[wanita-muslimah] SUNNAH-puasa ternyata membuat kekuatan fisik berlipat tujuh
MARHABAN YAA RAMADHAN, Selamat datang Ramadhan, bergembiralah kita dengan setiap datangnya Ramadhan, bulan yang dimuliakan Allah SWT. bagi hamba2nya yang Mukmin. Selamat menjalankan ibadah puasa dan Tarawih berjamaah ... Percayakah anda mengapa Rasulullah SAW, sering sekali melakukan peperangan melawan kaum2 yang ingkar pada Allah SWT. justru di bulan2 Ramadhan ? Perhatikan berbagai perang : Badar ( muslimin 300 orang - Quraiys 1000 orang - Islam menang ) dan Perang Khandak di Madinah. Dan diikuti para sahabat dan para pewaris jihad beliau - seperti perang Qadisiyah dizaman Khalifah Umar bin Khatab ketika pasukan Muslimin 3000 orang harus menghadapi pasukan Persia Penyembah api yang jumlahnya 4 kali lipat - Islam menang ! Dan pasukan Salahuddin Ayyubi ditahun 1187-M merebut kembali Yerusalem padahal pasukan Salib yang dikomandoi Pasukan Templar yang tersohor dengan The Three Musketir itu jauh lebih besar sekali ... Dari sini kita dapat menyimpulkan sbb. Dari perjalanan sejarah tersebut tampak dengan jelas dan nyata bahwa berkah Allah diturunkan kepada hambaNya di bulan Ramadlan, dan dengan usaha yang benar. Setiap usaha akan mendapatkan berkah, dan semakin keras dan sungguh-sungguh maka keberkahan yang diturunkan oleh Allah akan semakin besar. Jika di bulan yang penuh dengan berkah ini diisi dengan jihad nafs, maka keberkahan dari Allah akan turun dengan memberikan ketenangan di dalam hati. Dan jika di bulan yang penuh berkah ini diisi dengan jihadul kuffar, maka Allah akan menurunkan berkah yang lebih besar lagi, berupa tamkin bagi ummat ini. Firman Allah SWT, وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ”Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik. ( QS an-Nur:55) Disimpulkan pula dari suatu hadits tentang puasa - diriwayatkan dari Abu Aufa oleh al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, dan dari Ibnu Mas’ud oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyatul-‘Auliya’ dengan lafal نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, dan do’anya dikabulkan, dan amalnya dilipat gandakan ... Nah dengan kaca mata logika saja hal tersebut dibuktikan ketika peneliti2 Barat mencari tahu ada apa kehebatan puasa itu. Mereka telah menyimpulkan bahwa tubuh manusia ketika tidak berpuasa setelah makan mereka malah menjadi lemah karena sebagian darah dan oksigen terkonsentrasi untuk mengolah makanan dalam perut dan usus ... Ketika berpuasa kalau tidak ada aktivitas ..tiduran, malas2an .. benar akan menjadi tambah lemas dan perut melilit2 ...Tetapi khusus ketika aktivitas ditingkatkan, justru kejadian berbalik, akan bekerja hormon2 tertentu yang mengaktifkan persediaan tubuh sehingga daya fisik seseorang akan berlipat tujh kali .. !!! subhanallahu Allah SWT. menciptakan apapun dan menetapkan apapun tidak ada yang sia-sia .. Tetapi memang kalau kita aktivkan diri kita di Bulan Ramadhan ..hasilnya akan lebih memuaskan, serta kita tak merasa lemah ataupun kelaparan ..karena ternyata makanan kita didalam tubuh akan terbuka sendiri krannya bukan ? Wallahu a'laam bish shawwab / ISMAIL [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] FW: [Sabili] Keajaiban Al Qur'an dan Ilmu Pengetahuan
Keajaiban Al Quran dan Ilmu Pengetahuan Benar kiranya jika Al Quran disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, ternyata ayat-ayat Al Quran yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia. Sebagai contoh ayat di bawah: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? [Al Anbiyaa:30] Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini. Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat Al Quran. Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Quran, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al Quran, 21:33) Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Al Quran, 36:38) Langit yang mengembang (Expanding Universe) Dalam Al Quran, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Al Quran, 51:47) Menurut Al Quran langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini. Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus mengembang. Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Gunung yang Bergerak Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. [QS 27:88] 14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Quran disebutkan gunung itu bergerak. Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara
[wanita-muslimah] Puasa of the day : Masjid Muamar Qaddafy
Masjid Muamar Qaddafy Di Cipambuan, Babakan Madang, Sentul Selatan masuk wilayah Bogor, Jawa Barat; berdiri sebuah masjid yang diprakasai oleh sekelompok jamaah berhimpun doa pimpinan Ustadz Muhammad Arifin Ilham. Permohonan selalu dipanjatkan agar Allah memberi berkah untuk berdirinya sebuah pusat kegiatan dzikir sekaligus pusat da'wah dan ibadah. Allah mendengar doa hambanya, sehingga banyak kemudahan dicurahkan Allah SWT kepada Yayasan Az-Zikra selaku pemrakasa dan pemangku kegiatan da'wah. Pengembang perumahan Bukit Az Zikra berkenan memberikan wakafnya. Sehingga yayasan memperoleh amanah untuk mengelola lahan seluas 5 hektar. 1 hektar diantaranya adalah untuk masjid. Adalah World Islamic Call Society, sebuah organisasi da'wah Islam internasional berpusat di Tripoli-Libya mendukung seluruh kebutuhan dana pembangunannya. Masjid ini juga dilengkapi dengan sarana pendidikan (pesantren). Masjid Muamar Qaddafy dengan luas 12.600m2 memiliki menara setinggi 57 meter yang menyanding tiga lantai bangunan utama. Didominasi warna putih; perlambang jiwa yang bersih dan kesederhanaan. Warna lain muncul secara alamiah. Misal elemen terakota untuk gentingnya, nuansa warna hitam karena elemen batu alam. Masjid ini mempunyai makna sebagai sarana zikir visual. Karena keseluruhan arsitektur menyimpan makna simbolik bagi para pecinta zikir. Mulai dari tujuh lapis lantai; ukuran dasar (module) 3,3 meter; jarak baris antar shaf shalat sebesar 1,1 meter. Replika payung Nabawi yang akan berjumlah 6 merujuk kepada jumlah rukun iman. Daya tampung masjid untuk kegiatan solat sejumlah 2.178 jamaah atau 3.702 untuk jamaah zikir. Jika ruang serbaguna digunakan untuk zikir maka jumlah total jamaah zikir bisa mencapai 10.040 orang. Terdapat tempat wudhu dan toilet dalam jumlah yang banyak dan memadai.- [lm-14] --- l.meilany 200810/10ramadhan1431h [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: Seruan Toleransi dan Pluralisme yang Menyesatkan !
Kalo baca artikel lengkapnya di Time sih justru disebutkan bagaimana ketidak tolerannya orang Islam di Indonesia. Yet.. justru itulah yang menyebabkan banyaknya konversi ke kristen. Mereka takut dengan agama Islam mereka sendiri sehingga berpindah. so sad :( On Aug 20, 2010, at 5:28 AM, Yudi Yuliyadi wrote: Seruan Toleransi dan Pluralisme yang Menyesatkan ! Kalaulah menjalankan syariah Islam yang kaffah (menyeluruh) dianggap hak umat Islam Indonesia yang mayoritas , justru pemerintah yang didukung oleh elit minoritas liberal-sekuler telah menghambat hak utama umat Islam ini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan perlunya toleransi keagamaan sementara meningkatnya seruan kepadanya agar mengambil tindakan tegas terhadap golongan Islam radikal, yang terus menyerang golongan minoritas. Dalam pesan kemerdekaannya, Presiden SBY menekankan perlunya toleransi keagamaan sementara meningkatnya seruan kepadanya agar mengambil tindakan tegas terhadap golongan Islam radikal, yang terus menyerang golongan minoritas. Dalam pidato penting di depan parlemen pada malam menjelang Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Presiden SBY menyerukan kepada rakyat Indonesia agar menghayati kehidupan harmonis sejati dalam masyarakat pluralistis.SBY menghendaki pembangunan kehidupan demokratis dan adil dan menekankan perlunya memelihara dan memperkuat persaudaraan, harmoni dan toleransi sebagai bangsa.