(3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
Nanya h... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Bung Muiz, Anda sendiri yang mengacaukan. Singkat saja, melilitkan tubuh dengan bom yang meledak (baik dalam perang atau tidak perang) sudah pasti mati, ini namanya bunuh diri. Lina: Hadistnya maa??? (terutama yg dalam perang) ** Memotong tangan dengan pisau (lihat Hadits) dan sengaja membiarkan darahnya mengalir, sudah pasti akan mati - makanya disebut bunuh diri oleh Nabi SAW. Lina: Ini jelas ada hadistnya dan kalo diliat scr tersirat ini orang2 yg frustasi...:-))) ** Jadi, bunuh diri dengan bom (apapun alasannya) adalah terlarang menurut ajaran Islam. Lina: Hadistnya mana???...:-)). Soale kok gak nyambung, tiba2 dibuat kesimpulan. Hadist bunuh diri tsb jelas alasannya frustasi. Makanya jadi gak nyambung hadist bunuh diri frustasi dgn kepatriotan para sahabat. Cari yg selevel aje hadistnye ** Soal para Sahabat yang berperang dengan pedang dan tombak serta siap mati dalam pertempuran, bukanlah bunuh diri. Sebab perang dilakukan dengan strategi yang jitu dan penuh keberanian untuk bertarung face to face dengan musuhnya yang juga menggunakan pedang dan tombak. Lina: Iyeee kalo perangnye pake pedang or tombak bisa face to face. Lah kalo pake bom? tinggal lempar, tinggal pencet tombol...pgmn mo face to face [Eh buat aje perang pake bom yg masing2 dililit ke badan trus suruh face to face...he he...main kedip2pan mata aja dah tinggal wkwkwk, pasti kagak ada istilah bunuh diri dalam hal ini...orang perang kok!!! * Jadi, menganalogikan keberanian para Sahabat r.a. melawan musuh dengan keberanian bunuh diri dg bom adalah suatu yg absurd dan jauh keagungan sejarah Islam. Lina: Harusnya kalimatnya gene biar selevel: Jadi, menganalogikan keberanian para Sahabat r.a. melawan musuh dengan keberanian melilitkan bom ke diri dalam melawan musuh adalah suatu yg... sejarah Islam. wassalam, Lina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz muizof@ wrote: sepertinya bung suryawan mengacaukan pengertian bunuh diri dalam konteks masa damai dan masa perang. 1) di era damai, apapun alasannya bunuh diri adalah terlarang. 2) di era perang maka membunuh atau dibunuh adalah pilihan, dan strategi atau taktik dalam berperang adalah beragam, istisyhadi atau gerakan mati syahid adalah juga bagian dari taktik perang. Di zaman perang Dunia II, jepang memiliki pasukan elite yang disebut kamikaze, pasukan ini bergerak amat efektif dan amat ditakuti dan disegani pasukan sekutu terutama USA, Kapal induk USA cukup efektif dihancurkan dengan cara pesawat tempur jepang dengan berbagai manuver ditabrakkan langsung menuju sasaran sambil membawa bom dengan kekuatan penuh, tentunya dipastikan sang pilot beserta awaknya ikutan tewas alias mati, dan ini disadari betul oleh pasukan elite ini. Di zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar dalam berbagai event perang, juga ada pasukan elite yang siap mati syahid kapan saja di bawah komando Khalid bin walid yang berfungsi sebagai pembuka serangan juga rada mirip dengan pasukan kamikaze ala jepang, menurut saya ide khalid bin walid lebih original karena secara historis lebih duluan dibanding aksi kamikaze Jepang dalam perang dunia II. Ada riwayat ketika pasukan Khalifah Abubakar dalam perang menumpas nabi palsu, ketika pasukan muslim kesulitan menembus benteng musuh yang kokoh, pintu gerbangnya sulit didobrak, pasukan khalid bin walid mengambil inisiatif dengan cara menyusupkan salah satu anggotanya melalui cara melontarkan menggunakan semacam ketepel dengan bahan orang sebagai pelontarnya, wal hasil orang tsb berhasil masuk ke benteng dan berhasil membuka pintu gerbang dari dalam, menurut riwayat orang tsb tidak meninggal hanya cedera berat yaitu kakinya patah (padahal siap mati syahid). Berkat pasukan elit khalid bin walid inilah, pintu gerbang berhasil dibuka dari dalam, benteng berhasil ditaklukkan dan sang nabi palsu ditemukan mati bunuh diri. Sepertinya (menurut saya) cara yang ditempuh pasukan elite khalid bin walid inilah yang ditiru pasukan palestina yang kesulitan menembus kecanggihan tentara israel dengan nama bom istisyhadi. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri, apapun istilahnya, adalah BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah perbuatan terlarang menurut ajaran Islam. Dalam al-Qur'an Karim dinyatakan: ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka ... (4:30) Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah syariat yang berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa
