. Since all papers, evidence and proof is with the establishment it abuses its powers to prosecute political or personal rivals and covers up the tracks of its favourites. This applies to all watchdogs - from the Anti-Corruption Establishment to the National Accountability Bureau. Thus, anybody who wishes to fight corruption should be demanding (once again) an accountability mechanism outside and independent of the executive. Secondly, it has been accepted since the days of Fulton and Cornelius that neither politician nor bureaucrat should have discretionary powers. When will this principle become the rule in Pakistan? In a country where everybody from the head of state to a petty assistant considers discretionary powers a matter of life and death freedom for
[wanita-muslimah] Senyum, Sapa dan Salam
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh Bissmillahirrohmaanirrohiim “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.QS. Al-Hasyr (59) : 18. ''Kamu tidak akan pernah bisa menarik simpati orang lain dengan harta benda yang kamu miliki, tetapi kamu bisa menarik simpati orang lain dengan wajah ceria (senyum) dan dengan akhlak yang baik.'' (HR Abu Yu'la dan Al-Baihaqi). Setiap orang mempunyai bibir. Akan tetapi, tidak setiap orang bisa dan biasa untuk tersenyum. Senyum memiliki dampak yang beragam. Coba bayangkan jika kita melihat teman yang biasanya tersenyum, tetapi kemudian senyum itu tak tampak lagi di bibirnya. Tentu kita akan bertanya-tanya ada apa. Sementara dengan senyuman, akan membuat orang lain merasa senang, aman, tenteram, nyaman, dan damai. Senyum memang begitu dahsyat. Ada yang karena senyuman, orang menjadi teriris hatinya. Inilah yang disebut dengan senyuman sinis. Ada pula senyuman yang membuat orang yang melihatnya menjadi mabuk kepayang hingga terjerumus ke lembah maksiat. Inilah senyuman menggoda yang ditebar para lelaki dan wanita penggoda. Senyum sejenis ini tentu akan membawa bencana karena bisa menyebabkan orang melanggar larangan Allah SWT. Ada juga senyum yang membuat hati kita bergetar melihatnya. Itulah senyum ketabahan dari seorang hamba yang ikhlas menerima ujian Allah SWT. Ada lagi senyum ketegaran. Inilah senyuman dari orang yang tegar dalam menerima ujian, baik itu berupa bencana alam maupun kepahitan hidup. Selain itu, ada juga senyum yang penuh dengan ketulusan. Senyum ini membuat orang yang melihatnya ikut berbahagia. Di antara manfaat senyum adalah menambah daya tarik. Orang yang murah senyum kepada sesama akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebab, senyum yang berangkat dari ketulusan hati merupakan sedekah. ''Senyummu terhadap saudaramu adalah kebajikan.'' (HR At-Tirmidzi). Begitulah dahsyatnya dampak dari sebuah senyuman yang mempunyai banyak arti. Sampai-sampai Rasulullah SAW menegaskan hal tersebut dalam hadisnya. Pernah suatu ketika Rasulullah SAW terlihat berwajah masam ketika seorang pemuda lewat di hadapannya dengan rambut yang acak-acakan. Karena merasa diperhatikan, pemuda itu bertanya-tanya dalam hati. Apakah gerangan yang membuat Rasulullah SAW bermuka masam padanya? Ternyata, rambutnya yang acak-acakan itulah yang menjadi penyebabnya. Ketika pemuda itu lewat kembali di depan Rasulullah SAW dengan penampilan yang lebih menarik, maka Rasulullah SAW mengembangkan senyumnya. Itulah senyum Rasulullah SAW kepada umatnya. Lalu, sudahkah kita menjadikan senyum sebagai modal utama dalam mendakwahkan Islam di muka bumi ini? “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. QS. Al-Ahzab (33) : 35, Wahai saudaraku, Mari kita sampaikan yang hak dengan senyum, sapa dan salam penghormatan. Semoga sebagai nasehat untuk kita semua. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PENGALAMANKU MENGIKUTI ACARA PUNCAK PERAYAAN SEPULUH TAHUN KOMNAS PEREMPUAN
Catatan La Luta: Membaca testimoni mengenai kesaksian Uchicowati sebagai anak korban Pelanggaran Hak Asasi Kemanusiaan 1965/1966, membuatku menjadi terharu, sedih, dan pilu...Aku teringat kembali pada pertemuan Conference Internasional solidaritas Indonesia - Timor-Timur di Lisboa - Portugal tahun 1993. Di conference Internasional tsb, ada pula salah satu pesertanya dari Indonesia yang membacakan testimoninya sbg saksi anak korban peristiwa berdarah 65/66, Uraian kesaksiannya telah membuka mata hati hadirin di pertemuan Internasional tersebut. Kesempatan pertemuan di Porugal itu memang khusus diadakan buat kampanye anti pelanggaran HAM di Indonesia dan Timor Timur. Pada masa itu Indonesia dikenal memiliki sistim pemerintahan rejim otoriter dibawah presiden Militer Soeharto. Tahun 