(VOA ; Senin, 16 Agustus 2010) Sehari sebelumnya, ribuan orang dari Jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Wahid Institut, dan elemen organisasi masyarakat lain berunjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (15/8). Mereka menagih janji pemerintah tentang kebebasan beragama. Tampak sebuah gerakan yang sistematis belakangan ini yang membangun opini bahwa di Indonesia tidak ada kebebasan beragama, golongan Islam radikal menyerang golongan minoritas, gereja dibakar, gereja dirubuhkan . Opini kemudian disertai dengan pernyataan bahwa pluralism di Indonesia terancam, Pancasila terancam, dan berujung pada NKRI terancam. Siapa yang mengancam ? Kelompok-kelompok Islam radikal yang memperjuangkan syariah. Jelas ada penyesatan politik luar biasa dibalik ini semua. Benarkah di Indonesia tidak ada kebebasan beragama ? Benarkah di Indonesia pembangunan gereja terhambat ? Kenyataannya tidaklah seperti itu. Menurut Kepala Badan Litbang Departemen Agama, Atho Mudzhar pertumbuhan tempat ibadah yang terjadi sejak 1977 hingga 2004 justru meningkat. Pertumbuhan rumah ibadah Kristen justru lebih besar dibandingkan dengan masjid. Rumah ibadah umat Islam, pada periode itu meningkat 64,22 persen, Kristen Protestan 131,38 persen, Kristen Katolik meningkat hingga 152 persen (Republika: 18 Februari 2006) Laporan Majalah Time juga berbicara lain, dalam tulisan yang berjudul Christianity's Surge in Indonesia (http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1982223,00.html) majalah itu menunjukkan gelora peribadahan pemeluk kristen di Indonesia. Banyak yang mengira Indonesia adalah sebuah negeri Muslim, tetapi lihatlah orang-orang ini kata pendeta David Nugroho. Dia membanggakan jemaat gerejanya yang berkembang , sekarang berjumlah 400 orang , naik dari 30 orang saat did _,_.___ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97490425/grpId=47961099/grpspId=1750076179/msgI d=1048/stime=1282273446/nc1=1/nc2=2/nc3=3 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Mengingat Kematian
Mengingat Kematian By: agussyafii Imam Syafii pernah ditanya seseorang, 'Apa itu kematian?' Beliau menjawab, 'kematian itu layaknya tidur yang mendatangi kalian setiap malam. Hanya saja waktunya sangat panjang, tak terbangunkan sampai kiamat. Dalam tidur saja orang bisa bermimpi indah melihat hal yang menyenangkan atau mengerikan maka keadaan gembira atau keadaan sedih ketika tidur. Inilah makna kematian, Maka bersiap-siaplah kalian. Bagi seorang Mukmin kematian adalah keindahan. Ingatlah sesungguhnya kekasih Allah, itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akherat. (QS. Yunus : 62-64). Imam Shiddiq pernah diminta gambaran tentang kematian, beliau menjawab, 'Buat orang yang ingkar, kematian seperti terkena patukan ular atau sengatan kalajengking namun bagi orang yang beriman kematian layaknya seperti mencium parfum terwangi yang dicium, lalu tertidur pulas karena wanginya dan luluhlah seluruh rasa letih dan penatnya.' Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan kepada mereka, 'Salaamun 'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.' (QS. An-Nahl : 32). Teman yang berbahagia, mari dibulan suci Ramadhan ini kita sama-sama mengingat kematian sebab bagi seorang Mukmin mengingat kematian membuat kita bergegas untuk melakukan kebaikan, sebagaimana Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda, 'Barang siapa yang waspada terhadap kematian, niscaya dia akan bergegas melakukan kebaikan.' (HR. Abu Dawud). Wassalam, agussyafii Yuk hadir pada kegiatan 'Indahnya Ramadhan Bersama Amalia (IRMA)', Tadarus, Buka Puasa Bersama Anak2 Amalia, Muhasabah di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV Blok ii, No. 23 Komplek Peruri, Ciledug. pada hari Ahad, tanggal 22 Agustus 2010. Kirimkan dukungan dan partisipasi anda dihttp://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] A revival of Al-Azhar