Bls: (3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
Bung Suryawan, Justru saya membedakan alias tidak merancukan, bahwa dalam perang itu ada banyak strategi. Kamikaze ala jepang adalah amat efektif dan efisien daya destruktifnya, satu mati tetapi membinasakan banyak musuh. Pada zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar memang belum ditemukan bom peledak, tetapi pasukan elite Khalid bin Walid yang mendobrak musuh dengan cara solo run (misalnya memanjat benteng dengan dilindungi pasukan panah atau melontarkan manusia sebagai bahan pelontar menggunakan ketepel) adalah contoh yang tidak jauh beda dengan kamikaze ala Jepang atau bom bunuh diri ala bom syahid palestina. Coba lihat contoh bunuh diri yang anda uraikan (posting) yang dicela Nabi Muhammad adalah contoh yang sepenuhnya di era atau situasi damai. Bagaimana dengan bom bunuh diri di era perang ??, kalau Anda berpendapat sama saja baik di situasi damai maupun situasi perang ya di sinilah letak perbedaannya. Kalau Anda merasa benar it is Ok wallahu a'lam Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 4/6/10, ma_suryawan ma_surya...@yahoo.com menulis: Dari: ma_suryawan ma_surya...@yahoo.com Judul: (3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 4 Juni, 2010, 12:16 AM Bung Muiz, Anda sendiri yang mengacaukan. Singkat saja, melilitkan tubuh dengan bom yang meledak (baik dalam perang atau tidak perang) sudah pasti mati, ini namanya bunuh diri. Memotong tangan dengan pisau (lihat Hadits) dan sengaja membiarkan darahnya mengalir, sudah pasti akan mati - makanya disebut bunuh diri oleh Nabi SAW. Jadi, bunuh diri dengan bom (apapun alasannya) adalah terlarang menurut ajaran Islam. Soal para Sahabat yang berperang dengan pedang dan tombak serta siap mati dalam pertempuran, bukanlah bunuh diri. Sebab perang dilakukan dengan strategi yang jitu dan penuh keberanian untuk bertarung face to face dengan musuhnya yang juga menggunakan pedang dan tombak. Jadi, menganalogikan keberanian para Sahabat r.a. melawan musuh dengan keberanian bunuh diri dg bom adalah suatu yg absurd dan jauh keagungan sejarah Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote: sepertinya bung suryawan mengacaukan pengertian bunuh diri dalam konteks masa damai dan masa perang. 1) di era damai, apapun alasannya bunuh diri adalah terlarang. 2) di era perang maka membunuh atau dibunuh adalah pilihan, dan strategi atau taktik dalam berperang adalah beragam, istisyhadi atau gerakan mati syahid adalah juga bagian dari taktik perang. Di zaman perang Dunia II, jepang memiliki pasukan elite yang disebut kamikaze, pasukan ini bergerak amat efektif dan amat ditakuti dan disegani pasukan sekutu terutama USA, Kapal induk USA cukup efektif dihancurkan dengan cara pesawat tempur jepang dengan berbagai manuver ditabrakkan langsung menuju sasaran sambil membawa bom dengan kekuatan penuh, tentunya dipastikan sang pilot beserta awaknya ikutan tewas alias mati, dan ini disadari betul oleh pasukan elite ini. Di zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar dalam berbagai event perang, juga ada pasukan elite yang siap mati syahid kapan saja di bawah komando Khalid bin walid yang berfungsi sebagai pembuka serangan juga rada mirip dengan pasukan kamikaze ala jepang, menurut saya ide khalid bin walid lebih original karena secara historis lebih duluan dibanding aksi kamikaze Jepang dalam perang dunia II. Ada riwayat ketika pasukan Khalifah Abubakar dalam perang menumpas nabi palsu, ketika pasukan muslim kesulitan menembus benteng musuh yang kokoh, pintu gerbangnya sulit didobrak, pasukan khalid bin walid mengambil inisiatif dengan cara menyusupkan salah satu anggotanya melalui cara melontarkan menggunakan semacam ketepel dengan bahan orang sebagai pelontarnya, wal hasil orang tsb berhasil masuk ke benteng dan berhasil membuka pintu gerbang dari dalam, menurut riwayat orang tsb tidak meninggal hanya cedera berat yaitu kakinya patah (padahal siap mati syahid). Berkat pasukan elit khalid bin walid inilah, pintu gerbang berhasil dibuka dari dalam, benteng berhasil ditaklukkan dan sang nabi palsu ditemukan mati bunuh diri. Sepertinya (menurut saya) cara yang ditempuh pasukan elite khalid bin walid inilah yang ditiru pasukan palestina yang kesulitan menembus kecanggihan tentara israel dengan nama bom istisyhadi. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri, apapun istilahnya, adalah BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah perbuatan terlarang menurut ajaran Islam. Dalam al-Qur'an Karim dinyatakan: ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan
(3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
Bung Muiz, Anda sendiri yang mengacaukan. Singkat saja, melilitkan tubuh dengan bom yang meledak (baik dalam perang atau tidak perang) sudah pasti mati, ini namanya bunuh diri. Memotong tangan dengan pisau (lihat Hadits) dan sengaja membiarkan darahnya mengalir, sudah pasti akan mati - makanya disebut bunuh diri oleh Nabi SAW. Jadi, bunuh diri dengan bom (apapun alasannya) adalah terlarang menurut ajaran Islam. Soal para Sahabat yang berperang dengan pedang dan tombak serta siap mati dalam pertempuran, bukanlah bunuh diri. Sebab perang dilakukan dengan strategi yang jitu dan penuh keberanian untuk bertarung face to face dengan musuhnya yang juga menggunakan pedang dan tombak. Jadi, menganalogikan keberanian para Sahabat r.a. melawan musuh dengan keberanian bunuh diri dg bom adalah suatu yg absurd dan jauh keagungan sejarah Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote: sepertinya bung suryawan mengacaukan pengertian bunuh diri dalam konteks masa damai dan masa perang. 1) di era damai, apapun alasannya bunuh diri adalah terlarang. 2) di era perang maka membunuh atau dibunuh adalah pilihan, dan strategi atau taktik dalam berperang adalah beragam, istisyhadi atau gerakan mati syahid adalah juga bagian dari taktik perang. Di zaman perang Dunia II, jepang memiliki pasukan elite yang disebut kamikaze, pasukan ini bergerak amat efektif dan amat ditakuti dan disegani pasukan sekutu terutama USA, Kapal induk USA cukup efektif dihancurkan dengan cara pesawat tempur jepang dengan berbagai manuver ditabrakkan langsung menuju sasaran sambil membawa bom dengan kekuatan penuh, tentunya dipastikan sang pilot beserta awaknya ikutan tewas alias mati, dan ini disadari betul oleh pasukan elite ini. Di zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar dalam berbagai event perang, juga ada pasukan elite yang siap mati syahid kapan saja di bawah komando Khalid bin walid yang berfungsi sebagai pembuka serangan juga rada mirip dengan pasukan kamikaze ala jepang, menurut saya ide khalid bin walid lebih original karena secara historis lebih duluan dibanding aksi kamikaze Jepang dalam perang dunia II. Ada riwayat ketika pasukan Khalifah Abubakar dalam perang menumpas nabi palsu, ketika pasukan muslim kesulitan menembus benteng musuh yang kokoh, pintu gerbangnya sulit didobrak, pasukan khalid bin walid mengambil inisiatif dengan cara menyusupkan salah satu anggotanya melalui cara melontarkan menggunakan semacam ketepel dengan bahan orang sebagai pelontarnya, wal hasil orang tsb berhasil masuk ke benteng dan berhasil membuka pintu gerbang dari dalam, menurut riwayat orang tsb tidak meninggal hanya cedera berat yaitu kakinya patah (padahal siap mati syahid). Berkat pasukan elit khalid bin walid inilah, pintu gerbang berhasil dibuka dari dalam, benteng berhasil ditaklukkan dan sang nabi palsu ditemukan mati bunuh diri. Sepertinya (menurut saya) cara yang ditempuh pasukan elite khalid bin walid inilah yang ditiru pasukan palestina yang kesulitan menembus kecanggihan tentara israel dengan nama bom istisyhadi. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri, apapun istilahnya, adalah BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah perbuatan terlarang menurut ajaran Islam. Dalam al-Qur'an Karim dinyatakan: ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka ... (4:30) Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah syariat yang berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa para tipikal kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah sibuk mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan bom adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para tipikal kyai/mullah/ulama itu sebagai bom syahid? Karena mati syahid itu tidak ditempatkan di neraka, tetapi di surga. Sekarang mari kita lihat, apakah kriteria mati syahid itu termasuk mati karena (bom) BUNUH DIRI? Ternyata TIDAK! Mati karena bunuh diri bukanlah mati syahid. Hadhrat Sayyidina Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda: Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu Kuharamkan sorga atasnya. (Riwayat Bukhari, dan Muslim) Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka jahanam untuk
(3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri, apapun istilahnya, adalah BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah perbuatan terlarang menurut ajaran Islam. Dalam al-Qur'an Karim dinyatakan: ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka ... (4:30) Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah syariat yang berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa para tipikal kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah sibuk mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan bom adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para tipikal kyai/mullah/ulama itu sebagai bom syahid? Karena mati syahid itu tidak ditempatkan di neraka, tetapi di surga. Sekarang mari kita lihat, apakah kriteria mati syahid itu termasuk mati karena (bom) BUNUH DIRI? Ternyata TIDAK! Mati karena bunuh diri bukanlah mati syahid. Hadhrat Sayyidina Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda: Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu Kuharamkan sorga atasnya. (Riwayat Bukhari, dan Muslim) Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka jahanam untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan alat tajam, maka alat tajamnya itu di tangannya akan menusuk dia di neraka jahanam untuk selama-lamanya.(Riwayat Bukhari dan Muslim) Jelas, dalam ajaran Islam (Al-Qur'an dan Kanjeng Rasulullah s.a.w.) sejati melarang orang melakukan bunuh diri, namun sekarang sungguh ironis dan mengerikan karena para tipikal kyai/ulama/mullah malah sibuk mempropagandakan dan mengajarkan ajaran mereka yang di klaim sebagai ajaran Islam, yaitu aksi bunuh diri dengan bom dikatakan sebagai aksi bom syahid. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, June 01, 2010 16:01 Subject: Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel Bagaimana dengan pembunuh bom bunuh diri yang meledakkan diri di tengah pasar, kerumunan orang, menggunakan wanita anak-anak? Di daerah damai lagi? Apakah itu awal dari kesudahan mereka? HMNA:(3/5) Bom bunuh diri yang meledakkan diri di tengah pasar, kerumunan orang, menggunakan wanita anak-anak itu punya dua kesalahan: 1. Meledakkan dirinya dengan bom bunuh diri 2. Meledakkan dirinya di tengah pasar, kerumunan orang, wanita anak-anak Silakan simak di bawah dengan kepala dingin ** Fatwa Bom Syahid Dari Para Ulama Ahlus Sunnah for everyone Dikumpulkan oleh: Farid Nu'man Berikut ini akan saya kumpulkan fatwa-fatwa ulama dunia tentang bom syahid, yang ternyata merupakan pandangan jumhur (mayoritas) ulama, bahwa mereka memperbolehkannya. Hanya sedikit ulama(?) yang menyebutnya itu adalah bom bunuh diri. Sayangnya fatwa-fatwa Ulama Ahlus Sunnah ini nampaknya juga tidak dihargai bahkan dilecehkan oleh kalangan reaksioner yang bermulut tajam, seperti dalam YOUTUBE. Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid Di suatu sore hari, pada tahun 1400 H, pada saat Syaikh Abdullah bin Humaid rahimahullahu Ta'ala -mantan Hakim Agung di Makkah Al-Mukarramah- sedang memberikan ceramah di samping pintu masuk ke sumur Zamzam di dekat Ka'bah Al-Musyarrafah, ada seseorang yang bertanya tentang hukum aksi bom syahid. Orang tersebut berkata, Wahai Syaikh yang mulia, apakah hukumnya dalam Islam jika ada seorang muslim yang mengenakan seperangkat peledak, kemudian dia menyusup ke dalam sekumpulan musuh kaum muslimin dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh sebanyak mungkin dari musuh tersebut? Syaikh menjawab, Alhamdulillah, sesungguhnya aksi individu seorang muslim yang membawa seperangkat bahan peledak, kemudian dia menyusup ke dalam barisan musuh dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh musuh sebanyak mungkin dan dia sadar bahwa dia adalah orang yang pertama kali terbunuh; saya katakan; bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah termasuk bentuk jihad yang disyariatkan. Dan, insya Allah orang tersebut mati syahid. (Dikutip dari Al-'Amaliyyat Al-Istiyhadiyyah fi Al-Mizan Al-Fiqhiy/DR. Nawaf Hail Takruri/hlm 101-102/penerbit Dar Al-Fikr, Beirut/Cetakan kedua edisi revisi/1997 M
(3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
sepertinya bung suryawan mengacaukan pengertian bunuh diri dalam konteks masa damai dan masa perang. 1) di era damai, apapun alasannya bunuh diri adalah terlarang. 2) di era perang maka membunuh atau dibunuh adalah pilihan, dan strategi atau taktik dalam berperang adalah beragam, istisyhadi atau gerakan mati syahid adalah juga bagian dari taktik perang. Di zaman perang Dunia II, jepang memiliki pasukan elite yang disebut kamikaze, pasukan ini bergerak amat efektif dan amat ditakuti dan disegani pasukan sekutu terutama USA, Kapal induk USA cukup efektif dihancurkan dengan cara pesawat tempur jepang dengan berbagai manuver ditabrakkan langsung menuju sasaran sambil membawa bom dengan kekuatan penuh, tentunya dipastikan sang pilot beserta awaknya ikutan tewas alias mati, dan ini disadari betul oleh pasukan elite ini. Di zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar dalam berbagai event perang, juga ada pasukan elite yang siap mati syahid kapan saja di bawah komando Khalid bin walid yang berfungsi sebagai pembuka serangan juga rada mirip dengan pasukan kamikaze ala jepang, menurut saya ide khalid bin walid lebih original karena secara historis lebih duluan dibanding aksi kamikaze Jepang dalam perang dunia II. Ada riwayat ketika pasukan Khalifah Abubakar dalam perang menumpas nabi palsu, ketika pasukan muslim kesulitan menembus benteng musuh yang kokoh, pintu gerbangnya sulit didobrak, pasukan khalid bin walid mengambil inisiatif dengan cara menyusupkan salah satu anggotanya melalui cara melontarkan menggunakan semacam ketepel dengan bahan orang sebagai pelontarnya, wal hasil orang tsb berhasil masuk ke benteng dan berhasil membuka pintu gerbang dari dalam, menurut riwayat orang tsb tidak meninggal hanya cedera berat yaitu kakinya patah (padahal siap mati syahid). Berkat pasukan elit khalid bin walid inilah, pintu gerbang berhasil dibuka dari dalam, benteng berhasil ditaklukkan dan sang nabi palsu ditemukan mati bunuh diri. Sepertinya (menurut saya) cara yang ditempuh pasukan elite khalid bin walid inilah yang ditiru pasukan palestina yang kesulitan menembus kecanggihan tentara israel dengan nama bom istisyhadi. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri, apapun istilahnya, adalah BUNUH DIRI. Bunuh diri adalah perbuatan terlarang menurut ajaran Islam. Dalam al-Qur'an Karim dinyatakan: ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka ... (4:30) Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah syariat yang berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa para tipikal kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah sibuk mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan bom adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para tipikal kyai/mullah/ulama itu sebagai bom syahid? Karena mati syahid itu tidak ditempatkan di neraka, tetapi di surga. Sekarang mari kita lihat, apakah kriteria mati syahid itu termasuk mati karena (bom) BUNUH DIRI? Ternyata TIDAK! Mati karena bunuh diri bukanlah mati syahid. Hadhrat Sayyidina Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda: Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu Kuharamkan sorga atasnya. (Riwayat Bukhari, dan Muslim) Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka jahanam untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan alat tajam, maka alat tajamnya itu di tangannya akan menusuk dia di neraka jahanam untuk selama-lamanya.