1998 Soeharto "lengser" dari singgasana penguasa Orde Baru. Sampai sa'at ini paska Reformasi dibawah kekuasaan OrBa di Indonesia sudah berlangsung 11 tahun, yang mana pula Komnas Perempuan merayakan usianya ke 10 pada tgl. 29 - 30 November 2009 j.l.. Di pertemuan tersebut Uchikowati mendapat kesempatan waktu 3 menit untuk membaca Testimoni ( silahkan baca di lampiran "testimonia versi editing 3 menit) Sangat disayangkan Testimoni "asli tanpa versi editing", yang mungkin menyita waktu max 10 menit tidak bisa dibacakankalau kesempatan ini ada tentunya para hadirin tak akan mampu menahan kucuran air mata hati nuraninya, yang mengalir deras sampai ke hulu hati nurani yang tlah hampir 4 abad mengering lalu menjadi tandus dan berbatu karang Untuk itu, silahkan membaca lampiran dibawah ini Salam, MiRa PENGALAMANKU MENGIKUTI ACARA PUNCAK PERAYAAN SEPULUH TAHUN KOMNAS PEREMPUAN KITA BERSIKAP EMPAT DASAWARSA KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM PERJALANAN BANGSA Sebagai anak korban kekerasan pada peristiwa 1965, untuk yang pertama kali saya ikut dalam acara yang diselenggarakan oleh Komnas Perempuan (KP), yaitu peringatan perayaan sepuluh tahun Komnas Perempuan pada 29 – 30 November 2009 di Auditorium Gedung BPPT, Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta Pusat. Sebelumnya saya dan Svetlana dua kali ikut dalam pertemuan di kantor KP bersama beberapa kawan dari organisasi lain. Seperti Kontras dan IKOHI. Namun, dalam perayaan tersebut untuk yang pertama kali saya bercerita tentang diri saya sendiri pengalaman saya sebagai korban kekerasan terhadap anak perempuan. (Waktu itu usiaku masih 13 tahun, pada 1965). Ketika dihubungi oleh Heni dari KP apakah saya bersedia untuk testimony pada puncak acara tersebut? Saya bilang bersedia. Sebenarnya Svetlana juga ditawari, tetapi dia menawarkan ke aku untuk testimony. Saya katakan ke Svet, saya bersedia karena sudah lelah saya menanggung beban ini sendiri, saatnya saya berbagi. Ketika saya menyatakan bersedia, mulailah saya menulis bahan untuk testimony. Pertama jumlahnya 3 halaman. Semua korban kekerasan diberi waktu 3 menit. Saya mencoba untuk membaca bersama Heni, ternyata masih terlalu panjang. Kemudian saya edit menjadi lebih padat yaitu satu halaman. Tengah malam saya menulis pengalaman tersebut. Saya rangkai kembali luka lama dalam kalimat-kalimat yang sederhana yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Air mata terus mengalir dan sedikit demi sedikit beban yang menghimpit empat dasawarsa terasa berkurang. Sudah lama saya tidak menangis. Malam itu saya menangis. Saya tidak tahu menangis sedih atau bahagia, yang pasti sampai hari nasibku dan ribuan bahkan jutaan anak-anak korban peristiwa 65 masih menanggung stigma sebagai anak gerwani atau PKI. Saya berterima kasih kepada Pak Koesalah Soebagyo Toer yang sudah bersedia menerjemahkan testimony saya itu ke dalam bahasa Inggris. Terima kasih juga untuk Ibu Utati Koesalah yang mendorong saya menulis testimony tersebut. Matur nuwun bu. Senin, 30 November 2009, pukul 05.00 WIB saya sudah berangkat dari rumah. Tentu saya memperhitungkan kemacetan lalulintas Jakarta, karena pukul 08.00 WIB saya sudah harus sampai di Gedung BPPT. Kabarnya Presiden Republik Indonesia akan hadir pada acara tersebut. Jadi, pukul 08.30 semua sudah tertutup tidak ada yang boleh masuk sampai Presiden meninggalkan tempat acara. Selain saya, Svet, Tunik, Lusi, ada komunitas perempuan 65 yang hadir seperti dari Panti Jompo WSA, Wanoja Binangkit, Banyuwangi, Sragen, Yogya, dan Semarang. Pada acara ini ada juga bazaar. Panti Jompo mengisi bazaar dengan menjual hasil kerajinan ibu-ibu penghuni. Begitu juga ibu-ibu dari Sragen dan Banyuwangi. Lumayanlah banyak yang terjual, termasuk buku-buku terbitan Sastra Pembebasan (SP). Cukup meriah. Presiden bersama ibu Negara serta Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, dan Ketua Komisi III DPR RI hadir pada pukul 09.00 WIB. Setelah menyampaikan sambutan, Ketua Komnas Perempuan Ibu Kamala Chandrakirana yang sering dipanggil mbak Nana, menyerahkan Laporan Komnas Perempuan kepada Presiden, sebuah buku yang berjudul “KITA BERSIKAP, Empat Dasawarsa Kekerasan terhadap Perempuan dalam P
[wanita-muslimah] Sungai di Kalteng Tercemar