http://weekly.ahram.org.eg/2010/1012/focus.htm 19 - 25 August 2010 Issue No. 1012 Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875 A revival of Al-Azhar There have been many signs of the revival of Al-Azhar, the Sunni world's most important seat of learning, most recently with the appointment of Sheikh Ahmed El-Tayeb as the institution's rector, writes Hossam Tamam* Click to view caption Sheikh Ahmed El-Tayeb (more photos...) -- The declining impact of the official religious establishment, made up of Al-Azhar and its fatwa and waqf foundation offices, on religious affairs has been the most salient feature of the evolution of religious life in Egypt over the past three decades. Nevertheless, there are strong indications that we have reached a turning point where it is now possible to envision a revival of this institution as a central and effective player in the management and guidance of religious affairs, not only in Egypt but throughout the Islamic world. To speak of the decline of Al-Azhar does not necessarily imply criticism or diminish its importance. This decline stems from many interrelated factors, some connected to developments that have affected religious beliefs themselves and others to the institution itself, as it has functioned within a particular historical context. In general, there has been a strong trend away from institutionalised religion in the world as a whole in structural/hierarchical and spiritual/doctrinal terms, and this has affected the Islamic religious establishment along with others. However, there have of course also been local religious and political circumstances that have worked to reduce the influence of Al-Azhar and contribute to its decline. This process began more than half a century ago, when Al-Azhar was annexed by the modern state. The latter looked on Al-Azhar either as an adversary deserving of having its wings clipped or as a subsidiary branch of government that could be wielded as a religious tool or shield in the service of the state and its political projects. While president Gamal Abdel-Nasser first annexed and began the utilisation of Al-Azhar in this manner following the 1952 Revolution, the co-optation picked up pace under Anwar El-Sadat and moved into higher gear during the later Hosni Mubarak era. Under Nasser, Al-Azhar remained a powerful force in its own right and an active player whose efficacy was linked to that of Egypt as the leader of the Arab nation and a pivotal regional power. Although that role vanished under Sadat, the state continued its process of the annexation and utilisation of Al-Azhar. At the same time, however, it opened the door to new religious actors in the shape of Islamist groups influenced by the powerful surge of Wahabi religious feeling backed by the rising power of Saudi Arabia on the crest of a huge oil boom. It was these ideological newcomers that delivered the most debilitating blow to the religious foundations of Al-Azhar, the ancient and long pre-eminent Sunni religious establishment whose Ashari theological traditions are famously open to multiple views of Islamic law and are tolerant of Sufism. As a result, the real decline of Al-Azhar dates to the early 1970s when it began to lose ideological influence in the face of the Wahabi tide, the clearest expression of which is to be found in the radical Islamist groups. Al-Azhar probably would not have withstood this onslaught for long had it not been for its own institutional strength and the powerful presence of some of its leaders, most notably Sheikh Abdel-Halim Mahmoud who served as grand imam of Al-Azhar from 1973 to his death in 1978 and who was also a prolific writer on Sufism. He was probably the last rector of Al-Azhar to have had a vision of the integration of the exoteric and esoteric aspects of Islam before that of the institution's current rector, Grand Imam Ahmed El-Tayeb. In the 1980s, Al-Azhar's standing and influence began to crumble at an unprecedented rate in the face of the influx of political Islamism into the religious realm. Islamist groups secured a foothold and expanded their influence in this realm, as well as, of course, in the political sphere itself, by questioning the authority and legitimacy of Al-Azhar on the grounds that it was a representative and religious emblem of the regime. As for the regime itself, in the absence of a political project this was forced to expand its annexation and utilisation of the religious establishment in order to counter the mounting influence of the Islamist groups. However, the effect of this was to confirm the propaganda of these groups and to further weaken the legitimacy of Al-Azhar and its ability to lead in the religious domain. One of the effects of the