(Riwayat Bukhari dan Muslim) Jelas, dalam ajaran Islam (Al-Qur'an dan Kanjeng Rasulullah s.a.w.) sejati melarang orang melakukan bunuh diri, namun sekarang sungguh ironis dan mengerikan karena para tipikal kyai/ulama/mullah malah sibuk mempropagandakan dan mengajarkan ajaran mereka yang di klaim sebagai ajaran Islam, yaitu aksi bunuh diri dengan bom dikatakan sebagai aksi bom syahid. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setijadi@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, June 01, 2010 16:01 Subject: Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel Bagaimana dengan pembunuh bom bunuh diri yang meledakkan diri di tengah pasar, kerumunan
Re: (3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
- Original Message - From: Abdul Muiz mui...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 03, 2010 03:45 Subject: (3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel sepertinya bung suryawan mengacaukan pengertian bunuh diri dalam konteks masa damai dan masa perang. 1) di era damai, apapun alasannya bunuh diri adalah terlarang. 2) di era perang maka membunuh atau dibunuh adalah pilihan, dan strategi atau taktik dalam berperang adalah beragam, istisyhadi atau gerakan mati syahid adalah juga bagian dari taktik perang. Di zaman perang Dunia II, jepang memiliki pasukan elite yang disebut kamikaze, pasukan ini bergerak amat efektif dan amat ditakuti dan disegani pasukan sekutu terutama USA, Kapal induk USA cukup efektif dihancurkan dengan cara pesawat tempur jepang dengan berbagai manuver ditabrakkan langsung menuju sasaran sambil membawa bom dengan kekuatan penuh, tentunya dipastikan sang pilot beserta awaknya ikutan tewas alias mati, dan ini disadari betul oleh pasukan elite ini. Di zaman Nabi Muhammad dan Khalifah Abubakar dalam berbagai event perang, juga ada pasukan elite yang siap mati syahid kapan saja di bawah komando Khalid bin walid yang berfungsi sebagai pembuka serangan juga rada mirip dengan pasukan kamikaze ala jepang, menurut saya ide khalid bin walid lebih original karena secara historis lebih duluan dibanding aksi kamikaze Jepang dalam perang dunia II. Ada riwayat ketika pasukan Khalifah Abubakar dalam perang menumpas nabi palsu, ketika pasukan muslim kesulitan menembus benteng musuh yang kokoh, pintu gerbangnya sulit didobrak, pasukan khalid bin walid mengambil inisiatif dengan cara menyusupkan salah satu anggotanya melalui cara melontarkan menggunakan semacam ketepel dengan bahan orang sebagai pelontarnya, wal hasil orang tsb berhasil masuk ke benteng dan berhasil membuka pintu gerbang dari dalam, menurut riwayat orang tsb tidak meninggal hanya cedera berat yaitu kakinya patah (padahal siap mati syahid). Berkat pasukan elit khalid bin walid inilah, pintu gerbang berhasil dibuka dari dalam, benteng berhasil ditaklukkan dan sang nabi palsu ditemukan mati bunuh diri. Sepertinya (menurut saya) cara yang ditempuh pasukan elite khalid bin walid inilah yang ditiru pasukan palestina yang kesulitan menembus kecanggihan tentara israel dengan nama bom istisyhadi. Wassalam Abdul Mu'iz * HMNA: Saya tambahkan:. Seorang mujahid patriot bangsa yang lahir di Surabaya pada tanggai 3 Oktober 1920, dengan nama Sutomo dan dikenal oleh bangsa ini sebagal Bung Tomo. Sebagai mujahid tak henti-hentinya terus memikirkan nasib bangsa. Bung Tomo khawatir jika tak ada generasi penerus mujahidin yang berjiwa patriot, maka bangsa Indonesia akan hancur dan tentu akan kembali dijajah dalam bentuk lain. Jiwa patriot yang tertanam dalam dada Bung Tomo, adalah jiwa patriot yang lahir dari kekuatan iman seorang Muslim. Bung Tomo meyakini bahwa berjuang dengan niat ikhlas membela kemerdekaan serta kedaulatan bangsa atas nama Allah, maka tak ada satu pun kerugian yang ia dapatkan. Untuk itulah, saat pemerintah waktu itu dianggap terlalu lambat dalam menghadapi pergerakan Belanda yang membonceng sekutu, Bung Tomo bersama rakyat melahirkan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRl) dan sejak 12 Oktober 1948 ia menjadi pucuk pimpinan di BPRI. Sebagal pejuang yang