Refleksi : Di NKRI yang mempunyai izin pertambangan emas pun mencemarkan sungai, jadi izin atau tanpa izin sama saja, karena penguasa terdiri dari oknom-oknom koruptor dan mungkin juga penduduk disekitar sungai tidak menaruh perhatian untuk memelihara sungai tetap bersih dan sehat. Hal ini umum di Indonesia. http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=12336 2009-12-09 Sungai di Kalteng Tercemar [PALANGKA RAYA] Penambangan emas tanpa izin (PETI) masih berlangsung di beberapa daerah aliran sungai (DAS) di Kalimantan Tengah (Kalteng). Hasil pemantauan anggota dewan, kegiatan penambangan emas liar masih terjadi di Sungai Kahayan. Air raksa yang terus dibuang para penambang membuat air sungai tercemar. "Itu mengancam kesehatan dan merusak kelestarian lingkungan. Hingga saat ini, memang belum ada kabar warga terserang penyakit akibat limbah. Namun, limbah air raksa jelas dapat menimbulkan penyakit berbahaya dalam jangka waktu tertentu," kata Anggota DPRD Kalteng Syahrani Sahrin kepada SP, di Palangka Raya, Rabu (9/12). Dikatakan, penyakit minamata terjadi karena menumpuknya merkuri di tubuh manusia dalam jangka waktu tertentu. Minamata bisa menyebabkan gangguan syaraf dan genetik. Hasil penelitian menunjukkan, Sungai Kahayan, yang membelah Kota Palangka Raya dan menjadi sumber bahan baku perusahaan daerah air minum (PDAM) mengandung zat merkuri yang dihasilkan dari air raksa yang digunakan penambang untuk memisahkan pasir dan menyatukan emas. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalteng Muzes Nicodemos mengatakan, kandungan merkuri yang mengendap di Sungai Kahayan sangat membahayakan tubuh manusia. Jika limbah logam berat itu dimakan ikan dan ikannya dimakan manusia, akan mengendap dalam tubuh. Pencemaran limbah air raksa di Sungai Kahayan itu boleh jadi sudah di atas ambang batas toleransi, sebab di dasar sungai ini telah dinyatakan seluruhnya terdapat endapan merkuri, katanya. Dewis (48), warga Desa Baun Bango, Kecamatan Banama Tingang, Kabupaten Pulang Pisau, desa di pinggiran Sungai Kahayan mengaku beruntung ada sumber air bawah tanah. Airnya bersih dan jernih, seperti air mineral yang dijual di pasaran. "Hanya saja beberapa desa di hilir dan hulu desa kami, warga menjadikan air Sungai Kahayan sebagai air kebutuhan hidup sehari-hari, yakni mandi, cuci, dan kakus," katanya. Anak Sungai Penambangan emas memang sudah tidak ada lagi di Sungai Kahayan, karena penambang takut penertiban oleh aparat. Kini warga menambang secara sembunyi-sembunti di hutan, memanfaatkan air anak Sungai Kahayan. Meski tidak menambang di Sungai Kahayan, tetapi air Sungai Kahayan tetap keruh. Mungkin juga air raksa yang digunakan mengolah emas larut bersama air yang keruh itu, katanya. Bambang Suryadi, anggota DPRD Kalteng mengatakan, pemerintah harus bisa menghentikan kegiatan PETI di Sungai Kahayan dan anak sungai itu. Aktivitas penambang jelas menggunakan merkuri untuk mempercepat proses peleburan butiran-butiran emas. Penyakit minamata merupakan sindrom kelainan fungsi saraf yang disebabkan oleh keracunan akut air raksa. Gejalanya, seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas-lemas, penyempitan sudut pandang, degradasi kemampuan berbicara dan pendengaran. Pada tingkat akut, gejala ini biasanya memburuk disertai dengan kelumpuhan, kegilaan, koma, dan akhirnya tewas. [106] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Selamatkan Ekonomi Bangsa
Reffleksi : Untuk sementara bersabarlah sambil kencangkan ikat pinggang, karena harus tunggu Pilpres 2014, demikian saran pengusaha. Apakah para pengusaha ini orang baik hati atau jahat, sulit diterka karena masih 4 tahun lagi. Tetapi, apa asumsi Anda tentang para pengusaha ini yang meminta politikus tunggu Pilpres 2014 untuk menyelamatkan ekonomi bangsa? http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12370 2009-12-10 Selamatkan Ekonomi Bangsa Pengusaha Minta Politikus Tunggu Pilpres 2014 [JAKARTA] Sejumlah pengusaha mengkhawatirkan tindakan beberapa elite politik yang gerakannya sudah berada di luar mekanisme yang berlaku. Hal ini bisa membuat perekonomian menjadi tidak stabil dan rawan guncangan. Padahal, perekonomian sudah berjalan bagus di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Sebaiknya para elite politik lebih memikirkan dampak perbuatannya daripada hanya untuk kepentingan kekuasaan sesaat. Ekonomi bangsa harus diselamatkan," ujar Pengusaha Kelapa Sawit Iswahyudi Ashari kepada SP, di Jakarta, Rabu (9/12). Menurut Iswahyudi, tindakan beberapa elite politik saat ini sudah berada di luar koridor yang berlaku di tanah air. "Tindakan memengaruhi opini rakyat seolah-seolah Presiden bersalah dan ingin melakukan makar menggulingkan SBY, merupakan sikap yang dapat berdampak buruk bagi perekonomian," katanya. Seharusnya, kata Iswahyudi, para politikus bila berbeda pendapat dengan SBY disampaikan melalui mekanisme yang ada sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dia mencontohkan, bila ingin unjuk rasa lakukan dengan santun dan damai, jangan anarki. Begitupun hak angket kasus Century silakan saja, karena itu dibenarkan oleh undang-undang. Namun, tambah dia, bila tindakan politikus bertujuan untuk menjatuhkan SBY di luar mekanisme yang ada seperti pemilu, hal ini dapat membuat ekonomi terpuruk. Padahal ekonomi di bawah SBY selama 5 tahun belakangan ini sudah memperlihatkan kinerja yang baik. Iswahyudi mencontohkan, Indonesia adalah salah satu dari tiga negara di Asia di samping Tiongkok dan India yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif sepanjang tahun 2009 di tengah ekonomi global yang negatif. Ekonomi yang minus ini juga dialami seluruh negara ASEAN kecuali, Indonesia. "Investor asing juga mulai masuk Indonesia karena kepercayaan kepada SBY dan tim ekonominya. Tapi, kini investor asing berpikir kembali masuk ke sini melihat suhu politik yang memanas," ujar Iswahyudi yang mengaku sudah berbicara dengan investor asing. Dia mengimbau para elite politik untuk memberikan kesempatan kepada SBY dan para menterinya untuk bekerja, jangan biarkan rakyat menjadi korban. "Kalau digoyang terus, bagaimana bisa kerja," ujar Presiden Komisaris PT Dipta Agro Lestari itu. Iswahyudi berharap bila ingin merebut kekuasaan, para politikus dapat menunggu hingga Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. "Jangan terus menghujat SBY. Dia Presiden yang dipilih rakyat," tegasnya. Pendapat yang sama juga disampaikan Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia Djimanto. Menurutnya, aksi unjuk rasa menentang korupsi itu merupakan hal yang baik. Namun, kalau di balik aksi itu ada ambisi politik yang ingin merubah hasil pemilu lalu, maka hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah sudah tumbuh positif 4,5%. "Ekonomi kita akan jatuh, karena partner bisnis kita diluar negeri akan berpikir dan ragu-ragu dalam menanamkan investasinya di sini karena kondisi Indonesia yang tidak menentu", ungkapnya. Menurutnya, saat ini Indonesia memang dalam tren ekonomi yang bagus. National Summit dan Investor Summit merupakan contoh baik, dimana pemerintah mau mendegarkan pendapat dari kalangan pengusaha dan investor. [LOV/M-6] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 91210 Ilmu untuk selamat melangkah
91210 Ilmu untuk selamat melangkah. Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem. Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan peringatan Allah SWT kepada ummatnya: "TIDAK SAMA YANG BURUK DENGAN YANG BAIK, MESKIPUN BANYAKLAH YANG BURUK ITU YANG MENARIK HATIMU, MAKA BERTAKWALAH KEPADA ALLAH, HAI ORANG-ORANG BERAKAL, AGAR KAMU MENDAPAT KEBERUNTUNGAN." (Qur'an Surah al-Maidah [5]:100) Peringatan itu seharusnya menjadikan kita selalu waspada terhadap apa-apa yang kita jumpai di kiri-kanan kita dalam kehidupan bermasyarakat. Mungkin kita tergoda oleh sesuatu yang menarik, yang mungkin baru kemudiannya ketahuan bahwa yang menarik itu sebenarnya buruk. Dalam rangkaian peringatan ini, agar kita terlepas dari peluang salah pilih itu, maka Allah SWT kemudian mengarahkan kita dengan perintahNya "BERTAQWALAH KEPADA ALLAH DENGAN MEMANFAATKAN AKAL, AGAR KAMU SUKSES". Secara retorik selanjutnya Allah juga menggugah kita untuk berfikir lagi dengan pertanyaan yang tidak perlu dijawab: "PATUTKAH KAMI (ALLAH) MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL YANG SALEH DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI? PATUTKAH (PULA) KAMI MENGANGGAP SAMA ORANG-ORANG YANG BERTAKWA DENGAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT MAKSIAT?" (Qur'an Surah Shad [38]: 28) Kedua ayat di atas mendorong kita untuk kritis dalam bersikap ataupun memilih tindakan; kita perlu tahu mana yang buruk dan mana yang baik, mana -perbuatan shaleh mana perbuatan yang merusak, mana perbuatan yang menunjukkan taqwa kepada Allah dan mana yang tergolong bermaksiyat terhadap allah. Untuk mampu menilai sesuatu guna menentukan baik ataukah buruk sesuatu kita perlu ilmunya, kita perlu banyak belajar. Oleh karena itulah jika kita tidak ingin tersesat, tidak ingin salah langkah, tidak ingin salah bersikap, maka perlu kita perhatikan apa yang digambarkan oleh Rasulullah SAW: "Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga" (Hadits Riwayat Muslim) Mari kita berusaha untuk rajin mengasah akal kita agar dapat memilah mana yang dapat mengarahkan seseorang ke surga dan mana yang jika diikuti akan membawa ke neraka. Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad). SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya). *** Kutipan ayat-ayat diperoleh dari penelusuran menggunakan software sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an". Assalamu 'alaikum wr. wb. Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat. Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya. Wassalam, dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF. e-mail: tau...@telkom.net Jalan Kendangsari Lebar 48 SurabayaINDONESIA60292 Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 = Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
[wanita-muslimah] Seri 210. Jujur, Adil, dan Ihsan
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 210. Jujur, Adil, dan Ihsan Ada sebuah anekdot. Tersebutlah konon seorang Badui (bukan yang dari negeri Arab, melainkan yang dari Jawa Barat) dalam perjalanannya berjalan kaki kemalaman di sebuah dusun. Ia menumpang bermalam pada sebuah rumah di dusun itu. Yang empunya rumah menyodorkan bantal ke kepala tamunya itu. Orang Badui itu memindahkan bantal tersebut dari kepala ke kakinya. Ibarat kata pepatah, orang mengantuk disorongkan bantal, maka dengan segera orang Badui itu terlelap. Yang empunya rumah terheran-heran melihat orang Badui yang tidur lelap itu dengan kedua kakinya yang berbantal. Pagi-pagi keesokan harinya pada waktu menyuguhkan sarapan pagi ala kadarnya, yang empunya rumah bertanya kepada tamunya itu. - Sobat, apakah memang demikian adat kebiasaan di kampung tempat asalmu, kedua kaki yang berbantal, bukan kepala? - Sebenarnya adat kebiasaan di kampung asal saya sama juga dengan adat kebiasaan orang di sini, kepala yang berbantal. Akan tetapi demi keadilan, karena kaki yang penat berjalan kaki sejauh itu, maka kakilah yang harus menikmati bantal. Kaki telah lebih banyak melaksanakan kewajibannya, sehingga kaki lebih berhak ketimbang kepala diberi berbantal, jawab orang Badui itu. - Oh, ya, itulah keadilan ditinjau dari segi keseimbangan antara hak dengan kewajiban, bergumam yang empunya rumah sambil manggut-manggut. Kata-katanya itu lebih ditujukan kepada dirinya sendiri ketimbang kepada tamunya itu. Apakah sesungguhnya yang disebut adil itu?! Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dan mengeluarkan atau memindahkan sesuatu dari tempat yang bukan pada tempatnya. Orang Badui itu menempatkan bantal itu pada tempatnya yaitu di kaki dan memindahkan bantal itu dari kepala yang bukan pada tempatnya, berhubung karena kaki lebih banyak menjalankan kewajibannya. Dalam hal ini kriteria yang dipakai untuk berlaku adil adalah keseimbangan antara kewajiban dengan hak. Isu hak asasi manusia (HAM) sedang merebak sekarang ini. Dilihat dari segi kriteria keseimbangan antara kewajiban dengan hak, maka gerakan organisasi internasional perihal HAM ini tidaklah adil. Hanya getol dalam hal melancarkan hak asasi, tidak pernah kedengaran organisasi HAM ini bergerak dalam hal kewajiban asasi manusia (KAM). Sesungguhnya ada organisasi yang bergerak dalam bidang kewajiban asasi manusia ini, akan tetapi tidaklah secara demonstratif mempergunakan ungkapan kewajiban asasi ini. Organisasi yang dimaksud itu adalah organisasi yang bergerak dalam lapangan da'wah. Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah yang dapat membentuk organisasi yang bergerak dalam hal KAM dan sekaligus HAM. Firman Allah: Wa Ma- Khalaqtu lJinna walInsa Illa- liYa'buduwni (S. AdzDza-riyat, 56), tidaklah Aku jadikan jinn dan manusia, melainkan mereka mengabdi kepadaKu (51:56). Mengabdi kepada Allah SWT, itulah kewajiban asasi dan sekaligus hak asasi manusia. Maka tidaklah mungkin organisasi internasional yang bergerak dalam HAM ini akan berlaku adil dengan bergerak pula di bidang KAM, oleh karena pendiri ataupun orang-orang yang aktif dalam organisasi internasional itu adalah mereka penganut humanisme yang tidak mau tahu, bahkan ada yang tidak percaya kepada Allah SWT. Kriteria keseimbangan antara kewajiban dengan hak bukanlah satu-satunya kriteria untuk berbuat adil. Buruh mengeluarkan keringat lebih banyak, artinya bekerja lebih keras dari mandur, akan tetapi gaji mandur lebih tinggi dari buruh. Sepintas lalu ini kelihatannya tidak adil. Kriteria yang dipakai di sini dalam hal menempatkan sesuatu pada tempatnya, adalah tanggung jawab. Tanggung jawab mandur lebih besar dari buruh, itulah sebabnya gajinya lebih tinggi. Seorang bapak yang memandang warna kuning yang paling indah, membelikan semua anaknya pakaian baru berwarna kuning menjelang lebaran. Bapak itu menyangka sudah berlaku adil pada anak-anaknya, tidak memilih kasih salah seorang di antaranya, karena ia telah memberikan warna