lahir dari kepanduan, ia telah dibekali pemahaman serta pengajaran agama yang matang. Bung Tomo, memegang teguh prinsip bahwa seorang pandu dan pejuang bangsa dirinya harus suci dalam perkataan atau pun perbuatan. Bekal inilah yang menjadi pondasi dasar dalam setiap pergerakan perjuangannya, sehingga pekikan Allahu Akbar yang selalu terdengar dalam menyemangati perlawanan pemuda dan rakyat memiliki kekuatan sangat besar dan tak tertandingi. Kalimah Allahu Akbar, serta semboyan merdeka atau mati syahid, merupakan semboyan yang sangat akrab diteriakkan melalui corong radio. Saat itu hanya dua orang besar yang mampu mengobarkan semangat perlawanan melalui pidato-pidato perjuangan, Bung Tomo dan Bung Karno. Kisah-kisah perjuangan yang sangat menarik banyak lahir dalam setiap kali terjadi aksi pertempuran, dan ini bukti dan pertolongan Allah kepada para tentaranya yang rela mengorbankan jiwa dan hartanya demi menegakkan nilai-niIai kebenaran. Sebagaimana yang dialami Bung Tomo dalam satu perang gerilya, bersama pasukannya saat sudah tak bisa lagi berbuat apa-apa karena pesawat Belanda ketika itu telah mengepung dari atas dan tak ada lagi tempat berlindung. Namun atas kebesaran dan kekuasaan Allah, gumpalan awan menutupi Bung Tomo beserta pasukannya yang berada dalam sasaran tembak pesawat-peswat tempur Belanda. lnilah yang semakin mengokohkan jiwa perlawanan Bung Tomo. Semangat jihadnya terus meningkat, dan ia tanamkan kepada teman-teman sepenjuangannya. Termasuk
(3/5) Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid = Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel
- Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, June 01, 2010 16:01 Subject: Re: [wanita-muslimah] Serangan pada Armada Kemanusiaan Awal Kesudahan Israel Bagaimana dengan pembunuh bom bunuh diri yang meledakkan diri di tengah pasar, kerumunan orang, menggunakan wanita anak-anak? Di daerah damai lagi? Apakah itu awal dari kesudahan mereka? HMNA:(3/5) Bom bunuh diri yang meledakkan diri di tengah pasar, kerumunan orang, menggunakan wanita anak-anak itu punya dua kesalahan: 1. Meledakkan dirinya dengan bom bunuh diri 2. Meledakkan dirinya di tengah pasar, kerumunan orang, wanita anak-anak Silakan simak di bawah dengan kepala dingin ** Fatwa Bom Syahid Dari Para Ulama Ahlus Sunnah for everyone Dikumpulkan oleh: Farid Nu'man Berikut ini akan saya kumpulkan fatwa-fatwa ulama dunia tentang bom syahid, yang ternyata merupakan pandangan jumhur (mayoritas) ulama, bahwa mereka memperbolehkannya. Hanya sedikit ulama(?) yang menyebutnya itu adalah bom bunuh diri. Sayangnya fatwa-fatwa Ulama Ahlus Sunnah ini nampaknya juga tidak dihargai bahkan dilecehkan oleh kalangan reaksioner yang bermulut tajam, seperti dalam YOUTUBE. Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid Di suatu sore hari, pada tahun 1400 H, pada saat Syaikh Abdullah bin Humaid rahimahullahu Ta'ala -mantan Hakim Agung di Makkah Al-Mukarramah- sedang memberikan ceramah di samping pintu masuk ke sumur Zamzam di dekat Ka'bah Al-Musyarrafah, ada seseorang yang bertanya tentang hukum aksi bom syahid. Orang tersebut berkata, Wahai Syaikh yang mulia, apakah hukumnya dalam Islam jika ada seorang muslim yang mengenakan seperangkat peledak, kemudian dia menyusup ke dalam sekumpulan musuh kaum muslimin dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh sebanyak mungkin dari musuh tersebut? Syaikh menjawab, Alhamdulillah, sesungguhnya aksi individu seorang muslim yang membawa seperangkat bahan peledak, kemudian dia menyusup ke dalam barisan musuh dan meledakkan dirinya dengan maksud untuk membunuh musuh sebanyak mungkin dan dia sadar bahwa dia adalah orang yang pertama kali terbunuh; saya katakan; bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah termasuk bentuk jihad yang disyariatkan. Dan, insya Allah orang tersebut mati syahid. (Dikutip dari Al-'Amaliyyat Al-Istiyhadiyyah fi Al-Mizan Al-Fiqhiy/DR. Nawaf Hail Takruri/hlm 101-102/penerbit Dar Al-Fikr, Beirut/Cetakan kedua edisi revisi/1997 M -1417 H.) http://salafiharoki.wordpress.com/2008/01/26/fatwa-syaikh-abdullah-bin-humaid-tentang-bomb-syahid-2/ [Non-text portions of this message have been removed]