yang paling indah kepada semuanya. Akan tetapi sebenarnya sang bapak tidak berlaku adil, karena ada beberapa orang anaknya yang tidak senang pada warna kuning, sehingga mereka merasa tidak diperlakukan dengan adil. Dalam hal ini kriteria untuk berlaku adil adalah selera. Seorang ibu memberikan uang saku yang sama banyak kepada anak-anaknya. Sang ibu sudah menyangka berlaku adil, tidak memilih kasih salah seorang di antaranya, semua mendapat bagian yang sama banyak. Akan tetapi sebenarnya sang ibu tidak berlaku adil oleh karena anaknya itu ada yang mahasiswa, ada yang masih di sekolah menengah bahkan masih ada yang di taman kanak-kanak. Dalam hal ini kriteria yang harus dipergunakan oleh sang ibu adalah kebutuhan. Tidaklah yang menempuh ujian itu harus lulus semuanya. Yang luluspun tidak semuanya akan mendapatkan nilai yang sama. Kriteria keadilan dala
[wanita-muslimah] Soal Teror Tak Disebut
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12371 2009-12-10 Soal Teror Tak Disebut Antasari Bersaksi di Sidang Terdakwa Sigid SP/Alex Suban Mantan Ketua KPK Antasari Azhar (kanan) bersaksi untuk terdakwa kasus pembunuhan Dirut PT PRB Nasrudin Zulkarnaen, Sigid Haryo Wibisono (kiri), di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/12). [JAKARTA] Antasari Azhar, terdakwa perkara dugaan pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen menjadi saksi dalam sidang perkara yang sama dengan terdakwa Sigid Haryo Wibisono di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (10/12). Hal ini merupakan pertama kalinya Antasari diperiksa sebagai saksi bagi terdakwa lainnya. Sidang yang dipimpin Hakim Ketua Charis Mardiyanto itu dimulai pukul 09.15 WIB. Sebelumnya, Ketua Majelis Hakim di persidangan terdakwa Antasari, Herri Swantoro memutuskan menunda sidang hingga Antasari selesai bersaksi bagi Sigid. Hari ini, sidang lanjutan dengan terdakwa Antasari diagendakan mendengar keterangan saksi ahli, di antaranya ahli forensik RS Cipto Mangunkusumo Abdul Mu'nim Idris dan ahli balistik M Simanjuntak. Dalam kesaksiannya, Antasari mengaku mengenal Sigid sejak sekitar akhir 2007, sebelum ia menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tak Sebut Teror Dalam keterangannya yang panjang lebar menjawab pertanyaan hakim, hingga lebih dari satu jam sidang berlangsung, tidak sepatah kata pun Antasari menyinggung soal ancaman teror yang dialaminya. Termasuk soal pembicaraan dengan Sigid terkait masalah teror telepon dan pesan singkat (SMS). Setelah perkenalannya dengan Sigid yang hanya sepintas lalu, Antasari mengaku bertemu lagi dengan Sigid di rumah Sigid di Jl Pati Unus, Jakarta Selatan. "Saat itu saya tidak tahu bahwa itu rumah terdakwa (Sigid)," katanya. Menurut Antasari, di Jl Pati Unus itu, ia dipertemukan dengan salah satu wakil ketua Komisi III DPR ketika itu Soeripto. Tujuannya, untuk berdiskusi mengenai visi dan misi KPK, karena saat itu Antasari tengah menjalani serangkaian tes untuk menjadi Ketua KPK. "Hanya itu, tidak ada pembicaraan lain. Saya bahkan sempat mengira bahwa rumah di Pati Unus itu adalah kediaman Pak Soeripto," kata Antasari. Kepada Majelis Hakim, Antasari juga mengaku mengenal Williardi Wizard, karena diperkenalkan oleh Sigid. Menurut Antasari, latar belakang perkenalannya dengan Williardi karena Sigid mengetahui ia sering bermain golf dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri. "Tetapi, tidak secara spesifik dikatakan bahwa Williardi minta dibantu agar naik pangkat atau apa, karena saya sering main golf dengan Kapolri," katanya. Antasari tidak menyinggung adanya pembicaraan dengan Sigid dan Williardi mengenai ancaman teror oleh Nasrudin. Majelis Hakim lebih banyak menanyakan terkait perkenalan dan pertemuan Antasari dengan Nasrudin. Hakim mencecar Antasari dengan pertanyaan sejauh mana hubungan Antasari dengan Nasrudin, berapa kali bertemu, dan kaitannya dengan pembentukan tim penyelidikan yang dibentuk Kapolri. Kesaksian Antasari akhirnya lebih banyak menjelaskan mengenai kronologi perkenalan dan pertemuannya dengan Nasrudin dan Rani Juliani, termasuk pertemuan di Hotel Grand Mahakam. Antasari juga mengungkapkan, ia mengetahui Nasrudin tertembak dari seorang teman yang merupakan anggota DPR, yang juga mengenal Nasrudin, saat ia berada di Australia. Menurut anggota Tim JPU Raharjo, Antasari dihadirkan sebagai saksi di persidangan Sigid karena pada dakwaan perkara Sigid disebutkan, Sigid turut serta dengan Antasari dan Williardi dalam dugaan pembunuhan berencana Nasrudin. [H-13] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kapan Indonesia Meraih Nobel?
Refleksi : Kalau mengenai ilmu langitan NKRI tidak berkekurangan pakarnya, cuma saja Hadiah Nobel diberikan kepada mereka yang berkarya dalam ilmu dan perdamaian duniawi. Agaknya untuk Indonesia masih jauh waktunya. Disamping hadiah Nobel yang diciptakan oleh Alfred Nobel ada pula Hadiah Nobel Alternatif atau juga dikenal dengan nama Lifehood Award. Pestanya bersamaan waktu dengan Hadiah Nobel si Alfred. Yang satu pestanya dirayakan di Stadhuset (Raadhuis) sedangkan Lifehood Award di gedung parlemen. Dua orang yang pernah menerima hadiah Nobel Alternatif ialah mereka yang ada hubungannya dengan perjuangan Hak Azasi Manusia di Indonesia ialah Carmel Budiardjo dari organisasi Tapol di London dan alm Munir dari Kontras. http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12384 2009-12-10 Kapan Indonesia Meraih Nobel? Ki Supriyoko Kamis 10 Desember 2009 ini, Presiden Amerika Serikat Barack H Obama diagendakan hadir di City Hall, Oslo, Norwegia, untuk menerima hadiah nobel. Seperti kita ketahui, pada bulan Oktober lalu Barack Obama telah ditetapkan sebagai pemenang hadiah nobel untuk bidang perdamaian. Peraih nobel tahun ini hampir semua dari AS. Nobel Perdamaian untuk Barack Obama, Nobel Fisika untuk Charles K Kao, Williard S. Boyle dan George E Smith; Nobel Kimia untuk Venkatraman Ramakrishnan, Thomas Steitz dan Ada Yonath; Nobel Kesehatan untuk Elizabeth H Blackburn, Carol W Greider dan Jack W Szostak, Nobel Ekonomi untuk Elinor Ostrom dan Oliver Williamson, dan Nobel Sastra untuk Herta Mueller. Dari 13 nama tersebut, 11 di antaranya adalah orang AS. Pada hari yang sama, 10 Desember 2009, mereka menerima hadiah nobel yang diimpikannya, sebagian menerimanya di Oslo, Norwegia, antara lain, untuk pemenang Nobel Perdamaian dan sebagiannya lagi di Stockholm, Swedia antara lain, untuk pemenang Nobel Fisika. Nobel sudah sangat dikenal oleh masyarakat dunia. Ini bukan saja tradisi penghargaannya sudah dilakukan setiap tahun sejak lebih dari seabad lalu, tetapi juga karena penghargaan nobel dianggap sesuatu yang sangat prestigious, bergengsi, dan bermartabat.Untuk mendapatkan penghargaan Nobel tidaklah mudah karena harus melalui liku-liku yang cukup panjang. Untuk menentukan pemenang penghargaan bidang fisika dan kimia dilakukan oleh the Royal Swedish Academy of Sciences, bidang kedokteran oleh the Karolinska Institute, bidang sastra oleh the Swedish Academy; dan bidang perdamaian oleh sebuah komite yang ditunjuk oleh Norwegian Storting. Perguruan Tinggi Apabila kita cermati sejarah kehidupannya, sebenarnya Nobel sendiri merupakan nama keluarga (family name). Ayahnya bernama Immanuel Nobel dan ibunya Andriette Ahlsell Nobel. Jadi Nobel bukanlah nama asli sebagaimana dengan nama orang di Indonesia. Keinginan Nobel (Alfred) untuk memberikan hadiah bagi orang yang melakukan usaha kemanusiaan kini telah terwujud. Lebih 500 hadiah nobel dibagikan. Di bidang kimia, hadiah nobel pertama (1901) diterima Jacobus Henricus van 't Hoff (Belanda), dan terakhir (2009) oleh Venkatraman Ramakrishnan (AS), Thomas Steitz (AS) dan Ada Yonath (Israel); Bidang ini penting karena Nobel sendiri mengawali karier bidang kimia. Ia bekerja di laboratorium Profesor TJ Pelouze, kimiawan terkenal, kala itu. Apabila kita amati, dalam beberapa tahun yang terakhir ini ternyata penghargaan nobel lebih banyak, meski tidak selalu, diterima oleh orang-orang dari kalangan perguruan tinggi. Konkretnya: Thomas Steitz dari Yale University (AS), Ada Yonath dari Institute of Sains Weizmann (Israel), Elinor Ostrom dari Indiana University (AS), Oliver Williamson dari California University at Berkeley (AS), dan sebagainya. Sering diterimanya penghargaan nobel oleh civitas perguruan tinggi bisa mengalihkan orientasi pendidikan, yaitu ke nobel. Itulah sebabnya civitas universitas selalu berusaha meraih nobel sekiranya memungkinkan. Hal itu juga terjadi di Jepang, karena warga universitasnya beberapa kali menerima penghargaan nobel. Ketika saya berkunjung ke Showa University, ada dosen setempat menanyakan apakah universitas tempat kerja Anda ada yang pernah menerima nobel? Tentu saya terbengong karena "suasana" nobel di Indonesia tidaklah setinggi di Jepang. Kapan Indonesia? Tanpa bermaksud "mengkultuskan" Nobel, kalangan perguruan tinggi dan lembaga keilmuan di negara-negara maju pada umumnya memang telah memperhitungkan peraihan nobel dalam menunjukkan kinerjanya. Apabila kita membaca laporan yang dipublikasikan oleh Shanghai Jiao Tong University dalam "Top 500 World Universities 1-100" (2008), diterangkan bahwa salah satu indikator penentuan suatu perguruan tinggi berkelas dunia adalah ada-tidaknya peraih penghargaan nobel di lembaga pendidikan itu. Di Indonesia, mulai tahun 2006 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah "meniru" pemberian penghargaan nobel yang diberi nama Indonesia Scientific Award; di samping lembaga keilmuan ini telah mendatangkan Douglas Dean Os
[wanita-muslimah] Kasus Pelanggaran HAM Masih Banyak yang Tersembunyi
http://www.antaranews.com/berita/1260454610/kasus-pelanggaran-ham-masih-banyak-yang-tersembunyi Kasus Pelanggaran HAM Masih Banyak yang Tersembunyi Kamis, 10 Desember 2009 21:16 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal | Surabaya (ANTARA News) - Pengamat hukum tata negara dan HAM Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Herlambang Perdana, SH, MA, menilai, kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) hingga kini masih banyak yang tersembunyi. Ia mencontohkan, kasus Minah yang divonis penjara karena mencuri tiga butir buah Kakao merupakan kasus lama yang sebenarnya banyak terjadi, namun tidak diberitakan di media. "Selain kasus Minah, di Jawa Timur juga pernah terjadi kasus serupa yang menimpa seorang buruh bernama Yuliana yang harus dikeluarkan dari perusahannya dan dikenai hukuman pidana hanya karena mencuri roti seharga Rp500," katanya di Surabaya, Kamis. Dengan adanya kasus-kasus yang menimpa kaum miskin, ia menyimpulkan bahwa peradilan untuk kaum miskin seringkali terjadi karena peradilan terlalu kuat dikontrol oleh kaum pemilik modal atau kapitalis dan penguasa politik. Sementara untuk trend kasus pelanggaran HAM di tahun 2009 ini, justru lebih banyak mengarah pada kasus kekerasan yang dilakukan oleh negara ataupun yang dibiarkan oleh negara yang menghadapkan antara kelompok sipil dengan kelompok sipil yang lain. Ia mencontohkan, sperti kasus penembakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap sejumlah petani yang ada di Sumatera Selatan. "Kasus tersebut terjadi sejak sepuluh tahun terakhir dan terus berulang dari tahun ke tahun, seperti yang terjadi di Alas Tlogo (2007), kasus Manggarai (2004), dan Bulu Kumba Sulawesi Selatan (2003)," katanya. Ia menegaskan bahwa dalam hal ini, negara masih tetap mempertahankan cara-cara kekerasan terutama terhadap kaum miskin. Selain itu, kasus HAM yang terjadi saat ini adalah pembatasan kebebasan dalam berekspresi, baik yang menimpa masyarakat sipil dan jurnalis. Kasus Prita merupakan salah satu contoh pelanggaran kebebasan berekspresi yang sebenarnya sudah didengungkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 1945.(*) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] aceh
http://www.youtube.com/watch?v=dk6kwQN9i1o [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peringati Hari Antikorupsi, 1000 Jin Turun Ke Jalan
Refleksi : Apakah ini jin Aladin ataukah dari grup Gordon atau Beefeeters? http://www.forumkami.com/forum/berita/28198-peringati-hari-antikorupsi-1000-jin-turun-ke-jalan.html Peringati Hari Antikorupsi, 1000 Jin Turun Ke Jalan Info Peringati Hari Antikorupsi, 1000 Jin Turun Ke Jalan - Seribu jin dikerahkan untuk berunjuk rasa memperingati hari antikorupsi sedunia di Jakarta, Rabu (9/12/09). Pimpinan Pondok Pesantren Dzikrus Syifa' Brojomusti di Lamongan, KM Muzakkin yang memiliki santri dari bangsa jin menyatakan punya cara lain mengekspresikan peringatan hari antikorupsi sedunia. "Pagi ini kami mengirimkan seribu jin ke pusat arena demonstrasi di Jakarta dengan pimpinan Ghulam Akhmad, jin dari Mesir yang pernah merasuki santri saya yang sakit jiwa. Upaya ini semata-mata sebagai partisipasi dan memberikan dukungan pada demonstran dan pemerintah lewat dimensi lain dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia," paparnya. Jin yang dikirim semua sudah terlatih dan profesional ada ahli sosial, ahli politik, hukum, keamanan, agama, pengobatan dalan lainnya. Jika ada demonstran yang kesurupan dan atau ilmu hitam untuk menyihir, menyantet dan memberikan guna-guna atau memperkeruh keadaan, maka jin dari pesantren Dzikrus Syifa' siap menghadapinya "Jangan sampai peringatan dan perjuangan ini dikotori penumpang gelap yang bertujuan memprovokasi dan memperkeruh keadaan. Seribu jin semuanya Islam dan siap membantu mengamankan demo besar-besaran hari ini," ujar Muzakkkin. Dia menambahkan, reformasi sudah bergulir sejak 1998, sejak itu desakan melaksanakan demokratisasi dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme sudah bergema di seluruh negeri. Kenyataannya sampai kini penanganan korupsi belum sesuai harapan. Untuk mewujudkan bebas korupsi, hukum harus ditegakkan siapapun apapun jabatannya bila melakukan korupsi harus diadili. Upaya membongkar korupsi oleh lembaga antikorupsi seperti Indonesian Corruption Watch dan lainnya harus didukung demi tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasiladan UUD 1945. "Semoga upaya memberantas korupsi bisa terus berlanjut agar masyarakat lebih sejahtera," katanya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] INSPIRASI
INSPIRASI hidup hanya mengulang kejadian musim dingin merayu angin membelai rindu terbuai siapa? mendung langit malam menjelang lupakan jangan asal persoalan melayang terbang debu membeku tersisa mimpi dalam sebait puisi Heri Latief Amsterdam, 02/12/2009 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]